BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air (Ditjen POM, 1995). Penggunaan obat pada kulit dimaksudkan untuk efek lokal tidak untuk sistemik. Bentuk sediaan yang digunakan untuk kulit adalah salep, krim, pasta dengan basis yang bermacam-macam dan mempunyai sifat yang bermacammacam seperti hidrofil (suka air) atau hidrofob (tidak suka air). Sediaan farmasi yang digunakan pada kulit adalah untuk memberikan aksi lokal dan aksinya dapat lama pada tempat yang sakit dan sedikit mungkin diabsorbsi. Oleh karena itu sediaan untuk kulit biasanya pemakaian pada kulit sebagai antiseptik, antifungi, antiinflamasi dan anastetik lokal (Anief, 2007). Salah satu obat dalam bentuk krim yang digunakan untuk pemakaian luar adalah ketokonazol. Ketokonazol merupakan suatu obat antifungi turunan imidazol yang dapat mengobati infeksi yang disebabkan oleh jamur. Obat tersebut aktif terhadap infeksi non sistemik, seperti halnya infeksi yang disebabkan oleh Candida albicans (C.Albicans) Krim ketokonazol sebelum dipasarkan harus dilakukan pengujian serta penetapan kadar untuk menjaga keamanan serta kualitas krim dari awal produksi hingga menjadi sediaan obat. Pengujian ini untuk menjamin hasil akhir yang terjamin mutunya dan memiliki efek terapi yang baik. Hal ini untuk melindungi masyarakat dari penggunaan obat yang tidak memenuhi mutu dan efek terapi yang baik. Untuk menjamin agar krim ketokonazol dapat bekerja sebagai obat, maka perlu dilakukan uji mutu terhadap sediaan krim. Uji mutu suatu obat dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan yaitu pemeriksaan secara fisika dan kimia yang meliputi pemeriksaan bentuk, warna, bau, identitas, rotasi optik, berat jenis, pH, kelarutan, kekentalan, waktu hancur, kekerasan tablet, susut pengeringan, berat rata-rata atau volume per unit, keseragaman bobot atau volume, bentuk kristal, ukuran partikel, kadar air, kadar zat aktif, pengotoran dan produk yang hancur (Lachman, dkk., 1994). Pemeriksaan yang dilakukan pada pengujian krim ketokonazol meliputi pemeriksaan pemerian, uji homogenitas, uji bobot rata-rata, uji stabilitas sediaan, penetapan pH, dan uji penetapan kadar. Pemeriksaan krim ketokonazol perlu dilakukan dengan melakukan pengujian dilaboratorium pengujian (Laboratorium Quality Control). Dalam hal ini, penulis melakukan .”UJI MUTU KRIM KETOKONAZOL YANG DIPRODUKSI PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN”. 1.2 Tujuan Dan Manfaat 1.2.1 Tujuan Dilakukannya uji mutu krim ketokonazol untuk mengetahui tahapan pengujian yang digunakan dalam pemeriksaan krim ketokonazol dan untuk mengetahui apakah krim ketokonazol yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Farmakope Edisi IV dan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). 1.2.2 Manfaat Uji mutu mencakup semua pengujian terhadap suatu obat, sehingga bermanfaat untuk menambah wawasan dari penulis untuk dapat mengaplikasikan kemampuan dalam pengujian mutu krim ketokonazol. Pembaca dapat mengetahui dan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa sediaan krim ketokonazol yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan telah memenuhi persyaratan dan layak untuk di distribusikan.