BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keungan Untuk menilai kondisi dan potensi perusahaan melalui laporan keuangan harus didasari dengan pengetahuan yang memadai mengenai laporan keuangan dan teknik-teknik analisa laporan keuangan dan kaitannya terhadap keputusan yang akan diambil. 1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Secara umum laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dengan maksud untuk menyajikan informasi keadaan keuangan perusahaan dan kemajuan perusahaan secara periodik serta untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan serta ditafsirkan untuk kepentingan manajemendan pihak lain juga yang mempunyai kepentingan dengan data-data keuangan perusahaan, seperti di dalam Rapat Pemegang Saham pada Perseroan Terbatas. Adapun pengertian Laporan Keuangan menurut PSAK (1995:2) adalah: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi : Neraca, Perhitungan L/R, Laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Sedangkan laporan keuangan menurut Munawir (1998:5) yaitu laporan keuangan adalah "dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba ". Didalam laporan keuangan terdapat unsur-unsur laporan keuangan yaitu dilihat dari keterkaitan langsung dengan posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sedangkan jika berdasarkan pengukuran kinerja dalam laba rugi unsur-unsurnya adalah penghasilan dan beban. Menurut Statement of Financial accounting Concepts (SFAC) No. 1 dinyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang : a. Berguna bagi investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemaki lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya. Informasi yang dihasilkan itu harus memadai bagi mereka yang mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kegiatan dan usaha perusahaan dan peristiwa-peristiwa ekonomi, serta bermaksud uuntuk menelaah informasi-informasi itu secara sungguh-sungguh. b. Dapat membantu investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan uang dimasa yang akan datang yang berasal dari deviden atau bunga dandari penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan, atau jatuh temponya surat-surat berharga atau pinjamanpinjaman. Oleh karena rencana penerimaan dan pengeluaran uang (Cashflow) seorang kreditur atau investor itu berkaitan dengan cashflow dari perusahaan, pelaporan keuangan harus menyajikan informasi untuk membantu investor, kreditur dan pihak-pihak lainnya untuk memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian dari aliran kas masuk (sesudah dikurangi kas keluar ) dimasa datang untuk perusahaan tersebut. c. Menunjukan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tersebut (kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber-sumber ke perusahaan lain dan ke pemilik perusahaan), dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan keadaankeadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumbersumber tersebut. 2. Keterbatasan Laporan Keuangan Menurut Zaki Baridwan (1992:13) laporan keuangan yang dihasilakan mempunyai beberapa keterbatasan yaitu sebagai berikut: a. Cukup Berarti Suatu laporan, fakta atau elemen dianggap cukup berarti jika karena adanya dan timbulnya sifatnya perbedaan akan mempengaruhi dalam pengambilan atau menyebabkan keputusan, dengan mempertimbangkan keadaan-keadaan lain yang ada. Jadi apabila laporan, fakta atau elemen itu tidak dipengaruhi atau menyebabkan timbulnya perbedaan dalam bidang pengambilan keputusan, maka jumlahnya tidak cukup berarti. b. Konservatif Konservatif ini merupakan sikap yang diambil oleh akuntan dalam menghadapi dua atau lebih alternatif dalam penyusunan laporan keuangan. Apabila lebih satu dari alternatif ini cenderung memilih alternatif yang tidak akan membuat aktiva dan pendapatan terlalu besar. c. Sifat Khusus Suatu Industri Industri-industri yang mempunyai sifat-sifat khusus seperti bank, asuransi, dan Iain-lain seringkali memerlukan prinsip akuntansi yang berbeda dengan industri-industri lainnya. Juga karena adanya peraturan-peraturan dari pemerintah terhadap industri-industri khusus ini akan mengakibatkan adanya prinsip-prinsip akuntansi tertentu yang berbeda dengan umumnya digunakan. 