BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori Teori merupakan faktor yang sangat penting dalam proses sebuah penelitian. Teori digunakan untuk menuntun peneliti menemukan masalah penelitian, menemukan hipotesis, menemukan konsep-konsep, menemukan metodologi, dan menemukan alat-alat analisis data (Bungin, 2009:25). Setiap penelitian bersifat ilmiah memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan masalah. Kerangka teori merupakan landasan dan kerangka berfikir yang berguna sebagai pendukung pemecahan masalah atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokokpokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian itu akan disoroti (Nawawi, 2001:39). Berdasarkan pengertian tersebut, maka teori yang digunakan dalam penelitian ini untuk menjawab permasalahan yang sudah dirumuskan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Komunikasi 2.1.1.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin Communico yang artinya membagi (cherry dalam Cangara, 2010). Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D.Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi adalah menjawab pertanyaan” siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”. Berdasarkan paradigma Lasswell, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang akan menimbulkan efek (Cangara, 2010:19). Carl I.Hovland dalam karyanya “Social Communication” menjelaskan komunikasi adalah proses seseorang menyampaikan rangsangan dengan kata, lambang atau gambar guna merubah tingkah laku orang lain (Lubis, 2011). Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia (human communication) bahwa komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orangorang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama manusia melalui pertukaran informasi, untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Book dalam cangara, 2010). Sedangkan menurut Shannon dan Weaver (1949) bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling memengaruhi satu sama lainnya, dengan sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal tapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. Menurut Rogers dan Lawrence Kincaid (1981) komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan penukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam (Cangara, 2010:20). Universitas Sumatera Utara Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya (Effendy, 2003:28). Definisi-definisi yang dikemukakan di atas tentunya belum mewakili semua definisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar di bidang komunikasi. Dari beberapa pengertian tentang komunikasi terlihat ruang lingkup dari komunikasi itu cukup luas sebagaimana ruang lingkup dari aspek-aspek kehidupan manusia sehingga aktivitas komunikasi itu adalah aktivitas manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Selama manusia melakukan aktivitasnya maka komunikasi terus beraktivitas satu hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan antara aktivitas manusia dengan aktivitas komunikasi. 2.1.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi Dari beberapa pengertian yang telah disampaikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa komunikasi hanya bisa terjadi jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima dan efek. Namun untuk lebih menyempurnakan unsur-unsur dari komunikasi ini para ahli menabahakan unsur umpan balik (feedback) sebagai pelengkap untuk membangun komunikasi yang sempurna. Serta munculnya pandangan dari Joseph de Vito, K. Sereno dan Erika Vora yang menilai bahwa faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung terjadinya proses komunikasi (Cangara, 2010:22). Adapun unsur-unsur komunikasi sebagai berikut : 1. Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator, source, sender atau encoder. 2. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi nasehat atau propaganda. Pesan sering disebut message, content atau informasi. 3. Media Media yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi panca indra dianggap sebagai media, termasuk juga surat kabar, televisi, telepon dan media massa lainnya. 4. Penerima Universitas Sumatera Utara Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima merupakan elemen penting dalam proses komunikasi karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Kenallah khalayakmu adalah prinsip dasar dalam berkomunikasi, karena mengetahui dan memahami karakteristik penerima (khalayak) berarti suatu peluang untuk mencapai keberhasilan komunikasi. Penerima biasa disebut khalayak, sasaran, komunikan, audience atau receiver. 5. Pengaruh Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, pengaruh bisa diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. 6. Tanggapan balik Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk dari pada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsure lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. 7. Lingkungan 2.1.2 Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan dalam empat macam yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu. Komunikasi Massa 2.1.2.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipat gandakan pesan-pesan komunikasi. Sebagian atau sejumlah besar dari alat mekanik itu dikenal sebagai alat-alat komunikasi massa atau lebih populer dengan nama media massa, yang meliputi semua (alat-alat) saluran, ketika narasumber (komunikator) mampu mencapai jumlah penerima (komunikan, audience) yang luas serta secara serentak dengan kecepatan yang relatif tinggi. Karena demikian eratnya penggunaan media tersebut, maka komunikasi massa dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang menggunakan media massa untuk pesanpesan yang disampaikan. Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris, mass communication kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa) artinya komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated (Wiryanto, 2000). Universitas Sumatera Utara Kata massa dalam komunikasi massa bukan sekedar orang banyak di suatu lokasi yang sama, massa diartikan sebagai “meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran. Massa mengandung pengertian orang banyak, tetapi mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama. Tan & Wright mengartikan komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu (Wiryanto, 2000). Definisi komunikasi massa yang paling sederhana adalah komunikasi massa merupakan pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah banyak orang, pengertian tersebut dikemukakan olah Bittner. Sedangkan menurut Jay Black dan Fredrick C.Whitney menyebutkan komunikasi massa merupakan sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal lalu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen. Pool mendefinisikan komunikasi massa sebagai, komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi (Wiryanto, 2000). Komunikasi massa berupa proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai macam tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Banyak definisi komunikasi massa yang telah ditemukan oleh pakar di bidang komunikasi, namun dari sekian banyak definisi yang ada terdapat benang merah kesamaan definisi satu sama lain. pada dasarnya komunikasi massa adalah proses komunikasi melalui media massa (media cetak dan media elektronik). Komunikasi massa bisa didefinisikan dalam tiga ciri-ciri (Severin dan Tankard, 2008:4) : 1. Komunikasi massa diarahkan kepada audien yang relatif besar, heterogen dan anonim. 