BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aliran dua fasa merupakan aliran yang lazim ditemui di industri pembangkitan listrik termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Prinsip kerja dari PLTP tidak jauh berbeda dengan pembangkit listrik tenaga uap lainnya. Panas dari batuan reservoir akan memanaskan fluida yang kemudian digunakan untuk memutar turbin generator. Fluida tersebut kemudian didinginkan di kondenser dan diinjeksikan kembali ke dalam reservoir. Setidaknya ada 3 jenis sistem yang dimanfaatkan yakni dry steam, flash steam, dan binary cycle. Dry Steam adalah sistem di mana fluida yang berasal dari reservoir dalam bentuk uap dialirkan melalui pipa produksi untuk kemudian langsung dimanfaatkan untuk memutar turbin (Gambar 1.1). Sedangkan flash steam adalah sistem di mana fluida yang berasal dari reservoir akan mengalami pemanasan dan mengalir melalui pipa produksi menuju ke sebuah tangki yang dinamakan separator. Fluida panas dari reservoir yang bertekanan tinggi setelah masuk ke separator yang bertekanan rendah, akan mengalami penguapan akibat penurunan tekanan secara tiba-tiba. Selanjutnya uap yang terbentuk akan dialirkan untuk memutar turbin. Sedangkan air yang telah terpisah akan diinjeksikan kembali ke dalam reservoir (Gambar 1.2). Metode binary cycle sendiri bekerja dengan menggunakan fluida sekunder. Jadi, fluida panas akan mengalir melalui pipa produksi dan masuk ke alat penukar panas. Di dalam alat penukar panas, dialirkan fluida sekunder yang memiliki titik didih lebih rendah dari titik didih air seperti cairan isobutana sehingga lebih mudah menguap. Setelah menerima kalor dari fluida panas, cairan ini kemudian menguap dan memutar turbin (Gambar 1.3). Berdasarkan prinsip kerjanya, potensi terbentuknya aliran dua fasa sendiri dapat terjadi di beberapa tempat seperti pada pipa produksi di mana tidak semua fluida yang menerima panas berubah menjadi uap. Campuran fluida ini langsung masuk ke turbin (pada dry steam). Potensi terbentuknya dua fasa juga dapat terjadi pada posisi sebelum masuk ke separator (pada flash steam maupun binary cycle). 1 2 Selanjutnya, dua fasa juga bisa terbentuk setelah keluar dari separator menuju turbin (pada flash steam maupun binary cycle) dan setelah keluar dari kondenser (ketiganya). Penelitian menunjukkan bahwa jenis aliran dua fasa yang paling banyak terjadi pada pembangkit listrik panas bumi adalah kasus aliran cincin (Sekoguchi et al, 1982; Fukano et al, 1988; Palsson, 2006; Geraci et al, 2007; Rodriguez, 2009). 1.2 Perumusan Masalah Mengingat pemahaman terhadap aliran dua fasa sendiri sangat penting untuk perancangan alat dan sistem yang sesuai dengan koefisien perpindahan panas, performa peralatan seperti korosi dan vibrasi, dan penentuan kondisi operasional yang optimal untuk mentransportasikan fluida dua fasa maka pemahaman mendalam terhadap aliran dua fasa yang mengalir di pipa terutama aliran cincin menjadi sangat penting. Gambar 1.1. Sistem Dry Steam (Sumber: Geothermal Energy Association) 3 Gambar 1.2. Sistem Flash Steam (Sumber: Geothermal Energy Association) Gambar 1.3. Sistem Binary Cycle (Sumber: International Geothermal Association) 1.3 Keaslian Penelitian Mekanisme terbentuknya aliran annular pada pipa horisontal masih belum dapat dimodelkan secara akurat. Untuk membuat model yang akurat, peneliti perlu memahami karakteristik seperti seberapa cepat butiran (droplet) terbentuk dari liquid film, seberapa cepat butiran (droplet) bergerak melapisi liquid film, dan bagaimana pengaruh liquid film terhadap kekasaran permukaan gas dan liquid. Selain itu, mekanisme penurunan tekanan juga berbeda untuk setiap jenis aliran sehingga dibutuhkan banyak penelitian untuk mengembangkan korelasi empiris untuk jenis aliran tersebut. 4 Berdasar fakta-fakta ini, maka sebagai bagian dari usaha untuk mempelajari model mekanisme terbentuknya aliran annular pada pipa horisontal, diusulkan pula peneletian dengan judul ‘Investigasi Eksperimental Tebal Film dan Penurunan Tekanan Dari Aliran Annular Pada Pipa Horizontal’. 1.4 Faedah yang diharapkan Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat dalam cara-cara sebagai berikut. a. Menambah data penunjang tebal film dan penurunan tekanan aliran annular. b. Perancangan pemipaan aliran dua fasa yang aman. c. Perancangan alat ukur aliran yang lebih simpel dan murah. d. Penentuan kondisi operasional untuk transportasi fluida. Salah satunya adalah mengetahui flow rate (ton/jam) dari fasa liquid maupun gas. Flow rate dapat diperoleh ketika kita mengetahui densitas fluida, cross section yang dilewati oleh fluida, dan kecepatan inlet fluida. Dari data tebal film, dapat dihitung cross section dari fasa liquid sehingga bisa diketahui flow rate-nya. 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: a. Mengetahui pengaruh perubahan kecepatan aliran terhadap tebal film pada aliran annular. b. Mengerahui pengaruh perubahan kecepatan aliran terhadap penurunan tekanan pada aliran annular.