BAB II DASAR TEORI

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
DASAR TEORI
Pendekatan pemecahan masalah dapat digunakan untuk merekondisi sepeda
motor Honda C86 tahun 1986. Salah satu hal yang menyangkut pendekatan
pemecahan masalah adalah dasar teori. Dasar teori tersebut menyangkut beberapa
hal, antara lain: pengertian rekondisi dan modifikasi, proses rekondisi dan
modifikasi, bagian-bagian yang direkondisi dan modifikasi, peralatan dan alat
ukur yang digunakan, serta dasar teori yang mencangkup rekondisi dan modifikasi
sepeda motor Honda C86. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan dibawah ini :
2.1 Pengertian Rekondisi dan modifikasi
Rekondisi adalah mengembalikan kondisi suatu objek atau benda pada
keadaan semula atau standar dengan memperbaiki kerusakan yang ada (Andy
Huryoko: 2006).
Proses rekondisi adalah suatu proses melakukan perbaikan pada suatu objek
atau benda agar dapat berfungsi kembali. Proses rekondisi ini menyangkut
perbaikan suatu sistem yang mula-mula tidak berfungsi menjadi berfungsi, dengan
mencari kerusakan lalu diperbaiki. Bila tidak dapat diperbaiki, maka diganti
dengan yang baru. Dalam hal ini merekondisi semua sistem kelistrikan pada
sepeda motor yang mengalami kerusakan agar berfungsi sebagaimana mestinya.
Rekondisi yang dilakukan bisa berupa perbaikan sistem kelistrikan maupun
pergantian komponen sistem kelistrikan.
Sedangkan modifikasi adalah cara merubah bentuk suatu barang yang kurang
menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya serta
menampilkan bentuk yang lebih bagus dari aslinya (Anonim: 2010).
Proses modifikasi yaitu suatu proses merubah suatu objek atau benda supaya
mempunyai tampilan atau hal yang lebih baik dari yang semula. Modifikasi juga
bisa diartikan memberikan suatu inovasi pada suatu produk agar produk tersebut
berbeda dengan produk aslinya dengan tidak merubah fungsi dari komponen
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
tersebut. Modifikasi yang dilakukan yaitu pergantian pada bagian stang dan
bagian bodi belakang kerena mengambil konsep dari motor Honda C70.
2.2 Peralatan dan Alat Ukur
Proses rekondisi dan modifikasi tidak bisa begtu saja dilakukan tanpa alat
penunjang. Beberapa alat memerlukan kalibrasi terlebih dahulu sebelum
digunakan.
Peralatan yang sering digunakan untuk merekondisi dan memodifikasi sistem
kelistrikan antara lain :
1. Kunci pas, ring dan shock
2. Kunci T
3. Tang kombinasi
4. Tang lancip
5. Kabel jumper
6. Obeng (+) dan (-)
7. Solasi
8. Multimeter
9. Solder
10. Dan lain-lain.
2.3 Dasar Teori Sistem Kelistrikan Sepeda Motor
1. Sistem Pengapian
Sistem pengapian pada motor bensin berfungsi mengatur proses pembakaran
campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder sesuai waktu yang sudah
ditentukan yaitu pada akhir langkah kompresi (Jalius Jama: 2008).
Permulaan pembakaran diperlukan karena pada motor bensin pembakaran
tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Pembakaran campuran bahan bakar dan
udara yang dikompresikan terjadi di dalam silinder setelah busi memercikkan
bunga api, sehingga diperoleh tenaga akibat pemuaian gas hasil pembakaran,
mendorong piston ke TMB menjadi langkah usaha. Agar busi dapat memercikkan
commit to user
bunga api, maka diperlukan suatu sistem yang bekerja secara akurat.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
Menurut Jalius Jama (2008), agar sistem pengapian bisa berfungsi secara
optimal, maka sistem pengapian harus memiliki kriteria seperti di bawah ini:
1. Percikan bunga api harus kuat
Pada saat campuran bahan bakar dan udara dikompresi di dalam
silinder, maka kesulitan utama yang terjadi adalah bunga api meloncat di
antara celah elektroda busi. Hal ini disebabkan udara merupakan tahanan
listrik dan tahanannya akan naik pada saat dikompresikan. Tegangan
listrik yang diperlukan harus cukup tinggi, sehingga dapat membangkitkan
bunga api yang kuat di antara celah elektroda busi.
