Alat Pengukur Tegangan Pengisian dan Pengosongan untuk Baterai Isi Ulang Wiwien Widyastuti1, Martanto2, Leonardus Utomo Pribadi3 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus III, Paingan, Maguwoharjo, Sleman [email protected], [email protected] 1,2,3 Abstract Battery is one of the energy source which is very important for portable electronic devices. NiMH and NiCd are rechargeable batteries. Charging and discharging voltage measuring device for this batteries can be build with hardware and software devices. The hardware devices are consist of ADC, relay activator, current mirror circuit, and microcontroller as controller of the hardware. Visual Basic software devices can present charging and discharging voltage by time, in the graphic form. This device can measures the charging battery voltage with mean error 0.7% and the discharging battery voltage with mean error 0.81%. 1. Pendahuluan Masyarakat modern dengan mobilitas tinggi pada zaman sekarang membutuhkan adanya baterai yang praktis yang dapat diisi ulang. Baterai isi ulang berperan penting untuk keperluan sumber daya peralatan elektronik yang portable seperti handycam dan handphone. Tingginya permintaan atau kebutuhan pasar tersebut memacu perkembangan teknologi baterai sebagai catu daya. Salah satu karakteristik yang penting pada baterai isi ulang adalah tegangan baterai saat pengisian dan pengosongan. Dengan didukung perkembangan teknologi komputer yang semakin pesat serta didukung oleh perkembangan perangkat lunak pemrograman yang semakin maju, penulis mencoba membuat alat pengukur tegangan pengisian dan pengosongan baterai isi ulang dan dapat menampilkannya dalam bentuk grafik tegangan terhadap waktu. 2. Tinjauan Pustaka Proses Pengisian Secara sederhana, proses pengisian baterai isi ulang adalah dengan memasukkan arus secara terus-menerus pada baterai sehingga tegangan bertambah hingga batas tertentu. Proses pengisian baterai secara berlebihan dapat merusak baterai sehingga umur baterai tidak dapat bertahan lama. Proses Pengosongan Secara sederhana, proses pengosongan baterai isi ulang adalah dengan cara menghabiskan arus pada baterai sehingga muatan pada baterai berkurang yang menyebabkan tegangan baterai semakin menurun pada batas tertentu. Untuk jenis baterai NiMH dan NiCd pengosongan baterai tidak boleh di bawah 0,9 Volt untuk setiap sel baterai. Metode Pengisian Kapasitas energi yang disimpan (C) dari sebuah baterai diukur dalam ampere hours atau mA hours. Pada kebanyakan kasus, mode trickle charging (slow rate) dengan laju arus sebesar C/100 hingga C/10 akan menyebabkan baterai selalu dalam kondisi yang baik untuk waktu yang lama sedangkan pada mode fast charging dapat menimbulkan panas sehingga gas kimia yang ada pada baterai dapat bereaksi akan menyebabkan baterai akan cepat rusak. C-Rate merupakan definisi untuk arus pengisian dan pengosongan baterai isi ulang. C-Rate dapat dirumuskan menjadi C _ Rate = C …………………………………...................... (1) 1hour C = kapasitas baterai dalam A-hour atau mA-hour. Sebagai contoh jika sebuah baterai 1000mA-hour akan mempunyai C-Rate sebesar 1000mA, arus penyesuaian untuk 1C adalah 1000mA, arus penyesuaian untuk 0.1C adalah 100mA dan arus penyesuaian untuk 2C adalah 2000mA. 2.4. Rangkaian Current Mirror Rangkaian current mirror menggunakan dua buah transistor yang dirangkai seperti Gambar 1 akan menyediakan suatu arus konstan. Arus konstan dihasilkan dari TR2 yang merupakan pencerminan dari transfer TR1. Arus Ibias diukur oleh transistor TR1 dan resistor Rbias. Ibias merupakan arus konstan yang mengalir ke transistor TR2. Arus basis dari kedua transistor tersebut memiliki persamaan 2. Diasumsikan bahwa arus emitter (IE) pada kedua transistor sama. Vcc Ix R R TR1 2IB IE TR2 Baterai Isi Ulang R Variabel 2 I Sumber IB 1 IB I Cermin Gambar 1 Rangkaian Current Mirror IE I ≈ E …................................................................. (2) β +1 β Rangkaian current mirror seperti Gambar 1, dengan menggunakan KVL memiliki persamaan 3. V − V BE ………………….