8 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

advertisement
8
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran,
Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah, serta pengamatan dilaksanakan di
Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian UNS. Penelitian dimulai
pada bulan Maret 2015 hingga September 2015.
B. Bahan dan Alat Penelitian
1. Bahan Penelitian
Bahan penelitian adalah 20 tanaman sawo yang tersebar di
pekarangan milik penduduk lokal di Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran,
Kabupaten Wonogiri.
2. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya; GPS (Global
Positioning System), Klinometer, Hand refractometer, meteran, kamera
Digital, deskriptor Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) dan
mangga (Mangifera indica) yang diterbitkan IBPGRI (International Board
Plant Genetic Recources Institute), colour chart, timbangan analitik,
timbangan buah dan jangka sorong.
C. Perancangan Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif
dan deskriptif yang dilaksanakan secara bertahap. Langkah awal yang
dilakukan adalah praeksplorasi, yaitu dengan cara penggalian informasi tentang
keberadaan tanaman sawo di daerah Manyaran, Wonogiri. Penggalian
informasi dilakukan dari dinas pertanian dan narasumber lainnya (masyarakat
setempat). Informasi ini kemudian dikembangkan pada waktu melakukan
eksplorasi ke lokasi sasaran, kemudian dilakukan metode deskriptif.
Penggunaan analisis deskriptif menurut Kountur (2003) digunakan untuk
menjabarkan data hasil pengamatan secara langsung dalam bentuk kelas atau
kelompok supaya dapat memudahkan interpretasi data yang telah didapatkan,
8
9
sehingga dapat dijelaskan morfologi dari organ tanaman pada setiap sampel
tanaman sawo.
D. Teknik Penentuan Sampel
Pemilihan sampel secara sengaja (purposive random sampling)
dilakukan pada 20 pohon sawo yang terdapat di Desa Kepuhsari, Manyaran,
Wonogiri. Menurut Sutrisno (2010) purposive random sampling ialah metode
dengan pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat- sifat
tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri
atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya dan dilakukan secara
sengaja. Penelitian ini dilakukan dengan pedoman deskriptor IPBGRI
(Internasional Plant Board for Genetic Recources) dengan menggunakan
skoring yang dimodifikasi. Kriteria pemilihan sampel adalah tanaman yang
sudah pernah berbuah.
E. Jenis dan Sumber Data
Data primer didapatkan dari pengamatan karakter morfologi tanaman
sawo secara langsung di lapangan beserta dokumentasi bagian-bagian tanaman.
Data sekunder, seperti data curah hujan, beserta kondisi iklim makro daerah
Wonogiri didapatkan dari Stasiun Meteorologi Kabupaten Wonogiri.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengamatan morfologi tanaman sawo dilakukan langsung pada tempat
tumbuh aksesi, pengamatan meliputi kenampakan tanaman secara keseluruhan,
pohon, percabangan, daun, bunga, buah dan biji. Data hasil survei pengamatan
diberi nilai (skor) berdasarkan pedoman deskriptor pada masing-masing
variabel lalu mencatatnya pada blanko yang sudah disiapkan.
10
Variabel Pengamatan :
1. Pengamatan Kondisi Lingkungan Penelitian
Pengamatan kondisi lingkungan meliputi kondisi geografis yang
terdiri dari letak lintang dan bujur, ketinggian tempat, intensitas cahaya, suhu
dan kelembaban udara yang diamati langsung di lapangan sebagai data
primer, serta topografi, jenis tanah, informasi sifat fisik tanah dan curah hujan
sepuluh tahun terakhir sebagai data sekunder.
2. Pengamatan Morfologi Tanaman
Pengamatan morfologi tanaman sawo ini meliputi habitus tanaman,
morfologi daun, bunga, buah dan biji.
a. Morfologi Pohon
Variabel yang digunakan pada pengamatan karakter morfologi
pohon sawo, meliputi:
1)
Tinggi pohon diukur menggunakan klinometer. Tinggi pohon total
yaitu jarak terpendek dari titik puncak pohon dengan titik proyeksinya
pada bidang datar. Pengukuran dengan klinometer digunakan untuk
menentukan sudut elevasi dan selanjutnya diolah melalui bantuan
rumus phytagoras.
