BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Pemasaran Komunikasi menurut Gerald R.Miller adalah ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.1 Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran memegang peranan penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk di pasar.2 Komunikasi pada dasarnya merupakan bagian penting dari terjalinnya hubungan antara pemasar dengan konsumen dalam koridor pemasaran. Kegiatan pemasaran oleh pemasar kepada konsumen juga berkaitan dengan apa yang akan dikomunikasikan oleh pemasar, kepada siapa komunikasi ditujukan dan seberapa 1 Deddy, Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung:PT.Remaja Rosda Karya, 2004, Hal 63 2 Sutisna, Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya,2003, Hal 267 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 sering komunikasi dilakukan.3 Dengan demikian setiap pemasar tidak dapat menghindari peran komunikasi apabila kegiatan pemasarannya ingin berhasil. Suatu definisi yang sangat luas, mengemukakan bahwa komunikasi pemasaran merupakan proses dialog yang berkelanjutan antara pembeli dan penjual dalam suatu tempat pemasaran. Komunikasi pemasaran adalah : 1. Proses penyajian seperangkat rangsangan yang diintegrasikan pada sasaran pasar dengan maksud untuk menimbulkan seperangkat respon yang diinginkan. 2. Mengadakan saluran-saluran untuk menerima (receive),menafsirkan (interpret),bertindak (act) atas dasar pesan dari pasar untuk tujuan mengubah pesan perusahaan sekarang dan mengidentifikasi kesempatan-kesempatan komunikasi baru.4 Komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak atau lembaga yang terlibat dalam pemasaran yang sering disebut dialog pemasaran. Atau secara luas komunikasi pemasaran didefinisikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik. 3 4 Philip, Kotler, Manajemen Pemasaran 2 Edisi Millenium, Jakarta: Prenhallindo, 2002, Hal 626 A.R. Bulaeng. Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2002. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 Proses komunikasi pemasaran dilakukan dengan cara yang sama yaitu mendengarkan,bereaksi,berbicara sampai tercipta hubungan pertukaran yang memuaskan. Para konsumen tidak membeli suatu produk untuk kepentingan produk tetapi untuk arti yang dimiliki suatu produk dan mau dipakai untuk apa produk itu bagi meraka sekaligus suatu instrument dan perasaan psikologis. Peranan komunikasi pemasaran adalah untuk memberikan pengertian keseluruhan produk yang dihasilkan oleh perusahaan kepada konsumen dengan cara seperti ini membantu konsumen mencapai tujuan mereka pada saat yang sama langkah perusahaan lebih terbuka untuk tujuan perusahaan sendiri. 2.2. Merek ( Brand ) Suatu produk dapat dibedakan dengan produk lainnya dari segi merek (brand). Merek tersebut dapat dipakai sebagai alat untuk menciptakan pandangan dari para pembeli baik melalui periklanan maupun melalui kegiatan promosi yang lain. Merek merupakan nama dan atau symbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu, sehingga membedakannya dari barang-barang yang dihasilkan oleh para kompetitor.5 5 David A. Aeker. Manajemen Ekuitas Merek, alih Bahasa; Aris Ananda.–Jakarta: Mitra Utam, 1997 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 Merek adalah nama,istilah,tanda,simbol,rancangan atau kombinasi dari halhal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau kelompok penjual untuk membedakan dari produk pesaingnya.6 Merek tidak hanya sebuah nama, bukan sekedar sebuah logo atau symbol. Merek juga adalah value indicator yang ditawarkan value bagi pelanggan sehingga memperkuat kepuasan dan loyalitasnya. Merek dapat dijadikan alat ukur bagi kualitas value yang perusahaan tawarkan.7 Selain itu merek juga merupakan nilai tangible dan intangible yang terwakili dalam sebuah trademark yang mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar bila diatur dengan tepat.8 2.2.1. Fungsi Merek Menurut undang-undang perlindungan merek telah dijelaskan bahwa merek dapat berfungsi sebagai : a) Tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi barang atau jasa dari salah satu produksi terhadap produksi lainnya. b) Sebagai alat promosi. c) Sebagai jaminan atas mutu produk. 6 Philip Kotler. Manajemen Pemasaran I. Ahli Bahasa: Hendra Teguh,Ronny A. Rusli dan Benyamin Molan.Edisi Millenium. Jakarta: PT Prenhallindo, 2002 7 Hermawan Kartajaya. Positioning, Diferensiasi, dan Brand. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utam, 2004 8 Darmadi Durianto. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Brand Equity dan Perilaku Merek. Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama, 2004 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 d) Penunjuk asal barang atau jasa9. 2.2.2. Proses Penamaan Merek Langkah-langkah dalam proses penamaan merek adalah : a) Menetapkan Spesifikasi Tujuan Nama Merek Sebagian manajer menekankan perhatian pada penyeleksian suatu nama yang akan sukses memposisikan merek dalam benak khalayak sasaran, menyediakan citra yang memadai bagi merek, serta membedakannya dari berbagai merek yang kompetitif. b) Menciptakan Kandidat Nama-nama Merek Kandidat nama merek seringkali dipilih menggunakan sesi-sesi latihan berpikir kreatif dan curah pendapat (brainstorming). c) Mengevaluasi Kandidat Nama-nama Merek Banyak nama yang muncul dievaluasi dengan berbagai kriteria seperti relevansinya dengan kategori produk, daya pikat dari citra-citra yang disarankan oleh nama, serta keseluruhan daya tarik. Para manajer produk dan merek menganggap bahwa kuncinya adalah nama yang mudah dikenal dan diingat. Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 d) Memilih Satu Nama Merek Kriteria yang tercatat dalam langkah a dan b digunakan oleh para manajer untuk menyeleksi sebuah nama final dari bidang kandidat. Pada banyak perusahaan, pilihan ini adalah masalah penilaian subjektif, lebih dari sekedar riset pemasaran produk yang teliti. e) Mendaftarkan Merek Dagang Sebagian besar perusahaan mengajukan pendaftaran merek dagang (trademark). Beberapa perusahaan mengajukan hanya satu nama registrasi, sementara yang lainnya mendaftarkan banyak nama (rata-rata lima nama).10 2.2.3 Manfaat Merek Merek mempunyai peranan yang sangat penting baik bagi konsumen maupun produsen. Bagi konsumen merek memberikan manfaat antara lain: a) Memudahkan konsumen dalam mengenal suatu barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan mereka. b) Memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa mereka telah membeli barang yang “benar” seperti yang diinginkan. c) Memudahkan mereka dalam membanding-bandingkan kualitas,harga dan sebagainya antar produk yang sama. Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003 Hal 304 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 d) Memudahkan mereka mengingat ciri-ciri barang atau jasa untuk kepentingan pembelian berikutnya. e) Memudahkan mereka untuk memberikan atau meneruskan informasi tentang suatu barang atau jasa kepada orang lain. Sedangkan bagi produsen, merek dapat pula memberikan berbagai manfaat antara lain: a) Merek merupakan suatu identitas penjualan yang dapat dijadikan tolak ukur kualitas. b) Merek merupakan sesuatu yang dapat di iklankan untuk mendapatkan tanggapan dari calon pembeli. c) Merek dapat melindungi dari penurunan harga yang terlalu jauh, karena konsumen tidak akan semata-mata menjadikan harga sebagai alat pembanding antara dua produk yang berbeda merek. d) Merek dapat membantu produsen dalam menembah nilai prestise bagi konsumennya.11 2.2.4. Citra Merek Konsumen cenderung untuk membentuk citra terhadap merek,toko dan perusahaan didasarkan pada inferensi mereka yang diperoleh dari stimulus pemasaran dan lingkungan. Philip Kotler. Manajemen Pemasaran I. Ahli Bahasa: Hendra Teguh,Ronny A. Rusli dan Benyamin Molan.Edisi Millenium. Jakarta: PT Prenhallindo, 2002 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 Citra merek (brand image) dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan kepada suatu merek. Asosiasi merek itu sendiri merupakan segala kesan yang muncul dibenak konsumen yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, semakin kuat brand image yang dimiliki oleh merek tersebut.12 Total persepsi terhadap suatu objek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Citra adalah konsep yang mudah dimengerti tetapi sulit dijelaskan secara sistematis karena sifatnya abstrak. Sasaran penting dari strategi pemasaran adalah untuk mempengaruhi persepsi terhadap merek,toko dan perusahaan. 1. Citra Merek Citra merek merepresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian oleh karena itu kegunaan utama dari iklan di antaranya adalah untuk membangun citra positif terhadap merek. Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003 Hal 12 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 2. Citra Toko Konsumen sering mengembangkan citra toko didasarkan pada iklan,kelengkapan didalam toko,pendapat teman dan kerabat dan juga pengalaman belanja. Citra toko yang ada dibenak konsumen akan mempengaruhi citra merek. Oleh karena itu, penempatan produk pada rantai toko-toko pengeceran merupakan sarana untuk membantu citra. 