2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum sering dijadwalkan untuk dapat mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara. 3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya besar. Universitas Sumatera Utara 2.1.2.2 Unsur-Unsur Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas (Bungin, 2006:71). Elemen pada komunikasi secara umum juga berlaku kepada komunikasi massa. Secara ringkas proses sederhana komunikasi meliputi; komunikator mengirimkan pesan melalui saluran kepada komunikan (penerima). Perbedaan komunikasi massa dengan komunikasi pada umumnya lebih berdasarkan pada jumlah pesan berlipat-lipat yang sampai kepada penerima (Nurudin, 2003:87). Unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah: 1. Komunikator Dalam komunikasi massa komunikator adalah pihak yang mengandalikan media massa dengan teknologi telematika hingga dalam menyebarkan suatu informasi, maka informasi ini dengan cepat ditangkap oleh publik. Komunikator dalam penyebaran informasi mencoba berbagi informasi, pemahaman, wawasan, dan solusi-solusi dengan jutaan massa yang tersebar dimana tanpa diketahui dengan jelas keberadaan mereka. Komunikator juga berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili institusi formal yang sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran informasi itu. 2. Media Massa Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara masal, dan dapat diakses oleh masyarakat secara masal pula. 3. Informasi Massa (pesan) Informasi massa adalah informasi yang diteruntukkan kepada masyarakat secara masal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi. Dengan demikian informasi massa merupakan milik publik, bukan ditujukan kepada individu masing-masing. 4. Gatekeeper Gatekeeper adalah penyeleksi informasi, sebagai mana diketahui bahwa komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media massa, mereka inilah yang akan menyeleksi setiap informasi akan disiarkan atau tidak. Bahkan mereka memiliki kewenangan untuk memperluas, membatasi informasi yang akan disiarkan tersebut. 5. Khalayak Khalayak adalah massa yang menerima informasi massa yang disebarkan oleh media massa, mereka terdiri dari publik pendengar atau pemirsa sebuah media massa. 6. Umpan balik Umpan balik dalam komunikasi massa umumnya bersifat tertunda berbeda dengan umpan balik pada komunikasi antar pribadi, akan tetapi konsep umpan balik yang tertunda pada komunikasi massa ini telah dikoreksi karena semakin majunya Universitas Sumatera Utara media teknologi, maka proses penundaan umpan balik menjadi sangat tradisional. Saat ini media massa juga telah melakukan berbagai komunikasi interaktif antara komunikator dengan publik. 2.1.2.3 Proses Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki proses yang berbeda dengan komunikasi tatap muka, karena sifat komunikasi massa yang melibatkan banyak orang, maka proses komunikasinya sangat kompleks dan rumit. Menurut McQuail, proses komunikasi massa terlihat berproses dalam bentuk (Bungin, 2006:74): 1. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Jadi proses komunikasi massa melakukan distribusi informasi ke masyarakat dalam skala besar, sekali siaran, pemberitaan yang disebarkan dalam jumlah yang luas, dan diterima oleh massa yang besar pula. 2. Proses komunikasi massa juga dilakukan melalui satu arah, yaitu dari komunikator ke komunikan. Kalau terjadi interaktif di antara mereka, maka proses komunikasi (balik) yang disampaikan oleh komunikan ke komunikator sifatnya sangat terbatas, sehingga tetap saja di dominasi oleh komunikator. 3. Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris antara komunikator dan komunikan, menyebabkan komunikasi antara mereka berlangsung datar dan bersifat sementara. 4. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal (non-pribadi) dan tanpa nama. Proses ini menjamin, bahwa komunikasi massa akan sulit diidentifikasi siapa penggerak dan menjadi motor dalam sebuah gerakan massa di jalan. 5. Proses komunikasi massa juga berlangsung berdasarkan pada hubunganhubungan kebutuhan (market) di masyarakat. Seperti televisi dan radio melakukan penyiaran mereka karena adanya kebutuhan masyarakat tentang pemberitaan-pemberitaan massa yang ditunggu-tunggu. Dengan demikian, maka agenda acara televisi dan radio juga sangat ditentukan oleg rating, yaitu bagaimana masyarakat menonton dan mendengar acara itu, apabila tidak ada pendengar atau pemirsanya maka acara tersebut akan dihentikan karena dianggap merugi dan tidak diseponsori oleh pasar. 2.1.2.4 Fungsi Komunikasi Massa Universitas Sumatera Utara Komunikasi massa merupakan salah satu aktivitas sosial yang berfungsi di masyarakat. Robert K. Merton mengemukakan, bahwa fungsi aktivitas sosial memiliki dua aspek yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent function) yaitu fungsi yang tidak diinginkan. Sehingga pada dasarnya setiap fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional (Bungin, 2006:78). Pada umumnya, komunikasi massa memiliki fungsi yang terdiri dari: 1. Fungsi pengawasan Media massa merupakan sebuah medium dimana dapat digunakan untuk pengawasan terhadap aktivitas masyarakat pada umumnya. Fungsi pengawasan ini bisa berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. 2. Fungsi social learning Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung. 3. Fungsi penyampaian informasi Komunikasi yang mengandalkan media massa memiliki fungsi utama yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas. 4. Fungsi transformasi budaya Komunikasi massa sebagaimana sifat-sifat budaya massa, maka yang terpenting adalah komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang didukung oleh media massa. 5. Hiburan Fungsi lain dari komunikasi adalah hiburan, komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari komunikasi massa. 2.1.2.5 Tujuan Komunikasi Massa Dalam proses komunikasi massa pasti komunikator mempunyai tujuan yang ingin ditujukan kepada khalayak setelah mendapatkan pesan dari media massa tertentu. Adapun tujuan-tujuan dari komunikasi massa, yaitu (Severin dan Tankard, 2008:13) : 1. Untuk menjelaskan pengaruh-pengaruh komunikasi massa. Pengaruh ini mungkin yang kita harapkan seperti pemberitaan kepada masyarakat selama pemilihan, atau yang tidak diharapkan, seperti menyebabkan peningkatan kekeransan dalam masyarakat. 