Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Manajemen Pemasaran
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau
aktivitas dalam menjual beli barang di pasaran. Sebenarnya definisi tersebut tidak
mengandung arti yang salah, karena pemasaran berasal dari kata pasar yang dapat
diartikan sebagai tempat dimana penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan
tukar menukar barang.
Pemasaran pada umumnya sering dihubungkan dengan mengidentifikasi
dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat, hal ini sering dikenal dengan
memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Namun jika dilihat dari
segi konsumen dan pasar secara spesifik, pemasaran itu lebih memiliki arti dan
memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan dan perkembangan suatu
organisasi atau perusahaan.
Sampai saat ini definisi pemasaran telah banyak dikemukakan oleh para
ahli dengan sudut pandang yang berbeda-beda sehingga menghasilkan pengertian
yang berbeda juga. Disamping itu sejalan dengan perkembangannya, kegiatannya
juga makin berkembang mengikuti zaman, sehingga ikut mengalami perubahan.
Dalam penelitian ini penulis mengacu kepada manajemen pemasaran, oleh
karena itu sebelum memasuki bagian yang cukup dalam dari manajemen
pemasaran, penulis mengajak untuk mengupas terlebih dahulu konsep-konsep dari
manajemen pemasaran. Pengertian pemasaran tersebut dikemukakan oleh Kotler
dan Amstrong yaitu :
“Pemasaran merupakan sebuah proses dimana perusahaan
menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang
kuat dengan pelanggan untuk tujuan mendapatkan nilai dari
pelanggan sebagai imbalannya (Kotler dan Armstrong ; 2008:6)”.
Pemasaran memegang peranan penting dalam perusahaan, karena dalam
bagian pemasaran berhubungan langsung dengan konsumen serta lingkungan luar
perusahaan lainnya. Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian pemasaran
menurut para ahli :
“Pemasaran merupakan segala kegiatan dalam bentuk menawarkan
suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
(Laksana ; 2008:4)”.
“Pemasaran merupakan sebuah proses dimana perusahaan
menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang
kuat dengan pelanggan untuk tujuan mendapatkan nilai dari
pelanggan sebagai imbalannya (Kotler dan Armstrong ; 2008:6)”.
“Pemasaran merupakan proses manajerial dan sosial dimana individu
dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
melalui penciptaan, penawaran, pertukaran produk yang bernilai
dengan orang atau kelompok lain (Simamora ; 2007:3)”.
“Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses
untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai
kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara
yang menguntungkan organisasi dan para pemilik saham-sahamnya
(Kotler dan Keller ; 2007:06)”.
Dari beberapa definisi tersebut, maka pemasaran merupakan salah satu
kegiatan sebuah organisasi atau perusahaan yang berorientasi secara langsung
kepada konsumen dalam upaya menciptakan loyalitas konsumen yang bertujuan
untuk mendapatkan dan memuaskan pelanggan konsumen.
2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran
Setelah uraian dari definisi dari manajemen dan pemasaran, maka
selanjutnya akan dibahas mengenai definisi dari manajemen pemasaran. Secara
lebih jelas, definisi manajemen pemasaran menurut para ahli adalah sebagai
berikut :
“Manajemen Pemasaran merupakan suatu aktivitas yang
memanfaatkan fungsi-fungsi daam manajemen dengan melakukan
analisis perencanaan implementasi dan pengendalian (Suharno dan
Sutarso ; 2009:28)”.
“Manajemen Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan
pelaksanaan dari bentuk perwujudan, pemberian harga, promosi, dan
distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan
pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan
pelanggan dan organisasi (Wahjono ; 2010:2)”.
“Manajemen Pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran
dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan
menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan
yang unggul (Kotler dan Keller ; 2007:06)”.
“Manajemen pemasaran adalah proses untuk meningkatkan efisiensi
dan efektifitas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu
atau oleh perusahaan (Alma ; 2007:130)”.
