analisis pengaruh variabel-variabel fundamental

advertisement
ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL
FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL TERHADAP HARGA
SAHAM INDUSTRI PERBANKAN DI BEI
RABIATUL ADWIYAH
SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA *
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Pengaruh VariabelVariabel Fundamental dan Teknikal Terhadap Harga Saham Industri Perbankan
di Bei adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta
dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, April 2014
Rabiatul Adwiyah
NIM: H251114061
RINGKASAN
RABIATUL ADWIYAH. Analisis Pengaruh Variabel-Variabel Fundamental dan
Teknikal terhadap Harga Saham Industri Perbankan di BEI. Dibimbing oleh
ABDUL KOHAR IRWANTO dan TB. NUR AHMAD MAULANA.
Kondisi perekonomian dan dunia usaha Indonesia saat ini telah
berkembang dalam lingkungan yang penuh dengan perubahan. Dalam bidang
permodalan setiap perusahaan harus mampu mendapatkan sumber dana atau
modal tambahan yang jumlahnya tidak kecil. Pasar modal memungkinkan
perusahaan memperoleh sumber pembiayaan jangka panjang yang relatif murah
dari instrumen-instrumen keuangan dalam berbagai surat berharga (sekuritas).
Untuk berinvestasi di pasar
modal investor memerlukan pertimbanganpertimbangan yang matang. Informasi akurat yang diperlukan yaitu mengetahui
sejauh mana eratnya hubungan variabel-variabel yang menjadi penyebab fluktuasi
harga saham perusahaan yang akan dibeli. Mengetahui pengaruh variabel-variabel
tersebut, investor dapat memilih strategi untuk menentukan perusahaan yang
dianggap sehat, sebagai tempat menanamkan modal.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis variabel yang dominan dari
variabel-variabel fundamental dan teknikal yang mempengaruhi pergerakan harga
saham perbankan yang telah terdaftar di BEI dan bagaimana sifat hubungannya
dan menganalisis variabel-variabel fundamental dan teknikal mampu menjelaskan
variansi (pola pergerakan) harga saham pada perusahaan-perusahaan industri
perbankan yang telah terdaftar di BEI. Obyek penelitian adalah bank yang
konsisten masuk dalam LQ 45 periode 2008-2012. Data yang digunakan untuk
penelitian ini merupakan data sekunder berupa data panel. Data panel (pooled
data) merupakan gabungan data runtun waktu (time series) selama periode lima
tahun yaitu 2008-2012 dengan data silang (cross section) dari lima perbankan
pada kelompok LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah SEM (Structural Equation Modelling)
dengan tools Lisrell 8.80.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa delapan variabel bebas
mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham. Variabelvariabel tersebut adalah volume penjualan saham, jumlah uang beredar, tingkat
bunga deposito, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika, return on
investement, tingkat inflasi, current ratio, dan harga saham lalu. Sedangkan
volume penjualan saham mempunyai arah yang positif dan pengaruh yang paling
dominan. Nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,97
menunjukkan bahwa kontribusi variabel bebas dalam menjelaskan pola perubahan
variabel terikat (harga saham) cukup baik.
Kata Kunci: fundamental, harga saham, industri perbankan, SEM, teknikal
SUMMARY
RABIATUL ADWIYAH. Analysis the Effect of Fundamental and Technical
Variables on Stock Price Bank Industry at Indonesian Stock Exchange.
Supervised by ABDULKOHAR IRWANTO and TB.
NUR AHMAD
MAULANA
Economic conditions and the Indonesian business world today has evolved
in an environment full of changes . In the area of capital each company should be
able to obtain additional capital resources or funds which amount is not small .
Capital market allows the company long-term sources of funding are relatively
cheap from financial instruments in various securities ( securities ) . To invest in
the stock market investors require careful considerations . Accurate information
that is necessary to know the extent to which the close relationship variables that
cause fluctuations in the company's stock price to be purchased . Knowing the
influence of these variables , investors can choose a strategy for determining
which companies are considered healthy , as a place to invest .
The objective of this study is to analyze the dominant variable from the
variables that affect the fundamental and technical banking stock price
movements have been registered on the Stock Exchange and how to analyze the
nature of the relationship and the fundamental variables and technically able to
explain the variance ( movement pattern ) on the company's stock price banking industry company that has been listed in BEI . Object of research is consistent
entry in the bank LQ 45 period 2008-2012 . The data used for this study is a
secondary data panel . Panel data (pooled data) is a combination of time series
data over a period of five years ie from 2008 to 2012 with the data cross ( cross
section ) of the five banks in the group LQ 45 in Indonesia Stock Exchange . The
method used in this study is the SEM ( Structural Equation Modeling ) with 8.80
Lisrell tools.
The results of this study indicate that there are eight independent variables
have a effect significant partially on stock prices . These variables are the share
sales volume, money supply, deposit interest rates, the exchange rate againts the
US Dollar, return on investment, inflation rate, current ratio and the stock price .
variable share sales volume has a positive direction and influence of the dominant
. The coefficient of determination value ( Adjusted R Square) of 0.97 indicates
that contribution of independent variables in explaining the pattern of change in
the dependent variable ( stock price ) is quite good .
Key words : banking industry, fundamental, SEM, stock price, technical
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL
FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL TERHADAP HARGA
SAHAM INDUSTRI PERBANKAN DI BEI
RABIATUL ADWIYAH
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Magister Sains
Pada
Program Studi Ilmu Manajemen
SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Ma’mun Sarman, MS, M.Ec
.
Judul Tesis : Analisis Pengaruh Variabel-Variabel Fundamental dan Teknikal
terhadap Harga Saham Industri Perbankan di BEI.
Nama
: Rabiatul Adwiyah
NIM
: H251114061
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing
Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc
Ir Tb. Nur Ahmad Maulana, MBA, MSc. PhD
Ketua
Anggota
Diketahui Oleh
Ketua Program Studi
Ilmu Manajemen
Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc
Tanggal Sidang: 10 Maret 2014
Mengetahui
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr
Tanggal Lulus:
Judul Tesis : Analisis Pengaruh Variabel-Variabel Fundamental dan Teknikal
terhadap Barga Saham Industri Perbankan di BEL
: Rabiatul Adwiyah
Nama
: B251114061
NIM
Disetuj ui oleh Komisi Pembimbing Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc
Ir Th. Nur Ahmad Maulana, MBA, MSc. PhD
Anggota
Ketua
Diketahui Oleh
Ketua Program Studi
IImu Manajemen
Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc
Tangga) Sidang: 10 Maret 2014
Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr
TanggalLulus :
0 4 APR 2014
PRAKATA
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis dengan judul Analisis Pengaruh
Variabel-Variabel Fundamental dan Teknikal terhadap Harga Saham Industri
Perbankan di BEI, dapat terselesaikan. Tesis ini merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan jenjang pendidikan S2 dan memperoleh gelar Magister
Sains dari Program Studi Ilmu Manajemen di Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Bapak
Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, MSc dan Bapak Ir. Tubagus Nur Ahmad Maulana,
Phd, MSc, MBA selaku komisi pembimbing, yang dengan segala kesibukannya
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan yang
sangat bermanfaat bagi penulisan tesis ini. Terima kasih juga untuk Dr. Ir,
Ma’mun Sarman, MS,M.Ec selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan
masukan dan arahan bagi penulis.
Demikian juga terima kasih dan penghargaan yang tinggi untuk suami
saya tercinta Agita Arrasy Asthu, S.Sos, keempat orang tua saya, Masykur H.M.
Yasin, SP, Mukminah, Koko Sondari, S.Sn,MM dan Cucu Suparsih, S.Sn, SPd,
semua dosen yang telah mengajar penulis dan rekan – rekan kuliah yang
senantiasa membantu penulis selama mengikuti perkuliahan di Kelas Magister
Program Studi Ilmu Manajemen IPB. Ungkapan terima kasih yang sebesarbesarnya juga penulis sampaikan kepada DIKTI atas bantuan dana pendidikan
Beasiswa Unggulan Dikti On Going (BU DIKTI). Dedikasi para dosen yang
tinggi dan dukungan rekan – rekan kuliah, telah banyak membantu penulis dalam
perkuliahan dengan baik.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, April 2014
Rabiatul Adwiyah
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
2 TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Saham
Pembentukan Harga Saham
Analisis Saham
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Analisis Rasio Keuangan
Structural Equation Modeling (SEM)
Definisi Operasional Variabel-Variabel yang Digunakan Dalam
Penelitian
Klasifikasi Variabel-Variabel Fundamental dan Teknikal
Kajian Penelitian Terdahulu
3 METODE
Kerangka Pemikiran Teoritis
Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Populasi dan Metode Pengumpulan Sampel
Hipotesis
Hasil Yang Diharapkan
Metode Pengolahan dan Analisis Data
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil Singkat Bank
Analisis Structural Equation Modeling (SEM)
Pengujian Hipotesis
Implikasi Manajerial
5 SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
i
i
ii
ii
ii
1
1
3
5
5
5
6
6
6
6
7
9
10
12
13
13
14
14
17
17
17
18
18
18
21
21
23
26
34
35
36
40
52
DAFTAR TABEL
1 Kapitalisasi pasar sektor perbankan 2008-2012
2 Klasifikasi variabel-variabel fundamental dan teknikal
3 Sampel penelitian
4 Hasil kriteria kesesuaian model SEM
5 Perbandingan koefisien yang diharapkan dengan koefisien
hasil penelitian
3
13
20
24
31
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
Grafik perkembangan posisi modal, ATMR dan CAR perbankan
Grafik perkembangan posisi modal, ATMR dan CAR
Kerangka pemikiran teoritis
Kerangka operasional penelitian
Model awal penelitian SEM
Diagram path SEM pengaruh variabel fundamental dan teknikal
terhadap harga saham (t-value)
7 Diagram koefisien hasil SEM pengaruh variabel fundamental dan
teknikal terhadap harga saham (Standardized Loading Factor)
8 Suku bunga tahunan Bank Indonesia
9 Rata-rata return saham IHSG tahun 2008-2012
10 Grafik tingkat inflasi tahun 2008-2012
2
3
15
16
20
25
26
29
29
31
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
Daftar istilah
Ringkasan penelitian terdahulu
Daftar emiten
Tabel rekapitulasi hasil studi
Hasil pengolahan data SEM
40
42
45
47
48
ii
1
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kondisi perekonomian dan dunia usaha Indonesia saat ini telah
berkembang dalam lingkungan yang penuh dengan perubahan. Proses
perkembangan yang sangat cepat tersebut mengharuskan badan-badan usaha
negara ataupun swasta untuk melaksanakan perubahan organisasi dan strategi,
sehingga mampu bersaing dan beradaptasi dengan perkembangan dan
tantangan-tantangan baru. Salah satu alternatif sumber pembiayaan eksternal
adalah menjual sebagian saham perusahaan di pasar modal, dengan cara ini
perusahaan terlebih dahulu dapat menarik sejumlah dana dari masyarakat,
kemudian digunakan sebagai permodalan dalam menjalankan usahannya.
Pasar modal memungkinkan perusahaan memperoleh sumber pembiayaan
jangka panjang yang relatif murah dari instrumen-instrumen keuangan dalam
berbagai surat berharga (sekuritas). Melakukan investasi di pasar modal
setidaknya harus memperhatikan dua hal yaitu; keuntungan yang diperoleh dan
resiko yang mungkin terjadi.
Untuk berinvestasi di pasar modal investor memerlukan pertimbanganpertimbangan yang matang. Informasi akurat yang diperlukan yaitu mengetahui
sejauh mana eratnya hubungan variabel-variabel yang menjadi penyebab fluktuasi
harga saham perusahaan yang akan dibeli. Mengetahui pengaruh variabel-variabel
tersebut, investor dapat memilih strategi untuk menentukan perusahaan yang
dianggap sehat, sebagai tempat menanamkan modal.
Banyak variabel yang dapat mempengaruhi harga saham suatu
perusahaan, baik yang bersumber dari lingkungan eksternal ataupun internal
perusahaan. Menurut Umar (2000), harga saham sebagai indikator nilai
perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa variabel fundamental dan teknikal.
Variabel fundamental dibagi menjadi dua yaitu variabel fundamental yang
bersifat internal yang memberi informasi tentang kinerja perusahaan dan
variabel yang bersifat eksternal yang meliputi kondisi perekonomian secara
umum. Variabel teknikal meliputi variabel-variabel yang menyajikan informasi
yang akan memberikan gambaran kepada investor untuk menentukan kapan
pembelian saham dilakukan dan kapan saham tersebut dijual atau ditukar
dengan saham yang lain agar memperoleh keuntungan yang maksimal.
Variabel teknikal ini meliputi tentang perkembangan Kurs saham, keadaan
pasar modal, volume transaksi, perkembangan harga saham dari waktu ke
waktu dan capital gain/loss.
Adanya peluang terjadi capital loss dalam investasi saham, maka
seorang investor perlu memahami dan mengetahui variabel-variabel mana yang
memengaruhi pergerakan harga saham. SEM (Structural Equation Modeling)
dapat digunakan untuk membantu investor menganalisis pengaruh baik variabel
fundamental maupun variabel teknikal terhadap harga saham.
Industri perbankan merupakan salah satu industri yang terdaftar pada
kelompok Indeks LQ 45. Kelompok Indeks LQ 45 ini beranggotakan perusahaan
yang nilai kapitalisasi pasarnya tergolong 45 saham yang paling likuid dan
2
memiliki nilai kapitalisasi yang terbesar (bluechip). Pengamatan terhadap data
yang ada menunjukkan bahwa perbankan Indonesia memiliki perkembangan
yang baik yang ditandai dengan adanya rasio kecukupan modal atau Capital
Adequacy Ratio (CAR) diatas standar minimum Bank Indonesia sebesar 8%.
Begitu pula ditandai dengan jumlah dana yang telah disiapkan untuk membayar
kemungkinan gagal kredit atau aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR).
Pengamatan terhadap data nilai ATMR dari tahun ke tahun yang menunjukkan
tren yang positif. Perkembangan modal, ATMR dan CAR dapat dilihat pada
Gambar 1. Adanya perkembangan nilai CAR dan ATMR yang menunjukkan
perkembangan yang positif, ditopang oleh mekanisme pengawasan Bank
Indonesia yang ketat melalui penerapan GCG yang baik, menunjukkan bahwa
sektor perbankan adalah sektor yang menjanjikan untuk dijadikan sarana investasi
(Azwar, 2013).
Menurut undang-undang Nomor 7 tahun 1998 tentang perbankan
menyebutkan bahwa bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Pentingnya peran perbankan menurut UU tersebut,
maka Bank Indonesia melakukan berbagai pengawasan termasuk pengawasan
dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG) melalui Peraturan Bank
Indonesia (PBI) nomor 8/4/PBI/2006. PBI ini adalah tentang pelaksanaan GCG
bagi bank umum yang berbunyi, bahwa “Good Corporate Governance adalah
suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan
(transparency),
akuntabilitas
(accountability),
pertanggungjawaban
(responsibility), independensi (independency) dan kewajaran (fairness)”. Kelima
prinsip tersebut dikenal dengan singkatan “TARIF”.
ATMR dan Modal (Jutaan Rupiah)
CAR(%)
3000000
17,6
2500000
17,4
2000000
17,2
1500000
17
1000000
16,8
500000
16,6
ATMR
MODAL
CAR
0
16,4
2008
2009
2010
2011
2012
Gambar 1. Grafik perkembangan posisi modal, ATMR dan CAR perbankan
(Bagian statistik Bank Indonesia, 2013)
Selain itu, dilihat dari kapitalisasi sektor perbankan menunjukan bahwa
sektor perbankan merupakan sektor yang mempunyai potensi yang cukup baik
untuk dijadikan tempat berinvestasi. Terlihat pada Tabel 1.