2. Saat pengapian harus tepat
Agar memperoleh pembakaran campuran bahan bakar dan udara yang
paling tepat, maka pada saat pengapian harus sesuai dan tidak statis pada
titik tertentu. Saat pengapian harus dapat berubah mengikuti berbagai
perubahan kondisi operasional mesin.
3. Sistem pengapian harus kuat dan tahan lama
Sistem pengapian harus kuat dan tahan terhadap perubahan yang
terjadi di setiap saat pada ruang mesin. Sistem pengapian harus tahan
terhadap getaran, panas, atau tahan terhadap tegangan tinggi yang
dibangkitkan oleh sistem pengapian itu sendiri.
Sistem pengapian pada kendaraan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu
pengapian AC dan pengapian DC. Perbedaan sistem pengapian AC dengan sistem
pengapian DC antara lain :
Tabel 1 Perbedaan Sistem pengapian AC dan DC
Pengapian AC
Pengapian DC
Tidak ada sekering pengapian
Ada sekering pengapian
Suplay arus didapat dari spul generator
Suplay arus didapat dari aki
Kabel kunci kontak lebih dari 2 kabel
Kabel kunci kontak kebanyakan 2 kabel
Contoh kendaraan: Grand, Supra, Tiger, Contoh kendaraan: Shogun, Thunder,
F1Z, RX King.
Mega Pro, Supra 125.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
Komponen sistem pengapian ada 4, yaitu:
a. Alternator
1. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik
Ketika dua batang magnet yang dihadapkan kutub magnet selatan dan
kutub magnet utara, maka akan terjadi gaya tarik menarik di kedua kutub.
Gaya tarik menarik kedua kutub ini disebut garis gaya magnet. Ketika sebuah
kawat penghantar listrik dilewatkan di tengah-tengah garis gaya magnet maka
terjadi pemotongan garis gaya magnet, maka pada kawat itu akan timbul
tegangan induksi (Jalius Jama: 2008).
Gambar 2.1 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik
(Julius Jama, 2008)
2. Fungsi dari alternator yaitu sebagai sumber arus listrik AC (alternating
Current). Komponen altenator terdiri dari rotor dan stator.
Gambar 2.2 Komponen Alternator
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
3. Cara kerja alternator
Ketika magnet (rotor) berputar dan melintasi kumparan, maka
akan timbul garis gaya magnet di sekitar kumparan. Apabila magnet
telah melintasi kumparan, maka terjadi pemotongan garis gaya magnet.
Akibat terjadi pemotongan garis gaya magnet, maka akan dihasilkan
tegangan induksi pada kumparan. Besarnya tegangan induksi yang
dihasilkan tergantung kecepatan magnet, besarnya medan magnet dan
banyaknya lilitan pada stator.
b. CDI (Capasitor Discharge Ignition)
CDI adalah sistem pengapian pada mesin pembakaran dalam dengan
memanfaatkan energi yang disimpan didalam kapasitor dan digunakan untuk
menghasilkan tegangan tinggi ke koil pengapian sehingga dengan output
tegangan tinggi koil akan menghasilkan spark di busi. Semakin besar energi
yang tersimpan didalam kapasitor maka semakin kuat spark yang dihasilkan
oleh busi. Keunggulan CDI adalah :
