Untuk menilai kondisi dan potensi perusahaan melalui laporan

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Laporan Keungan
Untuk menilai kondisi dan potensi perusahaan melalui laporan
keuangan harus didasari dengan pengetahuan yang memadai mengenai
laporan keuangan dan teknik-teknik analisa laporan keuangan dan kaitannya
terhadap keputusan yang akan diambil.
1.
Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu
proses pencatatan, merupakan suatu dari transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini
dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan.
Laporan keuangan ini disusun dengan maksud untuk menyajikan
informasi keadaan keuangan perusahaan dan kemajuan perusahaan secara
periodik serta untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan
serta ditafsirkan untuk kepentingan manajemendan pihak lain juga yang
mempunyai kepentingan dengan data-data keuangan perusahaan, seperti di
dalam Rapat Pemegang Saham pada Perseroan Terbatas.
Adapun pengertian Laporan Keuangan menurut PSAK (1995:2)
adalah:
Laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :
Neraca, Perhitungan L/R, Laporan perubahan posisi keuangan
(yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya
sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), Catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan.
Sedangkan laporan keuangan menurut Munawir (1998:5) yaitu
laporan keuangan adalah "dua daftar yang disusun oleh akuntan pada
akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar
neraca atau posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi
laba ".
Didalam laporan keuangan terdapat unsur-unsur laporan keuangan
yaitu dilihat dari keterkaitan langsung dengan posisi keuangan adalah
aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sedangkan jika berdasarkan pengukuran
kinerja dalam laba rugi unsur-unsurnya adalah penghasilan dan beban.
Menurut Statement of Financial accounting Concepts (SFAC) No. 1
dinyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang :
a. Berguna bagi investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan
pemaki lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian
kredit dan keputusan lainnya. Informasi yang dihasilkan itu harus
memadai bagi mereka yang mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang
kegiatan
dan
usaha
perusahaan
dan
peristiwa-peristiwa
ekonomi, serta bermaksud uuntuk menelaah informasi-informasi itu
secara sungguh-sungguh.
b. Dapat membantu investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan
pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari
penerimaan uang dimasa yang akan datang yang berasal dari deviden
atau bunga dandari penerimaan uang yang berasal dari penjualan,
pelunasan, atau jatuh temponya surat-surat berharga atau pinjamanpinjaman. Oleh karena rencana penerimaan dan pengeluaran uang
(Cashflow) seorang kreditur atau investor itu berkaitan dengan cashflow
dari perusahaan, pelaporan keuangan harus menyajikan informasi untuk
membantu
investor,
kreditur
dan
pihak-pihak
lainnya
untuk
memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian dari aliran kas masuk
(sesudah dikurangi kas keluar ) dimasa datang untuk perusahaan
tersebut.
c. Menunjukan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas
sumber-sumber tersebut (kewajiban perusahaan untuk mentransfer
sumber-sumber ke perusahaan lain dan ke pemilik perusahaan), dan
pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan keadaankeadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumbersumber tersebut.
2.
Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut Zaki
Baridwan (1992:13)
laporan keuangan yang
dihasilakan mempunyai beberapa keterbatasan yaitu sebagai berikut:
a. Cukup Berarti
Suatu laporan, fakta atau elemen dianggap cukup berarti jika karena
adanya
dan
timbulnya
sifatnya
perbedaan
akan
mempengaruhi
dalam
pengambilan
atau
menyebabkan
keputusan,
dengan
mempertimbangkan keadaan-keadaan lain yang ada. Jadi apabila
laporan, fakta atau elemen itu tidak dipengaruhi atau menyebabkan
timbulnya perbedaan dalam bidang pengambilan keputusan, maka
jumlahnya tidak cukup berarti.
b. Konservatif
Konservatif ini merupakan sikap yang diambil oleh akuntan dalam
menghadapi dua atau lebih alternatif dalam penyusunan laporan
keuangan. Apabila lebih satu dari alternatif ini cenderung memilih
alternatif yang tidak akan membuat aktiva dan pendapatan terlalu
besar.
c. Sifat Khusus Suatu Industri
Industri-industri yang mempunyai sifat-sifat khusus seperti bank,
asuransi, dan Iain-lain seringkali memerlukan prinsip akuntansi yang
berbeda
dengan
industri-industri
lainnya.
