“ ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3 : 30

advertisement
“ ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3 : 30)
Saudara saudari seiman yang terkasih,
Sekali lagi redaksi ingin mengucapkan, SELAMAT HARI NATAL DAN TAHUN BARU
2015.
EDISI Januari 2015
MISA KKI
Minggu, 1 Februari 2015
St Martin de Porres
Pesta Natal dan Tahun baru telah berlalu, kegiatan rutin masih malas menggeliat karena
masih menikmati libur panjang diakhir tahun. Kenangan pesta Natal dan akhir tahun baru
masih terbayang jelas. Sekolah dan universitas masih lengang dan banyak pelajar dan
mahasiswa dari luar Australia yang masih ‘pulang kampung’.Kehidupan normal biasanya
memang baru dimulai di akhir bulan Januari. Semuanya ini akan dapat dirasakan pada
kesibukan di kantor-kantor, sekolah-sekolah maupun angkutan umum.
Banyak orang menyongsong Natal dan Tahun baru, dengan makan dan minum di
tempat-tempat yang eksklusif, ataupun di lantai dansa mengikuti hentakan lagu lagu
yang bergemuruh ataupun meniup terompet. Belum kalau kita melihat di layar teve
yang merekam pesta kembang api diseluruh dunia, di kota-kota besar. Pertunjukan
spektakuler ini tentu saja menghibur dan dinikmati oleh banyak orang. Menarik, walaupun
hanya berdurasi beberapa menit saja.
25 Bellin Street
Laverton VIC
Pukul: 11.30
Minggu, 8 Februari 2015
St. Joseph Church
95 Stokes Street
Port Melbourne VIC
Pukul: 11.00
Minggu, 15 Februari 2015
St Francis’ Church
326 Lonsdale St
Melbourne VIC
Pukul: 14:30
Dilain pihak, ada juga orang-orang yang memperlakukan penggantian tahun sebagai
‘time out’ untuk keluar dari kehidupan dan aktivitas-nya yang rutin, keras, padat, yang
telah menyita hidupnya selama satu tahun. Orang orang ini ingin meneropong hidupnya
secara lebih teliti dan jernih, tidak dipoles dalam situasi yang artifisial dengan gemuruh
dan hiruk pikuk pesta ujung tahun.
Misalnya saja trend Natal dimasa sekarang, sudah terlanjur menjadi komersial. Natal
itu menjadi identik dengan aktivitas belanja dan pertukaran hadiah atau liburan. Kita
tidak pernah berpikir lagi bagaimana perasaan Jesus, sebagai pencipta. Dia telah
rela merendahkan diri-Nya untuk lahir dikandang ternak, jauh dari gemerlapan lampu
lampu hias, dan apa yang di-dapati-Nya? Setelah merendahkan diri-Nya, masih banyak
orang orang yang cuek saja, tidak berterima kasih, malahan mengusulkan merubah
ucapan Selamat Natal menjadi, Happy holiday saja. Jangan sampai, kebebasan dan
sekularisme yang kebablasan, ateisme dan komersialisme menggerus arti dan makna
Natal yang sebenarnya.
Minggu, 22 Februari 2015
St. Paschal
98-100 Albion Rd
Box Hill VIC
Pukul: 11.00
MISA MUDIKA
Sabtu pertama
Monastry Hall
St. Francis Church
326 Lonsdale Street
Melbourne VIC
Pukul: 12.00
PDKKI
Setiap Sabtu
St. Augustine’s City Church
Memang pola kehidupan yang ‘modern’ layak diwaspadai dengan hati hati. Jangan
sampai pola hidup ini, membuat hati kita buta, beku, tidak peduli lagi dengan kebaikan
Tuhan yang begitu berlimpah; seolah olah Tuhan tidak berperanan lagi.
631 Bourke Street
Melbourne VIC
Pukul: 18.00
Untuk ini, redaksi menyajikan dua buah refleksi atau renungan lewat artikel bulan ini.
Yang pertama adalah artikel dari romo Waris O.Carm, mantan chaplain KKI. Dia tetap setia mendampingi kita dengan
siraman rohani-nya. Kali ini redaksi mengutip artikel dari ‘ngopi bareng Moris’ berupa renungan di akhir tahun 2014.
Romo Waris menulis renungannya berdasarkan injil Yohanes bab 1 ayat 1 – 18.
1
Dengan latar belakang sebagai seorang romo, pendekatan beliau yang dilakukan lewat bacaan injil, dapat dimengerti.