2. Untuk menjelaskan manfaat komunikasi massa yang digunakan oleh masyarakat. Dalam beberapa hal, melihat manfaat komunikasi massa oleh Universitas Sumatera Utara masyarakat menjadi lebih bermakna dari pada melihat pengaruhnya. Pendekatan ini mengakui adanya peranan yang lebih aktif pada audiens komunikasi. Setidaknya ada dua faktor yang digabung untuk memberikan tekanan yang lebih besar pada aktifitas audiens dan komunikasi massa dari pada pengaruhnya. Salah satu faktornya adalah bidang psikologi kognitif dan pemrosesan informasi. Faktor lain adalah perubahan teknologi komunikasi yang bergerak menuju teknologi yang semakin tidak tersentralisasi, pilihan pengguna yang lebih banyak, diversitas isi yang lebih besar dan keterlibatan yang lebih aktif dengan isi komunikasi oleh pengguna individual. 3. Untuk menjelaskan pembelajaran dari media massa. 4. Untuk menjelaskan peran media massa dalam pembentukan pandanganpandangan dan nilai-nilai masyarakat. Para politisi dan tokoh masyarakat sering memahami pentingnya peran komunikasi massa dalam pembentukan nilai-nilai dan pandangan dunia. Kadang-kadang mereka mungkin membesar-besarkan suatu masalah dan ikut mengkeritik acaraacara atau film-film tertentu yang kebanyakan didasarkan hanya pada spekulasi. Namun, naluri dasar mereka bahwa isi media massa mempengaruhi nilai-nilai masyarakat mempunyai kebenaran. 2.1.3 Uses And Gratification Pengguna (Uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan (Gratification) atas kebutuhan seseorang atau Uses and Gratification salah satu teori dan pendekatan yang sering digunakan dalam komunikasi. Teori dan pendekatan ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi karena sebagian besar pelaku audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan (interest) mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses penerimaan (pesan media). Pendekatan Uses and Gratification ditujukan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu (Effendy,2000:289). Herbert Blumer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang memperkenalkan teori ini. Teori kegunaan dan kepuasan ini dikenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses of Mass Communications: Current Perspectives on Gratification Research. Teori milik Blumer dan Katz ini menekankan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi, pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi Universitas Sumatera Utara kebutuhannya. Artinya, teori uses and gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya (Nurudin, 2003:181). Teori uses and gratification ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi di dalam melihat media. Artinya, manusia itu punya otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Sebaliknya, mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya . (Nurudin,2003:181) . Model uses and gratification menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi, bobotnya ialah pada khlayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus (Effendy, 2003:290). Pendekatan Uses and Gratification memberikan alternatif untuk memandang pada hubungan antara isi media dan audience dan pengkatagorian media menurut fungsinya Katz dan kawan-kawan (1974) dan Dennis McQuail (1975) menggambarkan logika-logika yang mendasari penelitian uses and gratifications model sebagai berikut (Ardianto dan Erdinaya, 2004:72) : Gambar 2.1 Logika Teori Uses and Gratification Faktor sosial psikologis menimbulkan (1) Kebutuhan yang melahirkan (2) Harapan-harapan terhadap media massa atau sumber lain mengarah pada (3-4) Berbagai pola penghadapan media (5) Menghasilkan gratifikasi kebutuhan (6) Konsekuensi lain yang tidak diingiinkan (7) Sumber : (Ardianto dan Erdinaya, 2004:72) Katz, Blumer & Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori Uses and Gratification, yaitu (West dan Turner, 2008:104) : 1. Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan. Asumsi teori ini mengenai khalayak yang aktif dan penggunaan media yang berorientsi pada tujuan cukup jelas. Anggota khalayak individu dapat membawa tingkat aktivitas yang berbeda untuk penggunaan media mereka. Kita semua mempunyai acara Universitas Sumatera Utara favorit dalam media tertentu, dan kita semua mempunyai alasan untuk memilih media tertentu. 2. Inisiatif dalam menghubungkan pemuasan kebutuhan pada pilihan media tertentu terdapat pada anggota khalyak. Asumsi ini menghubungkan kepuasan akan kebutuhan pada pilihan terhadap sebuah media yang berada di tangan khalayak karena orang adalah agen yang aktif, mereka mengambil inisiatif. Contohnya, kita memilih acara seperti the simpsons ketika kita ingin tertawa dan CNN World News Tonight ketika kita ingin mendapatkan informasi, tetapi ada seorang pun memutuskan untuk kita apa yang kita inginkan dari sebuah media atau bagian dari isinya. Implikasi yang ada disini adalah khalayak mempunyai banyak sekali otonomi dalam proses komunikasi massa. 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipengaruhi media lebih luas, bagaimana kebutuhan ini terpenuhi memalui konsumsi media amat bergantung pada prilaku khalayak yang bersangkutan. Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan akan kebutuhan, berarti bahwa media dan khalayaknya tidak berada dalam kevakuman. Keduanya adalah bagian dari masyarakat luas dan hubungan antara media dan khalayak dipengaruhi oleh masyarakat. Contohnya, pergi ke bioskop pada kencan pertama merupakan penggunaan media yang lebih mungkin dari pada menyewa sebuah video dan menontonnya dirumah. 4. Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka, minat dan motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti. Asumsi keempat dari teori kegunaan dan gratifikasi adalah masalah metodelogis mengenai kemampuan peneliti untuk mengumpulkan informasi yang akurat dari konsumen media. Untuk berargumen bahwa khalayak cukup sadar diri akan penggunaan media, minat, serta motif mereka sehingga mereka dapat memberikan kepada peneliti sebuah gambaran akurat menyatakan kembali keyakinan akan khalayak yang aktif; hal ini juga mengimplikasikan bahwa orang sadar akan aktivitas ini. 5. Penilaian tentang nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak. Asumsi kelima ini juga sedikit berbicara mengenai khalayak dari pada mengenai mereka yang melakukan studi mengenai ini. Hal ini menyatakan bahwa peneliti harus Universitas Sumatera Utara mempertahanan penilaiannya mengenai hubungan antara kebutuhan khalayak akan media atau muatan tertentu. Dikarenakan individu khalayak yang memutuskan untuk menggunakan isi tertentu untuk tujuan akhirnya, nilai muatan media dapat dinilai hanya oleh khalayaknya. Menurut J.D.Rayburn dan Philip Palmgreen (dalam West dan Turner), “Orang mungkin membaca surat kabar tertentu karena surat kabar itu hanya satu-satunya yang ada, tetapi ini tidak menyiratkan bahwa ia terpuaskan secara penuh oleh surat kabar tersebut. Bahkan, ia mungkin cukup merasa tidak puas untuk menghentikan langganan jika ada alternatif surat kabar lain”. Riset yang dilakukan oleh McQuail, Blumler dan Brown pada 1972 menemukan empat tipologi motivasi khlayak yang terangkum dalam skema media persons interactions sebagai berikut (Severin dan Tankard, 2008:358) : 1. Pengalihan - pelarian dari rutinitas dan masalah; pelepasan emosi. 