LAPORAN TUGAS AKHIR Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Mata Anak (Retinoblastoma) di Semarang A14.17802 Tugas Akhir Komunikasi Visual Periklanan 2013/2014 ANASTASIA INDIRA NARESWARI A14.2007.00059 PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL-S1 FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO 2014 1 UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO PERSETUJUAN TUGAS AKHIR JUDUL : PERANCANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT SOSIALISASI DETEKSI DINI KANKER MATA ANAK (RETINOBLASTOMA) DI SEMARANG NAMA : ANASTASIA INDIRA NARESWARI NPM : A14.2007.00059 Tugas akhir ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, Oktober 2014 Umi Rosyidah, S.Kom, M.T Annas Marzuki Sulaiman, S.Sn Pembimbing 1 Pembimbing 2 Mengetahui, Dr Drs Abdul Syukur, MM Dekan Fakultas Ilmu Komputer 2 UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO PENGESAHAN TUGAS AKHIR JUDUL : PERANCANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT SOSIALISASI DETEKSI DINI KANKER MATA ANAK (RETINOBLASTOMA) DI SEMARANG NAMA : ANASTASIA INDIRA NARESWARI NPM : A14.2007.00059 Tugas akhir ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada sidang Tugas Akhir Semarang, Oktober 2014 Dewan Penguji Auria Farantika Y, S.Sn,MTDesign Godham Eko Saputro, S.Sn, M. DS Ketua Penguji Anggota Penguji Khamadi, M. Ds Anggota Penguji 3 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Mata Anak (Retinoblastoma) di Semarang”. Tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi persyaratan akademis meraih gelar sarjana S1 untuk program studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan tugas akhir ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Ibu Umi Rosyidah, S.Kom, M.T selaku pembimbing I dan Bapak Annas Marzuki Sulaiman, S.Sn selaku pembimbing II yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang berharga kepada penulis selama menyusun tugas akhir. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Bapak Dr Drs Abdul Syukur, MM selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Bapak Edy Mulyanto, S.Si, M.Kom selaku Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 4. Kerja sama dari Dinas Kesehatan Kota Semarang mengumpulkan data guna melengkapi penyusunan tugas akhir. 4 5. Kerja sama dari Yayasan Kanker Indonesia cabang Semarang untuk mengumpulkan data guna melengkapi penyusunan tugas akhir. 6. Semua keluarga di Semarang, Mami, Adik, “Ayah”, Bu Woro. Juga teman-teman, Yoh, Anna, Monika, Siti, Selvy, dan teman-teman yang lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam mengerjakan Tugas Akhir. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih sangat kurang dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini. Semarang, 6 Oktober 2014 Penulis 5 ABSTRAK Nareswari, Anastasia, 2014. Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Mata Anak (Retinoblastoma) di Semarang, Desain Komunikasi Visual Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Pembimbing : (I) Umi Rosyidah, S.Kom, M.T , (II) Annas Marzuki Sulaiman, S.Sn. Kanker mata pada anak, atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan sebutan Retinoblastoma adalah kelainan genetis yang mengakibatkan adanya tumor ganas primer pada mata. Mereka yang beresiko adalah bayi dan anak-anak berusia 6 tahun ke bawah, terutama bila dalam keluarga juga ada yang mengidap penyakit ini. Penyakit ini tidak hanya dapat menyebabkan kebutaan, tetapi juga dapat menyebabkan kematian. Karena usianya yang masih terlalu kecil, terkadang anakanak yang menderita penyakit ini cenderung tidak merasakan tanda-tanda penyakit dalam dirinya terutama pada stadium awal. Ketertarikan dalam mengambil tema deteksi dini kanker mata pada anak (Retinoblastoma) adalah tingginya angka kesakitan pada penyakit ini khususnya di kota Semarang dan kebanyakan sudah masuk stadium lanjut pada awal pemeriksaan dikarenakan ketidaktahuan masyarakat tentang penyakit ini. Sehingga tidak dapat mendeteksi lebih dini adanya Retinoblastoma dan menyebabkan terlambat penanganan. Metode yang digunakan penulis, yaitu memakai metode analisa 5W+1H karena pada perancangan ini tidak terdapat unsur komersial. Sehingga dengan analisa 5W+1H ini dapat menghasilkan solusi dari permasalahan yang tepat dan efektif. Bentuk pesan verbal merupakan cara penyampaian pesan kepada target audien, bentuk pesan yang disampaikan adalah pesan formal dengan headline “Ada Derita Dibalik Kilauan Indah Bola Matanya”. Pesan verbal lainnya berisi informasi mengenai permasalahan, yaitu tentang pengertian kanker mata pada anak atau Retinoblastoma dan juga gejala-gejalanya yang perlu diwaspadai. Dari perancangan ini disampaikan melalui iklan dengan media antara lain poster, banner, brosur, dan media lainnya. Kata Kunci : Deteksi dini, kanker mata, anak, Retinoblastoma 6 ABSTRACT Nareswari, Anastasia, 2014. Design of Public Service Anouncement for Socialization of Early Detection for Children Eye Cancer (Retinoblastoma) in Semarang, Desain Komunikasi Visual, Dian Nuswantoro University Semarang, Supervisor : (I) Umi Rosyidah, S.Kom, M.T , (II) Annas Marzuki Sulaiman, S.Sn. Eye cancer in children, or in the medical field known as Retinoblastoma is a genetic disorder that results in the presence of primary malignant tumor of the eye. Those who are at risk are infants and children aged 6 years and under, especially when the family is also there who suffered from this disease. Not only does this disease can lead to blindness, but it can also lead to death. Because of his age, which is still too small, sometimes children who suffer from the disease are less likely not to feel the signs of illness in himself especially at early stage. Interest in the theme of early detection of eye cancer (Retinoblastoma) in children is the high number of pain in this disease especially in the city of Semarang and most have entered advanced stages at the beginning of an examination due to the ignorance of people about this disease. So it is not able to detect the early presence of Retinoblastoma and cause late handling. The method used is the author, namely the analysis method using 5W+1H because it is not found on designing a commercial element. So with this 5W+1H analysis can produce a solution of the problem precisely and effectively. Verbal messages form a way of delivering a message to the target audien, shape the message conveyed is a formal message with headlines “There's A Wonderful Sparkle Ball Behind Itchy Eyes” Other verbal message contains information about the problem, which is about the sense of eye cancer Retinoblastoma in children or symptoms and also the need to look out for. From the design of this delivered through advertising with media include posters, banners, brochures, and other media. Keywords : Early Detection, eye cancer, children’s, Retinoblastoma 7 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR .................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR .................................................. iii KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv ABSTRAK ........................................................................................................ vi ABSTRACT ..................................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................... viii DAFTAR TABEL DAN GAMBAR .................................................................. x BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 2 1.3. Tujuan Perancangan ........................................................................ 2 1.4. Manfaat Perancangan ...................................................................... 