3. Citra Perusahaan Selain mengembangkan citra terhadap merek dan toko, konsumen juga memperhatikan berbagai informasi mengenai perusahaan atau korporasi, dan bagaimana pengalamannya atas penggunaan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Ketika konsumen mempunyai pengalaman yang baik atas penggunaan berbagai merek produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan, maka konsumen akan mempunyai citra yang positif atas perusahaan tersebut. Pada saat itu terbentuk apa yang disebut dengan citra korporasi.13 2.2.5. Ekuitas Merek Ekuitas merek (Brand equity) adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan merek,nama,simbol yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh produk atau jasa baik pada perusahaann atau pelanggan. Nugroho, J. Setiadi Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Edisi Satu. Bogor: Prenada Media, 2003. Hal 180 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 Merek bervariasi dalam pengaruh maupun ekuitas dipasar. Merek yang ampuh memiliki ekuitas merek yang tinggi, kesadaran nama, kualitas yang diterima, asosiasi merek yang kuat dan aset lain seperti paten dan merk dagang. Elemen-elemen ekuitas merek terdiri dari : a) Brand Awareness ( kesadaran merek ) Menunjukkan kesadaran calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. b) Brand Association ( asosiasi merek ) Mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing dan lain-lain. c) Perceived Quality ( persepsi kualitas ) Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan. d) Brand Loyalty ( loyalitas merek ) Mencerminkan tingkat keterkaitan konsumen dengan suatu merek produk tertentu. e) Other Proprietary Brand Asset ( aset-aset merek lainnya ) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 Aset-aset merek lainnya ini diantaranya adalah : Brand Portofolio ( portofolio merek ), Brand Architecture ( arsitektur merek ) dan lain sebagainya.14 2.2.6. Teori Pemberian Merek Bahasa Asing ( foreign branding ) Pemberian nama merek membantu pembeli dalam beberapa hal antara lain membantu pembeli untuk mengidentifikasi produk yang mugkin menguntungkan merek, merek juga menyampaikan beberapa hal mengenai kualitas produk kepada pembeli. Pembeli selalu membeli produk dengan merek yang sama mengetahui bahwa mereka akan mendapat fitur,manfaat dan kualitas yang sama setiap kali mengkonsumsi produk tersebut. Pemberian nama merek dapat begitu berkesan sehingga saat ini banyak perusahaan yang menggunakan nama merek bahasa asing (foreign branding). Konsumen memandang merek sebagai bagian penting dari produk dan foreign branding dapat menambah nilai suatu produk. Definisi dari pemberian nama merek bahasa asing (foreign branding) adalah : “ Foreign branding is an advertising and marketing term describing the implied cachet or superiority of domestic products with a foreign or foreign sounding name “. 14 Darmadi Durianto, Sugiarto & Tony Sitinjak. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 Yang artinya “Foreign branding dalam istilah pemasaran yaitu merupakan hubungan periklanan dan pemasaran yang menggambarkan superioritas (keunggulan) produk domestik dengan bahasa asing”.15 Kuatnya foreign branding karena adanya pengaruh citra negara (country image) yang menunjukkan kualitas dari merek tersebut. Selain itu pemberian foreign branding menjadikan proses evaluasi terhadap produk lebih positif. Pemberian foreign branding lebih fleksibel dan efektif karena merek mudah dibentuk dan lebih menonjol. Foreign branding merupakan strategi pemberian nama merek dengan pengejaan atau pengucapan dalam bahasa asing tertentu dengan target utama untuk mempengaruhi dimensi citra merek dan ekuitas merek tersebut. Penggunaan foreign branding bertujuan untuk mempengaruhi citra merek.16 Merek yang mampu bersaing dari segi kualitas produk dan memberikan jaminan terbaik untuk mempengaruhi citra merek, meliputi enam tingkatan yaitu: 1. Atribut Setiap merek memiliki atribut. Atribut ini perlu dikelola dan diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dan mengidentifikasikan dengan pasti atribut-atribut apa saja yang terkandung dalam suatu merek. 15 http://en.wikipedia.org/wiki/Foreign_branding Suci Paramitasari Syahlani. (2009,2 Februari). Merek Berbahasa Asing Masih Menjadi Pilihan. www.agrina-online.com. 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 2. Manfaat Selain atribut, merek juga memiliki serangkaian manfaat. Konsumen tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat. Produsen harus dapat menerjemahkan atribut menjadi manfaat fungsional maupun emosional. 