Ben Sugija juga membuat sebuah artikel berdasarkan pengalamannya sebagai orang awam. Kegalauan maupun perasaan frustasi melihat kejadian yang terjadi diakhir tahun membuat dirinya bertanya, kok Natal seperti ini, penuh kekerasan dan kecelakaan.
Mengapa Tuhan tidak melakukan pengecualian, bahwa saat Natal adalah identik dengan damai dan suka-cita, janganlah dipenuhi dengan kesedihan dan duka cita. Redaksi berharap pembaca dapat menangkap latar belakang dari kedua
penulis kedua renungan tersebut, sehingga dapat saling melengkapi. Silahkan mencari jawabannya masing-masing,
seandainya masih kurang puas.
Sebagai penutup, marilah kita songsong kedatangan tahun 2015 ini dengan penuh optimisme, semangat baru. Semoga
Tuhan selalu tetap membimbing kita semua dan menyertai KKI.
Selamat membaca.
RENUNGAN AKHIR 2014
Oleh: Romo Waris OCarm
Berbagi cerita sembari meneguk segelas kopi panas dan menyemil pisang goreng yang menyegarkan jiwa.
Dicari Tuhan, refleksi akhir tahun
Hari ini, 31 Desember 2014, di penghujung tahun. Kita semua disedihkan dengan hilangnya/kecelakaan yang dialami
oleh peswat Airasia yang membawa 155 penumpang dan 7 awak pesawat. Hari ini kita mendengar bahwa keberadaan
pesawat/puing sudah bisa diketahui dan evakuasi korban mulai dilakukan. Beberapa jenazah mulai dievakuasi, sedangkan yang lain sedang dan terus dicari. Kiranya Tuhan memberkati seluruh tim pencari hingga mampu menemukan semua
korban. Kepada keluarga penumpang dan awak pesawat Airasia dikuatkan imannya.
Di tengah suasana duka ini, saya ingin merefleksikan perjalanan berkat Tuhan sepanjang tahun ini. Banyak hal yang
telah terjadi, ada kegembiraan, ada kesedihan; ada saat-saat kesepian, ada juga di mana hati ini terasa begitu hangat
oleh kasih dan persaudaraan. Apalagi hidup di perantauan, di mana budaya dan lingkungan begitu berbeda. Tetapi hal itu
membawa kepada pengalaman yang berbeda, menambah pengalaman akan kasih Allah.
Refleksi saya ini, saya dasarkan pada Injil Yohanes bab 1 ayat 1-18. baiklah saya kutipkan di sini teks tersebut:
1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah .
1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
1:7 Ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang
percaya dalam nama-Nya;
1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan
seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan
yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
2
1:15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: “Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata:
Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.“
1:16 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
1:17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
1:18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang
menyatakan-Nya.
Dia datang kepada milik kepunyaan-Nya.
Demikian ayat 11 menjelaskan secara ringkas apa yang terjadi dengan peristiwa Natal. Allah datang menemui atau
mencari manusia, ciptaan-Nya. Mengapa Allah harus repot-repot mencari manusia ciptaan-Nya ini? Karena Allah begitu mencintai manusia. Bukan karena manusia itu baik, bukan karena manusia itu begitu mencintai Allah dengan luar
biasa, tetapi karena Allah begitu mencintai manusia. Allahlah yang pertama mencintai manusia. Demikian Santo Yohanes
menjelaskan dalam suratnya yang pertama (1 Yoh 4:10).|
Allah begitu mencintai.
Kenyataan ini begitu melegakan. Bahwa saya yang begitu buruk (jiwa raga) namun begitu dicintai Allah. Saya sering
jatuh dalam dosa, saya sering melanggar larangannya. Namun Dia tetap mencintai saya. Dan mau repot-repot untuk
menjadi manusia, demi saya (juga Anda) yang Dia cintai.
Namun hal ini bukan alasan untuk terus berbuat dosa. Kenyataan bahwa Allah sungguh mencintai saya dan Anda adalah
alasan untuk kembali, untuk berpaling kembali kepada-Nya.
Mungkin kita merasa canggung, merasa malu-malu. Karena sudah sekian lama meninggalkan Dia, sudah sekian lama
tidak menjalin kontak dan keintiman dengan Dia. Rupanya Allah juga menyadari hal ini, menyadari bahwa mungkin kita
merasa canggung, mungkin merasa malu. Maka, Allah mengambil inisiatif untuk mencari manusia. Allah mengambil inisiatif untuk mendekatkan diri kepada manusia.
