ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI PERBANKAN DI BEI RABIATUL ADWIYAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA * Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Pengaruh VariabelVariabel Fundamental dan Teknikal Terhadap Harga Saham Industri Perbankan di Bei adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, April 2014 Rabiatul Adwiyah NIM: H251114061 RINGKASAN RABIATUL ADWIYAH. Analisis Pengaruh Variabel-Variabel Fundamental dan Teknikal terhadap Harga Saham Industri Perbankan di BEI. Dibimbing oleh ABDUL KOHAR IRWANTO dan TB. NUR AHMAD MAULANA. Kondisi perekonomian dan dunia usaha Indonesia saat ini telah berkembang dalam lingkungan yang penuh dengan perubahan. Dalam bidang permodalan setiap perusahaan harus mampu mendapatkan sumber dana atau modal tambahan yang jumlahnya tidak kecil. Pasar modal memungkinkan perusahaan memperoleh sumber pembiayaan jangka panjang yang relatif murah dari instrumen-instrumen keuangan dalam berbagai surat berharga (sekuritas). Untuk berinvestasi di pasar modal investor memerlukan pertimbanganpertimbangan yang matang. Informasi akurat yang diperlukan yaitu mengetahui sejauh mana eratnya hubungan variabel-variabel yang menjadi penyebab fluktuasi harga saham perusahaan yang akan dibeli. Mengetahui pengaruh variabel-variabel tersebut, investor dapat memilih strategi untuk menentukan perusahaan yang dianggap sehat, sebagai tempat menanamkan modal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis variabel yang dominan dari variabel-variabel fundamental dan teknikal yang mempengaruhi pergerakan harga saham perbankan yang telah terdaftar di BEI dan bagaimana sifat hubungannya dan menganalisis variabel-variabel fundamental dan teknikal mampu menjelaskan variansi (pola pergerakan) harga saham pada perusahaan-perusahaan industri perbankan yang telah terdaftar di BEI. Obyek penelitian adalah bank yang konsisten masuk dalam LQ 45 periode 2008-2012. Data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan data sekunder berupa data panel. Data panel (pooled data) merupakan gabungan data runtun waktu (time series) selama periode lima tahun yaitu 2008-2012 dengan data silang (cross section) dari lima perbankan pada kelompok LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM (Structural Equation Modelling) dengan tools Lisrell 8.80. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa delapan variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham. Variabelvariabel tersebut adalah volume penjualan saham, jumlah uang beredar, tingkat bunga deposito, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika, return on investement, tingkat inflasi, current ratio, dan harga saham lalu. Sedangkan volume penjualan saham mempunyai arah yang positif dan pengaruh yang paling dominan. Nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,97 menunjukkan bahwa kontribusi variabel bebas dalam menjelaskan pola perubahan variabel terikat (harga saham) cukup baik. Kata Kunci: fundamental, harga saham, industri perbankan, SEM, teknikal SUMMARY RABIATUL ADWIYAH. Analysis the Effect of Fundamental and Technical Variables on Stock Price Bank Industry at Indonesian Stock Exchange. Supervised by ABDULKOHAR IRWANTO and TB. NUR AHMAD MAULANA Economic conditions and the Indonesian business world today has evolved in an environment full of changes . In the area of capital each company should be able to obtain additional capital resources or funds which amount is not small . Capital market allows the company long-term sources of funding are relatively cheap from financial instruments in various securities ( securities ) . To invest in the stock market investors require careful considerations . Accurate information that is necessary to know the extent to which the close relationship variables that cause fluctuations in the company's stock price to be purchased . Knowing the influence of these variables , investors can choose a strategy for determining which companies are considered healthy , as a place to invest . The objective of this study is to analyze the dominant variable from the variables that affect the fundamental and technical banking stock price movements have been registered on the Stock Exchange and how to analyze the nature of the relationship and the fundamental variables and technically able to explain the variance ( movement pattern ) on the company's stock price banking industry company that has been listed in BEI . Object of research is consistent entry in the bank LQ 45 period 2008-2012 . The data used for this study is a secondary data panel . Panel data (pooled data) is a combination of time series data over a period of five years ie from 2008 to 2012 with the data cross ( cross section ) of the five banks in the group LQ 45 in Indonesia Stock Exchange . The method used in this study is the SEM ( Structural Equation Modeling ) with 8.80 Lisrell tools. The results of this study indicate that there are eight independent variables have a effect significant partially on stock prices . These variables are the share sales volume, money supply, deposit interest rates, the exchange rate againts the US Dollar, return on investment, inflation rate, current ratio and the stock price . variable share sales volume has a positive direction and influence of the dominant . The coefficient of determination value ( Adjusted R Square) of 0.97 indicates that contribution of independent variables in explaining the pattern of change in the dependent variable ( stock price ) is quite good . Key words : banking industry, fundamental, SEM, stock price, technical © Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI PERBANKAN DI BEI RABIATUL ADWIYAH Tesis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Pada Program Studi Ilmu Manajemen SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Ma’mun Sarman, MS, M.Ec . Judul Tesis : Analisis Pengaruh Variabel-Variabel Fundamental dan Teknikal terhadap Harga Saham Industri Perbankan di BEI. Nama : Rabiatul Adwiyah NIM : H251114061 Disetujui oleh Komisi Pembimbing Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc Ir Tb. Nur Ahmad Maulana, MBA, MSc. PhD Ketua Anggota Diketahui Oleh Ketua Program Studi Ilmu Manajemen Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc Tanggal Sidang: 10 Maret 2014 Mengetahui Dekan Sekolah Pascasarjana Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr Tanggal Lulus: Judul Tesis : Analisis Pengaruh Variabel-Variabel Fundamental dan Teknikal terhadap Barga Saham Industri Perbankan di BEL : Rabiatul Adwiyah Nama : B251114061 NIM Disetuj ui oleh Komisi Pembimbing Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc Ir Th. Nur Ahmad Maulana, MBA, MSc. PhD Anggota Ketua Diketahui Oleh Ketua Program Studi IImu Manajemen Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc Tangga) Sidang: 10 Maret 2014 Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr TanggalLulus : 0 4 APR 2014 PRAKATA Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis dengan judul Analisis Pengaruh Variabel-Variabel Fundamental dan Teknikal terhadap Harga Saham Industri Perbankan di BEI, dapat terselesaikan. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan S2 dan memperoleh gelar Magister Sains dari Program Studi Ilmu Manajemen di Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, MSc dan Bapak Ir. Tubagus Nur Ahmad Maulana, Phd, MSc, MBA selaku komisi pembimbing, yang dengan segala kesibukannya bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan yang sangat bermanfaat bagi penulisan tesis ini. Terima kasih juga untuk Dr. Ir, Ma’mun Sarman, MS,M.Ec selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dan arahan bagi penulis. Demikian juga terima kasih dan penghargaan yang tinggi untuk suami saya tercinta Agita Arrasy Asthu, S.Sos, keempat orang tua saya, Masykur H.M. Yasin, SP, Mukminah, Koko Sondari, S.Sn,MM dan Cucu Suparsih, S.Sn, SPd, semua dosen yang telah mengajar penulis dan rekan – rekan kuliah yang senantiasa membantu penulis selama mengikuti perkuliahan di Kelas Magister Program Studi Ilmu Manajemen IPB. Ungkapan terima kasih yang sebesarbesarnya juga penulis sampaikan kepada DIKTI atas bantuan dana pendidikan Beasiswa Unggulan Dikti On Going (BU DIKTI). Dedikasi para dosen yang tinggi dan dukungan rekan – rekan kuliah, telah banyak membantu penulis dalam perkuliahan dengan baik. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, April 2014 Rabiatul Adwiyah DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Saham Pembentukan Harga Saham Analisis Saham Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Analisis Rasio Keuangan Structural Equation Modeling (SEM) Definisi Operasional Variabel-Variabel yang Digunakan Dalam Penelitian Klasifikasi Variabel-Variabel Fundamental dan Teknikal Kajian Penelitian Terdahulu 3 METODE Kerangka Pemikiran Teoritis Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Populasi dan Metode Pengumpulan Sampel Hipotesis Hasil Yang Diharapkan Metode Pengolahan dan Analisis Data 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Singkat Bank Analisis Structural Equation Modeling (SEM) Pengujian Hipotesis Implikasi Manajerial 5 SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP i i ii ii ii 1 1 3 5 5 5 6 6 6 6 7 9 10 12 13 13 14 14 17 17 17 18 18 18 21 21 23 26 34 35 36 40 52 DAFTAR TABEL 1 Kapitalisasi pasar sektor perbankan 2008-2012 2 Klasifikasi variabel-variabel fundamental dan teknikal 3 Sampel penelitian 4 Hasil kriteria kesesuaian model SEM 5 Perbandingan koefisien yang diharapkan dengan koefisien hasil penelitian 3 13 20 24 31 DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 Grafik perkembangan posisi modal, ATMR dan CAR perbankan Grafik perkembangan posisi modal, ATMR dan CAR Kerangka pemikiran teoritis Kerangka operasional penelitian Model awal penelitian SEM Diagram path SEM pengaruh variabel fundamental dan teknikal terhadap harga saham (t-value) 7 Diagram koefisien hasil SEM pengaruh variabel fundamental dan teknikal terhadap harga saham (Standardized Loading Factor) 8 Suku bunga tahunan Bank Indonesia 9 Rata-rata return saham IHSG tahun 2008-2012 10 Grafik tingkat inflasi tahun 2008-2012 2 3 15 16 20 25 26 29 29 31 DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 Daftar istilah Ringkasan penelitian terdahulu Daftar emiten Tabel rekapitulasi hasil studi Hasil pengolahan data SEM 40 42 45 47 48 ii 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kondisi perekonomian dan dunia usaha Indonesia saat ini telah berkembang dalam lingkungan yang penuh dengan perubahan. Proses perkembangan yang sangat cepat tersebut mengharuskan badan-badan usaha negara ataupun swasta untuk melaksanakan perubahan organisasi dan strategi, sehingga mampu bersaing dan beradaptasi dengan perkembangan dan tantangan-tantangan baru. Salah satu alternatif sumber pembiayaan eksternal adalah menjual sebagian saham perusahaan di pasar modal, dengan cara ini perusahaan terlebih dahulu dapat menarik sejumlah dana dari masyarakat, kemudian digunakan sebagai permodalan dalam menjalankan usahannya. Pasar modal memungkinkan perusahaan memperoleh sumber pembiayaan jangka panjang yang relatif murah dari instrumen-instrumen keuangan dalam berbagai surat berharga (sekuritas). Melakukan investasi di pasar modal setidaknya harus memperhatikan dua hal yaitu; keuntungan yang diperoleh dan resiko yang mungkin terjadi. Untuk berinvestasi di pasar modal investor memerlukan pertimbanganpertimbangan yang matang. Informasi akurat yang diperlukan yaitu mengetahui sejauh mana eratnya hubungan variabel-variabel yang menjadi penyebab fluktuasi harga saham perusahaan yang akan dibeli. Mengetahui pengaruh variabel-variabel tersebut, investor dapat memilih strategi untuk menentukan perusahaan yang dianggap sehat, sebagai tempat menanamkan modal. Banyak variabel yang dapat mempengaruhi harga saham suatu perusahaan, baik yang bersumber dari lingkungan eksternal ataupun internal perusahaan. Menurut Umar (2000), harga saham sebagai indikator nilai perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa variabel fundamental dan teknikal. Variabel fundamental dibagi menjadi dua yaitu variabel fundamental yang bersifat internal yang memberi informasi tentang kinerja perusahaan dan variabel yang bersifat eksternal yang meliputi kondisi perekonomian secara umum. Variabel teknikal meliputi variabel-variabel yang menyajikan informasi yang akan memberikan gambaran kepada investor untuk menentukan kapan pembelian saham dilakukan dan kapan saham tersebut dijual atau ditukar dengan saham yang lain agar memperoleh keuntungan yang maksimal. Variabel teknikal ini meliputi tentang perkembangan Kurs saham, keadaan pasar modal, volume transaksi, perkembangan harga saham dari waktu ke waktu dan capital gain/loss. Adanya peluang terjadi capital loss dalam investasi saham, maka seorang investor perlu memahami dan mengetahui variabel-variabel mana yang memengaruhi pergerakan harga saham. SEM (Structural Equation Modeling) dapat digunakan untuk membantu investor menganalisis pengaruh baik variabel fundamental maupun variabel teknikal terhadap harga saham. Industri perbankan merupakan salah satu industri yang terdaftar pada kelompok Indeks LQ 45. Kelompok Indeks LQ 45 ini beranggotakan perusahaan yang nilai kapitalisasi pasarnya tergolong 45 saham yang paling likuid dan 2 memiliki nilai kapitalisasi yang terbesar (bluechip). Pengamatan terhadap data yang ada menunjukkan bahwa perbankan Indonesia memiliki perkembangan yang baik yang ditandai dengan adanya rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) diatas standar minimum Bank Indonesia sebesar 8%. Begitu pula ditandai dengan jumlah dana yang telah disiapkan untuk membayar kemungkinan gagal kredit atau aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR). Pengamatan terhadap data nilai ATMR dari tahun ke tahun yang menunjukkan tren yang positif. Perkembangan modal, ATMR dan CAR dapat dilihat pada Gambar 1. Adanya perkembangan nilai CAR dan ATMR yang menunjukkan perkembangan yang positif, ditopang oleh mekanisme pengawasan Bank Indonesia yang ketat melalui penerapan GCG yang baik, menunjukkan bahwa sektor perbankan adalah sektor yang menjanjikan untuk dijadikan sarana investasi (Azwar, 2013). Menurut undang-undang Nomor 7 tahun 1998 tentang perbankan menyebutkan bahwa bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pentingnya peran perbankan menurut UU tersebut, maka Bank Indonesia melakukan berbagai pengawasan termasuk pengawasan dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG) melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 8/4/PBI/2006. PBI ini adalah tentang pelaksanaan GCG bagi bank umum yang berbunyi, bahwa “Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency) dan kewajaran (fairness)”. Kelima prinsip tersebut dikenal dengan singkatan “TARIF”. ATMR dan Modal (Jutaan Rupiah) CAR(%) 3000000 17,6 2500000 17,4 2000000 17,2 1500000 17 1000000 16,8 500000 16,6 ATMR MODAL CAR 0 16,4 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 1. Grafik perkembangan posisi modal, ATMR dan CAR perbankan (Bagian statistik Bank Indonesia, 2013) Selain itu, dilihat dari kapitalisasi sektor perbankan menunjukan bahwa sektor perbankan merupakan sektor yang mempunyai potensi yang cukup baik untuk dijadikan tempat berinvestasi. Terlihat pada Tabel 1. 3 Tabel 1. Kapitalisasi pasar sektor perbankan 2008-2012 No. Tahun Kapitalisasi Pasar Sektor Perbankan (Millyar Rupiah) 1. 2008 116 457 2. 2009 284 225 3. 2010 509 628 4. 2011 415 767 5. 2012 521 167 Sumber: www.idx.co.id (2008-2012) Total Kapitalisasi Pasar Seluruh Sektor (Millyar Rupiah) 1 076 491 2 019 375 3 247 097 3 537 294 4 126 995 Market Share (%) 10.82 14.07 15.69 11.75 19.11 Investor membutuhkan informasi apakah saham yang dibelinya dapat mendatangkan keuntungan atau tidak, untuk itu investor perlu mengetahui faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi harga saham yang dibelinya sehingga dapat memutuskan apakah saham tersebut layak atau dijual. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti melakukan penelitian mengenai “analisis pengaruh variabel-variabel fundamental dan teknikal terhadap harga saham menggunakan SEM industri perbankan yang telah terdaftar di BEI”. Untuk memudahkan dan memberikan informasi serta pengetahuan penting bagi perusahaan dan calon investor untuk memilih saham yang akan memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Rumusan Masalah Semakin besarnya peran bursa saham dalam perekonomian suatu negara, memungkinkan perusahaan dapat meraup dana cukup besar, pada akhirnya menarik banyak investor untuk terjun di dalamnya. Agar dapat sukses berinvestasi di pasar modal, investor perlu mengetahui faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham yang ada di bursa efek. Suatu perusahaan memutuskan untuk menggunakan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan dana dari masyarakat, maka perusahaan tersebut harus mempertimbangkan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pergerakan harga saham, sehingga harga tersebut mampu mendapatkan keuntungan atau manfaat dengan memperkecil resiko yang ada di bursa efek. Masyakarat juga sebagai pemilik dana di bursa efek, perlu memiliki pengetahuan tentang saham, sehingga dapat mempertimbangkan keuntungan dan resiko yang dihadapinya. Untuk itu masyarakat juga perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pergerakan harga saham, yang dapat dijadikan acuan sebagai pengambilan keputusan dalam menentukan saham mana yang akan dibeli maupun dijual di bursa efek. Salah satu sektor yang baik untuk dijadikan pertimbangan investasi adalah sektor perbankan kelompok indeks LQ 45. Perbankan merupakan salah satu sektor di LQ 45 yang diminati oleh investor karena regulasi pemerintah mengharuskan perusahaan-perusahaan perbankan menerapkan prinsip transparansi dan menjaga kinerja keuangan dengan baik. Sektor perbankan pada LQ 45 memiliki rata-rata kinerja yang meningkat setiap tahunnya. Sejumlah besar perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia, penulis