BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini semakin pesat. Semakin banyak masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian membuat para pengelola dana menciptakan berbagai produk untuk ditawarkan kepada masyarakat. Pada dasarnya investasi merupakan kegiatan penempatan dana pada aset tertentu pada periode tertentu dengan harapan memperoleh imbal hasil yang diinginkan. Salah satu bidang investasi sangat berkembang saat ini adalah investasi di pasar modal. Selain menjadi wadah yang mempertemukan pihak-pihak yang membutuhkan dana (emiten) dan pihak-pihak yang kelebihan dana (investor), berinvestasi di pasar modal juga dapat memberikan tambahan pendapatan berupa capital gain dan dividen bagi investor. Investor pada umumnya merupakan pihak yang tidak menyukai risiko tetapi menginginkan pengembalian yang maksimal. Meskipun investasi di pasar modal menjanjikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi, namun perlu diingat bahwa semakin besar pengembalian, maka risiko-nya akan semakin besar pula. Sebagai seorang investor yang rasional sebaiknya harus memperhatikan bagaimana investasi dapat menghasilkan pengembalian yang 1 optimal pada tingkat risiko yang minimal. Oleh karena itu, investor dapat mengurangi risiko dengan melakukan diversifikasi dalam portofolio. Peningkatan ekonomi global serta adanya Pemilihan Umum Presiden turut berdampak pada kinerja Bursa Efek Indonesia. Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa sampai akhir tahun 2014, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada pada posisi 5.226,947 atau meningkat sebesar 2,09% jika dibandingkan dengan posisi pada triwulan sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya investor untuk melakukan investasi di pasar modal. Gambar 1.1. Grafik IHSG dan Nilai Rata-Rata Perdagangan Harian Sumber: Statistik Pasar Modal, OJK, 2014 Nilai kapitalisasi pasar saham triwulan IV-2014 juga mengalami peningkatan sebesar 2,65% menjadi Rp 5.228,04 triliun. Rata-rata nilai perdagangan per hari mengalami penurunan sebesar 1,63% dan frekuensi perdagangan saham per hari mengalami peningkatan sebesar 0,87%. Peningkatan rata-rata nilai perdagangan tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan 2 peningkatan di triwulan sebelumnya sebagai akibat dari hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019 yang cukup sesuai dengan harapan pasar. Selama triwulan IV-2014, transaksi investor asing membukukan net sell sejumlah Rp 5,87 miliar, mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan III-2014. Pada Gambar 1.2 juga terlihat kinerja IHSG Indonesia tahun 2014 masuk dalam urutan keempat setelah China (Shanghai), China (Shenzhen) dan Philipina. Hal ini semakin membuktikan bahwa pasar modal Indonesia dapat diperhitungkan sebagai alternatif investasi bagi investor. Gambar 1.2. Kinerja Indeks di Beberapa Bursa Utama (YTD) Sumber: Statistik Pasar Modal, OJK, 2014 3 Seiring membaiknya perekonomian berdampak pada industri reksa dana dimana Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana meningkat sebesar 10,90% menjadi sebesar Rp241,46 triliun. NAB reksa dana Saham menunjukkan peningkatan jumlah NAB terbesar yaitu sebesar Rp14,04 triliun, diikuti oleh reksa dana pendapatan tetap sebesar Rp4,25 triliun, reksa dana pasar uang sebesar Rp3,88 triliun, reksa dana syariah sebesar Rp1,79 triliun, reksa dana campuran Rp1,13 triliun, dan reksa dana ETF sebesar Rp0,43 triliun. Hal berbeda dialami oleh reksa dana terproteksi dan reksa dana indeks yang justru mengalami penurunan NAB masing-masing sebesar Rp1,67 triliun dan Rp0,12 triliun. Banyaknya saham yang terdaftar dalam bursa membuat investor kesulitan dalam memilih saham yang baik untuk dimasukkan ke dalam portofolio. Oleh karena itu, Bursa Efek Indonesia membuat indeks yang berisi saham perusahaanperusahaan yang memiliki likuiditas tinggi, tidak fluktuatif, memiliki kapitalisasi pasar besar, kondisi keuangan perusahaan baik serta kondisi fundamental yang juga baik yaitu indeks liquid 45 (LQ45). LQ45 diisi oleh 45 perusahaan yang diseleksi menurut kriteria yang ditetapkan BEI. Daftar saham yang tercantum dalam LQ45 selalu dimutakhirkan oleh Bursa efek Indonesia dan dibagi dalam dua periode yaitu Februari s/d Juli (periode 1) dan Agustus s/d Januari (periode 2). Meskipun diisi oleh saham perusahaan-perusahaan yang memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan saham perusahaan-perusahaan lain, LQ45 tidak luput dari naik turunnya return. Kesulitan investor individu untuk membentuk 4 portofolio yang optimal menjadi salah satu alasan berkembangnya instrumen investasi alternatif atau tidak langsung yaitu reksa dana. Reksa dana memberikan kemudahan-kemudahan bagi investor yang ingin berinvestasi di pasar modal tapi