3
Tabel 1. Kapitalisasi pasar sektor perbankan 2008-2012
No.
Tahun
Kapitalisasi Pasar Sektor
Perbankan (Millyar
Rupiah)
1.
2008 116 457
2.
2009 284 225
3.
2010 509 628
4.
2011 415 767
5.
2012 521 167
Sumber: www.idx.co.id (2008-2012)
Total Kapitalisasi
Pasar Seluruh Sektor
(Millyar Rupiah)
1 076 491
2 019 375
3 247 097
3 537 294
4 126 995
Market Share
(%)
10.82
14.07
15.69
11.75
19.11
Investor membutuhkan informasi apakah saham yang dibelinya dapat
mendatangkan keuntungan atau tidak, untuk itu investor perlu mengetahui faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi harga saham yang dibelinya sehingga dapat
memutuskan apakah saham tersebut layak atau dijual. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka peneliti melakukan penelitian mengenai “analisis pengaruh
variabel-variabel fundamental dan teknikal terhadap harga saham menggunakan
SEM industri perbankan yang telah terdaftar di BEI”. Untuk memudahkan dan
memberikan informasi serta pengetahuan penting bagi perusahaan dan calon
investor untuk memilih saham yang akan memberikan tingkat pengembalian yang
lebih tinggi.
Rumusan Masalah
Semakin besarnya peran bursa saham dalam perekonomian suatu negara,
memungkinkan perusahaan dapat meraup dana cukup besar, pada akhirnya
menarik banyak investor untuk terjun di dalamnya. Agar dapat sukses berinvestasi
di pasar modal, investor perlu mengetahui faktor-faktor apa yang dapat
mempengaruhi pergerakan harga saham yang ada di bursa efek.
Suatu perusahaan memutuskan untuk menggunakan pasar modal sebagai
sarana untuk mendapatkan dana dari masyarakat, maka perusahaan tersebut harus
mempertimbangkan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pergerakan
harga saham, sehingga harga tersebut mampu mendapatkan keuntungan atau
manfaat dengan memperkecil resiko yang ada di bursa efek. Masyakarat juga
sebagai pemilik dana di bursa efek, perlu memiliki pengetahuan tentang saham,
sehingga dapat mempertimbangkan keuntungan dan resiko yang dihadapinya.
Untuk itu masyarakat juga perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang
berpengaruh terhadap pergerakan harga saham, yang dapat dijadikan acuan
sebagai pengambilan keputusan dalam menentukan saham mana yang akan dibeli
maupun dijual di bursa efek.
Salah satu sektor yang baik untuk dijadikan pertimbangan investasi adalah
sektor perbankan kelompok indeks LQ 45. Perbankan merupakan salah satu
sektor di LQ 45 yang diminati oleh investor karena regulasi pemerintah
mengharuskan perusahaan-perusahaan perbankan menerapkan prinsip transparansi
dan menjaga kinerja keuangan dengan baik. Sektor perbankan pada LQ 45
memiliki rata-rata kinerja yang meningkat setiap tahunnya. Sejumlah besar
perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia, penulis memilih melakukan
4
penelitian pada perusahaan perbankan dengan kriteria sampel tertentu. Pemilihan
kelompok perusahaan yang tergabung dalam perusahaan perbankan yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia adalah dengan pertimbangan bahwa di antara berbagai
saham yang ditawarkan di Bursa Efek Indonesia, sektor perbankan salah satu
sektor yang diharapkan mempunyai prospek cukup cerah di masa yang akan
datang, karena saat ini kegiatan masyarakat Indonesia sehari-hari tidak lepas dari
jasa perbankan dan perusahaan perbankan merupakan perusahaan yang
mempunyai kontribusi cukup besar terhadap pendapatan negara.
Perbankan di Indonesia tidak luput dari kesulitan keuangan bahkan
kegagalan. Hal ini dapat diakibatkan beberapa bank yang melakukan merger dan
akuisisi dengan bank lainnya. Kasus merger bank di Indonesia dimulai pada saat
krisis finansial tahun 1998 yang mengakibatkan perekonomian nasional
mengalami krisis keuangan dan terpuruknya nilai tukar Rupiah terhadap US
Dollar, hal ini disebabkan tingginya rasio pinjaman dalam bentuk mata uang US
Dollar yang dilakukan oleh bank-bank devisa nasional pada waktu itu. Salah satu
langkah pemulihan perekonomian nasional adalah dilakukannya penutupan
beberapa bank swasta nasional dalam dua tahap yaitu sebanyak 16 bank swasta
pada tahap satu dan 34 bank swasta pada tahap dua. Sebagai dampak kebijakan
tersebut adalah pemerintah RI yang menanggung biaya dalam APBN (Anggaran
Pendapatan Belanja Negara) karena penyaluran BLBI (Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia) terhadap bank-bank swasta nasional yang ditutup tersebut (Bank
Indonesia, 2013). Selain itu, terjadinya penurunan harga saham perbankan pada
saham unggulan kelompok indeks LQ 45 sebesar 1,32 % (Bank Indonesia, 2013)
dan terjadi penurunan IHSG yang mencapai 15 % selama kurun waktu lima tahun
(dapat dilihat pada Gambar 2), sehingga fenomena-fenomena tersebut menjadi
pertimbangan menarik bagi penulis untuk menuangkannya dalam penelitian ini.
23
25
(%)
18
20
20
15
15
10
10
5
0
2008
2009
2010
IHSG (Persentase)
2011
2012
Tahun
Gambar 2. Tingkat pertumbuhan IHSG di Indonesia
(Bagian Statistik Bank Indonesia, (2008-2012)
Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Variabel apa yang dominan dari variabel-variabel fundamental dan teknikal
yang mempengaruhi pergerakan harga saham pada industri perbankan yang
telah terdaftar di BEI dan bagaimana sifat hubungannya?
5
2. Bagaimana variabel-variabel fundamental dan teknikal mampu menjelaskan
variansi (pola pergerakan) harga saham industri perbankan yang telah terdaftar
di BEI?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis variabel yang dominan dari variabel-variabel fundamental dan
teknikal yang mempengaruhi pergerakan harga saham perbankan yang telah
terdaftar di BEI dan bagaimana sifat hubungannya.
2. Menganalisis variabel-variabel fundamental dan teknikal yang mampu
menjelaskan variansi (pola pergerakan) harga saham industri perbankan yang
telah terdaftar di BEI.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan gambaran mengenai hubungan simultan harga saham dengan
variabel-variabel lainnya yanag berpengaruh pada sektor perbankan yang telah
terdaftar pada tahun 2008 sampai tahun 2012. Hal ini berguna bagi pemerintah
sebagai pengambil keputusan maupun bagi pihak lain yang berkaitan.
2. Manajer perusahaan perbankan, untuk mendapatkan informasi yang digunakan
sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan keuangan.
3. Pelaku pasar modal, sebagai bahan pertimbagan dalam mengambil keputusan
investasi. Terutama dalam pemilihan saham perbankan.
4. Masyarakat akademik, sebagai bahan untuk mengembangkan ilmu, terutama
yang berkaitan dengan bidang keuangan, dan juga dapat dijadikan sebagai
bahan referensi penelitian yang berkaitan.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini terbatas pada permasalahan mengenai: 1) penelitian ini
dilakukan pada fluktuatif harga saham pada industri perbankan yang telah
terdaftar di BEI sejak tahun 2008 sampai 2012. 2) penelitian ini menggunakan
teknik multivariat structural Equation modeling. SEM adalah teknik yang dapat
mengkombinasi aspek-aspek dari multiple regresi dan faktor analisis untuk
mengestimasi berbagai hubungan dan ketergantungan antara variabel secara
simultan. 3) penelitian ini dilakukan terhadap fluktuasi harga saham pada Bursa
Efek Indonesia, jadi tidak membahas bursa efek lainnya. 4) variabel yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain: variabel terikatnya adalah harga saham
sedangkan varibel bebasnya adalah current ratio, ROI, tingkat inflasi, tingkat
bunga deposito, jumlah uang beredar (M2), Kurs Rupiah terhadap Dollar
Amerika, volume penjualan saham dan harga saham masa lalu.
6
2 TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Saham
Menurut Keputusan Republik Indonesia No 52 tahun 1976 pasal 1 ayat 3
disebutkan bahwa: “efek adalah setiap saham, obligasi atau bukti lainnya
termasuk sertifikat atau surat pengganti atau surat bukti sementara dari surat surat jaminan, opsi atau hak-hak lainnya untuk memesan atau membeli
saham, obligasi atau bukti penyertaan dalam modal atau pinjaman lainnya,
serta setiap alat yang lazim dikenal sebagai efek”.
Umumnya instrumen atau surat-surat berharga yang diperdagangkan
di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga yang bersifat hutang
seperti obligasi dan surat berharga yang bersifat kepemilikan seperti saham.
Saham adalah hak atas sebagaian dari suatu perusahaan, misalnya saham
suatu perusahaan terbatas atau suatu bukti penyertaan atau partisipasi dalam
modal suatu perusahaan. Pemegang saham suatu perusahaan turut memiliki
sebagian dari perusahaan tersebut. Saham yang dimiliki oleh mereka yang
sudah membeli, yaitu yang telah menyerahkan uang ke dalam perusahaan
agar perusahaan dapat berfungsi, sebagai bukti kepemilikan maka diterbitkan
surat saham. Surat saham diberikan kepada mereka yang telah menyerahkan
dana.
Pembentukan Harga Saham
Menurut Bowonu (2007), bahwa harga saham di bursa ditentukan oleh
kekuatan pasar yang artinya saham tergantung dari kekuatan permintaan dan
penawaran. Dilihat harga pembentukan harga saham yang terjadi di pasar modal,
maka pasar modal dapat dibagi dalam pasar regular dan pasar negosiasi.
Pembentukan harga pasar regular dilakukan dengan cara tawar menawar secara
terus menerus berdasarkan kekuatan pasar. Pembentukan harga saham di pasar
negosiasi dilakukan dengan cara negosiasi antara pihak pembeli dan penjual.
Selain itu, persaingan dalam pasar akan banyak berpengaruh terhadap harga
saham.
Analisis Saham
Analisis Fundamental
Menurut Husnan (2001), menyatakan bahwa: analisis fundamental
mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan (i)
memperkirakan nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham
dimasa yang akan datang dan (ii) menetapkan hubungan variabel-variabel tersebut
sehingga diperoleh taksiran harga saham. Model analisis fundamental sering
disebut sebagai share price forecasting model dan sering digunakan dalam
berbagai pelatihan analisis sekuritas.
Menurut Bowonu (2007), analisis fundamental merupakan analisis yang
fokus pada berita dan informasi keuangan, ekonomi, serta perkembangan politik
suatu negara dalam mengukur kekuatan permintaan dan penawaran. Munawir
7
(2002), menyatakan juga bahwa analisis fundamental adalah pendekatan dasar
untuk melakukan analisis saham dengan menerapkan share value forecasting
model.
Analisis Teknikal
Menurut Husnan (2001) ”Analisis teknikal merupakan upaya untuk
memperkirakan harga saham dan kondisi pasar dengan mengamati perubahan
harga saham tersebut (kondisi pasar) di waktu yang lalu”. Komarudin (1996)
mengemukakan bahwa: Analisis teknikal adalah analisis sekuritas yang
memusatkan perhatian pada harga saham, harga atau statistik pasar lainnya
dalam menentukan pola yang mungkin dapat memprediksi dari gambaran yang
telah di buat. Analisis teknikal menganggap bahwa saham adalah komoditas
perdagangan yang pada gilirannya, permintaan dan penawarannya merupakan
manifestasi kondisi psikologis dari pemodal.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Berdasarkan beberapa sumber maka ada beberapa faktor yang dapat
dianggap sebagai faktor atau variabel yang mempengaruhi harga saham.
1. Berdasarkan Hidayat (2003)
Penelitian yang telah dilakukan oleh Hidayat (2003) dari tahun 19992003. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat
yaitu harga saham sedangkan variabel bebasnya adalah ROI, DPR, current
ratio, tingkat inflasi, tingkat bunga, jumlah uang beredar (M2), Kurs Rupiah
terhadap Dollar Amerika, volume penjualan saham dan harga saham lalu.
Hasilnya secara umum variabel bebas secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang cukup kuat terhadap harga saham. Hanya ada dua variabel yang
sendiri-sendiri (parsial) berpengaruh terhadap harga saham, yaitu jumlah uang
beredar dan harga saham lalu, sedangkan ke tujuh variabel lainnya tidak
berpengaruh secara parsial terhadap harga saham.
2. Menurut Arifin (2004), ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi
harga saham. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kondisi fundamental emitten.
Berhubungan dengan kinerja emitten sendiri misalnya kondisi keuangan,
strategi bisnisnya, produksinya, manajemennya hingga keunggulan lainnya
yang bersifat comprative advantage, (kondisi keuangan suatu perusahaan
dapat diwakili oleh rasio-rasio keuangan seperti ROI, RORA, DPR, CR,
ROE, DER, LDR, DPS, PER, CAR, HK, dan lain-lain.
b. Hukum Permintaan dan Penawaran
Kenaikan harga karena permintaan yang banyak atau penawaran yang
sedikit tidak akan berlangsung terus, sebab pada suatu titik harga saham
akan menjadi terlalu mahal.
c. Tingkat Bunga
Adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai sarana
investasi akan mengalami perubahan. Ada yang cenderung naik ada juga
yang cenderung turun. Mengalami kecenderungan naik misalnya investasi di
pasar uang sehingga seperti tabungan, deposito, valuta asing dan masih
banyak lagi. Peredaran uang yang terlalu banyak di masyarakat akan
8
mengakibatkan masyarakat cenderung membelanjakan uangnya yang pada
akhirnya berdampak pada kenaikan harga barang-barang. Salah satu faktor
yang memicu terjadinya inflasi. Jika hal ini terjadi maka kondisi
perekonomian negara tidaklah begitu baik, kalau tidak dibatasi segera dapat
memicu ketidakstabilan sosial, politik dan keamanan. Bunga yang tinggi ini
tentunya akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor.
Investasi produk Bank seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil
risikonya dibandingkan investasi dalam bentuk saham. Karenanya investor
akan menjual sahamnya dan dananya kemudian akan ditempatkan di bank.
Penjualan saham secara serentak ini akan berdampak pada penurunan harga
saham secara siginifikan.
d. Valuta Asing
Menghadapi perekonomian global, tidak ada satupun negara di dunia yang
dapat menghindari perekonomiannya dari pengaruh valuta asing khususnya
Dollar Amerika.
e. Dana asing di bursa efek
Jika sebuah bursa dikuasai oleh investor asing, maka ada kecenderungan
transaksi saham sedikit tergantung pada investor asing tersebut. Investor
lokalpun akan banyak menjadi pengikut investor asing. Hal ini masih
menjadi masalah, namun setidaknya ada alasan misalnya diakibatkan pasar
modal di Indonesia masih sangat muda dan ada anggapan investor asing
lebih berpengalaman dan juga minat masyarakat Indonesia terhadap pasar
modal masih minim.
f. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Mencerminkan kondisi keseluruhan transaksi bursa saham yang terjadi jika
dibandingkan menjadi ukuran kenaikan maupun penurunan harga saham.