Dari definisi menurut para ahli, maka akan dibuat
kesimpulan bahwa
manajemen pemasaran merupakan perencanaan, implementasi, dan pengendalian
dari produk, harga, promosi, dan distribusi, tidak hanya untuk meningkatkan
penjualan, tetapi manajemen pemasaran juga mempengaruhi berbagai hal, seperti
tingkat, waktu dan komposisi permintaan terhadap produk sehingga akan
membantu organisasi untuk mencapai tujuan.
2.2
Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa
pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi
kelangsungan hidup perusahaan (Swastha dan Handoko, 2008:6).
Konsep ini berdasarkan pemahaman yang ada bahwa keberhasilan dan
eksistensi perusahaan dalam bisnis bukan bergantung pada apa yang diproduksi
perusahaan dan bukan pula oleh keagresifan penjual dalam memasarkan produkproduk perusahaan. Tetapi, keberhasilan dan eksistensi perusahaan ditentukan
oleh seberapa mampu perusahaan dalam memahami kebutuhan dan keinginan
pelanggannya sehingga dapat menciptakan nilai yang dapat memberikan kepuasan
kepada pelanggannya.
2.3
Bauran Pemasaran
2.3.1 Pengertian Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling
menunjang satu sama lain. Keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran
didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang tepat, harga yang layak,
saluran distribusi yang baik, dan promosi yang efektif.
Suatu perusahaan harus mampu melakukan aktivitas yang lebih baik
dibandingkan dengan perusahaan pesaing agar dapat memuaskan konsumen
dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Strategi pemasaran yang dilakukan
perusahaan harus disesuaikan dengan kebutuhan konsumen atau pelanggan serta
strategi yang dilakukan oleh perusahaan pesaing.
Bauran pemasaran sangat penting, bagi perusahaan atau pun konsumen.
Bagi perusahaan, perusahaan dapat dengan mudah menciptakan produk atau jasa
yang akan dijual pada konsumen sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan
diinginkan oleh konsumen dengan harga yang sesuai dan dapat dengan mudah
menentukan saluran penjualan dan memilih cara promosi yang tepat. Bagi
konsumen, bauran pemasaran berperan dalam memberikan informasi mengenai
spesifikasi produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan informasi
mengenai harga dari produk tersebut.
“Bauran pemasaran merupakan sebuah perangkat alat pemasaran
(produk, harga, tempat, dan promosi) yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya (Kotler ;
2007:23)”.
“Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan
pemasarannya pada pasar yang menjadi sasaran (Nasution, Sudarso
dan Trisunarno ; 2006:17)”.
“Kumpulan alat pemasaran teknis terkendali yang dipadukan
perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dari pasar
sasaran (Kotler dan Armstrong ; 2008:62)”.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa bauran
pemasaran
adalah
seperangkat
alat
pemasaran
yang
digunakan
secara
berkelanjutan dan berkesinambungan yang bertujuan untuk pemasaran pada pasar
yang menjadi sasaran.
2.3.1
Unsur-unsur Bauran Pemasaran
Sehubungan dengan pengertian bauran pemasaran diatas, Kotler (2007:23)
menggambarkan keputusan-keputusan yang berhubungan dengan marketing mix,
yaitu :
Gambar 2.1 Empat Konsep Dalam Bauran Pemasaran
Bauran
Pemasaran
Produk
Tempat
Keragaman,
Produk,
Kualitas,
Design, Ciri,
Nama merek,
Kemasan,
Ukuran,
Pelayanan,
Saluran
Distribusi,
cakupan
pemasaran,
Pengelompo
Pasar Sasaran
Harga
Promosi
Daftar Harga,
Diskon,
Potongan
Harga Khusus,
Periode
Pembayaran,
Syarat Kredit
Promosi
Penjualan,
Periklanan,
Tenaga
Penjualan,
Kebutuhan/
Public Relation
Sumber : Kotler (2007:23)
Adapun penjelasan mengenai bauran pemasaran adalah sebagai berikut :
a)
Produk
Produk adalah barang atau jasa yang ditawarkan di pasar untuk mendapatkan
perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan konsumen. Selain itu produk mempunyai pengertian
yang lebih luas dari pada sekedar bentuk fisik, tetapi juga produk tersebut
dapat berbentuk barang, jasa, pengalaman, kegiatan, orang, tempat, properti,
organisasi, informasi dan ide-ide. Produk ini juga meliputi segala variabel
yang terdapat didalamnya, seperti : keragaman produk, kualitas, desain,
bentuk, merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, dan imbalan.