1. Tidak memerlukan penyetelan berkala.
2. Tegangan listrik yang dihasilkan lebih besar dan stabil.
3. Saat pengapian lebih tepat, sesuai putaran mesin.
Gambar 2.3 CDI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
Prinsip kerja CDI yaitu arus yang mengalir dari Pulser coil akan mengalir
menuju CDI. Arus yang mengalir menuju CDI akan disearahkan oleh dioda
kemudian sebagian arus akan disimpan oleh capasitor didalam CDI dan sebagian
lagi menuju komponen lain didalam CDI. Pada waktu pengapian arus akan
mengalir dari generator pulsa pada Pulser coil menuju CDI. Arus ini merupakan
arus sinyal pengapian. Arus dari generator pulsa ini akan mengaktifkan SCR
(thyrister). Setelah SCR aktif, maka arus yang disimpan di dalam capasitor akan
mengalir menuju kumparan primer koil pengapian (M. Suratman: 2003).
Gambar 2.4 Basic Sirkuit CDI
c. Ignition Coil
Ignition coil berfungsi menaikkan tegangan yang diterima menjadi
tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian. Pada umumnya coil
standar menghasilkan tegangan lebih dari 10.000 volt. Tegangan listrik ini
diperoleh dari dua jenis kumparan yang berada didalam coil. Kumparan
pertama disebut kumparan primer dan kumparan kedua disebut kumparan
sekunder. Antara keduanya dihubungkan secara paralel.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
Gambar 2.5 Koil Pengapian
d. Busi (Spark Plug)
Busi adalah salah satu bagian penting pada sistem pengapian. Tujuan
utama dari sistem pengapian adalah menghasilkan loncatan bunga listrik pada
kedua elektroda busi. Busi menerima tegangan listrik sekitar 16 KV sampai
20 KV. Pada saat terjadi proses pembakaran didalam mesin, maka busi dapat
mencapai temperatur sekitar 20000C.
Gambar 2.6 Bagian-bagian busi
Bagian tengah busi yang sering disebut elektroda tengah dibuat dari bahan
nikel campuran agar tahan terhadap suhu dan karat. Bagian tengah sebagian
dibalut oleh isolator keramik. Celah busi pada sepeda motor berbeda - beda
tetapi berkisar antara 0,7 mm – 1,00 mm. Pada kerenggangan tersebut
to userpanas.
didapatkan loncatan bunga apicommit
yang paling
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
Busi digolongkan berdasarkan tingkat panasnya, antara lain: busi panas,
busi sedang, busi dingin. Busi dingin mempunyai ujung isolator yang lebih
pendek. Permukaan yang bersinggungan dengan api kecil dan jalur radiasi
(perambatan) panasnya pendek, maka mempunyai perambatan panas yang
baik dan temperatur elektroda tengah tidak akan naik terlalu tinggi.
Sedangkan busi panas mempunyai ujung isolator yang panjang dan
mempunyai permukaan singgung dengan api yang luas, sehingga jalur
perambatan panas menjadi panjang dan radiasi panas menjadi kecil.
Gambar 2.7 Tipe Busi
(Toyota,1995)
3. Sistem Pengisian
Sistem pengisian memberikan arus listrik (yang dihasilkan oleh alternator) ke
baterai. Komponen – komponen sistem pengisian antara lain :
a. Alternator
Alternator berfungsi sebagai sumber arus listrik AC (Alternative Current).
Cara kerja alternator yaitu ketika magnet (rotor) berputar dan melintasi kumparan,
maka timbul garis gaya magnet disekitar kumparan. Akibat magnet telah melintasi
kumparan, maka terjadi pemotongan garis gaya magnet. Akibat dari pemotongan
ini menghasilkan tegangan induksi pada kumparan. Besarnya tegangan yang
dihasilkan tergantung kecepatan magnet, besarnya medan magnet dan banyaknya
lilitan pada stator.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
b. Rectifier
Rectifier berfungsi untuk menyearahkan arus (merubah arus AC menjadi DC)
dan mengatur tegangan pengisian. Komponen yang dapat merubah arus AC
menjadi DC adalah dioda.
