Modul Teknik Reportase dan Wawancara

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Perencanaan
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Public
Relations
Elearning
03
Kode MK
Disusun Oleh
B21423EL
Mintocaroko. S.Sos
Abstract
Kompetensi
Memahami konsep penyajian materi teknik
reportase dengan formatnya, dan
wawancara
Setelah mengikuti mata kuliah ini,
mahasiswa diharapkan dan menjelaskan
kembali bentuk teknik reportase dengan
formatnya program faktual dan non faktual,
dan wawancara
Latar Belakang
Reportase adalah pemberitaan, pelaporan, tehnik pelaporan kejadian berdasarkan
pengamatan atau sumber tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
hal 744, 1990). Repotase secara sederhana bisa diartikan sebagai suatu laporan yang
dilakukan oleh seorang reporter atau wartawan mengenai suatu peristiwa yang dilihatnya
dengan mata kepala sendiri ( on location ). Reportase juga mengandung pengertian
melaporkan suatu kejadian, tapi disiarkan kemudian Reportase erat kaitannya dengan
wawancara, sehingga seringkali wawancara dianggap sebuah reportase.
Apakah wawancara sama dengan reportase? Jawabannya adalah tidak. Reportase memiliki
ruang lingkup yang jauh lebih luas daripada wawancara, sedangkan wawancara merupakan
salah satu jenis teknik reportase
Definisi Reportase

Jakob Oetama :
Reportase Faktual adalah mengisyaratkan terjadinya suatu peristiwa dengan berita-berita
akan menjadi lengkap apabila berita itu menggunakan kebenaran, yaitu fakta selengkapnya.
Reportase Interpretatif adalah pengungkapan peristiwa disertai usaha memberikan arti pada
peristiwa tersebut, menyajikan interpretasi.
Reportase Komprehensif adalah bentuk liputan peristiwa yang menjelaskan permasalahan
dari berbagai segi dan dalam konteks selengkap mungkin.
(Proyek Pembinaan dan
Pengembangan Pers Departemen Penerangan RI, Drs. Jakob Oetama, Ujung Pandang, hal.
10, 1975)

Bambang Sadono :
Reportase adalah sebuah karya jurnalistik dalam bentuk ragam pengembangan berita. (Citra
Almamater, Buku Pintar Seorang Penulis Berdasarkan Pengalaman Praktis.
 Jadi reportase secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah berita yang telah
dikembangkan dan diperdalam secara komprehensif dengan mengungkap sesuatu
yang belum jelas sehingga bisa memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada
pembaca
15
2
Teknik Reportase dan Wawacara
Mintocaroko. S.Sos
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jenis-Jenis Reportase
Ada beberapa jenis reportase yang harus diketahui dan diperhatikan, yaitu :



Repotase Dasar : menghasilkan berita langsung ( straight news )
Reportase media ( menengah ) : menghasilkan berita kisah ( soft news/feature )
Reportase lanjutan ; menghasilkan berita analisis ( news analysis
Peranan Komunikator
Istilah komunikasi sering kita dengar pada percakapan sehari-hari, untuk mengganti kata
hubungan. Para ahli komunikasi massa menggunakan istilah komunikasi untuk maksud atau
pengertian yang berbeda yaitu lebih diartikan sebagai pernyataan atau pemberitahuan.
Semua bentuk pernyataan, baik dalam bentuk lisan, tulisan maupun ekspresi diri yang
dimaksud untuk memberi tahu disebut komunikasi . namun banyak para ahli komunikasi
berpendapat bahwa komunikasi tidak cukup hanya berupa penyampaian pesan, tetapi harus
ada unsur yang menerima pesan atau pernyataan.
Kemudian berkembang bahwa komunikasi sangat tergantung dari tujuan atau sasarannya
Bila penerima pesan/pernyataan mengerti isi pesan yang disapaikan , maka itulah yang
disebut komunikasi . Berikut beberapa definisi komunikasi :
 Hovland, janis & Kelley : komunikasi adalah suatu proses di mana seseorang (
komunikator ) menyampaikan stimulus dengan tujuan mengubah atau membentuk
perilaku orang lain
 Weaver : komunikasi adalah seluruh prosedur di mana pikiran seseorang dapat
mempengaruhi pikiran orang lain
Reportase bisa dikatakan salah satu bentuk komunikasi, oleh karena itu komunikator sangat
berperan penting. Siapakah yang bertindak sebagai komunikator dalam reportase ?
15
3
Teknik Reportase dan Wawacara
Mintocaroko. S.Sos
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Karakteristik Komunikator
Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Dalam khazanah ilmu
komunikasi, komunikator (communicator) bisa juga bertukar peran sebagai komunikan atau
penerima pesan sehingga komunikator yang baik juga harus berusaha menjadi komunikan
yang baik. Seorang sumber bisa menjadi komunikator/pembicara.
Sebaliknya komunikator/pembicara tidak selalu sebagai sumber. Bisa jadi ia menjadi
pelaksana (eksekutor) dari seorang sumber untuk menyampaikan pesan kepada khalayak.
Pengirim adalah orang yg menyuruh untuk menyampaikan.
Peranan Reporter
Reporter merupakan komunikator yang melakukan komunikasi dengan komunikannya.
Reporter bertindak untuk memberikan penekanan, bahwa kegiatan komunikasi mempunyai
tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain yang menjadi sasaran komunikasi .
Reporter juga yang melaporkan suatu kejadian dari lapangan harus berusaha menjelaskan
peristiwa yang sedang ia saksikan . Oleh karena itu harus memiliki suara yang cukup
meyakinkan agar dapat mempengaruhi khalayak .
Peranan reporter yang diungkapkan ini adalah reporter yang bergerak dalam dunia
penyiaran. Bagi reporter dalam dunia percetakan akan mencatat apa yang disaksikannya.
Dia akan berkomunikasi dengan khalayak dari hasil tulisannya, memberi informasi, khalayak
akan membaca hasil karyanya . Pernyataan atau pesannya juga dapat mempengaruhi
perilaku pembaca. Pembaca akan memberikan opini, pendapat akan berubah sesuai
dengan opini surat kabar tersebut
Pewawacara (Interviewer)
Reporter bisa menjadi seorang pewawancara, dimana terhadi pertemuan antara seseorang
dengan orang lain yang diisi dengan tanya-jawab .
15
4
Teknik Reportase dan Wawacara
Mintocaroko. S.Sos
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bentuk acara ini sangat menarik khalayak karena dilakukan dengan tokoh atau orang
terkenal. Namun harus hati-hati, jangan sampai Reporter tergelincir menjadi percakapan
santai. Menurut Stuart W.Hyde perbedaan reportase dengan wawancara terletak pada
tehnik pelaksanaan. Tehnik didasarkan pada tujuan . Wawancara merupakan percakapan
yang tujuannya sudah ditentukan sebelumnya oleh pewawancara sebagai pengendala
wawancara termasuk narasumber .
Oleh karena itu pewawancara harus bisa mengendalikan narasumber dan memperhatikan :