3 1.5. Batasan Perancangan ....................................................................... 3 1.6. Tinjauan Teori ................................................................................. 3 1.6.1. Onkologi Mata ............................................................... 4 1.6.2. Iklan Layanan Masyarakat ............................................. 4 1.6.3. Perancangan Desain ....................................................... 6 1.6.3.1. Warna ................................................................ 6 1.6.3.2. Fungsi-Fungsi Image ......................................... 8 1.6.3.3. Ditinjau dari Level/Tataran Pemaknaan Tanda . 8 1.6.3.4. Variabel Penyusunan Unsur-Unsur Visual ........ 8 1.6.3.5. Media Iklan ...................................................... 9 1.6.3.6. Metode Berpikir ................................................ 9 8 1.6.4. Sistematika Perancangan ................................................ 10 BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ...................................................... 13 2.1. Data Verbal dan Data Visual.......................................................... 13 2.1.1. Data Klien ...................................................................... 13 2.1.2. Data Visual Klien ........................................................... 14 2.1.3. Logo dari Klien .............................................................. 15 2.1.4. Onkologi Mata ............................................................... 15 2.1.5 Gejala dan Stadium Tumor ............................................. 16 2.1.6. Data Visual ..................................................................... 19 2.2. Metode Analisis 5W + 1H ............................................................ 20 2.3. Copy Writing ................................................................................. 22 2.4. Positioning dan Media Planning ................................................... 23 BAB III KONSEP PERANCANGAN ............................................................. 24 3.1. Konsep Kreatif .............................................................................. 24 3.1.1. Media Kreatif ................................................................. 24 3.1.2. Strategi Kreatif ............................................................... 28 3.1.3. Estimasi Biaya ................................................................ 30 3.2. Program Media .............................................................................. 31 BAB IV VISUALISASI ................................................................................... 32 4.1. Desain Kasar ................................................................................. 32 4.2. Studi Visual Tipografi ................................................................... 34 9 4.3. Studi Warna ................................................................................... 36 4.4. Studi Visual Desain Publikasi ....................................................... 37 BAB V PENUTUP ........................................................................................... 52 5.1. Kesimpulan ................................................................................... 52 5.2. Saran .............................................................................................. 53 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 54 DAFTAR TABEL DAN GAMBAR DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Sistematika Perancangan ...................................................... 12 Tabel 3.1. Tabel Estimasi Biaya .......................................................... 30 10 Tabel 3.2. Tabel Program Media .......................................................... 31 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Lokasi Dinas Kesehatan Kota Semarang ........................ 14 Gambar 2.2. Logo Dinas Kesehatan Kota Semarang ........................... 15 Gambar 2.3. Logo Yayasan Kanker Indonesia .................................... 15 Gambar 2.4. Fase Stadium 1 (intra ocular) ......................................... 19 Gambar 2.5. Fase Stadium 2 (glaucomatous) ...................................... 19 Gambar 2.6. Fase Stadium 3 (extra ocular) .......................................... 20 Gambar 2.7. Bagian-Bagian Mata ......................................................... 20 Gambar 4.1. Sketsa Gambar 1 dan 2 .................................................... 32 Gambar 4.2. Sketsa Gambar 3 dan 4 .................................................... 33 Gambar 4.3. Poster 1 ............................................................................ 37 Gambar 4.4. Poster 2 ............................................................................ 38 Gambar 4.5. Poster 3 ............................................................................ 39 Gambar 4.6. Poster 4 ............................................................................ 40 Gambar 4.7. Flyer Lipat 3 Bagian Depan ............................................ 41 Gambar 4.8. Flyer Lipat 3 Bagian Belakang ........................................ 41 Gambar 4.9. Pembatas Buku ................................................................ 42 Gambar 4.10. X-Banner ....................................................................... 43 Gambar 4.11. Pin ................................................................................. 44 Gambar 4.12. Cover Depan dan Belakang Buku Pedoman ................. 45 11 Gambar 4.13. Halaman 1 & 2 .............................................................. 45 Gambar 4.14. Halaman 3 & 4 .............................................................. 46 Gambar 4.15. Halaman 5 & 6 .............................................................. 46 Gambar 4.16. Halaman 7 & 8 .............................................................. 47 Gambar 4.17. Halaman 9 & 10 ............................................................ 47 Gambar 4.18. Halaman 11 & 12 .......................................................... 48 Gambar 4.19. Halaman 13 & 14 .......................................................... 48 Gambar 4.20. Halaman 15 & 16 .......................................................... 49 Gambar 4.21. Halaman 17 & 18 .......................................................... 49 Gambar 4.22. Halaman 19 & 20 .......................................................... 50 Gambar 4.23. Halaman 21 & 22 .......................................................... 50 Gambar 4.24. Halaman 23 & 24 .......................................................... 