memilih melakukan 4 penelitian pada perusahaan perbankan dengan kriteria sampel tertentu. Pemilihan kelompok perusahaan yang tergabung dalam perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia adalah dengan pertimbangan bahwa di antara berbagai saham yang ditawarkan di Bursa Efek Indonesia, sektor perbankan salah satu sektor yang diharapkan mempunyai prospek cukup cerah di masa yang akan datang, karena saat ini kegiatan masyarakat Indonesia sehari-hari tidak lepas dari jasa perbankan dan perusahaan perbankan merupakan perusahaan yang mempunyai kontribusi cukup besar terhadap pendapatan negara. Perbankan di Indonesia tidak luput dari kesulitan keuangan bahkan kegagalan. Hal ini dapat diakibatkan beberapa bank yang melakukan merger dan akuisisi dengan bank lainnya. Kasus merger bank di Indonesia dimulai pada saat krisis finansial tahun 1998 yang mengakibatkan perekonomian nasional mengalami krisis keuangan dan terpuruknya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, hal ini disebabkan tingginya rasio pinjaman dalam bentuk mata uang US Dollar yang dilakukan oleh bank-bank devisa nasional pada waktu itu. Salah satu langkah pemulihan perekonomian nasional adalah dilakukannya penutupan beberapa bank swasta nasional dalam dua tahap yaitu sebanyak 16 bank swasta pada tahap satu dan 34 bank swasta pada tahap dua. Sebagai dampak kebijakan tersebut adalah pemerintah RI yang menanggung biaya dalam APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) karena penyaluran BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) terhadap bank-bank swasta nasional yang ditutup tersebut (Bank Indonesia, 2013). Selain itu, terjadinya penurunan harga saham perbankan pada saham unggulan kelompok indeks LQ 45 sebesar 1,32 % (Bank Indonesia, 2013) dan terjadi penurunan IHSG yang mencapai 15 % selama kurun waktu lima tahun (dapat dilihat pada Gambar 2), sehingga fenomena-fenomena tersebut menjadi pertimbangan menarik bagi penulis untuk menuangkannya dalam penelitian ini. 23 25 (%) 18 20 20 15 15 10 10 5 0 2008 2009 2010 IHSG (Persentase) 2011 2012 Tahun Gambar 2. Tingkat pertumbuhan IHSG di Indonesia (Bagian Statistik Bank Indonesia, (2008-2012) Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel apa yang dominan dari variabel-variabel fundamental dan teknikal yang mempengaruhi pergerakan harga saham pada industri perbankan yang telah terdaftar di BEI dan bagaimana sifat hubungannya? 5 2. Bagaimana variabel-variabel fundamental dan teknikal mampu menjelaskan variansi (pola pergerakan) harga saham industri perbankan yang telah terdaftar di BEI? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis variabel yang dominan dari variabel-variabel fundamental dan teknikal yang mempengaruhi pergerakan harga saham perbankan yang telah terdaftar di BEI dan bagaimana sifat hubungannya. 2. Menganalisis variabel-variabel fundamental dan teknikal yang mampu menjelaskan variansi (pola pergerakan) harga saham industri perbankan yang telah terdaftar di BEI. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan gambaran mengenai hubungan simultan harga saham dengan variabel-variabel lainnya yanag berpengaruh pada sektor perbankan yang telah terdaftar pada tahun 2008 sampai tahun 2012. Hal ini berguna bagi pemerintah sebagai pengambil keputusan maupun bagi pihak lain yang berkaitan. 2. Manajer perusahaan perbankan, untuk mendapatkan informasi yang digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan keuangan. 3. Pelaku pasar modal, sebagai bahan pertimbagan dalam mengambil keputusan investasi. Terutama dalam pemilihan saham perbankan. 4. Masyarakat akademik, sebagai bahan untuk mengembangkan ilmu, terutama yang berkaitan dengan bidang keuangan, dan juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi penelitian yang berkaitan. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini terbatas pada permasalahan mengenai: 1) penelitian ini dilakukan pada fluktuatif harga saham pada industri perbankan yang telah terdaftar di BEI sejak tahun 2008 sampai 2012. 2) penelitian ini menggunakan teknik multivariat structural Equation modeling. SEM adalah teknik yang dapat mengkombinasi aspek-aspek dari multiple regresi dan faktor analisis untuk mengestimasi berbagai hubungan dan ketergantungan antara variabel secara simultan. 3) penelitian ini dilakukan terhadap fluktuasi harga saham pada Bursa Efek Indonesia, jadi tidak membahas bursa efek lainnya. 4) variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: variabel terikatnya adalah harga saham sedangkan varibel bebasnya adalah current ratio, ROI, tingkat inflasi, tingkat bunga deposito, jumlah uang beredar (M2), Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika, volume penjualan saham dan harga saham masa lalu. 6 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Saham Menurut Keputusan Republik Indonesia No 52 tahun 1976 pasal 1 ayat 3 disebutkan bahwa: “efek adalah setiap saham, obligasi atau bukti lainnya termasuk sertifikat atau surat pengganti atau surat bukti sementara dari surat surat jaminan, opsi atau hak-hak lainnya untuk memesan atau membeli saham, obligasi atau bukti penyertaan dalam modal atau pinjaman lainnya, serta setiap alat yang lazim dikenal sebagai efek”. Umumnya instrumen atau surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga yang bersifat hutang seperti obligasi dan surat berharga yang bersifat kepemilikan seperti saham. Saham adalah hak atas sebagaian dari suatu perusahaan, misalnya saham suatu perusahaan terbatas atau suatu bukti penyertaan atau partisipasi dalam modal suatu perusahaan. Pemegang saham suatu perusahaan turut memiliki sebagian dari perusahaan tersebut. Saham yang dimiliki oleh mereka yang sudah membeli, yaitu yang telah menyerahkan uang ke dalam perusahaan agar perusahaan dapat berfungsi, sebagai bukti kepemilikan maka diterbitkan surat saham. Surat saham diberikan kepada mereka yang telah menyerahkan dana. Pembentukan Harga Saham Menurut Bowonu (2007), bahwa harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar yang artinya saham tergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran. Dilihat harga pembentukan harga saham yang terjadi di pasar modal, maka pasar modal dapat dibagi dalam pasar regular dan pasar negosiasi. Pembentukan harga pasar regular dilakukan dengan cara tawar menawar secara terus menerus berdasarkan kekuatan pasar. Pembentukan harga saham di pasar negosiasi dilakukan dengan cara negosiasi antara pihak pembeli dan penjual. Selain itu, persaingan dalam pasar akan banyak berpengaruh terhadap harga saham. Analisis Saham Analisis Fundamental Menurut Husnan (2001), menyatakan bahwa: analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan (i) memperkirakan nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan (ii) menetapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Model analisis fundamental sering disebut sebagai share price forecasting model dan sering digunakan dalam berbagai pelatihan analisis sekuritas. Menurut Bowonu (2007), analisis fundamental merupakan analisis yang fokus pada berita dan informasi keuangan, ekonomi, serta perkembangan politik suatu negara dalam mengukur kekuatan permintaan dan penawaran. Munawir 7 (2002), menyatakan juga bahwa analisis fundamental adalah pendekatan dasar untuk melakukan analisis saham dengan menerapkan share value forecasting model. Analisis Teknikal Menurut Husnan (2001) ”Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dan kondisi pasar dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) di waktu yang lalu”. Komarudin (1996) mengemukakan bahwa: Analisis teknikal adalah analisis sekuritas yang memusatkan perhatian pada harga saham, harga atau statistik pasar lainnya dalam menentukan pola yang mungkin dapat memprediksi dari gambaran yang telah di buat. Analisis teknikal menganggap bahwa saham adalah komoditas perdagangan yang pada gilirannya, permintaan dan penawarannya merupakan manifestasi kondisi psikologis dari pemodal. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Berdasarkan beberapa sumber maka ada beberapa faktor yang dapat dianggap sebagai faktor atau variabel yang mempengaruhi harga saham. 1. Berdasarkan Hidayat (2003) Penelitian yang telah dilakukan oleh Hidayat (2003) dari tahun 19992003. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat yaitu harga saham sedangkan variabel bebasnya adalah ROI, DPR, current ratio, tingkat inflasi, tingkat bunga, jumlah uang beredar (M2), Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika, volume penjualan saham dan harga saham lalu. Hasilnya secara umum variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap harga saham. Hanya ada dua variabel yang sendiri-sendiri (parsial) berpengaruh terhadap harga saham, yaitu jumlah uang beredar dan harga saham lalu, sedangkan ke tujuh variabel lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. 