Evaluasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Kecamatan Tembalang Oleh : Radiksa Arvian Sitranata, Slamet Santoso Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405 Laman : http// www.fisip.undip.ac.id email [email protected] ABSTRAK Pembangunan tidak lain merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Salah satu pembangunan yang menjadi perhatian adalah kebutuhan air bersih dan sanitasi. Pamsimas merupakan salah satu bentuk solusi dari kurangnya air bersih dan sanitasi di Indonesia. Tetapi pelaksanaan Pamsimas masih belum optimal, tidak terkecuali pelaksanaan di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Kecamatan Tembalang. Dalam evaluasi ini digunakan enam kriteria evaluasi yaitu efisiensi, efektivitas, kecukupan, perataan, responsivitas dan ketepatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pamsimas di Kecamatan Tembalang sudah efektif dalam memenuhi kebutuhan air bersih dan sanitasi. Tetapi masih ditemui kekurangan, seperti kurang meratanya pembangunan tower air dan perpipaan Pamsimas, selain tidak merata masih banyak warga miskin yang masih belum dapat mendapatkan Pamsimas. Rekomendasi untuk meningkatkan perataan pembangunan Pamsimas dapat dilakukan pada saat musyawarah penentuan prioritas pembangunan dilakukan oleh seluruh elemen pelaksana Pamsimas, hal ini agar tercipta keadilan dan pemerataan pada pembangunan karena diawasi langsung oleh semua pihak yang terkait. Kata Kunci :Evaluasi, Pamsimas, Air Bersih, Sanitasi, Faktor Key PENDAHULUAN Performance menunjukkan Pamsimas secara nasional A. Latar Belakang sangat Pemerintah Indonesia Indicator(KPI) signifikan dalam memenuhi mempunyai capaian per tahunnya. Pamsimas secara komitmen sangat kuat untuk mencapai nasional terbilang sukses karena sudah Millenium Development Goals (MDGs), jauh yaitu menurunnya jumlah penduduk yang ditetapkan. melampaui target yang sudah belum mempunyai akses air minum dan Pamsimas sanitasi dasar sebesar 50 % pada tahun 2015. Pasal 5 Undang-Undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air menyatakan bahwa negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannya yang sehat, belum memiliki akses air minum dan sanitasi yang layak, dari tahun ke tahun juga semakin WSLIC-3/PAMSIMAS banyak desa yang memasukkan Pamsimas ke RKM mereka. Pamsimas juga secara umum mengurangi masyarakat pemahaman Program meningkatkan jumlah masyarakat yang sebelumnya kebiasaan bersih, dan produktif. telah memulai agar yang tidak mencanangkan kurang BABS cuci dan tangan (Third Water Supply and Sanitation for pakai sabun mulai dari sekolah-sekolah Low Income Community/Penyediaan Air dasar. Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) merupakan salah satu program dan aksi nyata pemerintah (pusat dan daerah) dengan dukungan Bank Dunia, untuk meningkatkan penyediaan air minum, sanitasi, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama dalam menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui air dan lingkungan. Tetapi belum capaian merata di tersebut semua masih wilayah Indonesia. Karena sebenarnya Pamsimas diprioritaskan untuk masyarakat miskin dan tinggal di pinggiran kota atau masyarakat yang belum memiliki pengetahuan tentang air minum dan sanitasi yang baik. Diantara masyarakat yang belum terlayani, masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan dan pinggiran kota mencukupi kebutuhan sanitasi dan air termasuk minum kelompok yang rentan untuk warganya. mengakses air minum dan sanitasi yang pelaksanaan layak