2)
Letak cabang pertama diukur dengan menggunakan meteran dari titik
tumbuh pohon hingga cabang pertama pohon muncul
3)
Lingkar batang pohon diukur menggunakan meteran dengan titik
pengukuran di dekat percabangan tanaman. Pengukuran lingkar
batang pohon diukur pada (50 cm) dari permukaan tanah.
4)
Permukaan batang diamati secara langsung dan dikelompokkan
berdasar skor : 1 = lembut (smooth), 2 = beralur halus, 3 = agak kasar,
4 = kasar, dan 5 = sangat kasar.
5)
Diameter tajuk diukur dari dua ujung titik terluar tajuk tanaman yang
lurus menggunakan pengukuran dua arah (utara-selatan dan timurbarat) lalu didapatkan diameter rata-ratanya. Pengukuran dilakukan
11
saat matahari berada tepat di atas pohon sehingga terlihat bayangan
tajuknya.
6)
Identifikasi bentuk tajuk tanaman sawo merujuk pada daftar
deskriptor mangga yang dikeluarkan oleh IPGRI tahun 2003.
Penggunaan pendekatan deskriptor manga dipilih karena bentuk tajuk
tanaman sawo memiliki kemiripan atau kedekatan sifat dengan
tanaman mangga. Bentuk tajuk pohon diamati secara langsung untuk
mengetahui tipe pertumbuhan tajuk tanaman, dalam praktik budidaya
bentuk tajuk penting untuk menentukan jarak tanam pohon. Tajuk
kemudian dikelompokan dengan skor sebagai berikut: 1 = oblong, 2 =
broadly-pyramidal, 3 = semi-circular dan 4 = spherical
Gambar 1. Bentuk Tajuk Tanaman
7)
Kepadatan cabang diamati secara langsung dan dikelompokkan
berdasar skor sebagai berikut : 1 = jarang sekali, 2 = jarang, 3 = agak
rimbun, 4 = rimbun dan 5 = sangat rimbun
8)
Identifikasi pola percabangan tanaman sawo merujuk pada daftar
deskriptor manggis yang dikeluarkan oleh IPGRI tahun 2003.
Penggunaan pendekatan deskriptor manggis dipilih karena pola
percabangan tanaman sawo memiliki kemiripan atau kedekatan sifat
dengan tanaman manggis. Pola percabangan (kebiasaan tumbuh
pohon) diamati secara langsung dan dikelompokkan berdasar skor
12
sebagai berikut: 1 = tegak (erect), 2 = semi-erect, 3 = mendatar
(horizontal), 4 = tidak beraturan (irregular) dan 5 = condong ke atas
(patens)
Gambar 2. Pola Percabangan Tanaman
9)
Tipe percabangan diamati secara langsung kemudian dikelompokan
dengan skor sebagai berikut: 1 = monopodial, 2 = simpodial, dan 3 =
menggarpu
10) Bentuk batang tanaman diamati secara langsung dengan melihat
bentuk dasar dari batang tanaman, kemudian dikelompokan dengan
skor sebagai berikut: 1 = bentuk batang bulat, 2 = bentuk batang
bersegitiga, 3 = bentuk batang bersegi empat, 4 = bentuk batang
phyllocaldium dan 5 = bentuk batang cladodium.
