BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pasar modal dianggap sebagai sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan suatu negara. Pasar modal juga merupakan representasi untuk menilai kondisi perusahaan di suatu negara, karena hampir semua industri di suatu negara terwakili oleh pasar modal. Pasar modal yang mengalami peningkatan (bullish) atau mengalami penurunan (bearish) terlihat dari naik turunnya harga saham yang tercermin melalui suatu pergerakan indeks harga saham khususnya indeks harga saham sektoral. Indeks harga saham sektoral merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga saham berdasarkan sektor usahanya. Informasi yang dihasilkan dari pergerakan indeks harga saham sektoral ini sangat di perlukan bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi pembentukan portofolio. Sebagai salah satu instrumen perekonomian, pasar modal tidak terlepas dari pengaruh yang berkembang dilingkungannya seperti lingkungan ekonomi makro. Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang mempengaruhi operasi perusahaan sehariāhari. Pengaruh lingkungan ekonomi makro timbul dari beberapa faktor yang berasal dari luar negeri seperti indeks bursa asing negara 1 lain, tren perubahan harga minyak dunia, tren harga emas dunia, sentimen pasar luar negeri, dan juga berasal dari faktor-faktor yang terjadi di dalam negeri seperti perubahan nilai tukar atau kurs di suatu negara terhadap negara lain, tingkat suku bunga, inflasi, pertumbuhan ekonomi, jumlah uang beredar dan lain sebagainya. Banyak teori dari penelitian terdahulu yang mengungkapkan bahwa pergerakan harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor makro ekonomi. Faktor-faktor makro ekonomi yang seringkali dihubungkan dengan pasar modal adalah fluktuasi tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar, dan pertumbuhan PDB. Ratanapakorn dan Sharma (2007) dalam penelitiannya berdasarkan metode vector error correction model (VECM) dan Granger causality terhadap indeks harga saham di Amerika Serikat (S&P500) dan 6(enam) variabel makroekonomi selama periode 1975-1999 menyimpulkan bahwa secara jangka panjang tingkat suku bunga simpanan jangka panjang berpengaruh negatif terhadap harga saham namun berpengaruh positif terhadap jumlah uang beredar, indeks produksi, inflasi, nilai tukar dan tingkat suku bunga simpanan jangka pendek. Disisi lain disimpulkan pula dalam jangka pendek tidak ditemukan adanya pengaruh signifikan antara variabel makroekonomi dan pergerakan harga saham. Momani dan Alsharari (2012) yang melakukan analisis statistik terhadap pengaruh beberapa variabel ekonomi yang terdiri dari tingkat suku bunga, produk domestik bruto, jumlah uang beredar dan indeks produksi terhadap indeks harga saham gabungan dan sektoral (bank, industrial, insurance and services) di Amman Stock Exchange pada kurun waktu 1992 - 2010 dengan metode multiple 2 regression analysis menyimpulkan bahwa variabel makro ekonomi berpengaruh terhadap indeks harga gabungan dan sektoral. Berdasarkan penelitian tersebut dijelaskan pula bahwa indeks produksi memiliki pengaruh negatif terhadap indeks harga saham gabungan maupun indeks saham sektoral kecuali terhadap sektor asuransi yang memiliki pengaruh positif. Penelitian yang dilakukan Pilinkus dan Boguslauskas (2009) dengan metode The Impulse response function dalam menentukan hubungan jangka pendek antara 6 (enam) variabel makroekomi yang mencakup produk domestik bruto, inflasi, jumlah uang beredar, tingkat pengangguran, tingkat suku bunga, dan nilai tukar terhadap harga saham pada indek harga saham Lithuania kurun waktu Januari 2000 sampai Juni 2009 secara umum menyimpulkan bahwa makro ekonomi merupakan faktor penentu yang signifikan terhadap indeks harga saham di Lithuania. Produksi domestik bruto dan jumlah uang beredar memiliki pengaruh positif sedangkan tingkat pengangguran, nilai tukar dan tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap harga saham. Mahmod dan Dinniah (2009) yang melakukan penelitian di 6 (enam) negara asia pasifik antara lain Malaysia, Korea, Hongkong, Thailand, Jepang dan Australia pada kurun waktu tahun 1993 sampai dengan tahun 2002 menyatakan bahwa dalam jangka panjang terdapat hubungan antara Inflasi, indeks produksi dan suku bunga terhadap harga saham pada 4 (empat) negara kecuali Malaysia dan Thailand. Namun dinyatakan sebaliknya bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel makro ekonomi terhadap harga saham dalam jangka pendek kecuali untuk Hongkong dan Thailand. 