Semnas XVIII-Penentuan Lokasi Kantor Perwakilan

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
ANALISIS STRATEGI PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
(STUDI KASUS PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN
JALAN TOL PANDAAN-MALANG DAN PEMBANGUNAN
BENDUNGAN TUGU)
Diah Rahmawati1), Ria A. A. Soemitro2), Soemino2)
Program Magister Manajemen Aset Infrastruktur, Jurusan Teknik Sipil, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,
email : [email protected]
2)
Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo
Surabaya
1)
ABSTRAK
Pembangunan Indonesia menghadapi tantangan berupa ketersediaan infrastruktur yang
kurang memadai. Pembangunan infrastruktur membutuhkan tanah dalam jumlah yang
signifikan sehingga diperlukan pengadaan tanah. Pada kenyataannya penyelenggaraan
pengadaan tanah sering mengalami kendala yang memperlambat waktu pelaksanaan
pengadaan tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun suatu strategi yang dapat
digunakan untuk mengoptimalkan pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum
pada kedua daerah studi kasus. Analisa SWOT digunakan untuk menganalisa faktor eksternal
dan internal pelaksanaan pengadaan tanah, sedangkan QSPM digunakan untuk pengambilan
strategi yang paling optimal. Berdasarkan hasil analisa peluang dan ancaman serta kekuatan
dan kelemahan dalam pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol PandaanMalang maka diperoleh strategi untuk mengoptimalkan pendekatan terhadap masyarakat
dengan dukungan SDM yang berpengalaman karena strategi ini dapat mengatasi
permasalahan dominan yang berasal dari masyarakat berupa adanya kurangnya dukungan dari
masyarakat. Sedangkan strategi yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pengadaan tanah
untuk pembangunan Bendungan Tugu adalah dengan mengoptimalkan peran panitia dalam
pelaksanaan pengadaan tanah dan memanfaatkan dukungan masyarakat untuk mempercepat
proses pengadaan tanah. Peranan panitia pelaksanaan pengadaan tanah yang didukung penuh
oleh dukungan masyarakat dapat mempercepat pelaksanaan pengadaan tanah sehingga
pembangunan infrastuktur dapat segera direalisasikan.
Kata kunci : Pengadaan tanah, pembangunan infrastruktur, strategi, SWOT, QSPM
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi kekayaan sumber daya alam yang
sedang menghadapi tantangan dalam pembangunan ke depan. Tantangan yang dihadapi saat
ini adalah masih rendahnya ketersediaan infrastruktur yang dapat meningkatkan konektifitas
antar wilayah sehingga dapat mendorong dan mendukung aktifitas perekonomian serta masih
kurangnya ketersediaan infrastruktur keairan yang dapat mendukung program swasembada
pangan dan program pemenuhan kebutuhan air bersih. Pembangunan berbagai infrastruktur
tersebut memerlukan tanah yang tidak sedikit jumlahnya.
ISBN: 978-602-70604-2-5
B-4-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Adapun tanah merupakan sumber daya alam yang sifatnya terbatas, dan tidak pernah
bertambah luasnya. Esensi tanah secara fisik merupakan bagian paling luar dari bumi yang
terlihat sebagai permukaan daratan yang memiliki keunikan dalam arti ruang yaitu
(Sadyohutomo, 2008) dari segi peletakan yang tetap dan tidak dapat dipindahkan, luasan
yang relatif tidak mengalami perubahan, memiliki peranan pada kehidupan manusia dalam
dimensi yang kompleks sekaligus menjadi salah satu syarat berdaulatnya suatu negara dan
merupakan suatu alat pemersatu bangsa. Tanah yang tersedia saat ini sudah banyak yang
dilekati dengan hak (tanah hak), sedangkan tanah yang dimiliki oleh negara sudah sangat
terbatas persediaannya. Hal ini menyebabkan pelaksanaan di lapangan sering mengalami
masalah yang memerlukan waktu lama untuk proses penyelesaiannya. Selain itu tanah
merupakan hal penting dalam kehidupan manusia dimana di atasnya manusia tinggal dan
mencari nafkah. Peranan dan fungsi tanah dalam kehidupan manusia meliputi aspek ekonomi,
aspek politik dan hukum serta aspek sosial (Sutedi, 2007). Dalam banyak hal pengadaan tanah
berpengaruh terhadap stabilitas masyarakat sehingga dalam pelaksanaan di lapangan sering
terjadi ketegangan dengan masyarakat.
Pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum telah diatur dalam
Undang-undang Republik Indonesia (UU) nomor 2 tahun 2012 dan Peraturan Presiden
(Perpres) nomor 71 tahun 2012 tentang penyelenggaraan pengadaan tanah bagi pembangunan
untuk kepentingan umum serta Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) nomor 5
tahun 2012 tentang petunjuk teknis pelaksanaan pengadaan tanah. Peraturan tersebut sebagai
pengganti peraturan lama yaitu Perpres nomor 65 tahun 2006 sebagai perubahan atas Perpres
nomor 36 tahun 2005 dan Peraturan Kepala BPN nomor 3 tahun 2007 tentang ketentuan
pelaksanaan Perpres nomor 36 tahun 2005. Undang-undang tersebut diharapkan dapat
mempercepat proses pembangunan di bidang infrastruktur dan dapat menjawab
permasalahan-permasalahan di lapangan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui
pembangunan infrastruktur yang lebih baik.
Pembangunan Tol Pandaan – Malang merupakan salah satu proyek prioritas dalam 33
proyek Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dalam dokumen Masterplan Percepatan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Tol Pandaan – Malang akan melintasi
34 desa/ kelurahan dan 7 kecamatan pada 3 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Pasuruan,
Kabupaten Malang dan Kota Malang dan memerlukan total pembebasan tanah seluas 364,4
ha. Sedangkan Bendungan Tugu dibangun sebagai bagian infrastruktur yang direncanakan
sebagai fasilitas yang bermanfaat untuk penyediaan air Daerah Irigasi Ngasinan seluas 1.200
Ha dan air baku sebesar 400 liter/detik. Sosialisasi pembebasan tanah telah dilakukan sejak
2012 sedangkan proses peletakan batu pertama telah dilaksanakan pada awal tahun 2014
dengan masih menyisakan permasalahan pembebasan tanah seluas 14 hektare dari luas total
42 hektare yang berada di perbatasan Kabupaten Trenggalek dan Ponorogo, khususnya di
Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu
Para penulis sebelumnya telah menulis tentang penentuan strategi pengadaan lahan
dengan menggunakan metode SWOT pada satu daerah kajian yang memperhatikan faktor
eksternal dan internal yang mempengaruhi jalannya pelaksanaan pengadaan tanah dengan
tidak membandingkan 2 (dua) kegiatan pengadaan tanah yang bertujuan untuk pembangunan
infrastruktur yang berbeda. Selain itu kajian tentang pengadaan tanah lebih banyak dilakukan
dengan metode deskriptif maupun pendekatan secara yuridis dan jarang yang menggunakan
pendekatan komparasi.
Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh strategi yang optimal dalam pelaksanaan pengadaan tanah dengan
mengambil studi kasus pada pembebasan tanah untuk pembangunan jalan tol PandaanMalang dan pembangunan Bendungan Tugu sehingga pelaksanaan pengadaan tanah dapat
ISBN: 978-602-70604-2-5
B-4-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
berjalan tepat waktu sehingga infrastruktur yang direncanakan dapat segera direalisasikan dan
dinikmati manfaatnya.
METODE
Penelitian ini dilakukan secara garis besar terdiri atas tiga tahap, yaitu penelitian
pendahuluan, penentuan serta analisis faktor internal maupun eksternal serta analisis strategi
sebagai wujud pengambilan keputusan untuk mengoptimalkan pelaksanaan pengadaan tanah
untuk kepentingan umum. Tahap penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi
pelaksanaan di lapangan sehingga diperoleh faktor-faktor yang berpengaruh dalam pelaksanan
pengadaan tanah pada masing-masing studi kasus.
Analisis faktor eksternal dan internal
Tahapan pengumpulan data digunakan untuk meringkas informasi yang diperoleh
baik dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Data tersebut kemudian disusun
dalam suatu matrik evaluasi faktor eksternal dan matrik evaluasi faktor internal. Matrik
evaluasi faktor eksternal digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi peluang dan ancaman
sehingga dapat diketahui faktor-faktor eksternal utama yang mempengaruhi kegiatan.
