BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyaluran daya listrik yang ideal pada umumnya menggunakan frekuensi tunggal dan konstan serta pada tegangan tertentu. Harmonik merupakan tegangan dan arus yang sinusoidal dengan frekuensi kelipatan dari frekuensi fundamental sistem tenaga. Distorsi harmonik berasal dari beban non linear yang bersumber pada karakteristik beban dan peralatan pada sistem tenaga listrik, yang tidak linear sehingga menimbulkan arus yang tidak linear dan pada akhirnya arus ini akan menginterferensi jaringan listrik (Arrilaga, J., 1997). Kemajuan teknologi di bidang elektronika dewasa ini menyebabkan penggunaan peralatan berbasis komponen elektronik semakin meningkat. Peralatan elektronik pada dasarnya merupakan komponen non linear yang menimbulkan gelombang arus dan atau tegangan non sinusoida. Arus non sinusoida tersebut mengandung komponen arus frekuensi yang lebih tinggi dibanding dengan arus frekuensi fundamental, yang selanjutnya dikenal dengan nama arus harmonik. Demikian pula tegangan yang mengandung frekuensi yang lebih tinggi dikenal dengan nama tegangan harmonik (Benalla, H. dkk, 2006). Sistem tenaga listrik yang terkontaminasi oleh gelombang harmonik, merupakan persoalan yang sangat serius. Perkembangan komponen penyaklaran semi konduktor dengan kemampuan arus yang besar berimplikasi menimbulkan harmonik pada sistem tenaga listrik, berupa cacat gelombang pada tegangan maupun arusnya. Sebagai hasil akhir, akan menurunkan kinerja, meningkatnya suhu bahkan malfungsi terhadap peralatan lain yang sejalur dengan jaring tersebut (Dalci, K. Burrak., dkk, 2005) 1 2 Sejumlah industri dengan tenaga penggerak utama mesin listrik dengan putaran yang bervariasi dan torsi yang dapat diatur, salah satu cara yang lazim dan relatif handal adalah menggunakan adjustable speed-motor driver (ASD). ASD merupakan salah satu rekayasa alat elektronik yang mengkonversi AC ke DC dan diubah lagi menjadi DC ke AC dengan frekuensi kerja yang dapat diatur sedemikian rupa sehingga putaran motor sesuai dengan kebutuhan yang dikendaki. Menurut Francis M. Fernandez dan P.S. Chandramohanan Nair, 2007, ASD dapat membangkitkan arus harmonik yang disebabkan oleh front-end atau masukan rectifier yang cenderung menarik arus dalam bentuk non sinusoida serta tidak kontinyu. Pengaruh yang sering timbul berupa distorsi yang menyebabkan bentuk gelombang sinusoidal yang cacat. Penambahan kapasitor yang digunakan untuk menaikkan faktor daya akan semakin memperkuat distorsi pada sistem. Akibat adanya harmonik akan muncul daya aktif harmonik, daya semu harmonik, total kuadrat harmonik arus, daya semu kuadrat yang frekuensinya bukan fundamental akan mengakibatkan biaya beban yang harus dibayar menjadi mahal. Harmonik juga dapat mempengaruhi meter pengukur daya sehingga daya yang terukur menjadi terdistorsi dan akan mengakibatkan pengukuran menjadi tidak akurat. Penyelesaian masalah harmonik pada sisi konsumen akan membawa dampak yang sangat berarti pada tingkat penyedia daya (Arrilaga, J., 1997). Batasan nilai distorsi harmonik dalam sistem tenaga listrik pada level internasional diatur dalam standar IEEE 519 tahun 2014 serta IEC 61000-3-2 dan 3-4. Batasan nilai distorsi arus harmonik maksimum pada standar IEEE-519 dikelompokkan sesuai dengan nilai arus hubung singkat pada PCC, sedangkan batasan nilai distorsi harmonik pada standar IEC61000-3-2 dan 3-4 dikelompokkan berdasarkan peralatan dengan input arus per fasa sampai dengan 16 A. Pada level nasional batasan nilai harmonik diatur pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI No. 03 tahun 2007, tentang Aturan Jaring Sistem Tenaga Listrik Jawa-Madura-Bali butir CC.21c bahwa distorsi harmonik total maksimum untuk tegangan dibawah 150 kV adalah 3%. 