…………….............. (3) I Sumber ≅ CC R + RVariabel Arus IB pada transistor dapat dicari dengan persamaan 4 I I B = Sumber ………………………………..…...................... (4) β +2 I Cermin sama dengan arus yang mengalir ke IC2 sehingga besarnya I Cermin dapat dicari dengan menggunakan persamaan 5 I Cer min = I C 2 = β I B ………………………….................……. (5) IB = dengan menggunakan persamaan 4 dan 5 didapatkan persamaan 6 I Cer min = β β +2 I Sumber …………………………................…..(6) dengan nilai β transistor yang besar maka β β +2 ≅ 1 sehingga ICermin sama dengan ISumber I Cer min ≅ I Sumber ………………………………........................(7) 3. Metode Penelitian Perancangan Perangkat Keras Diagram Blok Gambar 2. Diagram Blok Alat Pengukur Tegangan Pengisian dan Pengosongan untuk Baterai Isi Ulang Rangkaian Pengisian Baterai Rangkaian Gambar 1 berfungsi sebagai penyedia arus konstan yang digunakan untuk pengisian baterai. Pengisian baterai menggunakan rangkaian current mirror yang menghasilkan current source. Nilai R1 dan R2 harus mempunyai nilai resistansi yang sama agar arus yang dicerminkan nilainya sama dengan arus hasil pencerminan. Rangkaian current mirror pada pengisian baterai isi ulang dibuat menggunakan transistor PNP 2SA671 dengan hfe 97 (pengukuran). Rangkaian Gambar 1, dengan menggunakan persamaan 3, pengukuran VBE = 0,6, nilai R1 = 2Ω sehingga diperoleh nilai R Variabel seperti Tabel 1. Tabel 1 Nilai R Variabel untuk Pengisian Baterai Arus yang diinginkan (mA) 60mA 70mA 80mA 90mA 120mA 130mA Nilai R Variabel (Ω) 188 160,8 140,5 124,6 93 85,7 140mA 150mA 79,4 74 1 Rangkaian Pengosongan Baterai Rangkaian Gambar 3 berfungsi sebagai penyedia arus konstan yang digunakan untuk pengosongan baterai. Pengosongan baterai menggunakan rangkaian current mirror yang menghasilkan current sink. Nilai R3 dan R4 harus mempunyai nilai resistansi yang sama agar arus yang dicerminkan nilainya sama dengan arus hasil pencerminan. Rangkaian current mirror pada pengisian baterai isi ulang dibuat menggunakan transistor NPN 2SC1061 dengan hfe 118 (pengukuran). TR3 Rbias 2 Baterai Isi Ulang TR4 R3 R4 -12 V Gambar 3 Rangkaian Pengosongan Baterai Tabel 2 Nilai R Variabel untuk Pengosongan Baterai Arus yang diinginkan (mA) -60mA -70mA -80mA -90mA -120mA -130mA -140mA -150mA Nilai R Variabel (Ω) 188 160,8 140,5 124,6 93 85,7 79,4 74 Rangkaian pengosongan baterai seperti Gambar 3, dengan menggunakan KVL rangkaian Gambar 3 memiliki persamaan 8, V − V BE ……………………………............ (8) I x = EE R3 + RVariabel Dengan nilai VBE (pengukuran) = 0,6 , R3=2Ω, diperoleh nilai RVariabel seperti Tabel 2. Rangkaian Pemilihan Arus Konstan Untuk mengetahui karakteristik suatu baterai isi ulang diperlukan pengujian dengan memberikan laju arus konstan yang berbeda-beda. Pada perancangan rangkaian pemilihan arus konstan seperti Gambar 4. Ke Rangkaian Pemilihan Proses J3 1 2 4 5 K7 K8 1 2 RELAY SPDT 3 RELAY SPDT 1 2 3 RELAY SPDT 1 2 3 R8 4 5 K6 RELAY SPDT 1 2 3 R7 4 5 K5 RELAY SPDT 3 1 2 3 1 2 K4 RELAY SPDT R6 4 5 4 K3 RELAY SPDT 3 1 2 3 5 K2 RELAY SPDT R5 1 2 K1 R4 4 5 R3 4 5 R2 4 5 R1 12 Volt D1 D2 D3 TR1 RB1 D4 TR2 RB2 D5 TR3 RB3 TR4 RB4 D6 TR5 RB5 D7 TR6 RB6 