Sedangkan matrik evaluasi faktor internal digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan utama.
Dalam perencanaan strategis diperlukan suatu metode analisi agar tujuan dapat
dicapai. Penelitian ini memanfaatkan analisis SWOT pada tahap analisis/ tahap pencocokan.
Menurut Rangkuti (2001) dalam (Kodoatie, 2005) SWOT merupakan suatu alat yang
digunakan untuk analisis kualitatif yang didasarkan pada logika yang dapat meaksimalkan
kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) sekaligus secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). SWOT merupakan singkatan
dari Strengts Weaknesses Opportunities and Threats. Metode ini membandingkan antara
faktor eksternal yang terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor
internal yang terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses).
BERBAGAI
PELUANG
3. Mendukung strategi turnaround
1. Mendukung strategi
agresif
KELEMAHAN
INTERNAL
KEKUATAN
INTERNAL
4. Mendukung strategi
defensif
2. Mendukung strategi
diversifikasi
BERBAGAI
ANCAMAN
Gambar 1. Analisis SWOT
Matrik SWOT merupakan suatu alat pencocokan yang dapat membantu untuk
mengembangkan empat jenis strategi yaitu :
1. Strategi SO (Kekuatan - Peluang)
2. Strategi WO (Kelemahan - Peluang)
3. Strategi ST (Kekuatan - Ancaman)
4. Strategi WT (Kelemahan - Ancaman)
ISBN: 978-602-70604-2-5
B-4-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Tabel 1. Matriks SWOT
IFAS
EFAS
Opportunities (O)
Faktor peluang
eksternal
Treats (T)
Faktor ancaman
eksternal
Strengths (S)
Faktor-faktor kekuatan
internal
Weaknesses (W)
Faktor-faktor kelemahann
internal
Strategi (SO)
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
Strategi (WT)
Strategi (WO)
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang
Strategi (ST)
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk menghindari
ancaman
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
Analisa Pengambilan Keputusan
Pada taap ini dilakukan pengambilan keputusan dengan menggunakan matrik
perencanaan strategis kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix-QSPM). QSPM
menggunakan masukan dari matriks evaluasi faktor eksternal dan matriks evaluasi faktor
internal pada tahap pengumpulan data serta matriks internal eksternal dan SWOT pada tahap
analisis untuk memutuskan strategi mana yang paling baik. Startegi yang dihasilkan
diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pihak pemegang keputusan dalam menetapkan
kebijakan strategi. Setelah berhasil mengembangkan sejumlah strategi alternatif perlu
dilakukan evaluasi dan pemilihan strategi terbaik yang paling cocok dengan kondisi internal
dan eksternal mengunakan QSPM.
Masing-masing analisa memiliki kekurangan maupun kelebihan masing-masng. Menurut
(David, 2012) keistimewaan yang dimiliki oleh QSPM adalah rangkaian strategi yang dapat
diamati secara berurutan dan bersamaan, tidak ada batasan jumlah strategi yang dapat
dievaluasi, semasukkan unsur eksternal maupun internal yang relevan dalamproses
pengambilan keputusan serta dapat diaplikasikan pada hamper setiap jenis organisasi.
Sedangkan kelemahan metode ini adalah membutuhkan penilaian yang subyektif terhadap
informasi yang obyektif serta hanya memiliki manfaat sepanjang informasi prasyarat dan
analisa kecocokan yang menjadi dasarnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil survey dan telaah mengenai regulasi yang berlaku maka identifikasi
faktor eksternal pada pembangunan jalan tol Pandaan-Malang :
1. Peluang
a. Dukungan perundangan pengadaan tanah
Perundangan yang digunakan pada pelaksanaan pengadaan tanah untuk
pembangunan jalan tol Pandaan-Malang dari tahun 2011 sampai dengan 2014 adalah
Perpres nomor 36 tahun 2005 sebagaimana diubah dengan Perpres nomor 65 tahun
2006. Adapun pelaksanaan pengadaan tanah untuk tahun 2015 menggunakan UU
nomor 2 tahun 2012.
