BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Organisasi
2.1.1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi terjadi setiap hari dimana saja. Komunikasi merupakan salah
satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan manusia. Sebagai
makhluk sosial, manusia berkomunikasi setiap harinya dengan manusia lain.
Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang berarti
'pemberitahuan' atau 'pertukaran pikiran'. Rosady Ruslan mendefinisikan bahwa
komunikasi adalah “interaksi antar manusia yang bertujuan untuk menumbuhkan
pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dengan komunikan (penerima
pesan)”. 1 Sehingga dalam proses komunikasi pasti terdapat komunikator dan
komunikan, serta adanya pertukaran pesan.
Hovland, Janis dan Kelly menyatakan pendapatnya mengenai komunikasi
yaitu 2:
“Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya (khalayak)”.
1
2
Rosady Ruslan. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: Rajawali Press, 2003,
18.
Doni Variansyah. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Indeks, 2005, 25.
11
12
Sedangkan Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid menyatakan bahwa
komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya
terjadi saling pengertian yang mendalam. 15
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
merupakan proses penyampaian atau pertukaran pesan atau informasi dari
komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk menciptakan dampak atau
efek seperti perubahan perilaku, menumbuhkan pengertian dari komunikan yang
menjadi sasaran dari kegiatan komunikasi tersebut.
2.1.2
Pengertian Organisasi
Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang
menciptakan dan saling menukar pesan di antara anggotanya. 16 Schein (1982)
mengatakan bahwa organisasi adalah koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang
untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi
melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab 17 .
Definisi mengenai organisasi menurut Everett M. Rogers yaitu suatu sistem
individu yang stabil yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama
15
16
17
Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo. 2004, 72.
Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2007, 68.
Arni Muhammad. Op.cit. 23
13
lewat struktur hirarki dan pembagian kerja18 .
Definisi lainnya diungkapkan oleh Gibson Ivanchevich dan Donelly yang
mengatakan bahwa organisasi adalah kesatuan yang memungkinkan masyarakat
yang mencapai suatu tujuan tertentu yang tidak dapat dicapai melalui tindakan
individu secara terpisah. 19
Dari definisi-definisi menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
dalam organisasi terdapat bagian-bagian yang saling melengkapi menjadi sebuah
sistem yang bervariasi, bisa sederhana maupun kompleks, dan adanya organisasi
dibuat adalah untuk mencapai suatu tujuan bersama para anggotanya.
2.1.3 Komunikasi Organisasi
Menurut Liliweri, komunikasi organisasi adalah komunikasi antarpribadi
atau komunikasi kelompok yang bersifat impersonal (atau komunikasi yang
berstruktur) yang dilakukan oleh pribadi atau kelompok/ unit kerja dalam satu
organisasi 20 .
Sedangkan Goldhaber (1986) sendiri memberikan definisi komunikasi
organisasi sebagai berikut:
“Organizational communications is the process of creating and
18
19
20
Mifta Thoha. Prilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Press.
1996, 160.
Gibson Ivanchevich dan Donelly. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Jilid 1. Jakarta:
Erlangga. 1987, 7.
Alo Liliweri. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi
Aksara, 2007, 22.
14
exchanging messages within a network of interdependent relationship to
cope with environmental uncertainty” 21 .
Dalam bahasa Indonesia berarti komunikasi organisasi adalah proses
menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling
tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang
selalu berubah-ubah.
Redding dan Sanborn, yang dikutip oleh Arni Muhammad 22 mengatakan
bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam
organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi
internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi
downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau
komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi
dari orang-orang yang sama level atau tingkatnya dalam organisasi, keterampilan
berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis, dan komunikasi evaluasi
program.
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
organisasi adalah proses penciptaan dan pertukaran informasi dalam bentuk
komunikasi antar pribadi ataupun komunikasi kelompok di dalam organisasi.
Komunikasi di dalam organisasi terjadi dalam sistem terbuka (open system) yang
komplek, dimana ia dipengaruhi oleh lingkungan internal, maupun eksternalnya.
21
22
Arni Muhammad, Loc.cit., 67.