10 3. Jenis Laporan Keuangan Pada umumnya jenis-jenis laporan keuangan menurut pondang Febiyanti (1999) antara lain sebagai berikut: a. Neraca (Balance Sheet) Neraca adalah laporan sistematis tentang aktiva, hutangserta modaldari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan dari neraca adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana tutup buku dan ditentukan sampai pada akhir tahun fiskal, sehingga neraca sering disebut Balance Sheet. b. Laporan Laba Rugi (Income Statement) Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu. c. Laporan Laba Ditahan Laba ditahan menunjukan laba kumulatif perusahaan setelah pembagian deviden sejak awal perusahaan. Dengan kata lain, nilai buku saham biasa perusahaan ditambah tambahan modal disetor dan laba ditahan. Pembayaran deviden berasal dari kas, bersamaan dengan terjadinya pengurangan pada rekening laba ditahan. u d. Laporan arus Kas {Statement of cashflow) Laporan arus kas adalah laporan yang memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mengahsilakan kas atau setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan dalam meggunakan kas. Laporan ini berisi sumber dan penggunaan dana perusahaan selama satu periode. e. Catatan atas laporan keuangan (Notes to Financial Statement) Merupakan ikhtisar yang memuat penjelasan mengenai kebijakan- kebijakan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dan hasil perusahaan seperti: amortisasi, penyusutan aktiva tetap atau penilaian kontrak bangunan jangka panjang, dimana ikhtisar ini merupakan kebijakan akuntansi yang penting yang dianut oleh perusahaan dan harus disajikan tersendiri sebelum catatan atas laporan keuangan. 4. Pengguna Laporan Keuangan Dalam kegiatan perekonomian, para pengguna laporan keuangan secara umum adalah sebagai berikut: a. P^milik Perusahaan ;b. Manager Perusahaan c. Investor d. Kreditur, Bankir atau Supplier e. Pemerintah (Regulator) 12 B. Persediaan 1. Arti dan Peranan Persediaan Istilah persediaan (inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Menurut Sofyan Assauri (1999:169) "Persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang- barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal, atau persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi". Menurut Zaki Baridwan (1992:149) "Persediaan adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali digunakan untuk memproduksi barang-barang yang dijual". Perngertian persediaan menurut LAI (PSAK 2002:14) atau akan yaitu persediaan adalah aktiva: a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (Supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Dari beberapa pengertian persediaan di atas dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dan 13 dimaksudkan untuk dijual abik langsung maupun tidak langsung (yang melalui proses produksi) dalam rangka usaha normal perusahaan. Adapun alasan diberlakukannya persediaan oleh suatu perusahaan pabrik karena: a. Dibutuhkannya waktu untuk menyediakan operasi produksi untuk memindahkan produk dari suatu tingkat ke tingkat proses yang lain yang disebut persediaan dalam proses dan pemindahan. b. Alasan organisasi untuk memungkinkan satu unit atau bagian membuat sekedul operasinya secara t?ebas, tidak tergantung dari yang lainnya. 2. Jenis-jenis Persediaan Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara. Menurut Zaki Baridwan (199:155) dilihat dari fungsinya, persediaan dapat dibedakan atas : 1). Batch atau Lot Size Inventory Persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahanbahan/barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari pada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Jadi dalam hal ini pembelian atau pembuatan yang dilakukan dalam jumlah besar, sedangkan penggunaan atau pengeluaran dalam jumlah terjadi persediaan karena pengadaan bahan/barang yang dilakukan lebih banyak dari pada yang dibutuhkan. Jadi keuntungan yang akan diperoleh dari adanya Batch atau Lot Size Inventory ini antara Iain adalah : 14 a). Memperoleh potongan harga pada harga pembelian. b). Memperoleh efisiensi produk (manufacturing economies) karena adanya operasi atau "production run " yang lebih lama, c). Adanya penghematan di dalam biaya pengangkutan. 