Evaluasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi

advertisement
Evaluasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Pamsimas) di Kecamatan Tembalang
Oleh :
Radiksa Arvian Sitranata, Slamet Santoso
Jurusan Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman : http// www.fisip.undip.ac.id email [email protected]
ABSTRAK
Pembangunan tidak lain merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung
secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Salah satu pembangunan yang menjadi
perhatian adalah kebutuhan air bersih dan sanitasi. Pamsimas merupakan salah satu bentuk
solusi dari kurangnya air bersih dan sanitasi di Indonesia. Tetapi pelaksanaan Pamsimas
masih belum optimal, tidak terkecuali pelaksanaan di Kecamatan Tembalang Kota
Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Program Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Kecamatan Tembalang. Dalam
evaluasi ini digunakan enam kriteria evaluasi yaitu efisiensi, efektivitas, kecukupan,
perataan, responsivitas dan ketepatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pamsimas
di Kecamatan Tembalang sudah efektif dalam memenuhi kebutuhan air bersih dan sanitasi.
Tetapi masih ditemui kekurangan, seperti kurang meratanya pembangunan tower air dan
perpipaan Pamsimas, selain tidak merata masih banyak warga miskin yang masih belum
dapat mendapatkan Pamsimas. Rekomendasi untuk meningkatkan perataan pembangunan
Pamsimas dapat dilakukan pada saat musyawarah penentuan prioritas pembangunan
dilakukan oleh seluruh elemen pelaksana Pamsimas, hal ini agar tercipta keadilan dan
pemerataan pada pembangunan karena diawasi langsung oleh semua pihak yang terkait.
Kata Kunci :Evaluasi, Pamsimas, Air Bersih, Sanitasi, Faktor
Key
PENDAHULUAN
Performance
menunjukkan Pamsimas secara nasional
A. Latar Belakang
sangat
Pemerintah
Indonesia
Indicator(KPI)
signifikan
dalam
memenuhi
mempunyai
capaian per tahunnya. Pamsimas secara
komitmen sangat kuat untuk mencapai
nasional terbilang sukses karena sudah
Millenium Development Goals (MDGs),
jauh
yaitu menurunnya jumlah penduduk yang
ditetapkan.
melampaui
target
yang
sudah
belum mempunyai akses air minum dan
Pamsimas
sanitasi dasar sebesar 50 % pada tahun
2015. Pasal 5 Undang-Undang No 7 Tahun
2004
tentang
Sumber
Daya
Air
menyatakan bahwa negara menjamin hak
setiap orang untuk mendapatkan air bagi
kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna
memenuhi
kehidupannya
yang
sehat,
belum memiliki akses air minum dan
sanitasi yang layak, dari tahun ke tahun
juga
semakin
WSLIC-3/PAMSIMAS
banyak
desa
yang
memasukkan Pamsimas ke RKM mereka.
Pamsimas juga secara umum mengurangi
masyarakat
pemahaman
Program
meningkatkan
jumlah masyarakat yang sebelumnya
kebiasaan
bersih, dan produktif.
telah
memulai
agar
yang
tidak
mencanangkan
kurang
BABS
cuci
dan
tangan
(Third Water Supply and Sanitation for
pakai sabun mulai dari sekolah-sekolah
Low Income Community/Penyediaan Air
dasar.
Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat)
merupakan salah satu program dan aksi
nyata pemerintah (pusat dan daerah)
dengan dukungan Bank Dunia, untuk
meningkatkan penyediaan air minum,
sanitasi,
dan
meningkatkan
derajat
kesehatan masyarakat terutama dalam
menurunkan angka penyakit diare dan
penyakit lainnya yang ditularkan melalui
air dan lingkungan.
Tetapi
belum
capaian
merata
di
tersebut
semua
masih
wilayah
Indonesia. Karena sebenarnya Pamsimas
diprioritaskan untuk masyarakat miskin
dan tinggal di pinggiran kota atau
masyarakat
yang
belum
memiliki
pengetahuan tentang air minum dan
sanitasi yang baik.