tersebut. Namun demikian, bagi Tembalang mendudukan peringkat bawah daerah-daerah dengan wilayah pedesaan di banding kecamatan lainnya di Kota relatif luas, berpenduduk miskin relatif Semarang. tinggi dan mempunyai kapasitas fiskal rendah, mereka pada umumnya sangat kemampuan terbatas, sehingga memerlukan dukungan finansial untuk membiayai investasi yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kemampuan pelayanannya kepada masyarakat, baik Pamsimas di Namun Kecamatan Hal ini disebabkan beberapa isu yang terjadi pada pelaksanaan Pamsimas, baik dari segi perencanaan, pembangunan sampai monitoring evaluasi Kecamatan Tembalang masih tertinggal jauh sesuai dengan buku pedoman dan petunjuk teknis yang telah dikeluarkan oleh Pusat. untuk investasi fisik dalam bentuk sarana dan prasarana, maupun investasi non-fisik Kecamatan Tembalang memiliki 12 yang terdiri dari manajemen, teknis dan kelurahan, masing-masing dikelurahan pengembangan sumber daya manusia. tersebut memiliki tower Pamsimas yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan air Keikutsertaan Kota Semarang dalam Pamsimas ini sudah dilakukan sejak Pamsimas I tahun 2008. Pamsimas di Kota Semarang sudah sangat berkembang pesat. Kecamatan-kecamatan di Kota Semarang berlomba-lomba menyediakan pelayanan yang terbaik dalam Pamsimas ini. Tetapi beberapa kecamatan juga masih sangat kurang seperti yang terjadi di kecamatan Banyumanik dan Tembalang. Kecamatan Semarang juga Tembalang, turut andil Kota dalam bersih masyarakat Tembalang. Namun dalam pelaksanaannya masih sering terjadi kekurangan, kekurangan tersebut terjadi di beberapa proses kebijakan. Dibidang administrasi misalnya, dalam rangka untuk mengetahui kinerja Pamsimas seharusnya dilakukan evaluasi evaluasi tersebut setiap bulannya, berdasarkan pada pelaporan pihak BPSPAM selaku masyarakat yang bertanggung jawab terhadap Pamsimas di daerah tersebut sering tidak mengikuti pedoman dan tata sebagai prioritas tugas mereka. Hal ini cara yang sudah ditentukan. mempengaruhi Administrasi Pamsimas mau tidak mau haruslah dibuat sesuai dengan ketentuan. Kekurangan SDM yang kurang yang belum terlalu Pamsimas, karena dengan terjadinya hal tersebut seringkali membuat molor beberapa jadwal yang sudah ditentukan. kompeten dalam pembukuan dan mindset BPSPAM perencanaan Banyaknya keseluruhan kekurangan Pamsimas di dari Kecamatan mementingkan administrasi menjadi faktor Tembalang yang tidak sesuai dengan bahwa Pamsimas menjadi susah dievaluasi pedoman dan petunjuk teknis merupakan dibeberapa kelurahan. Terlebih parah lagi, salah satu isu yang harus diselesaikan, agar ada beberapa kasus yang terjadi bahwa keberlanjutan terjadi manipulasi data yang biasanya akan meningkat dan memberikan pelayanan memicu konflik sosial antar warga dan yang optimal. pihak pengelola. program terus B. Rumusan Masalah Penentuan awal desa yang akan 1. Bagaimana melaksanakan Pamsimas juga terkadang Penyediaan mendapat intervensi dari beberapa pihak. Sanitasi Intervensi untuk (Pamsimas) memperebutkan prioritas daerah mana Tembalang? tersebut kedepan biasanya yang akan dibangun tower Pamsimas. 