2. Menurut Arifin (2004), ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: a. Kondisi fundamental emitten. Berhubungan dengan kinerja emitten sendiri misalnya kondisi keuangan, strategi bisnisnya, produksinya, manajemennya hingga keunggulan lainnya yang bersifat comprative advantage, (kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diwakili oleh rasio-rasio keuangan seperti ROI, RORA, DPR, CR, ROE, DER, LDR, DPS, PER, CAR, HK, dan lain-lain. b. Hukum Permintaan dan Penawaran Kenaikan harga karena permintaan yang banyak atau penawaran yang sedikit tidak akan berlangsung terus, sebab pada suatu titik harga saham akan menjadi terlalu mahal. c. Tingkat Bunga Adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai sarana investasi akan mengalami perubahan. Ada yang cenderung naik ada juga yang cenderung turun. Mengalami kecenderungan naik misalnya investasi di pasar uang sehingga seperti tabungan, deposito, valuta asing dan masih banyak lagi. Peredaran uang yang terlalu banyak di masyarakat akan 8 mengakibatkan masyarakat cenderung membelanjakan uangnya yang pada akhirnya berdampak pada kenaikan harga barang-barang. Salah satu faktor yang memicu terjadinya inflasi. Jika hal ini terjadi maka kondisi perekonomian negara tidaklah begitu baik, kalau tidak dibatasi segera dapat memicu ketidakstabilan sosial, politik dan keamanan. Bunga yang tinggi ini tentunya akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor. Investasi produk Bank seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil risikonya dibandingkan investasi dalam bentuk saham. Karenanya investor akan menjual sahamnya dan dananya kemudian akan ditempatkan di bank. Penjualan saham secara serentak ini akan berdampak pada penurunan harga saham secara siginifikan. d. Valuta Asing Menghadapi perekonomian global, tidak ada satupun negara di dunia yang dapat menghindari perekonomiannya dari pengaruh valuta asing khususnya Dollar Amerika. e. Dana asing di bursa efek Jika sebuah bursa dikuasai oleh investor asing, maka ada kecenderungan transaksi saham sedikit tergantung pada investor asing tersebut. Investor lokalpun akan banyak menjadi pengikut investor asing. Hal ini masih menjadi masalah, namun setidaknya ada alasan misalnya diakibatkan pasar modal di Indonesia masih sangat muda dan ada anggapan investor asing lebih berpengalaman dan juga minat masyarakat Indonesia terhadap pasar modal masih minim. f. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Mencerminkan kondisi keseluruhan transaksi bursa saham yang terjadi jika dibandingkan menjadi ukuran kenaikan maupun penurunan harga saham. Untuk saham-saham kelas atas (bluechip) bila terjadi transaksi saham sedikit saja maka pengaruhnya pada IHSG sudah terasa. Lain dengan saham kelas bawah, mesti transaksi yang terjadi jumlahnya besar namun efeknya terhadap IHSG tidak begitu terasa. g. News dan Rumors News adalah semua berita yang beredar di tengah masyarakat yang menyangkut berbagai hal baik itu masalah ekonomi, sosial, politik dan keamanan, jadi pergerakan saham juga tergantung pada berita. Berita-berita bukan hanya yang berhubungan dengan ekonomi saja, tapi juga berita masalah keamanan seperti Aceh, Maluku, terorisme dan lain-lain. Adanya berita tersebut para investor dapat memprediksi seberapa kondusif keadaan negeri ini, sehingga kegiatan investasi dapat dilaksanakan. Ini akan berdampak pada pergerakan harga saham di bursa. Rumors adalah beritaberita yang belum tentu benar yang terkadang juga terselip diantara news sebagai media masa. 3. Menurut Osmad (2007), variabel teknikal yang mempengaruhi harga saham adalah; a. Volume Penjualan Saham Merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. 9 b. Harga Saham Masa Lalu Variabel ini merupakan upaya untukmemperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga saham di waktu yang lalu, yang dalam hal ini satu tahun sebelumnya. Faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, faktor mana yang paling berpengaruh terhadap fluktuatif harga saham, tergantung pada tipe investor juga. Investor yang memiliki naluri gambling dengan toleransi risiko tinggi tentunya tidak memperhatikan faktor tertentu sebagai indikator. Tetapi mereka melakukanya dengan cara spekulasi. Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan yang menunjukan kinerja dan status suatu perusahaan untuk mengukur kelemahan atau kekuatan suatu perusahaan dibidang keuangan yang menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas (Ghozali 2005). Rasio keuangan dapat dibagi menjadi 4 kategori, yaitu: 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang diukur berdasarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo (Bowonu 2007) 2. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya (Hidayat 2003) 3. Rasio Hutang Rasio hutang merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya/kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi (Bowonu 2007) 4. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya (Hidayat 2003) Penelitian yang dilakukan ini, rasio likuiditas dan rasio profitabilitas yang digunakan yaitu yang memiliki korelasi dan keterkaitan yang signifikan terutama terhadap sektor usaha yang dihadapi, yaitu sektor perbankan. Hal ini didasarkan pada kajian penelitian terdahulu yaitu menurut hasil penelitian Bowonu (2007), diantaranya adalah; Rasio Likuiditas Likuiditas di dalam perusahaan bisnis diukur berdasarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh temponya, Rasio Likuiditas terdiri dari: 1. Net Working Capital Net Working Capital biasanya digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan secara menyeluruh. Secara matematis, perhitungannya adalah: Net Working Capital = Current Asset – Current Liabilitas .......................... (1) 10 2. Current Ratio Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Secara matematis, perhitungannya adalah: Current Ratio = current asset.........................................................................(2) current liabilities 3. Quick Ratio (Acid Test) Ratio ini hampir sama dengan current ratio, perbedaan hanya terletak pada perhitungannya tidak memasukan komponen persediaan (inventory) Quick Ratio = current ratio – inventory.........................................................(3) Current liabilities Rasio Profitabilitas Analisis profitabilitas ini terdiri dari beberapa macam diantaranya adalah return on total asset. Rasio ini dikenal juga sebagai Return On Investment (ROI) yang mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan untuk menghasilkan keuntungan dari seluruh asset yang dimiliki. Secara matematis perhitungannya adalah sebagai berikut: Return on Total asset = Net profit after asset.................................................(4) Total asset Structural Equation Modeling (SEM) Adapun salah satu alat yang dapat digunakan untuk membantu penelitian di bidang manajemen yang memiliki tingkat kerumitan tinggi adalah dengan teknik SEM. SEM atau model persamaan struktural adalah suatu model berupa gabungan dari analisis faktor dan regresi berganda yang dapat digunakan untuk menguji serangkaian hubungan dependen yang terdiri dari beberapa struktur secara serentak (Hair et al. 1998). Menurut Ghozali (2005), SEM (Structural Equation Modeling) dinilai dapat mengatasi kelemahan dalam model regresi dan juga jalur path (path model) dimana semua peubah yang akan dianalisis hubungannya diasumsikan dapat diukur langsung atau dapat diwakili oleh satu peubah yang dapat diukur. Peubahpeubah dalam suatu penelitian dibagi menjadi dua kelompok. Ekonometrika maupun psikologi, kedua kelompok tersebut dikenal dengan istilah peubah bebas (independent variable) dan peubah tidak bebas (dependent variable). Structural Equation Modeling (SEM) merupakan teknik analisis multivariat yang dikembangkan guna menutupi keterbatasan yang dimiliki oleh model-model analisis sebelumnya yang telah digunakan secara luas dalam penelitian statistik. Model-model yang dimaksud diantaranya adalah regression analysis (analisis regresi), path analysis (analisis jalur), dan confirmatory factor analysis (analisis faktor konfirmatori) (Hox dan Bechger 1998). Beberapa hal yang membedakan SEM dengan regresi biasa dan teknik multivariat lainnya, diantaranya adalah; 1. SEM membutuhkan lebih dari sekedar perangkat statistik yang didasarkan atas regresi biasa dan analisis varian, 2. Regresi biasa, umumnya, menspesifikkan hubungan kausal antara variabelvariabel teramati, sedangkan pada model variabel laten SEM, hubungan kausal terjadi di antara variabel-variabel tidak teramati atau variabel-varibel laten, 11 3. SEM selain memberikan informasi tentang hubungan kausal simultan diantara variabel-variabelnya, juga memberikan informasi tentang muatan faktor dan kesalahan-kesalahan pengukuran, 4. Estimasi terhadap multiple interrelated dependence relationships. pada SEM sebuah variabel bebas pada satu persamaan dapat menjadi variabel terikat pada persamaan lain (Efferin 2008). Widodo (2006) mengemukakan sepuluh keistimewaan SEM sebagai berikut; 1. Mampu memperlakukan variabel endogenous dan variabel eksogenous sebagai variabel acak dengan kesalahan pengukuran, 2. Mampu memodelkan variabel laten dengan sejumlah indikatornya, 3. Mampu membedakan kesalahan pengukuran dan kesalahan model, 4. Mampu menguji model secara kesuluruhan, bukan hanya menguji koefisien model secara individu, 5. Mampu memodelkan variabel mediator, 6. Mampu memodelkan hubungan antar error, 7. Mampu menguji silang koefisien model dari berbagai kelompok sampel, 8. Mampu memodelkan dinamika suatu fenomena. 