11) Intensitas berbuah diamati secara langsung dengan melihat banyaknya
buah yang dihasilkan suatu sampel pada saat tesebut, kemudian
dikelompokan dengan skor sebagai berikut: 1 = jarang sekali berbuah,
2 = jarang berbuah, 3 = berbuah agak sering, 4 = sering berbuah dan 5
= sangat sering berbuah.
b. Morfologi Daun
Variabel yang digunakan pada pengamatan karakter morfologi daun
sawo, meliputi:
1) Panjang daun diamati dengan mengukur rata-rata panjang daun secara
langsung menggunakan jangka sorong, kemudian dikelompokkan
menjadi lima kelas. Pengukuran panjang daun yang digunakan meliputi
daun tua dan daun muda.
13
2) Lebar daun diamati dengan mengukur rata-rata lebar daun secara
langsung menggunakan jangka sorong, kemudian dikelompokkan
menjadi lima kelas. Pengukuran panjang daun yang digunakan meliputi
daun tua dan daun muda.
3) Panjang tangkai daun diamati dengan mengukur rata-rata panjang
tangkai daun secara langsung menggunakan jangka sorong, kemudian
dikelompokkan menjadi lima kelas.
4) Warna daun muda diamati dengan mencocokkan warnanya dengan
colour chart kemudian mengelompokkan berdasarkan skor: 1 = hijau
kekuningan (5GY 6/10), 2 = hijau muda (5GY 5/8), 3 = hijau (5GY
3/6), 4 = hijau pupus (2.5 GY 3/6) dan 5 = hijau tua (5GY 2/4)
5) Warna permukaan atas daun tua diamati dengan mencocokkan
warnanya dengan colour chart kemudian mengelompokkan berdasarkan
skor: 1 = hijau muda (5GY 5/8), 2 = hijau (5GY 3/6), 3 = hijau pupus
(2.5GY 3/6), 4 = hijau tua (5GY 2/4) dan 5 = hijau kebiruan (7.5GY
2/4)
6) Warna permukaan bawah daun tua diamati dengan mencocokkan
warnanya dengan colour chart kemudian mengelompokkan berdasarkan
skor: 1 = hijau pucat kebiruan (7.5GY 5/6), 2 = hijau pucat (5GY 5/6),
3 = hijau pupus (5GY 3/6), 4 = hijau tua (2.5GY 3/6) dan 5 = hijau
kebiruan (5GY 2/4)
7) Bangun daun diamati secara langsung kemudian mengelompokkan
berdasarkan skor sebagai berikut: 1 = jorong (elliptic), 2 = bulat
memanjang (oblong), 3 = bulat telur (ovate), 4 = bulat telur sungsang
(obovate), 5 = lanset (lanceolate) dan 6 = (oblanceolate)
14
Gambar 3. Bangun Daun
8) Bangun
pangkal
daun
diamati
secara
langsung
kemudian
mengelompokkan berdasarkan skor sebagai berikut: 1 = oblique, 2 =
rounded, 3 = cuneate, 4 = shortly attenuate, dan 5 = truncate.
Gambar 4. Bangun Pangkal Daun
9) Bangun
ujung
daun
diamati
secara
langsung
kemudian
mengelompokkan berdasarkan skor sebagai berikut: 1 = runcing/acutus
(acute), 2 = meruncing dengan sisi-sisi yang tajam (acuminate), 3 =
retuse, dan 4 = obtuse.
15
Gambar 5. Bangun Ujung Daun
10) Tepi daun diamati secara langsung kemudian mengelompokkan
berdasarkan skor sebagai berikut: 1 = rata/integer (entire) dan 2 =
berombak / repandus (undulate).
Gambar 6. Bentuk Tepi Daun
11) Kilap permukaan atas daun diamati secara langsung kemudian
mengelompokkan berdasarkan skor sebagai berikut: 1 = mengkilap
(glossy), dan 2 = tidak mengkilap (not glossy).
12) Kilap permukaan bawah daun diamati secara langsung kemudian
mengelompokkan berdasarkan skor sebagai berikut: 1 = mengkilap
(glossy), dan 2 = tidak mengkilap (not glossy).