Juga
karena
adanya
peraturan-peraturan dari pemerintah terhadap industri-industri khusus
ini akan mengakibatkan adanya prinsip-prinsip akuntansi tertentu
yang berbeda dengan umumnya digunakan.
10
3.
Jenis Laporan Keuangan
Pada umumnya jenis-jenis laporan keuangan menurut pondang
Febiyanti (1999) antara lain sebagai berikut:
a. Neraca (Balance Sheet)
Neraca
adalah
laporan
sistematis
tentang
aktiva,
hutangserta
modaldari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan dari
neraca adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan
pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana tutup buku
dan ditentukan sampai pada akhir tahun fiskal, sehingga neraca sering
disebut Balance Sheet.
b. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai
penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan
pada suatu periode waktu tertentu.
c. Laporan Laba Ditahan
Laba
ditahan
menunjukan
laba
kumulatif
perusahaan
setelah
pembagian deviden sejak awal perusahaan. Dengan kata lain, nilai
buku saham biasa perusahaan ditambah tambahan modal disetor dan
laba ditahan. Pembayaran deviden berasal dari kas, bersamaan dengan
terjadinya pengurangan pada rekening laba ditahan.
u
d. Laporan arus Kas {Statement of cashflow)
Laporan arus kas adalah laporan yang memberikan informasi tentang
kemampuan perusahaan dalam mengahsilakan kas atau setara kas, dan
menilai kebutuhan perusahaan dalam meggunakan kas. Laporan ini
berisi sumber dan penggunaan dana perusahaan selama satu periode.
e. Catatan atas laporan keuangan (Notes to Financial Statement)
Merupakan ikhtisar yang memuat penjelasan mengenai kebijakan-
kebijakan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dan hasil
perusahaan seperti: amortisasi, penyusutan aktiva tetap atau penilaian
kontrak bangunan jangka panjang, dimana ikhtisar ini merupakan
kebijakan akuntansi yang penting yang dianut oleh perusahaan dan
harus disajikan tersendiri sebelum catatan atas laporan keuangan.
4.
Pengguna Laporan Keuangan
Dalam kegiatan perekonomian, para pengguna laporan keuangan
secara umum adalah sebagai berikut:
a. P^milik Perusahaan
;b. Manager Perusahaan
c. Investor
d. Kreditur, Bankir atau Supplier
e. Pemerintah (Regulator)
12
B.
Persediaan
1.
Arti dan Peranan Persediaan
Istilah persediaan (inventory) adalah suatu istilah umum yang
menunjukan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan
dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.
Menurut Sofyan Assauri (1999:169)
"Persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-
barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam
suatu periode usaha yang normal, atau persediaan barang baku
yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi".
Menurut Zaki Baridwan (1992:149)
"Persediaan adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan
barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali
digunakan untuk memproduksi barang-barang yang
dijual".
Perngertian
persediaan
menurut
LAI
(PSAK
2002:14)
atau
akan
yaitu
persediaan adalah aktiva:
a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (Supplies) untuk digunakan
dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Dari beberapa pengertian persediaan di atas dapat disimpulkan
bahwa persediaan adalah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dan
13
dimaksudkan untuk dijual abik langsung maupun tidak langsung (yang
melalui proses produksi) dalam rangka usaha normal perusahaan.
Adapun alasan diberlakukannya persediaan oleh suatu perusahaan
pabrik karena:
a. Dibutuhkannya waktu untuk menyediakan operasi produksi untuk
memindahkan produk dari suatu tingkat ke tingkat proses yang lain
yang disebut persediaan dalam proses dan pemindahan.
b. Alasan organisasi untuk memungkinkan satu unit atau bagian membuat
sekedul operasinya secara t?ebas, tidak tergantung dari yang lainnya.
2.
Jenis-jenis Persediaan
Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan
menurut beberapa cara. Menurut Zaki Baridwan (199:155) dilihat dari
fungsinya, persediaan dapat dibedakan atas :
1).