9. Mampu mengatasi data yang hilang. 10. Mampu menangani data tidak normal. Beberapa keterbatasan yang dimiliki oleh SEM adalah sebagai berikut (Widodo 2006); 1. SEM tidak digunakan untuk menghasilkan model namun untuk mengkonfirmasi suatu bentuk model, 2. Hubungan kausalitas diantara variabel tidak ditentukan oleh SEM, namun dibangun oleh teori yang mendukungnya, 3. SEM tidak digunakan untuk menyatakan suatu hubungan kausalitas, namun untuk menerima atau menolak hubungan sebab akibat secara teoritis melalui uji data empiris, 4. Studi yang mendalam mengenai teori yang berkaitan menjadi model dasar untuk pengujian aplikasi SEM. SEM terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut (Widodo 2006): 1. Pengembangan model berdasarkan teori Tujuannya adalah untuk mengembangkan sebuah model yang mempunyai justifikasi (pembenaran) secara teoritis yang kuat guna mendukung upaya analisis terhadap suatu masalah yang sedang dikaji/diteliti. 2. Pengembangan diagram lintasan (PATH diagram) Tujuannya adalah menggambarkan model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama kedalam sebuah diagram jalur agar peneliti dengan mudah dapat mencermati hubungan kausalitas yang ingin diujinya. 3. Mengkonversi diagram jalur kedalam persamaan struktural Langkah ini membentuk persamaan-persamaan pada model struktural dan model pengukuran. 4. Pemilihan data input dan teknik estimasi Tujuannya adalah menetapkan data input yang digunakan dalam pemodelan dan teknik estimasi model 12 5. 6. 7. Evaluasi masalah identifikasi model Tujuannya adalah untuk mendeteksi ada tidaknya masalah identifikasi berdasarkan evaluasi terhadap hasil estimasi yang dilakukan program komputer Evaluasi Asumsi dan Kesesuaian model Tujuannya adalah untuk mengevaluasi pemenuhan asumsi yang disyaratkan SEM, dan kesesuaian model berdasarkan kriteria goodness-of-fit tertentu. Interpretasi dan modifikasi model Tujuannya adalah untuk memutuskan bentuk perlakuan lanjutan setelah dilakukan evaluasi asumsi dan uji kesesuaian model. Definisi Operasional Variabel-Variabel yang Digunakan Dalam Penelitian 1. ROI (Return On Investmen) Menurut Arifin (2004), ROI adalah merupakan indikator dari kondisi keuangan sebuah perusahaan yang merupakan bagian dari variabel fundamental dan ini mempengaruhi harga saham. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bowonu (2007) dan Hidayat (2003), variabel ini berpengaruh signifikan terhadap harga saham, walaupun tidak secara langsung, sehingga variabel ini juga digunakan pada penelitian ini. 2. CR (Current Ratio) Variabel ini digunakan dengan alasan, rasio ini merupakan penggambaran dari current asset terhadap current liabilitas. Menurut Arifin (2004), CR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2003), pertumbuhan modal sendiri ini berpengaruh siginifikan terhadap harga saham. Jadi variabel ini dianggap mewakili variabel yang memperlihatkan pertumbuhan modal. 3. Tingkat suku bunga deposito Tingkat suku bunga deposito yang dimaksud adalah tingkat suku bunga deposito bank pemerintah. Data yang diambil adalah rata-rata pertahun suku bunga deposito berjangka triwulan. 4. Tingkat inflasi Inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum. Jadi tingkat inflasi adalah tingkat perubahan harga secara umum yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: Rate of inflation (year t) = Price level (year t)- price level (year t-l) rice level (year t-l). 5. M2 (jumlah uang beredar) Digunakan dalam penelitian ini, seperti juga yang telah dinyatakan oleh Ali Arifin (2004), variabel tersebut dianggap mempengaruhi fluktuasi harga saham. Bahkan menurut Bowonu (2007), dalam penelitiannya mengatakan M2 berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Jumlah uang beredar yang dimaksud meliputi uang kartal, uang giral dan uang kuasi yang terdapat pada masyarakat. 6. Kurs Rupiah terhadap Dollar AS Menurut Mankiw (2006) Kurs (Exchange Rate) antara dua negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk dari kedua Negara untuk saling melakukan perdagangan. Dalam hal ini, Kurs Rupiah terhadap Dollar As. Kurs 13 yang digunakan dalam variabel penelitian ini adalah Kurs nominal yaitu harga relatif dari mata uang dua negara. Depresiasi merupakan penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap valuta asing. Depresiasi terjadi akibat penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap valuta asing terjadi bukan karena adanya kebijakan pemerintah, tetapi akibat kekuatan permintaan dan penawaran mata uang di pasar valuta asing. Apresiasi merupakan kebalikan dari depresiasi, yaitu suatu kenaikan nilai tukar uang dalam negeri terhadap valuta asing yang terjadi di pasar valuta asing. 7. Volume Penjualan saham Digunakan seperti telah dijelaskan oleh Arifin (2004) dan Hidayat (2003). Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan bahwa secara bersama-sama dengan variabel lainnya variabel ini berpengaruh terhadap harga saham. Jadi variabel ini juga digunakan dalam penelitian ini 8. Harga saham lalu Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Hidayat (2003), variabel harga saham lalu ini berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sehingga variabel ini juga dimasuk ke dalam penelitian ini. 9. Nilai Saham Nilai saham yang digunakan dalam penelitian ini sebagai variabel indikator harga saham adalah berdasarkan nilai intrinsik atau nilai fundamental harga saham itu sendiri, yaitu nilai saham yang sebenarnya. Dalam hal ini, nilai intrinsik yang digunakan peneliti adalah menggunakan pendekatan nilai sekarang (nilai saham yang ditentukan oleh pasar). Semua variabel ini digunakan dengan asumsi Ceteris Paribus artinya “Dengan syarat yang lain tidak berubah. Sehingga variabel-variabel yang lain dianggap konstan, (Samuelson) Tabel 2. Klasifikasi variabel-variabel fundamental dan teknikal Variabel Fundamental dan Teknikal CR (Current Ratio) ROI (Return On Investment) Tingkat bunga deposito Koefisien/ Ekspektasi Arah Hubungan Terhadap Variabel Dependent (Harga Saham) + _ Tingkat inflasi M2 (jumlah uang beredar + - Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Volume penjualan saham + Harga saham masa lalu - Kajian Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pengaruh variabel fundamental dan teknikal terhadap harga saham telah banyak dilakukan. Ringkasan penelitian terdahulu ini dapat dilihat pada Lampiran 2. Penelitian mengenai analisi pengaruh variabel 14 fundamental dan teknikal terhadap harga saham sudah dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu, menurut Sumiaty dan Susanto (2009), hasil penelitiannya menyatakan bahwa harga saham industri tekstil yang go public di BEJ dipengaruhi secara bersama-sama oleh kesembilan variabel bebas yang diajukan dalam penelitian dan dari model analisis regresi yang dilakukan ada dua variabel yang mempunyai pengaruh nyata secara parsial terhadap harga saham.Variabelvariabel tersebut adalah jumlah uang beredar dan harga saham masa lalu. Bowonu (2007), hasil penelitiannya menyatakan bahwa harga saham lalu untuk beberapa bank berpengaruh cukup signifikan terhadap perkembangan harga saham saat ini. Secara umum variabel-variabel fundamental dan teknikal menggunakan SEM dapat menjelaskan pola pergerakan harga saham masingmasing bank yang sudah di cluster-kan dan memberikan gambaran ada hubungan yang cukup signifikan terhadap variabel-variabel tersebut dengan harga saham saat ini. Menurut Hutami (2012), Dividend per Share, ROE, Net Profit berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan industri manufaktur yang tercatat di BEI periode 2006-2010. Dividend per share, return on equity dan net profit margin pengaruh positif dan signifikan secara bersamasama (simultan) terhadap harga saham perusahaan industri manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. 