51 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker mata pada anak, atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan sebutan Retinoblastoma adalah kelainan genetis yang mengakibatkan adanya tumor ganas primer pada mata. Biasanya yang diserang terlebih dahulu hanya satu mata, namun dalam kasus tertentu terkadang kedua mata dapat terkena. Mereka yang beresiko terkena penyakit ini adalah bayi dan anak-anak berusia 6 tahun ke bawah, terutama bila dalam keluarga juga ada yang mengidap penyakit ini. Penyakit ini tidak hanya dapat menyebabkan kebutaan, tetapi juga dapat menyebabkan kematian. Karena usianya yang masih terlalu kecil, terkadang anak-anak yang menderita penyakit ini cenderung tidak merasakan tanda-tanda penyakit dalam dirinya terutama pada stadium awal. Mereka membutuhkan perhatian penuh orang-orang disekelilingnya, terutama orangtua, untuk menjaga kesehatan mereka. Sayang sekali para orang tua belum banyak mengetahui tentang apa saja gejala yang dapat mengidentifikasi penyakit ini. Oleh karena itu orang tua harus mengenali gejala penyakit ini agar dapat selalu melakukan deteksi dini kanker mata pada anak. Ketidaktahuan masyarakat terutama orangtua tentang penyakit kanker mata menyebabkan Retinoblastoma menjadi urutan ke-2 sebagai penyakit perenggut nyawa, khususnya di Indonesia. Padahal angka harapan hidup dan kesembuhannya sebenarnya sangat tinggi (80-90%) bila penderitanya mendapatkan penanganan dan pengobatan medis yang tepat sedini mungkin. Deteksi dini dengan memeriksa mata secara teratur menjadi sangatlah penting agar dapat sedini mungkin menemukan kelainan mata pada anak, termasuk bila menemukan gejala penyakit ini. Di Semarang, Dinas Kesehatan mencatat adanya kenaikan angka kesakitan untuk Retinoblastoma yang cukup tinggi. Tercatat dari tahun 2011, ada sekitar 7 anak penderita kanker mata, 4 diantaranya tercatat sebagai parien RS William Booth, 2 pasien dari RS Hermina, dan 1 pasien dari RS ST. 13 Elizabeth. Lalu pada tahun 2012 terjadi peningkatan, ada 10 anak penderita kanker mata, 6 tercatat sebagai pasien RS William Booth, 2 pasien dari RS ST. Elizabeth, 1 pasien dari RS Islam Sultan Agung, dan 1 pasien dari RS Kariadi. Dan pada tahun 2013 ada 8 penderita yang dilaporkan dari berbagai Rumah Sakit di Semarang, seperti 4 pasien dari RS William Booth, 2 pasien dari RS Islam Sultan Agung, 1 pasien dari RS ST. Elizabeth, dan 1 pasien dari RS Hermina. Kebanyakan dari penderita sudah pada tahap stadium lanjut. (Sumber : Catatan Dinas Kesehatan Kota Semarang 2011-2013) Penyebab Retinoblastoma pada salah satu mata (unilateral) atau kedua mata (bilateral) anak, hingga kini belum diketahui secara pasti sehingga pencegahannya pun menjadi sulit dilakukan. Agak sulit mendiagnosa Retinoblastoma sejak awal. Gejalanya sangat mirip dengan penyakit mata yang lain. Sehingga makin kesulitan para orang tua untuk menyadarinya lebih awal. Ketertarikan dalam mengambil tema deteksi dini kanker mata pada anak (Retinoblastoma) adalah tingginya angka kesakitan pada penyakit ini khususnya di kota Semarang dan kebanyakan sudah masuk stadium lanjut pada awal pemeriksaan dikarenakan ketidaktahuan masyarakat tentang penyakit lebih dini ini. Sehingga tidak dapat mendeteksi adanya Retinoblastoma dan menyebabkan terlambatnya penanganan. 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, penyusun mempunyai rumusan masalah, yaitu : Bagaimana merancang iklan layanan masyarakat sosialisasi deteksi dini kanker mata pada anak (Retinoblastoma) di Kota Semarang? 1.3. Tujuan Perancangan Tujuan iklan layanan masyarakat yaitu agar masyarakat mengetahui tentang gejala dan dapat mendeteksi secara dini tentang kanker mata pada anak atau Retinoblastoma yang sangat berbahaya bila terlambat ditangani. 14 Mengkampanyekan deteksi dini kanker mata pada anak (Retinoblastoma) kepada masyarakat sehingga angka kesembuhan pada penderita Retinoblastoma dapat mencapai 90%. Sehingga bila penderitanya mendapatkan penanganan dan pengobatan medis yang tepat sedini mungkin. Deteksi dini dengan memeriksa mata secara teratur menjadi sangatlah penting agar dapat sedini mungkin menemukan kelainan mata pada anak, termasuk bila menemukan gejala penyakit ini. 1.4. Manfaat Perancangan Agar masyarakat dapat mengetahui tentang cara mendeteksi penyakit kanker mata pada anak atau retinoblastoma. Dengan mengetahui gejala dari penyakit tersebut, maka dapat dengan segera melakukan tindakan pengobatan sedini mungkin, sebelum kanker mencapai stadium yang lebih lanjut. Dengan penanganan yang tepat maka angka kesembuhan dapat mencapai 100%. 1.5. Batasan Perancangan Dalam pembuatan perancangan desain karya, penulis hanya membatasi pada untuk media serta aplikasi visual dalam rangka mensosialisasikankan deteksi dini kanker mata pada anak (Retinoblastoma), menginfomasikan pada masyarakat tentang kanker mata pada anak atau Retinoblastoma yang sangat berbahaya bila telambat ditangani. Mensosialisasikan dengan perancangan yang menarik dan juga dapat menyampaikan informasi pada masyarakat. 1.6. Tinjauan Teori Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menggunakan pendekatan teori –teori yang mendukung tujuan perancangan, antara lain sebagai berikut : 15 1.6.1. Onkologi Mata Retinoblastoma Retinoblastoma adalah tumor ganas retina atau saraf mata yang paling sering terjadi pada masa anak-anak, dan terbanyak mengakibatkan kebutaan sampai dengan kematian. Penyakit ini menyerang pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun, namun pada beberapa kasus dapat dijumpai hingga usia 7 tahun. Penyakit ini sebagian disebabkan oleh keturunan atau faktor genetik atau virus. Faktor yang lainnya adalah akibat terjadinya mutasi pada salah satu kromosom atau pembawa sifat yang berakibat berubahnya perangai dan pertumbuhan jaringan retina tubuh kita menjadi tidak terkendali dan membesar, menyebar serta merusak jaringan tubuh lain disekitarnya. Retinoblastoma sering terdiagnosis sebelum akhir tahun ketiga kehidupan. Kejadiannya 1 di antara 2.154 kelahiran. Penyebabnya adalah mutasi sel germinal yang bersifat dominan autosom, dapat juga terjadi mutasi sporadik. Kemunculannya biasanya bilateral. Tumor ini melibatkan sel-sel retina yang immatur Mutasi terjadi sebanyak 2 kali, yaitu pada sel benih dan sel germinal. Retinoblastoma pada anak, sering ditandai dengan mata kemerahan, peradangan mata dan adanya bintik putih pada bagian mata yang berwarna hitam. Kalau sudah parah, bintik putih tersebut akan membesar dan kemudian akan memantulkan cahaya yang masuk ke mata seperti mata kucing, mata juling serta bola mata menonjol ke luar. (sumber Oftalmologi Umum) 1.6.2. Iklan Layanan Masyarakat (ILM) Pada dasarnya iklan layanan masyarakat memiliki pola yang serupa dengan iklan-iklan barang dan jasa. Dalam iklan layanan masyarakat terdapat pula judul iklan (dan sub judul), uraian, ilustrasi, dan logo (identitas). Yang membedakan iklan ini dengan iklan produk dan jasa adalah pesannya yang lebih mengacu pada isu-isu sosial, seperti tentang 16 iklan-iklan yang mempromosikan tentang penghijauan, perlindungan satwa, pendidikan dan juga kesehatan. Iklan-iklan ini tidak berusaha mencari keuntungan, tetapi lebih bersifat untuk mengingatkan masyarakat tentang berbagai hal yang terjadi di sekitar mereka. Harapan dari iklan ini adalah keuntungan sosial yaitu munculnya tambahan pengetahuan, kesadaran sikap, dan perubahan perilaku masyarakat. Iklan Layanan Masyarakat adalah iklan sosial. Keberadaannya bersifat independen. Tidak terkait dengan konsep bisnis perdagangan, politik atau agama. Bentuk fisiknya tidak berbeda dengan iklan komersial, sebab keduanya merupakan media komunikasi visual yang berperan untuk mempengaruhi khalayak luas sebagai target sasaran agar tergerak hatinya untuk melekukan sesuatu yang dianjurkan oleh pesan ILM tersebut. Atau munculnya tambahan pengetahuan informasi dari pesan ILM tersebut. Ciri-ciri ILM : - Tidak mengandung unsur komersial - Tidak ada unsur produk - Klien ILM adalah yayasan / organisasi sosial non profit - Berupa didikan / anjuran tingkah laku tertentu (persuasi) - Kecenderungan memiliki target lebih luas daripada periklanan komersial. Jenis-jenis ILM : - Iklan berbisik, jenis iklan bernotasi lembut. Lebih bersifat perenungan dan proses berpikir. Berciri-ciri antara lain; sulit dimengerti, tidak bersifat mengintimidasi, minim teks, menggunakan layout widespace/simple. - Iklan menyuruh, jenis iklan yang bersifat himbauan, saran anjuran. Berciri-ciri antara lain; disertai dengan tanda himbauan seperti centang, tanda seru, menggunakan kalimat perintah seperti kata-kata tolong, mohon. 