b) Harga
Harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk
mendapatkan suatu produk yang didapat lebih besar dibandingkan dengan
nilai atas harga produk tersebut. Terdapat beberapa keputusan yang
menyangkut harga, yaitu : daftar harga, rabat, diskon, jangka waktu
pembayaran dan syarat kredit.
c)
Saluran Distribusi
Saluran distribusi merupakan salah satu elemen pemasaran yang sangat
membantu sebuah perusahaan dalam menyampaikan produk atau jasa yang
dihasilkan kepada konsumen akhir untuk dapat siap dikonsumsi.
d) Promosi
Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran yang sangat besar
perannya. Promosi juga dapat dikatakan sebagai proses berlanjut karena dapat
menimbulkan rangkaian kegiatan perusahaan yang berkelanjutan. Kegiatan
tersebut terdiri dari periklanan, promosi penjualan, tenaga penjualan,
hubungan masyarakat dan pemasaran langsung disampaikan merupakan
penyajian atas operasi jasa.
2.4
Saluran Distribusi
2.4.1 Pengertian Saluran Distribusi
Saluran distribusi memiliki peran penting dalam penyaluran suatu produk
dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen akhir dalam rangka memenuhi
keinginan dan kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, secara tidak langsung
perusahaan memikirkan bagaimana cara memenuhi keinginan dan kebutuhan
konsumen dalam waktu, tempat, dan jumlah yang tepat serta memikirkan
pemilihan saluran distribusi yang tepat (Tjiptono,2008:285).
Pengertian
saluran
distribusi
sebenarnya
merupakan
sekelompok
organisasi yang saling tergantung yang saling membantu membuat produk atau
jasa yang siap untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna
bisnis Kotler dan Armstrong, (2008:40). Namun menurut Alma (2007:49) saluran
distribusi merupakan lembaga yang saling terkait untuk menjadikan produk atau
jasa yang siap digunakan atau dikonsumsi. Dari hasil kedua pengertian tersebut
dapat ditarik kesimpulan, bahwa saluran distribusi merupakan salah satu elemen
pemasaran yang sangat membantu sebuah perusahaan dalam menyampaikan
produk atau jasa yang dihasilkan kepada konsumen akhir untuk dapat siap
dikonsumsi.
2.4.2 Fungsi-fungsi Saluran Distribusi
Saluran distribusi melaksanakan tugas untuk memindahkan barang dari
produsen hingga ke tangan konsumen. Hal itu mengatasi kesenjangan waktu,
tempat dan kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari orang-orang yang
membutuhkan atau menginginkannya. Oleh karena itu, para anggota saluran
pemasaran melaksanakan sejumlah fungsi utama, yaitu (Kotler dan Keller ;
2009:111) :
1.
(Fisik, hak milik, promosi) membentuk aliran aktivitas ke depan dari
perusahaan kepada pelanggan.
2.
(Pemesanan dan pembayaran) membentuk aliran ke belakang dari pelanggan
perusahaan.
3.
(Informasi, negosiasi, keuangan, dan resiko) terjadi dalam dua arah.
2.4.3 Bentuk-bentuk Saluran Distribusi
Produsen harus memiliki tiga alternatif pemilihan untuk menentukan
saluran distribusi yang cocok untuk digunakan secara tepat. Ketiga bentuk saluran
distribusi adalah (Kotler dan Keller ; 2009:116) :
a)
Distribusi Ekslusif, bentuk distribusi ini berarti sangat membatasi jumlah
perantara. Distribusi ini tepat ketika produsen ingin mempertahankan kendali
atas tingkat jasa dan output yang ditawarkan oleh penjual, perantara, dan
distribusi ini sering memasukan pengaturan kesepakatan eksklusif.
b) Distribusi Selektif, distribusi ini bergantung pada beberapa perantara, namun
tidak semuanya bersedia menjual produk tertentu.
c)
Distribusi Insentif, bentuk distribusi ini adalah produsen menempatkan
barang atau jasa di sebanyak mungkin gerai. Strategi ini biasanya digunakan
untuk barang-barang seperti makanan ringan, minuman ringan, surat kabar,
permen dan permen karet, produk yang sering dibeli konsumen atau dalam
berbagai lokasi.