3 Vygodina (2006) dalam penelitian empirisnya terhadap nilai tukar dan harga saham di Amerika Serikat selama kurun waktu 1987 - 2005 menyimpulkan bahwa ada hubungan nilai tukar terhadap harga saham yang berkapitalisasi besar namun dinyatakan sebaliknya atas harga saham berkapitalisasi kecil. Harga saham dan nilai tukar dipengaruhi oleh beberapa variabel makro ekonomi dan perubahan kebijakan moneter Amerika Serikat yang memiliki pengaruh penting terhadap sifat hubungan keduanya. Kandir (2008) dalam penelitiannya menggunakan model regresi linier berganda terhadap 7 (tujuh) faktor makro ekonomi dan stock return pada 12 jenis forfolio saham perusahaan non financial yang listed di Istambul Stock Exchange kurun waktu tahun 1997 sampai dengan tahun 2005 menyimpulkan bahwa nilai tukar, tingkat suku bunga dan indeks harga saham dunia berpengaruh terhadap seluruh jenis portofolio saham sedangkan tingkat inflasi hanya berpengaruh terhadap 3 (tiga) jenis portofolio saham. Namun disisi lain dinyatakan bahwa indeks produksi, jumlah uang beredar dan harga minyak dunia tidak berpengaruh terhadap stock return. Buyuksalvarci (2010) dalam analisisnya mengenai pengaruh beberapa variabel makroekonomi terhadap Bursa Efek Turki menggunakan multiple regression model pada kurun waktu 2003 sampai dengan 2010 menyimpulkan bahwa tingkat suku bunga, Indeks produksi, harga minyak dan nilai tukar berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham sedangkan jumlah uang beredar berpengaruh positif terhadap indeks harga saham. Namun disisi lain bahwa harga emas tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham. 4 Hasil berbeda diperoleh dari penelitian yang dilakukan Valadkhani, dkk (2006) tentang pengaruh variabel makro ekonomi Thailand dan Pasar Modal International terhadap Pasar Modal Thailand pada kurun waktu 1988 - 2004 dengan menggunakan perhitungan GARCH-M model memberikan hasil bahwa variabel makro ekonomi seperti tingkat suku bunga, nilai tukar, indeks harga konsumen dan jumlah penawaran uang tidak memberikan pengaruh terhadap pergerakan pasar modal Thailand, sementara perubahan harga minyak memberikan pengaruh yang negatif bagi pasar modal Thailand hanya untuk periode sebelum krisis pada tahun 1997. Tidak jauh berbeda dengan penelitian Valadkhani,dkk (2006), Tursoy, dkk (2008) yang melakukan penelitian dalam kerangka The Arbitrage Pricing Theory (APT) pada periode 2001-2005 tentang pengaruh 13 (tiga belas) variabel makro ekonomi yang terdiri dari jumlah uang beredar, indeks produksi, harga minyak dunia, inflasi, impor, ekspor, harga emas dunia, nilai tukar, tingkat bunga, produk domestik bruto (PDB), cadangan devisa, tingkat pengangguran dan market pressure Index terhadap stock return pada 11(sebelas) jenis saham industri di Istambul Stock Exchange menunjukkan bahwa secara keseluruhan faktor-faktor makro ekonomi tidak berpengaruh terhadap stock return, namun dijelaskan pula bahwa ada beberapa variabel makro ekonomi yang hanya menunjukkan pengaruh terhadap salah satu jenis portofolio namun tidak berpengaruh terhadap jenis portofolio lainnya. Berikut ringkasan hasil penelitian terdahulu yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 5 TABEL 1.1 RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU No Peneliti Judul Variabel Temuan Dalam jangka panjang semua variabel berpengaruh signifikan terhadap harga saham namun tidak berpengaruh signifikan dalam jangka pendek Semua variabel makroekonomi berpengaruh signifikan terhadap harga saham Produk domestik bruto, Jumlah uang beredar memiliki pengaruh positif sedangkan tingkat pengangguran, nilai tukar dan tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap harga saham 1. Ratanapakorn dan sharma (2007) Dynamic analysis between the us stock returns and the macroeconomic variables Suku bunga simpanan jangka panjang,jumlah uang beredar, indeks produksi, inflasi, nilai tukar dan suku bunga simpanan jangka pendek 2. Momani dan Alsharari (2012) Tingkat suku bunga, Produk domestik bruto, Jumlah uang beredar dan Indeks produksi 3. Pilinkus dan Boguslauskas (2009) 4. Mahmod dan Dinniah (2009) Impact of Economic Factors on the Stock Prices at Amman Stock Market The Short-Run Relationship between Stock Market Prices and Macroeconomic Variables in Lithuania: An Application of the Impulse Response Function Inzinerine Ekonomika Stock Returns and Macroeconomics Variables: Evidence from the Six AsianPacific Countries 5. Vygodina (2006) 6. Kandir (2008) Effects of size and international exposure of the US firms on the relationship between stock prices and exchange rates Macroeconomic Variables, Firm Characteristics and Stock Returns: Evidence from Turkey Produk domestik bruto, Inflasi, Jumlah uang