1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal Indonesia pada tahun 1997 mengalami guncangan karena
krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan
kondisi pasar modal menjadi menurun, karena penurunan laba yang dialami
sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan
finansial yang dialami beberapa perusahaan efek.
Setelah masa krisis, pasar modal Indonesia mengalami perkembangan
yang baik, kegiatan go public di bursa efek dan aktivitas perdagangan efek
semakin membaik. Jumlah emiten juga semakin meningkat.
Karena tingginya suku bunga kredit perbankan yang berjangka waktu
panjang,
perusahaan-perusahaan
yang
memiliki
reputasi
baik
berusaha
mendapatkan dana di pasar modal. Menurunnya suku bunga simpanan perbankan
mendorong sebagian investor mengalihkan penanaman dananya ke pasar modal.
Meningkatnya transaksi masyarakat di pasar modal dan menurunnya suku
bunga simpanan perbankan, telah mendorong semakin maraknya perdagangan
pasar modal.
Suatu indeks diperlukan sebagai sebuah indikator untuk mengamati
pergerakan harga dari sekuritas-sekuritas. Indeks harga saham gabungan (IHSG)
di Bursa Efek Jakarta (BEJ) meliputi pergerakan-pergerakan harga untuk saham
1
biasa dan saham preferen. IHSG mulai diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1
April 1983 dengan menggunakan landasan dasar (baseline) tanggal 10 Agustus
1982. Jumlah saham yang tercatat pada waktu itu adalah hanya sebanyak 13
saham. (Jogiyanto, 1998: 60).
IHSG merupakan indikator untuk mengukur harga saham yang
diperdagangkan di bursa efek. Indeks bursa adalah statistik yang menunjukkan
perubahan harga-harga saham pada saat tertentu dalam perbandingan dengan
tanggal dasar. IHSG dihitung dengan rumus IHSG sama dengan nilai total pasar
dibanding total nilai dasar dikalikan 100.
Beberapa studi sebelumnya menunjukkan bahwa jumlah uang beredar dan
inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Ini
berarti bahwa apabila jumlah jumlah uang beredar atau inflasi meningkat maka
akan membawa dampak naiknya Indeks Harga Saham Gabungan. Sedangkan
tingkat suku bunga mempunyai pengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan. Ini berarti bahwa apabila tingkat suku bunga meningkat maka akan
membawa dampak turunnya Indeks Harga Saham Gabungan. (Soebagiyo dan
Prasetyowati, 2003: 93-109)
Penelitian yang dilakukan oleh Rubiyatno (2004) juga menghasilkan
kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara jumlah uang
beredar dan Indeks Harga Saham Gabungan. Selain itu juga terdapat hubungan
negatif yang signifikan antara tingkat bunga dan Indeks Harga Saham Gabungan.
2
Berdasarkan penjelasan diatas maka penelitian ini akan mencoba
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) di BEJ pasca krisis moneter (1998-2004) dengan wilayah penelitian di
Bursa Efek Jakarta.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan maka yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah menganalisis:
Apakah jumlah uang beredar, tingkat suku bunga, kurs valuta asing, dan inflasi
mempengaruhi IHSG di BEJ pasca krisis moneter tahun 1998-2004?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai lewat penelitian ini adalah:
Untuk menganalisis apakah jumlah uang beredar, tingkat suku bunga, kurs valuta
asing, dan inflasi mempengaruhi IHSG di BEJ pasca krisis moneter tahun 19982004.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi Investor
3
Untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi jika
investor ingin melakukan investasi. Apabila ingin menanamkan investasinya
dalam bentuk saham, harus memperhatikan faktor-faktor lain selain faktor
jumlah uang beredar, tingkat suku bunga, kurs/nilai tukar rupiah-dolar, dan
inflasi.
2. Bagi Penulis
Untuk memperdalam keahlian penelitian dengan ilmu pengetahuan, tidak
hanya pengetahuan teori saja, tetapi mampu menerapkan dalam praktekpraktek yang sesungguhnya.
3. Bagi Pihak Lain
Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.
1.5 Batasan Masalah
Agar tidak terjadi penyimpangan dalam pembahasan maka penulis hanya
membatasi pada permasalahan sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang dianalisis berpengaruh atau tidak
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan adalah jumlah uang beredar, tingkat
suku bunga, kurs valuta asing, dan inflasi.
2. Tahun penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 19982004 karena penelitian dilakukan untuk meneliti faktor-faktor yang
4
mempengaruhi IHSG pasca krisis moneter (Indonesia terkena krisis pada
tahun 1997).
3. Jumlah uang beredar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah jumlah
uang beredar dalam arti sempit (M1), yaitu diperoleh dengan menjumlahkan
uang kartal dan uang giral. Diperoleh dari laporan bulanan Bank Indonesia.
4. Untuk faktor tingkat suku bunga, data suku bunga yang digunakan dalam
penelitian ini adalah suku bunga simpanan berjangka rupiah menurut
kelompok bank. Kelompok bank yang digunakan adalah bank pemerintah
daerah. Diperoleh dari laporan bulanan Bank Indonesia.
5. Untuk faktor kurs valuta asing yang dimaksudkan disini adalah kurs nilai
tukar rupiah terhadap dolar Amerika ($ U.S). Diperoleh dari laporan bulanan
Bank Indonesia.
6. Sedangkan data inflasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan indeks harga konsumen gabungan untuk kelompok bahan
makanan. Diperoleh dari laporan bulanan Bank Indonesia.
5
Download