2.4.4 Tingkatan Saluran Distribusi
Tingkat saluran distribusi merupakan lapisan perantara yang melakukan
sejumlah kegiatan dalam menyalurkan produk hingga ke tangan konsumen akhir
kondisi produk yang baik. Proses penyaluran produk hingga ketangan konsumen
akhir dapat panjang atau pendek tingkatannya, tergantung dengan masing-masing
kebijakan saluran distribusi yang telah ditetapkan oleh masing-masing
perusahaan. Tingkat saluran distribusi tersebut akan menjadi panjang jika sebelum
jatuh ke tangan konsumen akhir, produk yang dihasilkan harus melalui berbagai
macam perantara. Sebaliknya, tingkat saluran distribusi dapat menjadi pendek
jika produsen secara langsung menghubungi konsumen akhir untuk menawarkan
produk mereka.
Perantara-perantara yang tercipta di masing-masing lapisan memiliki
perbedaan diantara tugas dan fungsi dalam kegiatan penyaluran produk yang
digunakan oleh suatu perusahaan. Dengan tujuan untuk menyediakan berbagai
produk bagi pelanggan, maka untuk menyesuaikannya suatu perusahaan sebaikya
mampu menemukan cara yang lebih efisien dalam menggabungkan dan
memisahkan fungsi-fungsi ekonomi sebagai bentuk pencerminan adanya
perubahan saluran institusi. Tingkat saluran distribusi ini terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu saluran distribusi konsumen dan saluran distribusi industri.
Gambar 2.2 Saluran Pemasaran Konsumen dan Industri
Level 0
Level 1
Level 2
Podusen
Produsen
Produsen
Produsen
Pedagang
Grosir
Pedagang
Grosir
Pengecer
Pedagang
Besar
Pengecer
level 3
Pengecer
Konsumen
Konsumen
Konsumen
Konsumen
Sumber : Kotler dan Keller (2009:113)
Adapun penjelasan dari gambar tersebut adalah sebagai berikut :
a)
Saluran 0, saluran nol ini sering juga disebut sebagai saluran distribusi
langsung karna tidak adanya perantara, jadi disini pihak perusahaan
manufaktur langsung melakukan penjualan produk kepada konsumen akhir.
b) Saluran 1, saluran satu ini merupakan saluran distribusi tidak langsung karena
mengandung satu perantara, yaitu pihak pengecer. Jadi disini perusahaan
manufaktur menjual produknya melalui pengecer agar produk sampai ke
tangan konsumen akhir.
c)
Saluran 2, saluran ini seringkali disebut sebagai saluran dua tingkat karena
terdapat dua perantara, yaitu pedagang besar dan pengecer. Jadi perusahaan
manufaktur yang berperan sebagai produsen menjual produknya melalui
pedagang besar dan pengecer terlebih dahulu, baru akan sampai ketangan
konsumen akhir.
d) Saluran 3, saluran ini memiliki tiga perantara, yaitu pedagang besar,
pemborong dan pengecer, jadi perusahaan manufaktur disini akan menjual
produknya melalui tiga perantara tersebut, baru produk akan sampai ketangan
konsumen akhir. Saluran ini sering disebut saluran tiga tingkat.
Berdasarkan gambar 2.2, suatu perusahaan dalam menyalurkan produknya
kepada konsumen tidak selalu berurusan langsung dengan konsumen akhir, tetapi
dalam menyalurkan produknya bias melalui perantara yang disebut pengecer.
Berdasarkan gambar 2.2, suatu perusahaan dalam menyalurkan produknya
pada konsumen tidak selalu berurusan langsung dengan konsumen ahkir, tetapi
dalam menyalurkan produknya bisa melalui perantara yang disebut pengecer,
menurut Kotler dan Keller (2009:140), pengecer adalah semua badan usaha yang
volume penjualannya terutama datang dari penjualan eceran.