2. Apa kinerja Air Minum Berbasis dan Masyarakat di saja Program Kecamatan faktor penentu Padahal yang seharusnya sudah memiliki keberhasilan Pamsimas daftar prioritas pembangunan yang sudah Kecamatan Tembalang? di ditentukan dan tidak dapat diganti begitu saja tanpa campur tangan dari pihak lain. Pelaksanaan Pamsimas juga mengalami ketidaksinkronisasian antara SKPD yang bertanggung jawab. Dinasdinas terkait, konsultan, dan pihak swasta masih tidak memberlakukan Pamsimas C. Tujuan Penelitian Penyusunan penulisan karya ilmiah ini mempunyai tujuan : 1. Mendeskripsikan kinerja program Penyediaan Sanitasi Air Berbasis Minum dan Masyarakat (Pamsimas) 2. di Kecamatan yang bersangkutan dengan pelaksanaan Tembalang. kebijakan – kebijakan pemerintah, Mendeskripsikan faktor penentu pengarahan kecakapan dan teknik – kebijakan Penyediaan teknik yang tidak terhingga jumlahnya, Air Minum dan Sanitasi Berbasis memberikan arah dan maksud terhadap Masyarakat usaha sejumlah orang. Program (Pamsimas) di Kecamatan Tembalang. 2. Kebijakan Publik Menurut Thomas R. Dye, kebijakan publik adalah apa pun juga yang D. Landasan Teori dipilih 1. Administrasi Publik Menurut David pemerintah, apakah H. Rosenbloom, mengerjakan sesuatu itu atau tidak publik merupakan mengerjakan (mendiamkan) sesuatu itu pemanfaatan teori – teori dan proses – (whatever government choose to do or proses manajemen, politik, dan hukum not to do). administrasi untuk memenuhi keinginan pemerintah Menurut Chandler dan Plano, di bidang legislatif dan eksekutif, kebijakan publik adalah pemanfaatan dalam rangka fungsi – fungsi yang strategis terhadap sumber daya- pengaturan dan pelayanan terhadap sumber masyarakat secara keseluruhan atau memecahkan masalah publik. sebagian. daya Menurut Menurut Jhon M. Pfiffner dan kebijakan yang A. public ada untuk Hoogerwerf, sebagai unsure Robert V. Presthus, ada 3 hal dalam penting dari politik, dapat diartikan administrasi publik yaitu (1) meliputi sebagai usaha mencapai tujuan-tujuan implementasi tertentu menurut waktu tertentu. kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan oleh badan – 3. Evaluasi Kebijakan badan Pengertian evaluasi yang dikemukakan perwakilan politik, (2) koordinasi usaha – usaha perorangan oleh dan kelompok untuk melaksanakan dikemukakan kebijakan pemerintah, (3) suatu proses dikutip oleh Fitzpatrick, Sanders dan para ahli seperti yang oleh Scriven yang Worthen menyatakan bahwa 4. Kriteria Evaluasi Kebijakan “evaluation as judging the worth or Evaluasi pada “perumusan” dilakukan merit of something”. Berdasarkan pada sisi post-tindakan, yaitu lebih definisi dari Scriven ini selanjutnya kepada “proses” perumusan daripada Fitzpatrick, muatan Sanders dan Worthen kebijakan yang biasanya mempertegas bahwa evaluasi adalah “hanya” menilai apakah prosesnya mendeterminasi manfaat atau nilai dari sudah sesuai dengan prosedur yang suatu objek evaluasi. Secara lebih luas sudah disepakati. Secara umum, Dunn evaluasi dapat didefinisikan sebagai menggambarkan mengidentifikasi, mengklarifikasi dan evaluasi menerapkan sejumlah kriteria untuk berikut (Riant Nugroho, 2004: 185- mendeterminasi 186) obyek yang dievaluasi. kriteria-kriteria kebijakan Efektivitas Sedangkan evaluasi kebijakan apakah suatu publik sebagai berkenaan dengan alternatif mencapai menurut Anderson adalah kegiatan tujuan dari diadakannya tindakan. yang Efektivitas, menyangkut estimasi atau yang secara penilaian kebijakan yang mencakup berhubungan substansi, implementasi dan dampak. teknis, diukur dari unit produk atau Sudiyono mengungkapkan Studi evaluasi kebijakan merupakan suatu analisis yang sehingga bersfiat evaluatif konsekuensinya lebih dengan dekat rasionalitas layanan atau nilai moneternya. Efisiensi berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat retrospeksi dibandingkan prospeksi. tertentu. Dan seorang hubungan antara efektivitas dan usaha. analis berusaha mengidentifikasi