Akhir dan awal
Di akhir tahun ini saya diberi kesadaran yang lebih, betapa Allah mencintai manusia. Hal ini menjadi bekal yang baik untuk memulai hari di tahun berikutnya untuk bisa berbuat lebih baik. Berbuat lebih baik itu berarti menjalin relasi yang lebih
intim lagi dengan Allah.
Kenyataan bahwa Allah begitu mencintai manusia (saya dan juga Anda) menjadi modal yang sangat baik untuk membangun relasi yang intim dengan Allah. Relasi yang intim itu tidak bisa dibangun dalam sekejap, namun membutuhkan waktu
dan berlangsung lama (dari hari ke hari). Hal ini seperti halnya saat menjalin relasi dengan sesama manusia, dibutuhkan
waktu dan ketekunan. Seseorang tidak bisa begitu saja menjalin relasi yang akrab dan intim dengan sesama manusia
yang lain. Ada proses yang bisa dilalui.
Maka, awal tahun nanti bisa menjadi awal dari usaha hari ke hari untuk menjalin relasi yang akrab intim dengan Allah.
Menjaga komunikasi yang baik adalah jalan awal dan bisa jadi kunci yang tepat demi terjaminnya relasi yang akrab, bahkan intim. Tentu saja harus menyediakan waktu, atau bahkan memberikan seluruh waktu.
Akhirnya
Tuhan, terimakasih bahwa Engkau begitu mencintai aku. Engkau rela datang mencari aku yang maish terkungkung
dalam dosa. Engkau tidak mau menunggu, Engkau mengambil inisiatif, Engkau mengambil langkah pertama yang begitu
cepat. Terimakasih untuk cintaMu yang begitu besar.
Harapanku di tahun yang akan datang, aku mampu membalas cinta-Mu dengan selayaknya. Aku mampu membangun
relasi kasih yang mesra dengan-Mu. Semoga aku mamu menyingkirkan penghalang-penghalang yang membuat relasi
kita menjaid kurang harmonis, kurang mesra. Amin.
Hong Kong, 31 Desember 2014
3
MERRY CHRISTMAS?
Oleh : Ben Sugija
Saya menerima kartu Natal yang cukup banyak dan senang membaca kata-kata indah, puisi, harapan, dan doa-doa dari
pengirim kartunya. Pada umumnya, kartu-kartu Natal ini memberikan suasana yang khusuk, penuh kegembiraan, kedamaian dan harapan. Kartu tersebut menggambarkan suasana kehangatan ditengah musim dingin, Santa Clause dengan
kantong besarnya yang penuh dengan hadiah-hadiah serta ‘Rudolph si hidung merah’. Belum kalau kita lihat E-card dengan animasi gambar yang lucu dan menarik.
Kalau kita berjalan-jalan di kota atau pusat perbelanjaan yang mewah meriah, suasana sangat berbeda. Mungkin factor komersialnya yang sangat tinggi untuk menarik orang-orang untuk berbelanja, menjadi dasar pencarian untung yang
maksimal. Sayangnya, komponen spiritual-nya menjadi ter-erosi. Lihat saja iklan Natal yang dihubungkan dengan penjualan minuman alkohol.
Mari kita lihat kenyataan hidup dengan melihat media sosial baik tivi maupun surat kabar.
Kita mulai saja dengan kisah penyanderaan di kedai coklat Lindt di Martin Place, pusat business di Sydney. Dua sandera
tewas, beberapa anggauta keamanan polisi terluka dan tersangka pelaku penyandera berhasil ditembak mati. Kelihatannya motif dari penyanderaan ini adalah kekecewaan politis dan agama dimana pelaku menganggap keterlibatan Australia
di Afganistan tidak adil.
Peristiwa berikutnya adalah kisah pembunuhan anak-anak sekolah di Peshawar, Pakistan. Seratus tiga puluh dua anak
meninggal kerena ditembak oleh pemberontak Taliban. Jumlah total korban mencapai 140 anak-anak pelajar yang tidak
tahu apa-apa termasuk para guru-gurunya. Melihat tayangan di layar tivi dan foto-foto di majalah Times, kita sulit mengerti
apa yang menyebabkan tragedi ini bisa terjadi. Kok tega-teganya membantai anak-anak yang tidak tahu apa-apa.
Penikaman anak-anak di Cairns, Negara bagian Queensland, membuat kita juga bertanya, kenapa? Delapan anak tewas
terbunuh. Tersangka, seorang ibu telah menikam tujuh putra-putrinya sendiri dan keponakannya. Tersangka juga melukai
dirinya sendiri, yang akhirnya ditahan oleh polisi.
