Kehamilan, Kegawatdaruratan Kehamilan

advertisement
TELENURSING SEBAGAI EDUKASI KEGAWATDARURATAN
KEHAMILAN
NOVIS PUJIANTI
1212010030
SUBJECT :
Kehamilan, Kegawatdaruratan Kehamilan, Telenursing
DESCRIPTION :
Kehamilan merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap
wanita. Lama kehamilan sampai aterm adalah 280 sampai 300 hari atau 39-40
minggu, sehingga selama masa tersebut ibu hamil memerlukan pengawasan yang
tepat. Kegawatdaruratan kehamilan ialah pendarahan pervagina, sakit kepala yang
hebat, gangguan pengelihatan, bengkak pada muka atau tangan, nyeri abdomen
yang hebat dan pergerakan janin kurang. Penelitian ini bertujuan untuk menilai
kepuasan masyarakat dengan adanya telenursing dan membantu menurunkan
angka kegawatdaruratan kehamilan dengan terselengaranya program telenursing.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur dengan
cara mengambil atau mengutip dari buku, artikel dan jurnal. Jumlah arikel yang
dipakai dalam penelitian 10 artikel, 4 jurnal yang di gunakan dalam penelitian ini
dan 2 buku.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat puas dengan adanya
program telenursing karena masyarakat tidak perlu datang ke pusat pelayanan
kesehatan, terlebih itu telenursing ini juga cukup efektif dan efesien karena tidak
memerlukan biaya yang mahal dan mudah dijangkau olah masyarakat luas,
sehingga masyarakat bisa menghemat biaya dan menambah pengetahuan
kesehatan melalui telenursing.
Telenursing ini mudah dijangkau oleh masyarakat luas terutama untuk
daerah terpencil yang jauh dari pusat pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan dan
pemerintah perlu melakukan perkembangan dan riset ulang tentang program
telenursing terutama pada ibu hamil yang beresiko.
ABSTRACT :
Pregnancy is a natural process that will be experienced by every woman.
Long pregnancy until term is 280 to 300 days or 39-40 weeks, during this period
pregnant women require proper supervision. Maternal emergency includes vaginal
bleeding, severe headaches, impaired vision, swelling in face or hands, severe
abdominal pain and lack of fetal movement. This study aimed to assess people's
satisfaction with their telenursing emergencies and to help reduce the number of
maternal emergency with telenursing program.
The method used in this research was the study of literature by taking or
quoting from books, articles and journals. The number of articles used in the study
are ten articles, four journal and 2 books.
The results suggest that people are satisfied with the telenursing program
because people do not need to come to health care center, especially the
telenursing is also quite effective and efficient because it does not require
expensive cost and can be easily accessed by the wider community, so that people
1
can save health care cost
and increase their knowledge
through
telenursing.Telenursing is easily accessed by the society, especially those live in
remote areas away from health care center. Health professionals and the
government need to re-develop and research telenursing program especially in
pregnant women who are at risk.
Key word : Pregnancy, Emergency, Telenursing
Contributor
Date
Type Material
Edentifier
Right
Summary
: 1.
Vonny Nurmalya M, S.kep.Ns.,M.kep
2.
dr. Rahmi Syarifatun Abidah
: 10 juli 2015
: Laporan Penelitian
:: Open Document
:
Latar belakang
Kehamilan merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap
wanita. Lama kehamilan sampai aterm adalah 280 sampai 300 hari atau 39-40
minggu, sehingga selama masa tersebut ibu hamil memerlukan pengawasan yang
tepat (Manuaba, 2006). Janin dalam kandungan berkembang seiring dengan besar
usia kehamilan, maka apabila tidak dilakukan pengawasan yang tepat bisa
menyebabkan masalah baik dalam kehamilan, persalinan dan nifas, bisa juga
mengakibatkan kematian ibu dan bayi. Pengenalan kemungkinan terjadinya tanda
bahaya kehamilan harus secara dini dan ditangani dengan benar oleh kader
kesehatan. Apabila kader kesehatan kurang mampu mendeteksi secara dini
terhadap kehamilan, maka akan terjadi komplikasi yang lanjut, dalam hal ini akan
menyebabkan kematian ibu dan bayi (Rochjati, 2003:WHO, 2004).
Sebagian besar penyebab kematian ibu di Indonesia 75-85% berkaitan
dengan satu atau paduan dari tiga macam komplikasi utama yakni pendarahan,
infeksi dan eklamsia (Iskandar dkk dalam WHO, 2007). Prevalensi trias klasik
penyebab kematian ibu di Indonesia di sebabkan oleh 1). pendarahan 28%, 2).
eklamsia 24%, 3.) infeksi 11% (Depkes RI, 2010), sedangkan hasil survey AKB
di provinsi Sumatra Utara yang dilaksanakan oleh FKM USU pada tahun 2010,
mencatat AKB Sumatra Utara 23/1.000 kelahiran hidup. Kematian bayi 0-6 hari
didominasi dengan gangguan kelainan pernafasan 35,9%, prematuritas 32,4% dan
sepsis 12% (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Utara, 2011).