2. Hubungan personal - manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan perkawanan. 3. Identitas pribadi atau psikologi individu - penguatan nilai atau penambah keyakinan; pemahaman-diri; eksplorasi realitas; dan sebagainya. 4. Pengawasan - informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan atau memutuskan sesuatu. Uses and Gratifications model meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan terentu dari media massa atau sumber-sumber lain (atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Penelitian yang menggunakan uses and gratification memusatkan perhatian pada kegunaan isi media untuk memperoleh gratifikasi atau pemenuhan kebutuhan. Model-model kegunaan dan gratifikasi dirancang untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjadikan pengguna media oleh individu atau kelompok-kelompok individu. Model-model ini menyajikan kerangka bagi sejumlah studi yang berbeda-beda termasuk Katz dan Gurevitch yang menggunakan riset kegunaan dan gratifikasi untuk menjelaskan persamaan dan perbedaan berbagai media dilihat dari fungsi dan karakteristik lainnya. Penelitian ini menghasilkan sebuah model sederhana yang memperlihatkan bagaimana sebagian besar media itu memiliki kesamaan (Ardianto dan Erdinaya, 2004:72). Teori Uses and Gratification beroprasi dalam beberapa cara yang bisa dilihat dalam bagan dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Operasionalisasi Teori Uses and Gratification Sumber pemuasan kebutuhan non media: Lingkungan sosial: 1.ciri demografis 2.afiliasi kelompok 3.ciri kepribadian Kebutuhan khalayak: 1.Kognitif 2.Afektif 3.Intergratif personal 4.Integratif Sosial 5.Pelepasan 1.Keluarga,teman 2.Komunikasi interpersonal 3.hobi 4.Istirahat Penggunaan media massa: 1.jenis media 2.isi media 3.terapan media 4.konteks sosial dan terapan media Pemuasan media(fungsi): 1.pengamatan lingkungan 2.hiburan 3.identitas personal 4.hubungan sosial Sumber : (Nurudin, 2003:183) Model ini memulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang menentukan kebutuhan kita. Lingkungan sosial tersebut meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual (individual’s needs) dikategorisasikan sebagai kebutuhan kognitif (cognitive needs), kebutuhan afektif (affective needs), kebutuhan integratif personal (personal integrative needs), kebutuhan integratif sosial (social integrative needs), dan kebutuhan pelepasan (escapist needs). Penjelasanya adalah sebagai berikut(Effendy, 2003:294) : 1. Kebutuhan kognitif (cognitive needs), merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan keperluan mendapatkan informasi, pengetahuan dan pemahaman, Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan serta memuaskan dari rasa penasaran. 2. Kebutuhan afektif (affective needs) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional. Universitas Sumatera Utara 3. Kebutuhan integratif personal (personal integrative needs) ialah kebutuhan yang berkaitan dengan kepercayaan, kredibilitas, stabilitas, dan status individual. 4. Kebutuhan integratif sosial (social integrative needs) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan kontak dengan keluarga teman dan dunia, didasarkan pada hasrat berafiliasi. 5. Kebutuhan pelepasan (escapist needs) merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghadirkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman. Inti teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan pada motif-motif tertentu. Media dianggap memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media efektif (Kriyantono, 2009:206). Gambar 2.3 Model “Uses and Gratifications” Anteseden Motif Penggunaan Media Efek Variabel Individu Kognitif Hubungan Kepuasan Variabel Lingkungan Personal Diversi Macam Isi Pengetahuan Personal Identity Hubungan Dengan Isi Sumber : (Kriyantono, 2009:208) Variabel antaseden terbagi menjadi dua dimensi yaitu: a. Variabel individual Dimensi ini menyajikan informasi perihal data demografis seperti usia, jenis kelamin dan faktor-faktor psikologis komunikan. b. Variabel lingkungan Dimensi pada variabel lingkungan terdiri atas data mengenai organisasi, sistem sosial dan struktur sosial. Variabel motif terbagi menjadi tiga dimensi yakni: a. Kognitif menyajikan infromasi perihal data kebutuhan akan informasi dan surveillanceatau eksplorasi realitas. b. Diversi menyajikan perihal data kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan. c. Personal identity Universitas Sumatera Utara menyajikan perihal data tentang bagaimana penggunaan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri. Variabel-variabel dalam penggunaan media adalah sebagai berikut: a. Hubungan menyajikan perihal hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. b. Jenis isi media menyajikan jenis media yang dipergunakan. c. Jumlah waktu menyajikan jumlah waktu yang digunakan dalam menggunakan media. Variabel efek dibagi menjadi dua, yakni: a. Kepuasan Dimensi ini menyajikan informasi perihal evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan. b. Pengetahuan Dimensi ini menyajikan perihal persoalan tertentu dan berkaitan dengan berbagai informasi. Teori Uses and Gratification pada intinya menekankan bahwa pengguna media (khalayak) berperan aktif dalam memilih media sesuai dengan kebutuhan mereka dengan berbagai motif yang mendorong keinginan dan harapan para pengguna media. 2.1.4 Motif Penggunaan Media Motif merupakan dorongan dalam diri manusia yang timbul dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut.Semua tingkah laku manusia yang melingkupi penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau to move. Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat atau driving force. Motif sebagai pendorong sangat terikat dengan faktor-faktor lain yang disebut dengan motivasi (Walgito, 2010: 255). Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan. Dengan demikian motivasi mempunyai tiga aspek di dalamnya yaitu: Universitas Sumatera Utara Keadaan terdorong dalam diri organisme (a drive state), yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan, atau keadaan mental seperti berfikir dan ingatan. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan. Tujuan atau “goal”yang dituju oleh perilaku tersebut. Penggunaan media disebabkan oleh adanya kebutuhan yang timbul dari lingkungan sosial dan psikologis, dan khalayak menggunakan media untuk memuaskan kebutuhannya. Adapun penyebab atau dorongan tersebut disebut dengan motif. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu. Motif adalah suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Dalam mempelajari tingkah laku manusia pada umumnya, kita harus mengetahui apa yang dilakukannya, bagaimana ia melakukan dan mengapa melakukan itu, dengan kata lain kita sebaik-baiknya mengetahui know what, know how, dan know why. Dalam hal ini, persoalan know why adalah berkenaan dengan pemahaman motif-motif manusia dalam perbuatannya, karena motif memberi tujuan dan arah pada tingkah laku manusia. Perbuatan dan tingkah laku manusia tentu sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya (Ardianto, 2004: 87). Defenisi tersebut, motif jika dihubungkan dengan konsumsi media berarti segala alasan dan pendorong dalam diri manusia menyebabkan seseorang menggunakan media. Setiap individu pasti memiliki motif yang berbeda dalam memilih media, perbedaan motif ini kemudian menimbulkan perbedaan dalam tingkat kepuasan yang didapat individu dalam menggunakan media. Jika motif dihubungkan dengan konsumsi media berarti segala faktor dan pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan orang menggunakan media dan tujuannya menggunakan media tersebut. Seleksi terhadap media yang dilakukan oleh khalayak yang disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi terhadap media ini berlaku untuk semua jenis media, baik media cetak maupun media elektronik. Penggunaan media disebabkan oleh adanya kebutuhan yang timbul dari lingkungan sosial dan psikologis dan khalayak menggunakan media untuk memuaskan kebutuhannya. Adapun penyebab atau dorongan tersebut disebut motif. 2.1.5 Internet Perubahan terbesar dibidang komunikasi 40 tahun terakhir (sejak munculnya tv) adalah penemuan dan pertumbuhan internet. Internet adalah jaringan komputer dunia yang mengembangkan ARPANET, suatu sistem komunikasi yang terkait dengan keamanan yang dikembangkan pada tahun 1960-an. Internet memungkinkan Universitas Sumatera Utara hampir semua orang dibelahan dunia mana pun untuk saling berkomunikasi dengan cepat dan mudah. Internet memberikan perangkat praktis untuk menjadi penerbit dunia yang dengan sendirinya merupakan sebuah perkembangan revolusioner (Severin dan Tankard, 2008). Internet merupakan bentuk konvergensi dari beberapa teknologi penting terdahulu, seperti komputer (dengan berbagai varian manfaat), televisi, radio dan telepon. Internet begitu memukau dan begitu cepat berkembang dengan varian-varian programnya yang menjadikan bumi ini dalam cengkraman teknologi. Internet telah berkembang menjadi sebuah teknologi yang tidak saja mampu mentransmisikan berbagai informasi, namun juga telah mampu menciptakan dunia baru dalam realitas kehidupan manusia, yaitu sebuah realitas materealistis yang tercipta dalam dunia maya. Realitas ini bukan mistik, bukan khayalan, namun benar-benar realistis (Bungin,2006: 135). Internet pada dasarnya merupakan sebuah jaringan antar komputer yang saling berkaitan. Jaringan ini tersedia secara terus menerus sebagai pesan-pesan elektronik termasuk diantaranya email, transmisi file dan komunikasi dua arah antar individu atau komputer. Lavy (dalam Severin dan Tankard) menggambarkan internet sebagai saluran komunikasi yang tidak terbatas, pembangunan komunikasi, iklan elektronik, dan interaksi yang sangat kompleks yang mengaburkan batas antara penyedia dan konsumen (Severin dan Tankard, 2008:6) . Internet memiliki tiga fitur utama yaitu, email (surat elektronik), Newsgroups and Mailing list, serta World Wide Web (Severin dan Tankard, 2008:7). 1. Email. Jutaan orang kini berkomunikasi dengan menggunakan pesan elektronik, atau email. Tidak perlu menjadi pengguna internet yang canggih untuk bisa mengirimkan pesan email, banyak orang awam melakukannya melalui layanan online, seperti halnya American Online dan Prodigy. 2. Newsgroups dan Mailing lists merupakan sistem berbagi pesan secara elektronik yang memungkinkan orang-orang yang tertarik pada masalah yang sama untuk saling bertukar informasi dan opini. Beberapa orang merasa bahwa mereka mendapat berita secara lebih cepat dan lebih baik dari newsgroups dari pada koran dan majalah. Mungkin yang lebih penting lagi, newsgroups memungkinkan terjadinya respons langsung terhadap suatu berita oleh konsumen berita yang tidak bisa dilakukan oleh koran dan majalah. 3. World Wide Web yang juga dikenal www atau web merupakan sebuah sistem informasi yang dapat diakses melalui komputer lain secara cepat dan tepat. Sekarang ini, web menggunakan metafora ‘halaman’ dan penggunanya dapat membuka halaman per halaman hanya dengan mengklik mouse dengan Universitas Sumatera Utara menyorot kata atau letak sebuah halaman. Perpindahan dalam web dibuat lebih sederhana bagi penggunanya sejalan dengan perkembangan software untuk membaca web seperti Mozaik dan Netscape. Nilai yang ditawarkan internet dapatlah dikiaskan sebagai sistem jalan raya dengan transportasi berkecepatan tinggi yang memperpendek perjalanan atau diibaratkan sebuah perpustakaan yang dapat dikunjung setiap saat, dengan kelengkapan buku, sumber informasi, dan kemungkinan penelusuran informasi yang tak terbatas atau sebagai sebuah jamuan pesta semalam suntuk dengan penerima tamu ramah yang siap menyambut kehadiran tamu undangan setiap saat. Menurut LaQuey yang membedakan internet dengan teknologi komunikasi tradisional adalah tingkat interaksi dan kecepatan yang dapat dinikmati pengguna untuk menyiarkan pesannya. Internet adalah perkakas sempurna untuk menyiagakan dan mengumpulkan sejumlah besar orang secara elektronis. Informasi mengenai suatu peristiwa tertentu dapat ditransmisikan secara langsung sehingga membuatnya menjadi suatu piranti meriah yang sangat efektif (Ardianto dan Erdinaya, 2004:151). Informasi penting yang tersedia di internet jumlahnya terus meningkat. Ini mencakup berbagai arsip gratis dan arsip umum, katalog perpustakaan, layanan pemerintah dan sebagainya serta pangkalan-data komersial. Internet ibarat cairan yang berubah setiap detik; begitu berita mengalir, maka pandangan yang berbeda, laporan, dan aneka pendapat mengairi berbagai arsip dan forum. Internet unggul dalam menghimpun berbagai orang, karena geografis tak lagi menjadi pembatas. Berbagai orang dari negara dan latar belakang yang berbeda dapat saling berhubungan berdasarkan kesaamaan minat dan proyeknya (Ardianto dan Erdinaya, 2004:144). Berikut ini adalah manfaat internet bagi penggunanya, (Purwanto, 2006:145) : 1. Memudahkan penggunanya berkomunikasi secara global. 2. Cepat dan relatif murah biaya dalam penyampaian informasi dan komunikasi (termasuk forum chatting) ke berbagai tempat secara bersamaan. 3. Menambah berbagai macam informasi penting (seperti hasil riset, mendownload software, kebijakan, peraturan atau perundang-undangan baru) yang tidak didapatkan di media cetak. 4. Menambah persaudaraan, persahabatan, teman-teman baru atau pasangan baru dari hasil menjelajah di jalur internet. 5. Menambah wawasan berpikir, berkreasi dan berinovasi. Dari berbagai manfaat dan kemudahan yang terdapat dengan adanya jaringan internet ini, ternyata internet juga menyebabkan berbagai dampak atau hal-hal yang Universitas Sumatera Utara mengkhawatirkan bagi para penggunanya, diantaranya adalah sebagai berikut (Purwanto, 2006:346) : 1. Menyebarkan berbagai paham, ideologi atau pandangan yang tidak sesuai dengan paham atau ideologi yang dianut oleh suatu negara lewat internet. 2. Pengguna di bawah umur (belum dewasa) dapat dengan mudah membuka atau mengakses ke alamat situs web yang tidak layak diakses bagi mereka. 