efek Suatu kebijakan dikatakan efisien jika yang suatu dalam semula merealisis mengevaluasi direncanakan suatu keberhasilan untuk dan dampak apa yang ditimbulkan dari akibat suatu kebijakan Efisiensi efektivitas kebijakan merupakan dapat mencapai efektivitas yang tinggi dengan biaya yang rendah. Kecukupan berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan, kesempatan yang nilai atau menumbuhkan dan kepada kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-tujuan tersebut. adanya masalah. Kriteria kecukupan E. Metode Penelitian menekankan pada kuatnya hubungan Dalam antara alternatif kebijakan dan hasil menggunakan tipe penelitian deskriptif yang diharapkan. dengan Kriteria perataan penelitian ini, pendekatan penulis kualitatif. erat Penelitian ini berlokasi di Kecamatan hubungannya dengan konsepsi yang Tembalang. Informan pada penelitian saling bersaing, yaitu keadilan atau ini kewajaran konflik etis sekitar dasar berwenang menangani Pamsimas di yang memadai untuk mendistribusikan Kecamatan Tembalang. Adapun teknik sumber daya dalam masyarakat. pengumpulan data di dalam penelitian adalah seluruh elemen yang Responsivitas berkenaan dengan ini melalui observasi, wawancara, seberapa jauh suatu kebijakan dapat dokumentasi dan studi pustaka. Data memuaskan kebutuhan, preferensi atau yang nilai-nilai kelompok masyarakat dianalisis dan interpretasi data melalui tertentu. Responsivitas berbicara reduksi dengan mengelompokan hal- tentang apakah kriteria efektivitas, hal pokok, kemudian disajikan dan efisiensi, kecukupan dan kesamaan pada akhirnya dilakukan penarikan secara kesimpulan nyata mencerminkan sudah diperoleh atas kemudian jawaban-jawaban kebutuhan, preferensi dan nilai dari yang diperoleh dari informan. Kualitas kelompok tertentu. atau keabsahan data menggunakan Kriteria ketepatan secara dekat berhubungan dengan rasionalitas teknik triangulasi membandingkan hasil dengan wawancara substantive, karena pertanyaan tentang antara informan satu dengan informan ketepatan kebijakan tidak berkenaan lainnya untuk keperluan pengecekan dengan satuan kriteria individu tetapi atau sebagai pembanding terhadap data dua itu. atau lebih kriteria secara bersamaan. Ketepatan merujuk pada nilai atau harga dari tujuan program HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kinerja Pamsimas Kecamatan program Pamsimas telah memenuhi target bahkan melebihi dari target yang sudah ditentukan sebelumnya. Tembalang Pamsimas 1. Efektivitas di Kecamatan Tembalang sejak tahun 2010 sampai “Efektivitas (effectiveness) berkenaan tahun dengan setidaknya 876 KK tambahan yang apakah mencapai suatu hasil alternative (akibat) 2014 telah mendapatkan yang telah mendapatkan akses air bersih, hal diharapkan, atau mencapai tujuan dari tersebut naik setiap tahunnya dan diadakannya tindakan. Yang secara selalu melebihi target. Begitu pula dekat berhubungan dengan rasionalitas dengan akses sanitasi yang diterima teknis, selalu diukur dari unit produk masyarakat Tembalang sudah dapat atau layanan atau nilai moneternya” tercapai melebihi dari target yang telah (Dunn, 2003:429). direncanakan. Kriteria efektivitas hasil penelitian menerangkan bahwa Pamsimas dapat 2. Efisiensi dikatakan telah mencukupi, hal ini “Efisiensi dapat dilihat dari terlampauinya target dengan jumlah usaha yang diperlukan dengan realisasi yang cukup tinggi untuk menghasilkan tingkat efektivitas diatas jumlah tertentu. Efisiensi yang merupakan tambahan orang yang memiliki akses sinonim dari rasionalitas ekonomi, air