beredar, Tingkat pengangguran, Tingkat suku bunga, dan Nilai tukar Inflasi, indeks produksi dan suku bunga Nilai tukar Nilai tukar, tingkat suku bunga, indeks harga saham dunia, inflasi, indeks produksi, jumlah uang beredar dan harga minyak dunia Dalam jangka panjang terdapat hubungan signifikan antara variabel makroekonomi dan harga saham sedangkan dalam jangka pendek tidak terdapat hubungan signifikan kecuali untuk 2(dua) negara Terdapat hubungan signifikan antara nilai tukar dan harga saham yang berkapitalisasi besar Nilai tukar, tingkat suku bunga, indeks harga saham dunia dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan indeks produksi, jumlah uang beredar dan harga minyak dunia tidak berpengaruh terhadap harga saham 6 7. Buyuksalvarci (2010) The Effects of Macroeconomics Variables on Stock Returns: Evidence from Turkey Tingkat suku bunga, indeks produksi, harga minyak dunia, nilai tukar, jumlah uang beredar, harga emas dunia 8. Valadkhani,dkk (2006) The Interplay Between the Thai and Several Other International Stock Markets Tingkat suku bunga, nilai tukar, indeks harga konsumen, jumlah uang beredar, harga minyak dunia 9. Tursoy, dkk (2008) Macroeconomic Factors, the APT and the Istanbul Stock Market Jumlah uang beredar, indeks produksi, harga minyak dunia, inflasi, impor, ekspor, harga emas dunia, nilai tukar, tingkat bunga, produk domestik bruto (PDB), cadangan devisa, tingkat pengangguran dan market pressure Index Tingkat suku bunga, Indeks produksi, harga minyak, nilai tukar berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham sedangkan jumlah uang beredar berpengaruh positif terhadap indeks harga saham. Harga emas tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham Tingkat suku bunga, nilai tukar, indeks harga konsumen dan jumlah uang beredar tidak berpengaruh terhadap harga saham sedangkan harga minyak dunia berpengaruh negatif terhadap harga saham hanya pada periode sebelum krisis 1997 Seluruh faktor-faktor makro ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap stock return Berdasarkan latar belakang dan kesimpulan penelitian terdahulu yang bervariasi terkait pengaruh variabel-variabel makro ekonomi terhadap harga saham maka masih perlu dilakukan penelitian lanjutan berdasarkan sampel dan lokasi berbeda terhadap indeks harga saham sektoral khususnya yang listed di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang dapat dirumuskan adalah menentukan adanya pengaruh variabel-variabel makro ekonomi dan variabel yang paling dominan yang berpengaruh terhadap indeks harga saham sektoral yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 7 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan diatas tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menentukan adanya pengaruh inflasi, suku sunga, nilai tukar dan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap indeks harga saham sektoral yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Terdapat beberapa manfaat penelitian ini bagi pihak-pihak terkait, yaitu: 1. Bagi pelaku bisnis dan praktisi keuangan diharapkan memperoleh pemahaman dan informasi yang tepat guna menjadi salah satu masukan dalam mempertimbangkan keputusan Investasi. 2. Bagi akademisi dan peneliti dapat menambah pengetahuan tentang variabel makro ekonomi dan pasar modal guna menyeimbangkan teori yang diperoleh dengan kondisi yang nyata. 3. Bagi pemerintah memperoleh masukan yang baik dalam penyusunan kebijakan terkait pasar modal sehingga keputusan-keputusan yang akan diambil ke depan menjadi tepat dan bermanfaat bagi seluruh pihak yang berkepentingan. 4. Bagi pihak-pihak lain, memberikan informasi dan referensi tambahan untuk penelitian selanjutnya terkait pengaruh faktor-faktor makro ekonomi terhadap harga saham. 8 1.5 Sistematika penulisan Sistematika penulisan terdiri dari lima bab yang masing-masing bab menjelaskan hal-hal sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Berisi penjelasan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan yang akan dibuat. BAB II : Tinjauan Literatur Berisi penjelasan berbagai kajian literatur yang dilakukan terkait dengan topik penelitian. BAB III: Metodologi Penelitian Berisi penjelasan terkait metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian, termasuk didalamnya metoda pengambilan sampel, data-data yang digunakan, variabel yang diteliti dan teknik analisisnya. BAB IV: Analisis Data Berisi penjelasan terkait hasil pengujian hipotesis, perumusan model dan pembahasan umum. BAB V: Kesimpulan dan Rekomendasi Berisi kesimpulan hasil penelitian beserta rekomendasi untuk penelitian berikutnya dimasa yang akan datang. 9