Batch atau Lot Size Inventory
Persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahanbahan/barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari pada jumlah
yang dibutuhkan pada saat itu. Jadi dalam hal ini pembelian atau
pembuatan
yang
dilakukan
dalam
jumlah
besar,
sedangkan
penggunaan atau pengeluaran dalam jumlah terjadi persediaan karena
pengadaan bahan/barang yang dilakukan lebih banyak dari pada yang
dibutuhkan. Jadi keuntungan yang akan diperoleh dari adanya Batch
atau Lot Size Inventory ini antara Iain adalah :
14
a).
Memperoleh potongan harga pada harga pembelian.
b). Memperoleh efisiensi produk (manufacturing economies) karena
adanya operasi atau "production run " yang lebih lama,
c).
Adanya penghematan di dalam biaya pengangkutan.
2). Fluctuation
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
konsumen yang tidak dapat diramalkan. Dalam hal ini perusahaan
mengadakan
persediaan
untuk
dapat
memenuhi
permintaan
konsumen, apabila tingkat permintaan menunjukan keadaan yang
tidak beraturan dan fluktuasi permintaan meningkat.
3). Anticipation
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat
dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan
permintaan yang meningkat. Di samping itu antisipation dimaksudkan
pula untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan-bahan
sehingga tidak mengganggu jalannya produk atau menghindari
kemacetan produksi.
Di samping perbedaan menurut fungsi, persediaan itu dapat pula
dibedakan atau dikelompokkan menurut jenis dan posisi barang tersebut di
dalam urutan pengurutan pengerjaan produk yaitu :
15
1).
Bahan baku dan penolong
Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari
produk
jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya. Sedangkan
bahan baku penolong adalah barang-barang yang juga menjadi bagian
dari produk jadi tetapi jumlahnya relatif kecil, atau sulit diikuti
biayanya. Misalnya dalam perusahaan meubel bahan bakunya adalah
kayu, rotan dan besisiku.bahan penolongnya adalah paku, dempul, dan
sebagainya.
2).
Supplies pabrik
Adalah barang yang mempunyai fungsi melancarkan proses produksi
misalnya oli, mesin, bahan pembersih, dan Iain-lain.
3).
Barang dalam proses
Adalah barang-barang yang sedang dikerjakan (diproses) tetapi pada
tanggal neraca barang tadi belum selesai dikerjakan untuk dapat dijual
masih diperlukan pengerjaan lebih lanjut.
4).
Produk jadi
Yaitu barang yang selesai dikerjakan dalam proses produksi dan
menunggu saat penjualan.
16
3.
Biaya-Biaya yang Timbul dari adanya Persediaan
Unsur-unsur yang terdapat dalam persediaan dapat digolongkan
menjadi 4 golongan yaitu :
a. Biaya pemesanan (Ordering Cost)
Dengan biaya pemesanan ini dimaksudkan adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan yang berkenan dengan pemesanan barang-barng atau bahan
dari penjual, sejak dari pesanan dibuat dan dikirim ke penjual, sampai
barang/bahan tersebut dikirim dan diserahkan serta diinfeksi di gudang
atau daerah pengolahan (proses area). Biaya-biaya yang termasuk
dalam katagori ini adalah :
1). Biaya selama pesanan
2). Biaya pengiriman permintaan
3). Biaya penerimaan barang
4). Biaya penempatan barang dalam gudang
5). Biaya prosessing pembayaran kepada supplier
b. Biaya-biaya yang terjadi dari adanya persediaan (Inventory Carrying
Cost).
Yang dimaksud dengan "Inventory Carrying Cos" adalah biaya-biaya
yang diperlukan berkenan dengan adanya persediaan yang meliputi
seluruh pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan sebagai akibat
adanya sejumlah persediaan. Jenis ini bersifat variabel terhadap jumlah
17
inventor yang dibeli. Biaya-biaya yang termasuk dalam katagori ini
adalah :
1). Sewagudang
2). Biaya pemeliharaan barang dalam gudang
3). Pajak
4). Asuransi
5). Biaya absollence (keusangan)
c. Biaya kekurangan persediaan {Out ofStock Cost).
Yang dimaksud dengan biaya ini adalah biaya-biaya yang timbul
sebagai akibat persediaan yang lebih kecil daripada jumlah yang
diperlukan, sepertikerugian atau biaya-biaya tambahan yang diperlukan
karena
seorang pelanggan
meminta
atau memesan
suatu
barang
sedangkan barang atau bahan yang dibutuhkan tidak ada.
d. Biaya-biaya yang berhubungan dengan kapasitas (Capasity Associated
Cost).