lemah dalam menganalisis pasar modal, atau bagi investor yang sangat sibuk dengan pekerjaan sehari-harinya dan tidak dapat memantau pergerakan saham, atau bagi investor yang memiliki dana yang tidak terlalu besar dan ingin memperoleh penghasilan dengan risiko yang minimum. Reksa dana akan diminati oleh investor bila reksa dana tersebut dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari tingkat pengembalian alternatif investasi lainnnya. Hal itu juga akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan, pengalaman serta pengetahuan yang cukup baik dari seorang manajer investasi. Return dan risiko dari produk-produk reksa dana menarik untuk dikaji karena selama ini reksa dana dianggap mampu memberikan akses jasa investasi kepada para investor individu sama seperti yang diberikan kepada investor institusi. Dalam kesempatan ini peneliti memilih produk reksa dana saham, dengan alasan reksa dana saham pada dasarnya adalah portofolio saham yang dilakukan oleh manajer investasi, sehingga hasilnya dapat dibandingkan dengan portofolio saham yang dilakukan secara langsung oleh investor. Berdasarkan data OJK sampai dengan tahun 2014, jumlah produk reksa dana yang beroperasi sebesar 814 reksa dana dengan perincian sebagai berikut. 5 63 8% 3 0% 5 0% 136 17% REKSA DANA PENDAPATAN TETAP REKSA DANA SAHAM 125 15% 332 41% REKSA DANA CAMPURAN REKSA DANA PASAR UANG REKSA DANA TERPROTEKSI 111 14% REKSA DANA SYARIAH 39 5% Gambar 1.3. Grafik Perbandingan Reksadana Sumber: Statistik Pasar Modal, OJK, 2014 Berdasarkan hal tersebut diatas, penelitian ini hendak membandingkan hasil kinerja reksa dana saham dengan portofolio saham yang dibentuk menggunakan metode Single Index Model (Elton dan Gruber, 2003). Model ini dipilih karena kesederhanaannya untuk menentukan peringkat saham dalam batas efisien atau optimal. SIM pada dasarnya adalah membentuk portofolio dari saham-saham yang memiliki nilai ERB (Excess Return to Beta) lebih besar dari Ci (cut of ratenya). 1.2. Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah penelitian yang akan dikaji adalah apakah ada perbedaan kinerja dari portofolio optimal saham LQ45 dengan reksa dana saham? 6 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Menganalisis kinerja dari portofolio optimal saham LQ45 yang dibentuk oleh investor secara langsung dengan pendekatan Single Index Model. b. Menganalisis kinerja dari reksa dana saham dengan mengunakan metoda Sharpe, Treynor dan Treynor Modifikasi, serta menyusun peringkat produk reksa dana saham untuk menentukan produk reksa dana saham yang memberi return yang optimal bagi investor. c. Membandingkan return dan risiko dari Portofolio Optimal Saham LQ45 (dengan pendekatan Single Index Model) secara langsung dengan return dan risiko dari reksa dana saham dengan menggunakan uji independent t-test. d. Menentukan jenis investasi yang paling menguntungkan bagi investor. 7 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian analisis perbandingan kinerja dari portofolio optimal saham LQ45 dengan menggunakan single index model dan reksa dana saham antara lain adalah sebagai berikut. a. Sebagai acuan, penuntun dan memberikan rambu-rambu serta gambaran bagi investor yang akan melakukan investasi di pasar modal (BEI) dan pada reksa dana sehingga dapat berinvestasi secara sehat dan rasional. b. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran dan pemahaman serta wawasan di bidang manajemen keuangan dan investasi 1.5. Batasan Penelitian Pemilihan investasi dengan melakukan analisa portofolio hanya didasarkan pada dua parameter saja yaitu expected return dan risiko dari masing-masing alternatif investasi. Portofolio/diversifikasi saham bertujuan hanya untuk mengurangi risiko unsistematik dan diasumsikan investor memiliki perilaku menolak risiko (risk averse). 1.6. Sistematika Penulisan Bab I. Pendahuluan Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang permasalahan yang akan diteliti dan dianalisa, perumusan masalah, hipotesa penelitian serta tujuan dan manfaat penelitian. 8 Bab II. Tinjauan Pustaka Pada bab ini memuat penjelasan mengenai penelitian sebelumnya dan teori-teori yang berkaitan serta mendukung dalam pembahasan permasalahan dan analisis data. Bab III. Metode Penelitian Pada bab ini dibahas mengenai populasi dan sampel, pengumpulan data, definisi variabel penelitian dan teknik analisis data. Bab IV. Analisis Data Pada bab ini memuat hasil penelitian yang terdiri dari hasil portofolio menggunakan SIM, pemilihan reksa dana saham, dan pengujian uji beda dua ratarata sampel saling bebas (independent sample t test). Bab V. Kesimpulan, Diskusi dan Saran Pada bab ini berisi penulisan terakhir tesis yang isinya mengenai kesimpulan, diskusi dan saran dari hasil analisis yang telah dilakukan. 9