3 Francis M. Fernandez. dan P.S. Chandramohanan Nair, 2007, menyebutkan bahwa solusi yang umum digunakan untuk mereduksi harmonik adalah dengan memasang tapis harmonik di tempat yang tepat. Salah satu tapis yang digunakan adalah penapis pasif pita lebar. Diharapkan dengan penapisan, mitigasi untuk beberapa orde harmonik dapat dilakukan sekaligus. Pada sistem satu fasa pengaruh yang timbul akibat harmonik adalah terjadinya distorsi gelombang arus dan tegangan. Akibat langsung yang teramati dari gangguan ini adalah bertambahnya arus yang mengalir pada kawat netral (Izhar, M. dkk., 2003). Hal ini memerlukan investasi lebih lanjut oleh perusahaan utilitas untuk mengurangi kerugian dalam sistem. Solusi lain adalah dengan memberlakukan secara ketat kualitas standar untuk peralatan yang digunakan dalam sistem untuk memastikan bahwa peralatan tersebut tidak menimbulkan injeksi harmonik yang tinggi terhadap sistem. Solusi jangka panjang berikutnya adalah memperkenalkan sistem tarif yang akan memberikan pinalti bagi konsumen yang menginjeksi arus harmonik pada sistem. Penelitian terhadap harmonik dan dampaknya telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang kebanyakan dilakukan pada sistem tenaga listrik yang tersambung menjadi satu kesatuan. Penelitian harmonik pada industri yang sebagian besar peralatan menggunakan ASD masih memberikan peluang untuk diteliti lebih lanjut. 1.2 Perumusan masalah ASD yang digunakan pada sejumlah industri mengakibatkan harmonik. Sumber harmonik dalam ASD adalah front end rectifier yang cenderung menarik arus arus dalam bentuk non sinusoida serta tidak kontinyu. Arus harmonik menyebabkan distorsi tegangan pada sisi sumber tenaga listrik. Pada kondisi lain, arus harmonik dapat berpengaruh terhadap peralatan sistem tenaga yaitu transformator dan motor yang mengalami pemanasan berlebih pada belitannya sehingga menyebabkan penurunan tingkat isolasi dan memperpendek umur motor. 4 1.3 Keaslian Penelitian Teknik mitigasi harmonik dari suatu industri yang mengaplikasikan banyak adjustable speed-motor drive menjadi satu rumusan yang menarik untuk diteliti. Penelitian tentang mitigasi harmonik telah banyak dilakukan, diantaranya dengan filter pasif (Belgin Turkay, 2001., Cipcigan dan Chindris, 2006., Zubi dkk, 2010) dan filter aktif dan pasif (Akagi, 2006., Michael dkk, 2010). Dalam praktik industri di Indonesia masih banyak penerapan teknik teknik yang tidak tepat untuk memitigasi masalah tersebut. Akibat kesalahan penerapan teknik mitigasi menyebabkan berbagai masalah yang berkaitan dengan penurunan kualitas daya bahkan kebakaran. Pada penelitian ini data karakter harmonik dari suatu Industri di Yogyakarta yang mengaplikasikan banayak sistem ASD akan dimodelkan dalam simulasi. Model tersebut akan digunakan untuk mensimulasikan berbagai dampak yang terjadi bila beberapa filter harmonik diterapkan didalamnya. Sehingga, pada akhirmya akan diperoleh serta dipilih cara yang paling tepat untuk memecahkan masalah tersebut. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tingkat aras harmonik dalam %THD yang diakibatkan oleh ASD sehingga diperoleh karakteristik harmonik pada beban. 2. Memodelkan karakter harmonik dalam simulasi serta melakukan simulasi beberapa jenis filter harmonik untuk mitigasi. 3. Mengetahui perubahan nilai harmonik sebelum dan sesudah dipasang filter. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Menyampaikan informasi hasil penelitian dan rancangan pengendalian cacat gelombang harmonik kepada khalayak yang membutuhkan. 5 2. Dari hasil penelitian akan dirancang filter yang sesuai untuk mitigasi harmonik motor induksi dengan kecepatan yang dapat diukur sehingga penggunaan energi listrik dapat menjadi lebih efisien serta kerusakan peralatan yang diakibatkan oleh gelombang harmonik dapat diminimalkan. Dengan demikian kerugian yang ditanggung oleh pengguna maupun penyedia tenaga listrik dapat direduksi.