Menjaga tempo bicara

Program yang baik mempunyai keragaman dan kontras

Hindarilah posisi dibawa kendali narasumber

Kemampuan mengendalikan wawancara

Hindarilah suara tumpang tindih antara pewawancara dan narasumber
Tujuan Wawacara
Yang membedakan reportase dengan wawancara adalah tujuannya.
Tujuan dari wawancara adalah :

Agar dapat dirumuskan secara sederhana

Untuk mendapatkan fakta

Untuk mendapatkan komentar dan pandangan dari sumber berita

Media radio dan televisi tertumpu pada suara narasumber

Media cetak terletak pada kemampuan reporter untuk menuliskan kembali
keterangan si narasumber dalam kalimat
Wawancara berfungsi agar khalayak mendapatkan keterangan yang lengkap sehingga
membuat pemahaman menjadii lebih utuh terhadap sebuah peristiwa atau persoalan.
Jenis Wawancara antara lain :
1. Wawancara Keras (dilakukan untuk mencari opini /komentar dari narasumber

Memerlukan persiapan matang dengan dukungan riset yang memadai

Reporter harus siap dengan data dan informasi yang penting

Narasumber juga memiliki data dan informasi
2. Wawancara Informatif

Menggali data elementer, seperti meliput musibah
15
5
Teknik Reportase dan Wawacara
Mintocaroko. S.Sos
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id


Akan mencari apa yang terjadi dalam peristiwa tersebut
cari tahu hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa tersebut
3. Wawancara Emosional

Keadaan emosi dapat digali dalam wawancara

Hati-hati menempatkan diri

Pengembangan dari wawancara informative
Dalam melakukan wawancara, maka terdapat beberapa tehnik yang perlu diketahui,
antara lain adalah

Tanyakan hal-hal yang penting lebih dulu
• Narasumber memiliki waktu terbatas
• Ajukan pertanyaan ringan sebelum menanyakan pertanyaan yang berat
• Ajukan pertanyaan elementer : 5W+1H

Pertanyaan harus jelas,pendek dan tidak berbelit-belit

Biasakan untuk tidak mengajukan pertanyaan ganda.

Jangan membuat pernyataan
Perencaan
Dalam melakukan reportase maka dibutuhkan sebuah perencanaan. Perencanaan terdiri
dari
1. Perencanaan sumber program yang teridiri atas tindakan :




Memutuskan tujuan secara jelas ( kerangka program )
Mengantisipasi urutan yang direalisasi sebagai produk akhir
Menilai sumber-sumber yang diperlukan
mengkomunikasikan semua informasi ini kepada orang-orang yang terlibat
2. Hal-hal yang diperhitungkan



15
6
informasi ( informasi berkaitan dengan tema apa yang akan dibahas, tujuan apa
yang ingin disampaikan )
Orang-orang dengan ketrampilan ( termasuk ke dalamnya tim reportase dan
narasumber yang ingin diwawancarai )
Peralatan ( dalam melakukan reportase maka membutuhkan beragam peralatan,
mulai dari yang sederhana seperti alat tulis, alat rekam sampai dengan kamera
audio visual )
Teknik Reportase dan Wawacara
Mintocaroko. S.Sos
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Waktu ( hal ini sangat penting, karena durasi bermain dalam sebuah tayangan.
Waktu juga menjadi penting, ketika kitta melakukan janji untuk wawancara
dengan beberapa narasumber yang belum tentu dalam waktu dan tempat yang
sama
3. Format Acara