minum yang layak tercapai dan adalah merupakan hubungan antara juga jumlah tambahan orang yang efektivitas dan usaha, yang terakhir memiliki akses sanitasi yang layak umumnya diukur dari ongkos moneter. juga bertambah. Efisiensi biasanya ditentukan melalui Sesuai teori yang digunakan peneliti, perhitungan biaya per unit produk atau pelaksanaan Pamsimas di Kecamatan layanan. Kebijakan yang mencapai Tembalang telah memiliki tingkat efektivitas efektivitas yang tinggi, hal ini dilihat terkecil dinamakan efisien” (Dunn, dari target dan capaian penerima 2003:430). target. Tercapainya (efficiency) tertinggi berkenaan dengan biaya Hasil penelitian kriteria efisiensi Kecamatan menjelaskan pada jika Pamsimas Tembalang dapat dikatakan sudah cukup. Realisasi anggaran yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang sudah sesuai porsinya, tetapi jatah tersebut dinilai kurang untuk pembangunan Pamsimas yang perkembangannya tergolong pesat. Penyerapan 3. Kecukupan “Kecukupan dalam kebijakan publik dapat dikatakan tujuan yang telah dicapai sudah dirasakan mencukupi dalam berbagai hal. William N. Dunn mengemukakan sudah kecukupan (adequacy) berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan anggaran bahwa yang menumbuhkan adanya masalah” (Dunn, 2003:430). cukup, dengan terbatasnya anggaran yang diberikan Pamsimas tetap Pamsimas yang telah di menjalankan pembangunan sarana dan laksanakan di Kecamatan Tembalang prasarana sesuai dengan prosedur, telah berhasil memenuhi kebutuhan terbatasnya anggaran tersebut juga akan air bersih dan sanitasi bagi menuntut kelurahan untuk menghemat masyarakat yang kurang mampu, tetapi biaya pada saat pembangunan fasilitas. dalam pelaksanaannya tidak semua anggaran yang berjalan lancar. Pelaksana Pamsimas pemerintah tidak masih sangat kurang dalam memahami membuat tingkat efektivitas dalam dan melaksanakan apa yang sudah mendapat tertulis pada buku pedoman dan buku Sedikitnya disediakan oleh penerima program Pamsimas berkurang, Pamsimas secara petunjuk teknis. tidak terduga malah dapat melebihi Buku pedoman yang seharusnya target efektivitas yang telah ditentukan dikuasai oleh pelaksana Pamsimas sebelumnya. masih dilakukan dengan Jumlah dapat tingkat usaha dinilai efektivitas dihasilkan oleh Pamsimas. yang dianggap sebagai sarana sepadan formalitas saja, tidak diterapkan secara yang menyeluruh. Kurangnya sumber daya manusia dalam mengikuti prosedur menyebabkan permasalahan tersendiri. Pelaporan rutin, pembukuan dan proses administratif masih jarang distribusi akibat dan usaha antara kelompok-kelompok yang berbeda dilakukan, kalaupun dilakukan tidak dalam masyarakat” (Dunn, 2003:434). seratus Perataan persen. Akibatnya menyebabkan dari segi pembangunan permasalahan- sarana dan permasalahan lain seperti telatnya seperti saluran pelaporan, fasilitas sanitasi dan tower sumber air kurangnya kurangnya transparansi, akuntabilitas, ketidak akuratan data dan gagalnya dalam proses evaluasi untuk Pamsimas selanjutnya. Ini pipa yang Pamsimas, air digunakan Selain perataan dalam Pamsimas Tembalang di memenuhi kriteria kecukupan, terlihat pemilihan dari intervensi atau bebas nilai. Pamsimas dapat memuaskan kebutuhan akan air bersih dan sanitasi tetapi dilain sisi Pamsimas sebagai untuk memenuhi kebutuhan juga masih menimbulkan permasalahan lain proyek perataan ternyata, Pamsimas sudah dikatakan mempunyai arti dengan keadilan yang diberikan dan diperoleh sasaran kebijakan publik. William N. Dunn menyatakan bahwa kesamaan (equity) erat