13) Susunan
tulang
daun
diamati
secara
langsung
kemudian
dikelompokan dengan skor sebagai berikut: 1 = menyirip, 2 =
menjari, 3 = melengkung dan 4 = sejajar
14) Daging daun diamati dengan cara merobek tepi daun kemudian
dikelompokan dengan skor sebagai berikut: 1 = tipis seperti selaput, 2
= seperti kertas, 3 = tipis lunak, 4 = seperti perkamen dan 5 =
berdaging
16
c. Morfologi Bunga
Identifikasi bunga sawo merujuk pada daftar deskriptor deskriptor
manggis yang dikeluarkan oleh IPGRI tahun 2003, kemudian dilakukan
beberapa penyesuaiani pada beberapa variabel. Identifikasi bunga sawo
dilakukan dengan mengamati sifat-sifat morfologi yang dapat teramati
seperti rangkaian bunga dan jumlah bunga per rangkaian. Kemudian
dilakukan pengamatian benang sari, mahkota, dan kelopak bunga bunga
sawo. Variabel bunga yang diamati meliputi:
1) Panjang bunga diamati dengan mengukur rata-rata panjang bunga
secara langsung dengan menggunakan jangka sorong kemudian
dikelompokan menjadi lima kelas
2) Diameter bunga diamati dengan dengan mengukur rata-rata diameter
bunga secara langsung dengan menggunakan jangka sorong kemudian
dikelompokan menjadi lima kelas
3) Panjang tangkai bunga diamati dengan dengan mengukur rata-rata
panjang tangkai bunga secara langsung dengan menggunakan jangka
sorong kemudian dikelompokan menjadi lima kelas
4) Bentuk
mahkota
bunga
diamati
secara
langsung
kemudian
dikelompokan dengan skor sebagai berikut: 1 = tabung, 2 = terompet, 3
= mangkuk, 4 = corong dan 5 = lonceng
5) Warna
mahkota
bunga
diamati
secara
langsung
kemudian
dikelompokan dengan skor sebagai berikut: 1 = putih susu (5Y 9/3), 2 =
putih agak nila (2.5Y 9/3), 3 = putih agak hijau tua (5GY 9/3), 4 = putih
agak hijau muda (5GY 9/4) dan 5= putih kecoklatan (7.5Y 8/6)
6) Warna kelopak bunga diamati secara langsung kemudian dikelompokan
dengan skor sebagai berikut: 1 = hijau semburat merah, 2 = hijau
semburat coklat, 3 = hijau kecoklatan, 4 = hijau semburat kuning dan 5
= coklat muda
7) Jumlah benang sari dihitung secara langsung dengan cara memotong
bunga secara melintang, hasilnya kemudian dikelompokan menjadi lima
kelas
17
8) Jumlah bunga perrangkaian diamati dengan menghitung jumlah bunga
secara langsung kemudian dikelompokkan berdasar skor sebagai
berikut: 1 = sangat sedikit, 2 = sedikit, 3 = medium, 4 = banyak, 5 =
sangat banyak
d. Morfologi Buah
Identifikasi morfologi buah sawo merujuk pada daftar deskriptor
deskriptor manggis yang dikeluarkan oleh IPGRI tahun 2003, karena sifat
morfologi buah sawo memiliki kemiripan atau kedekatan dengan buah
manggis. Variabel pengamatan dalam morfologi buah adalah sebagai
berikut:
1) Panjang buah (cm) diukur dari pangkal hingga ujung buah
menggunakan jangka sorong
2) Diameter buah (cm) diukur pada bagian buah yang paling besar
menggunakan jangka sorong
3) Berat buah (g) ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik
4) Panjang tangkai buah (cm) diukur dari pangkal hingga ujung tangkai
buah menggunakan penggaris.