b. Manfaat pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan jalan adalah agar distribusi
barang dan jasa dapat berlangsung lebih efisien sehingga dapat meningkatkan
ISBN: 978-602-70604-2-5
B-4-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
ekonomi daerah yang dilalui, dalam hal ini adalah Kabupaten Pasuruan, Kabupaten
Malang dan Kota Malang.
c. Peningkatan harga tanah menjadi suatu indikasi meningkatnya nilai ekonomi daerah
terutama yang berdekatan dengan akses jalan tol
2. Peluang
a. Perubahan tata guna lahan terjadi karena adanya rencana pembangunan jalan baru di
atas lahan pertanian
b. Jalan tol dibangun agar distribusi barang dan jasa lebih efisien. Pembangunan jalan
tol Pandaan-Malang melalui 3 kabupaten/kota yang memiliki karakter masyarakat
dan kondisi sosial ekonomi yang berbeda.
c. Pembebasan aset milik BHMN/BUMN yang terkena pelaksanaan pengadaan tanah
dilakukan berdasarkan aturan yang dimiliki oleh BHMN/BUMN yang bersangkutan.
Adapun aturan yang berlaku pada masing-masing BHMN/BUMN tersebut berbedabeda. Hal ini dapat menjadi ancaman terhadap waktu pelaksanaan pengadaan tanah
apabila tidak segera tercapai kesepakatan antara instansi yang memerlukan tanah
dengan BHMN.BUMN yang asetnya terkena pelaksanana pengadaan tanah.
d. Adanya pembangunan suatu infrastruktur baru mengakibatkan adanya peningkatan
nilai ekonomi di lokasi pembangunan tersebut. Hal ini dapat memicu adanya
spekulasi harga tanah menjadi jauh lebih tinggi dari nilai sebenarnya.
e. Semakin luas tanah yang dibutuhkan dalam pembangunan suatu infrastruktur maka
semakin luas tanah yang harus dibebaskan. Begitu pula akan berbanding lurus
dengan kendala yang akan dihadapi dalam pengadaan tanah terutama bila pengadaan
tanah tersebut berada pada daerah yang stategis.
f. Adanya sengketa kepemilikan tanah milik masyarakat
Berdasarkan hasil survey dan telaah mengenai regulasi yang berlaku maka identifikasi
faktor internal pada pembangunan jalan tol Pandaan-Malang :
1. Kekuatan
a. Panitia penyelengaara pengadaan tanah perlu didukung dengan adanya regulasi agar
memiliki kedudukan yang kuat. Pada pelaksanaan pengadaan tanah untuk
pembangunan jalan tol Pandaan-Malang dengan menggunakan Perpres nomor 36
tahun 2005 sebagaimana diubah dengan Perpres nomor 65 tahun 2006 terdapat
susunan tim pengadaan tanah disertai dengan tugas serta wewenang yang melekat.
b. Dalam melakukan tugas sebagai pelaksana pengadaan tanah, penyelenggara
pengadaan tanah memerlukan tupoksi yang jelas dan masing-masing pihak
memahami dengan baik tupoksi tersebut agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai
dengan regulasi yang berlaku.
c. Didukung SDM yang telah berpengalaman dalam pelaksanaan pengadaan tanah
d. Adanya bidang khusus dalam struktur organisasi di direktorat jenderal bina marga
kementerian PU-PR yang menangani pengadaan tanah
e. Alokasi dana pembebasan lahan pada program pembangunan infrastruktur menjadi
prioritas karena infrastuktur tidak dapat dibangun apabila belum ada tanah yang telah
dibebaskan.
f. Inventarisasi bidang tanah terdapat di Lembaga Pertanahan dan dalam kegiatan
inventarisasi serta identifikasi dibantu dari pihak desa/kelurahan untuk mengetahui
status tanah tersebut.