berhubungan dengan rasionalitas legal sosial dan menunjuk pada penentuan tersebut penelitian pada tanpa kriteria pendirian sesuai titik dengan prosedur dan kebutuhan, meskipun terjadi masyarakat “Perataan dalam kebijakan publik dan apakah Hasil sering 4. Perataan kriteria segi perataan pada saat penentuan prioritas pemilihan, dapat untuk mengaliri perpipaan. belum kesempatan minum, fasilitas, peneliti memfokuskan kriteria artinya Kecamatan Pamsimas prasarana penolakan mengenai titik dari yang ditentukan. Sedangkan untuk politik dalam pelaksanaan Pamsimas sering ditemui, biasanya terjadi dalam rapat prioritas pembangunan tower dan saluran air. Permasalahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik antar warga. Jadi pelaksanaan Pamsimas dilihat 5. Responsivitas “Kriteria responsivitas adalah penting karena analisis yang dapat memuaskan semua kriteria lainnya (efektivitas, efisiensi, kecukupan, kesamaan) masih gagal jika belum menanggapi kebutuhan aktual dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari adanya dari segi kriteria responsivitasnya dikatakan belum tercapai seluruhnya meskipun Pamsimas sudah dapat dikatakan berhasil dalam mengubah gaya hidup bersih warga Tembalang, tetapi keadaan menjelaskan dilapangan bahwa juga banyaknya kekurangan dari segi fasilitas dinilai suatu kebijakan” (Dunn, 2003:437). belum dapat memuaskan kebutuhan Hasil penelitian Pamsimas di kelompok. Kecamatan Tembalang menjabarkan jika Pamsimas mengubah gaya hidup 6. Ketepatan bersih pada masyarakat. Masyarakat “Kriteria telah memahami yang dipakai untuk pentingnya gaya menseleksi sejumlah alternatif untuk yang telah dijadikan rekomendasi dengan menilai Pamsimas melalui apakah hasil dari alternatif yang program-programnya seperti kebiasaan direkomendasikan tersebut merupakan cuci tangan pakai sabun, membuang pilihan tujuan yang layak. Kriteria sampah kelayakan hidup bersih, disosialisasikan pada tempatnya dan menghilangkan kebiasaan BABS. Tetapi masih kemudahan program yang saja diberikan Pamsimas, Tembalang mendapatkan respon negatif dengan rasionalitas substantif, karena kriteria segala oleh masyarakat Kecamatan dihubungkan masih dari ini menyangkut substansi tujuan bukan cara atau instrumen untuk merealisasikan tujuan tersebut” (Dunn, 2003:499). Hasil penelitian menjelaskan warga, berkaitan iuran ataupun dengan bahwa sudah seluruh kelurahan di seringnya kerusakan fasilitas yang ada. Kecamatan Tembalang rutin menambahkan Pamsimas ke RKM mereka, pelaksanaan tersebut sudah sesuai dengan tuntutan dari pemerintah sedikit, kurangnya anggaran sangat kota karena pemenuhan digunakan untuk berpengaruh terhadap fasilitas dan target untuk sarana yang akan disediakan untuk dipertimbangkan pada saat evaluasi. Tetapi ternyata masih banyak masyarakat yang Pamsimas, belum padahal terjamah seharusnya Kewenangan juga mempengaruhi keberhasilan program, banyaknya SKPD yang menangani Pamsimas mendapatkan bantuan air bersih dan terkadang sanitasi. Kejadian ini disebabkan oleh koordinasi antar lembaga, kurangnya faktor eksternal yaitu kondisi geografis koordinasi tersebut sudah pasti akan yang ada di masing-masing daerah mempengaruhi sebuah kebijakan. kadang tidak mendukung sehingga tidak dapat mencapai daerah-daerah tertentu. ketepatan menimbulkan Sumber daya kurangnya yang lain mempengaruhi keberhasilan program adalah Kriteria sumber daya manusia. masih Kurangnya kinerja Pamsimas salah karena satunya disebabkan oleh SDM yang kelurahan kurang, hasil penelitian menunjukkan memasukkan