BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali persainganpersaingan di berbagai sektor usaha. Baik di sektor jasa, pertambangan, perbankan, energi, dan juga manufaktur. Kondisi tersebut menuntut para pelaku usaha untuk dapat mengimbangi segala perubahan yang mungkin akan terjadi dengan sangat cepat. Untuk itu perusahaan-perusahaan menghendaki setiap karyawannya memiliki kemampuan yang lebih serta dapan mengembangkan kemampuan mereka mengikuti kondisi yang akan dihadapi agar mampu bertahan dalan persaingan usaha yang semakin ketat. Di sektor manufaktur misalnya, perusahaan menuntut setiap proses produksi bisa berjalan dengan cepat dan efisien dalam menghasilkan produk yang berkualitas namun dengan harga yang relatif lebih murah. Hal ini terutama untuk mengimbangi produk- produk China yang harganya sangat murah dengan kualitas yang tidak kalah jauh. Salah satu cara untuk menekan biaya produksi suatu produk adalah dengan meminimalisasi waktu proses permesinanya atau dengan kata lain dengan peeningkatan produktifitas. Sehingga dengan waktu yang sama dituntut bisa menghasilkan produk yang lebih banyak dengan kualitas ukuran yang relatif sama. 1 Untuk mendukung proses produksi yang lebih cepat dengan kualitas yang relatif stabil, diperlukan mesin CNC yang mampu mengerjakan proses-proses permesinan tersebut. Jadi dalam hal ini peran seorang Engineer sangat penting dalam membuat program CNC untuk bisa mengasilkan produk- produk dengan cepat serta hasil yang stabil, baik dari segi ukuran, toleransi, dan tingkat kehalusan permukaan benda kerja. Lebih jauh lagi, peran mesin CNC tidak maksimal tatkala bagian spindel hanya mampu terpasang sebuah collet, sehingga hanya satu mata bor atau pisau potong yang bisa digunakan. Sebagai contoh untuk proses pembuatan lubang dengan mesin CNC spindel tunggal, sebagus apapun program yang dibuat untuk menjalankan mesin CNC tersebut, akan kalah cepat apabila dalam mesin CNC tersebut terpasang multi spindle yang terdiri dari 3 atau bahkan 4 collet sekaligus yang memungkinkan dalam sekali proses, 3 atau 4 lubang PCD (Pitch Circle Diameter) dapat terbentuk dengan waktu yang relatif lebih cepat. 1.2 Rumusan Masalah Untuk memproduksi komponen sepeda motor, salah satu grup perusahaan Astra merencanakan memanfaatkan mesin CNC Milling lama jenis Hitachi Seiki type VK45 yang dimiliki untuk membuat 4 lubang diameter maksimum 10mm dengan PCD (Pitch Circle Diameter) 90mm. Mesin CNC ini hanya memiliki spindel yang hanya dapat untuk memasang 1 collet, sehingga untuk membuat 4 lubang deperlukan gerakan yang berulang-ulang. Hal ini sangat mengurangi efisiensi proses permesinan, karena waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan lubang tersebut bertambah lama. Sebagai solusi permasalahan tersebut, pihak managemet telah memesan multi spindle dengan 4 buah collet mampu terpasang dengan PCD (Pitch Circle Diameter) 90mm. Dengan demikian satu permasalahan telah teratasi. Namun setelah penggunaan beberapa bulan timbul pemikiran baru bahwa penggunaan multi spindle 4 collet tersebut masih kurang efisien karena hanya mampu menghasilkan 4 lubang dengan hanya PCD 90mm dalam sekali proses. Sehingga jika dikehendaki modifikasi rancangan produk dan terjadi perubahan pada PCD lubang, maka multi spindle tersebut tidak akan terpakai. Dan kenyataan yang ada, sering kali terjadi perubahan rancangan terutama pada PCD lubang komponen yang awalnya 90mm jadi 95mm, 100mm, bahkan sampai 120mm. Karena hal tuntutan tersebut maka diambil kesepakatan para perancang komponen tersebut untuk strandarisasi PCD komponen min 90mm dengan kelipatan perubahan 5mm PCD. Kesepakatan ini diambil untuk memudahkan pemesanan multi spindle. Rencananya pihak management ingin menambah beberapa multi spindle 4 collet untuk produksi dengan PCD yang berbeda dengan kelipatan 5mm, yaitu PCD 95mm,100mm,105mm, sampai 120mm. Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis berusaha memecahkan permasalahan tersebut dengan membuat rancangan special multi spindle berdiameter maksimum collet 10mm namun dengan PCD yang mampu diatur (Adjuster PCD) minimum PCD 90mm dan maksimum PCD 150mm menggunakan metode VDI 2221. Sehingga dengan Special multi spindle ini diharapkan mampu menghasilkan 4 lubang berdiameter maksimum 10mm dengan PCD 90mm hingga 150 mm tanpa harus mengganti spindel lagi, serta dengan perancangan ini diharapkan juga mampu menambah efisiensi proses permesinan terutama proses pembuatan 4 lubang dengan diameter maksimum 10mm dengan mengurangi waktu set up mesin sekaligus menghemat biaya penyediaan peralatan produksi. 