Untuk saham-saham kelas atas (bluechip) bila terjadi transaksi saham
sedikit saja maka pengaruhnya pada IHSG sudah terasa. Lain dengan saham
kelas bawah, mesti transaksi yang terjadi jumlahnya besar namun efeknya
terhadap IHSG tidak begitu terasa.
g. News dan Rumors
News adalah semua berita yang beredar di tengah masyarakat yang
menyangkut berbagai hal baik itu masalah ekonomi, sosial, politik dan
keamanan, jadi pergerakan saham juga tergantung pada berita. Berita-berita
bukan hanya yang berhubungan dengan ekonomi saja, tapi juga berita
masalah keamanan seperti Aceh, Maluku, terorisme dan lain-lain. Adanya
berita tersebut para investor dapat memprediksi seberapa kondusif keadaan
negeri ini, sehingga kegiatan investasi dapat dilaksanakan. Ini akan
berdampak pada pergerakan harga saham di bursa. Rumors adalah beritaberita yang belum tentu benar yang terkadang juga terselip diantara news
sebagai media masa.
3. Menurut Osmad (2007), variabel teknikal yang mempengaruhi harga saham
adalah;
a. Volume Penjualan Saham
Merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada
waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu.
9
b. Harga Saham Masa Lalu
Variabel ini merupakan upaya untukmemperkirakan harga saham dengan
mengamati perubahan harga saham di waktu yang lalu, yang dalam hal ini
satu tahun sebelumnya.
Faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, faktor mana yang paling
berpengaruh terhadap fluktuatif harga saham, tergantung pada tipe investor juga.
Investor yang memiliki naluri gambling dengan toleransi risiko tinggi tentunya
tidak memperhatikan faktor tertentu sebagai indikator. Tetapi mereka
melakukanya dengan cara spekulasi.
Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan metode perhitungan dan interpretasi
rasio keuangan yang menunjukan kinerja dan status suatu perusahaan untuk
mengukur kelemahan atau kekuatan suatu perusahaan dibidang keuangan yang
menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas (Ghozali 2005). Rasio
keuangan dapat dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang diukur berdasarkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo (Bowonu 2007)
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan
dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya (Hidayat 2003)
3. Rasio Hutang
Rasio hutang merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka panjangnya/kewajiban-kewajibannya
apabila perusahaan dilikuidasi (Bowonu 2007)
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga
memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam
melaksanakan kegiatan operasinya (Hidayat 2003)
Penelitian yang dilakukan ini, rasio likuiditas dan rasio profitabilitas yang
digunakan yaitu yang memiliki korelasi dan keterkaitan yang signifikan terutama
terhadap sektor usaha yang dihadapi, yaitu sektor perbankan. Hal ini didasarkan
pada kajian penelitian terdahulu yaitu menurut hasil penelitian Bowonu (2007),
diantaranya adalah;
Rasio Likuiditas
Likuiditas di dalam perusahaan bisnis diukur berdasarkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh
temponya, Rasio Likuiditas terdiri dari:
1. Net Working Capital
Net Working Capital biasanya digunakan untuk mengukur likuiditas
perusahaan secara menyeluruh. Secara matematis, perhitungannya adalah:
Net Working Capital = Current Asset – Current Liabilitas .......................... (1)
10
2. Current Ratio
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Secara matematis, perhitungannya adalah:
Current Ratio = current asset.........................................................................(2)
current liabilities
3. Quick Ratio (Acid Test)
Ratio ini hampir sama dengan current ratio, perbedaan hanya terletak pada
perhitungannya tidak memasukan komponen persediaan (inventory)
Quick Ratio = current ratio – inventory.........................................................(3)
Current liabilities
Rasio Profitabilitas
Analisis profitabilitas ini terdiri dari beberapa macam diantaranya adalah
return on total asset. Rasio ini dikenal juga sebagai Return On Investment (ROI)
yang mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan untuk menghasilkan
keuntungan dari seluruh asset yang dimiliki. Secara matematis perhitungannya
adalah sebagai berikut:
Return on Total asset = Net profit after asset.................................................(4)
Total asset
Structural Equation Modeling (SEM)
Adapun salah satu alat yang dapat digunakan untuk membantu penelitian
di bidang manajemen yang memiliki tingkat kerumitan tinggi adalah dengan
teknik SEM. SEM atau model persamaan struktural adalah suatu model berupa
gabungan dari analisis faktor dan regresi berganda yang dapat digunakan untuk
menguji serangkaian hubungan dependen yang terdiri dari beberapa struktur
secara serentak (Hair et al. 1998).
Menurut Ghozali (2005), SEM (Structural Equation Modeling) dinilai
dapat mengatasi kelemahan dalam model regresi dan juga jalur path (path model)
dimana semua peubah yang akan dianalisis hubungannya diasumsikan dapat
diukur langsung atau dapat diwakili oleh satu peubah yang dapat diukur. Peubahpeubah dalam suatu penelitian dibagi menjadi dua kelompok. Ekonometrika
maupun psikologi, kedua kelompok tersebut dikenal dengan istilah peubah bebas
(independent variable) dan peubah tidak bebas (dependent variable). Structural
Equation Modeling (SEM) merupakan teknik analisis multivariat yang
dikembangkan guna menutupi keterbatasan yang dimiliki oleh model-model
analisis sebelumnya yang telah digunakan secara luas dalam penelitian statistik.
Model-model yang dimaksud diantaranya adalah regression analysis (analisis
regresi), path analysis (analisis jalur), dan confirmatory factor analysis (analisis
faktor konfirmatori) (Hox dan Bechger 1998).
Beberapa hal yang membedakan SEM dengan regresi biasa dan teknik
multivariat lainnya, diantaranya adalah;
1. SEM membutuhkan lebih dari sekedar perangkat statistik yang didasarkan
atas regresi biasa dan analisis varian,
2. Regresi biasa, umumnya, menspesifikkan hubungan kausal antara variabelvariabel teramati, sedangkan pada model variabel laten SEM, hubungan
kausal terjadi di antara variabel-variabel tidak teramati atau variabel-varibel
laten,
11
3.
SEM selain memberikan informasi tentang hubungan kausal simultan
diantara variabel-variabelnya, juga memberikan informasi tentang muatan
faktor dan kesalahan-kesalahan pengukuran,
4. Estimasi terhadap multiple interrelated dependence relationships. pada SEM
sebuah variabel bebas pada satu persamaan dapat menjadi variabel terikat
pada persamaan lain (Efferin 2008).
Widodo (2006) mengemukakan sepuluh keistimewaan SEM sebagai
berikut;
1. Mampu memperlakukan variabel endogenous dan variabel eksogenous
sebagai variabel acak dengan kesalahan pengukuran,
2. Mampu memodelkan variabel laten dengan sejumlah indikatornya,
3. Mampu membedakan kesalahan pengukuran dan kesalahan model,
4. Mampu menguji model secara kesuluruhan, bukan hanya menguji koefisien
model secara individu,
5. Mampu memodelkan variabel mediator,
6. Mampu memodelkan hubungan antar error,
7. Mampu menguji silang koefisien model dari berbagai kelompok sampel,
8. Mampu memodelkan dinamika suatu fenomena.
9. Mampu mengatasi data yang hilang.
10. Mampu menangani data tidak normal.
Beberapa keterbatasan yang dimiliki oleh SEM adalah sebagai berikut
(Widodo 2006);
1. SEM tidak digunakan untuk menghasilkan model namun untuk
mengkonfirmasi suatu bentuk model,
2. Hubungan kausalitas diantara variabel tidak ditentukan oleh SEM, namun
dibangun oleh teori yang mendukungnya,
3. SEM tidak digunakan untuk menyatakan suatu hubungan kausalitas, namun
untuk menerima atau menolak hubungan sebab akibat secara teoritis melalui
uji data empiris,
4. Studi yang mendalam mengenai teori yang berkaitan menjadi model dasar
untuk pengujian aplikasi SEM.
SEM terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut (Widodo 2006):
1. Pengembangan model berdasarkan teori
Tujuannya adalah untuk mengembangkan sebuah model yang mempunyai
justifikasi (pembenaran) secara teoritis yang kuat guna mendukung upaya
analisis terhadap suatu masalah yang sedang dikaji/diteliti.
2. Pengembangan diagram lintasan (PATH diagram)
Tujuannya adalah menggambarkan model teoritis yang telah dibangun pada
langkah pertama kedalam sebuah diagram jalur agar peneliti dengan mudah
dapat mencermati hubungan kausalitas yang ingin diujinya.
3. Mengkonversi diagram jalur kedalam persamaan struktural
Langkah ini membentuk persamaan-persamaan pada model struktural dan
model pengukuran.
4. Pemilihan data input dan teknik estimasi
Tujuannya adalah menetapkan data input yang digunakan dalam pemodelan
dan teknik estimasi model
12
5.
6.
7.
Evaluasi masalah identifikasi model
Tujuannya adalah untuk mendeteksi ada tidaknya masalah identifikasi
berdasarkan evaluasi terhadap hasil estimasi yang dilakukan program
komputer
Evaluasi Asumsi dan Kesesuaian model
Tujuannya adalah untuk mengevaluasi pemenuhan asumsi yang disyaratkan
SEM, dan kesesuaian model berdasarkan kriteria goodness-of-fit tertentu.
Interpretasi dan modifikasi model
Tujuannya adalah untuk memutuskan bentuk perlakuan lanjutan setelah
dilakukan evaluasi asumsi dan uji kesesuaian model.
Definisi Operasional Variabel-Variabel yang Digunakan Dalam Penelitian
1. ROI (Return On Investmen)
Menurut Arifin (2004), ROI adalah merupakan indikator dari kondisi keuangan
sebuah perusahaan yang merupakan bagian dari variabel fundamental dan ini
mempengaruhi harga saham. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Bowonu (2007) dan Hidayat (2003), variabel ini berpengaruh signifikan
terhadap harga saham, walaupun tidak secara langsung, sehingga variabel ini
juga digunakan pada penelitian ini.
2. CR (Current Ratio)
Variabel ini digunakan dengan alasan, rasio ini merupakan penggambaran dari
current asset terhadap current liabilitas. Menurut Arifin (2004), CR
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
lancar yang dimiliki. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hidayat
(2003), pertumbuhan modal sendiri ini berpengaruh siginifikan terhadap harga
saham. Jadi variabel ini dianggap mewakili variabel yang memperlihatkan
pertumbuhan modal.
3. Tingkat suku bunga deposito
Tingkat suku bunga deposito yang dimaksud adalah tingkat suku bunga
deposito bank pemerintah. Data yang diambil adalah rata-rata pertahun suku
bunga deposito berjangka triwulan.
4. Tingkat inflasi
Inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum. Jadi tingkat inflasi
adalah tingkat perubahan harga secara umum yang dapat dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut: Rate of inflation (year t) = Price level (year t)- price
level (year t-l) rice level (year t-l).
5. M2 (jumlah uang beredar)
Digunakan dalam penelitian ini, seperti juga yang telah dinyatakan oleh Ali
Arifin (2004), variabel tersebut dianggap mempengaruhi fluktuasi harga
saham. Bahkan menurut Bowonu (2007), dalam penelitiannya mengatakan M2
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Jumlah uang beredar yang
dimaksud meliputi uang kartal, uang giral dan uang kuasi yang terdapat pada
masyarakat.
6. Kurs Rupiah terhadap Dollar AS
Menurut Mankiw (2006) Kurs (Exchange Rate) antara dua negara adalah
tingkat harga yang disepakati penduduk dari kedua Negara untuk saling
melakukan perdagangan. Dalam hal ini, Kurs Rupiah terhadap Dollar As. Kurs
13
yang digunakan dalam variabel penelitian ini adalah Kurs nominal yaitu harga
relatif dari mata uang dua negara. Depresiasi merupakan penurunan nilai mata
uang dalam negeri terhadap valuta asing. Depresiasi terjadi akibat penurunan
nilai mata uang dalam negeri terhadap valuta asing terjadi bukan karena adanya
kebijakan pemerintah, tetapi akibat kekuatan permintaan dan penawaran mata
uang di pasar valuta asing. Apresiasi merupakan kebalikan dari depresiasi,
yaitu suatu kenaikan nilai tukar uang dalam negeri terhadap valuta asing yang
terjadi di pasar valuta asing.
7. Volume Penjualan saham
Digunakan seperti telah dijelaskan oleh Arifin (2004) dan Hidayat (2003).
Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan bahwa secara bersama-sama
dengan variabel lainnya variabel ini berpengaruh terhadap harga saham. Jadi
variabel ini juga digunakan dalam penelitian ini
8. Harga saham lalu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Hidayat (2003), variabel harga
saham lalu ini berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sehingga
variabel ini juga dimasuk ke dalam penelitian ini.
9. Nilai Saham
Nilai saham yang digunakan dalam penelitian ini sebagai variabel indikator
harga saham adalah berdasarkan nilai intrinsik atau nilai fundamental harga
saham itu sendiri, yaitu nilai saham yang sebenarnya. Dalam hal ini, nilai
intrinsik yang digunakan peneliti adalah menggunakan pendekatan nilai
sekarang (nilai saham yang ditentukan oleh pasar).
Semua variabel ini digunakan dengan asumsi Ceteris Paribus artinya
“Dengan syarat yang lain tidak berubah. Sehingga variabel-variabel yang lain
dianggap konstan, (Samuelson)
Tabel 2. Klasifikasi variabel-variabel fundamental dan teknikal
Variabel Fundamental
dan Teknikal
CR (Current Ratio)
ROI (Return On
Investment)
Tingkat bunga deposito
Koefisien/ Ekspektasi Arah Hubungan Terhadap
Variabel Dependent (Harga Saham)
+
_
Tingkat inflasi
M2 (jumlah uang beredar
+
-
Nilai tukar Rupiah
terhadap Dollar Amerika
Volume penjualan saham
+
Harga saham masa lalu
-
Kajian Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengaruh variabel fundamental dan teknikal terhadap
harga saham telah banyak dilakukan. Ringkasan penelitian terdahulu ini dapat
dilihat pada Lampiran 2. Penelitian mengenai analisi pengaruh variabel
14
fundamental dan teknikal terhadap harga saham sudah dilakukan oleh beberapa
peneliti yaitu, menurut Sumiaty dan Susanto (2009), hasil penelitiannya
menyatakan bahwa harga saham industri tekstil yang go public di BEJ
dipengaruhi secara bersama-sama oleh kesembilan variabel bebas yang diajukan
dalam penelitian dan dari model analisis regresi yang dilakukan ada dua variabel
yang mempunyai pengaruh nyata secara parsial terhadap harga saham.Variabelvariabel tersebut adalah jumlah uang beredar dan harga saham masa lalu.
Bowonu (2007), hasil penelitiannya menyatakan bahwa harga saham lalu
untuk beberapa bank berpengaruh cukup signifikan terhadap perkembangan harga
saham saat ini. Secara umum variabel-variabel fundamental dan teknikal
menggunakan SEM dapat menjelaskan pola pergerakan harga saham masingmasing bank yang sudah di cluster-kan dan memberikan gambaran ada hubungan
yang cukup signifikan terhadap variabel-variabel tersebut dengan harga saham
saat ini. Menurut Hutami (2012), Dividend per Share, ROE, Net Profit
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan industri
manufaktur yang tercatat di BEI periode 2006-2010. Dividend per share, return
on equity dan net profit margin pengaruh positif dan signifikan secara bersamasama (simultan) terhadap harga saham perusahaan industri manufaktur yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010.
3
METODE
Kerangka Pemikiran Teoritis
Penelitian ini dimulai dengan penentuan populasi, identifikasi variabel,
definisi operasional, sumber dan teknik pengumpulan data, serta selanjutnya
adalah penentuan model analisis. Teknik mulivariate yang digunakan dalam
penelitian ini adalah SEM (Structural Equation Modeling) merupakan teknik yang
dapat mengkombinasikan aspek-aspek dari multiple regresi dan faktor analisis
untuk mengestimasikan berbagai hubungan dan ketergantungan antar variabel
secara simultan. Populasi dalam penelitian ini adalah industri perbankan yang
termasuk dalam LQ 45 dan sudah telah terdaftardi Bursa Efek Indonesia.