Prevalensi akibat pendarahan bisa disebabkan karena anemia selama hamil
(Iskandar dkk dalam WHO, 2007), sedangkan menurut Dr Caroline Hutomo
SpOG faktor yang menyebabkan perdarahan 1). proses perlekatan pada embrio ke
rahim, 2). perubahan hormonal pada kehamilan, 3). infeksi juga bisa
menyebabkan pendarahan ringan, sedangkan faktor penyebab infeksi 1). infeksi
virus, 2). infeksi bakteri 3). infeksi protozoa, yang telah di lansirkan oleh
mayoclinic 2013 faktor yang menyebabkan eklamsia saat hamil 1). keturuan, 2).
obesitas, 3). umur, 4). banyaknya janin yang di kandung, 5). kekurangan vitamin
D, 6). riwayat diabetes militus 7). kadar protein yang tinggi. Selain dari segi ibu
dari segi janin juga berpengaruh, ibu hamil dengan risiko tinggi dapat
menyebabkan kejadian bayi lahir belum cukup bulan, berat bayi lahir rendah,
keguguran, persalinan tidak lancar, pendarahan sebelum dan sesudah persalinan,
2
janin mati dalam kandungan, ibu hamil atau bersalin meninggal dunia, keracunan
kehamilan atau kejang-kejang.
Ibu hamil dengan kehamilan beresiko tinggi harus mempersiapkan diri
dengan lebih untuk memperhatikan perawatan kesehatannya dalam menghadapi
kehamilannya (Suririnah, 2007). Kematian ibu sebenarnya dapat dicegah dengan
melaksanakan pemeriksaan kehamilan minimal empat (4) kali, secara teratur
sesuai pedoman pemeriksaan kehamilan (WHO, 2007). Sesuai dengan program
yang di terapkan oleh pemerintah untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB,
pemerintah Indonesia telah menerapkan beberapa program antara lain dagan
Gerakan Sayang Ibu (GSI), Pembinaan Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan
Anak (KPKIA) serta penempatan bidan di desa untuk pembinaan posyandu
(Depkes, 2006). Tapi banyaknya rumah sakit yang belum melakukan program
tersebut dari 140 rumah sakit hanya 19 rumah sakit yang melaksanakan kebijakan
tersebut di karenakan banyak rumah sakit yang masih dijadikan institusi bisnis
(Depkes, 2007).
Telenursing adalah komponen dari telehealth yaitu perawat memenuhi
kebutuhan kesehatan klien dengan menggunakan media informasi, melalui
komunikasi atau web (CNA, 2005). Program telenursing memudahkan para klien
untuk mengakses informasi kesehatan lebih mudah dan memberikan keuntungan
dalam hal pengurangan waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk menuju
pelayanan kesehatan. Kemajuan teknologi ini diterapkan dalam lingkup
manajemen keperawatan, proses keperawatan maupun pelayanan keperawatan.
Adanya telehealth dan telenursing diantaranya telehomecare yang menggunakan
teknologi internet dan video untuk memudahkan pasien mendapatkan pelayanan
kesehatan di rumah (Stanley, 2006).
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Studi literatur ini
dilakukan dengan cara melakukan penelusuran data dari berbagai pestaka yang
berasal 2 buah buku, 4 jurnal dan 10 artikel tentang kegawatdaruratan kehamilan
dan telenursing bagi masyarakat dan dunia kesehatan.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tingkat kepuasan
sebagai edukasi kegawatdaruratan kehamilan
diharapkan dengan adanya telenursing akan membantu kegawatdaruratan
kehamilan Dibuktikan dengan telenursing sudah pernah dilakukan dalam
penelitian Bohnenkamp, S.K, RN, MS, CCM, McDonald, Pat, ARNP,
CS,CWOCN, Lopes, A.M, MD, Krupinski, Elizabeth, PhD and Blackett Ann, RN,
MS, CPHQ, CWOCN mengenai “Traditional versus telenursing outpatiebt
management of patients with cancer wih new ostomies“ mengukur kepuasan
pasien terhadap telenursing pada penderita kanker usus, dengan 28 responden,
yang terdiri dari 2 populasi, 14 responden (11 responden dengan urostomy dan 3
responden dengan kolostomi) kelompok perawatan homecare dan 14 responden
(7 urostomy dan 7 kolostomi) kelompok telenursing, dan 32% adalah perempuan
usia 66 tahun, dengan rata-rata usia pendidikan SD. Menggunakan metode Quasieksperimen dengan survei, sampel yang di gunakan 10 responden dengan 3
responden dilakukan perawatan di rumah dan 7 responden dilakukan perawatan
dengan menggunakan metode telenursing. Masyarakat puas dengan adanya
3
telenursing karena dengan adanya telenursing
masyarakat tidak perlu
mengeluarkan uang yang banyak dan datang ke pusat pelayanan kesehatan,
masyarakat bisa melakukan perawatan dirumah terutama perawatan pada pasien
dengan kanker usus. Masyarakat merasa nyaman saat tenaga kesehatan
menyampaikan informasi melalui telenursing. Harapkan saat dilakukan penelitian
ini tingkat kesehatan pasien meningkat terutama pada pasien dengan kanker usus.