2). Fluctuation Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. Dalam hal ini perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen, apabila tingkat permintaan menunjukan keadaan yang tidak beraturan dan fluktuasi permintaan meningkat. 3). Anticipation Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan yang meningkat. Di samping itu antisipation dimaksudkan pula untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan-bahan sehingga tidak mengganggu jalannya produk atau menghindari kemacetan produksi. Di samping perbedaan menurut fungsi, persediaan itu dapat pula dibedakan atau dikelompokkan menurut jenis dan posisi barang tersebut di dalam urutan pengurutan pengerjaan produk yaitu : 15 1). Bahan baku dan penolong Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya. Sedangkan bahan baku penolong adalah barang-barang yang juga menjadi bagian dari produk jadi tetapi jumlahnya relatif kecil, atau sulit diikuti biayanya. Misalnya dalam perusahaan meubel bahan bakunya adalah kayu, rotan dan besisiku.bahan penolongnya adalah paku, dempul, dan sebagainya. 2). Supplies pabrik Adalah barang yang mempunyai fungsi melancarkan proses produksi misalnya oli, mesin, bahan pembersih, dan Iain-lain. 3). Barang dalam proses Adalah barang-barang yang sedang dikerjakan (diproses) tetapi pada tanggal neraca barang tadi belum selesai dikerjakan untuk dapat dijual masih diperlukan pengerjaan lebih lanjut. 4). Produk jadi Yaitu barang yang selesai dikerjakan dalam proses produksi dan menunggu saat penjualan. 16 3. Biaya-Biaya yang Timbul dari adanya Persediaan Unsur-unsur yang terdapat dalam persediaan dapat digolongkan menjadi 4 golongan yaitu : a. Biaya pemesanan (Ordering Cost) Dengan biaya pemesanan ini dimaksudkan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan yang berkenan dengan pemesanan barang-barng atau bahan dari penjual, sejak dari pesanan dibuat dan dikirim ke penjual, sampai barang/bahan tersebut dikirim dan diserahkan serta diinfeksi di gudang atau daerah pengolahan (proses area). Biaya-biaya yang termasuk dalam katagori ini adalah : 1). Biaya selama pesanan 2). Biaya pengiriman permintaan 3). Biaya penerimaan barang 4). Biaya penempatan barang dalam gudang 5). Biaya prosessing pembayaran kepada supplier b. Biaya-biaya yang terjadi dari adanya persediaan (Inventory Carrying Cost). Yang dimaksud dengan "Inventory Carrying Cos" adalah biaya-biaya yang diperlukan berkenan dengan adanya persediaan yang meliputi seluruh pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan sebagai akibat adanya sejumlah persediaan. Jenis ini bersifat variabel terhadap jumlah 17 inventor yang dibeli. Biaya-biaya yang termasuk dalam katagori ini adalah : 1). Sewagudang 2). Biaya pemeliharaan barang dalam gudang 3). Pajak 4). Asuransi 5). Biaya absollence (keusangan) c. Biaya kekurangan persediaan {Out ofStock Cost). Yang dimaksud dengan biaya ini adalah biaya-biaya yang timbul sebagai akibat persediaan yang lebih kecil daripada jumlah yang diperlukan, sepertikerugian atau biaya-biaya tambahan yang diperlukan karena seorang pelanggan meminta atau memesan suatu barang sedangkan barang atau bahan yang dibutuhkan tidak ada. d. Biaya-biaya yang berhubungan dengan kapasitas (Capasity Associated Cost). Yang dimaksud dengan Capasity Associated Cos adalah biaya- biaya yang terdiri atas biaya kerja lembur, biaya latihan, biaya pemberhentian kerja dan biaya pengangguran. 4. Pencatan atau cara mengukur jumlah persediaan Untuk menyelenggarakan pencatatan akuntansi terhadap persediaan yang terdapat pada suatu perusahaan, menurut Zaki Baridwan (1992:151- 152) dapat dipakai salah satu dua metode yang lazim digunakan yaitu : a. Metode Persediaan Fisik (Physicial Inventory Method) Yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik dalam menentukan jumlah persediaan. Dalam metode ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku-buku, setiap pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian, karena tidak ada catatan mutasi persediaan barang maka harga pokok penjualan tidak dapat diketahui sewaktuwaktu. Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apabila persediaan akhir sudah dihitung. b. Metode Persediaan Perpetua\{Perpetual Inventory Method) Menurut metode ini, semua pembelian dibukukan kedalam persediaan dari barang pembelannya. yang bersangkutan Dengan demikian masing-masing perkiraan sebesar persediaan harga selalu menunjukan keadaan jumlah sisa persediaan yang masih ada, serta mutasi perubahannya. 5. Metode Penilaian Persediaan Dalam meniiai suatu persediaan ada beberapa cara yang dapat digunakan diantaranya dengan : a. Fist-In, Firs-Out (FIFO) Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa barang yang sudah terjual dinilai menurut harga pembelian barang yang terdahulu masuk. 19 b. List-In First-Out (UFO) Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa barang yang telah terjual dinilai menurut harga pembelian yang terakhir masuk. Sehingga persediaan yang ada/stock dinilai berdasarkan harga pembelian barang yang terdahulu. c. Rata-rata Tertimbang (WeightedAverage Methode) Cara ini didasarkan atas harga rata-rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh sejumlah barang yang diperoleh pada masing-masing harganya. C. Investasi 1. Pengertian Investasi Investasi dapat dilakukan oleh orang-perorang, bank, lembaggr keuangan, perusahaan swasta maupun badan pemerintahan. Biasanya orang-perorang dan swata cenderung untuk menempatkan manfaat keuangan sebagai tujuan utama, sedangkan badan pemerintahan kebanyakan lebih mengutamakan manfaat ekonomi makro, sosial, religius, atau kebudayaan yang semuanya itu bersifat keuangan semata. Menurut pernyataan Standar Akuntansi Kuangan 2002:13) investasi mendefinisikan investasi sebagai berikut: (PSAK 20 Investasi adalah suatu aktivayang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti,devidendari uang sewa) untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Investasi menurut Mulyadi (1993:248) adalah "pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjanguntuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang". Kalangan bisnis terutama mengadakan investasi dengan harapan bahwa pembangunan pabrik baru atau membeli mesin-mesin baru akan mendatangkan keuntungan, yaitu peningkatan hasil penjualan yang melebihi biaya-biaya investasi. Pernyataan ini pada dasaraya berisis unsur-unsur penting dalam memahami arti investasi, yaitu (Saud Husnan, 1997: a. Hasil Penjualan (Revenue) Suatu kegiatan investasi akan tambahhasil bagi perusahaan hanya bila investasi ini membuat perusahaan mampu menjual lebih banyak produk atau memproduksi secara lebih murah. Hal ini berarti bahwa faktor penentu yang sangat penting dalam investasi adalah keseluruhan jumlah output. b. Biaya Unsur penting yang kedua atas tiongkat investasi adalah biaya investasi. Akan tetapi, apabila kita menganalisa biaya investasi temyata hal ini lebih canggih daripada bila kita membalas biaya komoditi lain, seperti misalnya biaya pangkas rambut atau nonton 21 film. Kecanggihan ini timbul karena barang investasi berumur panjang, lebih dari setahun. Apalagi perusahaan atau rumah tangga yang membeli dengan dana pinjaman. c. Pengharapan Unsur ketiga yang ikut mempengruhi adalah kadar harapan dan kepercayaan dalam dunia bisnis. Pada hakikatnya, investasi boleh dikatakan penjudian mati-matian mengenai masa depan, taruhan hasil sekarang dan masa depan. Oleh karena itu, keputusan investasi tergantung juga pada ekspektasi akan situasi masa depan, bahkan masa depan yang sangat sulit untuk diramalkan. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan suatu perusahaan melakukan investasi, yaitu antara lain : a. Ekspansi dalam kapasitas terhadap perusahaan yang berhasiltentu lini produk yang ada bagi akan mengalami peningkatan permintaan terhadap produk. b. Espansi lini produkbaru, agar terhindar dari resiko kegagalan, maka sebaiknya perusahaan melakukan diversifikasi yaitu bergerak dalam beberapa bagian pasar. Ekspansi lini produk baru dapat melindungi perusahaan dari kegagalan penjualan suatu macam produk. c. Penggantian akativa tetap, supaya tetap dapat mempertahankan efisiensi produksi, maka perusahaan hams mengganti aktiva tetap yang telah haus. 22 d. Penelitian dan menggunkan Pengembangan, teknologi yang dalam hal sering berubah perusahaan yang secara cepat, tentu memerlukan dana guna penelitian dan pengembangan produk. Produk baru dari hasil penelitian dan pengembangan itu mungkin diperoleh adanya penambahan peralatan dan perlu atau tidaknya penggantian peralatan. e. Pengamanan, keamanan suatu dan faktor lingkungan yang tidak merupakan dapat hal dilupakan yang penting adalah dalam penunjang kelancaran perusahaan. 