Berikut ini dikemukakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
untuk memahami pengaruh variabel-variabel fundamental dan teknikalterhadap
harga saham. Model teoritis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
model dari Hidayat (2003) tentang “pengaruh variabel teknikal dan fundamental
terhadap harga saham”. Penelitian tersebut dilakukan dari tahun 1999 sampai
dengan tahun 2005. Ada beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian
tersebut. Variabel terikatnya adalah harga saham sedangkan variabel bebasnya
adalah return on investmen, deviden payout ratio, current ratio, tingkat inflasi,
tingkat bunga, jumlah uang beredar, kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika,
volume penjualan saham dan harga saham lalu.
Model teoritis berikutnya yang menjadi acuan dalam penelitian ini
mengacu pada Arifin (2004), ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
fluktuasi harga saham, ada yang bersifat mikro maupun makro. Mikro adalah
faktor-faktor yang dampaknya hanya terhadap beberapa jenis saham saja,
sedangkan faktor makro adalah faktor penyebab yang berdampak pada semua
15
saham (keseluruhan bursa) termasuk juga perekonomian secara menyeluruh.
Varibel bebas dan variabel terikatnya sama dengan model teoritis yang dikemukan
oleh Hidayat (2003).
Sementara itu variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut
adalah variabel terikatnya yaitu harga saham sedangkan variabel bebasnya adalah
return on investment, CR, tingkat inflasi, tingkat bunga deposito, jumlah uang
beredar (M2), Kurs Rupiah terhadap Dollar, volume penjualan saham dan harga
saham lalu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data-data laporan
keuangan bank-bank yang terdaftar di LQ 45 dari tahun 2008-2012. Hasil dari
penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan.
Seperti bagi Manager dalam rangka pembentukan kebijakan perbankan, bagi
investor sebagai analisis kompherensif keputusan investasi dan pemerintah dalam
menjaga stabilitas perekonomian suatu negara.
Analisis Strategi Investasi Saham
Perbankan di BEI
Variabel Terikat:
Harga saham dengan
indikatornya Nilai
saham
Variabel Bebas:
Return On Investment, CR,
tingkat inflasi, tingkat bunga
deposito, jumlah uang beredar
(M2), kurs rupiah terhadap
Dolar, volume penjualan saham
dan harga saham lalu.
Tingkat Pengembalian yang
diharapkan/ Return Saham
Implikasi Manajerial
Keterangan:
Gambar 3. Kerangka pemikiran teoritis
Hubungan
Proses
Ruang lingkup Penelitian
16
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Studi literatur Konsep
Studi literatur tentang
Penelitian yang berhubungan
Identifikasi Variabel
Identifikasi dan pengumpulan
data yang diperlukan
Pembentukan Model
Identifikasi sampel
Metode Purposive sampling
Penerapan Model menerapkan
teknik SEM dengan Lisrell 8.80
Output Model
Evaluasi dan Analisis Model
Modifikasi Model dan Penerapan
Model Baru
Hasil
Implikasi Manajerial
Gambar 4. Kerangka operasional penelitian
17
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor perbankan yang kontinu
masuk ke dalam LQ-45 selama lima tahun terakhir yaitu 2008-2012. Periode ini
dipilih karena merupakan periode terbaru untuk memprediksi pengambilan
keputusan oleh investor secara cepat dan tepat. Penelitian ini telah dilakukan pada
bulan September sampai Desember 2013.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
berupa data panel yang diambil per-triwulan. Data panel (pooled data) merupakan
gabungan data runtun waktu (time series) selama periode lima tahun yaitu 20082012 dengan data silang (cross section) terhadap lima perusahaan perbankan.
Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga yang berkaitan, dan telah
dipublikasikan seperti melalui internet. Data diperoleh dari berbagai sumber
seperti laporan keuangan kuartal perusahaan selama lima tahun dan harga saham
perbankan selama lima tahun.
Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak
lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non
komersial, dalam hal ini peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari
berbagai referensi terutama dari www.idx.co.id dan www.yahoofinance.com untuk
memperoleh laporan keuangan perbankan yang diteliti beserta harga sahamnya
dan volume penjualannya. Selain itu, untuk menunjang kesempurnaan hasil
penelitian,dilakukan pula studi pustaka yang bersumber dari studi literatur, berita
dari surat kabar, dan laporan penelitian seperti jurnal ilmiah, disertasi dan tesis.
Metode ini digunakan sebagai pedoman dalam menjelaskan teori-teori serta
menganalisis data yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini.
Populasi dan Penarikan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri perbankan yang
termasuk dalam LQ 45 yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun
2012. Prosedur pemilihan sample adalah purposive sampling. Purposive sampling
digunakan pada situasi dimana peneliti melakukan pemilihan sampel dengan
tujuan tertentu yang ingin dicapai (Neuwan 2007). Jumlah perusahaan yang
diambil adalah sebanyak lima perusahaan dengan kriteria bahwa kelima
perusahaan tersebut telah memenuhi persyaratan: (1) ketersediaan data selama
lima tahun/minimal telah terdaftar selama lima tahun sesuai dengan periode
penelitian yang diperlukan yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Hal
ini menjadi bahan pertimbangan karena beberapa ketentuan yang ditentukan bagi
perusahaan yang masuk dalam indeks LQ 45 adalah saham yang memiliki
likuiditas yang baik dan kapitalisasi pasar yang besar dan (2) perusahaan memiliki
data yang lengkap yang berkaitan dengan kebutuhan data penelitian selama
periode pengamatan dan data keuangan yang diambil secara triwulan selama lima
tahun yaitu 2008-2012. Melihat kriteria sampel tersebut maka sampel yang
diambil berjumlah 100 sampel. Jumlah 100 sampel diperoleh dalam kurun waktu
lima tahun (1 tahun = 4 triwulan) dengan jumlah lima perusahaan yang termasuk
dalam indeks LQ 45.
18
Menurut Ferdinand (2000), ukuran minimal sampel untuk dapat diuji
dengan menggunakan structural equation modeling adalah 100. Sedangkan
menurut Hair, et al. (1998) dan Imam Ghozali (2005) menyarankan agar ukuran
jumlah sampel minimal untuk analisis SEM adalah 100 sampai 200 dengan
syarat asumsi normalitas data terpenuhi. Dengan demikian, jumlah sampel
sebanyak 100 dalam penelitian ini telah memenuhi syarat untuk dilakukannya
pengujian data dengan menggunakan SEM . Lima perusahaan tersebut adalah:
1) PT Bank Danamon Tbk
2) PT. Bank Central Asia Tbk
3) PT. Bank Negara Indonesia Tbk
4) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
5) PT Bank Mandiri Tbk
Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan dugaan awal/kesimpulan sementara
hubungan pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen
sebelum dilakukan penelitian dan harus dibuktikan melalui penelitian.
Berdasarkan pada kerangka pemikiran teoritis dan penelitian sebelumnya, maka
hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1
: Terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama (serentak) maupun
sendiri-sendiri (partial) dari variabel-variabel fundamental dan teknikal
terhadap harga saham.
H2
: Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel harga saham lalu
terhadap harga saham sekarang.
H3
: Variabel-variabel fundamental dan teknikal yang diteliti mempunyai
hubungan yang cukup signifikan dalam menjelaskan variansi harga
saham dengan model modifikasi SEM industri perbankan yang telah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hasil Yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan merupakan ekspektasi hasil dari penelitian yang
diharapkan bagi peneliti. Adapun hasil yang ingin diharapkan dari penelitian ini
adalah berguna bagi manajer perusahaan perbankan untuk mendapatkan informasi
yang akan dipergunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan
keuangan dan bagi pelaku pasar modal (Investor), sebagai bahan pertimbangan
dalam berinvestasi.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data-data dari berbagai sumber tersebut dikumpulkan, kemudian
data-data tersebut diolah dengan menggunakan metode analisis menggunakan
SEM (Structural Equation Modelling). Pengolahan data yang berasal dari lima
bank yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia tersebut menggunakan Software
Excell XP profesional, minitab 16 dan Lisrell 8.80.
Terdapat tujuh langkah dalam pemodelan SEM (Waluyo 2011), yaitu:
1. Pengembangan model berbasis teori, dalam pengembangan model teoritis,
dilakukan serangkaian eksplorasi ilmiah melalui telaah pustaka yang intens
guna mendapatkan justifikasi atas model teoritis yang dikembangkan.
19
2. Pengembangan diagram alur (path diagram). Model teoritis digambarkan
dalam sebuah diagram alur untuk mempermudah melihat hubungan kausalitas
yang akan diuji.
3. Konversi diagram alur ke dalam persamaan. Diagram alur dikonversi ke
dalamrangkaian persamaan yang terdiri dari:
a. Persamaan struktural (structural equation), persamaan ini menyatakan
hubungan kausalitas antar berbagai konstruk.
b. Persamaan model pengukuran (measurement model), dalam membuat
persamaan model pengukuran hanya melibatkan indikator dari
pengukuran konstruk.
4. Memilih matriks input dan teknik estimasi. SEM menggunakan matriks
varian/kovarian sebagai input data untuk estimasi yang dilakukan. Ukuran
sampel juga memegang peranan penting dalam estimasi dan interpretasi hasil.
5. Menilai problem identifikasi. Problem identifikasi dapat muncul melalui
gejala-gejala berikut:
a. Standard error untuk satu atau beberapa koefisien adalah sangan besar.
b. Program tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang seharusnya
disajikan.
c. Muncul angka-angka yang aneh seperti adanya varians error yang negatif.
d. Muncul korelasi yang sangat tinggi antara koefisien estimasi yang didapat
(misalnya > 0,9)
6. Evaluasi model. Ketepatan model dievaluasi melalui telaah terhadap berbagai
kriteria goodness of fit.
7. Interpretasi dan modifikasi model. Apabila pada standardized residual
covariances matrix terdapat nilai diluar ring -2,58 ≤ residual ≤ 2,58
danprobabilitas (P) < 0,05maka model yang diestimasi perlu dilakukan
modifikasi lebih lanjut dengan berpedoman pada indeks modifikasi.
Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh variabel-variabel
fundamental dan teknikal terhadap harga saham industri perbankan yang terdaftar
pada LQ 45. Berikut adalah kerangka awal struktur SEM penelitian yang akan
menjadi acuan bagi peneliti untuk melakukan konfirmasi model, dapat dilihat pada
Gambar 3.3
20
TI
CR
M2
ROI
Fundamental
TBD
NLTR
Harga
Saham
Teknikal
HSL
VPS
Gambar 5. Model awal penelitian SEM
Variabel Laten
Variabel Indikator
Mempengaruhi
Loading Faktor
Keterangan:
Harga saham
Indikator variabel harga saham
Variabel fundamental
Indikator variabel fundamental
ROI
CR
TI
M2
TBD
NLTR
Variabel Teknikal
Indikator variabel teknikal
VPS
HSL
: Variabel terikat
: Nilai saham (NS)
: Variabel bebas
: Return on investment
: Current ratio
: Tingkat inflasi
: M2 (jumlah jang beredar)
: Tingkat bunga deposito
: Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS
: Variabel bebas
: Volume penjualan saham
: Harga saham masa lalu
NS
21
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada penelitian ini
menganalisis pengaruh variabel-variabel fundamental dan teknikal terhadap harga
saham dengan menggunakan SEM pada industri perbankan di BEI yang konsisten
masuk ke dalam LQ 45 selama periode 2008-2012. Penelitian ini menggunakan
data panel seimbang yaitu gabungan antara data time series triwulan selama lima
tahun yaitu periode 2008-2012 dan data cross section yaitu sebanyak lima
perusahaan. Proses pengolahan data dilakukan dengan program excell dan
program Lisrell 8.80. Perusahaan yang termasuk dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel 3.
No
1
2
3
4
5
Tabel 3. Sampel penelitian
Nama Perusahaan
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
PT Bank Mandiri Tbk
PT Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Negara Indonesia Tbk
Kode
BBRI
BMRI
BDNM
BBCA
BBNI
Profil Singkat Bank
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) didirikan 16 Desember
1895. Kantor pusat BBRI berlokasi di Gedung BRI I, Jl. Jenderal Sudirman Kav.
44-46, Jakarta 10210. Pada saat ini BBRI memiliki 18 kantor wilayah, 16 kantor
inspeksi, 442 kantor cabang domestik, tiga kantor cabang khusus, tiga kantor
perwakilan di luar negeri, 545 kantor cabang pembantu, 914 kantor kas, 5.000
BRI unit, dan 1778 teras.Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan BBRI adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program
Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya,
khususnya dengan melakukan usaha di bidang perbankan, termasuk melakukan
kegiatan operasi sesuai dengan prinsip syariah.
Pada tanggal 31 Oktober 2003, BBRI memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BBRI (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 3.811.765.000 dengan nilai nominal Rp500,- per
saham dengan harga penawaran Rp875,- per saham. Selanjutnya, opsi pemesanan
lebih sejumlah 381.176.000 lembar saham dan opsi penjatahan lebih sejumlah
571.764.000 lembar saham masing-masing dengan harga Rp875,- setiap lembar
saham telah dilaksanakan masing-masing pada tanggal 10 November 2003 dan 3
Desember 2003. Setelah IPO BRI dan opsi pemesanan lebih dan opsi penjatahan
lebih dilaksanakan oleh Penjamin Pelaksana Emisi, Negara Republik Indonesia
memiliki 59,50% saham di BRI. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 November 2003.
22
PT Bank Mandiri Tbk
Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program
restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada
bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang
Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia -dilebur menjadi Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki
peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia.
Setelah proses merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi
secara menyeluruh. Pada saat itu, bank ini menutup 194 kantor cabang yang saling
berdekatan dan rasionalisasi jumlah karyawan dari jumlah gabungan 26.600
menjadi 17.620 orang. Kinerja bank pada tahun 2011 menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan nilai yang dipacu oleh peningkatan fee based income. Berdasarkan
pembagian segmen kredit menurut laporan keuangan Bank Mandiri, terjadi
pertumbuhan nilai kredit di seluruh segmen secara signifikan. Terdapat beberapa
kelompok strategi bisnis unit di dalam Bank ini, terbagi menjadi kelompok:
institutional banking, corporate banking, commercial and business banking,
micro and retail banking, consumer finance, dan treasury FI and SAM.
Segmen yang mengalami pertumbuhan paling baik adalah segmen ritel.
Segmen ritel terbagi menjadi kelompok usaha kecil (mengelami pertumbuhan
33% dari tahun 2010), kelompok consumer (mengalami pertumbuhan 27% dari
tahun 2010), dan kelompok mikro (mengalami pertubuhan 62% dari tahun 2010).
Total penyaluran kredit ritel itu sendiri mencapai Rp. 81 triliun atau mencapai
29,7% dari total kredit bank.
PT Bank Danamon Tbk
Tahun 1988, Bank Indonesia meluncurkan paket reformasi perbankan
yang dikenal dengan “Paket Oktober 1988” atau PAKTO 88. Sebagai hasil
dari reformasi ini, Bank Danamon menjadi salah satu bank valuta asing
pertama di Indonesia dan menjadi perusahan publik yang tercatat di Bursa
Efek Jakarta.Saat ini, bank ini menjadi salah satu institusi keuangan terbesar
di Indonesia dari jumlah pegawai sekitar 61.875 (termasuk karyawan anak
perusahaan) pada September 2011.
Saat ini Danamon adalah bank keenam terbesar di Indonesia berdasarkan
aset, dengan jaringan cabang kedua terbesar yaitu lebih dari 2,900 kantor cabang
dan point of sales, termasuk unit Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan Unit
Syariah, serta kantor-kantor cabang anak perusahaannya . Danamon juga
didukung oleh serangkaian fasilitas perbankan elektronik yang komprehensif.
