IMPOR DAGING SAPI BPK Dalami Indikasi Pelanggaran Hukum Foto :Dok. Kompas Jakarta, Kompas - Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan terhadap program pengendalian impor daging sapi tahun 2010-2012 menunjukkan adanya penyimpangan dan pemalsuan sejumlah dokumen impor. Badan Pemeriksa Keuangan masih terus mendalami kasus ini untuk mengetahui ada tidaknya indikasi pelanggaran hukum atau tindak pidana dari penyimpangan tersebut. ”Sudah jelas ada hal-hal yang mencurigakan. Ada PIB (persetujuan impor barang)1) palsu, invoice (tanda bayar) palsu. Ini yang sedang kami dalami,” kata Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Purnomo menjawab pertanyaan wartawan, Kamis (4/4), seusai menyerahkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK Semester (IHPS)2) II Tahun 2012 kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hasil pemeriksaan tentang impor daging sapi itu tidak menjadi bagian pembahasan bersama Presiden. Menurut Hadi, pendalaman dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya tiga unsur, yakni ada tidaknya perbuatan melanggar hukum, kerugian negara, serta keuntungan bagi diri-sendiri dan orang lain. Jika ketiga unsur tersebut dipenuhi, hasil temuan akan dilaporkan ke penegak hukum. Dalam IHPS II-2012 disebutkan ada temuan empat kasus kelemahan surat persetujuan impor (SPI). Selain itu, ada enam kasus ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Keenam kasus itu terdiri dari dua kasus kekurangan penerimaan senilai Rp 2,45 miliar dan empat kasus penyimpangan administrasi. Dari hasil pemeriksaan diketahui, realisasi impor daging sapi tahun 2010 dan 2011 melebihi kebutuhan impor. Realisasi impor daging sapi tahun 2010 mencapai 83.800 ton atau 150 persen dari kebutuhan impor. Realisasi tahun 2011 mencapai 67.100 ton atau 187 persen dari kebutuhan impor. Dalam kurun waktu hingga September 2011, penetapan kebutuhan impor, pemberian kuota, dan penerbitan surat 1) Pemberitahuan Impor Barang (PIB) menurut prosedur impor yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI adalah pemberitahuan atas barang yang akan diimpor berdasarkan dokumen pelengkap Pabean sesuai prinsip self-asessment, sebagai salah satu upaya mengontrol barang yang akan diimpor. 2) Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) menurut Keputusan BPK Nomor 1/K/I-XIII.2/2/2008 tentang Panduan Manajemen Pemeriksaan, memuat informasi secara menyeluruh tentang hasil pemeriksaan dan ringkasan hasil pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan dalam satu semester. persetujuan pemasukan (SPP) atas impor daging dan jeroan sapi semuanya masih menjadi kewenangan Kementerian Pertanian. Menteri Pertanian Suswono menyatakan masih menunggu hasil pemeriksaan BPK. Kementerian Pertanian terbuka untuk menindaklanjuti rekomendasi BPK terkait dengan hasil pemeriksaan tersebut, termasuk memberikan sanksi kepada pihak yang dinilai menyimpang. ”Saya malah bersyukur kalau ada hasil audit yang terinci, pasti (tindak lanjutnya) akan lebih mudah,” kata Suswono. (WHY) Sumber : http://nasional.kompas.com , 5 April 2013 1) Pemberitahuan Impor Barang (PIB) menurut prosedur impor yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI adalah pemberitahuan atas barang yang akan diimpor berdasarkan dokumen pelengkap Pabean sesuai prinsip self-asessment, sebagai salah satu upaya mengontrol barang yang akan diimpor. 2) Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) menurut Keputusan BPK Nomor 1/K/I-XIII.2/2/2008 tentang Panduan Manajemen Pemeriksaan, memuat informasi secara menyeluruh tentang hasil pemeriksaan dan ringkasan hasil pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan dalam satu semester.