2. Kelemahan
a. Dalam penyelenggaraan pengadaan tanah tim P2T terdiri dari beberapa unsur yang
berasal dari berbagai instansi. Perlu adanya kerjasama dan komunikasi yang baik
untuk menyukseskan pelaksanaan pengadaan tanah sehingga dapat berjalan dengan
baik dan tepat waktu. Adanya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan lembaga
ISBN: 978-602-70604-2-5
B-4-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
pertanahan dapat mempengaruhi kinerja instansi lainnya untuk menyelesaikan
pelaksanaan pengadaan tanah.
b. Variasi penggunaan lahan pada 3 kabupaten/kota yang terkena pelaksanaan
pengadaan tanah bervariasi yaitu tanah permukiman, pertanian, hutan dan industri.
c. Pelaksanaan pengadaan tanah yang melalui 3 kabupaten/kota akan melibatkan
instansi pada ketiga daerah tersebut sehingga memerlukan koordinasi dengan instansi
yang lebih banyak.
d. Bidang tanah yang terdapat pada lokasi pengadaan tanah untuk pembangunan jalan
tol Pandaan-Malang sebagian besar belum bersertifikat sehingga perlu dilakukan
sertifikasi tanah yang akan dibebaskan.
Tabel 2. Matriks SWOT Pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk Pembanguanan jalan Tol
Pandaan-Malang
Faktor
Internal
Faktor
Eksternal
PELUANG/
OPPORTUNITIES (O)
1. Dukungan perundangan
pengadaan tanah
2. Manfaat pengadaan tanah
bagi pelaksanaan
pembangunan jalan untuk
efisiensi distribusi dan
pengingkatan ekonomi
3. Peningkatan harga tanah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
ANCAMAN/
THREATS (T)
Perubahan tata guna
lahan
Kondisi sosial ekonomi
masyarakat
Dukungan masyarakat
dalam pembangunan bagi
kepentingan umum
Sulit mencapai sepakat
dengan BUMN/BUMD
Adanya spekulasi harga
tanah
Luas tanah yang
dibebaskan
KEKUATAN /
STRENGTS (S)
1. Adanya panitia penyelenggara pengadaan
yang didukung regulasi
2. Adanya tupoksi penyelenggara
pengadaan yang jelas
3. Didukung SDM yang telah berpengalaman
dalam pelaksanaan pengadaan tanah
4. Adanya bidang khusus dalam struktur
organisasi di direktorat bina marga
kementerian PU-PR yang menangani
pengadaan tanah
5. Anggaran untuk pembebasan tanah
STRATEGI S-O
1. Meningkatkan kemampuan pelaksana
pengadaan tanah dengan adanya
pelatihan maupun sertifikasi (S1, S2, S3,
O1)
2. Penyusunan peraturan tentang
penganggaran pelaksanaan pengadaan
tanah (S5, O1)
3. Adanya manfaat yang besar bagi
kesejahteraan masyarakat terdampak
dapat dijadikan sebagai pendukung
dalam usaha pendekatan kepada
masyarakat oleh SDM
penyelenggarayang berpengalaman (S1,
S3, O2)
STRATEGI S-T
1.Meningkatkan kerjasama antar instansi
(S4, T3)
2.Mengoptimalkan pendekatan terhadap
masyarakat dengan dukungan SDM yang
berpengalaman (S3, S4, T2, T3)
1.
2.
3.
4.
5.
KELEMAHAN /
WEAKNESSES (W)
Keterlibatan instansi di luar instansi
yang membutuhkan tanah dan
pelaksana pengadaan tanah yang
terdiri dari berbagai unsur yang berasal
dari berbagai instansi
Inventarisasi bidang tanah
Variasi penggunaan lahan
Lokasi berada di 3 kabupaten
Sebagian besar kepemilikan tanah
belum bersertifikat
STRATEGI W-O
1. Perundangan yang berlaku untuk
semua seluruh pihak instansi dalam
penadaan tanah (W1,O1)
2. Pembentukan regulasi tentang
penginventarisan bidang tanah untuk
mempermudah pendataan tanah (W2,
O1)
3. Manfaat yang pembangunan dapat
dirasakan oleh suatu kawasan yang
lebih luas dengan pembangunan
terpadu (W4, O2)
4. Kemudahan pengurusan bukti
kepemilikan tanah dan merapikan
pendokumentasian kepemilikan tanah
untuk mempermudah proses
identifikasi (W2, W5, O1)
STRATEGI W-T
1. Perlu adanya pengaturan tentang
pemanfaatan lahan sehingga tidak
mengurangi pemanfaatan fungsi lahan
terutama lahan pertanian(W3, T1,
T4,T5)
Berdasarkan hasil survey dan telaah mengenai regulasi yang berlaku maka identifikasi
faktor eksternal pada pembangunan Bendungan Tugu adalah :
1. Peluang
a. Dukungan perundangan pengadaan tanah yaitu UU nomor 2 tahun 2012.