Sementara itu, dari sisi pembagian lini bisnisnya, bank ini memiliki lima
kelompok tinjauan usaha, yang terbagi atas perbankan mikro, perbankan
konsumer, perbankan UKM dan komersial, perbankan syariah, dan perbankan
korporasi.
PT Bank Central Asia Tbk
BCA resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank
Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak berdirinya itu, dan yang paling
signifikan yaitu krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997.Per Desember 2009,
BCA telah memiliki 875 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, 2
kantor perwakilan di luar negeri yaitu di Nassau, Hongkong dan Singapura. Selain
23
itu, BCA telah memiliki 6.611 ATM BCA yang tersebar di seluruh Indonesia dan
sampai akhir 2009 total nasabah BCA mencapai 1,7 juta nasabah, meningkat dari
1,2 juta nasabah pada tahun 2008. Pada bulan Juli 2009, BCA mendapat
penghargaan Bank berpredikat "Bank Nasional Papan Atas" pada acara Infobank
Awards 2009. Dalam laporan tahunan, BCA membagi tinjauan bisnisnya menjadi
4 kelompok besar, yaitu: perbankan cabang, perbankan korporasi, perbankan
individual, perbankan tresuri dan internasional.
PT Bank Negara Indonesia Tbk
Bank Negara Indonesia Tbk, pada saat awal berdirinya berfungsi sebagai
bank sentral di Indonesia. Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang
merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun
1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank
sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank
pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa,
dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri.
Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank
Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah.Sejalan
dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas
perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir
tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal
sebagai 'BNI 46'. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT
Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadiperusahaan
publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun
1996. Sepanjang 2011, kinerja keuangan BNI mencatat hasil yang baik. Laba
bersih mengalami pertumbuhan mencapai Rp 5,8 triliun dari pencapaian Rp 4,1
triliun di tahun 2010, merefleksikan pertumbuhan yang seimbang dari berbagai
lini usaha serta pertumbuhan pendapatan fee-based income yang positif. Aset
tumbuh 20,3% dibandingkan tahun 2010 menjadi Rp 299,1 triliun dengan provisi
untuk kredit bermasalah dipertahankan pada level yang sama dengan tahun 2010.
Ekuitas tumbuh mencapai Rp 37,8 triliun di tahun 2011, meningkat dari sebesar
Rp 33,1 triliun di tahun 2010. Laporan tahunan 2011 Bank BNI membedakan
jenis debitur menjadi lima kategori, yaitu korporasi, kecil-menengah, consumer,
internasional dan syariah.
Analisis Structural Equation Modeling (SEM)
Permodelan melalui SEM memungkinkan seorang peneliti dapat
menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat regresif maupun dimensional (yaitu
mengukur apa dimensi-dimensi dari sebuah konsep) (Ferdinand, 2000).
Keunggulan aplikasi SEM dalam penelitian manajemen adalah karena
kemampuannya untuk mengkonfirmasi dimensi-dimensi dari sebuah konsep atau
faktor yang sangat lazim digunakan dalam manajemen serta kemampuannya
untuk mengukur pengaruh hubungan-hubungan yang secara teoritis ada
(Ferdinand 2000). Uji kesesuaian model (goodness of fit) menunjukkan bahwa
model ini dapat diterima atau ditolak. Model Persamaan Struktural (SEM) pada
penelitian ini juga menghasilkan sebuah model yang akan memenuhi Goodness of
24
Fit dengan hasil terlampir pada Lampiran 5. Ringkasan dari goodness of fit dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil kriteria kesesuaian model SEM
Goodness-of-Fit
Significance Probability(Pvalue)
GFI(Goodness of Fit)
RMSEA(Root Mean
square Error of
Approximation)
AGFI(Adjusted Goodness
of Fit Index)
Cutt-off-Value
Hasil
Keterangan
0,05
0,88474
Good Fit
0,90
0,97
Good Fit
0,08
0,000
Good Fit
0,90
0,95
Good Fit
 Overall Good Fit
Sebagian besar persyaratan goodness of fit telah memenuhi standar cutoffvalue sehingga model layak untuk dianalisis lebih lanjut. Berdasarkan Tabel 4.
tersebut dapat diketahui bahwa perhitungan GFI yang dianalogkan R2 pada model
regresi sebesar 0,97, hasil ini menunjukkan hasil yang baik, karena mendekati
nilai 0,9. Hasil RMSEA sebesar 0,000 yang kurang dari 0,08 menunjukkan
kriteria baik dalam mengukur nilai penyimpangan parameter model dengan
matriks kovarians populasi. Nilai tersebut menunjukkan proporsi varians dalam
matriks kovarian populasi yang terestimasikan. Sementara ukuran AGFI sebagai
nilai GFI yang telah disesuaikan dengan derajat kebebasan model penelitian
berada pada interval kriteria yang masih cukup baik. Secara keseluruhan,
berdasarkan ukuran penggunaan SEM tersebut dapat dinyatakan model modifikasi
dapat menghasilkan model yang baik, karena itu analisis model utama dapat
dilanjutkan dengan menggunakan ukuran signifikansi dan besarnya pengaruh
variabel eksogen terhadap variabel endogen.
Hasil pengukuran hubungan signifikansi antar variabel dapat diketahui
dari output model dengan melihat besarnya t-value yang dihasilkan. Adapun
model yang dihasilkan oleh model persamaan struktural (SEM) dengan t-value
dapat dilihat pada Gambar 6.
25
Chi-Square=17.75, df=26, P-value=0.88474, RMSEA=0.000
Gambar 6. Diagram path SEM pengaruh variabel fundamental dan teknikal
terhadap harga saham (t-value)
Berdasarkan Gambar 6 dapat dilihat terdapat empat dari delapan pengujian
indikator berpengaruh secara positif dan signifikan antara lain: dari teknikal ke
volume penjualan saham, dari fundamental ke tingkat bunga deposito, dari
fundamental nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, dari fundamental ke
current ratio. Sedangkan ada empat indikator yang berpengaruh negatif dan
signifikan antara lain: dari fundamental ke jumlah uang beredar, dari fundamental
ke return on investment, dari fundamental ke tingkat inflasi dan dari teknikal ke
harga saham lalu. Hal tersebut menunjukkan bahwa indikator-indikator yang
digunakan untuk mengukur variabelnya sudah cukup baik dan dapat diterima.
Delapan hasil pengujian tersebut sekaligus menunjukkan bahwa semakin tinggi
nilai masing-masing indikator variabel yang ada akan membuat variabel semakin
besar. Apabila terdapat koefisien jalur berwarna merah, maka nilai tersebut tidak
signifikan, hal ini dikarenakan kurang dari 1,96 yang merupakan nilai kritis uji-t
pada taraf nyata 5% (Suharjo dan Suwarno 2002). Yang tidak signifikan adalah
variabel laten yaitu variabel teknikal terhadap harga saham. Hal ini, ditunjukkan
dengan nilai t hitung < t tabel dan koefisein jalurnya berwarna merah. Sedangkan
untuk nilai koefisien lintas model yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 7.
26
Chi-Square=17.75, df=26, P-value=0.88474, RMSEA=0.000
Gambar 7. Diagram koefisien hasil SEM pengaruh variabel fundamental dan
teknikal terhadap harga saham (Standardized Loading Factor)
Gambar 6 menunjukkan koefisien nilai model yang menunjukkan nilai
pengaruh antar variabel. Semakin besar nilai factor loading maka semakin besar
pengaruhnya dan semakin besar kontribusinya. Untuk nilai yang negatif dapat
diartikan bahwa variabel tersebut memiliki pengaruh yang negatif dan tetap
memiliki pengaruh yang signifikan jika nilainya lebih dari T tabel=1,96.
Pengujian Hipotesis
Pengaruh secara serentak maupun parsial variabel-variabel fundamental
dan teknikal terhadap Harga Saham (Pengujian Hipotesis 1)
Untuk membuktikan hipotesis pertama yaitu “diduga terdapat pengaruh
signifikan secara simultan maupun parsial dari variabel-variabel fundamental
terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang telah terdaftar di Bursa
Efek Indonesia”, dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Structural
Equation Modelling (SEM). Namun perlu diketahui bahwa dalam analisis SEM,
data yang tidak memiliki nilai atau angka misalnya nol (0) secara otomatis akan
diabaikan dalam analisis selanjutnya. Oleh karena data riil dari delapan variabel
fundamental dan teknikal yang telah terkumpul tersebut tidak ditemukan data
yang tidak memiliki nilai atau angka atau tercatat sebesar nol (0), maka unit
analisis yang digunakan dalam penelitian ini tetap sebanyak 100, jumlah ini
diketahui setelah proses komputerisasi SEM ini dijalankan.
Adapun hasil analisis pengaruh variabel fundamental dan teknikal baik
simultan maupun secara parsial terhadap harga saham dapat dilihat pada Gambar
27
7. Dari kedua variabel yang pengaruh tersebut, pengaruh variabel fudamental
terhadap harga saham lebih kuat pengaruhnya daripada variabel teknikal terhadap
harga saham.Hasilnya secara umum variabel bebas secara parsial mempunyai
pengaruh yang cukup kuat terhadap harga saham karena berdasarkan hasil nilai
probabilitasnya terima Ho. Delapan variabel bebas berpengaruh secara parsial
terhadap harga saham.
Berdasarkan Gambar 7 dapat dilihat secara terperinci bobot pengaruh
(regression weights) indikator fundamental dan teknikal secara simultan seperti
yang disajikan pada diagram path tersebut. Diagram tersebutmenunjukkan nilai
koefisien terbesar variabel laten fundamental yaitu -0,35 dan p-value terkecil yaitu
0,88, nilai ini lebih tinggi dari pada nilai koefisien variabel teknikal sebesar -0,09
dengan p-value 0,147. Adapun nilai loading faktor secara parsial dari masingmasing indikator fundamental dan teknikal ini dapat dilihat dalam Gambar 7.
Kontribusi yang paling tinggi pengaruhnya berasal dari volume penjualan saham
dengan koefisien sebesar 1,00, berikutnya diikuti oleh jumlah uang beredar
(bobot= 0,55), tingkat bunga deposito (bobot =0,53), nilai tukar Rupiah terhadap
Dollar Amerika (NLTR) (bobot= 0,52), return on investment (bobot= -0,28),
tingkat inflasi (TI) (bobot= -0,15), current ratio (bobot= 0,13) dan harga saham
lalu (HSL) (bobot= -0,10). Penjelasan mengenai pengaruh parsial variabel
fundamental dan teknikal terhadap harga saham adalah sebagai berikut:
1. Variabel volume penjualan saham berpengaruh positif dan signifikan, serta
memiliki pengaruh yang dominan. Secara teoritis, hal ini sejalan dengan
pemikiran analis teknikal yang menyatakan bahwa volume penjualan saham
menunjukkan seberapa produktif suatu perusahaan dan keberhasilan dalam
menjualan sahamnya. Volume penjualan yang meningkat adalah sebuah
pertumbuhan yang dialami perusahaan tersebut. Semakin besar volume
penjualan, maka semakin besar pula kemungkinan untuk mendapatkan
keuntungan.
Hal ini akan membuat investor semakin percaya kepada perusahaan
industri perbankan, dengan meningkatnya kepercayaan investor, maka
permintaan terhadap saham akan meningkat dan harga saham pun juga ikut
naik. Naiknya harga saham, maka akan terjadi capital gain yang meningkatkan
return saham (Gambar 9). Demikian pula sebaliknya, jika volume penjualan
menurun, maka akan mengakibatkan menurunnya return yang diterima. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayat
(2003), menyatakan bahwa volume penjualan saham mempunyai pengaruh
positif dan signifikan, serta pengaruh yang paling dominan terhadap harga
saham perusahaan. Selain itu, hasil penelitian ini sesuai dengan ekspektasi
peneliti yang menyatakan bahwa volume penjualan saham mempunyai arah
koefisien yang positif. Hal ini dikarenakan volume penjualan saham industri
perbankan yang terus meningkat dari tahun 2008-2012 sebesar 14,7 persen
(Bank Indonesia 2012).
2. Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham adalah jumlah
uang beredar dengan nilai t-hitung sebesar -8,78 dan nilai koefisien sebesar 0,55. Variabel jumlah uang beredar arahnya negatif. Hasil penelitian ini
bertentangan dengan teori yang ada. Terjadinya kontradiksi ini adalah adanya
kemungkinan bahwa dana yang dimiliki masyarakat tersebut tidak banyak yang
digunakan dalam perdagangan saham industri perbankan di BEI, tetapi
28
digunakan untuk keperluan transaksi dan berjaga-jaga. Selain itu adanya
kemungkinan dana tersebut digunakan dalam perdagangan saham pada
perusahaan selain obyek penelitian. Hal ini juga dimungkinkan oleh faktor
ekspektasi dari investor. Bila uang beredar naik maka akan menyebabkan
naiknya tingkat inflasi (Gambar 9). Investor akan memperkirakan bahwa harga
saham akan turun sehingga investor menjual sahamnya. Penjualan ini akan
menyebabkan supply saham meningkat dan pada akhirnya akan menurunkan
harga saham.
3. Variabel yang berpengaruh terhadap harga saham adalah tingkat bunga
deposito dengan nilai t-hitung sebesar 8,69 dan nilai koefisien sebesar 0,53.
Penelitian ini telah membuktikan bahwa tingkat bunga deposito berpengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian Tarkhani (2005) yang menyatakan bahwa tingkat bunga deposito
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan. Tingkat
bunga deposito merupakan salah satu dari beberapa indikator ekonomi
moneter Indonesia. Tingkat bunga deposito yang positif menunjukkan bahwa
semakin naik tingkat bunga deposito, maka akan mempengaruhiinvestor dalam
menanamkan dananya pada saham perusahaan perbankan. Perubahan tingkat
bunga deposito dapat mempengaruhi variabilitas return suatu investasi.
Perubahan tingkat suku bunga deposito akan mempengaruhi harga saham
secara terbalik, jika tingkat bunga deposito meningkat, maka harga saham akan
turun, demikian pula sebaliknya. Jika tingkat bunga deposito turun, maka harga
saham turun.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang ada. Secara teoritis,
investor cenderung lebih menyukai menabung pada saat tingkat bunga deposito
tinggi, sebab investasi di bidang ini relatif tidak mengandung risiko.
Sebaliknya investor akan lebih menyukai kecenderungan menginvestasikan
uang dalam bentuk saham ketika tingkat bunga deposito rendah. Akan tetapi
untuk perusahaan yang bergerak di bidang keuangan seperti halnya bank,
asuransi dan perusahaan penjaminan, pengaruh perubahan suku bunga terhadap
return saham adalah positif, artinya jika suku bunga naik maka return saham
juga akan meningkat dan demikian pula sebaliknya. Apabila tingkat suku
bunga deposito mengalami kenaikan maka investor akan lebih tertarik untuk
menanamkan sahamnya pada deposito dari pada saham. Semakin banyaknya
dana yang terhimpun oleh bank, berarti bank akan dapat menyalurkan dana
lebih banyak ke masyarakat untuk mendapatkan keuntungan yang lebih
banyak. Karena terjadi peningkatan performa dari perusahaan perbankan ini,
maka tentu saja investorakan tertarik menanamkan sahamnya. Permintaan
saham yang meningkat ini akan menyebabkan naiknya harga saham sehingga
terjadi capital gain yang akan meningkatkan return saham perusahaan tersebut.
Hal ini dapat dilihat pada Gambar 8.