Diantara masyarakat yang belum
terlayani,
masyarakat
berpenghasilan
rendah di perdesaan dan pinggiran kota
mencukupi kebutuhan sanitasi dan air
termasuk
minum
kelompok
yang
rentan
untuk
warganya.
mengakses air minum dan sanitasi yang
pelaksanaan
layak tersebut. Namun demikian, bagi
Tembalang mendudukan peringkat bawah
daerah-daerah dengan wilayah pedesaan
di banding kecamatan lainnya di Kota
relatif luas, berpenduduk miskin relatif
Semarang.
tinggi dan mempunyai kapasitas fiskal
rendah,
mereka
pada
umumnya
sangat
kemampuan
terbatas,
sehingga
memerlukan dukungan finansial untuk
membiayai investasi yang dibutuhkan
dalam rangka meningkatkan kemampuan
pelayanannya kepada masyarakat, baik
Pamsimas
di
Namun
Kecamatan
Hal ini disebabkan beberapa isu
yang terjadi pada pelaksanaan Pamsimas,
baik dari segi perencanaan, pembangunan
sampai monitoring evaluasi Kecamatan
Tembalang masih tertinggal jauh sesuai
dengan buku pedoman dan petunjuk teknis
yang telah dikeluarkan oleh Pusat.
untuk investasi fisik dalam bentuk sarana
dan prasarana, maupun investasi non-fisik
Kecamatan Tembalang memiliki 12
yang terdiri dari manajemen, teknis dan
kelurahan,
masing-masing
dikelurahan
pengembangan sumber daya manusia.
tersebut memiliki tower Pamsimas yang
dibangun untuk memenuhi kebutuhan air
Keikutsertaan
Kota
Semarang
dalam Pamsimas ini sudah dilakukan sejak
Pamsimas I tahun 2008. Pamsimas di Kota
Semarang sudah sangat berkembang pesat.
Kecamatan-kecamatan di Kota Semarang
berlomba-lomba menyediakan pelayanan
yang terbaik dalam Pamsimas ini. Tetapi
beberapa kecamatan juga masih sangat
kurang seperti yang terjadi di kecamatan
Banyumanik dan Tembalang.
Kecamatan
Semarang
juga
Tembalang,
turut
andil
Kota
dalam
bersih masyarakat Tembalang. Namun
dalam pelaksanaannya masih sering terjadi
kekurangan, kekurangan tersebut terjadi di
beberapa
proses
kebijakan.
Dibidang
administrasi misalnya, dalam rangka untuk
mengetahui kinerja Pamsimas seharusnya
dilakukan
evaluasi
evaluasi
tersebut
setiap
bulannya,
berdasarkan
pada
pelaporan
pihak
BPSPAM
selaku
masyarakat
yang
bertanggung
jawab
terhadap Pamsimas di daerah
tersebut
sering tidak mengikuti pedoman dan tata
sebagai prioritas tugas mereka. Hal ini
cara yang sudah ditentukan.
mempengaruhi
Administrasi Pamsimas mau tidak
mau
haruslah
dibuat
sesuai
dengan
ketentuan. Kekurangan SDM yang kurang
yang
belum
terlalu
Pamsimas,
karena dengan terjadinya hal tersebut
seringkali
membuat
molor
beberapa
jadwal yang sudah ditentukan.
kompeten dalam pembukuan dan mindset
BPSPAM
perencanaan
Banyaknya
keseluruhan
kekurangan
Pamsimas
di
dari
Kecamatan
mementingkan administrasi menjadi faktor
Tembalang yang tidak sesuai dengan
bahwa Pamsimas menjadi susah dievaluasi
pedoman dan petunjuk teknis merupakan
dibeberapa kelurahan. Terlebih parah lagi,
salah satu isu yang harus diselesaikan, agar
ada beberapa kasus yang terjadi bahwa
keberlanjutan
terjadi manipulasi data yang biasanya akan
meningkat dan memberikan pelayanan
memicu konflik sosial antar warga dan
yang optimal.
pihak pengelola.
program
terus
B. Rumusan Masalah
Penentuan awal desa yang akan
1. Bagaimana
melaksanakan Pamsimas juga terkadang
Penyediaan
mendapat intervensi dari beberapa pihak.
Sanitasi
Intervensi
untuk
(Pamsimas)
memperebutkan prioritas daerah mana
Tembalang?
tersebut
kedepan
biasanya
yang akan dibangun tower Pamsimas.
2. Apa
kinerja
Air
Minum
Berbasis
dan
Masyarakat
di
saja
Program
Kecamatan
faktor
penentu
Padahal yang seharusnya sudah memiliki
keberhasilan
Pamsimas
daftar prioritas pembangunan yang sudah
Kecamatan Tembalang?
di
ditentukan dan tidak dapat diganti begitu
saja tanpa campur tangan dari pihak lain.
Pelaksanaan
Pamsimas
juga
mengalami ketidaksinkronisasian antara
SKPD yang bertanggung jawab. Dinasdinas terkait, konsultan, dan pihak swasta
masih tidak memberlakukan Pamsimas
C. Tujuan Penelitian
Penyusunan penulisan karya ilmiah ini
mempunyai tujuan :
1.