Berita dari seberang lautan, Amerika Serikat, memberikan cerita yang sama. Dua aparat kepolisian kota New York ditembak dan tewas terbunuh. Tersangka diduga kurang puas dengan keputusan pengadilan sebelumnya yang membebaskan
seorang polisi kulit putih yang telah menembak mati seorang remaja kulit hitam. Ternyata hal yang hampir sama juga terjadi di Negara bagian Florida, Amerika serikat.Cerita kekerasan yang hampir sama juga terjadi di Gold Coast dan Sydney.
Tanpa alasan yang jelas, seorang telah ditembak.
Berita kecelakaan kapal ferry di perairan Yunani yang terbakar cukup mengenaskan. Proses penyelamatan penumpang
cukup sulit karena memang medan dilapangan tidak begitu membantu.
Menjelang akhir tahun 2014 ini ditutup dengan laporan hilangnya pesawat Air Asia di laut Jawa. Pesawat yang membawa
160 lebih penumpang telah hilang. Sampai artikel ini diturunkan, terduga serpihan dari pesawat dan jenazah mulai ditemukan. Melihat masa pencaharian yang cukup lama, kondisi lapangan yang tidak begitu ramah, dikuatirkan para korban akan
atau telah tewas, melalui kecelakaan tersebut.
Melihat berita atau laporan kekerasan, kecelakaan diatas sebelumnya, mungkin kita akan bertanya bagaimana sebaiknya
kita menyikapi kenyataan ini? Sedih dan frustasi? Mungkin juga ada yang bertanya di dalam hatinya, kok Tuhan berdiam
diri saja; Katanya Natal yang penuh kegembiraan, damai, suka cita. Mana relevansi-nya Natal dengan kehidupan seharihari? Apakah semuanya ini membuat kita galau dan kecil hati? Mendengarkan khotbah di misa, merenungkan apa yang
terjadi, jawabannya (walaupun belum tentu benar seratus persen) mulai terbuka perlahan-lahan; Jangan putus asa!
4
Saya percaya bahwa penciptaan alam, bencana petaka termasuk kelahiran dan kematian, merupakan hak mutlak Tuhan
sebagai pencipta. Kita tidak bisa meng-intervensi maupun mengerti mengapa semuanya itu terjadi. Saya juga tidak setuju
dengan pendapat bahwa para korban kecelakaan, tidak disayang Tuhan, sehingga dihukum melalui kecelakaan atau penderitaan. Persepsi dangkal ini sangat tidak cocok atau kompatibel dengan iman Kristiani kita.
Mengacu kepada narasi Natal, marilah kita mengingat kembali, apa pesan Natal yang disampaikan kepada kita. Kepada
siapa pesan itu disampaikan dan bagaimana sikap ataupun respon dari penerimanya. Tuhan menyampaikan pesan Natalnya kepada Bunda Maria, Santo Yusuf dan gembala (Maria akan mengandung, Yusuf diminta untuk tidak meninggalkan
Maria, gembala menjadi saksi pertama atas kelahiran Jesus). Siapakah mereka ini? Apakah mereka orang-orang yang
pandai, kelompok elite masyarakat, ahli hukum. Jawabannya, jauh dari harapan publik. Mereka adalah orang-orang sederhana dan lugu.
Diceritakan juga waktu mereka menerima pesan Tuhan lewat para malaikatnya, mereka bingung dan tidak mengerti
bagaimana itu akan terjadi. Memang betul, karena yang dimintakan oleh Tuhan pada waktu itu kapada Maria, Yusuf dan
gembala adalah untuk mendengarkan, pikirkan, simpan dalam hati pesan ini semua ( listen and not only hear). Perlahanlahan pesan itu dibuka kembali, direnungkan. Jangan bimbang atau ragu.
Karenanya, ingin saya ajak pembaca untuk tetap optimis kembali menerima makna atau pesan Natal yang sering kita dengar, Imanuel, Tuhan beserta kita. Tuhan akan tetap berada disekitar kita, bersama dengan keluarga, teman, orang-orang
yang perlu bantuan. Tetaplah percaya.
Warta KKI diterbitkan oleh pengurus Keluarga Katolik Indonesia setiap akhir bulan.
Sumbangan tulisan, naskah, dan berita seputar kegiatan KKI anda, bisa di kirim lewat email ke Bpk Rufin
Kedang di [email protected]
Deadline penerimaan tulisan/naskah tanggal 15 setiap bulannya.
5
Download