Penelitian dari Hagan, Louise, Ph.D, Moring, Diane, Ph.D and Lepine
Rachel, M.Sc, pada tahun 2000 mengenai “ Evaluation of Telenursing Outcomes,
Satisfaction, Self-care Practices and Cost Savings” menunjukkan kepuasan
pasien terhadap program telenursing. Metode yang digunakan dalam penelitian
diatas menggunakan metode deskriftif, dengan jumlah responden 4.696 responden
yang digunakan sampel adalah 65 responden, di mana dari jumlah sampel tersebut
tiap harinya 5 responden yang dihubungi, sehingga membutuhkan waktu
penelitian selama 3 bulan, masyarakat merasa puas dengan layanantelenursing
dan masyarakat mengikuti saran-saran yang diberikan oleh tenaga kesehatan,
sehingga masyarakat bisa melakukan perawatan kesehatan secara mandiri
sebelum datang ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.
Penelitian dari Roing, Marta, DDS, PhD, Rosenqvist, Urban MD, PhD,
Holmstrong K, Inger RN, PhD mengenai “ Theats to Patient Safety in Telenursing
as Revealed in swedish Telenurses’ Reflections on their Dialogues”
mengidentifikasi isu-isu yang bisa mengancam keselamatan pasien dalam
telenursing. Jumlah responden adalah 20 yang terdiri dari perawat, dan yang
dijadikan sampel hanya 12 responden, dari 12 responden ini dibagi menjadi 2
kelompok satu kelompok terdiri dari 6 responden, kelompok pertama kelompok
evaluasi 6 responden, kelompok kedua kelompok intervensi 6 responden yang
usia responden dari 39-63 tahun. Hasil dari penelitian diatas adalah telenursing
muda di akses dan cepat, antar perawat bisa saling tukar pendapat atau
pengalaman dengan muda tanpa terbatas waktu dan jarak dan ancaman terhadap
pasien bisa diatasi dengan menggunakan recall.
Simpulan
Telenursing adalah suatu proses penyampaian informasi kesehatan yang
cara menyampaianya melalui media masa atau teknologi, seperti video, telepon,
radio, televisi, dll. Telenursing ini mudah dijangkau oleh masyarakat luas
terutama untuk daerah terpencil, karena cara mengakses sangat mudah dan tidak
membutuhkan biaya yang mahal, sehingga masyarakat bisa mengantisipasi
dirinya terhadap beberapa seraggan penyakit sebelum datang kepusat pelayanan
kesehatan terdekat. Beberapa keuntungan telenursing ialah untuk rumah sakit
berkurangnya waktu kunjungan pasien, mayarakat tidak perlu mengeluarkan biaya
lebih untuk datang ke pusat pelayanan kesehatan dan telenursing ini sangat
efektif dan efesien jika di terapkan di negara yang berkembang, namun dengan
adanya kuuntungan telenursing ini juga masih memiliki beberapa hambatan untuk
menyelenggarakan program telenursing karena awal menyelengarakannya
telenursing membutuhkan biaya yang sangat banyak dan dibutuhkannya jaringan
yang kuat demi mempermudah masyarakat mengakses informasi kesehatan.
Rekomendasi
4
1. Perlunya segera dilakukan sosialisai “Telenursing” dikalangan
masyarakat.
2. Perlunya dilakukan penelitian lanjutan yang mampu
mengidentifikasi tentang pengaruh “telrnursing sebagai edukasi
kegawatdaruratan kehamilan “ dalam pengetahuan ibu hamil
terhadap kandungannya.
3. Bagi institusi diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan
rujukan dan pengetahuan bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan
dengan “ telenursing “
Alamat Correspondensi
-Alamat Rumah
: Bendunganjati, Merak RT 02 RW 01, Pacet
-Email
: [email protected]
-No.Hp
: 085645229282
5
Download