1.3 Batasan Masalah Mengingat luasnya konsep perancangan alat tersebut, maka penulis hanya akan membahas tentang : 1. Perancangan perhitungan beban maksimum pada komponen yang meliputi : a. Roda gigi sebagai penerus putaran dari penggerak utama. b. Poros sebagai penerus putaran dari roda gigi ke mata bor, hasil perhitungan ini merupakan diameter dimana akan dipasang bearing. Pada kenyataannya ukuran poros akan bertingkat sesuai dengan kondisi lapangan ataupun kemudahan dalam perancangan. c. Bearing atau bantalan yang hanya menghitung dynamic equivalent load dan static equivalent load sebagai acuan menentukan ukuran terkecil bearing yang digunakan 2. Tidak melakukan perhitungan pada sistem pelumasan, perpindahan panas, dan pembebanan aksial pada bearing. 3. Spesifikasi motor listrik berdasarkan spesifikasi pada mesin CNC yang telah ada. 4. Material yang digunakan mengacu pada tabel yang telah ada pada katalog material teknik. 5. Data yang diperlukan deperoleh dari hasil pengumpulan informasi dari customer di lapangan serta dari hasil perhitungan dan asumsi. 6. Produk tidak diuji performance dan tidak disajikan secara detail sebagimana halnya sebuah product planning. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan konsep menurut VDI 2221 (Verign Deutscher Ingenieure, Persatuan Insinyur Jerman) 1.4 Tujuan Perancangan Adapun maksud dan tujuan dari perancangan alat ini adalah : 1. Meningkatkan efisiensi proses permesinan pada pembuatan lubang komponen sepeda motor di salah satu perusahaan grup Astra serta menghemat biaya penyediaan peralatan produksi komponen tersebut. Dalam pembuatannya komponen tersebut membutuhkan alat dengan spesifikasi ; diameter maksimum collet 10mm dengan PCD 90 mm dan perubahan PCD kelipatan 5mm. Selama ini, dalam proses pembuatan komponen tersebut , waktu permesinan yang diperlukan relatif lama, karena hanya menggunakan single spindle sehingga gerakan pengeboran harus dilakukan secara berulang- ulang. Hal ini sangat tidak efisien tatkala produk yang dihasilkan dalam jumlah yang banyak, dimana harus dicapai suatu standar kualitas yang telah ditetapkan. 2. Dapat menerapkan metode-metode perancangan yang telah depalajari untuk mendapatkan hasil rancangan yang optimal, dalam hal ini menggunakan VDI 2221. 3. Menerapkan ilmu-ilmu keteknikan untuk menyelesaikan permasalahan- permasalahan yang dihadapi dalam dunia kerja, dalam hal ini di sektor manufaktur. 1.5 Metodologi Perancangan Metode perancangan yang digunakan penulis dalam menyusun laporan tugas akhir ini melalui dua metode, yaitu : A. Metode Penulisan 1. Penelitian Kepustakaan Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data- data sekunder, yaitu dengan membaca buku dan mengambil intisarinya guna mendukung penyusunan tugas akhir. 2. Penelitian Lapangan Metode ini dipakai untuk mengumpulkan data- data pimer dengan mengadakan pengamatan langsung di industri yang bersangkutan, dalam kasus ini survei dilakukan oleh Tecnical Support perusahaan. 3. Diskusi Metode ini dipakai untuk mengumpulkan data primer maupun sekunder dengan mengadakan diskusi maupun dengan bertanya kepada pihak- pihak yang berkompeten di bidang ini. B. Metode Perhitungan Metode ini mengacu pada data- data dari hasil perhitungan maupun pengamatan langsung di lapangan sebagai dasar perhitungan yang tidak lepas dari pembatasan maslah. 1.6 Sistematika Penulisan Peancangan ini disusun dalam sistematika penulisan dengan urutan seperti berikut ini : Bab I Pendahuluan Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, metodologi perancangan, dan sistematika penulisan. Bab II Metode Perancangan Sistematis Bab ini berisi tentang proses perancangan, aliran kerja pada proses perancangan, klasifikasi tugas, perancangan konseptual, pembuatan strukur fungsi, pemilihan kombinasi, pembuatan varian konsep, evaluasi, perancangan wujud, dan perancangan detail. Bab III Konsep Dan Perhitungan Komponen Rancangan Pada bab ini berisi tentang data periksa, daftar kehendak, struktur fungsi, prinsip solusi untuk sub fungsi, kombinasi prinsip solusi, pememilihan kombinasi terbaik, evaluasi, wujud perancangan, dan prinsip solusi, serta perhitungan komponen-komponen mesin sesuai dengan batasan-batasan yang sudah ditentukan penulis pada Bab I. Bab IV Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi jawaban dari permasalahan yang diajukan, yang diperoleh dari penelitian serta pengamatan di tempat penulis bekerja.