5) Bentuk/tipe buah diamati secara langsung kemudian mengelompokkan
berdasarkan skor sebagai berikut: 1 = spherical/round, 2 = flatenned,
3 = ovoid, 4 = oblong dan 5 = narrow eliptic
Gambar 7. Bentuk Buah
6) Kenampakan
buah
diamati
berdasarkan
bentuk,
ukuran
dan
penampilan dari buah kemudian mengelompokan berdasarkan skor
sebagai berikut : 1 = sangat jelek (very poor), 2 = jelek (poor), 3 =
medium (intermediet), 4 = baik (good) dan 5 = sangat baik (excellent)
18
7) Warna daging buah matang diamati secara langsung kemudian
mengelompokkan berdasarkan pilihan warna sebagai berikut : 1 =
jingga (10YR 8/10), 2 = jingga kecoklatan (10YR 7/10), 3 = coklat
muda (7.5YR 6/10), 4 = coklat tua (7.5YR 6/8) dan 5 = coklat susu
(10YR 7/8)
8) Warna kulit buah diamati secara langsung kemudian mengelompokan
berasarkan pilihan warna sebagai berikut: 1 = hijau tua (7.5Y 6/6), 2 =
hijau kecoklatan (5Y 7/8), 3 = coklat susu (7.5GY 8/6), 4 = coklat
muda (2.5Y 6/6) dan 5 = coklat tua (10YR 4/6)
9) Tekstur daging buah diamati dan dirasakan menggunakan indra peraba
kemudian mengelompokan sebagai berikut: 1 = lembut, 2 = agak
berpasir, 3 = berpasir, 4 = agak keras dan 5 = keras
10) Kandungan air buah diamati kemudian mengelompokan sebagai
berikut: 1 = kering/tidak ada, 2 = sedikit, 3 = medium, 4 = agak
banyak dan 5 = banyak
11) Jumlah biji perbuah dihitung secara langsung kemudian dikelompokan
menjadi 5 kelas
12) Umur simpan buah diamati dengan menyimpan buah dalam suhu
ruang hingga rusak 75%
13) Padatan
gula
terlarut
diukur
dengan
menggunakan
hand
refractometer.
e. Morfologi Biji
Identifikasi morfologi biji sawo merujuk pada daftar deskriptor
manggis yang dikeluarkan oleh IPGRI tahun 2003, karena sifat morfologi
biji sawo memiliki kemiripan atau kedekatan dengan biji manggis.
Variabel pengamatan dalam morfologi biji adalah sebagai berikut:
1) Panjang biji (cm) diukur dari pangkal hingga ujung biji menggunakan
jangka sorong
2) Lebar biji (cm) diukur dari pangkal hingga ujung biji menggunakan
jangka sorong
19
3) Ketebalan biji (cm) diukur dari pangkal hingga ujung buah
menggunakan jangka sorong
4) Berat per biji (g) ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik
5) Bentuk biji diamati secara langsung kemudian mengelompokkan
berdasarkan skor sebagai berikut : 1 = bulat (spheroid), 2 = bulat
panjang (ellipsoid), 3 = elongate, 4 = oblong, 5 = reniform, dan 6 =
irregular.
Gambar 8. Bentuk Biji
6) Warna kulit biji diamati secara langsung kemudian mengelompokkan
berdasarkan skor sebagai berikut: 1 = coklat muda (5YR 4/8), 2 =
coklat tua (5YR 3/6), 3 = coklat sangat tua (5YR 2/4), 4 = coklat pekat
(5YR 1/2) dan 5 = hitam (5YR 1/1)
Skoring pengamatan parameter morfologi tanaman yang bersifat
kuantitatif terlampir pada bagian lampiran.
G. Metode Analisis Data
Data hasil pengamatan morfologi disajikan secara skoring dalam bentuk
kelompok, kemudian dijelaskan secara deskriptif untuk menjabarkan data hasil
pengamatan. Data kemudian dianalisis menggunakan aplikasi Numerical
Taxonomy and Multivariate System (NTSYS) versi 2.2i, menggunakan metode
UPGMA (Unweighted Pair Group Methode Arithmatic Average) cluster analysis,
sehingga dendogram keragaman tanaman sawo dapat terlihat.
Download