17 - Iklan sebelum, jenis iklan yang menggambarkan kejadian “sebelum” anda melakukan sesuatu yang disampaikan oleh pesan dalam ILM. Berciri-ciri antara lain; bernuansa positif, menggambarkan kondisi ideal terhadap suatu fenomena tertentu, menggunakan citra visual seperti senyum, kegembiraan, kehidupan. - Iklan sesudah, jenis iklan yang menggambarkan kejadian “sesudah” anda melakukan sesuatu yang disampaikan oleh pesan dalam ILM. Berciri-ciri antara lain; bernuansa negatif, menggambarkan kondisi terburuk terhadap suatu fenomena tertentu, menggunakan citra visual seperti kematian, penjara, penyakit. - Iklan informasi kualitatif, jenis iklan memberi informasi terhadap fenomena tertentu dengan pendekat kualitas. 1.6.3. Perancangan Desain Merupakan suatu pengembangan dalam mewujudkan ide/suatu konsep dan diwujudkan melalui berbagai macam media. 1.6.3.1. Warna Melihat tentang warna, menurut kejadiannya warna dibagi menjadi dua, yaitu warna additive dan subtractive. Warna additive adalah warna yang berasal dari cahaya dan disebut spectrum. Sedangkan Warna subtractive adalah warna yang berasal dari bahan dan disebut pigmen. Warna pokok additive adalah merah (Red), hijau (Green), biru (Blue), dalam komputer disebut model warna RGB. Warna pokok subtractive adalah Sian (Cyan), Magenta, dan Kuning (Yellow), dalam komputer disebut model warna CMYK. (dikutip dari buku "DASAR-DASAR TATA RUPA & DESAIN" oleh Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto). 18 Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood, atau semangat. Mitologi Warna a) Monokrom/neutral Adalah warna Hue yang dikombinasikan dengan value gelap terangnya. Sederhana, tidak beresiko dan mudah diterima mata. Kelemahan dari kombinasi ini adalah sangat membosankan. b) Komplementer Kelompok 2 warna yang berlawanan dan dikombinasikan dengan value gelap terangnya. Kombinasi ini sangat menarik perhatian mata (eye catching), tapi jika valuenya tidak tepat bisa tidak matching. c) Dark colour pastel Kelompok warna yang mempunyai kecenderungan value gelap. Kombinasi ini bisa menguatkan kesan jahat, tertekan, kesedihan dan lain-lain. Biasanya desain dengan kombinasi ini digunakan untuk segmentasi dewasa. d) Light colour pastel Merupakan kebalikan dari dark colour pastel, yaitu kelompok warna yang mempunyai kecenderungan value terang/putih. Menguatkan kesan sukacita, senang dan bahagia. Desain dengan kombinasi ini biasanya digunakan untuk segmentasi anak-anak. e) Analogues Kombinasi warna Hue yang saling bersebelahan. Hasilnya adalah sebuah komposisi yang harmonis dan sangat mudah diterima mata. Kombinasi warna analog ini paling sering digunakan para desainer. 19 f) Clash Colour Adalah 2 warna yang komplementer kemudian digeser 1 tingat warna hue-nya. Kombinasi warna ini tidak enak dipandang, namun dengan gradasi atau komposisi value yang tepat bisa didapatkan perpaduan yang khas dan inovatif. 1.6.3.2. Fungsi-Fungsi Image 1. Fungsi Referensial, yaitu suatu penandaan yang diharapkan diartikan dengan cara obyektif oleh komunikan. Sebuah gambar mungkin berfungsi referensial karena ia mencoba melukisakan atau mengkomunikasikan suatu bentuk gagasan dengan cara seobyektif mungkin. 2. Fungsi Konatif, yaitu sebuah upaya untuk membujuk komunikan mengambil tindakan tertentu. 1.6.3.3. Ditinjau Dari Level / Tataran Pemaknaan Tanda Visualnya Makna Denotatif, bersifat langsung yaitu, makna khusus yang terdapat dalam sebuah tanda, dan pada intinya dapat disebut sebagai gambaran tanda itu sendiri (informatif). Makna leksikal arti pokok yang pasti dan terhindar dari salah tafsir langsung dan tersurat. 1.6.3.4. Variabel Penyusunan Unsur-Unsur Visual 1. Kedudukan : Menyangkut penempatan. Di sebelah mana sebuah objek yang terbentuk oleh unsur-unsur visual diletakkan dalam suatu bidang karya. 2. Arah : Menyangkut orientasi, sumbu,arah hadap sebuah objek terhadap objek lain maupun terhadap sisi-sisi bidang karya dalam sebuah karya. 20 3. Ukuran : Menyangkut besar-kecilnya objek yang akan ditentukan oleh perannya dalam kesatuan karya. Pada lanjutan prosesnya kemudian, dalam komposisi ukuran ini dihubungkan dengan proporsi dan skala. 4. Jarak : Menyangkut dimensi jeda penempatan antar objek maupun antara objek dengan bidangnya. 5. Jumlah : Menyangkut kepadatan dan keleluasaan ruang dalam Sebuah bidang karya. 1.6.3.5. Media iklan Adalah segala sarana komunikasi yang dipakai untuk mengantarkan dan menyebarkaluaskan pesan-pesan. Below the line advertising (media iklan lini bawah) adalah jenis iklan yang disosialisasikan menggunakan sarana media khusus, misalnya : leaflet,poster, spanduk, baliho, bus panel, bus stop, point of purchase (POP), stiker, shop sign, flayer, dll. Sifat media ini “langsung” mengena pada audience karena sifatnya yang memudahkan audience lansung mencerap satu produk/pesan saja. 1.6.3.6. Metode Berpikir 1. Glass Box Method / logis a. Metode berpikir yang rasional, obyektif dan sistematis. Metode berpikir desain yang mengacu pada data dan fakta lapangan untuk kemudian menemukan solusi alternative desain untuk memecahkan masalah, b. Tidak memberi ruang terhadap idealisme dari desainer. Proses penciptaan desain semata-mata merupakan proses dari pengolahan data pencarian solusi. c. Sering disebut juga dengan metode reasoning/rasional. 21 2. Black Box Method / intuitif a. Merupakan kebalikan dari glass box method. Metode ini lebih bersifat intuitif mengandalkan naluri seni desainer. Tanpa memperhitungkan data dan fakta lapangan. b. Berorientasi pada sesuatu yang rasional seperti perasaan atau emosi, insting, selera, mood bahkan kepercayaan/tahayul. c. Lebih banyak menggunakan otak kanan dalam menjalani proses desain. 3. Metode pengorganisasian diri a. Sering disebut juga dengan istilah self-organizing system b. Merupakan metode yang menggabungkan black box dan glass box, yaitu memilah-milah data dan menggabungkannya secara intuitif sehingga dapat memperoleh sebuah solusi desain. c. Merupakan cara berpikir prosedural, dimana intuisi dan logika digabungkan menjadi satu. 1.6.4. Sistematika Perancangan Laporan penelitian akan disusun dengan urutan sebagai berikut : - BAB I, Pendahuluan Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, batasan masalah, dan tinjauan teori. - BAB II, Identifikasi dan Analisis Dalam bab ini berisi tentang data-data verbal maupun visual yang mendukung, kemudian diidentifikasi. - BAB III, Konsep Perancangan Dalam bab ini berisi tentang konsep-konsep kreatifyang akan dipakai untuk menjawab masalah yang terjadi. 22 - BAB IV, Visualisasi Konsep dan Pengembangan Bab ini berisi tentang pengembangan konsep menjadi gambaran sketsa yang akan dipakai, dari desain kasar hingga penerapan ke media aplikasi. - BAB V, Kesimpulan dan Saran Dalam bab ini berisi kesimpulan dari perancangan yang sudah dikerjakan, dan saran untuk menjadi lebih baik. 23 1.6.4. Sistematika Perancangan Tabel 1.1 Sistematika Perancangan Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Perancangan Manfaat Perancangan Metode Perancangan Identifikasi Konsep Perancangan Perancangan Media Perancangan Media Tujuan Media Tujuan Media Konsep Perancangan Alternatif Desain Evaluasi Final Artwork 24 BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS 2.1. Data Verbal dan Data Visual 2.1.1. Data Klien Dinas Kesehatan Kota Semarang Alamat : Jalan Pemuda Pandanaran no.79 Semarang Telepon : (024) 8318070 Fax : (024) 8415269 Website : www.dinkes-kotasemarang.go.id Dinas Kesehatan Kota Semarang merupakan satuan kerja perangkat daerah Kota Semarang yang memiliki tanggungjawab menjalankan kebijakan pemerintah Kota Semarang dalam bidang kesehatan. - Kedudukan : 1. Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. 2. Kepala Dinas Kesehatan diangkat dan diberhentikan oleh Walikota dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. - Visi dan Misi Visi : : Terwujudnya Masyarakat Kota Semarang yang Mandiri untuk hidup sehat. Misi : 1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. 2. Memberdayakan arakat untuk memiliki kemauan dan kemampuan hidup sehat. 25 - Tugas Pokok dan Fungsi 1. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan dan pengendalian di bidang kesehatan. 2. Pembinaan umum dibidang kesehatan meliputi pendekatan peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), penulihan (rehabilitatif), dan berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur Jawa Tengah. 3. Pembinaan operasional, pengurusan tata usaha termasuk pemberian rekomendasi dan perijinan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Walikota. 4. Pembinaan pengendalian teknis dibidang upaya pelayanan kesehatan dasar, dan upaya kesehatan rujukan, berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. 5. Penetapan angka kredit petugas kesehatan. 6. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas. 7. Pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya. 2.1.2. Data Visual Klien Gambar 2.1. Lokasi Dinas Kesehatan Kota Semarang (sumber : www.dinkes-kotasemarang.go.id) 26 2.1.3. Logo dari Klien - Logo Klien Dinas Kesehatan Kota Semarang Gambar 2.2. Logo Dinas Kesehatan Kota Semarang - Logo Pendukung Yayasan Kanker Indonesia Gambar 2.3. Logo Yayasan Kanker Indonesia 2.1.4. Onkologi Mata Kanker Mata Anak (Retinoblastoma) Retinoblastoma adalah tumor ganas retina atau saraf mata yang paling sering terjadi pada masa anak-anak, dan terbanyak mengakibatkan kebutaan sampai dengan kematian. Penyakit ini menyerang pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun, namun pada beberapa kasus dapat dijumpai hingga usia 7 tahun. 27 PERTAMA kali kasus retinoblastoma dideskripsikan secara mendetail oleh Peter Pawius dari Amsterdam pada tahun 1657. Kemudian di tahun 1926, Verhoeff dan Jackson mengusulkan terminologi “Retinoblastoma”, dimana istilah ini digunakan sampai sekarang. Penyakit ini sebagian disebabkan oleh keturunan atau faktor genetik atau virus. Faktor yang lainnya adalah akibat terjadinya mutasi pada salah satu kromosom atau pembawa sifat yang berakibat berubahnya perangai dan pertumbuhan jaringan retina tubuh kita menjadi tidak terkendali dan membesar, menyebar serta merusak jaringan tubuh lain disekitarnya. Retinoblastoma sering terdiagnosis sebelum akhir tahun ketiga kehidupan. Kejadiannya 1 di antara 2.154 kelahiran. Penyebabnya adalah mutasi sel germinal yang bersifat dominan autosom, dapat juga terjadi mutasi sporadik. Kemunculannya biasanya bilateral. Tumor ini melibatkan sel-sel retina yang immatur. Mutasi terjadi sebanyak 2 kali, yaitu pada sel benih dan sel germinal. (sumber : Ilmu Penyakit Mata) 2.1.5. Gejala dan Stadium Tumor. Beberapa gejala sering ditemukan pada anak-anak antara lain adanya bercak berwarna putih pada daerah tengah mata (pupil) yang berkilau seperti mata kucing bila dikenai cahaya, bola mata masih normal tetapi mata terlihat juling, fase ini disebut juga stadium 1 (intra ocula) Gejala lain adalah mata merah mata berulang dan penglihatan yang menurun dibandingkan mata yang lain disertai rasa nyeri pada mata, fase ini disebut stadium 2 (glaucomatou ) Bila telah terjadi penonjolan bola mata atau disertai pembesaran kelenjar didaerah leher disebut juga stadium 3 (extra ocular). 28 Penyakit ini biasanya hanya menyerang pada satu mata saja, tapi ada juga yang menyerang kedua mata secara bersamaan. Keadaan ini mengerikan, karena prognosa atau angka kesembuhannya sangat kecil, kalaupun sembuh biasanya akan menimbulkan kecacatan atau kebutaan permanen pada mata yang terkena. Pada stadium yang berat dimana tumor sudah sangat membesar, tumor ini dapat menyebabkan kematian dibawah umur 6 tahun. Pengangkatan bola mata akan mengakibatkan rongga orbita menjadi kempes, sehingga setelah operasi dan terapi sinar, dilanjutkan dengan pemasangan protesa atau mata palsu pada penderita, bentuknya seperti lempengan dengan gambar bola mata, sebagai pengganti volume dan setiap 6 bulan akan diganti dengan protesa yang lebih besar, karena si anak tentunya akan membesar juga. Pengangkatan rongga mata dilakukan bila tumor sudah membesar dan keluar dari rongga mata, yaitu dengan mengeluarkan seluruh isi rongga mata dan dikerok sampai kedinding tulang. Setelah operasi kemungkinan untuk tumbuh kembali sekitar 30-50%, karena sel tumor ini sangat kecil sulit terlihat dengan mata telanjang demikian juga penyebarannya sulit dideteksi, ini menyulitkan operator saat melakukan pengangkatan menentukan seberapa luas yang harus dibuang. Tumor ini memang ada yang dapat sembuh terutama kalau ditemukan saat masih dini, ukuran kurang dari 0,3 cm tidak perlu dilakukan pembuangan bola mata, cukup dengan sinar laser disekitar tumor dan cryo atau membekukan tumor. Hal diatas hanya terjadi di luar negeri, dimana keluarga penderita sudah sangat waspada dan memahami mengenai adanya kelainan pada mata yang ditunjang dengan adanya peralatan deteksi dini dan terapi yang sangat canggih. 29 Kesembuhan pada keadaan diatas dapat mencapai 100%, namun pada umumnya penderita datang dalam keadaan terlambat dimana tumor sudah membesar sehingga angka kesembuhannya hanya 0 – 50% saja dan pada stadium ini kemungkinan hidup sangat sulit dipertahankan. Retinoblastoma atau kanker pada mata adalah jenis kanker ganas yang paling sering dijumpai pada balita. Poliklinik Anak Hematologi/Onkologi RSCM mencatat setidaknya 15-22 penderita retinablastoma yang datang dengan rentang usia tiga bulan hingga tujuh tahun. Dokter Spesialis Mata Rumah Sakit Mata Aini, dr. Lumongga Simangunsong, SpM(K) mengatakan lebih dari 30% penderita Retinoblastoma yang datang itu sudah dalam stadium lanjut dengan ciri bola mata membesar dan menonjol keluar. Angka kesembuhan Retinoblastoma ini kan tergantung stadium tumor. Bila tumor masih terbatas dalam bola mata alias masih dini, angka kesembuhannya bisa mencapai 100%, tapi kalau sudah meluas atau dalam stadium lanjut bisa 0-50% saja. Yang dimaksud dengan angka kesembuhan mencapai 100% berarti dokter tidak perlu mengangkat bola mata penderita Retinablastoma. Namun, jika sudah parah, sulit untuk mempertahankan bola mata penderita, penderitanya. Lumongga bahkan mengakui membahayakan kesulitan hidup pendeteksian Retinablastoma sejak dini. Gejalanya sangat mirip dengan penyakit mata yang lain. Agak sulit didiagnosa sejak awal. Tapi kalau ada seperti noda kecil dan bening di bola mata, itu perlu diwaspadai sebagai tumor yang masih kecil dan segera periksakan ke dokter. Selain dengan mendeteksi noda bening di bola mata, gejala Retinablastoma juga dapat diketahui jika mata anak itu juling (strabismus) atau mata kanan dan kiri tidak pada fokus yang sama. Tapi tidak semua mata yang juling itu menandakan kanker mata. 30 Pada stadium lanjut, kanker mata yang ganas ini akan terus membesar menembus bola mata dan masuk ke ruang orbita atau rongga tulang bola mata hingga menonjol keluar. Jika kanker terus meluas, dapat menyebar ke organ-organ vital di sekitarnya, seperti ke tulang, ke otak melalui syaraf, sumsum tulang belakang serta kelenjar getah bening. Pada tahap ini, kesempatan hidup anak sudah sulit untuk diperjuangkan. (Sumber : Kompas Rabu, 26 Maret 2010) 2.1.6. Data Visual Kanker Mata Anak (Retinoblastoma) Gambar 2.4. Fase stadium 1 ( intra ocular ) (sumber : Ilmu Penyakit Mata) Gambar 2.5. Fase Stadium 2 ( glaucomatous ) (sumber : Ilmu Penyakit Mata) 31 Gambar 2.6. Fase Stadium 3 ( extra ocular ) (sumber : Ilmu Penyakit Mata) Gambar 2.7. Bagian-Bagian Mata (sumber : Ilmu Penyakit Mata) 2.2. Metode Analisis 5W + 1H Analisis data menggunakan metode 5W + 1H sangatlah mendukung jalannya konsep perancangan yang perlu adanya kecermatan, konseptual, dan ide yang cermelang. Berikut adalah analisis yang dilakukkan sebelum lanjut pada tahap strategi media. Analisis data tentang 5W+1H antara lain : 32 1. What (apa) Apa persoalan utama atau tujuan yang ingin disampaikan iklan ? Persoalan utama yang ingin disampaikan adalah memperkenalkan dan menjelaskan pada masyarakat tentang penyakit kanker mata pada anak (Retinoblastoma). Sehingga dapat meminimalisasi akibat terburuk yang terjadi apabila terlambat ditangani. 