Yang dimaksud dengan Capasity Associated Cos adalah biaya-
biaya
yang
terdiri
atas
biaya
kerja
lembur,
biaya
latihan,
biaya
pemberhentian kerja dan biaya pengangguran.
4.
Pencatan atau cara mengukur jumlah persediaan
Untuk menyelenggarakan pencatatan akuntansi terhadap persediaan
yang terdapat pada suatu perusahaan, menurut Zaki Baridwan (1992:151-
152) dapat dipakai salah satu dua metode yang lazim digunakan yaitu :
a. Metode Persediaan Fisik (Physicial Inventory Method)
Yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik dalam
menentukan jumlah persediaan. Dalam metode ini mutasi persediaan
barang tidak diikuti dalam buku-buku, setiap pembelian barang dicatat
dalam rekening pembelian, karena tidak ada catatan mutasi persediaan
barang maka harga pokok penjualan tidak dapat diketahui sewaktuwaktu. Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apabila persediaan
akhir sudah dihitung.
b. Metode Persediaan Perpetua\{Perpetual Inventory Method)
Menurut metode ini, semua pembelian dibukukan kedalam persediaan
dari
barang
pembelannya.
yang
bersangkutan
Dengan
demikian
masing-masing
perkiraan
sebesar
persediaan
harga
selalu
menunjukan keadaan jumlah sisa persediaan yang masih ada, serta
mutasi perubahannya.
5.
Metode Penilaian Persediaan
Dalam meniiai suatu persediaan
ada beberapa cara yang dapat
digunakan diantaranya dengan :
a. Fist-In, Firs-Out (FIFO)
Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa barang yang sudah terjual dinilai
menurut harga pembelian barang yang terdahulu masuk.
19
b. List-In First-Out (UFO)
Cara ini didasarkan atas asumsi bahwa barang yang telah terjual dinilai
menurut harga pembelian yang terakhir masuk. Sehingga persediaan
yang ada/stock dinilai berdasarkan harga pembelian barang yang
terdahulu.
c. Rata-rata Tertimbang (WeightedAverage Methode)
Cara ini didasarkan atas harga rata-rata dimana harga tersebut
dipengaruhi oleh sejumlah barang yang diperoleh pada masing-masing
harganya.
C. Investasi
1.
Pengertian Investasi
Investasi dapat dilakukan oleh orang-perorang, bank, lembaggr
keuangan, perusahaan swasta maupun badan pemerintahan. Biasanya
orang-perorang dan swata cenderung untuk menempatkan manfaat
keuangan
sebagai
tujuan
utama,
sedangkan
badan
pemerintahan
kebanyakan lebih mengutamakan manfaat ekonomi makro, sosial,
religius, atau kebudayaan yang semuanya itu bersifat keuangan semata.
Menurut
pernyataan
Standar
Akuntansi
Kuangan
2002:13) investasi mendefinisikan investasi sebagai berikut:
(PSAK
20
Investasi adalah suatu aktivayang digunakan perusahaan
untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui
distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti,devidendari
uang sewa) untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat
lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang
diperoleh melalui hubungan perdagangan.
Investasi
menurut
Mulyadi
(1993:248)
adalah
"pengkaitan
sumber-sumber dalam jangka panjanguntuk menghasilkan laba dimasa
yang akan datang".
Kalangan bisnis terutama mengadakan investasi dengan harapan
bahwa pembangunan pabrik baru atau membeli mesin-mesin baru akan
mendatangkan keuntungan, yaitu peningkatan hasil penjualan yang
melebihi biaya-biaya investasi. Pernyataan ini pada dasaraya berisis
unsur-unsur penting dalam memahami arti investasi, yaitu (Saud Husnan,
1997:
a. Hasil Penjualan (Revenue)
Suatu kegiatan investasi akan tambahhasil bagi perusahaan hanya bila
investasi ini membuat perusahaan mampu menjual lebih banyak
produk atau memproduksi secara lebih murah. Hal ini berarti bahwa
faktor
penentu
yang
sangat
penting
dalam
investasi
adalah
keseluruhan jumlah output.
b. Biaya
Unsur penting yang kedua atas tiongkat investasi adalah biaya
investasi. Akan tetapi, apabila kita menganalisa biaya investasi
temyata hal ini lebih canggih daripada bila kita membalas biaya
komoditi lain, seperti misalnya biaya pangkas rambut atau nonton
21
film.