Arni Muhammad, Loc.cit., 65.
15
2.1.4
Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Tujuan komunikasi organisasi antara lain untuk memberikan informasi baik
kepada pihak luar maupun pihak dalam, memanfaatkan umpan balik dalam rangka
proses pengendalian manajemen, mendapatkan pengaruh, alat untuk memecahkan
persoalan untuk pengambilan keputusan, mempermudah perubahan-perubahan
yang akan dilakukan, mempermudah pembentukan kelompok-kelompok kerja
serta dapat dijadikan untuk menjaga pintu keluar-masuk dengan pihak-pihak luar
organisasi. 23
Sendjaja menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai
berikut: 24
a.
Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem
pemrosesan informasi. Maksudnya seluruh anggota dalam suatu organisasi
berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan
tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi
dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam
tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan
organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi.
sedangkan
karyawan
(bawahan)
membutuhkan
informasi
untuk
melaksanakan pekerjaan, disamping itu juga informasi tentang jaminan
keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
b.
23
24
Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
Husein Umar. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2005, 27.
Syaiful Rohim. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
2009, 152-153.
16
berlaku dalam suatu organisasi. terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap
fungsi regulatif yaitu: a) Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam
tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk
mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah
atau instruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana
semestinya. b) Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya
berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan
tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
c.
Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasan dan
kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka
untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan
yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian
yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan
dan kewenangannya.
d.
Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang
memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan
baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut,
yaitu: a) Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam
organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b)
Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa
istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata.
Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi
17
yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
2.1.5
Tujuan Komunikasi Organisasi
Dalam komunikasi terdapat tujuan yang ingin dicapai, begitu pula dengan
komunikasi dalam organisasi tentunya juga memiliki tujuan, yaitu sebagai
berikut 25 :
1. Tindakan Koordinasi
2. Membagi Informasi demi:
a. Tujuan organisasi
b. Mengarahkan tugas
c. Hasil suatu usaha
d. Pengambilan keputusan
3. Menyatakan perasaan dan emosi.
2.2.
Kepuasan Komunikasi
2.2.1. Pengertian Kepuasan Komunikasi
Dalam buku Komunikasi Organisasi nya Arni Muhammad, Redding (Pace,
1989) menyatakan bahwa kepuasan komunikasi organisasi adalah semua tingkat
kepuasan seorang karyawan mempersepsi lingkungan komunikasi secara
keseluruhan 26 . Kepuasan komunikasi adalah satu fungsi dari apa yang seorang
dapatkan dengan apa yang dia harapkan 27 . Istilah kepuasan komunikasi digunakan
25
26
27
Alo Liliweri. Wacana Komunikasi Organisasi. Bandung: CV Mandar Maju. 2004, 65.
Arni Muhammad. Loc. Cit. 87.
Arni. Loc.cit. 88
18
untuk menyatakan keseluruhan tingkat kepuasan yang dirasakan pegawai dalam
lingkungan total komunikasinya.
Jika dikaikan dengan komunikasi organisasi, kepuasan berhubungan dengan
perbedaan antara apa yang orang inginkan dari sudut pandang komunikasi dalam
organisasi dengan apa yang orang miliki dalam kaitan tersebut. Sehingga penulis
menyimpulkan kepuasan komunikasi karyawan adalah tingkat kepuasan
komunikasi yang dirasakan karyawan dalam lingkup komunikasi.
2.2.2. Faktor-Faktor Kepuasan Komunikasi
Berdasarkan definisi-definisi mengenai kepuasan komunikasi yang telah
diuraikan diatas, maka kepuasan komunikasi merupakan kepuasan individu
terhadap bermacam-macam aspek komunikasi yang ada dalam lingkungan
organisasinya.
“Kepuasan atas komunikasi” kadang-kadang dikacaukan dengan “iklim
komunikasi”. Alasannya adalah bahwa iklim, seperti dinyatakan oleh beberapa
orang, tampaknya merupakan fungsi dari bagaimana kepuasan anggota terhadap
komunikasi dalam organisasi. Kepuasan menggambarkan suatu konsep individu
dan konsep mikro sedangkan iklim merupakan konsep makro dan konsep
gabungan. 28
28
Wayne Pace dan Don F. Faules. Op.cit. 162-163.