Berdasarkan uraian dan gambar diatas, maka saluran distribusi konsumen
akhir tanpa adanya pengolahan ulang produk dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar. Sebenarnya semakin banyak tingkat saluran
distribusi, maka akan semakin sedikit kendali distribusi dan semakin banyaknya
kompleksitas saluran. Kompleksitas sebuah saluran secara lebih jauh lagi
disebabkan karena sebuah institusi dalam saluran terhubung dengan beberapa
jenis aliran, seperti aliran fisik produk, aliran kepemilikan, aliran pembayaran,
aliran informasi, dan aliran promosi.
2.4.5 Saran Penunjang Kegiatan Saluran Distribusi
Untuk dapat membantu kelancaran kegiatan penyaluran distribusi suatu
produk dari tangan produsen kepada konsumen akhir, biasanya dibutuhkan
beberapa tangan penjual yang dapat membuat proses arus barang untuk sampai
ketangan konsumen akhir secara baik. Berikut ini terdapat beberapa macam
perantara menurut Kotler dan Keller (2009:159), yaitu:
a) Agen, yaitu mewakili pembeli dan penjual dengan basis yang lebih permanen.
b) Pialang, menyatukan pembeli dan penjual
c) Pedagang, komisi memiliki produk secara fisik dan menegosiasikan penjualan.
d) Pedagang,yaitu yaitu perusahaan dagang yang melakukan kegiatan pembelian
kemudian menjual kembali barang dagangannya baik secara tingkat grosir
maupun tingkat pengecer,
e) Pedagang grosir, semua kegiatan dalam penjualan barang atau jasa kepada
mereka yang membeli atau menjual kembali untuk keperluan bisnis
f) Penyalur dan distributor, dalam penggunaan umum istilah ini sinonim dengan
istilah grosir
g) Agen produsen, merupakan bisnis kecil dengan beberapa wiraniaga terlatih
h) Pengecer, adalah semua badan usaha yang volume penjualannya terutama
datang dari penjual eceran.
i) Agen penjual mempunyai kewenangan kontraktual untuk menjual seluruh
output produsen.
2.5
Faktor-Faktor Yang Menjadi Pertimbangan Pemeliharaan Saluran
Distribusi
Beberapa faktor berikut ini merupakan pertimbangan yang sering
digunakan oleh perusahaan dalam memilih saluran distribusi yang tepat untuk
penyaluran produknya hingga ketangan konsumen, diantaranya adalah :
a) Pasar, didalam hal ini perusahaan harus mampu mempertimbangkan jenis
pasar yang akan dilayani, apakah itu pasar konsumen atau pasar industri
selain itu juga perusahaan harus menetukan jumlah pembeli potensial dan
jumlah produk yang dipesan serta kebiasaan konsumen dalam melakukan
pembelian.
b) Produk, dalam hal ini perusahaan harus memiliki kemampuan untuk
mempertimbangkan besarnya nilai atau harga suatu produk, besar dan berat
produk, mudah rusaknya barang, serta banyak nya jenis barang yang akan
dijual perusahaan.
c) Perusahaan, dana yang dimiliki, pengalaman dan kemampuan perusahaan
dalam menyalurkan barang hingga ketangan konsumen akhir menjadi bahan
pertimbangan yang harus dipikirkan secara matang oleh perusahaan sebelum
mengambil langkah menyalurkan produk hingga ketangan konsumen akhir.
d) Perantara, dalam hal ini perusahaan harus mempertimbangakan jenis dan
kualitas pelayanan yang diberikan oleh perantara, sikap perantara terhadap
kebijaksanaan produsen, kegunaan perantara, biaya dan volume penjualan.