Mendeskripsikan kinerja program
Penyediaan
Sanitasi
Air
Berbasis
Minum
dan
Masyarakat
(Pamsimas)
2.
di
Kecamatan
yang bersangkutan dengan pelaksanaan
Tembalang.
kebijakan – kebijakan pemerintah,
Mendeskripsikan faktor penentu
pengarahan kecakapan dan teknik –
kebijakan
Penyediaan
teknik yang tidak terhingga jumlahnya,
Air Minum dan Sanitasi Berbasis
memberikan arah dan maksud terhadap
Masyarakat
usaha sejumlah orang.
Program
(Pamsimas)
di
Kecamatan Tembalang.
2. Kebijakan Publik
Menurut Thomas R. Dye, kebijakan
publik adalah apa pun juga yang
D. Landasan Teori
dipilih
1. Administrasi Publik
Menurut
David
pemerintah,
apakah
H.
Rosenbloom,
mengerjakan sesuatu itu atau tidak
publik
merupakan
mengerjakan (mendiamkan) sesuatu itu
pemanfaatan teori – teori dan proses –
(whatever government choose to do or
proses manajemen, politik, dan hukum
not to do).
administrasi
untuk memenuhi keinginan pemerintah
Menurut Chandler dan Plano,
di bidang legislatif dan eksekutif,
kebijakan publik adalah pemanfaatan
dalam
rangka
fungsi
–
fungsi
yang strategis terhadap sumber daya-
pengaturan dan pelayanan terhadap
sumber
masyarakat secara keseluruhan atau
memecahkan masalah publik.
sebagian.
daya
Menurut
Menurut Jhon M. Pfiffner dan
kebijakan
yang
A.
public
ada
untuk
Hoogerwerf,
sebagai
unsure
Robert V. Presthus, ada 3 hal dalam
penting dari politik, dapat diartikan
administrasi publik yaitu (1) meliputi
sebagai usaha mencapai tujuan-tujuan
implementasi
tertentu menurut waktu tertentu.
kebijakan
pemerintah
yang telah ditetapkan oleh badan –
3. Evaluasi Kebijakan
badan
Pengertian evaluasi yang dikemukakan
perwakilan
politik,
(2)
koordinasi usaha – usaha perorangan
oleh
dan kelompok untuk melaksanakan
dikemukakan
kebijakan pemerintah, (3) suatu proses
dikutip oleh Fitzpatrick, Sanders dan
para
ahli
seperti
yang
oleh
Scriven
yang
Worthen
menyatakan
bahwa
4. Kriteria Evaluasi Kebijakan
“evaluation as judging the worth or
Evaluasi pada “perumusan” dilakukan
merit of something”. Berdasarkan
pada sisi post-tindakan, yaitu lebih
definisi dari Scriven ini selanjutnya
kepada “proses” perumusan daripada
Fitzpatrick,
muatan
Sanders
dan
Worthen
kebijakan
yang
biasanya
mempertegas bahwa evaluasi adalah
“hanya” menilai apakah prosesnya
mendeterminasi manfaat atau nilai dari
sudah sesuai dengan prosedur yang
suatu objek evaluasi. Secara lebih luas
sudah disepakati. Secara umum, Dunn
evaluasi dapat didefinisikan sebagai
menggambarkan
mengidentifikasi, mengklarifikasi dan
evaluasi
menerapkan sejumlah kriteria untuk
berikut (Riant Nugroho, 2004: 185-
mendeterminasi
186)
obyek
yang
dievaluasi.
kriteria-kriteria
kebijakan
Efektivitas
Sedangkan
evaluasi
kebijakan
apakah
suatu
publik
sebagai
berkenaan
dengan
alternatif
mencapai
menurut Anderson adalah kegiatan
tujuan dari diadakannya tindakan.
yang
Efektivitas,
menyangkut
estimasi
atau
yang
secara
penilaian kebijakan yang mencakup
berhubungan
substansi, implementasi dan dampak.
teknis, diukur dari unit produk atau
Sudiyono mengungkapkan Studi
evaluasi kebijakan merupakan suatu
analisis
yang
sehingga
bersfiat
evaluatif
konsekuensinya
lebih
dengan
dekat
rasionalitas
layanan atau nilai moneternya.
Efisiensi
berkenaan
dengan
jumlah usaha yang diperlukan untuk
menghasilkan
tingkat
retrospeksi dibandingkan prospeksi.
tertentu.