Kecanggihan
ini
timbul
karena barang
investasi
berumur
panjang, lebih dari setahun. Apalagi perusahaan atau rumah tangga
yang membeli dengan dana pinjaman.
c. Pengharapan
Unsur ketiga yang ikut mempengruhi adalah kadar harapan dan
kepercayaan dalam dunia bisnis. Pada hakikatnya, investasi boleh
dikatakan penjudian mati-matian mengenai masa depan, taruhan hasil
sekarang dan masa depan. Oleh karena itu, keputusan investasi
tergantung juga pada ekspektasi akan situasi masa depan, bahkan
masa depan yang sangat sulit untuk diramalkan.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan suatu perusahaan
melakukan investasi, yaitu antara lain :
a. Ekspansi dalam kapasitas terhadap
perusahaan
yang
berhasiltentu
lini produk yang ada bagi
akan
mengalami
peningkatan
permintaan terhadap produk.
b. Espansi lini produkbaru, agar terhindar dari resiko kegagalan, maka
sebaiknya perusahaan melakukan diversifikasi yaitu bergerak dalam
beberapa bagian pasar. Ekspansi lini produk baru dapat melindungi
perusahaan dari kegagalan penjualan suatu macam produk.
c. Penggantian
akativa tetap,
supaya tetap
dapat mempertahankan
efisiensi produksi, maka perusahaan hams mengganti aktiva tetap
yang telah haus.
22
d. Penelitian
dan
menggunkan
Pengembangan,
teknologi
yang
dalam
hal
sering berubah
perusahaan
yang
secara cepat,
tentu
memerlukan dana guna penelitian dan pengembangan produk. Produk
baru dari hasil penelitian dan pengembangan itu mungkin diperoleh
adanya penambahan peralatan dan perlu atau tidaknya penggantian
peralatan.
e. Pengamanan,
keamanan
suatu
dan
faktor
lingkungan
yang
tidak
merupakan
dapat
hal
dilupakan
yang
penting
adalah
dalam
penunjang kelancaran perusahaan.
2.
Jenis Investasi
a.
Investasi Surat Berharga
Menurut EF. Rusmiayati (1997) surat berharga adalah salah satu
bentuk investasi sementara suatu perusahaan yang berupa saham atau
obligasi yang dikeluarkan perusahaan lain dengan tujuan untuk dapatdijual
belikan dengan segera, apabilaperusahaan yang memiliki surat berharga
tersebut memerlukan kas. Adapun macam-macamsurat berhargaantara lain
sebagai berikut:
1). Investasi Surat Berharga Obligasi
Surat
berharga
merupakan
pengkuan
hutang
pihak
yang
mengeluarkan pada pihak yang membeli (investor). Surat obligasi
menunjukan jumiah nominal, bunga dan tanggal pembayarannya dan
perjanjian-perjanjian lain, sehingga dapat dikatakan bahwa obligasi
23
merupakan suatu janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu
pada tanggal tertentu dimasa akan datang dan juga bunga setiap
tanggal tertentu (EF. Rusmiyati, 1997).
Pembeli
surat obligasi dapat menjual kembali obligasi yang
dimilikinya sewaktu-waktu, mungkin dalam waktu yang relatif pendek
atau cukup lama,sehingga obligasi yang dibeli dapat dicatat sebagai
investasi jangka pendek atau jangka panjang. Penanaman modal
dalam obligasi akan memberikan pendapatan bunga yang tetap setiap
periode.
Bagi masyarakat pemodal, investasi dalam oblogasi memberikan
beberapa keuntungan, antara Iain sifat risikonya yang relatiflebih
rendah. Obligasi juga memberikan tingkat bunga tetap atau Jloatng
rate dan jika masyarakat aktif melakukan transaksi, maka obligasi
juga dapat memberikan gain atas selisih jual dan beli (Seminar Kiat
Investasi, 1997).