2.6
Hambatan-hambatan Didalam Pelaksanaan Saluran Distribusi
Saluran distribusi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan tidak menutupi
kemungkinan timbulnya hambatan-hambatan didalam pelaksanaannya guna
menyampaikan hasil produknya ke tangan konsumen akhir. Namun, perlu
diketahui bahwa hambatan-hambatan saluran distribusi ini dapat terjadi dan
muncul secara berbeda-beda criterianya tergantung dari aktivitas perusahaan dan
produk yang dihasilkan oleh perusahaan masing-masing. Berikut ini akan
dijelaskan berbagai hambatan-hambatan yang sering terjadi didalam pelaksanaan
saluran distribusi (Patdono ; 2008) yaitu :
a) Fasilitas, bentuk hambatan pelaksanaan saluran distribusi dari segi fasilitas ini
adalah lebih menyangkut dengan hasil keputusan lokasi dan berapa jumlah
gudang serta pabrik yang harus dibangun.
b) Persediaan, bentuk hambatan pelaksanaan saluran distribusi dari segi
persediaan ini tidak karena adanya jumlah barang yang dapat diproduksi
secara ekonomis oleh perusahaan berbeda dengan kuantitas normal yang
diinginkan konsumen.
c) Transportasi, bentuk hambatan pelaksanaan saluran distribusi. Dari segi
transportasi ini sering terjadi akibat terjadinya bencana alam baik dalam
kondisi laut, udara, dan darat yang tidak dapat dihindari dan menimbulkan
dampak negatif seperti keterlambatan pengiriman barang.
d) Komunikasi, bentuk hambatan pelaksanaan saluran distribusi dari segi
komunikasi adalah terjadinya kesenjangan antara pihak produsen dan
konsumen seperti informasi yang dimiliki oleh masing-masing pihak tersebut,
misalnya seperti konsumen tidak tahu dimana pembeli potensial berada.
e) Unitisasi, bentuk hambatan yang sering terjadi dalam pelaksanaan saluran
distribusi dari segi unitisialisasi adalah kesenjangan dalam penentuan dan
pembentukan produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan kedalam satu
unit.
f) Pesaing, bentuk hambatan saluran distribusi dari segi pesaing adalah adanya
beberapa perusahaan pesaing yang bergerak dalam bidang usaha yang sejenis,
baik perusahaan didalam negeri ataupun luar negeri.
2.7
Solusi Dalam Mengatasi Hambatan Yang Ada Dalam Pelaksanaan
Saluran Distribusi
Jika sebuah perusahaan berkeinginan untuk menyelesaikan permasalahan
atau hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan saluran distribusinya, maka
perusahaan tersebut tersebut dituntut untuk menemukan solusi yang terbaik
tergantung dari permasalahan atau hambatan yang muncul dari masing-masing
perusahaan. Solusi-solusi untuk mengatasi masalah diantaranya (Patdono ; 2008) :
a) Fasilitas, solusi untuk hambatan dari segi fasilitas adalah prusahaan harus
mempertimbangkan pengambilan keputusan seperti : ketersediaan ruang,
transportasi, calon konsumen, potensi pertumbuhan penjualan lokasi
perusahaan asing.
b) Persediaan, solusi untuk hambatan dari persediaan dapat dicapai dengan cara
mempertimbangakan keputusan seperti : jumlah persediaan dan lokasi
perusahaan asing.
c) Transportasi, solusi untuk hambatan dari segi trasportasi adalah dengan cara
perusahaan harus mampu membuat rencana pengiriman barang kepada
konsumen, seperti penentuan rute pengiriman yang sudah dianalisis dapat
mengurangi terjadinya keterlambatan pengiriman barang.
d) Komunikasi, solusi dari hambatan komunikasi adalah dengan cara perusahaan
harus memiliki dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai
konsumen. Seperti keinginan dan kebutuhan konsumen serta informasi
mengenai pasar sasaran yang akan dituju.
e) Unitisasi, solusi dari hambatan ini adalah perusahaan harus mampu
menentukan jumlah barang yang diinginkan oleh konsumen, menentukan
bentuk dan besarnya kemasan yang dibutuhkan dalam pengiriman barang
secara ekonomis serta alat pengangkut yang akan digunakan dalam hal
unitisasi.
f) Pesaing, solusi dari hambatan ini adalah perusahaan harus mampu
mengembangkan produk yang dihasilkan, dengan kata lain perusahaan
melakukan inovasi agar dapat membedakan antara produk yang dihasilkan
dengan produk perusahaan pesaing. Selain itu juga perusahaan harus mampu
mencari peluang peluang pasar secara lebih agresif dibandingkan dengan
perusahaan pesaing.
Download