19
Tabel 2.1
Dimensi Kepuasan dan Iklim Komunikasi
KEPUASAN KOMUNIKASI
1. Informasi yang berkaitan dengan
IKLIM KOMUNIKASI
1.
Kepercayaan.
2.
Pembuatan keputusan
pekerjaan.
2. Kecukupan Informasi.
partisipatif.
3. Kemampuan untuk menyarankan
3.
Kejujuran.
4.
Keterbukaan dalam
perbaikan.
4. Efisiensi berbagai saluran
komunikasi ke bawah.
berkomunikasi.
5. Kualitas media.
5.
Mendengarkan dalam
komunikasi ke atas.
6. Cara sejawat berkomunikasi.
6.
Memikirkan tujuan-tujuan
berkinerja tinggi.
7. Informasi tentang organisasi secara
keseluruhan.
8. Integrasi organisasi.
Kepuasan dengan komunikasi muncul dari kombinasi faktor-faktor
berikut 29 :
1.
Kepuasan dengan pekerjaan
Ini mencakup hal-hal yang berkenaan dengan pembayaran, keuntungan, naik
pangkat, pekerjaan itu sendiri. Dari hasil penelitian ternyata kepuasan dalam
aspek pekerjaan memberikan sumbangan kepada kepuasan komunikasi.
2.
Kepuasan dengan ketepatan informasi
Faktor
29
ini
mencakup
Arni Muhammad. Loc.cit. 88-89.
tentang
tingkat
kepuasan
dengan
informasi,
20
kebijaksanaan, teknik-teknik baru, perubahan administratif dan staf, rencana
masa datang, dan penampilan pribadi.
3.
Kepuasan dengan kemampuan seseorang yang menyarankan penyempurnaan
Faktor ini mencakup hal-hal sebagai tempat dimana komunikasi seharusnya
disempurnakan,
pemberitahuan
mengenai
perubahan
untuk
tujuan
penyempurnaan, dan strategi khusus yang digunakan dalam membuat
perubahan.
4.
Kepuasan dengan efisiensi saluran komunikasi komunikasi ke bawah.
Faktor ini mencakup melalui mana komunikasi disebarluaskan dalam
organisasi, mencakup peralatan, buletin, memo, materi tulisan.
5.
Kepuasan dengan kualitas media
Yang berhubungan dengan faktor ini adalah berapa baiknya mutu tulisan,
nilai informasi yang diterima, keseimbangan informasi yang tersedia, dan
ketepatan informasi yang datang.
6.
Kepuasan dengan cara komunikasi teman sekerja
Faktor ini mencakup komunikasi horizontal, informal, dan tingkat kepuasan
yang timbul dari diskusi masalah dan mendapatkan informasi dari teman
sekerja.
7.
Kepuasan dengan keterlibatan dalam komunikasi organisasi sebagai suatu
kesatuan
Faktor ini mencakup hal-hal keterlibatan hubungan dengan organisasi,
dukungan, atau bantuan dari organisasi dan informasi dari organisasi.
21
2.3.
Privatisasi
2.3.1. Pengertian Privatisasi
Menurut Josept Stiglitz, mantan presiden Bank Dunia, privatisasi adalah
lawan dari nasionalisasi. Dalam Economic of Public Sector (1988) ia
menyampaikan
bahwa
proses
pengorvesian
perusahaan
negara
menjadi
perusahaan swasta disebut privatisasi. 30
Sementara Peacock (1930-an) menjelaskan bahwa privatisasi pada
umumnya diartikan sebagai pemindahan kepemilikan industri dari pemerintah ke
sektor swasta yang berimplikasi bahwa dominasi kepemilikan saham akan
berpindah ke pemegang saham swasta. 31
Sedangkan Beesley dan Littlechild (1980-an) menyatakan bahwa secara
umum, ”Privatisasi” diartikan sebagai “pembentukan perusahaan”. Sedangkan,
menurut Company Act, privatisasi diartikan sebagai penjualan yang berkelanjutan
sekurang-kurangnya sebesar 50 % dari saham milik pemerintah ke pemegang
saham swasta. Jadi ide privatisasi merupakan konsep pengembangan industri
dengan meningkatkan peranan kekuatan pasar. 32
Berdasarkan berbagai pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa
privatisasi adalah suatu pemindahan kepemilikan perusahaan milik negara
menjadi milik swasta dimana saham perusahaan tidak hanya milik pemerintah
namun juga milik pemegang saham swasta, yang mengakibatkan perubahan
manajemen di perusahaan tersebut.