3. Pengguna yang iseng (para hacker) mengacak-acak situs web orang atau lembaga lain, yang dapat berakibat fatal seperti rusaknya sistem operasi dan berdampak system down. 4. Pengguna internet yang sering men-download informasi dari internet, bukan tidak mungkin juga mentransfer virus yang akan berakibat fatal. 5. Sistem keamanan baik dalam bertransaksi secara online maupun penyimpanan data dari host komputer, seringkali masih dapat dibobol oleh para hacker. 6. Belum adanya aturan hukum yang jelas dan tegas di Indonesia yang berkaitan dengan berbagai kegiatan bisnis di internet, menjadikan para pengguna jasa internet masih khawatir. 7. Munculnya situs web yang berkaitan dengan tindakan-tindakan yang membahayakan diri sendiri atau orang lain, seperti bagaimana bunuh diri dan membuat/merakit bom, mengkhawatirkan banyak pihak. Saat ini, internet dapat menyampaikan berbagai macam media-cetak, siaran, film dan rekaman, menggunakan sistem tanpa batas. Anda dapat memerima semua jenis media di manapun anda berada. Internet telah menyebabkan munculnya produk media baru dan persaingan baru dalam bisnis media. Internet sebenarnya merupakan kombinasi dari ribuan jaringan komputer yang mengirim dan menerima data dari seluruh dunia. “Tidak ada badan pemerintah atau komersial yang memiliki keuntungan bersih atau langsung dari operasinya” catatan dari perancang informasi Roger Fidler. “Internet tidak memiliki presiden, CEO, atau markas pusat” (Biagi, 2010). Seperti yang dijelaskan oleh Sayling Wen, sekarang ini yang terpenting dan paling luas adalah internet, yang menghubungkan komputer-komputer pribadi yang paling sederhana hingga komputer-komputer super yang paling canggih, inilah struktur jaringan yang saling berhubungan. Perkembangan lain dari internet adalah mesin pencari dan pelacak seperti browsers dan search engines melalui mesin ini informasi atau teks dalam situs manapun dapat dilacak (Bungin, 2006). Universitas Sumatera Utara Para pengguna juga dapat berpindah-pindah diantara hubungan-hubungan yang ada, membaca, mendengarkan, dan mencetak seolah-olah mereka berada di perpustakaan. Lebih dari itu, mereka dapat mencari informasi yang relevan dengan menyaring sekumpulan besar data. Kekuatan internet bukan sekedar pada kecanggihan hardware tapi juga pada kerumitan software-nya. Aplikasi software komunikasi dan kolaborasi koneksi digunakan untuk mendukung komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi jaringan yang ada dalam cybercommunication (Bungin, 2006:137). 2.1.6 Media Online Penemuan portal website menyebabkan revolusi besar-besaran di bidang jurnalisme dengan munculnya online (cyber) jurnalism, revolusi ini berkaitan dengan kecepatan penyebaran pesan kepada khalayaknya. Sebuah kejadian dapat ditulis dan disebarkan ke seluruh dunia hanya beberapa detik setelah peristiwa tersebut tejadi. Kemudian dengan hadirnya media online memungkinkan munculnya varisasi pemberitaan disertai gambar-gambar ekslusif dan menarik, gambar tersebut tersaji secara jernih seperti gambar-gambar yang terdapat dikomputer. Perusahaan penerbitan surat kabar meluncurkan edisi internet pada akhir tahun 1990-an untuk mencoba menangkap khalayak baru bagi informasi yang mereka kumpulkan. Surat kabar tiba di layar adalah unsur penting dari strategi ramah-pemakai, tetapi internet tidak menghasilkan pendapatan sebanyak edisi kertas karena edisi kertas dapat memuat lebih banyak iklan dibandingkan edisi online. Edisi kertas juga menghasilkan pendapatan dari penjualan kios dan langganan, tetapi tentu saja kebanyakan edisi internet tersedia secara cuma-cuma (Biagi, 2010). Media online merupakan salah satu terobosan di dalam dunia jurnalisme. Hal ini dapat dikatakan baru, meskipun prakteknya sudah memakan waktu tak kurang dari sepuluh tahun terakhir. Media online yang berkembang saat ini umumnya lebih memacu seorang jurnalis dalam “mencari” berita, berbeda dengan jurnalisme tradisional yang selama ini hanya menunggu informasi dari Humas suatu lembaga atau siaran pers lalu menyiarkannya. Atau menunggu penugasan dari atasan untuk meliput atau mewawancarai narasumber (Nurudin, 2009: 201). Sejarah media massa memperlihatkan bahwa sebuah teknologi baru tidak pernah menghilangkan teknologi yang lama. Radio tidak menggantikan surat kabar, namun menjadi sebuah alternatif, menciptakan sebuah kerajaan dan khalayak baru. Demikian pula halnya dengan televisi, meskipun televisi melemahkan radio, tetap tidak dapat secara total mengeliminasinya. Maka, cukup adil juga untuk mengatakan bahwa jurnalisme online mungkin tidak akan bisa menggantikan sepenuhnya bentukbentuk media lama. Melainkan tampaknya menciptakan suatu cara yang unik untuk memproduksi berita dan mendapatkan konsumen berita. Jurnalisme online tidak akan menghapuskan jurnalime tradisional, namun meningkatkan intensitasnya. Dengan menggabungkan fungsi-fungsi dari teknologi internet dengan media tradisional (Santana, 2005: 135). Istilah media digital (digital media) menggambarkan semua bentuk media komunikasi yang menggabungkan teks, gambar, suara, dan video menggunakan teknologi komputer. Digital media membaca, menulis, dan menyimpan data secara Universitas Sumatera Utara elektronik dalam bentuk numerik menggunakan kode nomor untuk data (teks, gambar, suara dan video). Karena pertumbuhan yang cepat, komunikasi digital telah menjadi faktor terbesar dalam pengembangan semua industri media massa saat ini. Jaringan digital “individu bebas dari belenggu dan geografi birokrasi perusahaan dan memeungkinkan mereka untuk berkolaborasi dan bertukar pikiran dengan rekan terbaik di manapun di dunia”, kata futuris George Gilder. “Jaringan komputer memberikan setiap hacker potensi kreatif sebagai konglongmerat pada era industri dan kekuatan komunikasi dari pengusaha TV dari era penyiaran (Biagi, 2010). Dalam dunia digital yang saling terkait, kecepatan dan kenyamanan jaringan telah mengubah industri media massa dan menghapus semua ide sebelumnya tentang bagaimana harus berkerja. Saat ini media terus berkembang, “media digital tidak muncul secara spontan dan independen dari media lama” kata Roger Fidler. Media digital terkait dan terhubung dengan media lama, Fidler mengatakan media saat ini merupakan anggota dari sistem yang saling bergantung, dengan “kesamaan dan hubungan yang ada antara masa lalu, saat ini dan bentuk-bentuk yang muncul”. (Biagi, 2010). Saat ini hampir seluruh media berita memiliki web yang hadir dalam beberapa bentuk. Terdapat tiga kelompok situs berita dalam kaitannya dengan isi (Santana, 2005: 136). 