Dan
seorang
hubungan antara efektivitas dan usaha.
analis berusaha mengidentifikasi efek
Suatu kebijakan dikatakan efisien jika
yang
suatu
dalam
semula
merealisis
mengevaluasi
direncanakan
suatu
keberhasilan
untuk
dan
dampak apa yang ditimbulkan dari
akibat suatu kebijakan
Efisiensi
efektivitas
kebijakan
merupakan
dapat
mencapai
efektivitas yang tinggi dengan biaya
yang rendah.
Kecukupan
berkenaan
dengan
seberapa jauh suatu tingkat efektivitas
memuaskan
kebutuhan,
kesempatan
yang
nilai
atau
menumbuhkan
dan kepada kuatnya asumsi yang
melandasi tujuan-tujuan tersebut.
adanya masalah. Kriteria kecukupan
E. Metode Penelitian
menekankan pada kuatnya hubungan
Dalam
antara alternatif kebijakan dan hasil
menggunakan tipe penelitian deskriptif
yang diharapkan.
dengan
Kriteria
perataan
penelitian
ini,
pendekatan
penulis
kualitatif.
erat
Penelitian ini berlokasi di Kecamatan
hubungannya dengan konsepsi yang
Tembalang. Informan pada penelitian
saling bersaing, yaitu keadilan atau
ini
kewajaran konflik etis sekitar dasar
berwenang menangani Pamsimas di
yang memadai untuk mendistribusikan
Kecamatan Tembalang. Adapun teknik
sumber daya dalam masyarakat.
pengumpulan data di dalam penelitian
adalah
seluruh
elemen
yang
Responsivitas berkenaan dengan
ini melalui observasi, wawancara,
seberapa jauh suatu kebijakan dapat
dokumentasi dan studi pustaka. Data
memuaskan kebutuhan, preferensi atau
yang
nilai-nilai
kelompok
masyarakat
dianalisis dan interpretasi data melalui
tertentu.
Responsivitas
berbicara
reduksi dengan mengelompokan hal-
tentang apakah kriteria efektivitas,
hal pokok, kemudian disajikan dan
efisiensi, kecukupan dan kesamaan
pada akhirnya dilakukan penarikan
secara
kesimpulan
nyata
mencerminkan
sudah
diperoleh
atas
kemudian
jawaban-jawaban
kebutuhan, preferensi dan nilai dari
yang diperoleh dari informan. Kualitas
kelompok tertentu.
atau keabsahan data menggunakan
Kriteria ketepatan secara dekat
berhubungan
dengan
rasionalitas
teknik
triangulasi
membandingkan
hasil
dengan
wawancara
substantive, karena pertanyaan tentang
antara informan satu dengan informan
ketepatan kebijakan tidak berkenaan
lainnya untuk keperluan pengecekan
dengan satuan kriteria individu tetapi
atau sebagai pembanding terhadap data
dua
itu.
atau
lebih
kriteria
secara
bersamaan. Ketepatan merujuk pada
nilai atau harga dari tujuan program
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Kinerja Pamsimas Kecamatan
program Pamsimas telah memenuhi
target bahkan melebihi dari target yang
sudah ditentukan sebelumnya.
Tembalang
Pamsimas
1. Efektivitas
di
Kecamatan
Tembalang sejak tahun 2010 sampai
“Efektivitas (effectiveness) berkenaan
tahun
dengan
setidaknya 876 KK tambahan yang
apakah
mencapai
suatu
hasil
alternative
(akibat)
2014
telah
mendapatkan
yang
telah mendapatkan akses air bersih, hal
diharapkan, atau mencapai tujuan dari
tersebut naik setiap tahunnya dan
diadakannya tindakan. Yang secara
selalu melebihi target. Begitu pula
dekat berhubungan dengan rasionalitas
dengan akses sanitasi yang diterima
teknis, selalu diukur dari unit produk
masyarakat Tembalang sudah dapat
atau layanan atau nilai moneternya”
tercapai melebihi dari target yang telah
(Dunn, 2003:429).
direncanakan.
Kriteria efektivitas hasil penelitian
menerangkan bahwa Pamsimas dapat
2. Efisiensi
dikatakan telah mencukupi, hal ini
“Efisiensi
dapat dilihat dari terlampauinya target
dengan jumlah usaha yang diperlukan
dengan realisasi yang cukup tinggi
untuk menghasilkan tingkat efektivitas
diatas
jumlah
tertentu. Efisiensi yang merupakan
tambahan orang yang memiliki akses
sinonim dari rasionalitas ekonomi,
air minum yang layak tercapai dan
adalah merupakan hubungan antara
juga jumlah tambahan orang yang
efektivitas dan usaha, yang terakhir
memiliki akses sanitasi yang layak
umumnya diukur dari ongkos moneter.
juga bertambah.
Efisiensi biasanya ditentukan melalui
Sesuai teori yang digunakan peneliti,
perhitungan biaya per unit produk atau
pelaksanaan Pamsimas di Kecamatan
layanan. Kebijakan yang mencapai
Tembalang telah memiliki tingkat
efektivitas
efektivitas yang tinggi, hal ini dilihat
terkecil dinamakan efisien” (Dunn,
dari target dan capaian penerima
2003:430).
target.
Tercapainya
(efficiency)
tertinggi
berkenaan
dengan
biaya
Hasil
penelitian
kriteria
efisiensi
Kecamatan
menjelaskan
pada
jika
Pamsimas
Tembalang
dapat
dikatakan
sudah
cukup.
Realisasi
anggaran
yang
dilakukan
oleh
Pemerintah Kota Semarang sudah
sesuai porsinya, tetapi jatah tersebut
dinilai kurang untuk pembangunan
Pamsimas
yang
perkembangannya
tergolong pesat.
Penyerapan
3. Kecukupan
“Kecukupan dalam kebijakan publik
dapat dikatakan tujuan yang telah
dicapai sudah dirasakan mencukupi
dalam berbagai hal. William N. Dunn
mengemukakan
sudah
kecukupan
(adequacy) berkenaan dengan seberapa
jauh
suatu
tingkat
efektivitas
memuaskan kebutuhan, nilai, atau
kesempatan
anggaran
bahwa
yang
menumbuhkan
adanya masalah” (Dunn, 2003:430).
cukup, dengan terbatasnya anggaran
yang
diberikan
Pamsimas
tetap
Pamsimas
yang
telah
di
menjalankan pembangunan sarana dan
laksanakan di Kecamatan Tembalang
prasarana sesuai dengan prosedur,
telah berhasil memenuhi kebutuhan
terbatasnya anggaran tersebut juga
akan air bersih dan sanitasi bagi
menuntut kelurahan untuk menghemat
masyarakat yang kurang mampu, tetapi
biaya pada saat pembangunan fasilitas.
dalam pelaksanaannya tidak semua
anggaran
yang
berjalan lancar. Pelaksana Pamsimas
pemerintah
tidak
masih sangat kurang dalam memahami
membuat tingkat efektivitas dalam
dan melaksanakan apa yang sudah
mendapat
tertulis pada buku pedoman dan buku
Sedikitnya
disediakan
oleh
penerima
program
Pamsimas berkurang, Pamsimas secara
petunjuk teknis.
tidak terduga malah dapat melebihi
Buku pedoman yang seharusnya
target efektivitas yang telah ditentukan
dikuasai oleh pelaksana Pamsimas
sebelumnya.
masih
dilakukan
dengan
Jumlah
dapat
tingkat
usaha
dinilai
efektivitas
dihasilkan oleh Pamsimas.
yang
dianggap
sebagai
sarana
sepadan
formalitas saja, tidak diterapkan secara
yang
menyeluruh. Kurangnya sumber daya
manusia dalam mengikuti prosedur
menyebabkan permasalahan tersendiri.
Pelaporan rutin, pembukuan dan
proses
administratif
masih
jarang
distribusi akibat dan usaha antara
kelompok-kelompok
yang
berbeda
dilakukan, kalaupun dilakukan tidak
dalam masyarakat” (Dunn, 2003:434).
seratus
Perataan
persen.
Akibatnya
menyebabkan
dari
segi
pembangunan
permasalahan-
sarana
dan
permasalahan lain seperti telatnya
seperti
saluran
pelaporan,
fasilitas sanitasi dan tower sumber air
kurangnya
kurangnya
transparansi,
akuntabilitas,
ketidak
akuratan data dan gagalnya dalam
proses
evaluasi
untuk
Pamsimas
selanjutnya.
Ini
pipa
yang
Pamsimas,
air
digunakan
Selain
perataan
dalam
Pamsimas
Tembalang
di
memenuhi kriteria kecukupan, terlihat
pemilihan
dari
intervensi atau bebas nilai.
Pamsimas
dapat
memuaskan
kebutuhan akan air bersih dan sanitasi
tetapi dilain sisi Pamsimas sebagai
untuk
memenuhi
kebutuhan juga masih menimbulkan
permasalahan lain
proyek
perataan
ternyata,
Pamsimas
sudah
dikatakan
mempunyai
arti
dengan keadilan yang diberikan dan
diperoleh sasaran kebijakan publik.
William N. Dunn menyatakan bahwa
kesamaan
(equity)
erat
berhubungan dengan rasionalitas legal
sosial
dan
menunjuk
pada
penentuan
tersebut
penelitian
pada
tanpa
kriteria
pendirian
sesuai
titik
dengan
prosedur dan kebutuhan, meskipun
terjadi
masyarakat
“Perataan dalam kebijakan publik
dan
apakah
Hasil
sering
4. Perataan
kriteria
segi
perataan pada saat penentuan prioritas
pemilihan,
dapat
untuk
mengaliri perpipaan.
belum
kesempatan
minum,
fasilitas, peneliti memfokuskan kriteria
artinya
Kecamatan
Pamsimas
prasarana
penolakan
mengenai
titik
dari
yang
ditentukan. Sedangkan untuk politik
dalam pelaksanaan Pamsimas sering
ditemui, biasanya terjadi dalam rapat
prioritas
pembangunan
tower
dan
saluran air. Permasalahan tersebut
dapat memicu terjadinya konflik antar
warga.
Jadi pelaksanaan Pamsimas dilihat
5. Responsivitas
“Kriteria responsivitas adalah penting
karena analisis yang dapat memuaskan
semua kriteria lainnya (efektivitas,
efisiensi, kecukupan, kesamaan) masih
gagal
jika
belum
menanggapi
kebutuhan aktual dari kelompok yang
semestinya diuntungkan dari adanya
dari
segi
kriteria
responsivitasnya
dikatakan belum tercapai seluruhnya
meskipun
Pamsimas
sudah
dapat
dikatakan berhasil dalam mengubah
gaya hidup bersih warga Tembalang,
tetapi
keadaan
menjelaskan
dilapangan
bahwa
juga
banyaknya
kekurangan dari segi fasilitas dinilai
suatu kebijakan” (Dunn, 2003:437).
belum dapat memuaskan kebutuhan
Hasil
penelitian
Pamsimas
di
kelompok.
Kecamatan Tembalang menjabarkan
jika Pamsimas mengubah gaya hidup
6. Ketepatan
bersih pada masyarakat. Masyarakat
“Kriteria
telah
memahami
yang
dipakai
untuk
pentingnya
gaya
menseleksi sejumlah alternatif untuk
yang
telah
dijadikan rekomendasi dengan menilai
Pamsimas
melalui
apakah hasil dari alternatif yang
program-programnya seperti kebiasaan
direkomendasikan tersebut merupakan
cuci tangan pakai sabun, membuang
pilihan tujuan yang layak. Kriteria
sampah
kelayakan
hidup
bersih,
disosialisasikan
pada
tempatnya
dan
menghilangkan kebiasaan BABS.
Tetapi
masih
kemudahan
program
yang
saja
diberikan
Pamsimas,
Tembalang
mendapatkan
respon
negatif
dengan
rasionalitas substantif, karena kriteria
segala
oleh
masyarakat
Kecamatan
dihubungkan
masih
dari
ini menyangkut substansi tujuan bukan
cara
atau
instrumen
untuk
merealisasikan tujuan tersebut” (Dunn,
2003:499).
Hasil
penelitian
menjelaskan
warga, berkaitan iuran ataupun dengan
bahwa sudah seluruh kelurahan di
seringnya kerusakan fasilitas yang ada.
Kecamatan
Tembalang
rutin
menambahkan Pamsimas ke RKM
mereka, pelaksanaan tersebut sudah
sesuai dengan tuntutan dari pemerintah
sedikit, kurangnya anggaran sangat
kota
karena
pemenuhan
digunakan
untuk
berpengaruh terhadap fasilitas dan
target
untuk
sarana yang akan disediakan untuk
dipertimbangkan pada saat evaluasi.
Tetapi ternyata masih banyak
masyarakat
yang
Pamsimas,
belum
padahal
terjamah
seharusnya
Kewenangan juga mempengaruhi
keberhasilan
program,
banyaknya
SKPD yang menangani Pamsimas
mendapatkan bantuan air bersih dan
terkadang
sanitasi. Kejadian ini disebabkan oleh
koordinasi antar lembaga, kurangnya
faktor eksternal yaitu kondisi geografis
koordinasi tersebut sudah pasti akan
yang ada di masing-masing daerah
mempengaruhi sebuah kebijakan.
kadang tidak mendukung sehingga
tidak dapat mencapai daerah-daerah
tertentu.
ketepatan
menimbulkan
Sumber
daya
kurangnya
yang
lain
mempengaruhi keberhasilan program
adalah
Kriteria
sumber
daya
manusia.
masih
Kurangnya kinerja Pamsimas salah
karena
satunya disebabkan oleh SDM yang
kelurahan
kurang, hasil penelitian menunjukkan
memasukkan Pamsimas kedalam RKM
Pamsimas sangat kekurangan SDM
masih saja banyak masyarakat yang
baik secara kuantitas dan kualitas.
seharusnya
Kurangnya
dikatakan
belum
meskipun
sudah
tetapi
optimal,
semua
mendapatkan
malah
belum
bantuan
mendapatkan
Pamsimas sama sekali.
B.
masyarakat.
Faktor
Penentu
SDM
mempengaruhi
ini
sangat
bagaimana
keberhasilan program, karena SDM lah
Keberhasilan
Program
yang menangani dari awal sampai
akhir
program
Pamsimas.
Hasil
penelitian menjelaskan faktor sumber
1. Sumber Daya
Sumber daya dana yang disediakan di
setiap kelurahannya sangat terbatas
dikarenakan porsi dari kota juga
daya dapat dikatakan masih kurang.
sepenuhnya
2. Kelembagaan
Pada hasil penelitian menjelaskan
banyaknya
kekurangan
disektor
secara
langsung
kelembagaan
mengurangi kinerja program yang
berdampak pada keberhasilan atau
kegagalan
program.
BPSPAMS
sebagai pengurus dilevel kelurahan
sangatlah
vital
dalam
perannya,
karena
jika
menjaga
BPSPAMS
tersebut baik, maka kinerja Pamsimas
di kelurahan tersebut juga baik.
merupakan
kinerja
bentuk
BPSPAMS
usaha
untuk
mencapai keberhasilan program dari
faktor
lembaga.
Analisis
peneliti
adalah peran sebuah lembaga dalam
Pamsimas sangat penting. Banyaknya
pelaksana
Pamsimas
yang
ikut
bertanggung jawab membuat faktor
lembaga
juga
yang
telah
ditetapkan. Sadar akan pentingnya
sebuah lembaga, pemerintah membuat
langkah
yang
tepat
untuk
meningkatkan kinerja lembaga yang
ada di Pamsimas.
3. Komunikasi
Komunikasi kebijakan berarti proses
penyampaian informasi kebijakan dari
pembuat kebijakan (policy maker)
kepada pelaksana kebijakan (policy
implementors)
Upaya pemerintah untuk terus
meningkatkan
seperti
mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan program.
Pengaruh faktor kelembagaan
Dimensi kejelasan menghendaki
agar informasi yang jelas dan mudah
dipahami, selain itu untuk menghindari
kesalahan interpretasi dari pelaksana
kebijakan, kelompok sasaran maupun
pihak yang terkait dalam implementasi
kebijakan. Buku pedoman dan buku
petunjuk teknis yang diadakan juga
sudah meliputi dimensi kejelasan.
Buku
pedoman
ditujukan
untuk
mengatur segala sesuatunya baik yang
bersifat umum dan teknis operasional,
dalam Pamsimas sangatlah tinggi,
diharapkan
tetapi hasilnya sangat belum cukup
pedoman dapat mengurangi kesalahan
baik, hal ini dikarenakan banyaknya
interpretasi dari pelaksana Pamsimas.
pihak yang terkait dengan Pamsimas.
Lembaga tersebut belum berfungsi
dengan
adanya
buku
Kesimpulan
dari
faktor
Sumber daya disimpulkan kurang,
komunikasi mempengaruhi Pamsimas
sumber daya manusia pada Pamsimas
yaitu, komunikasi telah diterapkan
Kecamatan
secara baik, tetapi melihat dari faktor
kekurangan baik segi kuantitas dan
lain seperti sumber daya membuat
kualitasnya. Sedangkan sumber daya
komunikasi yang telah baik dilakukan
anggaran sangat terbatas mengingat
menjadi
anggaran yang diberikan dari Kota
kurang
dan
mengurangi
performa kinerja Pamsimas.
Tembalang
masih
Semarang juga sangat kecil. Faktor
kelembagaan
PENUTUP
juga
belum
baik,
dikarenakan banyaknya pihak yang
Kesimpulan
Kinerja
terkait dengan Pamsimas. Lembaga
Pamsimas
Kecamatan
tersebut belum berfungsi sepenuhnya
seperti yang telah ditetapkan. Diantara
Tembalang:
ketiga faktor, hanya faktor komunikasi
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
analisis, pelaksanaan Pamsimas di
yang sudah diterapkan dengan cukup
baik.
Kecamatan Tembalang dinilai masih
banyak kekurangan, empat dari enam
Saran
kriteria yang digunakan masih belum
1. Meningkatkan
bisa
dikatakan
berhasil,
hal
kinerja
program
ini
Pamsimas Tembalang dapat dilakukan
mengakibatkan kinerja Pamsimas di
dengan meningkatkan kriteria yang
Kecamatan Tembalang di katakan
kurang pada pelaksanaan:
rendah dan belum optimal.
• Upaya untuk mengatasi kurangnya
Faktor Penentu Keberhasilan Program:
kecukupan dapat dilakukan dengan
Peneliti dalam mengevaluasi kebijakan
memberikan
Pamsimas di Kecamatan Tembalang
menguasai buku pedoman dan buku
melihat dari tiga faktor yaitu, sumber
petunjuk
daya, kelembagaan dan komunikasi.
administrasi, pembukuan, keuangan
pelatihan
teknis,
agar
untuk
sistem
dan pelaporan sesuai dengan prosedur
sehingga
selalu
memberikan
data
akurat sebagai pertimbangan evaluasi
pembangunan
selanjutnya.
tepat sasaran.
fasilitas
selanjutnya
• Usaha untuk meningkatkan tingkat
2. Meminimalisir kekurangan dari faktor
perataan dapat dilakukan pada saat
keberhasilan program dapat dilakukan
musyawarah
sebagai berikut:
penentuan
prioritas
pembangunan dilakukan oleh seluruh
elemen pelaksana Pamsimas, hal ini
bertujuan
untuk
kemungkinan
yang
dapat
mengurangi
terjadinya
intervensi
menimbulkan
konflik
sosial. Pengawasan antar pelaksana
Pamsimas juga sebaiknya dilakukan.
• Sebagai langkah mengatasi rendahnya
responsivitas,
BPSPAMS
sebagai
lembaga tingkat kelurahan ada baiknya
membuat suatu posisi khusus pada
organisasinya
melakukan
untuk
ditugaskan
pengecekan
dan
pemeliharaan sarana prasarana. Pihak
konsultan
juga
harus
cepat
memberikan respon terhadap komplain
yang didapat.
dilakukan
peninjauan
menjadi
manusia
dapat
memberikan
dilakukan
sosialisasi
dengan
kepada
masyarakat bahwa Pamsimas pada
dasarnya bukan bantuan cuma-cuma
dari
pemerintah,
masyarakat
juga
melainkan
berperan
dalam
pelaksanaan Pamsimas. Ini ditujukan
untuk mendorong jumlah relawan
pelaksana Pamsimas di tingkat bawah.
• Dalam rangka meningkatkan faktor
kelembagaan,
sebaiknya
setiap
terkait
dengan
lembaga
yang
Pamsimas
membuat
tersendiri
untuk
suatu
koordinasi
forum
antar
lembaga, agar tidak terjadi overlapping
tugas atau ketidak harmonisan pada
• Upaya untuk mengurai permasalahan
ketepatan
• Upaya meningkatkan sumber daya
kembali
sasaran
dengan
wilayah
yang
Pamsimas.
Serta
melakukan tertib administrasi supaya
data sasaran warga kurang mampu
diperbarui, hal tersebut dilakukan agar
saat pelaksanaan. Jika perlu forum
tersebut rutin dilakukan dalam periode
tertentu sesuai kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Dunn, William N. 2000. Pengantar
Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Dwijowijoto, Riant Nugroho. 2004.
Kebijakan
Publik
Formulasi,
Implementasi
dan Evaluasi. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo
Islamy, M. Irfan. 1992. Prinsip-prinsip
Perumusan Kebijaksanaan Negara.
Jakarta: Bumi Aksara
Kencana, Inu. 2006. Ilmu Administrasi
Publik. Jakarta: Rineka Cipta
Subarsono, AG. 2005. Analisis
Kebijakan Publik:Konsep, Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung:CV. Alfabeta.
Suwitri, Sri. 2011. Konsep Dasar
Kebijakan Publik. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro
Syafiie, Inu Kencana. 2011. Sistem
Administrasi Negara. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008.
Evaluasi Program dan Instrumen
Evaluasi untuk Program Pendidikan
dan
Penelitian.
Jakarta:
Asdi
Mahasatya
Toha, Miftah. 2008. Ilmu Administrasi
Publik Kontemporer. Jakarta: Kencana
Wibawa, Samudra dan kawan kawan.
1994.
Evaluasi Kebijakan Publik.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Widodo,
Joko.
2007.
Analisis
Kebijakan Publik: Konsep dan
Aplikasi.
Malang:
Bayumedia
Publishing
Winarno. Budi. 2007. Kebijakan Publik
Teori & Proses. Jakarta: Buku Kita
Wirawan. 2011. Evaluasi. Jakarta :
Raja Grafindo Persada
Download