BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan mengenai konsep diri mahasiswa/i melalui media sosial path. Dapat ditarik beberapa kesimpulan dari penelitian tersebut. Peneliti mampu memahami proses pemaknaan individu terhadap konsep diri. Konsep diri terbentuk dari gambaran diri (self image) yang pembentuknya melalui proses bertanya pada diri sendiri. Jawaban atas pertanyaan tersebut akan membentuk dari konsep diri yang kemudian membentuk penghayatan terhadap nilai diri. Proses bertanya pada diri sendiri tersebut merupakan proses untuk mengenal diri kita. Bila kita telah menemukan jawabanjawaban atas pertanyaan tersebut maka kita akan lebih mudah menemukan konsep diri kita dan mengembangkan diri sesuai dengan potensi dan konsep diri yang kita miliki. Peneliti mendapatkan bahwa konsep diri narasumber terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu: 1. Konsep diri yang memiliki sikap yang realistis dan obyektif. Karakteristik yang mampu menunjukkan bahwa media sosial path mereka berhubungan erat dengan orientasi dirinya terhadap realitas yang dihadapinya. Mereka mampu menunjukkan kejujuran dan berani 88 89 berbicara sesuai kenyataan. Baik itu di akun media sosial path mereka maupun dalam kegiatan sehari-hari yang dia jalani. 2. Konsep diri yang depersonalisasi namun ideal diri tidak realistis. Terlihat bahwa mereka yang memiliki konsep ini merupakan individu yang selalu menuntut dirinya sendiri untuk terlihat baik dan dirinya menanamkan rasa tidak punya hak untuk terlihat tidak baik di depan orang lain. Mereka membuat standart yang tidak dapat dicapai, seperti cita – cita yang terlalu tinggi dan tidak realistis. Yang pada kenyataan tidak dapat dicapai membuat individu menghukum diri sendiri dan akhirnya percaya diri akan hilang. Mampu dikatakan depersonalisasi karena secara sadar atau tidak mereka memiliki perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain. 3. Konsep diri identitas peran Mereka yang sedang memerankan sebuah peran baik saat menjalani kehidupannya di kegiatan sehari-hari. Maupun di kehidupannya saat menggunakan media sosial path. Seseorang dengan rasa identitas yang kuat akan merasa terintegrasi bukan terbelah. Pada intinya peneliti mampu mengungkapkan bahwa seseorang yang memiliki konsep diri identitas peran adalah seseorang yang mampu bersikap ganda dalam kehidupan sehari-hari mereka dengan kehidupan di media sosial mereka. 5.2 Saran 5.2.1 Saran Akademis Saran akademis yang dapat peneliti sampaikan dari hasil penelitian mengenai konsep diri mahasiswa/i melalui media sosial path antara lain: 1. Penelitian ini mampu memberikan warna baru dalam dunia psikologi komunikasi, karena sesungguhnya sangat erat kaitannya antara psikologi dan komunikasi dalam kehidupan. 2. Penelitian ini mampu menguatkan maupun memunculkan teoriteori baru dalam dunia komunikasi, khususnya terkait masalah konsep diri dan media sosial. 3. Penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk membuka wawasan akan pentingnya menggunakan media sosial dengan cerdas. 5.2.2 Saran Praktis Saran yang dapat peneliti sampaikan dari hasil penelitian mengenai konsep diri mahasiswa/i melalui media sosial path . Persepsi kita tentang diri kita seringkali tidak sama dengan kenyataan adanya diri yang sebenarnya. Penglihatan tentang diri kita hanyalah merupakan rumusan, definisi atau versi subjektif pribadi kito tentang diri kita sendiri. Penglihatan itu dapat sesuai atau tidak sesuatu dengan kenyataan diri kita yang sesungguhnya. Demikian juga, gambaran diri yang kita miliki tentang diri kita seringkali tidak sesuai dengan gambaran orang lain atau masyarakat tentang diri kita. 90 91 Sebab, di hadapan orang lain atau masyarakat kita seringkali berusaha menyembunyikan atau menutupi segi-segi tertentu dari diri kita untuk menciptakan kesan yang lebih baik. Maka, bersikap cerdas dalam menggunakan media sosial path adalah kunci utama dalam membentuk konsep diri yang baik karena remaja dengan konsep diri positif akan lebih percaya diri dan merasa yakin bahwa dirinya memiliki andil terhadap segala sesuatu yang terjadi pada dirinya. Akibatnya, ia akan lebih bersemangat untuk berusaha mencapai segala tujuannya. Konsep diri yang negatif membuat remaja cenderung memusatkan perhatian pada hal-hal yang negatif dalam dirinya, sehingga sulit menemukan hal-hal positif dan pantas dihargai dalam dirinya. Remaja yang mempunyai konsep diri negatif mudah mengecam dan menyalahkan diri sendiri karena merasa kurang cantik atau kurang berbakat.