3. Nilai Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen. Merek yang memiliki nilai tinggi akan dihargai konsumen sebagai merek yang berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut. 4. Budaya Merek juga mewakili budaya tertentu. Misalnya, Yamaha mewakili budaya Jepang yang terorganisasi dengan baik, memiliki cara kerja yang efisien dan selalu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. 5. Kepribadian Merek juga memiliki kepribadian bagi para penggunanya. Jadi diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian pengguna akan tercermin bersamaan dengan merek yang ia gunakan. 6. Pemakai Merek juga menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut. Itulah sebabnya para pemasar selalu menggunakan analogy orang-orang terkenal untuk penggunaan mereknya.17 Philip Kotler. Manajemen Pemasaran I. Ahli Bahasa: Hendra Teguh,Ronny A. Rusli dan Benyamin Molan.Edisi Millenium. Jakarta: PT Prenhallindo, 2002 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 2.3. Persepsi Secara formal persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana seseorang menyeleksi,mengorganisasikan, mengimplementasikan stimulus kedalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh. Stimulus adalah setiap input yang dapat ditangkap oleh indera seperti produk, kemasan, merek, iklan, harga dan lain-lain. Stimulus tersebut diterima oleh panca indera seperti mata,telinga,mulut,hidung. Persepsi dapat diartikan sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi,mengatur dan menginterpresentasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti.18 2.3.1. Stimulus Stimulus merupakan bentuk fisik,visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi individu. Setiap orang merasakan bentuk,warna,suara,sentuhan,aroma dan rasa dari stimulus. Perilaku kita kemudian dipengaruhi oleh persepsi-persepsi fisik. Stimulus adalah setiap bentuk fisik,visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu. 18 Philip Kotler dan AB Susanto. Manajemen Pemasaran Indonesia. Jakarta: Salemba empat pearson education Asia Pte. Ltd. Prentice Hall, 2000 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 Stimulus terdiri dari 2 bentuk yaitu : 1) Stimulus Pemasaran Stimulus Pemasaran adalah setiap komunikasi atau stimulus fisik yang didesain untuk mempengaruhi konsumen. a. Stimulus Utama ( Prority/Intrinsic Stimulus ), Produk dan komponen-komponennya seperti kemasan, isi, ciri-ciri fisik. b. Stimulus Tambahan ( Secondary Stimulus ), Mempresentasikan produk seperti kata-kata, gambar dan simbol atau melalui stimulus lain yang diasosiasikan dengan produk seperti harga, toko, tempat produk dijual dan pengaruh sales. 2) Stimulus Lingkungan Stimulus lingkungan adalah stimulus fisik yang didesain untuk mempengaruhi keadaan lingkungan. Ada dua faktor kunci yang menentukan stimulus akan dirasakan dan bagaimana stimulus itu dipersepsi yaitu : a. Karakteristik stimulus yang mempengaruhi persepsi. Karakter ini dibagi dalam dua keompok yaitu elemen inderawi ( censory element ) dan elemen struktural ( structural element ). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 b. Kemampuan konsumen untuk mendeteksi perbedaan.Diantaranya suara, cahaya, bau atau stimulus yang lain. Ditentukan oleh tingkat ambang batasnya ( threshold level ).19 2.3.2. Proses Persepsi Tabel 2.1 Proses Perseptual Sensasi STIMULI - Penglihatan - Suara - Bau - Rasa Pemberi Arti Indera Penerima Perhatian Interpretasi Persepsi Tanggapan Sumber: Michael R.Solomon (1996) , Consumer Behavior, Prentice-Hall Internasional. Uraian lebih jelas tentang bagan di atas adalah: a. Indera Penerima Telah dipaparkan untuk mempersepsi sesuatu, individu harus mempunyai perhatian kepada objek yang bersangkutan. Apabila individu telah memperhatikan, selanjutnya individu menyadari sesuatu yang diperhatikan itu atau dengan kata lain individu mempersepsi apa yang diterima dengan alat inderanya. 19 N. Setiadi, Perilaku Konsumen, Jakarta: Prenada Media Group, 2003 Hal 160 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 Proses persepsi didahului oleh proses penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera, individu dapat menyadari apa yang dilihatnya, didengar, diraba dan sebagainya. Alat indera merupakan alat utama dalam individu mengadakan persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat. Pada waktu individu menerima stimulus dari luar individu, pada saaat itulah individu terhubung dengan dunia luar. b. Perhatian Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.20 c. Interpretasi/Pemahaman Pemahaman adalah menginterpretasikan usaha stimulus. individu Individu untuk mengartikan melakukan atau perceptual organization. Stimulus yang diterima individu berjumlah puluhan bahkan ratusan, stimulus tersebut tidak diperlakukan sebagai hal yang 20 Bimo Walgito.Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta.:Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1981 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 terpisah satu sama lainnya. Individu cenderung untuk melakukan pengelompokkan stimulus sehingga memandangnya sebagai suatu kesatuan. Setelah individu melihat stimulus memperhatikan dan memahami stimulus tersebut, maka sampailah pada suatu kesimpulan mengenai stimulus atau objek tersebut. Persepsi individu tersebut merupakan output dari penerimaan individu terhadap stimulus.21 2.3.3. Karakteristik Stimulus Yang Mempengaruhi Persepsi Beberapa karakteristik iklan stimulus pemasaran lainnya akan membuat pesan lebih dirasakan konsumen seperti yang diharapkan oleh pemasar. Karakteristik-karakteristik ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu: 1) Elemen Inderawi ( censory element ) Faktor-faktor censory mempengaruhi bagaimana suatu produk durasakan dalam hal ini sangat penting dalam desain produk, adapun faktor-faktor tersebut adalah : a. Warna Tanggapan yang berbeda atas penggunaan warna kemasan memungkinkan pemasar memperhatikan warna kemasan 21 Sumarwan, Ujang. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Jakarta:Ghalia Indonesia.2002 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 produk sedemikian rupa agar konsumen mempunyai persepsi yang baik terhadap produk itu. b. Bau Bau suatu produk turut menentukan persepsi konsumen terhadap produk tersebut. c. Rasa Rasa akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu objek. 2) Faktor-Faktor Struktural Sejumlah hasil penelitian menunjukan faktor-faktor struktural dari iklan cetak mempengaruhi persepsi konsumen. Beberapa hasil penelitian ini dikutip dari Assael ( 1992 ) yang menunjukan hal sebagai berikut : a. Ukuran Ukuran iklan cetak yang lebih besar, lebih memungkinkan untuk diperhatikan. b. Posisi Akan ada perhatian lebih besar pada iklan dalam 10 % pertama halaman majalah. c. Warna Warna dalam iklan cetak telah diteliti sebagai faktor struktural. Secara umum, iklan berwarna menghasilkan pemahaman lebih dari pada iklan cetak hitam putih. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 d. Kontras Kontras memungkinkan untuk mendapatkan perhatian. Gambar sebuah produk diatas latar belakang yang berwarna putih mugkin akan dapat perhatian, tetapi tidak menjamin pemahaman dan ingatan.22 2.3.4 Karakteristik Konsumen Yang Mempengaruhi Persepsi Persepsi seorang konsumen atas berbagai stimulus yang diterimanya dipengaruhi oleh karakteristik yang dimilikinya. Beberapa karakter konsumen yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut : a. Membedakan Stimulus Satu hal yang sangat penting bagi pemasar adalah mengetahui bagaimana konsumen dapat membedakan perbedaan antara dua stimulus atau lebih. b. Tingkat Ambang Batas ( threshold level ) Kemampuan konsumen untuk mendeteksi perbedaan dalam suara, cahaya, bau atau stimulus lainnya ditentukan oleh tingkat ambang batas ( threshold level ). c. Persepsi Bawah Sadar ( subliminal perception ) Usaha pemasar sampai saat ini selalu menekankan pada penciptaan iklan atau pesan yang dapat dideteksi atau disadari 22 Ibid Hal 180 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 oleh konsumen. Artinya, pemasar selalu berusaha menciptakan iklan atau pesan diatas tingkat ambang batas kesadaran konsumen ( consumer level threshold ). d. Tingkat Adaptasi Tingkat adaptasi merupakan salah satu konsep yang berkaitan dengan ambang batas absolut ( absolute threshold ). Dimana konsumen sudah terbiasa dan tidak lagi mampu mempertahankan stimulus, maka ketika itu pula absolute threshold nya berubah. Tingkat adaptasi ( adaptation level ) terjadi ketika konsumen tidak lagi memperhatikan stimulus yang berulang-ulang. e. Generalisasi Stimulus Proses persepsi yang terjadi pada konsumen sebenarnya tidak hanya membedakan satu stimulus yang lainnya, tetapi konsumen juga berusaha mengeneralisasi stimulus. Konsumen yang berusaha melihat kesamaan dari stimulus yang diterima berarti konsumen melihat dua stimulus atau lebih mempunyai kesamaan (mempunyai hubungan dekat/contiguity) dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya, oleh jarena itu dapat di subtitusikan.23 23 Ibid, N. Setiadi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 Teori S-O-R24 2.3.5. Efek atau pengaruh telah menjadi pusat perhatian bagi berbagai pihak dalam masyarakat yang melalui pesan-pesan yang hendak disampaikannya berusah untuk menjangkau khalayak yang diinginkan. Oleh karenanya meraka akan berusaha untuk menemukan saluran yang paling efektif untuk mempengaruhi audience. Prinsip stimulus-respon pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan sesuatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Eleman-elemen utama dari teori ini adalah: pesan (stimulus),penerima/receiver (organisme) dan efek (respons). 