2. Jenis Investasi a. Investasi Surat Berharga Menurut EF. Rusmiayati (1997) surat berharga adalah salah satu bentuk investasi sementara suatu perusahaan yang berupa saham atau obligasi yang dikeluarkan perusahaan lain dengan tujuan untuk dapatdijual belikan dengan segera, apabilaperusahaan yang memiliki surat berharga tersebut memerlukan kas. Adapun macam-macamsurat berhargaantara lain sebagai berikut: 1). Investasi Surat Berharga Obligasi Surat berharga merupakan pengkuan hutang pihak yang mengeluarkan pada pihak yang membeli (investor). Surat obligasi menunjukan jumiah nominal, bunga dan tanggal pembayarannya dan perjanjian-perjanjian lain, sehingga dapat dikatakan bahwa obligasi 23 merupakan suatu janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu dimasa akan datang dan juga bunga setiap tanggal tertentu (EF. Rusmiyati, 1997). Pembeli surat obligasi dapat menjual kembali obligasi yang dimilikinya sewaktu-waktu, mungkin dalam waktu yang relatif pendek atau cukup lama,sehingga obligasi yang dibeli dapat dicatat sebagai investasi jangka pendek atau jangka panjang. Penanaman modal dalam obligasi akan memberikan pendapatan bunga yang tetap setiap periode. Bagi masyarakat pemodal, investasi dalam oblogasi memberikan beberapa keuntungan, antara Iain sifat risikonya yang relatiflebih rendah. Obligasi juga memberikan tingkat bunga tetap atau Jloatng rate dan jika masyarakat aktif melakukan transaksi, maka obligasi juga dapat memberikan gain atas selisih jual dan beli (Seminar Kiat Investasi, 1997). 2). Investasi Surat Berharga Saham Perseroan terbatas merupakan satu kesatuan usaha yang dari segi hukum dipisahkan dari pemiliknya. Karena terpisah dari pemiliknya maka kewajiban pemilik terhadap perusahaannya terbatas pada jumlah modal yang disetor. Untuk mendapatkan modal, PT. menerima setoran dari pemilik. Sebagai bukti setoran dikeluarkan tanda bukti pemilik yang berbentuk saham yang diserahkan kepada pihak-pihak yang menyetor modal. 24 b. lnvestasi Aktiva Tetap Untuk . mendukung operasi perusahaan, perlu adanya sarana penunjang. Sarana tersebut dapat berupa tanah,bangunan danperalatan yang lain. Karena sifatnya yang relatif permanen itulah sarana ini sering disebut aktiva tetap. Defmisi aktiva tetapmenurut Ikatan Akuntan Indonesia (1AI) (PSAK 2002:16) adalah : Aktiva tetap berwujud adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam siap pakai atau dengan di bangun terlebih dahulu, yang digunakan dengan dalam operasi perusahaan ditak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegitan normal perusahan dan mem punyai masa maofaat jebih dari satu tahun. Aktiva tetap menurut zaki Baridwan (1997:271) yaitu " Aktivaaktiva yang berwujud yang sifatnya relatifhya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal". Dari pengertian diatas, dapat kita lihat beberapa sifat ataupun pengertian aktiva tetap, yaitu sifat pertama dari aktiva tetap adalah bahwa maksud dari diperolehnya bukan untuk dijual belikan melainkan untuk dipergunakan dalam kegiatan perusahaan. Sifat ini yang membedakan aktiva tetap diperdagangkan dengan oleh persediaan. dealer Contohnya merupakan seperti persediaan mobil barang yang dagang, sedangkan mobil yang dipaki untuk antar jemput pegawai merupakan aktiva tetap. Aktiva tetap pada umumnya merupakan bagian yang paling besar dari seluruh aktiva yang ada didalam suatu perusahaan dan aktiva tetap yang tidak mudah di likuidasi atau tidak dapat dengan diuangkan. 25 Aktiva tetap memiliki berbagai macam aktiva tetap yang dapat digolongkan sebagai berikut: 1). Land atau Tanah Tanah adalah tanah yang dimiliki dan dipergunakanuntuk kegiatan perusahaan.tanah ini dapat berupa tanah sebagai tempat berdirinya sesuatau bangunan, tanah pekarangan, halaman, tempat parkir kendaraan, dan sebagainya. 