3 METODE Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini dimulai dengan penentuan populasi, identifikasi variabel, definisi operasional, sumber dan teknik pengumpulan data, serta selanjutnya adalah penentuan model analisis. Teknik mulivariate yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM (Structural Equation Modeling) merupakan teknik yang dapat mengkombinasikan aspek-aspek dari multiple regresi dan faktor analisis untuk mengestimasikan berbagai hubungan dan ketergantungan antar variabel secara simultan. Populasi dalam penelitian ini adalah industri perbankan yang termasuk dalam LQ 45 dan sudah telah terdaftardi Bursa Efek Indonesia. Berikut ini dikemukakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini untuk memahami pengaruh variabel-variabel fundamental dan teknikalterhadap harga saham. Model teoritis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan model dari Hidayat (2003) tentang “pengaruh variabel teknikal dan fundamental terhadap harga saham”. Penelitian tersebut dilakukan dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2005. Ada beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut. Variabel terikatnya adalah harga saham sedangkan variabel bebasnya adalah return on investmen, deviden payout ratio, current ratio, tingkat inflasi, tingkat bunga, jumlah uang beredar, kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika, volume penjualan saham dan harga saham lalu. Model teoritis berikutnya yang menjadi acuan dalam penelitian ini mengacu pada Arifin (2004), ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham, ada yang bersifat mikro maupun makro. Mikro adalah faktor-faktor yang dampaknya hanya terhadap beberapa jenis saham saja, sedangkan faktor makro adalah faktor penyebab yang berdampak pada semua 15 saham (keseluruhan bursa) termasuk juga perekonomian secara menyeluruh. Varibel bebas dan variabel terikatnya sama dengan model teoritis yang dikemukan oleh Hidayat (2003). Sementara itu variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah variabel terikatnya yaitu harga saham sedangkan variabel bebasnya adalah return on investment, CR, tingkat inflasi, tingkat bunga deposito, jumlah uang beredar (M2), Kurs Rupiah terhadap Dollar, volume penjualan saham dan harga saham lalu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data-data laporan keuangan bank-bank yang terdaftar di LQ 45 dari tahun 2008-2012. Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Seperti bagi Manager dalam rangka pembentukan kebijakan perbankan, bagi investor sebagai analisis kompherensif keputusan investasi dan pemerintah dalam menjaga stabilitas perekonomian suatu negara. Analisis Strategi Investasi Saham Perbankan di BEI Variabel Terikat: Harga saham dengan indikatornya Nilai saham Variabel Bebas: Return On Investment, CR, tingkat inflasi, tingkat bunga deposito, jumlah uang beredar (M2), kurs rupiah terhadap Dolar, volume penjualan saham dan harga saham lalu. Tingkat Pengembalian yang diharapkan/ Return Saham Implikasi Manajerial Keterangan: Gambar 3. Kerangka pemikiran teoritis Hubungan Proses Ruang lingkup Penelitian 16 Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Studi literatur Konsep Studi literatur tentang Penelitian yang berhubungan Identifikasi Variabel Identifikasi dan pengumpulan data yang diperlukan Pembentukan Model Identifikasi sampel Metode Purposive sampling Penerapan Model menerapkan teknik SEM dengan Lisrell 8.80 Output Model Evaluasi dan Analisis Model Modifikasi Model dan Penerapan Model Baru Hasil Implikasi Manajerial Gambar 4. Kerangka operasional penelitian 17 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor perbankan yang kontinu masuk ke dalam LQ-45 selama lima tahun terakhir yaitu 2008-2012. Periode ini dipilih karena merupakan periode terbaru untuk memprediksi pengambilan keputusan oleh investor secara cepat dan tepat. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September sampai Desember 2013. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa data panel yang diambil per-triwulan. Data panel (pooled data) merupakan gabungan data runtun waktu (time series) selama periode lima tahun yaitu 20082012 dengan data silang (cross section) terhadap lima perusahaan perbankan. Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga yang berkaitan, dan telah dipublikasikan seperti melalui internet. Data diperoleh dari berbagai sumber seperti laporan keuangan kuartal perusahaan selama lima tahun dan harga saham perbankan selama lima tahun. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial, dalam hal ini peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai referensi terutama dari www.idx.co.id dan www.yahoofinance.com untuk memperoleh laporan keuangan perbankan yang diteliti beserta harga sahamnya dan volume penjualannya. Selain itu, untuk menunjang kesempurnaan hasil penelitian,dilakukan pula studi pustaka yang bersumber dari studi literatur, berita dari surat kabar, dan laporan penelitian seperti jurnal ilmiah, disertasi dan tesis. Metode ini digunakan sebagai pedoman dalam menjelaskan teori-teori serta menganalisis data yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini. Populasi dan Penarikan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri perbankan yang termasuk dalam LQ 45 yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2012. Prosedur pemilihan sample adalah purposive sampling. Purposive sampling digunakan pada situasi dimana peneliti melakukan pemilihan sampel dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai (Neuwan 2007). Jumlah perusahaan yang diambil adalah sebanyak lima perusahaan dengan kriteria bahwa kelima perusahaan tersebut telah memenuhi persyaratan: (1) ketersediaan data selama lima tahun/minimal telah terdaftar selama lima tahun sesuai dengan periode penelitian yang diperlukan yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Hal ini menjadi bahan pertimbangan karena beberapa ketentuan yang ditentukan bagi perusahaan yang masuk dalam indeks LQ 45 adalah saham yang memiliki likuiditas yang baik dan kapitalisasi pasar yang besar dan (2) perusahaan memiliki data yang lengkap yang berkaitan dengan kebutuhan data penelitian selama periode pengamatan dan data keuangan yang diambil secara triwulan selama lima tahun yaitu 2008-2012. Melihat kriteria sampel tersebut maka sampel yang diambil berjumlah 100 sampel. Jumlah 100 sampel diperoleh dalam kurun waktu lima tahun (1 tahun = 4 triwulan) dengan jumlah lima perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ 45. 18 Menurut Ferdinand (2000), ukuran minimal sampel untuk dapat diuji dengan menggunakan structural equation modeling adalah 100. Sedangkan menurut Hair, et al. (1998) dan Imam Ghozali (2005) menyarankan agar ukuran jumlah sampel minimal untuk analisis SEM adalah 100 sampai 200 dengan syarat asumsi normalitas data terpenuhi. Dengan demikian, jumlah sampel sebanyak 100 dalam penelitian ini telah memenuhi syarat untuk dilakukannya pengujian data dengan menggunakan SEM . Lima perusahaan tersebut adalah: 1) PT Bank Danamon Tbk 2) PT. Bank Central Asia Tbk 3) PT. Bank Negara Indonesia Tbk 4) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 5) PT Bank Mandiri Tbk Hipotesis Hipotesis penelitian merupakan dugaan awal/kesimpulan sementara hubungan pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen sebelum dilakukan penelitian dan harus dibuktikan melalui penelitian. Berdasarkan pada kerangka pemikiran teoritis dan penelitian sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama (serentak) maupun sendiri-sendiri (partial) dari variabel-variabel fundamental dan teknikal terhadap harga saham. H2 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel harga saham lalu terhadap harga saham sekarang. H3 : Variabel-variabel fundamental dan teknikal yang diteliti mempunyai hubungan yang cukup signifikan dalam menjelaskan variansi harga saham dengan model modifikasi SEM industri perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil Yang Diharapkan Hasil yang diharapkan merupakan ekspektasi hasil dari penelitian yang diharapkan bagi peneliti. Adapun hasil yang ingin diharapkan dari penelitian ini adalah berguna bagi manajer perusahaan perbankan untuk mendapatkan informasi yang akan dipergunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan keuangan dan bagi pelaku pasar modal (Investor), sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi. Metode Pengolahan dan Analisis Data Setelah data-data dari berbagai sumber tersebut dikumpulkan, kemudian data-data tersebut diolah dengan menggunakan metode analisis menggunakan SEM (Structural Equation Modelling). Pengolahan data yang berasal dari lima bank yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia tersebut menggunakan Software Excell XP profesional, minitab 16 dan Lisrell 8.80. Terdapat tujuh langkah dalam pemodelan SEM (Waluyo 2011), yaitu: 1. Pengembangan model berbasis teori, dalam pengembangan model teoritis, dilakukan serangkaian eksplorasi ilmiah melalui telaah pustaka yang intens guna mendapatkan justifikasi atas model teoritis yang dikembangkan. 19 2. Pengembangan diagram alur (path diagram). Model teoritis digambarkan dalam sebuah diagram alur untuk mempermudah melihat hubungan kausalitas yang akan diuji. 3. Konversi diagram alur ke dalam persamaan. Diagram alur dikonversi ke dalamrangkaian persamaan yang terdiri dari: a. Persamaan struktural (structural equation), persamaan ini menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk. b. Persamaan model pengukuran (measurement model), dalam membuat persamaan model pengukuran hanya melibatkan indikator dari pengukuran konstruk. 4. Memilih matriks input dan teknik estimasi. SEM menggunakan matriks varian/kovarian sebagai input data untuk estimasi yang dilakukan. Ukuran sampel juga memegang peranan penting dalam estimasi dan interpretasi hasil. 