2. Why (mengapa) Mengapa persoalan-persoalan tersebut terjadi dan sulit terpecahkan ? Persoalan tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit kanker mata pada anak (Retinoblastoma), dan cara tepat menanganinya. Karena kurang pengetahuan tersebut maka umumnya penderita datang dalam keadaan terlambat dimana tumor sudah membesar sehingga angka kesembuhannya hanya 0 – 50% saja. 3. Who (siapa) Siapa khalayak sasaran, atau audience dari pesan yang ingin disampaikan? Khalayak sasaran dari pesan yang ingin disampaikan yaitu kepada masyarakat Indonesia, secara khusus di Kota Semarang, yaitu para orang tua yang memiliki anak usia 6 tahun ke bawah, diharapkan untuk mendeteksi secara dini dengan mengenal tentang penyakit kanker mata ini, termasuk bila menemukan gejalanya. Khalayak sasaran antara lain : a. Wilayah : Desa, desa-kota, dan kota b. Jenis kelamin : Laki-laki, perempuan c. Profesi : Semua profesi d. Tingkat usia : ± usia 20-45 tahun e. Agama : Semua umat beragama f. Wilayah : Kota Semarang, Indonesia 33 4. When (kapan) Kapan persoalan-persoalan yang digagas tersebut terjadi ? Kasus Kanker Mata pada Anak atau Retinoblastoma sekarang semakin banyak ditemukan di Indonesia 5. Where (dimana) Dimanakah persoalan tersebut digagas ? Di Kota Semarang, dimana terjadi kenaikan angka kesakitan dari tahun ke tahun untuk penyakit Kanker Mata pada Anak atau Retinoblastoma. 6. How (bagaimana) Bagaimanakah menyelesaikan persoalan-persoalan yang digagas tersebut ? Menyelesaikan persoalan dengan memberikan informasi yang tepat pada masyarakat dengan metode yang baik, melalui cara seperti penyuluhan secara langsung kepada orang tua pada saat membawa anak untuk diimunisasi, agar masyarakat kita tahu akan adanya persoalan yang digagas tersebut, dan dengan pengetahuan tersebut dapat mengambil tindakan yang tepat. 2.3. Copy Writing a. Simpulan Singkat Analisa Kanker mata pada anak, atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan sebutan Retinoblastoma adalah kelainan genetis yang mengakibatkan adanya tumor ganas primer pada mata. Biasanya yang diserang terlebih dahulu hanya satu mata, namun dalam kasus tertentu terkadang kedua mata dapat terkena. Di Indonesia, dimana masyarakat masih kurang dalam hal kesadaran tentang pentingnya kesehatan. Pola hidup sehat, dan menjaga kesehatan. Ketidaktahuan masyarakat terutama orangtua tentang penyakit ini menjadi penyebab utama Retinoblastoma menjadi urutan ke-2 sebagai penyakit perenggut nyawa, khususnya di Indonesia. Padahal angka harapan hidup dan kesembuhannya sebenarnya sangat tinggi (80-90%) bila penderitanya mendapatkan penanganan dan pengobatan medis yang tepat 34 sedini mungkin. Deteksi dini dengan memeriksa mata secara teratur menjadi sangatlah penting agar dapat sedini mungkin menemukan kelainan mata pada anak, termasuk bila menemukan gejala penyakit ini. b. Simpulan Esensi Kampanye Mengkampanyekan deteksi dini kanker mata pada anak (Retinoblastoma) kepada masyarakat Indonesia agar dapat mengetahui tentang gejala-gejala penyakit kanker pada anak (Retinoblastoma), sehingga bisa melakukan tindakan dengan cepat sebelum terlambat. 2.4. Positioning dan Media Planning Penentuan Segmen- Segmen Audience a. Segmentasi Geografis Berdasarkan segmentasinya, Iklan layanan masyarakat ini diharapkan mampu mencangkup sasaran yang cukup luas, yakni seluruh warga Indonesia yang mampu dan mau berpartisipasi dalam gerakan Deteksi Dini Kanker Mata pada Anak (Retinoblastoma). Secara geografis tujuan sasarannya hanya dibatasi di daerah perkotaan besar saja. Khususnya Kota Semarang. b. Segmentasi Demografis Segmen demografis iklan layanan masyarakat ini mencakup semua kalangan masyarakat, khususnya para orangtua dengan anak dibawah usia 6 tahun. 35 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Konsep Kreatif Dalam dunia periklanan diperlukan adanya tujuan yang menjadi dasar pembuatan sebuah iklan. Perancangan tujuan pemasaran dilakukan agar dalam pembuatan sebuah iklan tidak terjadi adanya pergeseran maksud dalam pemasaran. Perhatian akan gejala-gejala yang timbul pada Retinoblastoma sehingga memudahkan para orangtua agar waspada dan segera mengambil tindakan, bila ada gejala penyakit ini pada anak-anak mereka. Hal inilah yang akan diangkat menjadi pesan dalam perancangan iklan. Kata-kata kunci yang akan menjadi inti pesan adalah Deteksi Dini dan Kanker Mata pada Anak. 3.1.1. Media Kreatif Dalam dunia periklanan dibutuhkan media untuk pengaplikasiannya. Media yang dipilih sangat berpengaruh terhadap jangkauan, frekuensi dan kesinambungan iklan. 1. Media Cetak Media cetak dipilih sebagai segi efisiensi dan efektifitas dari media tersebut, selain itu media ini lebih murah dan terjangkau dibandingkan media yang lain. Beberapa item dalam kampanye ini yang menggunakan media cetak diantaranya: a. Flyer atau Pamflet Media periklanan yang memiliki cakupan terpusat dan dapat berisi pesan rinci mengenai tema atau permasalahan yang digagas dan penjabaran yang lengkap. Media ini dipilih sebagai media utama karena cakupannya yang memusat dan isinya yang detil sehingga diharapkan mampu menyampaikan informasi secara lengkap. Kelebihan Flyer atau Pamflet : 36 - Ukurannya yang fleksibel dan mudah digenggam tangan membuat gampang dibagikan dijalan atau diletakkan ditempattempat yang berpotensi menarik perhatian orang-orang, seperti ditempatkan di meja resepsionis. - Tulisannya pun berisi informasi yang cukup banyak, jadi informasi dapat disajikan dengan jelas. Kekurangan Fyer atau Pamflet : - Karena hanya terdiri dari kertas banyak yang menyepelekannya. - Apabila sarat tulisan orang tidak terlalu melihatnyadan mudah dibuang. b. Poster Media periklanan yang berbentuk media cetak di luar ruang bertujuan untuk mengkomunikasikan pesan yang akan disampaikan. Media periklanan ini ditempatkan pada wilayah yang memiliki titik keramaian dengan wilayah target audien. Poster dapat memuat banyak informasi yang dibutuhkan oleh audien. Poster juga penempatannya, memiliki sehingga kelebihan sangat yaitu fleksibel dalam memungkinkan untuk ditempatkan di lokasi-lokasi yang banyak didatangi oleh target audien. Ciri-ciri poster : - Berisi suatu lukisan atau gambar. - Menyampaikan suatu pesan atau ide tertentu. - Menyampaikan informasi yang dibutuhkan. - Memberi kesan luas terhadap yang diinformasikan. - Menangkap penglihatan dengan seksama terhadap orang-orang yang melihatnya. 