2). Investasi Surat Berharga Saham
Perseroan terbatas merupakan satu kesatuan usaha yang dari segi
hukum dipisahkan dari pemiliknya. Karena terpisah dari pemiliknya
maka kewajiban pemilik terhadap perusahaannya terbatas pada jumlah
modal yang disetor. Untuk mendapatkan modal, PT. menerima setoran
dari pemilik. Sebagai bukti setoran dikeluarkan tanda bukti pemilik
yang berbentuk saham yang diserahkan kepada pihak-pihak yang
menyetor modal.
24
b.
lnvestasi Aktiva Tetap
Untuk
.
mendukung
operasi
perusahaan,
perlu
adanya
sarana
penunjang. Sarana tersebut dapat berupa tanah,bangunan danperalatan
yang lain. Karena sifatnya yang relatif permanen itulah sarana ini sering
disebut aktiva tetap.
Defmisi
aktiva tetapmenurut Ikatan Akuntan
Indonesia (1AI) (PSAK 2002:16) adalah :
Aktiva tetap berwujud adalah aktiva berwujud yang diperoleh
dalam siap pakai atau dengan di bangun terlebih dahulu, yang
digunakan dengan dalam operasi perusahaan ditak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegitan normal perusahan dan
mem punyai masa maofaat jebih dari satu tahun.
Aktiva tetap menurut zaki Baridwan (1997:271) yaitu " Aktivaaktiva yang berwujud yang sifatnya relatifhya relatif permanen yang
digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal".
Dari pengertian diatas, dapat kita lihat beberapa sifat ataupun
pengertian aktiva tetap, yaitu sifat pertama dari aktiva tetap adalah bahwa
maksud dari diperolehnya bukan untuk dijual belikan melainkan untuk
dipergunakan dalam kegiatan perusahaan. Sifat ini yang membedakan
aktiva
tetap
diperdagangkan
dengan
oleh
persediaan.
dealer
Contohnya
merupakan
seperti
persediaan
mobil
barang
yang
dagang,
sedangkan mobil yang dipaki untuk antar jemput pegawai merupakan
aktiva tetap.
Aktiva tetap pada umumnya merupakan bagian yang paling besar
dari seluruh aktiva yang ada didalam suatu perusahaan dan aktiva tetap
yang tidak mudah di likuidasi atau tidak dapat dengan diuangkan.
25
Aktiva tetap memiliki berbagai macam aktiva tetap yang dapat
digolongkan sebagai berikut:
1). Land atau Tanah
Tanah adalah tanah yang dimiliki dan dipergunakanuntuk kegiatan
perusahaan.tanah ini dapat berupa tanah sebagai tempat berdirinya
sesuatau bangunan, tanah pekarangan, halaman, tempat parkir
kendaraan, dan sebagainya.
2).Building atau Bangunan
Bangunan adalah gedung atau bangunan-bangunan yang dimiliki
serta dipergunakan untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Gedung
ini dapat berupa kantor, bangunan tempat melakukan kegiatan proses
produksi (pabrik), gedung tempat penjualan (toko), dan sebagainya.
3).Machinery atau Mesin
Mesin adalah mesin dan peralatan-peralatan untuk menjalankan
proses produksi yang dimilki dan dipergunakan untuk kegiatan
perusahaan.
4).Equitment da Tools
Equitment
adalah
peralatan-peralatan
lain
yang
terutama
dipergunakan di dalam tempat dimana proses produksi berlangsung.
Peralatan ini dapat berupa alat-alat reparasi dan perbengkelan, patron
(pettern) dan sebagainya.
26
5).Furniture dan Fixtures
Adalah perlengkapan-perlengkapan ruangan,yang biasanya terdapat
di bagaian administrasi atau ruangan bagian penjualan dari
perusahaan. Perlengkapan ini dapat berupa meja, kursi, etalasi toko,
mesin tulis, dan sebagainya.
6).Delivery Equitment (Kendaraan)
Adalah
kendaraan
atau
pengangkutan
yang
dimiliki
dan
dipergunakan untuk usaha perusahaan. Kendaraan ini dapat berupa
mobil penumpang, bus, minibus, truk, sepeda motor, dan sebagainya.
c.