Pamsimas kedalam RKM Pamsimas sangat kekurangan SDM masih saja banyak masyarakat yang baik secara kuantitas dan kualitas. seharusnya Kurangnya dikatakan belum meskipun sudah tetapi optimal, semua mendapatkan malah belum bantuan mendapatkan Pamsimas sama sekali. B. masyarakat. Faktor Penentu SDM mempengaruhi ini sangat bagaimana keberhasilan program, karena SDM lah Keberhasilan Program yang menangani dari awal sampai akhir program Pamsimas. Hasil penelitian menjelaskan faktor sumber 1. Sumber Daya Sumber daya dana yang disediakan di setiap kelurahannya sangat terbatas dikarenakan porsi dari kota juga daya dapat dikatakan masih kurang. sepenuhnya 2. Kelembagaan Pada hasil penelitian menjelaskan banyaknya kekurangan disektor secara langsung kelembagaan mengurangi kinerja program yang berdampak pada keberhasilan atau kegagalan program. BPSPAMS sebagai pengurus dilevel kelurahan sangatlah vital dalam perannya, karena jika menjaga BPSPAMS tersebut baik, maka kinerja Pamsimas di kelurahan tersebut juga baik. merupakan kinerja bentuk BPSPAMS usaha untuk mencapai keberhasilan program dari faktor lembaga. Analisis peneliti adalah peran sebuah lembaga dalam Pamsimas sangat penting. Banyaknya pelaksana Pamsimas yang ikut bertanggung jawab membuat faktor lembaga juga yang telah ditetapkan. Sadar akan pentingnya sebuah lembaga, pemerintah membuat langkah yang tepat untuk meningkatkan kinerja lembaga yang ada di Pamsimas. 3. Komunikasi Komunikasi kebijakan berarti proses penyampaian informasi kebijakan dari pembuat kebijakan (policy maker) kepada pelaksana kebijakan (policy implementors) Upaya pemerintah untuk terus meningkatkan seperti mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan program. Pengaruh faktor kelembagaan Dimensi kejelasan menghendaki agar informasi yang jelas dan mudah dipahami, selain itu untuk menghindari kesalahan interpretasi dari pelaksana kebijakan, kelompok sasaran maupun pihak yang terkait dalam implementasi kebijakan. Buku pedoman dan buku petunjuk teknis yang diadakan juga sudah meliputi dimensi kejelasan. Buku pedoman ditujukan untuk mengatur segala sesuatunya baik yang bersifat umum dan teknis operasional, dalam Pamsimas sangatlah tinggi, diharapkan tetapi hasilnya sangat belum cukup pedoman dapat mengurangi kesalahan baik, hal ini dikarenakan banyaknya interpretasi dari pelaksana Pamsimas. pihak yang terkait dengan Pamsimas. Lembaga tersebut belum berfungsi dengan adanya buku Kesimpulan dari faktor Sumber daya disimpulkan kurang, komunikasi mempengaruhi Pamsimas sumber daya manusia pada Pamsimas yaitu, komunikasi telah diterapkan Kecamatan secara baik, tetapi melihat dari faktor kekurangan baik segi kuantitas dan lain seperti sumber daya membuat kualitasnya. Sedangkan sumber daya komunikasi yang telah baik dilakukan anggaran sangat terbatas mengingat menjadi anggaran yang diberikan dari Kota kurang dan mengurangi performa kinerja Pamsimas. Tembalang masih Semarang juga sangat kecil. Faktor kelembagaan PENUTUP juga belum baik, dikarenakan banyaknya pihak yang Kesimpulan Kinerja terkait dengan Pamsimas. Lembaga Pamsimas Kecamatan tersebut belum berfungsi sepenuhnya seperti yang telah ditetapkan. Diantara Tembalang: ketiga faktor, hanya faktor komunikasi Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, pelaksanaan Pamsimas di yang sudah diterapkan dengan cukup baik. Kecamatan Tembalang dinilai masih banyak kekurangan, empat dari enam Saran kriteria yang digunakan masih belum 1. Meningkatkan bisa dikatakan berhasil, hal kinerja