2.4. Minat Beli Minat membeli sebagai suatu kekuatan pendorong atau sebagai motif yang bersifat instrinsik yang mampu mendorong seseorang untuk menaruh perhatian secara spontan, wajar, mudah, tanpa paksaan dan selektif pada suatu produk untuk kemudian mengambil keputusan membeli. Hal ini dimungkinkan oleh adanya kesesuaian dengan kepentingan individu yang bersangkutan serta memberi kesenangan, kepuasan pada dirinya. Jadi sangatlah jelas bahwa minat membeli diartikan sebagai suatu sikap 24 S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta 2002 Hal 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 menyukai yang ditujukan dengan kecenderungan untuk selalu membeli yang disesuaikan dengan kesenangan dan kepentingannya.25 Sikap disebut juga sebagai konsep yang paling khusus dan sangat dibutuhkan dalam psikologis sosial kontemporer. Sikap juga merupakan salah satu konsep yang paling penting yang digunakan pemasar untuk memahami konsumen. Definisi sikap menurut Allport dalam Setiadi (2003) adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku. Definisi yang dikemukakan oleh Allport tersebut mengandung makna bahwa sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan terhadap suatu obyek baik disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten.26 Engel dalam Yulistiano dan Suryandari (2003) membagi sikap menjadi tiga komponen sebagai berikut: a. Kognitif Kognitif berhubungan dengan pengenalan dan pengetahuan obyek beserta atributnya. Pada saat konsumen menerima rangsangan sebuah iklan maka proses psikologi internal akan bekerja yang dihubungkan dengan pengaktifan indera. 25 F. James Engel, dkk, Perilaku Konsumen, Edisi ke enam, Jilid I, Jakarta: Penerbit. Bina Rupa Aksara, 1995 26 Setiadi, Nugroho J. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Cetakan Kedua. Jakarta: Prenata Media. 2003 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 b. Afektif Afektif memberikan tanggapan tentang perasaan terhadap obyek dan atributnya. Indra yang bekerja akan memberikan interpretasi terhadap sebuah obyek atau dalam sebuah iklan adalah produk / merek dan bagian-bagian dari penayangan iklan itu sendiri. c. Konatif Dalam konatif seorang memiliki minat dan tindakan dalam sebuah perilaku. Bila tahap ini bekerja maka konsumen telah memiliki keputusan akan suara obyek. 2.4.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Membeli Swastha dan Irawan (2005:349) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat membeli, kegagalan biasanya menghilangkan minat. Tidak ada pembelian yang terjadi jika konsumen tidak pernah menyadari kebutuhan dan keinginannya. Pengenalan masalah (problem recognition) terjadi ketika konsumen meilhat adanya perbedaan yang signifikan antara apa yang dia miliki dengan apa yang dia butuhkan. Minat membeli adalah suatu tahapan terjadinya keputusan untuk membeli suatu produk. Individu dalam mengambil keputusan untuk membeli http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 suatu barang atau jasa ditentukan oleh faktor dalam diri individu (Internal), seperti dorongan kebutuhan.27 2.4.2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Menurut (Kotler, 2000:204) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu: 1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli. 2. Pencarian informasi (information source) Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal). 27 Astrid S. Susanto. Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Bina Cipta.1977 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 3. Mengevalusi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. 4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan. 5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan.28 28 http://sheilynurfajriah.blogspot.com/2012/10/proses-pengambilan-keputusan.html http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 2.5. Hipotesis Berdasarkan dasar pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Di duga adanya pengaruh persepsi foreign branding terhadap minat beli produk pasta gigi Close Up”. H0 : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara persepsi foreign branding terhadap minat beli produk pasta gigi Close Up. Ha : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara persepsi foreign branding terhadap minat beli produk pasta gigi Close Up. http://digilib.mercubuana.ac.id/