5. Menilai problem identifikasi. Problem identifikasi dapat muncul melalui gejala-gejala berikut: a. Standard error untuk satu atau beberapa koefisien adalah sangan besar. b. Program tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang seharusnya disajikan. c. Muncul angka-angka yang aneh seperti adanya varians error yang negatif. d. Muncul korelasi yang sangat tinggi antara koefisien estimasi yang didapat (misalnya > 0,9) 6. Evaluasi model. Ketepatan model dievaluasi melalui telaah terhadap berbagai kriteria goodness of fit. 7. Interpretasi dan modifikasi model. Apabila pada standardized residual covariances matrix terdapat nilai diluar ring -2,58 ≤ residual ≤ 2,58 danprobabilitas (P) < 0,05maka model yang diestimasi perlu dilakukan modifikasi lebih lanjut dengan berpedoman pada indeks modifikasi. Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh variabel-variabel fundamental dan teknikal terhadap harga saham industri perbankan yang terdaftar pada LQ 45. Berikut adalah kerangka awal struktur SEM penelitian yang akan menjadi acuan bagi peneliti untuk melakukan konfirmasi model, dapat dilihat pada Gambar 3.3 20 TI CR M2 ROI Fundamental TBD NLTR Harga Saham Teknikal HSL VPS Gambar 5. Model awal penelitian SEM Variabel Laten Variabel Indikator Mempengaruhi Loading Faktor Keterangan: Harga saham Indikator variabel harga saham Variabel fundamental Indikator variabel fundamental ROI CR TI M2 TBD NLTR Variabel Teknikal Indikator variabel teknikal VPS HSL : Variabel terikat : Nilai saham (NS) : Variabel bebas : Return on investment : Current ratio : Tingkat inflasi : M2 (jumlah jang beredar) : Tingkat bunga deposito : Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS : Variabel bebas : Volume penjualan saham : Harga saham masa lalu NS 21 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada penelitian ini menganalisis pengaruh variabel-variabel fundamental dan teknikal terhadap harga saham dengan menggunakan SEM pada industri perbankan di BEI yang konsisten masuk ke dalam LQ 45 selama periode 2008-2012. Penelitian ini menggunakan data panel seimbang yaitu gabungan antara data time series triwulan selama lima tahun yaitu periode 2008-2012 dan data cross section yaitu sebanyak lima perusahaan. Proses pengolahan data dilakukan dengan program excell dan program Lisrell 8.80. Perusahaan yang termasuk dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3. No 1 2 3 4 5 Tabel 3. Sampel penelitian Nama Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Danamon Indonesia Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Negara Indonesia Tbk Kode BBRI BMRI BDNM BBCA BBNI Profil Singkat Bank PT Bank Rakyat Indonesia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) didirikan 16 Desember 1895. Kantor pusat BBRI berlokasi di Gedung BRI I, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 44-46, Jakarta 10210. Pada saat ini BBRI memiliki 18 kantor wilayah, 16 kantor inspeksi, 442 kantor cabang domestik, tiga kantor cabang khusus, tiga kantor perwakilan di luar negeri, 545 kantor cabang pembantu, 914 kantor kas, 5.000 BRI unit, dan 1778 teras.Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BBRI adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dengan melakukan usaha di bidang perbankan, termasuk melakukan kegiatan operasi sesuai dengan prinsip syariah. Pada tanggal 31 Oktober 2003, BBRI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BBRI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.811.765.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp875,- per saham. Selanjutnya, opsi pemesanan lebih sejumlah 381.176.000 lembar saham dan opsi penjatahan lebih sejumlah 571.764.000 lembar saham masing-masing dengan harga Rp875,- setiap lembar saham telah dilaksanakan masing-masing pada tanggal 10 November 2003 dan 3 Desember 2003. Setelah IPO BRI dan opsi pemesanan lebih dan opsi penjatahan lebih dilaksanakan oleh Penjamin Pelaksana Emisi, Negara Republik Indonesia memiliki 59,50% saham di BRI. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 November 2003. 22 PT Bank Mandiri Tbk Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia -dilebur menjadi Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Setelah proses merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi secara menyeluruh. Pada saat itu, bank ini menutup 194 kantor cabang yang saling berdekatan dan rasionalisasi jumlah karyawan dari jumlah gabungan 26.600 menjadi 17.620 orang. Kinerja bank pada tahun 2011 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai yang dipacu oleh peningkatan fee based income. Berdasarkan pembagian segmen kredit menurut laporan keuangan Bank Mandiri, terjadi pertumbuhan nilai kredit di seluruh segmen secara signifikan. Terdapat beberapa kelompok strategi bisnis unit di dalam Bank ini, terbagi menjadi kelompok: institutional banking, corporate banking, commercial and business banking, micro and retail banking, consumer finance, dan treasury FI and SAM. Segmen yang mengalami pertumbuhan paling baik adalah segmen ritel. Segmen ritel terbagi menjadi kelompok usaha kecil (mengelami pertumbuhan 33% dari tahun 2010), kelompok consumer (mengalami pertumbuhan 27% dari tahun 2010), dan kelompok mikro (mengalami pertubuhan 62% dari tahun 2010). Total penyaluran kredit ritel itu sendiri mencapai Rp. 81 triliun atau mencapai 29,7% dari total kredit bank. PT Bank Danamon Tbk Tahun 1988, Bank Indonesia meluncurkan paket reformasi perbankan yang dikenal dengan “Paket Oktober 1988” atau PAKTO 88. Sebagai hasil dari reformasi ini, Bank Danamon menjadi salah satu bank valuta asing pertama di Indonesia dan menjadi perusahan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.Saat ini, bank ini menjadi salah satu institusi keuangan terbesar di Indonesia dari jumlah pegawai sekitar 61.875 (termasuk karyawan anak perusahaan) pada September 2011. Saat ini Danamon adalah bank keenam terbesar di Indonesia berdasarkan aset, dengan jaringan cabang kedua terbesar yaitu lebih dari 2,900 kantor cabang dan point of sales, termasuk unit Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan Unit Syariah, serta kantor-kantor cabang anak perusahaannya . Danamon juga didukung oleh serangkaian fasilitas perbankan elektronik yang komprehensif. Sementara itu, dari sisi pembagian lini bisnisnya, bank ini memiliki lima kelompok tinjauan usaha, yang terbagi atas perbankan mikro, perbankan konsumer, perbankan UKM dan komersial, perbankan syariah, dan perbankan korporasi. PT Bank Central Asia Tbk BCA resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak berdirinya itu, dan yang paling signifikan yaitu krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997.Per Desember 2009, BCA telah memiliki 875 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, 2 kantor perwakilan di luar negeri yaitu di Nassau, Hongkong dan Singapura. Selain 23 itu, BCA telah memiliki 6.611 ATM BCA yang tersebar di seluruh Indonesia dan sampai akhir 2009 total nasabah BCA mencapai 1,7 juta nasabah, meningkat dari 1,2 juta nasabah pada tahun 2008. Pada bulan Juli 2009, BCA mendapat penghargaan Bank berpredikat "Bank Nasional Papan Atas" pada acara Infobank Awards 2009. Dalam laporan tahunan, BCA membagi tinjauan bisnisnya menjadi 4 kelompok besar, yaitu: perbankan cabang, perbankan korporasi, perbankan individual, perbankan tresuri dan internasional. PT Bank Negara Indonesia Tbk Bank Negara Indonesia Tbk, pada saat awal berdirinya berfungsi sebagai bank sentral di Indonesia. Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah.Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadiperusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Sepanjang 2011, kinerja keuangan BNI mencatat hasil yang baik. Laba bersih mengalami pertumbuhan mencapai Rp 5,8 triliun dari pencapaian Rp 4,1 triliun di tahun 2010, merefleksikan pertumbuhan yang seimbang dari berbagai lini usaha serta pertumbuhan pendapatan fee-based income yang positif. Aset tumbuh 20,3% dibandingkan tahun 2010 menjadi Rp 299,1 triliun dengan provisi untuk kredit bermasalah dipertahankan pada level yang sama dengan tahun 2010. Ekuitas tumbuh mencapai Rp 37,8 triliun di tahun 2011, meningkat dari sebesar Rp 33,1 triliun di tahun 2010. Laporan tahunan 2011 Bank BNI membedakan jenis debitur menjadi lima kategori, yaitu korporasi, kecil-menengah, consumer, internasional dan syariah. Analisis Structural Equation Modeling (SEM) Permodelan melalui SEM memungkinkan seorang peneliti dapat menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat regresif maupun dimensional (yaitu mengukur apa dimensi-dimensi dari sebuah konsep) (Ferdinand, 2000). Keunggulan aplikasi SEM dalam penelitian manajemen adalah karena kemampuannya untuk mengkonfirmasi dimensi-dimensi dari sebuah konsep atau faktor yang sangat lazim digunakan dalam manajemen serta kemampuannya untuk mengukur pengaruh hubungan-hubungan yang secara teoritis ada (Ferdinand 2000). Uji kesesuaian model (goodness of fit) menunjukkan bahwa model ini dapat diterima atau ditolak. Model Persamaan Struktural (SEM) pada penelitian ini juga menghasilkan sebuah model