program ini Pamsimas Tembalang dapat dilakukan mengakibatkan kinerja Pamsimas di dengan meningkatkan kriteria yang Kecamatan Tembalang di katakan kurang pada pelaksanaan: rendah dan belum optimal. • Upaya untuk mengatasi kurangnya Faktor Penentu Keberhasilan Program: kecukupan dapat dilakukan dengan Peneliti dalam mengevaluasi kebijakan memberikan Pamsimas di Kecamatan Tembalang menguasai buku pedoman dan buku melihat dari tiga faktor yaitu, sumber petunjuk daya, kelembagaan dan komunikasi. administrasi, pembukuan, keuangan pelatihan teknis, agar untuk sistem dan pelaporan sesuai dengan prosedur sehingga selalu memberikan data akurat sebagai pertimbangan evaluasi pembangunan selanjutnya. tepat sasaran. fasilitas selanjutnya • Usaha untuk meningkatkan tingkat 2. Meminimalisir kekurangan dari faktor perataan dapat dilakukan pada saat keberhasilan program dapat dilakukan musyawarah sebagai berikut: penentuan prioritas pembangunan dilakukan oleh seluruh elemen pelaksana Pamsimas, hal ini bertujuan untuk kemungkinan yang dapat mengurangi terjadinya intervensi menimbulkan konflik sosial. Pengawasan antar pelaksana Pamsimas juga sebaiknya dilakukan. • Sebagai langkah mengatasi rendahnya responsivitas, BPSPAMS sebagai lembaga tingkat kelurahan ada baiknya membuat suatu posisi khusus pada organisasinya melakukan untuk ditugaskan pengecekan dan pemeliharaan sarana prasarana. Pihak konsultan juga harus cepat memberikan respon terhadap komplain yang didapat. dilakukan peninjauan menjadi manusia dapat memberikan dilakukan sosialisasi dengan kepada masyarakat bahwa Pamsimas pada dasarnya bukan bantuan cuma-cuma dari pemerintah, masyarakat juga melainkan berperan dalam pelaksanaan Pamsimas. Ini ditujukan untuk mendorong jumlah relawan pelaksana Pamsimas di tingkat bawah. • Dalam rangka meningkatkan faktor kelembagaan, sebaiknya setiap terkait dengan lembaga yang Pamsimas membuat tersendiri untuk suatu koordinasi forum antar lembaga, agar tidak terjadi overlapping tugas atau ketidak harmonisan pada • Upaya untuk mengurai permasalahan ketepatan • Upaya meningkatkan sumber daya kembali sasaran dengan wilayah yang Pamsimas. Serta melakukan tertib administrasi supaya data sasaran warga kurang mampu diperbarui, hal tersebut dilakukan agar saat pelaksanaan. Jika perlu forum tersebut rutin dilakukan dalam periode tertentu sesuai kebutuhan. DAFTAR PUSTAKA Dunn, William N. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Dwijowijoto, Riant Nugroho. 2004. Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Islamy, M. Irfan. 1992. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara Kencana, Inu. 2006. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta: Rineka Cipta Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik:Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:CV. Alfabeta. Suwitri, Sri. 2011. Konsep Dasar Kebijakan Publik. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Syafiie, Inu Kencana. 2011. Sistem Administrasi Negara. Jakarta: PT Bumi Aksara Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Asdi Mahasatya Toha, Miftah. 2008. Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Jakarta: Kencana Wibawa, Samudra dan kawan kawan. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: Raja Grafindo Persada Widodo, Joko. 2007. Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi. Malang: Bayumedia Publishing Winarno. Budi. 2007. Kebijakan Publik Teori & Proses. Jakarta: Buku Kita Wirawan. 2011. Evaluasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada