BAB II - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
BAHAN RUJUKAN
2.1
Laporan Keuangan
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana
dalam proses akuntansi tersebut semua transaksi yang terjadi harus dicatat,
diklasifikasikan dan diikhtisarkan untuk selanjutnya dilaporkan dalam suatu bentuk
laporan keuangan. Laporan ini merupakan sumber informasi utama tentang posisi
keuangan entitas karena, merangkum elemen-elemen yang berhubungan langsung
dengan pengukuran posisi keuangan, yaitu harta, hutang, biaya-biaya, dan
pendapatan.
Laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No.1 Revisi 2009 (2009:1.5) adalah sebagai
berikut:
“Laporan keuangan adalah suatu penyajian yang terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”.
Menurut Kieso, et.al (2009:5) adalah sebagai berikut:
“Laporan keuangan adalah suatu proses pencatatan yang merupakan
suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku
bersangkutan, yang berguna bagi pemakai laporan keuangan dalam
pengambilan keputusan”.
Adapun pengertian lain menurut Surya (2012:6) menyatakan bahwa:
“Laporan Keuangan adalah salah satu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas”.
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan dibuatnya laporan keuangan yang dikemukakan Martani, dkk
(2012:33) adalah sebagai berikut:
5
6
“Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi”.
Menurut menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No.1 Revisi 2009 (2009:1.5) tujuan laporan keuangan
yaitu:
“Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan,
dan arus entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka”.
Laporan keuangan biasanya dilaporkan pada orang-orang yang menggunakan
informasi laporan keuangan, adapun menurut Martani, dkk (2012:33) diantaranya
sebagai berikut:
a. Investor: Menilai entitas dan kemampuan entitas membayar deviden di masa
mendatang. Investor dapat memutuskan untuk membeli atau menjual saham
entitas.
b. Karyawan: kemampuan memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan
kesempatan kerja.
c. Pemberi Jaminan: Kemampuan membayar utang dan bunga yang akan
mempengaruhi keputusan apakah akan memberikan pinjaman.
d. Pemasok dan kreditor usaha lain: Kemampuan entitas membayar liabilitasnya
pada saat jatuh tempo.
e. Pelanggan: Kemampuan entitas menjamin kelangsungan hidupnya.
f. Pemerintah: Menilai bagaimana alokasi sumber daya.
g. Masyarakat: Menilai perkembangan kemakmuran entitas.
7
2.1.3 Kegunaan dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Kegunaan laporan posisi keuangan secara umum adalah untuk melihat
resiko-resiko entitas dan arus kas masa depan. Adapun tujuan pengguna laporan
posisi keuangan menurut Martini, dkk (2012:137) adalah sebagai berikut :
1.
Menganalis likuiditas
Likuiditas adalah seberapa cepat waktu yang diperlukan sampai suatu asset
dapat terealisasi atau dikontrovesi menjadi kas, atau sampai suatu liabilitas
dapat terbayar. Pihak kreditur biasanya akan tertarik dengan informasi tentang
rasio likuiditas jangka pendek, yang informasinya dapat mereka gunakan
2. Menilai Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan entitas membayar utangnya pada saat jatuh
tempo. Biasanya hal ini dapat diukur dengan tingkat utang jangka panjang
yang dimiliki entitas. Entitas yang memiliki rasio utang yang lebih tinggi,
berarti memiliki solvabilitas yang rendah dibanding entitas dengan rasio utang
yang rendah. Entitas dengan solvabilitas yang rendah artinya lebih berisiko,
karena memerlukan lebih banyak asset untuk membayar utangnya, baik pokok
maupun beban bunga.
3. Menilai fleksibilitas keuangan
Likuiditas dan solvabilitas akan menentukan fleksibilitas keuangan entitas,
yaitu mengukur kemampuan entitas mengambil tindakan tertentu sebagai
respon terhadap kebutuhan dan peluang yang ada. Entitas dengan tingkat utang
yang tinggi lebih tidak fleksibel dibanding entitas utang yang rendah. Suatu
entitas yang memiliki utang yang tinggi terkadang tidak mudah untuk
mengalokasikan arus kasnya untuk merespon peluang tertentu misalnya
peluang berinvestasi, karena arus kas tersebut harus dialokasikan untuk
pembayaran utang.
Adapun beberapa kritik terhadap laporan posisi keuangan adalah dalam hal
keterbatasan penilaian. Keterbatasan ini sebagian disebabkan karena hal-hal
sebagai berikut:
8
1. Pilihan pengukuran beberapa asset tertentu berdasarkan biaya perolehan atau
biaya perolehan terdepresiasi, bukan pada nilai kininya. Hal ini banyak
menimbulkan kritikan karena kurang mencerminkan nilai wajar dari asset.
2. Rekayasa keuangan yang sering kali memungkinkan dilakukan untuk
menghasilkan pembiayaan off-balance sheet.
3. Tidak diperkenankan mengakui asset takberwujud yang mengandung nilai
manfaat, namun sulit diukur nilainya secara objektif karena dihasilkan secara
internal.
Keterbatasan laporan keuangan menurut Munawir (2010:9) antara lain:
1.
Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan,
interim report (laporan yang dibuat diantara waktu tertentu dan sifatnya
sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.
2. Laporan keuangan menunjukan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat
pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dengan standar nilai yang mungkin berbeda
atau berubah-ubah.
3. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan, karena faktor-faktor
tersebut tidak dapat dinyatakan dengan suatu uang.
2.1.4 Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan
peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut
karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan
keuangan.,Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No.1 Revisi 2009 (2009:1.9) unsur-unsur tersebut
didefinisikan sebagai berikut:
9
a. Aset adalah sumber daya yang dikuasasi oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh perusahaan.
b. Kewajiban merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari
peristiwa di masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus kas
keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung masa manfaat
ekonomi.
c. Ekuitas adalah hak dan residual atas aset perusahaan setelah dikurangi
semua kewajiban.
2.1.5 Manfaat laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk mendapatkan
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh
perusahaan. Data keuangan akan lebih berarti jika diperbandingkan dan dianalisis
lebih lanjut, sehingga dapat diperoleh data yang dapat mendukung keputusan.
Menurut
Ikatan
Akuntan
Indonesia
dalam
Akuntansi Keungan No.1 Revisi 2009 (2009:1.2)
Pernyataan
Standar
pihak-pihak
yang
memanfaatkan laporan keuangan adalah:
1. Investor
Penanam modal beresiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan resiko
yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.
Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus
membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga
tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen.
2. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik
10
dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam memberikan balas jasa manfaat pension dan esempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunga dapat dibayar pada
saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lain tertarik dengan informasi yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada
saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam
tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali bila
sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup
perusahaan.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup
perusahaan terutama jika mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang
dengan atau tergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah
Pemerintah
dan
berbagai
lembaga
yang
berada
dibawah
kekuasaan
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena ini berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan, mereka menetapkan kebijakan pajak dan sebagai
dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya
perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekoniman nasional
termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam
modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
menyediakan informasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
11
2.2 Kas
Kas termasuk instrumen keuangan dalam klasifikasi aset keuangan. Kas
merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai
entitas. Kas terdiri dari uang kartal yang tersimpan dalam sebuah entitas, uang
tersimpan dalam rekening bank dan setara kas. Berikut adalah beberapa pengertian
tentang kas.
2.2.1 Pengertian Kas
Menurut Harahap (2011:258) pengertian kas adalah sebagai berikut:
Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat
serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai
berikut:
1. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas
2. Tanggal jatuh temponya sangat dekat
3. Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga
Pengertian kas dan setara kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.2 Revisi 2009 (2009:2.3) sebagai
berikut:
“Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.”
“Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam
jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki resiko perubahan nilai yang
tidak signifikan.”
Definisi kas menurut Martani, dkk (2012:180) mengemukakan:
“Kas adalah aset keuangan yang digunakan untuk kegiatan operasioanal
perusahaan. Kas merupakan aset yang paling likuid karena dapat
digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan.”
12
2.2.2 Arus Kas
Pengerian arus kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan
Standar Akuntan Keuangan No.2 Revisi 2009 (2009:2.3) yaitu
“ Arus kas atau cash flow adalah arus masuk dan arus keluar kas atau
setara kas.”
Dalam PSAK tersebut juga disebutkan bahwa arus kas terdiri dari beberapa
aktivitas yaitu:
1. Aktivitas Operasi: adalah penghasil utama pendapatan entitas (Principal
revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
2. Aktivitas Investasi: adalah perolehan dan pelepasan asset jangka panjang serta
investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
3. Aktivitas Pendanaan: adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitias.
2.2.3 Kegunaan Informasi Arus Kas
Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para
pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam asset bersih entitas, struktur
keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi
jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan
peluang yang berubah.
Kegunaan Informasi Arus kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.2 Revisi 2009 (2009:2.2) , adalah
sebagai berikut:
1. Menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas
2. Memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow)
dari berbagai entitas.
13
3. Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas, karena
dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda
terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Adapun kegunaan informasi arus kas menurut Harahap (2011:257), yaitu
dapat mengetahui:
1. Kemampuan perusahaan merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus
kas keluar perusahaan pada masa lalu.
2. Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan,
termasuk kemampuan membayar dividen di masa yang akan datang.
3. Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari
sumber kekayaan perusahaan.
4. Kemampuan perusahaan untuk memasukan kas ke perusahaan di masa yang
akan datang.
5. Alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan
pengeluaran kas.
6. Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap
posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
2.2.4 Sumber-Sumber Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan, oleh
karena itu kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik, baik penerimaannya
(sumber-sumbernya) maupun penggunaannya (pengeluaran). Penerimaan dan
pengeluaran kas suatu perusahaan ada yang bersifat rutin atau terus-menerus.
Berikut ini diuraikan sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran kas
menurut Munawir, (2010:159) menyatakan:
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal:
1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aset tetap baik yang
berwujud maupun tidak berwujud, atau adanya penurunan aset tidak
lancer yang diimbangi dengan penambahan kas.
14
2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan
modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang jangka pendek maupun hutang
jangka panjang serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan
penerimaan kas.
4. Adanya pengurangan atau penurunan aset lancar selain kas yang
diimbangi dengan adanya penerimaan kas, misalnya adanya penurunan
piutang karena adanya penerimaan pembayaran, berkurangnya barang
dagangan karena adanya penjualan secara tunai dan sebagainya.
5. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari
investasi, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian
kelebihan pembayaran pajak pada periode sebelumnya.
Sedangkan pengeluaran kas dapat disebabkan adanya transaksitransaksi sebagai berikut:
1. Pembelian saham atau obligasi investasi jangka pendek maupun
jangka panjang. Serta adanya pembelian aset tetap lainnya.
2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya
pengambilan kas persediaan oleh pemilik perusahaan.
3. Pelunasan atau pembayaran hutang jangka pendek maupun jangka
panjang.
4. Pengembalian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran
biaya operasi berupa upah dan gaji. Pembelian supplies kantor,
pembayaran sewa, bunga, premi asuransi dan lain-lain.
5. Pengeluaran untuk membayar deviden , pembayaran pajak, denda
dan lain sebagainya.
Satu rupiah merupakan sumber dana, dan sumber dana ini bias diperoleh dari
donasi, penjualan aktiva, penjualan barang dan jasa pada konsumen.
15
2.2.5 Pengendalian Intern Kas
Kas merupakan asset paling likuid yang mudah digunakan. Karena sifatnya
yang likuid, maka dapat memicu pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung
jawab untuk melakukan penyimpangan terhadap kas. Oleh karena itu, perlu
dilakukan langkah-langkah untuk melindungi kas melalui system pengawasan
intern yang memadai terhadap kas. Untuk melindungi kas dari pencurian dan
peyalahgunaan, perusahaan harus mengendalikan kas yang menyangkut dengan
segala aktivitasnya baik yang berkaitan dengan arus masuk maupun arus keluar.
Menurut Skousen, et.al (2009:247) karakteristik dasar dari suatu sistem
pengendalian kas adalah:
a. Menetapkan tanggung jawab secara khusus untuk menangani penerimaan
kas.
b. Pemisahan penanganan dan pencatatan penerimaan kas.
c. Penyetoran seluruh kas yang diterima setiap hari (lazimnya ke rekening
bank).
d. Sistem voucher untuk mengendalikan pembayaran kas.
e. Audit internal pada selang waktu yang tak terduga.
f. Pencatatan ganda atas kas menurut bank dan pembukuan, dengan
rekonsiliasi yang dilaksanakan oleh seseorang di luar bagian akuntansi.
2.3
Laporan Arus Kas
2.3.1 Pengertian Laporan Arus Kas
Menurut Kieso et.al (2009:204) Laporan arus kas itu sendiri didefinisikan
sebagai berikut:
“Laporan arus kas merupakan laporan yang menyediakan informasi
mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan pada suatu periode tertentu”.
16
Pengertian lain menurut Harahap (2011:259), mengemukakan bahwa:
“Laporan arus kas memberikan informasi yang relevan tentang
penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas suatu perusahaan pada
suatu periode tertentu.”
Laporan arus kas menurut Martani, dkk (2012:145) adalah:
“Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi
tentang arus kas masuk dan keluar, dan setara kas suatu entitas untuk
suatu periode tertentu. Melalui laporan arus kas, pengguna laporan
keuangan ingin mengetahui bagaimana entitas mennghasilkan dan
menggunakan kas dan setara kas.”
2.3.2 Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas
Tujuan laporan arus kas menurut Kieso, et.al (2009:204) adalah sebagai
berikut:
“Tujuan utama dari laporan arus kas adalah untuk memberikan
informasi tentang penerimaan kas dan pengeluaran kas entitas selama
suatu periode. Tujuan lainnya adalah untuk menyediakan informasi
tentang kegiatan operasi, investasi, dan pembiyaan entitas tersebut atas
dasar kas.”
Adapun manfaat dari laporan arus kas yang dapat membantu para investor,
kreditor, dan pihak lainnya yang dikemukakan oleh Kieso, et.al
(2009:204)
sebagai berikut:
1. Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan.
Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah memberikan informasi yang
akan memungkinkan untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian
arus kas dimasa depan. Dengan memeriksa hubungan antara pos-pos seperti
penjualan dan arus kas bersih dari kegiatan operasi, atau arus kas bersih dari
kegiatan operasi serta kenaikan atau penurunan kas, maka dimungkinkan untuk
membuat prediksi yang lebih baik atas jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus
kas di masa depan, dibandingkan dengan menggunakan data dasar akrual.
2. Kemampuan entitas untuk membayar deviden dan memenuhi kewajiban
17
Kas adalah hal yang penting. Jika perusahaan tidak mempunyai kas yang
cukup, maka gaji karyawan tidak dapat dibayar, hutang tidak dapat dilunasi,
dividen tidak dapat dibayar, dan peralatan tidak dapat dibeli. Laporan arus kas
menunjukan bagaimana kas digunakan dan darimana kas itu berasal.
Karyawan, kreditor, para pemegang saham memiliki kepentingan dengan
laporan ini, karena menunjukan arus kas yang terjadi dalam perusahaan.
3. Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan
operasi.
Angka laba bersih merupakan hal yang penting, karena memberikan informasi
tentang keberhasilan atau kegagalan sebuah perusahaan bisnis dari suatu
periode ke periode lainnya.
4. Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan nonkas selama
suatu periode.
Memeriksa kegiatan investasi perusahaan (pembelian dan penjualan aktiva
selain dari produknya) dan kegiatan pembiayaannya (peminjaman dan
pelunasan pinjaman, investasi oleh pemilik, dan distribusi kepada pemilik),
para pembaca laporan keuangan dapat memahami dengan lebih baik mengapa
aktiva dan kewajiban bertambah atau berkurang selama satu periode.
2.3.3 Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Dalam pelaporan arus kas dari aktivitas operasi, menurut Ikatan Akuntan
Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.2 Revisi 2009
(2009:2.8) mengemukakan entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi
dengan metode salah satu dari metode berikut:
a. Metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas
bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan;atau
b. Metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan
dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan
(deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di
18
masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan
dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Entitas dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan metode langsung. Mrtode ini menghasilkan informasi yang berguna
dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan
metode tidak langsung. Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok
utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik:
a. Dari catatan akuntansi entitas
b. Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain
dalam laporan laba rugi komprehensif.
2.3.4 Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntan
Keuangan No.2 Revisi 2009 (2009:2.10) entitas melaporkan secara terpisah
kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari
aktivitas investasi dan pendanaan, kecuali arus kas yang berasal dari dari aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan berikut ini dapat disajikan menurut arus kas
bersih:
a. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan apabila
arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas
entitas, misalnya:
b. Penerimaan dan pembayaran rekening giro.
c. Dana pelanggan yang dikelola oleh entitas investasi.
d. Sewa yang ditagih oleh pengelola untuk kepentingan.
e. Penerimaan dan pengelaran kas untuk pos-pos dengan peputaran cepat,
jumlah yang besar, dan dengan jangka waktu singkat. Misalnya:
f. Jumlah pokok transaksi kartu kredit para nasabah.
g. Pembelian dan penjualan investasi.
h. Pinjaman jangka pendek.
19
2.3.5 Penyajian Laporan Arus Kas
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntan
Keuangan No.2 Revisi 2009 (2009:2.5) Laporan arus kas harus melaporkan arus
kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi,
dan pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang
memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut
terhadap posisi keuangan entitas serta terhadap jumlah kas dan setara kas.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntan
Keuangan No.2 Revisi 2009 (2009:2.5) Laporan arus kas, diklasifikasikan dalam
arus kas yaitu sebagai berikut:
1. Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas
(principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas operasi
merupakan indikator utama untuk menentukan apakah operasi entitas dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi entitas, membayar dividen, dan melakukan investasi baru
tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil
utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya
berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau
rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa.
b. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain.
c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
d. Penerimaan dan pembayaran kas oleh (restitusi) pajak penghasilan
kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari
aktivitas pendanaan dan investasi.
20
2. Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah aktivitas berupa perolehan dan pelepasan aset
jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Pengungkapan
terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan, sebab arus
kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya
yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dana arus kas masa depan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
a. Pembayaran kas untuk membeli aset, aset tidak berwujud, dan aset
jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi
dan aset tetap yang dibangun sendiri.
b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta aset
tidak berwujud dan aset jangka panjang lain.
c. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang
muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan).
d. Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan
kepada pihak lain.
3.
Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas. Pengungkapan
terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan penting dilakukan, karena
berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia
modal entitas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan
adalah:
a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.
b. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham
entitas.
c. Pembayaran kas oleh penyewa (lesse) untuk mengurangi saldo kewajiban
yang berkaitan dengan sewa pembiayaan.
21
2.4 Metode Penyajian laporan Arus kas
Menurut Skousen, et.al (2009:289) menyatakan perbedaan antara metode
langsung dan metode tidak langsung adalah:
1. Metode langsung
Pada dasarnya adalah pemeriksaan kembali setiap pos (atau akun) laporan
laba rugi dengan tujuan melaporkan seberapa banyak kas yang diterima atau
dikeluarkan sehubungan dengan pos tersebut, dan cara terbaik untuk
melakukan metode langsung adalah mengurutkan secara sistematis daftar
pos-pos dilaporkan laba rugi dan menghitung banyak kas yang terkait dengan
setiap pos.
2. Metode tidak langsung
Metode tidak langsung, laporan arus kas dimulai dengan laba bersih yang
memasukan pengaruh bersih dari seluruh laporan laba rugi, dan kemudian
melaporkan penyesuaian yang diperlukan untuk mengubah seluruh akun
laporan laba rugi menjadi angka-angka arus kas. Seperti hal nya dengan
metode langsung adalah dengan melihat laporan laba rugi akun demi
akunnya.
Adapun pendapat menurut Martini, dkk (2012:148) adalah sebagai berikut:
1. Metode langsung, yaitu metode yang menyajikan kelompok utama
penerimaan kas bruto (gross) dan pembayaran kas bruto.
2. Metode tidak langsung (atau metode rekonsiliasi) dimulai dengan laba bersih
dan kemudian dikonversi menjadi arus kas bersih dari kegiatan operasi.
Dengan kata lain, metode tidak langsung menyesuaikan laba bersih dari pospos yang mempengaruhi pelaporan laba bersih tetapi tidak mempengaruhi
kas.
Dalam penyajian laporan arus kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.2 Revisi 2009 (2009:2.8) adalah:
1.
Metode langsung menyajikan mengenai kelompok utama penerimaan
pengeluaran kas bruto.
22
2.
Metode tidak langsung menyajikan laba rugi yang disesuaikan dengan
transaksi bukan kas. Jika dalam penyajian laporan arus kas dapat disajikan
dengan metode langsung bukan metode tidak langsung perbedaan kedua
metode dapat dilihat dari aktivitas operasi. Dalam menentukan kegiatan
investasi dan pendanaan kedua metode tersebut sama.
Untuk menyajikan laporan arus kas ini dapat digunakan dua metode, yaitu:
1.
Metode langsung (direct method)
Pelaporan arus kas dalam metode ini dilakukan dengan cara melaporkan
kelompok-kelompok penerimaan dan pengeluaran kas dari aktivitas operasi
secara lengkap tanpa melihat laporan laba rugi, kemudian dilanjutkan dengan
aktivitas investasi dan pendanaan. Sebagai contoh dibawah ini disajikan laporan
arus kas ilustrasi PT.X menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No.2 Revisi 2009 (2009:2.25) adalah sebagai
beikut:
23
PT. X
Laporan Arus Kas
Tahun yang berakhir 31 Desember
Metode langsung
A. Arus Kas Operasional
Penerimaan kas dari pelanggan
XXX
Pembayaran kas kepada TKL
(XXX)
Pembayaran bunga
(XXX)
Pembayaran pajak penghasilan
(XXX)
Arus kas masuk (keluar) bersih dari aktivitas operasi
XXX
B. Arus kas dari aktivitas investasi
Penerimaan bunga
XXX
Penerimaan deviden
XXX
Pembelian asset tetap
(XXX)
Arus kas masuk (keluar) bersih aktivitas investasi
C.
XXX
Arus kas dari aktivitas Pendanaan
Penerbitan modal saham
XXX
Hasil dari pinjaman jgk panjang
XXX
Pembayaran dividen
(XXX)
Arus kas masuk (keluar) dari aktivitas pendanaan
XXX
D. Saldo kas awal dan akhir
Kenaikan kas dan setara kas
XXX
Kas dan setara kas pd awal periode
XXX
Kas dan setara kas pd akhir periode
XXX
24
2. Metode tidak langsung (indirect method)
Pelaporan dalam metode ini mulai dari laba rugi bersih, kemudian dilanjutkan
dengan penyesuaian terhadap penambahan atau pengurangan dalam perubahan pospos yang mempengaruhi aktivitas operasional, seperti pennyusutan, naik turunnya
pos aktiva lancar dan utang lancar.
Dalam metode ini, net income disesuaikan (reconcile) dengan mengilangkan
non cash transaction:
a.
Pengaruh transaksi yang masih belum direalisir (deferral) dari arus kas
masuk dan keluar dari transaksi yang lalu seperti perubahan jumlah
persediaan deferral income, arus kas masuk dan keluar yang accrued seperti
piutang dan utang.
b.
Pengaruh perkiraan yang termasuk kelompok investasi dan pendapatan
yang tidak mempengaruhi seperti penyusutan, amortisasi, laba rugi dari
penjualan aktiva tetap dan dari operasional yang dihentikan (yang
berhubungan dengan aktivitas investasi), laba rugi pembatalan atau
transaksi pendanaan.
Metode tidak langsung menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No.2 Revisi 2009 (2009:2.22) sebagai berikut:
25
PT. X
Laporan Arus Kas
Tahun yang berakhir 31 Desember
Metode Tidak Langsung
A. Arus kas dari Operasi
Laba sebelum Pajak
XXX
Penyesuaian untuk:
Penyusutan
XXX
Pendapatan investasi
(XXX)
Beban bunga
XXX
Kenaikan piutang
(XXX)
Penurunan persediaan
Pembayaran pajak
XXX
(XXX)
Arus Kas bersih dari Aktivitas Operasi
XXX
B. Arus kas untuk aktivitas investasi
Pembelian Aset tetap
(XXX)
Penjualan Peralatan
XXX
Penerimaan Deviden
XXX
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi
C.
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Penerbitan modal saham
XXX
Pinjaman jangka panjang
XXX
Pembayaran utang sewa
D.
XXX
(XXX)
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan
XXX
Kenaikan bersih kas dan setara kas
XXX
Kas dan setara pada awal periode
XXX
Kas dan setara kas akhir periode
XXX
Download