BABI PENDAHULUAN Beberapa tahun belakangan ini, pandangan mengenai pasien yang baru didiagnosis menderita penyakit artritis rematoid (RA) meningkat secara dramatis, hal ini disebabkan beberapa kemajuan, seperti penggunaan dini disease-modifying, antirheumatic drugs (DMARD), penggunaan kombinasi beberapa DMARD, penggunaan DMARD biologik terutama anti tumor necrosis factor-α (TNF- α), dan pengetahuan mengenai peranan penting inflamasi pada komplikasi vaskular yang dapat menyebabkan kematian secara langsung. Sekarang ini, pasien yang didiagnosis RA lebih sedikit mengalami kecacatan; lebih sedikit membutuhkan joint replacement; atau meninggal karena penyakit aterosklerosis dini, yang berhubungan dengan RA-related systemic inflammation. Penanganan RA secara dini dengan menggunakan DMARD merupakan standar yang berlaku dalam praktek dokter rematologi modern. Beberapa studi telah melaporkan bahwa penanganan RA dengan menggunakan kombinasi DMARD lebih baik dibandingkan dengan menggunakan DMARD tunggal secara sekuensial dalam menekan aktivitas penyakit dan menghambat destruksi persendian. BAB II PEMBAHASAN Pengertian • Rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang. • Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membrane sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut.(Susan MartinTucker.1998) • Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang tidak diketahui penyebabnya, dikarakteristikan oleh kerusakan dan proliferasi membran sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan deformitas. (Doenges, E Marilynn, 2000 : hal 859) • Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. (Arif Mansjour. 2001) • Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248) Etiologi Penyebab pasti reumatod arthritis tidak diketahui. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetic, lingkungan, hormonal dan faktor system reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001). Ada beberapa teori yang dikemukakan mengenai penyebab artritis reumatoid, yaitu : 1. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non-hemolitikus 2. Endokrin 3. Autoimun 4. Metabolik 5. Faktor genetik serta faktor pemicu lainnya. Pada saat ini, artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II. faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikoplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita. Epidemiologi Artritis Reumatoid Penyakit artritis rematoid merupakan suatu penyakit yang telah lama dikenal dan tersebar diseluruh dunia serta melibatkan semua ras dan kelompok etnik. Artritis rheumatoid sering dijumpai pada wanita, dengan perbandingan wanita denga pria sebesar 3: 1. kecenderungan wanita untuk menderita artritis reumatoid dan sering dijumpai remisi pada wanita yang sedang hamil, hal ini menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini. Manifestasi Klinis Pola karakteristik dari persendian yang terkena : 1. Mulai pada persendian kecil ditangan, pergelangan , dan kaki. 2. Secara progresif menenai persendian, lutut, bahu, pinggul, siku, pergelangan kaki, tulang belakang serviks, dan temporomandibular. 3. Awitan biasnya akut, bilateral, dan simetris. 4. Persendian dapat teraba hangat, bengkak, dan nyeri ; kaku pada pagi hari berlangsung selama lebih dari 30 menit. 5. Deformitasi(kerusakan dari struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit) tangan dan kaki adalah hal yang umum. Gambaran Ekstra-artikular : 1. Demam, penurunan berat badan, keletihan, anemia. 2. Fenomena Raynaud. 3. Nodulus rheumatoid, tidak nyeri tekan dan dapat bergerak bebas, di temukan pada jaringan subkutan di atas tonjolan tulang. Rheumatoid arthritis ditandai oleh adanya gejala umum peradangan berupa : 1. demam, lemah tubuh dan pembengkakan sendi. 2. nyeri dan kekakuan sendi yang dirasakan paling parah pada pagi hari. 3. rentang gerak berkurang, timbul deformitas sendi dan kontraktur otot. 4. Pada sekitar 20% penderita rheumatoid artritits muncul nodus rheumatoid ekstrasinovium. Nodus ini erdiri dari sel darah putih dan sisia sel yang terdapat di daerah trauma atau peningkatan tekanan. Nodus biasanya terbentuk di jaringan subkutis di atas siku dan jari tangan. KLASIFIKASI ARTRITIS REUMATOID 1) Reumatoid Klasik Harus terdapat 7 dari kriteria tersebut di atas. Kriteria 1 sampai 5 tanda dan gejala sendi harus berlangsung terus menerus paling sedikit selama 6 minggu. Jika ditemukan salah satu tanda dari daftar yang tidak termasuk artritis reumatoid, maka penderita tidak dapat digolongkan dalam kelompok ini. 2) Reumatoid Definit Harus terdapat 5 dari kriteria di atas. Kriteria 1 sampai 5 tanda (Jan gejala sendi harus berlangsung terus menerus paling sedikit 6 minggu. 3) Probable Rheumatoid Arthritis Kemungkinan artritis reumatoid Hams terdapat 3 dari kriteria di atas. Paling sedikit satu dari kriteria 1 sampai 5 tanda atau gejala sendi harus bcrlangsung terus menerus paling sedikit 6 minggu. 