29
10,00%
8,67%
7,15%
8,00%
6,50%
6,58%
5,77%
6,00%
4,00%
2,00%
0,00%
2008
2009
2010
2011
2012
Tahun
Gambar 8. Suku bunga tahunan Bank Indonesia (2008 – 2012)
Hal ini justru merupakan kebalikan dari ekspektasi koefisien oleh peneliti
yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya yaitu pengaruh tingkat bunga
deposito mempunyai pengaruh yang negatif. Kontradiksi ini dapat terjadi
karena investor lebih mengikuti teori analisis fundamental daripada pengaruh
faktor-faktor lain yang akan mempengaruh perilaku investor untuk membeli
dan menjual saham. Hal ini, juga terjadi dikarenakan data empiris (Gambar 9)
menunjukkan bahwa rata-rata return saham IHSG di Indonesia mengalami
kenaikan dari tahun 2008-2012.
4. Variabel yang berpengaruh terhadap harga saham adalah variabel nilai tukar
Rupiah terhadap Dollar Amerika dengan nilai t-hitung sebesar 8,67 dan nilai
koefisien sebesar 0,52. Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika
mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Tarkhani (2005) yang
menyatakan bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika memiliki
pengaruh positif dan signifikan. Penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Bowonu (2007), yang menyatakan bahwa nilai tukar Rupiah
terhadap Dollar Amerika berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan ekspektasi peneliti yang
mengharapkan koefisien variabel nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika
memiliki nilai negatif, artinya return yang berasal dari kenaikan harga saham
masih relatif lebih baik daripada kerugian yang diakibatkan terdepresiasinya
Rupiah bagi investor asing.
Gambar 9. Rata-rata return saham IHSG tahun 2008-2012
30
5. Variabel yang berpengaruh terhadap harga saham adalah variabel return on
investment dengan nilai t-hitung sebesar -5,46 dan nilai koefisien sebesar -0,28.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Bowonu (2007)
dan Hidayat (2003), yang menyatakan bahwa variabel ROI memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap harga saham. ROI yang arahnya negatif berarti,
pengaruh variabel ROI memiliki pengaruh yang negatif. Penelitian ini
menunjukkan bahwa ROI memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga
saham. Hal ini, sejalan dengan teori yang ada, yang menyatakan bahwa
semakin tinggi ROI maka semakin tinggi pula harga saham perusahaan. Tujuan
perusahaan perbankan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan yang juga
berarti memakmurkan kesejahteraan pemegang saham, maka tentu langkah
yang paling tepat bagi perusahaan perbankan adalah mencari kesempatan
investasi yang benar-benar dapat menghasilkan ROI yang tinggi. Sebab
semakin tinggi ROI maka harga saham akanmeningkat.
6. Variabel yang berpengaruh terhadap harga saham adalah tingkat inflasi dengan
nilai t-hitung sebesar -3,03 dan nilai koefisien sebesar -0,15. Tingkat inflasi
yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomiterlalu panas
(overheadted). Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk
yang melebihi kapasitas penawaran produk, sehingga harga-harga cenderung
mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan menurunkan daya
beli uang. Selain itu, inflasi yang tinggi dapat mengurangi tingkat pendapatan
rill yang diperoleh investor dari investasinya. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Hooker (2004) yang menyatakan bahwa inflasi
memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham dan mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Mok (1993), yang menyatakan bahwa tingkat inflasi
berpengaruhsignifikan terhadap harga di Hongkong.
Selain itu, tingkat inflasi yang terjadi tidak terlalu bagus, dikarenakan
data tingkat inflasi yang terjadi pada tahun 2008-2012 menunjukkan grafik
yang fluktuatif dan kondisi perekonomian yang tidak stabil (Gambar 10), hasil
yang menunjukkan bahwa tingkat inflasi terhadap harga saham arahnya
negatif, artinya, bila tingkat inflasi meningkat, maka akan membuat
kepercayaan investor ragu-ragu untuk menanamkan modalnya pada perusahaan
perbankan. Hasil penelitian ini, tidak sesuai dengan arah koefisien yang
diharapkan peneliti pada bab sebelumnya yang menyatakan bahwa arah tingkat
inflasi positif.
31
12,00%
10,30%
10,00%
8,00%
4,89%
6,00%
5,38%
5,13%
4,27%
4,00%
2,00%
Tahun
0,00%
2008
2009
2010
2011
2012
Gambar 10. Grafik tingkat inflasi tahun 2008-2012
7. Variabel yang memiliki pengaruh terhadap harga saham adalah variabel CR
dengan nilai t-hitung sebesar 2,81 dan nilai koefisien sebesar 0,13. Variabel CR
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan, menunjukkan bahwa hasil
penelitian ini sejalan dengan teori yang ada, yang menyatakan bahwa CR
berpengaruh terhadap harga saham (Hooker, 2004). CR sangat berguna untuk
mengukur likuiditas perusahaan. CR untuk mengukur kemampuan perusahaan
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada
saat ditagih. Semakin tinggi CR, maka kinerja perusahaan baik, dan akan
berdampak pada kenaikan harga saham, Penelitian ini juga mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2003), yang menyatakan bahwa CR
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
8. Variabel yang berpengaruh terhadap harga saham adalah variabel harga saham
lalu dengan nilai t-hitung sebesar -2,01 dan nilai koefisien sebesar -0,10. Hasil
penelitian ini mendukung penelilitian yang dilakukan Hidayat (2003), yang
menyatakan harga saham lalu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham. Harga saham lalu memiliki pengaruh yang signifikan, artinya,
investor lebih cenderung untuk menggunakan harga saham lalu untuk
mengambil keputusan investasi dan cenderung tidak menahan saham dalam
waktu yang lama untuk menjual sahamnya.
Berdasarkan penjelasan di atas maka untuk melihat perbandingan
koefisien hasil penelitian dengan koefisien yang diharapkan peneliti dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5.
Perbandingan koefisien yang diharapkan dengan koefisien hasil
penelitian
Variabel fundamental dan teknikal
Current ratio
Return on investment
Tingkat bunga deposito
Tingkat inflasi
Ekspektasi
koefisien
+
_
+
Koefisien hasil penelitian
+
+
-
32
Lanjutan Tabel 5.
Variabel fundamental dan teknikal
Jumlah uang beredar
Ekspektasi
koefisien
-
Koefisien hasil penelitian
-
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika
-
+
Volume penjualan saham
+
+
Harga saham masa lalu
-
-
Atas dasar analisis di atas dapat dikatakan bahwa indikator fundamental
dan teknikal terpenting yang perlu diperhatikan dalam menganalisis harga saham
adalah memperhatikan volume penjualan saham, selanjutnya memperhatikan
indikator jumlah uang beredar, tingkat suku bunga deposito, nilai tukar Rupiah
terhadap Dollar Amerika, ROI, tingkat inflasi, CR dan harga saham lalu. Besarnya
pengaruh dominan volume penjualan saham terhadap harga saham ini mendukung
riset lain dimana volume penjualan saham adalah hal paling penting bagi investor
maupun calon investor mempertimbangkan risiko dan tingkat keuntungan yang
diharapkan. Investor seharusnya melakukan analisis sebelum menentukan saham
yang akan dibeli. Dalam melakukan analisis, investor membutuhkan informasi.
Adanya informasi yang dipublikasikan akan merubah keyakinan para investor
yang dapat dilihat dari reaksi pasar. Salah satu reaksi pasar tersebut adalah reaksi
volume penjualan saham dan untuk mengetahui kondisi saham (Abarbanell dan
Bushee, 1998).
Hasil penelitian ini ditemukan bahwa variabel fundamental dan teknikal
mempunyai mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap harga
saham. Temuan ini mendukung hasil penelitian Bowonu (2007) yang juga
menemukan bahwa variabel fundamental dan teknikal mempunyai pengaruh
secara parsial terhadap harga saham. Bowonu (2007) menganalisis dengan
menggunakan alat analisis SEM dan menggunakan program AMOS dengan
variabel ROI, CR, TI dan harga saham lalu sebagai indikator faktor fundamental
dan teknikal secara signifikan mempengaruhi harga saham. Demikian pula dengan
penelitian Sulistiono dan Sugeng (1994), juga menemukan pengaruh bahwa harga
saham dipengaruhi secara parsial oleh kesembilan variabel bebas yang diajukan
dalam peneletian dan dari model analisis regresi yang dilakukan ada dua variabel
yang mempunyai pengaruh nyata secara parsial terhadap harga saham. Variabelvariabel tersebut adalah jumlah uang beredar dan harga saham masa lalu.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk membuktikan
hipotesis pertama yaitu “diduga terdapat pengaruh signifikan secara simultan
maupun parsial dari variabel-variabel fundamental dan teknikal terhadap harga
saham pada perusahaan perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
adalah terbukti dan dari penjelasan diatas maka hipotesis pertama yang diajukan
dalam penelitian ini (H1) diterima.
Pengaruh Indikator Harga Saham Lalu Terhadap Harga Saham (Pengujian
Hipotesis II)
Adapun hasil analisis variabel fundamental dan teknikal yang mempunyai
pengaruh dominan terhadap harga saham dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar
tersebut dapat menjelaskan bahwa dengan = 0,05, dari delapan variabel
33
fundamental dan teknikal yang digunakan, terlihat delapan variabel memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham karena memiliki p-value lebih
kecil dari 0,05. Dari delapan variabel tersebut,variabel volume penjualan saham
memiliki pengaruh signifikanyang dominan dan terbesar karena memiliki estimate
terbesar dengan p-value lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa untuk membuktikan hipotesis kedua yaitu “diduga indikator
harga saham lalu mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap harga
saham pada perusahaan perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
terbukti. Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis kedua (H2) diterima.
Pengaruh signifikan variabel harga saham masa lalu terhadap harga saham
sekarangmemberi arti yang sejalan dengan pendapat analis teknikal yakni bahwa
harga saham mencerminkan informasi yang relevan, informasi tersebut
ditunjukkan oleh perubahan harga dari waktu yang lalu dan karenanya perubahan
harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang.
Indikator ini memberi arti bahwa masyarakat dan investor cenderung menyukai
investasi berjangka pendek, dan tidak menahan sahamnya dalam waktu yang lama
untuk mendapatkan deviden. Hipotesis ini berdasarkan pada kondisi
perekonomian yang kurang bagus dan kurang stabil pada saat ini, maka
diperkirakan bahwa investor akan cenderung menanamkan modalnya dalam
jangka pendek dan mengharapkan keuntungan dari adanya perubahan pasar.
Sehingga investor akan lebih cenderung melihat harga saham di masa lalu untuk
memperkirakan harga saham di masa yang akan datang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bowonu
(2007) yang menyatakan bahwa harga saham lalu untuk beberapa bank
berpengaruh cukup signifikan terhadap perkembangan harga saham saat ini. Hasil
penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayat
(2003), yang mengatakan bahwa indikator harga saham lalu tidak berpengaruh
signifikan dan mempunyai arah koefisien yang negatif terhadap perkembangan
harga saham perusahaan. Hal ini, dikarenakan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Hidayat (2003) pada periode tahun yang berbeda dan pada industri yang
berbeda dengan penelitian ini. Begitu pula mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Santika (1991), yang menyatakan bahwaharga saham lalu
berpengaruh signifikan dan paling dominan terhadap harga saham perusahaan.
Implikasi dari kesimpulan uji statistik di atas adalah bahwa indikator
volume penjualan saham dan jumlah uang beredar harus lebih diperhatikan
dibandingkan indikator-indikator lainnya, karena memiliki nilai koefisien atau
pengaruh yang paling besar terhadap harga saham. Volume penjualan saham
merupakan dasar untuk melihat dari reaksi pasar terhadap harga saham dipasar
dan jumlah uang beredar (M2) merupakan keseluruhan jumlah uang yang
dikeluarkan secara resmi baik oleh bank sentral berupa uang kartal maupun uang
giral dan uang kuasi (tabungan, valas dan deposito).
Pola Pergerakan Harga Saham pada Industri Perbankan (Hipotesis III)
Selain membuktikan kedua hipotesis tersebut, dalam penelitian ini juga
berupaya untuk membuktikan sejauh mana kontribusi ketepatan model ini
digunakan dalam menganalisis pengaruh variabel-variabel fundamental dan
teknikal terhadap harga saham tersebut. Berdasarkan Gambar 5 menunjukkan
34
bahwa besarnya kontribusi ketepatan model dalam menganalisis pengaruh
variabel-variabel fundamental dan teknikal terhadap harga saham tersebut diamati
berdasarkan Goodness of Fit Index (GFI) dan Adjusted Goodness of Fit Index
(AGFI). Nilai dari kedua indeks tersebut dapat dilihat berdasarkan rincian yang
tertera pada summary of models (Lampiran 5), menunjukkan bahwa nilai default
model untuk GFI sebesar 0,97 atau 97% dan untuk AGFI sebesar 0,95 atau 95%.
Kedua nilai indeks tersebut terlihat lebih besar dari nilai independence model-nya
yaitu untuk GFI sebesar 0,594 atau 59,4% dan untuk AGFI sebesar 0,504 atau
50,4%. Dari kedua nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa kontribusi model yang
digunakan dalam penelitian ini cukup tinggi karena ditunjukkan oleh nilai yang
cukup tinggi sehingga model yang dikembangkan dalam penelitian ini cukup
tepat.
Hasil penelitian ini juga menghasilkan bahwa adanyahubugan antara
variabel-variabel fundamental dan teknikal terhadap harga saham industri
perbankan di BEI. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menyatakan
bahwa adanya kontribusi yang besar dalam menjelaskan variansi harga saham
industri perbankan yang telah terdaftar di BEI. Hal ini berdasarkan hasil pengujian
yang dilakukan dengan menggunakan SEM dengan melihat pada nilai koefisien
determinasi (Adjusted R Square) atau dalam hasil SEM dilihat dari nilai GFI yang
dianalogikan dengan R2 yaitu sebesar 0,97. Data ini memperlihatkan bahwa nilai
Adjusted R Square mendekati satu. Nilai statistik ini mempunyai makna bahwa
variabel bebas mempunyai hubungan dan pengaruh pola yang kuat, artinya harga
saham dapat dijelaskan oleh variabel bebas sebesar 97% dan sisanya 3%
dijelaskan oleh variable-variabel lain yang tidak termasuk dalam model. Variabelvariabel fundamental dan teknikal terhadap harga saham mampu menjelaskan pola
(variansi) pergerakan harga saham pada industri perbankan yang telah terdaftar di
BEI (H3 diterima).
Implikasi Manajerial
Implikasi Bagi Manajemen Perusahaan
Hendaknya pihak perusahaan tidak hanya memperhatikan faktor-faktor
fundamental saja, tetapi memperhatikan faktor teknikal juga dalam menentukan
harga saham dan harus secara cepat dan tanggap untuk memperhatikan informasi
yang beredar sehingga dapat dijadikan pedoman bagi para investor dan calon
investor dalam pengambilan keputusan investasi. Selain itu pihak manajemen juga
perlu memperhatikan dua variabel yang penting dan memiliki pengaruh dalam
penelitian ini yaitu, jumlah uang beredar dan volume penjualan saham.
Pihak manajemen perusahaan harus dapat mengelola perusahaan untuk
mencegah adanya kemungkinan kehilangan kepercayaan calon investor dan
kurang jumlah investor, caranya adalah dengan lebih memperhatikan faktor-faktor
fundamental dan teknikal yang mempengaruhi harga saham perusahaan dalam
rangka peningkatan kepercayaan dan nilai saham perusahaan.