Gambar 2.8 Rectifier
c. Sekering
Sekering adalah suatu alat yang digunakan sebagai pengaman dalam suatu
rangkaian listrik apabila terjadi kelebihan muatan listrik (hubungan arus pendek).
Cara kerjanya apabila kelebihan muatan listrik atau terjadi hubungan arus
pendek, maka secara otomatis sekering tersebut memutuskan aliran listrik dan
tidak akan menyebabkan kerusakan pada komponen yang lain.
d. Baterai
Baterai adalah alat elektro kimia yang dibuat untuk mensuplai listrik kesistem
penerangan, horn, dan komponen- komponen lain. Alat ini menyimpan listrik
dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkannya apabila diperlukan. Karena di
dalam proses tersebut baterai kehilangan energi kimia, maka alternator
mensuplainya kembali kedalam baterai (sering disebut pengisian). Baterai
menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia. Siklus pengisian dan pengeluaran
ini terjadi berulang dan terus menerus (Toyota :1995).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
Baterai dibedakan menjadi 2 jenis yaitu baterai basah dan baterai kering.
Baterai basah masih menggunakan elektrolit asam sulfat dan baterai kering sudah
tidak menggunakan lagi. Keistimewaan baterai kering antara lain :
1. Tidak memerlukan perawatan
2. Anti bocor dan tahan goncangan
3. Self-discharge yang rendah
4. Penggunaan one-push filling yang mudah
5. Bentuk yang aman
6. Mekanisme preventive jika terjadi ledakan
7. Bentuk yang kompak
8. Tidak ada bagian yang menonjol misalnya pipa pernapasan.
Gambar 2.9 Baterai
e. Pengujian sistem pengisian
Pengujian sistem pengisian yaitu dengan cara mengukur arus pengisian dan
tegangan pengisian baterai dengan multimeter. Mengukur arusnya yaitu dengan
cara :
1. Memposisikan multimeter pada DC mA.
2. Melepas sekering.
3. Menghubungkan (+) multimeter dengan kabel merah dari regulator.
4. Menghubungkan (-) multimeter dengan dengan kabel merah yang
menuju baterai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
5. Menghidupkan mesin dan catat hasilnya.
Sedangkan cara mengukur batas tegangan pengisian :
1. Menghubungkan (+) multimeter dengan (+) baterai.
2. Menghubungkan (-) multimeter dengan (-) baterai.
3. Menghidupkan mesin dan catat besarnya arus pengisian.
Spesifikasi arus pengisian Honda C86 adalah maksimal 4 A, sedangkan batas
tegangan pengisiannya adalah 13,5-15,5 volt /5000 rpm.
Gambar 2.10 Pemeriksaan arus dan tegangan pengisian baterai
4. Sistem penerangan
Sistem penerangan sangat diperlukan untuk keselamatan pengendaraan,
khususnya di malam hari dan juga untuk memberi isyarat / tanda pada kendaraan
lainnya.
Sistem penerangan pada sepeda motor dibagi menjadi dua fungsi, yaitu :
a. Sebagai penerangan, yang termasuk dalam fungsi penerangan antara lain :
1. Lampu utama (Head Lamp)
2. Lampu belakang (Tail Lamp)
3. Lampu - lampu instrument (Instrument Lamp)
b. Sebagai pemberi isyarat / peringatan, yang termasuk dalam fungsi pemberi
isyarat antara lain :
1. Lampu rem (Brake Lamp)
2. Lampu sein (Turn Lamp)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
Untuk mengenal lebih jauh tentang sistem penerangan, akan di uraikan
dibawah ini :
1. Lampu Utama (Head Lamp)
Fungsi lampu utama adalah untuk menerangi bagian depan dari
sepeda motor saat dijalankan pada malam hari dan juga untuk
memberitahu kendaraan didepannya. Komponen - komponen sistem
lampu utama, antara lain :
a. Saklar lampu utama (dimmer switch), berfungsi untuk memindahkan
posisi lampu utama dari posisi dekat ke jauh atau sebaliknya.