1. Model situs berita secara general yang kebanyakan digunakan oleh media berita tradisional sekedar merupakan edisi online dari medium induknya. Isi orisinilnya diciptakan kembali oleh internet dengan cara mengintensifkan isi dari kapasitas-kapasitas teknis dari cyberspace. Sejumlah fitur interaktif dan fungsi-fungsi multimedia ditambahkan. Isinya di update lebih sering dari pada medium induknya. Washington post online ( www.washingtonpost.com ), CNN Interactive ( www.CNN.com ), dan BBC News Online ( www.BBC.co.id.uk ) adalah contoh-contoh tipikal tipe ini. 2. Pada model situs kedua, bentukkan situs Web-nya berisikan orisionalitas indeks, dengan cara mendesain ulang dan mengubah isi dari berbagai media berita. Saloon, Slate and Drudge Report masuk ke dalam tipe ini. Situs ini memendekkan portal-portal pemberitaan melalui indeksisasi dan kategorisasi, hasil seleksi berbagai media berita dan isi mereka. Berbagai model situs ini memfokus isu-isu spesifik, melayani kepentingan komunitas dan kelompok-kelompok sosial tertentu, serta membuat saluran pertukaran pikiran dan diskusi interaktif dengan pembacannya. 3. Model situs ketiga ini berisi diskusi dan komentar-komentar pendek tentang berita dan media. Media-media watchdogs masuk ke dalam kelompok ini. Universitas Sumatera Utara Mereka menjadi saluran untuk diskusi masyarakat mengenai permasalahan yang mencuat. Rafaeli dan Newhagen mengidentifikasi lima perbedaan utama yang ada di antara jurnalisme online dan media massa tradisional (Santana, 2005 :137) : 1. Kemampuan internet untuk mengombinasikan sejumlah media. 2. Kurangnya tirani penulis atas pembaca. 3. Tidak seorang pun untuk dapat mengendalikan perhatian khalayak. 4. Internet dapat membuat proses komunikasi berlangsung sinambung. 5. Interaktifitas web. Dapat dikatakan media online adalah suatu wadah (media) yang berfungsi menyampaikan pesan informasi kepada khlayak dengan waktu penyajian yang relatif cepat dibandingkan dengan media massa cetak, televisi serta media lainnya. 2.1.7 Berita Menurut Dr. Willard G. Bleyer mendefinisikan berita adalah segala sesuatu yang hangat dan menarik perhatian sejumlah pembaca, dan berita yang terbaik ialah berita yang paling menarik perhatian bagi jumlah pembaca yang paling besar. Berita (news) itu tiada lain adalah laporan atau pemberitahuan tentang segala peristiwa aktual yang menarik perhatian orang banyak (Suhandang, 103: 2004). Sedangkan Dean M. Lyle Spencer mendefinisikan berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar dari pembaca. Menurut Deddy Iskandar Muda (23: 2003), dalam bukunya “Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional”, pengertian berita adalah suatu fakta atau ide atau opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah besar pembaca, pendengar maupun penonton. Dalam memilih materi berita yang akan ditayangkan ada beberapa pertimbangan yaitu berdasarkan kerangka memberikan informasi yang dibutuhkan audiens (Muda, 2003: 34): 1. Consequence Consequence artinya adalah berita tersebut berkaitan dengan segala tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain – lain yang memiliki dampak bagi masyarakat luas. 2. Conflict Conflict atau konflik memiliki nilai berita yang sangat tinggi karena konflik adalah bagian dalam kehidupan. Di sisi lain konflik sangat berhubungan dengan peristiwa kehidupan. 3. Development Development atau pembangungan merupakan materi berita yang cukup menarik apabila reporter mampu mengulasnya dengan baik. Keberhasilan Universitas Sumatera Utara dan kegagalan pembangunan melibatkan seluruh aspek masyarakat. 4. Disaster and Crimes Disaster and Crimes atau bencana dan kriminalitas adalah peristiwa berita yang pasti mendapatkan tempat di hati audiens. Dalam piramida kebutuhan Maslow, keselamatan mendapat urutan pertama. Maka materi berita bencana dan kriminalitas memiliki daya rangsang yang cukup tinggi bagi audiens. 5. Weather Weather atau cuaca merupakan berita yang penting pula, karena berkaitan dengan berbagai aspek kegiatan masyarakat. Mulai dari petani hingga kalangan pengusaha. 6. Sport Sport atau olah raga selalu menarik bagi audiens di mana pun.Khususnya di Indonesia berita olah raga yang paling diminati adalah sepak bola, otomotif, basket, tenis, bulutangkis dan tinju. 7. Human Interest Human Interest adalah kisah–kisah yang dapat membangkitkan emosi audiens seperti lucu, sedih, dramatis, aneh dan ironis. Salah satunya berita yang pasti akan mendapatkan tempat bagi pemirsa atau penonton adalah berita mengenai bencana (disaster) dan kriminal (crimes). Dua topik ini menjadi sangat penting karena menyangkut tentang keselamatan manusia. Dalam pendekatan psikologi, keselamatan adalah menempati urutan pertama bagi kebutuhan dasar manusia (basic needs), sehingga tak heran apabila berita tersebut memiliki daya rangsang tinggi bagi pemirsanya. Adapun televisi tidak dapat menyiarkan dengan seenaknya terhadap korban–korban manusia yang tampak sadis. Etika itu dimaksudkan agar pemirsa tidak memiliki rasa takut atau trauma yang amat besar (Muda, 3637: 2003). 2.1.7.1 Unsur Berita Suatu peristiwa pada dasarnya selalu melibatkan manusia dan alam. Peristiwa alam yang tidak berkaitan dengan kehidupan manusia, tidak penting dan tidak menarik diberitakan. Seluk beluk peran baik manusia maupun alam dalam suatu peristiwa yang diberitakan dapat diungkapkan melalui pertanyaan pokok jurnalistik, yaitu “5W+1H”: apa, siapa, mengapa, di mana, bilamana dan bagaimana (Muda, 39: 2003) Itulah yang dimaksud unsur-unsur berita, dan berikut penjabarannya: a. What (apa): Artinya, apa yang tengah terjadi. Peristiwa atau kejadian apa yang sedang terjadi. b. Who (siapa): Artinya, siapa pelaku kejadian atau peristiwa itu. Siapa saja yang terlibat. c. Where (di mana): Artinya, di mana peristiwa atau kejadian itu berlangsung. Universitas Sumatera Utara d. When (kapan): Artinya, kapan peristiwa atau kejadian itu berlangsung. e. Why (kenapa): Arinya, mengapa kejadian itu bisa terjadi. f. How (bagaimana): Artinya, bagaimana kejadian itu bisa berlangsung. 2.1.7.2 Jenis-Jenis Berita Berikut ini beberapa jenis berita yang dikenaldalam dunia jurnalistik: 1. Berita Langsung (Straight News) Yaitu, jenis berita yang ditulis secara singkat, padat, lugas, dan apa adanya. Penulisannya menggunakan gaya pemaparan. Yakni memaparkan peristiwa apa adanya, tanpa disertai dengan penjelasan atau penilaian. Struktur penulisannya, mengacu pada struktur piramida terbalik. Diawali dengan mengemukakan hal-hal yang paling penting, diikuti bagian yang dianggap agak penting, tidak penting dan seterusnya. Bagian penting dituangkan pada alinea pertama (lead), setelah judul berita (headline), dan baris tanggal (dateline). 2. Berita Opini (Opinion News) Sebuah berita mengenai pendapat, pernyataan, atau gagasan dari seseorang. Biasanya pendapat dari para cendekiawan, tokoh masyarakat, ahli, atau seorang pejabat mengenai suatu masalah atau peristiwa. Penulisannya dimulai dengan teknik pernyataan (statement lead), atau teras kutipan (quotion lead), dengan mengedepankan ucapan yang isinya dianggap paling penting atau paling menarik. Sebagai tanda bahwa berita tersebut adalah berita opini, biasanya pada judul dicantumkan nama narasumber, diikuti titik dua, lalu berisi kutipan pernyataan atau kesimpulan pernyataan yang paling menarik. 3. Berita Interpretatif (Interpretative News) Jenis berita yang dikembangkan dengan komentar serta penilaian dari reporter, atau narasumber yang berkompeten, atas berita yang sudah ada. Sehingga jenis berita ini, merupakan gabungan antara fakta yang diperoleh, dengan penilaian akan suatu berita, oleh seorang reporter atau narasumber. 