35
Implikasi Bagi Investor di Pasar Modal
Investor pada umumnya selalu berusaha untuk meminimalisasikan
berbagai risiko yang bersifat jangka panjang maupun risiko yang bersifat jangka
pendek. Berbagai perubahan kondisi mengharuskan seorang investor memutuskan
apa yang harus dilakukan dan strategi apa yang diterapkan agar tetap memperoleh
return yang diharapkan. Untuk itu diperlukan informasi mengetahui variabelvariabel apa saja yang dominan mempengaruhi harga saham, salah satu caranya
adalah dengan menganalisis variabel fundamental dan teknikal. Varibael
fundamental dan teknikal yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga
saham antara lain; volume penjualan saham, jumlah uang beredar, tingkat bunga
deposito, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, tingkat infilasi, ROI, CR,
harga saham lalu. Volume penjualan saham adalah variabelyang paling dominan,
yang harus diperhatikan oleh investor, karena berdasarkan hasil analisis statistik
variabel VPS memiliki pengaruh positif yang signifikan. Variabel yang dominan
ini menandakan bahwa VPS merupakan variabel yang tepat dan akurat untuk
dijadikan informasi dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi karena
dinilai sebagai indikator yang mempunyai tingkat perhitungan yang signifikan
secara statistik dan mempunyai arah yang positif pada model SEM, sehingga
cukup mampu memberikan gambaran yang akurat bagi investor.
Seorang manajer investasi harus mampu melihat kecenderungan variabel
yang memiliki nilai yang positif dan signifikan terhadap harga saham, dalam hal
ini yaitu variabel volume penjualan saham yang memiliki pengaruh positif dan
signifikan serta paling dominan terhadap harga saham. Bagi manajer investasi
sangatlah penting untuk memilih tempat berinvestasi yang memiliki informasi
yang akurat mengenai varaibel fundamental dan teknikal yang mempengaruhi
harga saham karena akan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi
setelah melakukan penanaman modal padasaham tertentu, sehingga kemungkinan
informasi yang bias dan risiko yang akan dihadapi akan semakin kecil.
Impilikasi Bagi Pemerintah
Pengambil keputusan dibidang keuangan untuk perusahaan perbankan
tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh faktor fundamental dan teknikal. Oleh
karena itu, pemerintah selaku pengambil kebijakan dibidang moneter, perlu selalu
mengendalikan jumlah uang yang beredar untuk meningkatkan investasi dan
menekan terjadinya inflasi. Kurs yang stabil juga akan meningkatkan investasi
serta mendorong investor untuk memilih membeli saham pada perusahaan
perbankan.
5 SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Harga saham pada industri perbankan yang telah terdaftar di BEI dipengaruhi
secara parsial oleh kedelapan variabel bebas yang diajukan dalam
36
penelitian.Analisis Structural Equation Modelling (SEM) memiliki delapan
variabel yang berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Variabelvariabel tersebut adalah volume penjualan saham, jumlah uang beredar, tingkat
bunga deposito, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, ROI, TI, CR dan
harga saham lalu. Volume penjualan saham mempunyai arah yang positif dan
pengaruh yang dominan.
2. Nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,97 menunjukkan
bahwa kontribusi variabel bebas dalam menjelaskan pola perubahan variabel
terikat (harga saham) cukup baik. Dapat diambil kesimpulan bahwa model
yang dihasilkan oleh SEM Lisrel 8.80 adalah baik, artinya model yang
diajukan dapat digunakan untuk menilai pola pergerakan harga saham.
SARAN
Dalam mengamati pola pergerakan harga saham, terutama pada industri
perbankan di pasar modal Indonesia, variabel yang dapat menjadi pertimbangan,
adalah volume penjualan saham. Investor perlu meningkatkan kemampuan
pemahamannya terhadap interaksi varaibel-variabel yang terkait dengan
instrument pasar modal (harga saham). Investor perlu memerhatikan variabel
fundamental dan variabel teknikal agar dapat memaksimumkan return dari
investasinya.
Manajemen perusahaan diharapkan dapat mencermati perilaku investor di
pasar modal yaitu dengan memahami keinginan investor sehingga pihak
manajemen perusahaan dapat menyusun strategi perusahaan untuk menarik para
investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Penelitian selanjutnya
perlu menambah sampel penelitian dan memperpanjang periode penelitian.
Selanjutnya perlu menambah variabel-variabel lain misalnya Debt To Equity Ratio
(DPR), Return On Equity (ROE), Price/Book Value (PBV) serta variabel-variabel lain
yang juga mempengaruhi harga saham saham, untuk perluasan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abarbanell, Bushee. 1998. Abnormal Returns to A Fundamental Analysis
Strategy. The Accounting review, 1 (1): 19-45
Arifin A. 2004. Membaca Saham. Jakarta (ID): Erlangga.
Azwar. 2013. Analisis Investasi Saham pada Sektor Perbankan Kelompok Indeks
Lq 45 di Bei [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[BI] Bank Indonesia (ID). [diunduh 24 Juli 2013]. Tersedia pada:
http://www.bi.go.id/web/id
/Statistik/Statistik+Ekonomi+dan+Keuangan+Indonesia/Versi+HTML/S
ektor+Moneter/
Benos A, Papanastasopoulos . 2005. Extending the Merton Model: A Hybrid
Approach to Assessing Credit Quality. Working Paper: University of
Piraeus.
37
Bowonu. 2007. Analisis Pengaruh Variabel Fundamental dan Teknikal dengan
Menggunakan SEM pada Industri Perbankan yang Telah Go Public di
BEJ [tesis]. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung.
Efferin S. 2008. Metode Penelitian Akuntansi (Mengungkap Fenomena dengan
Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif). Cetakan Pertama.Yogyakarta
(ID): Graha Ilmu.
Ferdinand. 2000. Structural Equation Modelling Dalam Penelitian Manajemen,
Semarang (ID): Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali I. 2005. Struktural Equation Modelling: Pengantar. Semarang (ID):
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hair, J. F., Anderson, R. E., Tatham, R. L., and Black, W. C. 1998. Multivariate
Data Analysis. Ed ke-5.New Jersey (US): Prentice Hall.
Hidayat W. 2003. Analisis Pengaruh Faktor Ekstern terhadap Keputusan Intern
Keuangan, Arus Kas Bebas dan Pendapatan Saham pada Perusahaan
Manufaktur yang Listed di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekofeum Online.
8-9.
Indriswari, Rini. 2000. Profil dan Fluktuasi Saham Perusahaan Sektor Perbankan
di BEJ. [tesis]. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung.
Husnan. 2001. Manajemen Keuangan Teori Dan Penerapan (Keputusan Jangka
Pendek) Buku 2 Edisi 4 Cetakan Pertama. Yogyakarta : BPFE
Hutami PR. 2012. Pengaruh Dividend Per Share, Return on Equity dan Net Profit
Margin terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang
Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010. Jurnal Nominal, 1(1):
6-10.
Hox JJ, Bechger TM. 1998. An Introduction to Structural Equation Modeling.
Washington (US): Family Science Review.
Hooker. 2004. Macroeconomic factors and emerging market equity returns:
a Bayesian model selection approach. Emerging Markets Review, 5: 379–
387.
Komarudin A. 1996. Dasar-dasar Manajemen Investasi. Jakarta (ID): Rineka
Cipta.
Neuwan WL. 2007. Basic of Social Research: Quanlitative and Quantitative
Mankiw. 2006. The Macroeconomist as Scientist and Engineer. Journal of
Economic Perspectives, 4: 29-46.
Mok MK. 1993. Causality of interest rate, exchange rate and stock price at stock
market open and cloes in Hongkong. Asian Pasific Journal, X: 123-129
Munawir. 2002. Analisis laporan Keuangan. Yogyakarta (ID): Liberty
Osmad M. 2007. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja
Aparat Pemerintah Daerah, Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi
Sebagai Variabel Moderating. SNA X, Juli-Agustus: 1-24.
Santika, IB Made, 1991. Pengaruh Variabel Fundamental dan Teknikal
Terhadap Harga Saham. Journal Ekofeum Online 1 (1), 1-7.
Suharjo, Suwarno. 2002. Linear Structural Relationship (LISREL). Teori dan
Aplikasinya. Bogor (ID): Jurusan Matematika FMIPA-IPB.
Sulistiono, Sugeng. 1994. Analisis beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
harga saham pada perusahaan farmasi yang Go Public di Indonesia [tesis].
Surabaya(ID) : Universitas Airlangga.
38
Sumiaty, Susanto. 2009. Analisis Pengaruh Variabel-Variabel Fundamental dan
Teknikal Terhadap Harga Saham (Studi pada Industri Tekstil yang Go
Public di Bursa Efek Jakarta). Wacana 12 (4), 1-12.
Tarkhani. 2005. Impact of the Exchange Rate in Investment. The Daily, 1-3.
Umar H. 2000. Research Methods in Finance and Banking, Jakarta Business
Research Center, Jakarta (ID), Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Waluyo M. 2011. Panduan dan Aplikasi Structural Equation Modeling. Jakarta
(ID): PT Indeks.
Widodo PP. 2006. Structural Equation Modeling. Jakarta (ID). Universitas Budi
Luhur.
39
LAMPIRAN
40
Lampiran 1.Daftar istilah
1. Bank : badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2. Bunga : imbalan yang dibayarkan oleh peminjam atas dana yang
diterima; bunga dinyatakan dalam persen (interest).
3. Capital Adequency Ratio (CAR) : Rasio kecukupan modal bank
yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan
aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).
4. Investor : Orang perorangan atau lembaga baik domestik atau non
domestik yang melakukan suatu investasi (bentuk penanaman modal
sesuai dengan jenis investasi yang dipilihnya) baik dalam jangka
pendek atau jangka panjang.
5. SEM (Structur Equation Modeling) : merupakan suatu teknik
modeling statistika yang telah digunakan secara luas. SEM
merupakan kombinasi dari analisis principal component, analisis
regresi dan analisis path.
6. Current ratio (CR) : perbandingan aktiva lancar dengan kewajiban
lancar
7. Return on investment (ROI) : Perbandingan laba bersih dengan total
aset
8. Profitabilitas : Ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan selama periode tertentu.
9. Rasio : perbandingan antara dua hal yang saling berhubungan,
biasanya dalam bentuk angka; rasio, umumnya, digunakan untuk
mengukur peringkat atau posisi keuangan suatu perusahaan dan
analisis untuk pemberian kredit; sin. Nisbah.
10. M2 (Jumlah Uang Beredar) : Uang yang berada di tangan
masyarakat yang berupa uang kartal maupun uang giral.
11. Likuiditas: Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban atau hutang yang harus segera dibayar dengan harta
lancarnya.
12. LQ45 : Nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan
memiliki nilai kapitalisasi yang terbesar
13. ATMR : Aktiva Tertimbang Menurut Resiko. Jumlah dana yang
harus disediakan bank dihitung dari kumpulan aset dalam neraca
(on-balance sheet) yang telah dikalikan dengan bobot risiko
14. Investasi: Penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang
dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang
15. ROE : Ukuran kemampulabaan perusahaan yang mencerminakan
tingkat efisiensi, efektivitas operasi dan tingkat leverage keuangan.
16. Quick ratio: Indikator likuiditas perusahaan diperoleh dari aktiva
lancar dikurangi persediaan dibagi utang lancar
41
Lanjutan lampiran 1. Daftar Istilah
17. PER (price earning ratio): Ukuran nilai perusahaan yang
dicerminkan dari harga saham yang terbentuk di pasar diperoleh dari
harga dibagi EPS
18. EPS : Laba per lembar saham diperoleh dari laba setelah pajak
dibagi jumlah lembar saham yang beredar.
19. DPR: Saham dibanding jumlah laba bersih yang disediakan bagi
pemegang saham
42
Lampiran 2. Ringkasan penelitian terdahulu
Peneliti
Sumiaty
dan Hary
Susanto
Tahun
2009
Metode Penelitian
Analisis Regresi dan korelasi
 Menggunakan Instrumen SPSS 16
dengan melakukan Uji asumsi
klasik, Menggunakan OLS.
Budi
Bowonu
2007
Analisis clustering
 Menggunakan Instrumen Structural
Equation Modeling (SEM) dan tool
AMOS 6 dan spss 10,0
Widi
Hidayat
2003
Analisis regresi berganda
 Menggunakan Instrumen SEM
(Structural Equation Modeling)
dan tool AMOS 6 dan spss 10,0
Rescyana
Putri
Hutami
2012
Analisis regresi linear sederhana dan
regresi berganda
 Menggunakan Instrumen SPSS 16
dengan melakukan Uji asumsi
klasik, Menggunakan OLS.
Kesimpulan
 Harga saham industri tekstil yang telah
terdaftar di BEJ dipengaruhi secara bersamasama oleh kesembilan variabel bebas yang
diajukan dalam penelitian
 Dari model analisis regresi, ada dua variabel
yang mempunyai pengaruh nyata secara
parsial terhadap harga saham. Variabelvariabel tersebut adalah Jumlah Uang
Beredar dan Harga Saham Masa Lalu.
Variabel Jumlah Uang Beredar mempunyai
arah yang negatif sedangkan Harga Saham
Masa Lalu mempunyai arah yang positif dan
mempunyai pengaruh yang dominan.
 Nilai koefisien determinasi (adj. R Square)
sebesar
0,917
menunjukkan
bahwa
kontribusi variabel bebas dalam menjelaskan
pola perubahan variabel terikat (harga
saham) cukup baik.
 Harga saham lalu untuk beberapa bank
berpengaruh cukup signifikan terhadap
perkembangan harga saham saat ini.
 Secara umum variabel-variabel fundamental
dan teknikal menggunakan SEM dapat
menjelaskan pola pergerakan harga saham
masing-masing bank yang sudah di clusterkan dan memberikan gambaran ada
hubungan yang cukup signifikan terhadap
variabel-variabel tersebut dengan harga
sahamm saat ini.
 pendapatan saham dipengaruhi tidak
signifikan oleh keputusan intern keuangan
maupun arus kas bebas. Atau dengan kata
lain pendapatan saham dipengaruhi tidak
signifikan oleh analisis fundamental.
 Analisis teknikal untuk variabel faktor
ekstern berpengaruh signifikan terhadap
keputusan intern keuangan, arus kas bebas
dan pendapatan saham
 Harga saham lalu berpengaruh cukup
signifikan terhadap perkembangan harga
saham saat ini.
43
Lanjutan lampiran 2.
Nama Peneliti
Yuliani,
Djumilah Zain,
Made Sudarma,
Solimun (2012)
Judul Penelitian
Diversification,
Investment
Opportunity Set,
Envinronmental
Dynamics and Firm
Value (Empirical
Study of
Manufacturing
Sectors in
Indonesia Stock
Exchange)
Keterangan
SAMPEL:
Perusahaan Publik Sektor Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia.