b. Bola lampu utama (beam), terdapat 2 tipe lampu kepala antara lain :
1. Tipe Sealed-Beam
Tipe ini penggunaan lampu tidak terpisah, keseluruhan
menjadi satu seperti bola lampu, filament dipasang didepan kaca
pemantul untuk menerangi kaca lensa.
Gambar 2.11 Lampu tipe sealed-beam
(Toyota, 1995)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
2. Tipe Semisealed-Beam
Tipe Semisealed-Beam bola lampunya dapat diganti dengan
mudah,
sehingga
tidak
diperlukan
penggantian
secara
keseluruhan apabila lampu putus atau terbakar. Bola lampu
utama biasanya tersedia dalam 2 bentuk yaitu bola lampu biasa
dan bola lampu Quart-Halogen.
Gambar 2.12 Lampu biasa dan lampu Quart-Halogen
(Toyota, 1995)
2. Lampu Belakang dan Rem (Tail Lamp and Brake Lamp)
Lampu belakang berfungsi memberikan isyarat jarak sepeda motor
pada kendaraan lainnya yang berada dibelakang ketika malam hari.
Komponen- komponen lampu belakang antara lain :
a. Saklar lampu (Lamp Switch), berfungsi untuk menghidupkan dan
mematikan lampu.
b. Lampu belakang dan dudukannya, pada umumnya bola lampu
belakang digabung langsung dengan bola lampu rem. Pemasangan
bola lampu belakang biasanya menggunakan tipe bayonent yaitu
menempatkan bola lampu pada dudukannya, dimana posisi pasak
(pin) pada bola lampu harus masuk pada alur yang berada pada
dudukannya.
Sedangkan lampu rem berfungsi untuk memberikan isyarat pada
kendaraan lain agar tidak terjadi benturan saat kendaraan mengerem.
Komponen- komponen sistem lampu rem antara lain :
1. Saklar lampu rem belakang.
commit to user
2. Lampu rem dan dudukannya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
3. Lampu tanda belok (Turn Signal)
Fungsi lampu tanda belok adalah untuk memberikan isyarat pada
kendaraan yang ada didepan atau disisinya bahwa sepeda motor tersebut
akan belok kanan atau kiri atau pindah jalur. Sistem tanda belok terdiri
dari komponen utama, yaitu dua pasang lampu, sebuah flasher dan saklar
lampu tiga arah. Flasher menyebabkan lampu tanda belok berkedip secara
interval.
5. Horn
Horn berfungsi untuk memberikan isyarat dengan bunyi atau suara yang
ditimbulkannya.
Gambar 2.14 Rangkaian Horn
Cara kerja horn yaitu saat saklar horn ditekan, arus dari baterai mengalir
melalui saklar horn, menuju ke coil (solenoid) lalu ke platina dan diteruskan ke
massa. Solenoid menjadi magnet dan menarik armature. Kemudian armature
membukakan platina sehingga arus ke massa terputus. Dengan terputusnya arus
tersebut maka kemagnetan pada solenoid hilang, sehingga armature kembali ke
posisi semula. Hal ini menyebabkan
platina menutup
kembali untuk
menghubungkan arus ke massa. Proses ini berlangsung cepat dan diafragma
membuat armature bergetar lebih cepat lagi, sehingga menghasilkan resonansi
suara.
Pengujian sistem horn yaitu pada saat kunci kontak ON dan saklar horn
ditekan maka horn berbunyi. Pada saat kunci kontak ON dan saklar tidak ditekan
commit
user OFF maka horn tidak berbunyi.
maka horn tidak berbunyi. Pada saat
kuncitokontak
Download