Investasi Persediaan
Istilah persediaan menunjukan barang yang dimiliki untuk dijual
dalam
kegiatan
normal
perusahaan
dagang,
untuk
perusahaan
manufaktur istilah persediaan menunjukan barang sedang diproduksi
atau
akan
dimaksudkan
dalam
proses
produksi.
Inventory
atau
persediaan sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva
yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus
mengalami perubahan. Masalah investasi dalam aktiva-aktiva lainnya.
Masalah penentuan besarnya investasi atau lokasi modal dalam
inventory merupakan masalah yang penting bagi perusahaan, karena
inventory
mempunyai
efek
yang
langsung terhadap
keuntungan
perusahaan
Dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya ada satu
golongan inventory, yang mempunyai sifat perputaran yang sama yaitu
27
disebut
"Merchandise
Inventory"
(persediaan
barang
dagangan).
Inventory ini merupakan barang yang selalu dalam perputaran, yang
selalu dibeli ataudijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjutdi
dalamperusahaan tersebut yang mengakibatkan perubahan bentuk dari
barang yang bersanmgkutan.
Menurut Bambang Riyanto (1984:61) penggolongan inventory
utama yaitu :
1). Persediaan Bahan Mentah (Raw Material Inventory)
untuk melangsungkan usahanya dengan lancar maka kebanyakan
perusahaan merasakan perlunya mempunyai persediaan bahan
mentah. Besar kecilnya bahan mentah yang dimiliki perusahaan
ditentukan oleh berbagai faktor :
a). Volume yang dibutuhkan untuk melindungi jalannya perusahaan
terhadap gangguan kehabisan
persediaan yang
akan
dapat
menghambat atau mengganggu jalannya proses produksi.
b). Besarnya pembelian bahan mentah setiap kali pembelian untuk
mendapatkan biaya pembelian yang minimal,
c). Estimasi tentang fluktuasi dari pada harga bahan mentah yang
bersangkutan di waktu yang akan datang.
d). Peraturan-peraturan pemerintah yang menyangkut persediaan
material.
e). Biaya penyimpanan dan risiko penyimpanan di gudang.
f). Tingkat kecepatan materialmenjadi rusak atau turun kualitasnya.
28
2). Persediaan Barang Jadi (Finished Good Inventory)
persediaan di samping mempertahankan persediaan minimal bahan
mentah, bagi perusahaan tentu saja perlu mempertahankan adanya
persediaan barang jadi, untuk menghadapi pesanan-pesanan ekstra
di atas pesanan normal. Besaran persediaan minimal/safety stock
tidak sama esensinya bagi setiap perusahaa.
Adpun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan
minimal barang jadi terutama sebagai berikut:
a). Sifat penyesuaian skedul produk dengan pesanan extra
b). Sifat pesaingan dari industri
c). Hubungan antara biaya penyimpanan di gudang (Carring Cost)
dengan biaya karena kehabisan persediaan (Stock Out Cost).
3.
Penilaian Investasi
Terdapat
beberapa
metode
pemilihan
usulan
investasi
yang
seringdigunakan, yaitu (Suad Husnan, 1997):
a.
Metode Jangka Waktu Pengembalian
Metode
ini menggambarkan jumlah tahun yang diperlukan untuk
mengembalikan investasi yang dikeluarkan mula-mula, yaitu dengan
menggunakan aliran kas bersih yang dihasilkan suatu proyek. Semakin
singkat periode pengambilan suatu usulan investasi maka semakin baik
usulan investasi tersebut, karena dapat mengurangi risiko dan menjaga
likuiditas suatu proyek dan semakin lama periode pengembalian suatu
29
usulan investasi maka semakin buruk usulan investasi tersebut. Mengingat
periode tersebut mengukur seberapa cepat suatu usulan investasi dapat
kembali, maka dasar yang digunakan adalah aliran jumlah kas, bukan
laba.
Jumlah investasi
Payback period =
x 1 tahun
Arus kas pertahun
b.
Metode Nilai Tunai Neto (Net Present Value)
Dengan perhitungan sebagai berikut:
NPV =
S'+
S2+
S3 + Sn
(1+K1)1 (1+k)2 (1+K)3 (l+k)n
Jika hasil perhitungan dengan rumus diatas memberikan nilai positif
berarti investasi diterima atau menguntungkan, sebaliknya apabila hasil
perhitungan nilai tunai dengan rumus diatas bernilai negatif berarti
investasi tidak menguntungkan.
c.