4) Possible Rheumatoid Arthritis Diduga artritis reumatoid Harus terdapat 2 dari kriteria berikut ini, dan lamanya gejala sendi paling sedikit 3 bulan. KRITERIA DIAGNOSTIK ARTRITIS REUMATOID MENURUT “AMERICAN RHEUMATISM ASSOCIATION” (REVISED, 1987) Untuk mcnegakkan diagnosis Artritis Reumatoid harus didapati 4 atau lebih kriteria berikut ini : 1)Kaku pagi hari selama paling sedikit I jam dan sudah bcrlangsung paling sedikit 6 minggu. 2)Pembengkakan pada 3 sendi atau lebih selama paling sedikit Cermin Dunia Kedokteran No.78,1992,6 minggu. 3)Pembengkakan pergelangan tangan, sendi metakarpofalang, atau interfalang proksimal selama 6 minggu atau lebih. 4)Pembengkakan sendi yang simetris. 5)Pemeriksaan radiologi tangan menunjukkan perubahan khas artritis reumatoid; harus didapati erosi atau dekalsifikasi tulang yang nyata. 6)Nodul reumatoid. 7)Serum factor Reumatoid positif. Komplikasi Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying antirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid. Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis. Patofisiologi Artritis Reumatoid Membran syinovial pada pasien reumatoid artritis mengalami hiperplasia, peningkatan vaskulariasi, dan ilfiltrasi sel-sel pencetus inflamasi, terutama sel T CD4+. Sel T CD4+ ini sangat berperan dalam respon immun. Pada penelitian terbaru di bidang genetik, reumatoid artritis sangat berhubungan dengan majorhistocompatibility-complex class II antigen HLA-DRB1*0404 dan DRB1*0401. Fungsi utama dari molekul HLA class II adalah untuk mempresentasikan antigenic peptide kepada CD4+ sel T yang menujukkan bahwa reumatoid artritis disebabkan oleh arthritogenic yang belum teridentifikasi. Antigen ini bisa berupa antigen eksogen, seperti protein virus atau protein antigen endogen. Baru-baru ini sejumlah antigen endogen telah teridentifikasi, seperti citrullinated protein dan human cartilage glycoprotein 39. Antigen mengaktivasi CD4+ sel T yang menstimulasi monosit, makrofag dan syinovial fibroblas untuk memproduksi interleukin-1, interleukin-6 dan TNF-α untuk mensekresikan matrik metaloproteinase melalui hubungan antar sel dengan bantuan CD69 dan CD11 melalui pelepasan mediator-mediator pelarut seperti interferon-γ dan interleukin-17. Interleukin-1, interlukin-6 dan TNF-α merupakan kunci terjadinya inflamasi pada rheumatoid arthritis. Arktifasi CD4+ sel T juga menstimulasi sel B melalui kontak sel secara langsung dan ikatan dengan α1β2 integrin, CD40 ligan dan CD28 untuk memproduksi immunoglobulin meliputi rheumatoid faktor. Sebenarnya fungsi dari rhumetoid faktor ini dalam proses patogenesis reumatoid artritis tidaklah diketahui secara pasti, tapi kemungkinan besar reumatoid faktor mengaktiflkan berbagai komplemen melalui pembentukan immun kompleks.aktifasi CD4+ sel T juga mengekspresikan osteoclastogenesis yang secara keseluruhan ini menyebabkan gangguan sendi. Aktifasi makrofag, limfosit dan fibroblas juga menstimulasi angiogenesis sehingga terjadi peningkatan vaskularisasi yang ditemukan pada synovial penderita reumatoid artritis. Komplikasi Artritis Reumatoid Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying antirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid. Penatalaksanaan / Perawatan Artritis Reumatoid Oleh karena kausa pasti arthritis reumatoid tidak diketahui maka tidak ada pengobatan kausatif yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Hal ini harus benarbenar dijelaskan kepada penderita sehingga tahu bahwa pengobatan yang diberikan bertujuan mengurangi keluhan/ gejala memperlambat progresifvtas penyakit. Tujuan utama dari program penatalaksanaan/ perawatan adalah sebagai berikut : • Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan • Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari penderita • Untuk mencegah dan atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi • Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung pada orang lain. Ada sejumlah cara penatalaksanaan yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut di atas, yaitu : a. Pendidikan Langkah pertama dari program penatalaksanaan ini adalah memberikan pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada penderita, keluarganya dan siapa saja yang berhubungan dengan penderita. Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian, patofisiologi (perjalanan penyakit), penyebab dan perkiraan perjalanan (prognosis) penyakit ini, semua komponen program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang kompleks, sumber-sumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini dan metode efektif tentang penatalaksanaan yang diberikan oleh tim kesehatan. Proses pendidikan ini harus dilakukan secara terus-menerus. b. Istirahat Merupakan hal penting karena reumatik biasanya disertai rasa lelah yang hebat. Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja timbul setiap hari, tetapi ada masa dimana penderita merasa lebih baik atau lebih berat. Penderita harus membagi waktu seharinya menjadi beberapa kali waktu beraktivitas yang diikuti oleh masa istirahat. c. Latihan Fisik dan Termoterapi Latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang sakit, sedikitnya dua kali sehari. Obat untuk menghilangkan nyeri perlu diberikan sebelum memulai latihan. Kompres hangat pada sendi yang sakit dan bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri. Mandi parafin dengan suhu yang bisa diatur serta mandi dengan suhu panas dan dingin dapat dilakukan di rumah. Latihan dan termoterapi ini paling baik diatur oleh pekerja kesehatan yang sudah mendapatkan latihan khusus, seperti ahli terapi fisik atau terapi kerja. Latihan yang berlebihan dapat merusak struktur penunjang sendi yang memang sudah lemah oleh adanya penyakit. d. Diet/ Gizi Penderita Reumatik tidak memerlukan diet khusus. Ada sejumlah cara pemberian diet dengan variasi yang bermacam-macam, tetapi kesemuanya belum terbukti kebenarannya. Prinsip umum untuk memperoleh diet seimbang adalah penting. e. Obat-obatan Pemberian obat adalah bagian yang penting dari seluruh program penatalaksanaan penyakit reumatik. Obat-obatan yang dipakai untuk mengurangi nyeri, meredakan peradangan dan untuk mencoba mengubah perjalanan penyakit. Konsep Keperawatan Artritis Reumatoid Pengkajian Data dasar pengkajian pasien tergantung pada keparahan dan keterlibatan organorgan lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya. 1. Aktivitas/ istirahat Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan. Tanda : Malaise Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktur/ kelaianan pada sendi. 2. Kardiovaskuler Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal). 3. Integritas ego Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan ) Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain). 4. Makanan/ cairan Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat: mual, anoreksia Kesulitan untuk mengunyah ( keterlibatan TMJ ) Tanda : Penurunan berat badan Kekeringan pada membran mukosa. 5. Hygiene Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi. Ketergantungan 6. Neurosensori Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan. Gejala : Pembengkakan sendi simetris. 7. Nyeri/ kenyamanan Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada sendi ). 8. Keamanan Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan menetap Kekeringan pada meta dan membran mukosa. 9. Interaksi sosial Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran; isolasi. 10. Penyuluhan/ pembelajaran Gajala : Riwayat AR pada keluarga ( pada awitan remaja ) Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, ” penyembuhan ” arthritis tanpa pengujian. Riwayat perikarditis, lesi katup, fibrosis pulmonal, pleuritis. Pertimbangan : DRG Menunjukkan rerata lama dirawat : 4,8 hari. Rencana Pemulanagan: Mungkin membutuhkan bantuan pada transportasi, aktivitas perawatan diri, dan tugas/ pemeliharaan rumah tangga. Pemeriksaan Diagnostik Artritis Reumatoid Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus. Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas. Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas. LED : Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin kembali normal sewaktu gejala-gejala meningkat Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi. SDP: Meningkat pada waktu timbul proses inflamasi. JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang. Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai penyebab AR. Sinar x dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan. Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produkproduk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ). Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas. Prioritas Keperawatan 1. Menghilangkan nyeri 2. Meningkatkan mobilitas. 3. Meningkatkan monsep diri yang positif 4. mendukung kemandirian 5. Memberikan informasi mengenai proses penyakit/ prognosis dan keperluan pengobatan. Tujuan Pemulangan 1. Nyeri hilang/ terkontrol 2. Pasien menghadapi saat ini dengan realistis 3. Pasien dapat menangani AKS sendiri/ dengan bantuan sesuai kebutuhan. 4. Proses/ prognosis penyakit dan aturan terapeutik dipahami. DIAGNOSA KEPERAWATAN I. NYERI AKUT/ KRONIS Dapat dihubungkan dengan: o Agen pencedera o Distensi jaringan oleh akumulasi cairan / proses inflamasi o Destruksi sendi. Dapat dibuktikan oleh: o Keluhan nyeri, ketidaknyamanan, kelelahan. o Berfokus pada diri sendiri/ penyempitan fokus o Perilaku distraksi/ respons autonomic o Perilaku yang bersifart ahti-hati/ melindungi Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi pasien akan: o Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol o Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan. o Mengikuti program farmakologis yang diresepkan o Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri. Intervensi dan Rasional: o Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal Rasional: Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program o Berikan matras / kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan Rasional: Matras yang lembut / empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi/nyeri o Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, karung pasir, gulungan trokhanter, bebat, brace. Rasional: Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral. Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan dapat mengurangi kerusakan pada sendi o Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan yang menyentak. Rasional: Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi o Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya. Rasional: Panas meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan o Berikan masase yang lembut Rasional: Meningkatkan relaksasi / mengurangi nyeri o Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi progresif, sentuhan terapeutik, biofeed back, visualisasi, pedoman imajinasi, hypnosis diri, dan pengendalian napas. Rasional: Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin meningkatkan kemampuan koping o Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu. Rasional: Memfokuskan kembali perhatian, memberikan stimulasi, dan meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat o Beri obat sebelum aktivitas / latihan yang direncanakan sesuai petunjuk. Rasional: Meningkatkan realaksasi, mengurangi tegangan otot/ spasme, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi o Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat) Rasional: Sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas. o Berikan es kompres dingin jika dibutuhkan Rasional: Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak selama periode akut II. MOBILITAS FISIK, KERUSAKAN Dapat dihubungkan dengan : o Deformitas skeletal o Nyeri o Ketidaknyamanan o Intoleransi aktivitas o Kenurunan kekuatan otot. Dapat dibuktikan oleh: o Keengganan untuk mencoba bergerak / ketidakmampuan untuk dengan sendiri bergerak dalam lingkungan fisik o Membatasi rentang gerak, ketidakseimbangan koordinasi, penurunan kekuatan otot / kontrol dan massa (tahap lanjut). Hasil yang diharapkan / kriteria Evaluasi, Pasien akan: o Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya / pembatasan kontraktur. o Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau konpensasi bagian tubuh. o Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas Intervensi dan Rasional: o Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi Rasional: Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari perkembangan/ resolusi dari peoses inflamasi o Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganmggu. Rasional: Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan mempertahankan kekuatan o Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif dan isometris jika memungkinkan Rasional: Mempertahankan / meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang berlebihan dapat merusak sendi o Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan / bantu tehnik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas, mis, trapeze Rasional: Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi. Memepermudah perawatan diri dan kemandirian pasien. Tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit o Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, bebat, brace Rasional: Meningkatkan stabilitas (mengurangi resiko cidera) dan memerptahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktor o Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher. Rasional: Mencegah fleksi leher o Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan berjalan Rasional: Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas o Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi, menggunakan pegangan tangga pada toilet, penggunaan kursi roda. Rasional: Menghindari cidera akibat kecelakaan / jatuh o Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi. Rasional: Berguna dalam memformulasikan program latihan / aktivitas yang berdasarkan pada kebutuhan individual dan dalam mengidentifikasikan alat o Kolaborasi: Berikan matras busa / pengubah tekanan. Rasional: Menurunkan tekanan pada jaringan yang mudah pecah untuk mengurangi risiko imobilitas o Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi (steroid). Mungkin dibutuhkan untuk menekan sistem inflamasi akut III. GANGGUAN CITRA TUBUH/ PERUBAHAN PENAMPILAN PERAN Dapat dihubungkan dengan : o Perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum o Peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas Dapat dibuktikan oleh: o Perubahan fungsi dari bagian-bagian yang sakit. o Bicara negatif tentang diri sendiri, fokus pada kekuatan masa lalu, dan penampilan. o Perubahan pada gaya hidup / kemapuan fisik untuk melanjutkan peran, kehilangan pekerjaan, ketergantungan pada orang terdekat o Perubahan pada keterlibatan sosial; rasa terisolasi. o Perasaan tidak berdaya, putus asa. Hasil yang dihapkan / kriteria Evaluasi-Pasien akan : o Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan. o Menyusun rencana realistis untuk masa depan. Intervensi dan Rasional: o Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan. Rasional: Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/ kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung o Diskeusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang terdekat. Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi pasien dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual. Rasional: Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi/ konseling lebih lanjut o Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan. Rasional: Isyarat verbal / non verbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri o Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan. Rasional: Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah dan bermusuhan umum terjadi o Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan perubahan. Rasional: Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut o Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. Rasional: Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang dapat meningkatkan perasaan harga diri o Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas. Rasional: Meningkatkan perasaan harga diri, mendorong kemandirian, dan mendorong berpartisipasi dalam terapi o Bantu dalam kebutuhan perawatan yang diperlukan. Rasional: Mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra diri o Berikan bantuan positif bila perlu. Memungkinkan pasien untuk merasa senang terhadap dirinya sendiri. Menguatkan perilaku positif. Meningkatkan rasa percaya diri o Kolaborasi: Rujuk pada konseling psikiatri, mis: perawat spesialis psikiatri, psikolog. Rasional: Pasien / orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses jangka panjang / ketidakmampuan o Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis; anti ansietas dan obatobatan peningkat alam perasaan. Rasional: Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemampuan koping yang lebih efektif IV. KURANG PERAWATAN DIRI Dapat dihubungkan dengan : o Kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi. Dapat dibuktikan oleh: o Ketidakmampuan untuk mengatur kegiatan sehari-hari. Hasil yang dihapkan / kriteria Evaluasi, Pasien akan : o Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan individual. o Mendemonstrasikan perubahan teknik / gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri. o Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi / komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri. Intervensi dan Rasional: o Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/ eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi. Rasional: Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini. o Pertakhankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan. Rasional: Mendukung kemandirian fisik/emosional o Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi / rencana untuk modifikasi lingkungan. Rasional: Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri o Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi. Rasional: Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual. Mis; memasang kancing, menggunakan alat bantu memakai sepatu, menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran o Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan evaluasi setelahnya. Rasional: Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi karena tingkat kemampuan aktual o Kolaborasi: atur konsul dengan lembaga lainnya, mis: pelayanan perawatan rumah, ahli nutrisi. Rasional: Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk persiapan situasi di rumah V. PENATALAKSANAAN PEMELIHARAAN RUMAH, KERUASAKAN, RESIKO TINGGI TERHADAP Faktor risiko meliputi: o Proses penyakit degeneratif jangka panjang, sistem pendukung tidak adekuat. Dapat dibuktikan oleh: o (Tidak dapat diterapkan; adanya tanda dan gejala membuat diagnosa menjadi aktual) Hasil yang diharapkan / kriteria Evaluasi, Pasien akan : o Mempertahankan keamanan, lingkungan yang meningkatkan pertumbuhan. o Mendemonstrasikan penggunaan sumber-sumber yang efektif dan tepat. Intervensi dan Rasional: o Kaji tingkat fungsi fisik Rasional: Mengidentifikasi bantuan/ dukungan yang diperlukan o Evaluasi lingkungan untuk mengkaji kemampuan dalam perawatan untuk diri sendiri. Rasional: Menentukan kemungkinan susunan yang ada/ perubahan susunan rumah untuk memenuhi kebutuhan individu o Tentukan sumber-sumber finansial untuk memenuhi kebutuhan situasi individual. Identifikasi sistem pendukung yang tersedia untuk pasien, mis: membagi tugastugas rumah tangga antara anggota keluarga. Rasional: Menjamin bahwa kebutuhan akan dipenuhi secara terus-menerus o Identifikasi untuk peralatan yang diperlukan, mis: lift, peninggian dudukan toilet. Rasional: Memberikan kesempatan untuk mendapatkan peralatan sebelum pulang o Kolaborasi: Koordinasikan evaluasi di rumah dengan ahli terapi okupasi. Rasional: Bermanfaat untuk mengidentifikasi peralatan, cara-cara untuk mengubah tugas-tugas untuk mengubah tugas-tugas untuk mempertahankan kemandirian o Kolaborasi: Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis: pelayanan pembantu rumah tangga bila ada. Rasional: Memberikan kemudahan berpindah pada / mendukung kontinuitas dalam situasi rumah VI. KURANG PENGETAHUAN (KEBUTUHAN BELAJAR), MENGENAI PENYAKIT, PROGNOSIS, DAN KEBUTUHAN PENGOBATAN. Dapat dihubungkan dengan : o Kurangnya pemajanan / mengingat. o Kesalahan interpretasi informasi. Dapat dibuktikan oleh: o Pertanyaan / permintaan informasi, pernyataan kesalahan konsep. o Tidak tepat mengikuti instruksi / terjadinya komplikasi yang dapat dicegah. Hasil yang diharapkan / kriteria Evaluasi, pasien akan : o Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis, perawatan. o Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan aktivitas. Intervensi dan Rasional: o Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan masa depan. Rasional: Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi o Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses sakit melalui diet,obat-obatan, dan program diet seimbang, l;atihan dan istirahat. Rasional: Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi sendiri/ jaringan lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan mencegah deformitas o Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang realistis,istirahat, perawatan pribadi, pemberian obat-obatan, terapi fisik, dan manajemen stres. Rasional: Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu menangani proses penyakit kronis kompleks o Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakoterapeutik. Rasional: Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan dosis o Anjurkan mencerna obat-obatan dengan makanan, susu, atau antasida pada waktu tidur. Rasional: Membatasi irigasi gaster, pengurangan nyeri pada HS akan meningkatkan tidur dan mengurangi kekakuan di pagi hari o Identifikasi efek samping obat-obatan yang merugikan, mis: tinitus, perdarahan gastrointestinal, dan ruam purpuruik. Rasional: Memperpanjang dan memaksimalkan dosis aspirin dapat mengakibatkan takar lajak. Tinitus umumnya mengindikasikan kadar terapeutik darah yang tinggi o Tekankan pentingnya membaca label produk dan mengurangi penggunaan obatobat yang dijual bebas tanpa persetujuan dokter. Rasional: Banyak produk mengandung salisilat tersembunyi yang dapat meningkatkan risiko takar layak obat/ efek samping yang berbahaya o Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang banyak mengandung vitamin, protein dan zat besi. Rasional: Meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan jaringan o Dorong pasien obesitas untuk menurunkan berat badan dan berikan informasi penurunan berat badan sesuai kebutuhan. Rasional: Pengurangan berat badan akan mengurangi tekanan pada sendi, terutama pinggul, lutut, pergelangan kaki, telapak kaki o Berikan informasi mengenai alat bantu Rasional: Mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktivitas yang dibutuhkan o Diskusikan tekinik menghemat energi, mis: duduk dari pada berdiri untuk mempersiapkan makanan dan mandi. Rasional: Mencegah kepenatan, memberikan kemudahan perawatan diri, dan kemandirian o Dorong mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada saat istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas, misalnya menjaga agar sendi tetap meregang, tidak fleksi, menggunakan bebat untuk periode yang ditentukan, menempatkan tangan dekat pada pusat tubuh selama menggunakan, dan bergeser daripada mengangkat benda jika memungkinkan. Rasional: Mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri o Tinjau perlunya inspeksi sering pada kulit dan perawatan kulit lainnya dibawah bebat, gips, alat penyokong. Tunjukkan pemberian bantalan yang tepat. Rasional: Mengurangi resiko iritasi / kerusakan kulit o Diskusikan pentingnya obat obatan lanjutan / pemeriksaan laboratorium, mis: LED, Kadar salisilat, PT. Rasional: Terapi obat-obatan membutuhkan pengkajian / perbaikan yang terus menerus untuk menjamin efek optimal dan mencegah takar lajak, efek samping yang berbahaya. o Berikan konseling seksual sesuai kebutuhan Rasional: Informasi mengenai posisi-posisi yang berbeda dan tehnik atau pilihan lain untuk pemenuhan seksual mungkin dapat meningkatkan hubungan pribadi dan perasaan harga diri / percaya diri Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis: yayasan arthritis (bila ada). Bantuan / dukungan dari oranmg lain untuk meningkatkan pemulihan maksimal DAFTAR PUSTAKA http://albadroe.multiply.com/journal/item/15/Atritis_Reumatoid_Gejala_Klinis http://www.g-excess.com/id/definisi-artritis-reumatoid.html http://id.wikipedia.org/wiki/Artritis_reumatoid http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/06KriteriaDiagnostikRematik078.pdf/06KriteriaDi agnostikRematik078.html