b. Manfaat pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan bendungan untuk
menunjang pertanian, pemenuhan kebutuhan air bersih, pemenuhan kebutuhan listrik,
perikanan dan pariwisata
ISBN: 978-602-70604-2-5
B-4-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
c. Proses pembangunan perlu adanya dukungan dari masyarakat. Dengan adanya
manfaat yang akan diperoleh oleh masyarakat mengakibatkan timbulnya dukungan
dari masyarakat dalam pelaksanaan pengadaan tanah.
d. Kawasan permukiman yang terkena pelaksanaan kegiatan relatif sedikit (5,75%)
e. Adanya insentif perpajakan yang didukung regulasi, hal ini berdasarkan Perpres
nomor 71 tahun 2012 pasal 122 dijabarkan tentang adanya insentif pajak. Dengan
demikian adanya ganti kerugian tidak dibebani dengan pembayaran pajak atas jual
beli tanah.
f. Legislatif memberikan dukungan kepada pemerintah daerah untuk membantu
penyelenggara pengadaan tanah dalam proses pasca pemberian ganti kerugian.
2. Ancaman :
a. Adanya pembangunan bendungan mengakibatkan tata guna lahan di daerah kegiatan
mengalami perubahan dari permukiman, lahan pertanian dan hutan menjadi bagian
dari waduk yang menampung air dengan volume tampungan rencana 9,8 juta m3.
b. Tanah yang dibebaskan mempengaruhi pelaksanaan pengadaan tanah, yaitu semakin
luas tanah maka permasalahan yang mungkin terjadi dapat lebih banyak sehingga
dapat memperlambat pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan bendungan.
c. Pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan Bendungan Tugu berada pada
Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Ponorogo yang memiliki kondisi sosial
ekonomi masyarakat relatif sama.
Berdasarkan hasil survey dan telaah mengenai regulasi yang berlaku maka identifikasi
faktor internal pada pembangunan Bendungan Tugu adalah :
1. Kekuatan :
a. Adanya panitia penyelenggara pengadaan yang didukung regulasi UU nomor 2 tahun
2012
b. Dalam melakukan tugas sebagai pelaksana pengadaan tanah, penyelenggara
pengadaan tanah memerlukan tupoksi yang jelas dan masing-masing pihak
memahami dengan baik tupoksi tersebut agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai
dengan regulasi yang berlaku.
c. Lokasi pelaksanaan berada di perbatasan antara 2 Kabupaten yang kurang
berkembang
d. Penggunaan lahan di Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Ponorogo yang menjadi
lokasi pengadaan tanah untuk pembangunan Bendungan Tugu terdiri dari
permukiman, pertanian, dan hutan, sehingga semakin sedikit kepentingan yang
terdapat pada penggunaan lahan tersebut.
e. Perencanaan pembangunan Bendungan Tugu telah dilakukan sejak tahun 1980-an.
Selain itu dalam perencanaan untuk pelaksanaan pengadaan tanah telah dilakukan
suatu kajian tentang kesesuain kegiatan pembangunan dengan rencana tata ruang dan
wilayah setempat.
2. Kelemahan :
a. Keterlibatan instansi di luar instansi yang membutuhkan tanah dan pelaksana
pengadaan tanah yang terdiri dari berbagai unsur yang berasal dari berbagai instansi
b. Anggaran untuk pembebasan tanah. Adanya keterlambatan pekerjaan yang dilakukan
pada tahun anggaran sebelumnya mempengaruhi anggaran yang akan dikeluarkan
oleh tahun anggaran berikutnya. Sehingga apabila terjadi keterlambatan, anggaran
untuk tahun berikutnya akan dikurangi dan hal ini dapat mempengaruhi waktu
pelaksanaan pengadaan tanah.
c. Tidak adanya adanya bidang khusus yang menangani pengadaan tanah
d. Bidang tanah yang terdapat pada lokasi pengadaan tanah untuk pembangunan
Bendungan Tugu terdapat 313 bidang. Sebagian besar belum terinventarisasi dengan
ISBN: 978-602-70604-2-5
B-4-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
baik sehingga harus dilakukan penelusuran terhadap subyek tanah yang akan
berpengaruh kepada hak penerima ganti kerugian.
e. Bidang tanah yang terdapat pada lokasi pengadaan tanah untuk pembangunan
Bendungan Tugu sebagian besar belum bersertifikat sehingga perlu dilakukan
sertifikasi tanah yang akan dibebaskan.