2).Building atau Bangunan Bangunan adalah gedung atau bangunan-bangunan yang dimiliki serta dipergunakan untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Gedung ini dapat berupa kantor, bangunan tempat melakukan kegiatan proses produksi (pabrik), gedung tempat penjualan (toko), dan sebagainya. 3).Machinery atau Mesin Mesin adalah mesin dan peralatan-peralatan untuk menjalankan proses produksi yang dimilki dan dipergunakan untuk kegiatan perusahaan. 4).Equitment da Tools Equitment adalah peralatan-peralatan lain yang terutama dipergunakan di dalam tempat dimana proses produksi berlangsung. Peralatan ini dapat berupa alat-alat reparasi dan perbengkelan, patron (pettern) dan sebagainya. 26 5).Furniture dan Fixtures Adalah perlengkapan-perlengkapan ruangan,yang biasanya terdapat di bagaian administrasi atau ruangan bagian penjualan dari perusahaan. Perlengkapan ini dapat berupa meja, kursi, etalasi toko, mesin tulis, dan sebagainya. 6).Delivery Equitment (Kendaraan) Adalah kendaraan atau pengangkutan yang dimiliki dan dipergunakan untuk usaha perusahaan. Kendaraan ini dapat berupa mobil penumpang, bus, minibus, truk, sepeda motor, dan sebagainya. c. Investasi Persediaan Istilah persediaan menunjukan barang yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dagang, untuk perusahaan manufaktur istilah persediaan menunjukan barang sedang diproduksi atau akan dimaksudkan dalam proses produksi. Inventory atau persediaan sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan. Masalah investasi dalam aktiva-aktiva lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi atau lokasi modal dalam inventory merupakan masalah yang penting bagi perusahaan, karena inventory mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan Dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya ada satu golongan inventory, yang mempunyai sifat perputaran yang sama yaitu 27 disebut "Merchandise Inventory" (persediaan barang dagangan). Inventory ini merupakan barang yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli ataudijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjutdi dalamperusahaan tersebut yang mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang bersanmgkutan. Menurut Bambang Riyanto (1984:61) penggolongan inventory utama yaitu : 1). Persediaan Bahan Mentah (Raw Material Inventory) untuk melangsungkan usahanya dengan lancar maka kebanyakan perusahaan merasakan perlunya mempunyai persediaan bahan mentah. Besar kecilnya bahan mentah yang dimiliki perusahaan ditentukan oleh berbagai faktor : a). Volume yang dibutuhkan untuk melindungi jalannya perusahaan terhadap gangguan kehabisan persediaan yang akan dapat menghambat atau mengganggu jalannya proses produksi. b). Besarnya pembelian bahan mentah setiap kali pembelian untuk mendapatkan biaya pembelian yang minimal, c). Estimasi tentang fluktuasi dari pada harga bahan mentah yang bersangkutan di waktu yang akan datang. d). Peraturan-peraturan pemerintah yang menyangkut persediaan material. e). Biaya penyimpanan dan risiko penyimpanan di gudang. f). Tingkat kecepatan materialmenjadi rusak atau turun kualitasnya. 28 2). Persediaan Barang Jadi (Finished Good Inventory) persediaan di samping mempertahankan persediaan minimal bahan mentah, bagi perusahaan tentu saja perlu mempertahankan adanya persediaan barang jadi, untuk menghadapi pesanan-pesanan ekstra di atas pesanan normal. Besaran persediaan minimal/safety stock tidak sama esensinya bagi setiap perusahaa. Adpun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan minimal barang jadi terutama sebagai berikut: a). Sifat penyesuaian skedul produk dengan pesanan extra b). Sifat pesaingan dari industri c). Hubungan antara biaya penyimpanan di gudang (Carring Cost) dengan biaya karena kehabisan persediaan (Stock Out Cost). 