Menurut Antonius Darmonto : Format acara terdapat Format Program dan
Format
 Format program : perencanaan penyajian sebuah program berdasarkan
pendekatan isi materinya Format produksi : perencanaan suatu program
menurut pendekatan teknik penyajian
Reportase Investigatif
Sejarah dari reportase investigative dimulai dari PARA PENDOBRAK. Pada awal Abad ke20 sebuah generasi wartawan Amerika yang disebut "muckrakers" (pendobrak) muncul
menyuarakan reformasi pemerintahan dari tingkat pusat hingga lokal. Mereka menyidik dan
mengungkapkan borok-borok kekuasaan yang korup: meliputi praktek buruk perusahaan
besar (buruh di bawah umur, kartel dan monopoli) hingga kebusukan dalam mesin politik.
Di Indonesia sendiri dimulai dengan banyaknya SKANDAL KEUANGAN. Di Indonesia,
laporan investigatif muncul sejak 1970-an ketika Koran Indonesia Raya dan kemudian
Majalah Tempo mengungkap skandal keuangan di Pertamina. Tak heran jika investigasi
keuangan (financial investigation) merupakan aspek yang menonjol, bahkan hingga kini.
Investigasi hampir identik dengan pengungkapan skandal keuangan.
Wartawan investigatif memusatkan laporan mereka pada penyalahgunaan kekuasaan--baik
kekuasaan budaya, keuangan, politik maupun pengambilan kebijakan--yang mengambil
bentuk pada pelanggaran hukum terselubung atau konflik kepentingan yang ingin
dirahasiakan oleh sekelompok orang maupun lembaga. Laporan investigatif seringkali
kemudian ditindaklanjuti oleh investigasi resmi pemerintah (polisi, jaksa, pengadilan). Ini
merupakan
contoh
klasik
bagaimana
pers
mendorong
lembaga-lembaga
publik
bertanggungjawab terhadap publik; membuat urusan pemrintahan lebih transparan, baik di
tingkat pusat maupun lokal.
Investigasilah yang membuat pers bisa dianggap sebagai "watchdog" dari kebebasan
konstitusional. Investigasilah yang membuat pers disebut pilar ke-empat demokrasi dan
15
7
Teknik Reportase dan Wawacara
Mintocaroko. S.Sos
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
karenanya dilindungi undang-undang yang khusus (UU Pers). Tanpa itu, pers sama saja
dengan industri lain yang berorientasi profit, bukan berorientasi publik. Pada intinya,
jurnalisme investigasi meliputi kerja mengungkap dan mendokumentasikan aktivitas yang
sebelumnya tidak diketahui oleh publik. Ini seringkali melibatkan taktik yang sering
digunakan polisi untuk mengungkap kejahatan.
Proses Reportase Investigatif
 MENENTUKAN TEMA. Di banyak media, tema investigasi ditentukan melalui rapat
yang terencana, melalui perumusan agenda publik yang dipunyai masing-masing
media. Namun, bahkan dalam contoh investigasi legendaris (seperti "Skandal
Watergate") tema itu muncul secara "tidak sengaja": wartawan atau kelompok
wartawan menemukan peristiwa yang nampaknya sepele, namun teguh melakukan
penggalian terus-menerus sehingga berhasil menemukan "peristiwa terselubung"
 MERUMUSKAN MASALAH. Mencari "akar masalah" (bottom-line), merumuskan
pertanyaan terpenting yang ingin dijawab. Juga merumuskan apa yang mau
dikatakan dengan investigasi ini, se-spesifik mungkin, dalam satu kalimat pendek.
Rumusan masalah juga semacam hipotesis dalam penelitian ilmiah (sesuatu yang
harus diuji kebenarannya di "laboratorim" atau lapangan).
 MENGGALI BAHAN. Melakukan wawancara terhadap sumber dan tokoh kunci.
Mencari dokumen dan bukti terpenting dari lapangan
15
8
Teknik Reportase dan Wawacara
Mintocaroko. S.Sos
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
a. Ardianto, Elvinaro. 2002. Dasar – dasar Public Relations. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
b. Edy Susanto. S.H., M.H., dkk. 2003. Hukum Pers di Indonesia. Indonesia. Rhineka
Cipta.
c. Effendy, Onong Uchjana, 2000 Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung PT.
Remaja Rosdakarya.
d. Helena Olii 2010. Penyiaran Sebagai Reporter. Diktat Pelatihan. Yogyakarta
e. Jessup, L., Valacich, J. 2003. Information Systems Today; Prentice Hall, NJ.
f. R. McLeod, 2003 . Management Information Systems, 9/E, Prentice Hall.
g. Rachmat Kriyantono. 2008. Public Relations Writing: Media Public Relations
Membangun Citra Korporat, Kencana.
15
9
Teknik Reportase dan Wawacara
Mintocaroko. S.Sos
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download