Tabel 3. Matriks SWOT Pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk Pembanguanan Bendungan
Tugu
Faktor
Internal
KEKUATAN /
STRENGTS (S)
1. Adanya panitia penyelenggara
pengadaan yang didukung regulasi
2. Adanya tupoksi penyelenggara
pengadaan yang jelas
3. Lokasi pelaksanaan berada di perbatasan
antara 2 Kabupaten yang kurang
berkembang
4. Minimnya variasi penggunaan lahan
5. Adanya RTRW daerah
PELUANG/
OPPORTUNITIES (O)
1. Dukungan perundangan
pengadaan tanah
2. Manfaat pengadaan tanah
bagi pelaksanaan
pembangunan bendungan
untuk menunjang pertanian,
pemenuhan kebutuhan air
bersih, pemenuhan
kebutuhan listrik, perikanan
dan pariwisata
3. Dukungan masyarakat
dalam pembangunan bagi
kepentingan umum
4. Kawasan permukiman yang
terkena pelaksanaan
kegiatan relatif sedikit
(5,75%)
5. Adanya insentif perpajakan
yang didukung regulasi
6. Adanya dukungan legislatif
ANCAMAN/
THREATS (T)
1. Perubahan tata guna
lahan
2. Luas tanah yang
dibebaskan
3. Kondisi sosial ekonomi
masyarakat
STRATEGI S-O
1. Mengoptimalkan peran panitia dalam
pelaksanaan pengadaan tanah dan
memanfaatkan dukungan masyarakat
untuk mempercepat proses pengadaan
tanah sehingga manfaat pembangunan
infrastruktur dapat segera dirasakan
(S1,S2, O1, O2, O3, O4)
2. Memaksimalkan dukungan dari legislatif
dan masyarakat dalam rangka
percepatan pelaksanaan pengadaan
tanah didukung dengan minimnya
pemanfaatan lahan (S4, O4, O5)
3. Memaksimalkan dukungan legislatif guna
meningkatkan tingkat ekonomi
masyarakat di 2 Kabupaten (S3, O3, O5,
O6)
Faktor
Eksternal
STRATEGI S-T
1. Mengoptimalkan fungsi RTRW sebagai
acuan pengembangan wilayah (S5, T1)
2. Mengoptimalkan pendekatan terhadap
masyarakat dengan dukungan SDM yang
berpengalaman (S1, S2, T3)
KELEMAHAN /
WEAKNESSES (W)
1. Keterlibatan instansi di luar instansi
yang membutuhkan tanah dan
pelaksana pengadaan tanah yang
terdiri dari berbagai unsur yang berasal
dari berbagai instansi
2. Anggaran untuk pembebasan tanah
3. Tidak adanya bidang khusus dalam
struktur organisasi yang menangani
pengadaan tanah
4. Inventarisasi bidang tanah
5. Sebagian besar kepemilikan tanah
belum bersertifikat
STRATEGI W-O
1. Perundangan yang berlaku untuk
semua seluruh pihak instansi dalam
penadaan tanah (O1, W1)
2. Perlunya pembentukan suatu bidang
khusus dengan dana khusus untuk
pelaksanaan pengadaan tanah dengan
didukung oleh regulasi (W2, W3, O1)
1. Pembentukan regulasi tentang
penginventarisan bidang tanah untuk
mempermudah pendataan tanah (W4,
O1)
3. Kemudahan pengurusan bukti
kepemilikan tanah dan merapikan
pendokumentasian kepemilikan tanah
untuk mempermudah proses
identifikasi (W4, W5, O1)
STRATEGI W-T
1. Mengoptimalkan pelaksanaan
identifikasi bidang tanah untuk
mempermudah pelaksanaan
pengadaan tanah (W4, T2)
Berdasarkan analisis SWOT maka dilakukan pemilihan strategi terbaik menurut
prioritas dan menggunakan matriks QSPM. Matriks ini memperhitungkan bobot dan nilai
daya tarik dari strategi alternatif berdasarkan kondisi faktor internal dan ekstrenal yang telah
dievaluasi.
1. Pengadaan tanah pada pembangunan jalan tol Pandaan-Malang
Berdasarkan hasil anaisis SWOT pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan jalan
tol Pandaan-Malang memerlukan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk
menghindari ancaman, oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan yang komprehensif
dari penyelenggara pengadaan tanah dan tim yang berasal dari instansi yang
membutuhkan sehingga pelaksanaan pengadaan tanah dapat berlangsung sesuai dengan
target rencana.
ISBN: 978-602-70604-2-5
B-4-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
2. Pengadaan tanah pada pembangunan Bendungan Tugu
Berdasarkan hasil anaisis SWOT pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan
Bendungan Tugu memerlukan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang. Sehingga perlu mengoptimalkan peran panitia penyelenggara pengadaan tanah.
Karena peranan panitia pelaksanaan pengadaan tanah yang didukung penuh oleh
dukungan masyarakat dapat mempercepat pelaksanaan pengadaan tanah sehingga
pembangunan infrastuktur dapat segera direalisasikan sehingga manfaat dari adanya
infrastuktur tersebut dapat segera dirasakan oleh masyarakat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisa faktor eksternal dan internal pada kegiatan pengadaan tanah untuk
pembangunan jalan tol Pandaan-Malang diperoleh bahwa pada pelaksanaan di lapangan
masing-masing faktor memiliki dominasi yaitu dukungan perundangan dan adanya
tupoksi yang jelas dalam pelaksanaan.
2. Sedangkan analisa faktor eksternal dan internal pada kegiatan pengadaan tanah untuk
pembangunan Bendungan Tugu menunjukkan bahwa dukungan perundangan dan adanya
dunkungan masyarakat berkaitan dengan adanya insentif pajak serta adanya panitia yang
didukung oleh regulasi menjadi faktor dominan.
3. Strategi yang dipilih dalam pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol
Pandaan-Malang adalah dengan mengoptimalkan pendekatan terhadap masyarakat
dengan dukungan SDM yang berpengalaman. Sedangkan strategi yang dipilih dalam
pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan Bendungan Tugu adalah dengan
mengoptimalkan peran panitia dalam pelaksanaan pengadaan tanah dan memanfaatkan
dukungan masyarakat untuk mempercepat proses pengadaan tanah sehingga manfaat
pembangunan infrastruktur dapat segera dirasakan.
Saran :
1. Perlu adanya pelatihan maupun sertifikasi pengadaan tanah sebagai usaha untuk
meningkatkan kualifikasi penyelenggara pengadaan tanah
2. Diperlukan suatu regulasi yang dapat berlaku untuk semua pihak sehingga pelepasan aset
milik BHMN/BUMN maupun aset Pemerintah (tanah kas desa, aset Pemerintah Provinsi,
aset Pemerintah KabupatenKota) dapat diselesaikan dengan regulasi yang lebih mudah
dan tidak melalui birokrasi yang panjang sehingga dapat mempermudah dan
mempercepat proses pengadaan tanah.
DAFTAR PUSTAKA
David, F. R. (2012). Manajemen Strategis Konsep (12 ed.). (P. Wuriarti, Ed., & D. Sunardi,
Trans.) Jakarta: Salemba Empat.
Kodoatie, R. J. (2005). Pengantar Manajemen Infrastruktur. Yogyakarta: Puataka Pelajar.
Rangkuti, F. (2006). Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Sadyohutomo, M. (2008). Manajemen Kota dan Wilayah. (R. Rachmatika, Ed.) Jakarta: Bumi
Aksara.
Sutedi, A. (2007). Implementasi Prinsip Kepentingan Umum daam Pengadaan Tanah untuk
Pembangunan. Jakarta: Sinar Grafika.
ISBN: 978-602-70604-2-5
B-4-9
Download