4. Berita Mendalam (Depth News) Yaitu berita yang merupakan pengembangan dari berita yang sudah ada, kemudian dilakukan pendalaman berita secara details. Pendalaman berita dilakukan dengan cara mencari informasi tambahan dari narasumber, atau berita yang berhubungan dengan berita yang sudah ada. 5. Berita Penjelasan (Explanatory News) Universitas Sumatera Utara Sebuah berita yang sifatnya menjelaskan, dengan menguraikan sebuah peristiwa dengan data yang lengkap. Fakta dijelaskan secara rinci, dengan beberapa argumentasi, atau pendapat penulis berita. berita jenis ini, biasanya bersifat panjang lebar, sehingga harus disajikan secara bersambung atau berseri. 2.2 Kerangka Konsep Pada setiap penelitian kuantitatif, menjelaskan suatu konsep penelitian merupakan hal yang penting karena konsep penelitian ini merupakan kerangka acuan peneliti di dalam mendesain sebuah instrumen penelitian. Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena yang sama. Konsep dibagun dari teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan variable-variabel yang akan diteliti (Bungin, 2009:57). Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan pada perumusan hipotesa (Nawawi, 2001:40). Dalam penelitian ilmiah konsep harus memiliki kriteria yang tepat dalam menjelaskan variabel penelitian. Konsep yang bermanfaat adalah konsep yang dibentuk menjadi keterangan dan menyatakan sebab akibat, yaitu konsep dibentuk dengan kebutuhan untuk menguji hipotesis dan penyusunan teori yang masuk akal, karena konsep dibentuk hanya untuk diuji regulasinya (Bungin, 2013:75). Jadi kerangka konsep merupakan sebuah acuan didalam penelitian yang berawal dari teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan dari variabel penelitian secara empiris. Adapun variabel-variabel di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Bebas (X) Variabel bebas adalah segala gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau yang untuk mempengaruhi munculnya variabel kedua disebut variabel terikat. Tanpa variabel ini, maka variabel berubah sehingga akan muncul variabel terikat yang berbeda atau yang lain bahkan sama sekali tidak ada atau tidak muncul (Nawawi, 2001:57). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motif penggunaan situs mandailingonline.com 2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada ataupun muncul dipengaruhi atau ditentukannya adanya variabel bebas dan bukan karena adanya variabel lain (Nawawi, 2001:57). Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah pemenuhan informasi dan tinngkat kepuasan. 3. Karakteristik Responden Ada beberapa hal yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu karakteristik responden pada pengurus/anggota Liga Mahasiswa Madina Cabang Universitas Sumatera Utara.. Berdasarkan kerangka konsep yang ada, maka dapat disusun bentuk skema kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4 Variabel Penelitian Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y) Motif dan Penggunaan Situs mandailingonline.com Pemenuhan Informasi Dan Tingkat Kepuasan (Sumber : Dikembangkan oleh peneliti) 2.3 Variabel Penelitian Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah disusun diatas, maka dibuatlah suatu variabel penelitian agar dapat membentuk kesesuaian, kesamaan dan memudahkan dalam penelitian yang akan dilakuakan. Adapun variabel penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut : Variabel Teoritis Tabel 2.1 Variabel Penelitian Variabel Oprasional 1. Variabel Bebas (X) Motif Penggunaan mandailingonline.com Situs 2. Variabel Terkait (Y) Pemenuhan Informasi Kepuasan 3. Karakteristik Responden dan Tingkat Kebutuhan Kognitif Personal Diversi Personal Identity Informasi/Pengetahuan Kepuasan Jenis kelamin Usia Fakultas Angkatan/stambuk Kota asal 2.4 Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional merupakan suatu informasi ilmiah yang amat membatu peneliti lain untuk menggunakan variabel Universitas Sumatera Utara yang sama (Singarimbun 2008:46). Definisi oprasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah sebagai berikut : Variabel karakteristik responden terdiri dari : 1. Jenis kelamin: jenis kelamin responden mahasiswa/i Liga Mahasiswa Madina (LIMMA) yaitu laki-laki atau perempuan. 2. Usia: usia para responden 3. Fakultas : kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian dalam perkumpulan untuk tujuan tertentu, menujukan disiplin ilmu yang dipelajari responden dan dalam hal ini terdapat 14 fakultas di Universitas Sumatera Utara. 4. Angkatan/stambuk : tahun dimana responden dinyatakan sah diterima sebagai mahasiswa Universitas Sumatera Utara. 5. Kota asal : menunjukkan kota asal dari para mahasiswa/i Liga Mahasiswa Madina. Variabel bebas (X) Motif Penggunaan Situs mandailingonline.com 1. Kebutuhan kognitif terdiri dari : Informasi, yaitu informasi yang didapatkan responden setelah mengakses situs berita mandailing online Surveillance, yaitu pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai hal-hal yang didapat saat mengakses situs berita mandailing online. Eksplorasi realitas, yaitu melihat kesesuaian antara informasi yang didapat dari mengakses situs berita mandailing online dengan realita. 2. Persolan diversi : kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan dengan mengakses situs berita mandailing online. 3. Personal identity : Menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi orang itu sendiri. Variabel Terikat (Y) 1. Informasi/Pengetahuan : Merupakan Informasi/pengetahuan yang didapat pengguna media setelah mengakses situs mandailingonline.com. 2. Kepuasan: Kepuasan dalam hal ini merupakan tingkat kepuasan responden terhadap konten berita yang ada di situs berita mandailingonline.com Universitas Sumatera Utara 2.5 Hipotesis Hipotesis dapat dikatakan sebagai suatu proporsi atau pernyataan tentang hubungan antar dua atau lebih variabel. Dalam suatu penelitian hipotesis berfungsi sebagai jawaban sementara bagi masalah atau pernyataan penelitian, yang oleh karenanya perlu diuji melalui prosedur pengujian hipotesis (Lubis, 1998:13). Hipotesis merupakan sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena ia merupakan instrumen kerja sebuah teori. Hipotesisi adalah pendapat atau pernyataan yang masih belum tentu kebenarannya, masih harus diuji terlebih dahulu dan karenanya masih bersifat sementara atau dugaan awal (Kriyantono, 2006 : 28). Pengertian hipotesis penelitian menurut Sugiyono, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan (Sugiyono, 2010: 96). Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ho : Tidak terdapat hubungan antara penggunaan situs berita online mandailing.com terhadap pemenuhan kebutuhan informasi di kalangan mahasiswa liga mahasiswa madina cabang universitas sumatera utara. Ha : Terdapat hubungan antara penggunaan situs berita online mandailing.com terhadap pemenuhan kebutuhan informasi di kalangan mahasiswa liga mahasiswa madina cabang universitas sumatera utara. Universitas Sumatera Utara