30
31
32
Riant Nugroho dan Randy R. Wrihatnolo. Manajemen Privatisasi. Jakarta: Elex Media
Komputindo. 2008, 58.
Indra Bastian. Privatisasi di Indonesia: Teori dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.
2002, 19.
Indra Bastian. Opcit. 20.
22
2.3.2. Motif dan Tujuan Privatisasi
Pemerintah yang melakukan privatisasi perusahaan sektor publik dapat
dipastikan memiliki motif tertentu. Motivasi penjualan perusahaan negara atau
perusahaan negara yang dikontrakkan dengan pihak swasta, adalah peningkatan
efisiensi sektor publik, selayaknya kinerja efisiensi sektor swasta. Selain itu,
harapan kemungkinan laba, insentif yang lebih tinggi, efisien, dan berorientasi
kepada konsumen merupakan berbagai motivasi tambahan bagi perusahaan yang
diprivatisasi. Keuntungan efisiensi akan menurunkan tingkat tarif yang perlu
dibayar oleh pembayar pajak, untuk menjaga kelangsungan pelayanan perusahaan
bentukan negara. 33
Adapun tujuan privatisasi menurut Indra Bastian adalah:
1.
Privatisasi akan membentuk pihak pemenang dan kalah dalam proses
kepemilikan. Investigasi penghematan biaya dan tingkat efisiensi sering gagal
untuk membedakan hasil penghematan ataukah hasil mentransfer biaya ke
segmen masyarakat yang lain. Diharapkan dengan privatisasi, fokus
pengendalian biaya dapat dilakukan dengan lebih tajam dan sistematis.
2.
Privatisasi meningkatkan tanggung jawab lingkungan, keselamatan pekerja,
dan kualitas pelayanan yang diproduksi. 34
Sedangkan maksud dan tujuan menurut pasal 74 dari Undang-Undang No.
19 tahun 2003, privatisasi dilakukan dengan maksud untuk:
33
34
a.
Memperluas kepemilikan masyarakat atas persero.
b.
Meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
Indra Bastian. Loc.cit. 42.
Ibid
23
c.
Menciptakan struktur keuangan dan manajemen keuangan yang baik atau
kuat.
d.
Menciptakan struktur industri yang sehat dan kompetitif.
e.
Menciptakan persero yang berdaya saing dan berorientasi global.
f.
Menumbuhkan iklim usaha, ekonomi makro dan kapasitas pasar. 35
2.3.3. Manfaat Privatisasi
Dalam perspektif ekonomi kebijakan, manfaat pelaksanaan privatisasi selain
untuk memperbaiki perekonomian nasional (makro), juga bertujuan meningkatkan
kinerja BUMN (mikro).
Manfaat privatisasi pada skala makro ekonomi adalah:36
a.
Membantu pemerintah memperoleh dana pembangunan.
b.
Pengganti Kewajiban Setoran Tambahan Modal Pemerintah.
c.
Mendorong pasar modal dalam negeri.
Sedangkan manfaat privatisasi pada skal mikro BUMN adalah:
a.
Restrukturisasi modal (Capital Restructuring).
b.
Keterbukaan dalam pengelolaan perusahaan.
c.
Peningkatan efisiensi dan produktivitas.
d.
Perubahan budaya perusahaan.
35
36
Gunarto Suhardi. 2007. Revitalisasi BUMN. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
2007, 45.
Riant Nugroho dan Randy R. Wrihatnolo. Loc.cit. 73-75.
Download