37 - Menarik dan memusatkan perhatian orang-orang yang melihatnya. - Menggunakan ide melalui fakta yang tampak. - Merangsang orang-orang yang melihat untuk mengikuti maksud poster. - Berani, langsung, dinamis, dan menimbulkan kejutan. - Ilustrasi tidak terlalu banyak, menarik dan mudah dimengerti. - Teks ringkas, jelas dan bermakna. - Harus ada keseimbangan antara elemen satu dan yang lainnya. - Dapat dan mudah dibaca dalam waktu singkat. Kelebihan Poster : - Area penyebaran yang cukup luas. - Biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah. - Bila memungkinkan dapat diproduksi dengan jumlah yang sangat banyak, sehingga area penyebaran menjadi lebih luas lagi. - Dapat ditampilkan dalam berbagai event, seperti kegiatan posyandu di lingkungan masyarakat. - Unsur warna dan gambar yang lebih dominan dapat menarik perhatian audien. - Berisi pesan singkat, sehingga memudahkan audien untuk mengerti isi pesan. - Mudah untuk dipasang dan ditempel. - Fleksibel secara geografis. Kekurangan Poster : - Jangkauan target audien yang sangat kecil pada titik pemasangan poster. - Biaya yang berlebihan menyebabkan pengaliran dana yang siasia bila diproduksi dalam jumlah banyak. 38 - Umur poster sangat pendek, karena materialnya yang biasanya mudah dirobek, kecuali bila penempatan diprogram pada titik tertentu. - Penempatan yang tidak diatur dan sebarangan akan merusak keindahan fasilitas umum. - Waktu dipasang (ditempel) tingkat kerusakan lebih besar. c. Buku Pedoman Tumbuh Kembang Bayi Biasanya berisi informasi mengenai tumbuh kembang bayi dan balita, mulai dari berat badan normal bayi dan panjang/tinggi balita sesuai umur, pedoman kemampuan bayi dan balita sesuai umur, misalkan bayi seharusnya sudah bisa merangkak sekitar umur berapa. Buku pedoman biasanya diberikan pihak rumah sakit kepada ibu seusai melahirkan. Di buku tersebut dapat disampaikan pula informasi mengenai permasalahan yang digagas. Media periklanan yang berbentuk media cetak bertujuan untuk mengkomunikasikan pesan yang akan disampaikan. 2. Media Merchandise Salah satu media periklanan sebagai bidang promosi yang berupa produk. Biasanya digunakan oleh suatu lembaga atau perusahaan untuk promosi, mempertahankan komunitas tertentu, dan supaya mendongkrak pasar. Namun yang utama adalah untuk membantu audien untuk mempertahankan ingatannya mengenai informasi yang disampaikan. Pembagian merchandise bisa dilakukan di area Rumah Sakit atau Klinik sekitar Kota Semarang. Bisa dibagikan pada para orangtua, juga sosialisasinya pada saat anak diimunisasi. Merchandising merupakan sarana yang baik, karena selain menjadi sarana pengingat (reminder),orang tua atau anak yang memakai merchandise : 39 a. Pin Pin merupakan media yang cukup efektif karena jika dipakai oleh seseorang, dan orang tersebut berjalan atau berkeliling maka secara tidak langsung orang itu turut mendukung program ILM. b. Pembatas Buku Merchandise ini sering kali dicari orang, selain itu pembagiannya sangat mudah dan cepat. Oleh karena itu sangat tepat bila dalam setiap promosi merchandise ini dibagikan. Pembatas buku ini juga bisa diselipkan pada majalah terbitan khusus yang ada di beberapa Rumah Sakit. 3. Media Luar Ruang Media luar ruang digunakan sebagai salah satu sarana kampanye karena dapat diekspos di ruang-ruang publik. Untuk media luar ruang ini direncanakan : a. X-Banner Jenis iklan yang dicetak di kain lebar yang direntangkan atau dipasang dijalan, di depan pertokoan, bangunan, sudut jalan, maupun di suatu tempat dilaksanakannya suatu event. X-Banner ini dapat dipasang. 3.1.2. Strategi Kreatif Dalam hal ini strategi kreatif adalah menciptakan ide-ide atau gagasan yang terdiri dari isi pesan (what to say), bentuk pesan (how to say), dan strategi visual. Kebijakan yang dilakukan dalam strategi kreatif ini berguna dalam penyusunan konsep komunikasi. Strategi kreatif dalam perancangan ILM Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Mata Anak (Retinoblastoma) di Semarang adalah mengkomunikasikan kepada target audience bahwa dengan program ini terdapat banyak manfaat yang diperoleh. 40 Adapun strategi kreatif pada perancangan ILM ini adalah sebagai berikut : 1. Isi Pesan (what to say) Isi pesan yang ingin disampaikan adalah memberikan informasi mengenai kanker mata pada anak atau Retinoblastoma. Tentang penyakit ini juga gejala-gejalanya yang perlu diwaspadai. Melalui informasi singkat, padat dan jelas, dengan menunjukkan kenyataan yang ada sehingga mudah dipahami oleh audience. 2. Bentuk Pesan (how to say) Bentuk pesan verbal merupakan cara penyampaian pesan kepada target audien, bentuk pesan yang disampaikan adalah pesan formal dengan headline “Ada Derita Dibalik Kilauan Indah Bola Matanya”. Pesan verbal lainnya berisi informasi mengenai permasalahan yang diagagas, yaitu tentang pengertian kanker mata pada anak atau Retinoblastoma dan juga gejala-gejalanya yang perlu diwaspadai. Dari perancangan ini disampaikan melalui iklan dengan media antara lain poster, banner, brosur, dan media lainnya. 3. Strategi Visual Strategi visual dalam perancangan ini memanfaatkan unsur-unsur desain komunikasi visual yang dapat menunjang tampilan perancangan media. 4. Program Kreatif Strategi visual dalam pereancangan ILM ini menggunakan daya tarik informatif yang bertujuan untuk menginformasikan target audien tentang persoalan yang digagas yaitu tentang pengertian kanker mata pada anak atau Retinoblastoma dan juga gejalagejalanya yang perlu diwaspadai. Teknik yang digunakan untuk memvisualisasikan ILM ini adalah teknik ilustrasi gambar secara manual, dan olah digital di komputer dan didukung oleh headline. Penggunaan visualisasi ini dimaksudkan agar lebih mudah dipahami oleh target audien. 41 3.1.3. Estimasi Biaya Berikut ini merupakan rincian biaya media produksi : Tabel 3.1 Tabel Estimasi Biaya No. 1. MEDIA Poster JUMLAH SUMBER 1.000 Kunci BIAYA TANGGAL Rp 3.250.000,00 Juni 2014 Rp 1.550.000,00 Juni 2014 Rp 1.550.000,00 Juni 2014 Rp 350.000,00 Juni 2014 Rp 2.350.000,00 Juni 2014 Rp 4.000.000,00 Juni 2014 Media 2. Pembatas 1.000 Buku 3. Pin Kedai Digital 1.000 Kedai Digital 4. Flyer 1.000 Kunci Media 5. X Banner 100 Kunci Media 6. Buku 1000 Cendana Pedoman Jumlah Total Estimasi Biaya Media 42 Rp13.050.000,00 3.2. Program Media Tabel 2.2 Tabel Program Media 43 BAB IV VISUALISASI 4.1. Desain Kasar Gambar 4.1. Sketsa Gambar 1 dan 2 Desain diatas menggambarkan gejala utama dari penyakit kanker mata pada anak. Yaitu perbedaan pada kedua mata, karena adanya manik putih pada pupil mata. Gambar yang lain memperlihatkan gejala lainnya, yaitu mata juling. Dengan menggunakan ilustrasi anak perempuan, menggambarkan penyakit ini menyerang anak-anak di kisaran umur 0-6 tahun. 44 Gambar 4.2. Sketsa Gambar 3 dan 4 Desain diatas menggambarkan gejala utama dari penyakit kanker mata pada anak. Yaitu perbedaan pada kedua mata, karena adanya manik putih pada pupil mata. Gambar yang lain memperlihatkan gejala lainnya, yaitu mata bersinar dalam gelap seperti mata kucing. Dengan menggunakan ilustrasi anak kecil, menggambarkan penyakit ini menyerang anak-anak di kisaran umur 0-6 tahun. 45 4.2. Studi Visual Tipografi Sketsa huruf komputer alternatif pilihan 1. JasmineUPC : Huruf ini dipilih karena merupakan huruf Serif yang mudah untuk dibaca, karena iklan layanan masyarakat ini merupakan iklan dengan tujuan menginformasikan suatu permasalahan, sehingga memuat banyak tulisan. Namun huruf ini juga tidak terlalu terlihat formal, sehingga nyaman untuk dibaca. 