BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik dalam 6 bulan pertama setelah kelahiran dan makanan tambahan sampai usia 2 tahun yang baik untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi. Pemberian ASI dapat membantu bayi dalam mengadaptasi perbedaan dunia intrauterin dan dunia luar dalam periode kritis perkembangan otak, sistem imun, dan pencernaan. ASI mengandung nutrisi, antibodi, hormon, faktor imun, dan antioksidan (Sa’roni dkk., 2004; Soka et al., 2010; Chantry et al., 2011). Manfaat menyusui pada kesehatan bayi terutama dalam hal pencegahan beberapa penyakit, seperti alergi, asma dapat mengurangi faktor risiko DM tipe 1 pada masa kanak-kanak (Hord et al, 2011; Bachour et al., 2012; Goldman, 2012). Laktasi adalah proses fisiologis produksi dan sekresi air susu yang komplek, membutuhkan faktor fisik, emosional dan hormon yang terdiri dari estrogen, progesteron, oksitosin, prolactin dan insulin. Hormon-hormon tersebut bekerja dalam perkembangan sistem ductus mammae dan stroma melalui aktivitasnya pada metabolisme protein, sehingga membantu pembentukan jaringan ikat serta sel-sel baru (Guyton & Hall, 2010). Prolactin terlibat dalam produksi air susu melalui sistem saraf pusat (The Academy of Breastfeeding Medicine Protocol Committee, 2011: Soca et al., 2011). Survei di Indonesia melaporkan bahwa 38% ibu berhenti memberikan ASI karena kurangnya produksi ASI itu sendiri. Hal tersebut disebabkan oleh faktor psikologi dan asupan gizi ibu. Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa jenis tanaman digunakan secara empiris oleh ibu menyusui untuk meningkatkan produksi ASI. Salah satu tanaman tersebut adalah Sauropus androgynus (L.) Merr, di Indonesia dikenal sebagai katuk. Katuk adalah tanaman semak yang termasuk dalam keluarga Euphorbiaceae. Hasil penelitian Soka et. al terdahulu menunjukkan bahwa infusa oral daun katuk dapat meningkatkan produksi susu 1 Universitas Kristen Maranatha pada tikus. Juga dilaporkan bahwa ekstrak daun katuk dapat meningkatkan produksi ASI ibu sampai dengan 50,47% tanpa mengurangi kualitas ASI itu sendiri (Soka et al., 2011). Obat-obatan yang dapat meningkatkan produksi air susu adalah domperidon dan metoklopramid. Kedua golongan anti emetik tersebut merupakan antagonis dopamin dan berdasarkan penelitian terdahulu menunjukkan dopamin menghambat tonus sekretori sel yang disebabkan karena pengikatan reseptor D2 pada membran sel lactotrophi, menyebabkan terjadi proses eksositosis (pelepasan) prolactin (Fitzgerald, 2008). 1.2 Identifikasi Masalah 1. Apakah pemberian daun katuk dosis tunggal meningkatkan ekspresi gen prolactin pada mencit BALB/c menyusui. 2. Apakah pemberian domperidon dosis tunggal meningkatkan ekspresi gen prolactin pada mencit BALB/c menyusui 3. Apakah pemberian kombinasi ekstrak daun katuk dan domperidon meningkatkan ekspresi gen prolactin pada mencit BALB/c menyusui 1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Penelitian Untuk mengetahui pengaruh herbal dan obat yang dapat meningkatkan ekspresi gen prolactin. 1.3.2 Tujuan Penelitian Mengetahui peningkatan ekspresi gen prolactin pada mencit BALB/c menyusui yang diberi ekstrak daun katuk dan domperidon serta kombinasinya 2 Universitas Kristen Maranatha 1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah Manfaat akademik: mendapatkan formula atau dosis yang tepat ekstrak daun katuk dan domperidon (tunggal atau kombinasi) dalam meningkatkan produksi ASI. Manfaat praktis: memberikan terapi alternatif yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah kurangnya produksi ASI pada ibu menyusui. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran Hormon Prolactin di sekresi oleh kelenjar hipofise sebagai respon dan stimulasi saat seorang bayi menyusui. Dopamin menghambat tonus sekretori sel yang disebabkan karena pengikatan reseptor D2 pada membran sel lactotrophi menyebabkan terjadi proses eksositosi prolactin. Galactogogues adalah obat atau senyawa yang dapat digunakan untuk membantu menginisiasi, memelihara, dan meningkatkan produksi ASI. Beberapa obat galactogogues yang tersedia adalah domperidon, metoklorpamid dan herbal. Galactogogues bekerja sebagai antagonis dopamine yang dapat menginduksi pelepasan prolactin ke dalam darah (Crowley et al., 2008; The Academy of Breastfeeding Medicine Protocol Committee, 2011). Galactogogues adalah obat atau senyawa yang dapat digunakan untuk membantu menginisiasi, memelihara, dan meningkatkan produksi ASI. Beberapa obat galactogogues yang tersedia adalah domperidon, metoklorpamid dan herbal. Daun katuk (S. androgynus) merupakan tanaman herbal yang banyak digunakan di Indonesia. Salah satu kandungan dalam daun katuk adalah papaverin. Papaverin berfungsi menghambat phosphodiesterase10A (PDE10A) yang merupakan enzim yang mendegradasi cAMP (cyclic Adenosine monophosphatase) dan downregulate cAMP / PKA (protein Kinase A) signaling serta mengontrol sinyal dopaminergik yang akan meningkatkan fosforilasi cAMPdependent dengan mengaktifkan sinyal cAMP / PKA sehingga menginhibisi reseptor D2 dopamin. PDE10A terutama mengatur fosforilasi DARPP-32i 3 Universitas Kristen Maranatha (reseptor Dompamin D1 yang berhubungan dengan phosphoprotein), sehingga menghambat PP-1 dan mempengaruhi sinyal dopaminergik. Efek papaverin menginhibisi reseptor dopamin D-2 akan menginduksi pelepasan Prolactin ke dalam darah (Soka et al., 2011). Domperidon adalah obat antagonis dopamin dan berdasarkan penelitian terdahulu menunjukkan dopamin menghambat tonus sekretori sel yang disebabkan karena pengikatan reseptor D2 pada membran sel lactotrophi, menyebabkan terjadi proses eksositosi prolactin (The Academy of Breastfeeding Medicine Protocol Committee, 2011). 1.5.2 Hipotesis 1. Pemberian ekstrak daun katuk dosis tunggal meningkatkan ekspresi gen prolactin pada mencit BALB/c 2. Pemberian domperidon dosis tunggal meningkatkan ekspresi gen prolactin pada mencit BALB/c 3. Pemberian kombinasi ekstrak daun katuk dan domperidon meningkatkan ekspresi gen prolactin pada mencit BALB/c 4 Universitas Kristen Maranatha