3. Penilaian Investasi Terdapat beberapa metode pemilihan usulan investasi yang seringdigunakan, yaitu (Suad Husnan, 1997): a. Metode Jangka Waktu Pengembalian Metode ini menggambarkan jumlah tahun yang diperlukan untuk mengembalikan investasi yang dikeluarkan mula-mula, yaitu dengan menggunakan aliran kas bersih yang dihasilkan suatu proyek. Semakin singkat periode pengambilan suatu usulan investasi maka semakin baik usulan investasi tersebut, karena dapat mengurangi risiko dan menjaga likuiditas suatu proyek dan semakin lama periode pengembalian suatu 29 usulan investasi maka semakin buruk usulan investasi tersebut. Mengingat periode tersebut mengukur seberapa cepat suatu usulan investasi dapat kembali, maka dasar yang digunakan adalah aliran jumlah kas, bukan laba. Jumlah investasi Payback period = x 1 tahun Arus kas pertahun b. Metode Nilai Tunai Neto (Net Present Value) Dengan perhitungan sebagai berikut: NPV = S'+ S2+ S3 + Sn (1+K1)1 (1+k)2 (1+K)3 (l+k)n Jika hasil perhitungan dengan rumus diatas memberikan nilai positif berarti investasi diterima atau menguntungkan, sebaliknya apabila hasil perhitungan nilai tunai dengan rumus diatas bernilai negatif berarti investasi tidak menguntungkan. c. Metode Tingkat Pengembalian Internal (IRR) Metode ini merupakan metode penilai investasi yang juga mengunakan aliran kas yang sudah didiskontokan seperti halnya metode nilai tunai neto (Net Profit Value). 30 Dengan perhitungan sebagai berikut,: CFn (1+IRR)1 (1+IRR)2 (l+»Rr CFl, CF2 hingga CFn sudah diketahui, sedangkan nilai IRR belum diketahui. Tingkat IRR yang akan menjadikan jumlah aliran kas masuk yang didiskontokan menjadi sama dengan jumlah investasinya, sehingga persamaan diatas menjadi sama dengan nol. Dalam perhitungan iniharus diperhatikan bahwa nilai IRR yang semakin besar akan menghasilkan nilai tunai neto yang semakin kecil, sedangkan nilai IRR yang kecil akan menghasilkan nilai tunai neto yang semakin besar. d. Profitabilitas Index Profitabilitas Index (PI) disebut juga benefit cost ratio yaitu angka yang menunjukan perbandingan antara nilai tunai dengan nilaitunai investasi awalnya. Dengan perhitungan rumusnya sebagai berikut: PI= PV PO 31 PV = Present Value of inflow PO = Present Value of cash outlay Kriteria penerimaan proyek adalah apabila PI lebih besar dari satu, maka nilai tunainya (PV) lebih besar daripada nilai investasi awalnya atau cash outlaynya dan jika PI kurang dari satu maka nilai tunai (PV) lebih kecil dari investasi awalnya. 4. Tngkat Pengembalian Investasi Tingkat pengembalian investasi {Return On Invesment) merupakan rasio laporan L/R, dan juga yang mengelompokannya ke dalam rasio profitabilitas yaitu rasio yang menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan-keputusan. Menurut Hartono (1991:354) secara garis besamya tingkat pengembalian investasi/ROI merupakan perbadingan relatif antara laba dan jumlah investasi yang digunakan untuk merealisasikan laba tersebut, yang dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut: Laba ROI = Investasi Atau Laba Usaha Tingkat Pengembalian Investasi - x 100 % Total Aktiva Operasi Rata-rata 32 Terhap laba dan investasi atas dasar mana return on investment / tingkat pengembalian investasi itu dihitung terdapat banyak tafsir sebanyak pihak-pihak yang berkepentingan dengan ekstensi perusahaan itu sendiri. Menurut Hartono (1991:354) setidak-tidaknya terdapat tiga konsep yang masing-masing memberikan pengertian tentang investasi yang berbeda-beda dalam konteks pengukuran return on investment (rentabilitas) yaitu : a. Total Aktiva Dengan pengertian investasi sebagai total aktiva, maka digunakan istilah yang spesifik yang disebut Return On Asset. ROA mengukur rentabilitas yang dihasilkan dari seluruh aktiva yang pengelolanya dipercayakan kepadamanajemen. b. Net Operating Asset Bagi pihak intern, manajemen khususnya mengikut sertakan aktiva-aktiva yang tidak produktif sebagai dasar perhitungan tingkat pengembalian investasi untuk menilai efektifitas dan efisiensi operasi perusahaan dianggap tidak adil. c. Jumlah Hutang Jangka Panjang dan Modal Sendiri Penggunaan jumtah hutang jangka panjang dan modal sendiri sebagai basis perhitungan ROI, hanya berbeda pada perlakukan terhadap hutang lancar apabila dibanding dengan ROA. Pada cara ini jumlah dana yang berasal dari kreditur jangka pendek, tidak diikuti sertakan sebagai dasar perhitungan ROI. 33 Menurut Munawir (1991:86-87), proftfabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset ayang digunakan untuk menghasilakan keuntungan tersebut (operating asset).