2 1 J2 D8 TR7 RB7 TR8 RB8 5V R10 R R11 R R16 R R15 R R14 R 8 7 6 5 4 3 2 1 R9 R R12 R R13 R Ke Port 2 Gambar 4. Rangkaian Pemilihan Arus Konstan Rangkaian Pemilihan Kondisi Pengisian atau Pengosongan baterai Gambar 5. merupakan rangkaian pemilihan kondisi proses pengisian atau pengosongan. Jika P3.2 bernilai “1” maka transistor berada dalam kondisi saturasi sehingga relay bekerja tetapi jika P3.2 bernilai “0” maka transistor berada pada kondisi cut-off sehingga relay tidak bekerja. Saat awal relay memilih kondisi discharge sehingga apabila penggerak relay dalam kondisi aktif akan mengubah kondisi dari discharge menjadi charge. + 12 V - 12V R R R R TR4 TR1 TR3 7 8 5 4 TR2 K1 2 1 6 Bat Is i Ula1ng 2 3 RPengaturan Arus RELAY DPDT + 12 V + 5V D1 BT1 DIODE R 2SC1383 R P3.2 Gambar 5 Rangkaian Pemilihan Proses Pengisian atau Pengosongan Baterai Tipe relay yang digunakan adalah HH52P yang memiliki Rrelay = 360Ω. Dengan pengukuran ß 2SC1383 = 85, VCEsat = 0,2 V, pengukuran VBE = 0,85 maka arus basis yang menyebabkan saturasi adalah : 12V − VCEsat ………….……..……….........…… (9) Rrelay I ( C sat ) = 32,77mA . I ( C sat ) = I b ( sat ) = I (Csat ) β ………………..………..……........….... (10) I b ( sat ) = 4,53mA Syarat transistor sebagai saklar adalah I b ≥ I b (sat ) , dengan menggunakan I b = 4,53mA , nilai Rb dapat dicari: Rb = 5 − VBE ……………….……………….............…(11) Ib Rb = 916,11Ω ≈ 1kΩ Rangkaian ADC0804 Dengan Mikrokontroler AT89S51 Rangkaian ADC0804 Dengan Mikrokontroler AT89S51 seperti Gambar 6 digunakan untuk mengubah masukan sinyal analog menjadi keluaran sinyal digital. 1,275 V Dari Pengkondisi Sinyal P1.0 10K 9 19 4 1 2 3 +IN -IN VREF/2 CLKR CLKIN CS RD WR ADC0804 P1.1 6 7 DB0 DB1 DB2 DB3 DB4 DB5 DB6 DB7 INTR 150pF 18 17 16 15 14 13 12 11 5 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P1.6 P1.7 P3.7 P3.6 P3.5 Gambar 6. Rangkaian ADC0804 dengan Mikrokontroler AT89S51 Perancangan Perangkat Lunak Diagram Alir Program Utama Gambar 7. Diagram Alir Program Utama 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Pengamatan Perangkat Lunak Tampilan program untuk Form proses dapat dilihat pada Gambar 8. Program dapat dijalankan dengan mudah dengan mengikuti urutan perintah untuk menjalankan program seperti ditampilkan pada bagian F yakni dengan menggunakan label berisikan keterangan yang mengarahkan pengguna untuk melakukan perintah selanjutnya. F C A H E B D I G J K Gambar 8. Form Proses Sebelum memilih proses pengisian atau pengosongan baterai isi ulang, pengguna harus terlebih dahulu mengetahui tegangan awal baterai yang akan diproses dengan cara menekan tombol ‘Cek Baterai’, yang kemudian ditampilkan pada bagian B. Selanjutnya dapat dipilih proses yang akan dilakukan. Pemilihan ini ditampilkan pada bagian A. Pada bagian G terdapat tombol ‘Simpan Status’, untuk memeriksa pemilihan proses, pemilihan arus dan nilai kapasitas baterai. Pemilihan proses pada bagian A tidak dapat diubah lagi ketika dengan penekanan tombol ‘Simpan Status’ tidak ada tampilan pesan kesalahan. Kemudian dengan menekan tombol ‘Proses Mulai’ , program akan memulai proses. Bagian H akan menampilkan perubahan tegangan baterai isi ulang per detik. Setelah 60 data yang terkumpul pada bagaian H kemudian dirata-rata. Hasil rata-rata 60 data tersebut menjadi nilai tegangan yang ditampilkan pada bagaian I. Perubahan tegangan ditampilkan dengan sebuah progressbar pada bagian J dan grafik pada bagian K. Setelah pengambilan data tegangan selesai, pada bagian G pengguna dapat menekan tombol ‘Hentikan Proses’ Pada bagian G juga terdapat tombol ‘Simpan Proses’ yang digunakan untuk menyimpan keterangan pada bagian E selain keterangan waktu komputer. Selain itu, penekanan tombol ‘Simpan Proses’ akan menyimpan informasi data-data tegangan dalam format *.txt dan juga grafik dalam format *.jpg. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, program sistem secara keseluruhan dapat bekerja dengan baik. 4.2. Pengamatan Sistem 4.2.1 Proses Pengisian Baterai Isi Ulang Gambar 9 merupakan grafik perbandingan pengukuran tegangan baterai menggunakan multimeter dengan tampilan pada program Visual Basic saat pengisian baterai terhadap waktu yang dicuplik tiap 5 menit. 1,6 1,4 T eg an g an 1,2 1 Man 0,8 VB 0,6 0,4 0,2 5 45 85 125 165 205 245 285 325 365 405 445 485 525 565 605 645 685 725 765 805 845 885 925 0 Waktu Gambar 9. Grafik Perbandingan antara Pengukuran Tegangan menggunakan Multimeter dengan Tampilan Visual Basic terhadap Waktu saat Pengisian Baterai Kesalahan relatif untuk setiap pengukuran tegangan saat pengisian baterai dihitung dengan rumus sebagai berikut: TegMulti (TegAcuan) − TegTampilanVisualBasic Error = .x100% .....................(12) TegMulti (TegAcuan) Berdasarkan hasil pengamatan grafik Gambar 9 dapat dihitung bahwa kesalahan rata –rata pengukuran tegangan saat pengisian baterai adalah sebesar 0,7%. Grafik perbandingan hasil pengukuran tegangan menggunakan multimeter dengan tampilan Visual Basic dapat dilihat pada Gambar 10. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa proses dari alat ukur untuk pengisian baterai isi ulang dapat berhasil baik. 1,6 Tegangan Tam pilan VB 1,55 1,5 1,45 1,4 1,35 1,3 1,25 1,2 1,2 1,25 1,3 1,35 1,4 1,45 1,5 1,55 1,6 Tegangan Multimeter Gambar 10. Grafik Perbandingan Hasil Pengukuran Tegangan Mengunakan Multimeter dengan Tampilan Visual Basic saat Pengisian Baterai 4.2.2. Proses Pengosongan Baterai Isi Ulang Gambar 11 merupakan grafik perbandingan pengukuran tegangan baterai secara manual dengan tampilan pada program Visual Basic saat pengosongan baterai terhadap waktu yang dicuplik tiap 5 menit. 1,6 1,4 Tegangan 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 500 485 470 455 440 425 410 395 380 365 350 335 320 305 290 275 260 245 230 215 200 185 170 155 140 125 95 110 80 65 50 35 5 man 20 0 Waktu VB Gambar 11. Grafik Perbandingan Pengukuran Tegangan menggunakan Multimeter dengan Tampilan Visual Basic terhadap Waktu saat Pengosongan Baterai Kesalahan relatif untuk setiap pengukuran tegangan saat pengosongan baterai dapat dihitung dengan persamaan 12. Berdasarkan pengamatan grafik Gambar 11 dapat dihitung bahwa kesalahan rata – rata pengukuran tegangan saat pengosongan baterai adalah sebesar 0,81%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa proses dari alat ukur untuk pengosongan baterai isi ulang dapat berhasil baik. Tegangan Tampilan VB 1,35 1,25 1,15 1,05 0,95 0,85 0,85 0,95 1,05 1,15 Tegangan Multimeter 1,25 1,35 Gambar 12 Grafik Perbandingan Hasil Pengukuran Tegangan Menggunakan Multimeter dengan Tampilan Visual Basic saat Pengosongan Baterai 5. Kesimpulan Setelah melakukan perancangan dan pengujian alat pengukur tegangan pengisian dan pengosongan baterai isi ulang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Alat ini dapat digunakan untuk mengisi baterai dengan kesalahan rata-rata pengukuran saat pengisian sebesar 0,7%. 2. Alat ini dapat digunakan untuk mengosongkan baterai isi ulang dengan kesalahan rata-rata pengukuran saat pengosongan sebesar 0,81%. 3. Program Visual Basic dapat menampilkan dengan baik data tegangan saat pengosongan serta pengisian baterai isi ulang dalam bentuk grafik tegangan terhadap waktu. Daftar Pustaka