Metode Tingkat Pengembalian Internal (IRR)
Metode ini merupakan metode penilai investasi yang juga mengunakan
aliran kas yang sudah didiskontokan seperti halnya metode nilai tunai
neto (Net Profit Value).
30
Dengan perhitungan sebagai berikut,:
CFn
(1+IRR)1 (1+IRR)2
(l+»Rr
CFl, CF2 hingga CFn sudah diketahui, sedangkan nilai IRR belum
diketahui. Tingkat IRR yang akan menjadikan jumlah aliran kas masuk
yang didiskontokan menjadi sama dengan jumlah investasinya, sehingga
persamaan diatas menjadi sama dengan nol.
Dalam perhitungan iniharus diperhatikan bahwa nilai IRR yang semakin
besar akan menghasilkan nilai tunai neto yang semakin kecil, sedangkan
nilai IRR yang kecil akan menghasilkan nilai tunai neto yang semakin
besar.
d.
Profitabilitas Index
Profitabilitas Index (PI) disebut juga benefit cost ratio yaitu angka yang
menunjukan perbandingan antara nilai tunai dengan nilaitunai investasi
awalnya.
Dengan perhitungan rumusnya sebagai berikut:
PI=
PV
PO
31
PV = Present Value of inflow
PO = Present Value of cash outlay
Kriteria penerimaan proyek adalah apabila PI lebih besar dari satu, maka
nilai tunainya (PV) lebih besar daripada nilai investasi awalnya atau cash
outlaynya dan jika PI kurang dari satu maka nilai tunai (PV) lebih kecil
dari investasi awalnya.
4.
Tngkat Pengembalian Investasi
Tingkat pengembalian investasi {Return On Invesment) merupakan
rasio laporan L/R, dan juga yang mengelompokannya ke dalam rasio
profitabilitas yaitu rasio yang menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijakan
dan keputusan-keputusan.
Menurut
Hartono
(1991:354)
secara
garis
besamya
tingkat
pengembalian investasi/ROI merupakan perbadingan relatif antara laba dan
jumlah investasi yang digunakan untuk merealisasikan laba tersebut, yang
dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:
Laba
ROI =
Investasi
Atau
Laba Usaha
Tingkat Pengembalian Investasi -
x 100 %
Total Aktiva Operasi Rata-rata
32
Terhap laba dan investasi atas dasar mana return on investment /
tingkat pengembalian investasi itu dihitung terdapat banyak tafsir sebanyak
pihak-pihak yang berkepentingan dengan ekstensi perusahaan itu sendiri.
Menurut Hartono (1991:354) setidak-tidaknya terdapat tiga konsep yang
masing-masing memberikan pengertian tentang investasi yang berbeda-beda
dalam konteks pengukuran return on investment (rentabilitas) yaitu :
a.
Total Aktiva
Dengan pengertian investasi sebagai total aktiva, maka digunakan istilah
yang spesifik yang disebut Return On Asset. ROA mengukur rentabilitas
yang dihasilkan dari seluruh aktiva yang pengelolanya dipercayakan
kepadamanajemen.
b.
Net Operating Asset
Bagi pihak intern, manajemen khususnya mengikut sertakan aktiva-aktiva
yang tidak produktif sebagai dasar perhitungan tingkat pengembalian
investasi untuk menilai efektifitas dan efisiensi operasi perusahaan
dianggap tidak adil.
c.
Jumlah Hutang Jangka Panjang dan Modal Sendiri
Penggunaan jumtah hutang jangka panjang dan modal sendiri sebagai
basis perhitungan ROI, hanya berbeda pada perlakukan terhadap hutang
lancar apabila dibanding dengan ROA. Pada cara ini jumlah dana yang
berasal dari kreditur jangka pendek, tidak diikuti sertakan sebagai dasar
perhitungan ROI.
33
Menurut Munawir (1991:86-87), proftfabilitas suatu perusahaan dapat
diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang
diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset
ayang digunakan untuk menghasilakan keuntungan tersebut (operating
asset).
Download