2. Segoe Print : Huruf ini dipilih untuk mendukung dalam desain. Dipakai sebagai huruf percakapan dalam iklan. Sketsa huruf komperhensif 1. JasmineUPC Klasifikasi Reguler ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 Bold ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 Italic ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 46 Bold Italic ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 2. Segoe Print Klasifikasi Reguler A B C DEFG H I J KL M N O P Q RS T UV WXY Z a b c d e fgh i j k l m n o p qr st uv w x y z 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 Bold A B C D EF GHI JK L M N O PQ R S T U V W X Y Z ab cd e f ghi j k lm n opq r s t u vw x y z 1 2 3 4 5 6 7 8 90 47 Italic ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXY Z abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 Bold Italic ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXY Z abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 4.3. Studi Warna Untuk warna menggunakan kelompok warna pastel yang mempunyai kecenderungan cerah, terang atau putih untuk menguatkan kesan ceria, senang, dan bahagia, warna yang menggambarkan balita. Warna ini juga mudah dikenali dan disukai. Warna-warna mencolok juga digunakan supaya dapat terlihat jelas perbedaan obyek satu dengan yang lainnya. 48 4.4. Studi Visual Desain Publikasi a. Poster Gambar 4.3 Poster 1 Mendiskripsikan tentang apa itu retinoblastoma secara singkat. Serta judul atau tema dari iklan. Menampilkan logo dari klien yaitu dinas kesehatan kota semarang, dan Yayasan Kanker Indonesia. Juga alamat untuk mendapatkan Informasi mendetil tentang kanker mata dari Yayasan Kanker Indonesia. Menggunakan warna pastel agar menggambarkan anak-anak. 49 Gambar 4.4 Poster 2 Mendiskripsikan tentang gejala dari Retinoblastoma secara singkat. Mengilustrasikan gambar bayi dalam buaian dan kakaknya yang menyadari keanehan mata pada adiknya. Menampilkan logo dari klien yaitu dinas kesehatan kota semarang, dan Yayasan Kanker Indonesia. Juga alamat untuk mendapatkan Informasi mendetil tentang kanker mata dari Yayasan Kanker Indonesia. Menggunakan warna pastel agar menggambarkan anak-anak. 50 Gambar 4.5 Poster 3 Mendiskripsikan tentang gejala dari Retinoblastoma secara singkat. Mengilustrasikan gambar anak laki-laki sedang bermain dalam keadaan penerangan yang redup dan kakaknya yang menyadari keanehan mata pada adiknya. Menampilkan logo dari klien yaitu dinas kesehatan kota semarang, dan Yayasan Kanker Indonesia. Juga alamat untuk mendapatkan Informasi mendetil tentang kanker mata dari Yayasan Kanker Indonesia. Menggunakan warna pastel agar menggambarkan anak-anak. 51 Gambar 4.6 Poster 4 Mendiskripsikan tentang gejala dari Retinoblastoma secara singkat. Mengilustrasikan gambar bayi dalam gendongan ibunya yang menyadari keanehan mata pada anaknya. Menampilkan logo dari klien yaitu dinas kesehatan kota semarang, dan Yayasan Kanker Indonesia. Juga alamat untuk mendapatkan Informasi mendetil tentang kanker mata dari Yayasan Kanker Indonesia. Menggunakan warna pastel agar menggambarkan anak-anak. 52 b. Flyer Gambar 4.7 Flyer Lipat 3 Bagian Depan Gambar 4.8 Flyer Lipat 3 Bagian Belakang 53 c. Pembatas Buku Gambar 4.9 Pembatas Buku 54 d. X-Banner Gambar 4.10 X-Banner 55 e. Pin Gambar 4.11 Pin 56 f. Buku Pedoman Tumbuh Kembang Bayi Gambar 4.12 Cover Depan & Belakang Buku Pedoman Gambar 4.13 Halaman 1 & 2 Berisi Petunjuk Penggunaan Buku Bagi Ibu Baru 57 Gambar 4.14 Halaman 3 & 4 Dapat Diisi dengan Biodata Bayi Gambar 4.15 Halaman 5 & 6 Berisi Iklan dan Hari-Hari Pertama Mengasuh Bayi 58 Gambar 4.16 Halaman 7 & 8 Berisi Tentang Gerak Refleks pada Bayi dan Iklan Gambar 4.17 Halaman 9 & 10 Berisi Tips ASI Perah Bagi Ibu yang Bekerja 59 Gambar 4.18 Halaman 11 & 12 Berisi Tabel Berat Badan Bayi Laki-Laki Normal Sesuai Umur Standar WHO. Berat Disesuaikan Berat Lahir, Sekitar 2,9-3,9kg Gambar 4.19 Halaman 13 & 14 Berisi Tabel Berat Badan Bayi Laki-Laki Normal Sesuai Umur Standar WHO. Berat Disesuaikan Berat Lahir, Sekitar 2,9-3,9kg 60 Gambar IV.20 Halaman 15 & 16 Berisi Tabel Berat Badan Bayi Perempuan Sesuai Umur Standar WHO. Berat Disesuaikan Berat Lahir, Sekitar 2,9-3,9kg. Gambar 4.21 Halaman 17 & 18 Berisi Tabel Berat Badan Bayi Perempuan Sesuai Umur Standar WHO. Berat Disesuaikan Berat Lahir, Sekitar 2,9-3,9kg. 61 Gambar 4.22 Halaman 19 & 20 Berisi Iklan dan Orang Tua Tanggap Terhadap Berat Badan Bayi Gambar 4.23 Halaman 21 & 22 Berisi Tentang Orang Tua Tanggap Terhadap Keterlambatan Bayi dalam Merangkak, dan Iklan 62 Gambar 4.24 Halaman 23 & 24 Berisi Tentang Referensi dalam Penyusunan Buku dan Tentang Penyusun 63 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penulis dapat mengambil kesimpulan dari pembahasan Perancangan Iklan Layanan Masyarakat tentang Deteksi Dini Kanker Mata pada Anak atau Retinoblastoma yaitu sebagai berikut : - Masyarakat kurang memahami tentang penyakit kanker mata ini, baik cirri-ciri maupun gejala dari Retinoblastoma. - Kurangnya sosialisasi dari pemerintah tentang kanker mata. - Karena tidak memahami, sehingga menganggap sepele gejala yang tampak, sehingga penanganannya terlambat, dan semakin sulit untuk disembuhkan. - Di Indonesia, dimana masyarakat masih kurang dalam hal kesadaran tentang pentingnya kesehatan. Pola hidup sehat, dan menjaga kesehatan. Dalam pembuatan mensosialisasikan deteksi desain dini diharapkan Kanker Mata mampu pada Anak untuk atau Retinoblastoma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana merancang program kampanye Iklan Layanan Masyarakat dalam memberikan informasi mengenai pengertian kanker mata pada anak atau Retinoblastoma dan juga gejala-gejalanya yang perlu diwaspadai, khususnya di Kota Semarang. Dari rumusan masalah perancangan yang diajukan, analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, ditarik kesimpulan sementara sebelum pengajuan dilakukan. Adapun kesimpulan sementara yang dirumuskan adalah sebagai berikut : - Langkah awal merancang Iklan Layanan Masyarakat Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Mata pada Anak atau Retinoblastoma yaitu menganalisis target audien, dan kekurangan atau tantangan dari permasalahan tersebut. 64 - Gagasan Perancangan media kampanye Iklan Layanan Masyarakat adalah meningkatkan kesadaran atau ketidaktahuan masyarakat tentang permasalahan yang digagas. Tema rumusan desain adalah alami, atau natural sesuai dengan permasalahan, ditampilkan dalam proses perancangan. 5.2. Saran Dalam pembuatan desain konsep ILM kita tidak boleh terburu-buru dan tidak menghiraukan informasi-informasi penting. Karena untuk menyampaikan informasi harus secara jelas dan mudah dimengerti seperti tentang pengertian penyakit, gejala-gejalanya, dan cara pencegahannya. Saran untuk perancangan Iklan Layanan Masyarakat Deteksi Dini Kanker Mata Pada Anak atau Retinoblastoma, kedepannya diharapkan agar lebih kreatif dan lebih interaktif dalam pemilihan media maupun perancangan. Sehingga masyarakat semakin tertarik dan memahami maksud dari iklan yang disajikan. Demi meningkatkan program Iklan Layanan Masyarakat Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Mata pada Anak atau Retinoblastoma harus terus dijalankan dan diperbaiki serta dikontrol dengan baik. Kritik dari masyarakat pemethati kampanye ini sangat membantu, sehingga perlu mendapatkan perhatian dalam bentuk apapun. 65 DAFTAR PUSTAKA Edi Sanyoto, Sadjiman (2005). Dasar-Dasar Tata Rupa & Desain. Yogyakarta : Badan Penerbit Arti Bumi Intaran Gatot Sulistio, Drs., Psi., (2002). Agenda Balita. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Liliweri, Alo (1992). Strategi Iklan Layanan Masyarakat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Sidarta Ilyas, H., SpM., dr., Prof (2011). Ilmu Penyakit Mata. Edisi Keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Halaman Vaughan, Daniel G. (1996). Oftalmologi Umum General Ophthalmology. Terjemahan: Jan Tambajong (2000). Jakarta: Widya Medika. Zenny Juni Mawarti, S.Pd (2005). Agenda Ibu Hamil & Balita. Jakarta: Papas Sinar Sinanti Web : http://www.aimi-asi.org, diakses tanggal 21 September 2014 http://dinkes-kotasemarang.go.id, diakses tanggal 21 September 2014 http://yayasankankerindonesia.org, diakses tanggal 21 September 2014 http://www.who.int, diakses tanggal 21 September 2014 66