ANALISIS DATA:
 Analisis Data menggunakan SEM dengan tools
PLS
HASIL
 Analisis diversifikasi berpengaruh signifikan
dan positif pada nilai perusahaan
 Variabel mediasi IOS secara signifikan dan
positif mempengaruhi nilai perusahaan
 variabel interaksi dinamika lingkungan tidak
mempengaruhi secara signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Yana Adriana
(2002)
Analisis Hubungan 
Rasio Keuangan

dengan harga
saham pada

perusahaan
perbankan di BEJ
Analisis Cluster dan Regresi Berganda
SAMPEL: Perusahaan Perbankan pada Industri
Perbankan
HASIL:
-Hasil Uji parsial ditemukan bahwa ROE muncul
dalam persamaan regresi tapi tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
- DER,LDR,DPS,ROA,PER dan CAR tidak
muncul dalam persamaan regresi
Rini Indraswati
(2000)
Profil dan fluktuatif 
harga saham
perusahaan sektor 
perbankan di BEJ

Yofi Syarkani
(1998)
Hubungan Kinerja
Perbankan dengan
perubahan harga
saham pada
Industri perbankan
di BEJ
Analisis menggunakan analisis Cluster dan
regresi linear berganda
SAMPEL : Perusahaan perbankan sebanyak 21
bank yang terdaftar di BEJ periode tahun 1998
HASIL:
- Variabel independen yang berpengaruh adalah
Total kredit
- Tahun 1997 variabel independen yang
berpengaruh adalah dana masyarakat
Analisis menggunakan regresi linear berganda
SAMPEL: Perusahaan perbankan pada BEJ
yang terdaftar pada indeks LQ45
HASIL:
-CAR,NRRF, LCD,RORA dan rasio hasil kredit
secara bersama-sama mempengaruhi harga
saham
-RORA berpengaruh secara parsial terhada harga
saham
CAR tidak berpengaruh terhadap harga saham



44
Lanjutan lampiran 2. Penelitian terdahulu menentukan hipotesis
No
1
Nama Penulis
Widi Hidayat
(2003)
Judul
Effects of Fundamental
and Technical Variables
on the Share-Price
(Case Study in the Telah
terdaftar Textile
Companies at The BEJ)
2
Budi Bowonu
(2007)
Analisis Pengaruh
Variabel-variabel
Fundamental dan
Teknikal Terhadap
Harga Saham Pada
Industri Perbankan Yang
Telah Go Publik di BEJ
3
Santika (2000)
Anlisis Pengaruh
Variabel fundamental
dan Teknikal Terhadap
Harga Sahma
3
Atika Jauharia
Hatta
Bambang Sugeng
Dwiyanto (2012)
4
Aryo Dwiatmojo
RB (2010)
5
Benos dan
Papanastasopoulos
(2005)
The Company
Fundamental Factors
And Systematic Risk
In Increasing Stock
Price
Pengaruh Variabel
Fundamental Eksternal
dan Fundamental
Internal Terhadap
Struktur Modal Serta
Nilai Perusahaan
Industri Manufaktur Di
BEI
Extending the Merton
Model: A Hybrid
Approach to Assessing
Credit Quality
Variabel
ROI
CR
DPR
TI
TSBD
M2
KURS RP tdh
USD
VPS
HSL
ROI
DPR
CR
TI
TSBD
M2
KURS
VPS
HSL
ROI
CR
DPR
TI
TSBD
M2
KURS Rp
terhadap USD
VPS
HSL
CR
ROI/ROA
Koefisien
+
+
-
ROA/ROI
TI
KURS
+
ROA
-
+
+
+
+
+
+
+
+
45
Lampiran 3. Daftar emiten di LQ 45 tahun 2008 – 2012
No.
Feb-08
Agst-08
Feb-09
Agst-09
Feb-10
Agst - 10
Feb-11
Agst - 11
Feb-12
Agst - 12
1
AALI
AALI
ADRO
AALI
AALI
AALI
AALI
AALI
AALI
AALI
2
ADHI
AKRA
AKRA
ADRO
ADRO
ADRO
ADRO
ADRO
ADRO
ADRO
3
ANTM
ANTM
ANTM
ANTM
ANTM
ANTM
ANTM
ANTM
AKRA
AKRA
4
ASII
ASII
AALI
ASII
ASII
ASII
ASII
ASII
ANTM
ANTM
5
BBCA
BBCA
ASII
BBCA
BBCA
ASRI
ASRI
BBCA
ASII
ASII
6
BBNI
BBNI
BNSP
BBNI
BBNI
BBCA
BBCA
BBNI
ASRI
ASRI
7
BBRI
BBRI
BBCA
BBRI
BBRI
BBNI
BBKP
BBRI
BBCA
BBCA
8
BDMN
BDMN
BNGA
BDMN
BDMN
BBRI
BBNI
BBTN
BBNI
BBNI
9
BHIT
BISI
BDMN
BISI
BISI
BBTN
BBRI
BDMN
BBRI
BBRI
10
BKSL
BLTA
BNII
BLTA
BLTA
BDMN
BBTN
BJBR
BBTN
BDMN
11
BLTA
BMRI
BMRI
BMRI
BMRI
BIPI
BDMN
BMRI
BDMN
BHIT
12
BMRI
BNBR
BBNI
BNBR
BNBR
BMRI
BJBR
BNBR
BJBR
BJBR
13
BMTR
BNGA
PNBN
BRPT
BRPT
BMTR
BMRI
BORN
BMRI
BKSL
14
BNBR
BNII
BBRI
BTEL
BTEL
BNBR
BNBR
BRAU
BORN
BMRI
15
BNGA
BTEL
BRPT
BUMI
BUMI
BRPT
BRAU
BUMI
BUMI
BORN
16
BNII
BUMI
BYAN
DEWA
DEWA
BSDE
BSDE
CPIN
CPIN
BSDE
17
BRPT
CPIN
BLTA
ELSA
ELSA
BTEL
BTEL
DOID
DOID
BUMI
18
BTEL
CPRO
BISI
ELTY
ELTY
BUMI
BUMI
ELTY
ELTY
BWPT
19
BUMI
CTRA
CPIN
ENRG
ENRG
DEWA
CPIN
ENRG
ENRG
CPIN
20
CPIN
DEWA
CTRA
GGRM
GGRM
DOID
DOID
EXCL
EXCL
ELTY
21
CPRO
ELTY
ELSA
INCO
HEXA
ELSA
ELSA
GGRM
GGRM
ENRG
22
CTRA
ENRG
SMCB
INDF
INCO
ELTY
ELTY
GJTL
GJTL
EXCL
46
Lanjutan Lampiran 3.
23
ELTY
INCO
INKP
INDY
INDF
ENRG
ENRG
HRUM
HRUM
GGRM
24
ENRG
INDF
INDY
INKP
INDY
GGRM
GGRM
ICBP
ICBP
HRUM
25
FREN
INKP
ITMG
INTP
INKP
INCO
GJTL
INCO
INCO
ICBP
26
INCO
ISAT
INTP
ISAT
INTP
INDF
INCO
INDF
INDF
INCO
27
INDF
ITMG
INDF
ITMG
ISAT
INDY
INDF
INDY
INDY
INDF
28
INKP
KIJA
ISAT
JSMR
ITMG
INTP
INDY
INTP
INTP
INDY
29
ISAT
ITMG
INCO
KLBF
JSMR
ISAT
INTP
ISAT
ITMG
INTA
30
KIJA
LSIP
JSMR
LPKR
KLBF
ITMG
ISAT
ITMG
JSMR
INTP
31
KLBF
MEDC
KLBF
LSIP
LPKR
JSMR
ITMG
JSMR
KIJA
ITMG
32
MEDC
MIRA
LPKR
MEDC
LSIP
KLBF
JSMR
KLBF
KLBF
JSMR
33
PGAS
MNCN
MEDC
MIRA
MEDC
LPKR
KLBF
KRAS
KRAS
KIJA
34
PNLF
PGAS
MIRA
PGAS
MIRA
LSIP
LPKR
LPKR
LPKR
KLBF
35
PTBA
PNBN
PGAS
PNBN
PGAS
MEDC
LSIP
LSIP
LSIP
LPKR
36
SMCB
PTBA
LSIP
PTBA
PTBA
PGAS
MEDC
MEDC
PGAS
LSIP
37
SULI
SGRO
SGRO
SGRO
SGRO
PTBA
PGAS
PGAS
PTBA
MNCN
38
TBLA
SMCB
SMGR
SMCB
SMCB
SMCB
PTBA
PTBA
SIMP
PGAS
39
TINS
SMGR
PTBA
SMGR
SMGR
SMGR
SMCB
SMCB
SMGR
PTBA
40
TLKM
TBLA
TLKM
TINS
TINS
TINS
SMGR
SMGR
TINS
SMGR
41
TOTL
TINS
TINS
TLKM
TLKM
TLKM
TINS
TINS
TLKM
TINS
42
TRUB
TLKM
TBLA
TRUB
TRUB
TRUB
TLKM
TLKM
TRAM
TLKM
43
UNSP
TRUB
UNVR
UNSP
UNSP
UNSP
UNSP
UNSP
UNSP
TRAM
44
UNTR
UNSP
UNTR
UNTR
UNTR
UNTR
UNTR
UNTR
UNTR
UNTR
45
UNVR
UNTR
WIKA
UNVR
UNVR
UNVR
UNVR
UNVR
UNVR
UNVR
47
Lampiran 4. Tabel rekapitulasi hasil studi
Alat Analisis
Sub Analisis
Analisis Indikator
Reflektif
Structural Equation
Modelling (SEM)
Kesimpulan
Variabel volume
penjualan saham, perlu
diperhatikan dan
dipertimbangkan oleh
para investor maupun
calon investor dalam
memilih saham mana
yang akan dijadikan
sebagai investasi di Bursa
Efek Indonesia. Karena
variabel yang paling
dominan yang dihasilkan
oleh analisis SEM adalah
VPS (Volume Penjualan
Saham).
Analisis Rasio Perbankan Semua emiten uji dapat
dinyatakan sehat secara
uji rasio perbankan. Dan
Rasio Keuangan yang
dipilih sebagai indikator
yang akan di uji dan
dilihat pengaruhnya.
Analisis Pola Pergerakan Pola pergerakan harga
Harga Saham
saham dapat dijelaskan
dalam Model yang
dihasilkan dengan
ditunjukkan nilai
koefisien determinasi
(Adjusted R Square)
sebesar 0,97. Hal ini,
berarti model yang
dihasilkan menjelaskan
pola pergerakan harga
saham dengan cukup baik.
48
Lampiran 5. Hasil pengolahan data SEM
Output :
L I S R E L 8.80
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by
Scientific Software International, Inc.
7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100
Chicago, IL 60646-1704, U.S.A.
Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140
Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-99
Use of this program is subject to the terms specified in the
Universal Copyright Convention.
Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file C:\ATUL\DATA.SPJ:
Observed Variables
CR ROI TBD TI M2 NLTR VPS HSL NS
Correlation Matrix From File C:\ATUL\DATA.COR
Sample Size = 100
Latent Variables FUNDAMENT TEKNIKAL HARGASAHA
Relationships
NLTR TBD M2 TI CR ROI = FUNDAMENT
VPS HSL = TEKNIKAL
NS = HARGASAHA
HARGASAHA = FUNDAMENT TEKNIKAL
SET THE ERROR VARIANCE OF VPS EQUAL TO FREE
SET THE ERROR VARIANCE OF NS EQUAL TO FREE
Path Diagram
OPTIONS RC RO=0.1 ME=UL AD=OFF IT=900
End of Problem
Sample Size = 100
Covariance Matrix to be Analyzed
NS
CR
ROI
TBD
TI
M2
49
Lanjutan Lampiran 5.
-------- -------- -------- -------- -------- -------NS
2.00
CR
-0.32
2.00
ROI
0.60
-0.12
2.00
TBD
-0.26
0.07
-0.17
2.00
TI
0.04
-0.01
0.17
-0.17
2.00
M2
0.35
-0.01
0.08
-0.69
0.15
2.00
NLTR
-0.37
0.16
-0.21
0.66
-0.12
-0.54
VPS
-0.43
0.04
-0.35
0.38
-0.17
-0.30
HSL -0.04
-0.30
-0.19
-0.08
0.04
0.18
Covariance Matrix to be Analyzed
NLTR
VPS
HSL
-------- -------- -------NLTR
2.00
VPS
0.31
2.00
HSL -0.13
-0.16
2.00
Number of Iterations = 11
LISREL Estimates (Unweighted Least Squares)
NS = 1.41*HARGASAH,, R² = 1.00
(0.16)
8.72
CR = 0.18*FUNDAMEN, Errorvar.= 1.97 , R² = 0.017
(0.065)
(0.14)
2.81
14.19
ROI = - 0.39*FUNDAMEN, Errorvar.= 1.85 , R² = 0.077
(0.072)
(0.15)
-5.46
12.24
TBD = 0.78*FUNDAMEN, Errorvar.= 1.39 , R² = 0.30
(0.087)
(0.20)
8.69
7.12
TI = - 0.21*FUNDAMEN, Errorvar.= 1.96 , R² = 0.022
(0.069)
(0.15)
50
Lanjutan Lampiran 5.
-3.03
13.47
M2 = - 0.70*FUNDAMEN, Errorvar.= 1.51 , R² = 0.25
(0.080)
(0.18)
-8.78
8.31
NLTR = 0.74*FUNDAMEN, Errorvar.= 1.45 , R² = 0.27
(0.086)
(0.18)
8.67
7.86
VPS = 1.41*TEKNIKAL,, R² = 1.00
(0.050)
28.00
HSL = - 0.13*TEKNIKAL, Errorvar.= 1.98 , R² = 0.0091
(0.067)
(0.14)
-2.01
13.74
HARGASAH = - 0.35*FUNDAMEN - 0.088*TEKNIKAL, Errorvar.= 0.84, R²
= 0.16
(0.098)
(0.093)
-0.95
-3.60
Correlation Matrix of Independent Variables
FUNDAMEN TEKNIKAL
-------- -------FUNDAMEN
1.00
TEKNIKAL
(0.06)
6.26
0.35
1.00
Covariance Matrix of Latent Variables
HARGASAH FUNDAMEN TEKNIKAL
-------- -------- -------HARGASAH
1.00
FUNDAMEN -0.39
1.00
TEKNIKAL
-0.21
0.35
1.00
Goodness of Fit Statistics
51
Lanjutan Lampiran 5.
Degrees of Freedom = 26
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 17.75 (P = 0.88)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 0.0
90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 3.88)
Minimum Fit Function Value = 0.56
Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.0
90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.039)
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.0
90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.039)
P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.97
Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.65
90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.65 ; 0.69)
ECVI for Saturated Model = 0.91
ECVI for Independence Model = 0.95
Chi-Square for Independence Model with 36 Degrees of Freedom = 76.47
Independence AIC = 94.47
Model AIC = 55.75
Saturated AIC = 90.00
Independence CAIC = 126.92
Model CAIC = 124.25
Saturated CAIC = 252.23
Root Mean Square Residual (RMR) = 0.11
Standardized RMR = 0.056
Goodness of Fit Index (GFI) = 0.97
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.95
Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.56
Normed Fit Index (NFI) = 0.27
Non-Normed Fit Index (NNFI) = -0.02
Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.20
Comparative Fit Index (CFI) = 0.27
Incremental Fit Index (IFI) = 0.41
Relative Fit Index (RFI) = -0.01
Critical N (CN) = 82.07
The Problem used
14176 Bytes (= 0.0% of Available Workspace)
Time used:
0.016 Seconds
52
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bima pada tanggal 9 September 1989, anak keempat dari
tujuh bersaudara dari pasangan Masykur H. M. Yasin, SP dan Mukminah H.
Mansyur . Penulis memulai pendidikan di Taman kanak-kanak TK Roci Loa pada
tahun 1993 sampai tahun 1994. Tahun 2000 lulus dari Sekolah Dasar Negeri
Sondosia Bima kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 13
Bima dan lulus pada tahun 2004, selanjutnya lulus dari Sekolah Menengah Atas
Negeri 2 Bima pada tahun 2007. Tahun 2007 penulis diterima menjadi mahasiswa
Sarjana Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk
Institut Pertanian Bogor) pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen dan lulus pada tahun 2011.
Tahun 2012 penulis melanjutkan ke Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor. Selama masa perkuliahan, penulis aktif mengikuti organisasi
IDC (IPB Debate Club) selama satu periode kepengurusan. Tahun 2009 sebagai
bendahara divisi project IAAS serta staf divisi marketing COM@. Penulis juga
aktif dalam Organisasi Mahasiswa Daerah Bima yang bernama FKMBB (Forum
Mahasiswa Bima Bogor) IPB. Selain itu, penulis juga mengikuti beberapa
kepanitiaan yang diadakan oleh Himpunan Profesi Manajemen (COM@). Bulan
Juni 2010 penulis mengikuti Symposium IASS di UPM (Universitas Putra
Malaysia) dan pada bulan Juli 2011 penulis mengikuti lomba PIMNAS (Pekan
Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional) yang diadakan oleh DIKTI di UNHAS dan
berhasil mendapatkan juara favorit kategori presentasi ilmiah.
Download