yang akan memenuhi Goodness of 24 Fit dengan hasil terlampir pada Lampiran 5. Ringkasan dari goodness of fit dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil kriteria kesesuaian model SEM Goodness-of-Fit Significance Probability(Pvalue) GFI(Goodness of Fit) RMSEA(Root Mean square Error of Approximation) AGFI(Adjusted Goodness of Fit Index) Cutt-off-Value Hasil Keterangan 0,05 0,88474 Good Fit 0,90 0,97 Good Fit 0,08 0,000 Good Fit 0,90 0,95 Good Fit Overall Good Fit Sebagian besar persyaratan goodness of fit telah memenuhi standar cutoffvalue sehingga model layak untuk dianalisis lebih lanjut. Berdasarkan Tabel 4. tersebut dapat diketahui bahwa perhitungan GFI yang dianalogkan R2 pada model regresi sebesar 0,97, hasil ini menunjukkan hasil yang baik, karena mendekati nilai 0,9. Hasil RMSEA sebesar 0,000 yang kurang dari 0,08 menunjukkan kriteria baik dalam mengukur nilai penyimpangan parameter model dengan matriks kovarians populasi. Nilai tersebut menunjukkan proporsi varians dalam matriks kovarian populasi yang terestimasikan. Sementara ukuran AGFI sebagai nilai GFI yang telah disesuaikan dengan derajat kebebasan model penelitian berada pada interval kriteria yang masih cukup baik. Secara keseluruhan, berdasarkan ukuran penggunaan SEM tersebut dapat dinyatakan model modifikasi dapat menghasilkan model yang baik, karena itu analisis model utama dapat dilanjutkan dengan menggunakan ukuran signifikansi dan besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen. Hasil pengukuran hubungan signifikansi antar variabel dapat diketahui dari output model dengan melihat besarnya t-value yang dihasilkan. Adapun model yang dihasilkan oleh model persamaan struktural (SEM) dengan t-value dapat dilihat pada Gambar 6. 25 Chi-Square=17.75, df=26, P-value=0.88474, RMSEA=0.000 Gambar 6. Diagram path SEM pengaruh variabel fundamental dan teknikal terhadap harga saham (t-value) Berdasarkan Gambar 6 dapat dilihat terdapat empat dari delapan pengujian indikator berpengaruh secara positif dan signifikan antara lain: dari teknikal ke volume penjualan saham, dari fundamental ke tingkat bunga deposito, dari fundamental nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, dari fundamental ke current ratio. Sedangkan ada empat indikator yang berpengaruh negatif dan signifikan antara lain: dari fundamental ke jumlah uang beredar, dari fundamental ke return on investment, dari fundamental ke tingkat inflasi dan dari teknikal ke harga saham lalu. Hal tersebut menunjukkan bahwa indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur variabelnya sudah cukup baik dan dapat diterima. Delapan hasil pengujian tersebut sekaligus menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai masing-masing indikator variabel yang ada akan membuat variabel semakin besar. Apabila terdapat koefisien jalur berwarna merah, maka nilai tersebut tidak signifikan, hal ini dikarenakan kurang dari 1,96 yang merupakan nilai kritis uji-t pada taraf nyata 5% (Suharjo dan Suwarno 2002). Yang tidak signifikan adalah variabel laten yaitu variabel teknikal terhadap harga saham. Hal ini, ditunjukkan dengan nilai t hitung < t tabel dan koefisein jalurnya berwarna merah. Sedangkan untuk nilai koefisien lintas model yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 7. 26 Chi-Square=17.75, df=26, P-value=0.88474, RMSEA=0.000 Gambar 7. Diagram koefisien hasil SEM pengaruh variabel fundamental dan teknikal terhadap harga saham (Standardized Loading Factor) Gambar 6 menunjukkan koefisien nilai model yang menunjukkan nilai pengaruh antar variabel. Semakin besar nilai factor loading maka semakin besar pengaruhnya dan semakin besar kontribusinya. Untuk nilai yang negatif dapat diartikan bahwa variabel tersebut memiliki pengaruh yang negatif dan tetap memiliki pengaruh yang signifikan jika nilainya lebih dari T tabel=1,96. Pengujian Hipotesis Pengaruh secara serentak maupun parsial variabel-variabel fundamental dan teknikal terhadap Harga Saham (Pengujian Hipotesis 1) Untuk membuktikan hipotesis pertama yaitu “diduga terdapat pengaruh signifikan secara simultan maupun parsial dari variabel-variabel fundamental terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Namun perlu diketahui bahwa dalam analisis SEM, data yang tidak memiliki nilai atau angka misalnya nol (0) secara otomatis akan diabaikan dalam analisis selanjutnya. Oleh karena data riil dari delapan variabel fundamental dan teknikal yang telah terkumpul tersebut tidak ditemukan data yang tidak memiliki nilai atau angka atau tercatat sebesar nol (0), maka unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini tetap sebanyak 100, jumlah ini diketahui setelah proses komputerisasi SEM ini dijalankan. Adapun hasil analisis pengaruh variabel fundamental dan teknikal baik simultan maupun secara parsial terhadap harga saham dapat dilihat pada Gambar 27 7. Dari kedua variabel yang pengaruh tersebut, pengaruh variabel fudamental terhadap harga saham lebih kuat pengaruhnya daripada variabel teknikal terhadap harga saham.Hasilnya secara umum variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap harga saham karena berdasarkan hasil nilai probabilitasnya terima Ho. Delapan variabel bebas berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Berdasarkan Gambar 7 dapat dilihat secara terperinci bobot pengaruh (regression weights) indikator fundamental dan teknikal secara simultan seperti yang disajikan pada diagram path tersebut. Diagram tersebutmenunjukkan nilai koefisien terbesar variabel laten fundamental yaitu -0,35 dan p-value terkecil yaitu 0,88, nilai ini lebih tinggi dari pada nilai koefisien variabel teknikal sebesar -0,09 dengan p-value 0,147. Adapun nilai loading faktor secara parsial dari masingmasing indikator fundamental dan teknikal ini dapat dilihat dalam Gambar 7. Kontribusi yang paling tinggi pengaruhnya berasal dari volume penjualan saham dengan koefisien sebesar 1,00, berikutnya diikuti oleh jumlah uang beredar (bobot= 0,55), tingkat bunga deposito (bobot =0,53), nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika (NLTR) (bobot= 0,52), return on investment (bobot= -0,28), tingkat inflasi (TI) (bobot= -0,15), current ratio (bobot= 0,13) dan harga saham lalu (HSL) (bobot= -0,10). Penjelasan mengenai pengaruh parsial variabel fundamental dan teknikal terhadap harga saham adalah sebagai berikut: 1. Variabel volume penjualan saham berpengaruh positif dan signifikan, serta memiliki pengaruh yang dominan. Secara teoritis, hal ini sejalan dengan pemikiran analis teknikal yang menyatakan bahwa volume penjualan saham menunjukkan seberapa produktif suatu perusahaan dan keberhasilan dalam menjualan sahamnya. Volume penjualan yang meningkat adalah sebuah pertumbuhan yang dialami perusahaan tersebut. Semakin besar volume penjualan, maka semakin besar pula kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan. Hal ini akan membuat investor semakin percaya kepada perusahaan industri perbankan, dengan meningkatnya kepercayaan investor, maka permintaan terhadap saham akan meningkat dan harga saham pun juga ikut naik. Naiknya harga saham, maka akan terjadi capital gain yang meningkatkan return saham (Gambar 9). Demikian pula sebaliknya, jika volume penjualan menurun, maka akan mengakibatkan menurunnya return yang diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2003), menyatakan bahwa volume penjualan saham mempunyai pengaruh positif dan signifikan, serta pengaruh yang paling dominan terhadap harga saham perusahaan. Selain itu, hasil penelitian ini sesuai dengan ekspektasi peneliti yang menyatakan bahwa volume penjualan saham mempunyai arah koefisien yang positif. Hal ini dikarenakan volume penjualan saham industri perbankan yang terus meningkat dari tahun 2008-2012 sebesar 14,7 persen (Bank Indonesia 2012). 2. Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham adalah jumlah uang beredar dengan nilai t-hitung sebesar -8,78 dan nilai koefisien sebesar 0,55. Variabel jumlah uang beredar arahnya negatif. Hasil penelitian ini bertentangan dengan teori yang ada. Terjadinya kontradiksi ini adalah adanya kemungkinan bahwa dana yang dimiliki masyarakat tersebut tidak banyak yang digunakan dalam perdagangan saham industri perbankan di BEI, tetapi 28 digunakan untuk keperluan transaksi dan berjaga-jaga. Selain itu adanya kemungkinan dana tersebut digunakan dalam perdagangan saham pada perusahaan selain obyek penelitian. Hal ini juga dimungkinkan oleh faktor ekspektasi dari investor. Bila uang beredar naik maka akan menyebabkan naiknya tingkat inflasi (Gambar 9). Investor akan memperkirakan bahwa harga saham akan turun sehingga investor menjual sahamnya. Penjualan ini akan menyebabkan supply saham meningkat dan pada akhirnya akan menurunkan harga saham. 3. Variabel yang berpengaruh terhadap harga saham adalah tingkat bunga deposito dengan nilai t-hitung sebesar 8,69 dan nilai koefisien sebesar 0,53. Penelitian ini telah membuktikan bahwa tingkat bunga deposito berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Tarkhani (2005) yang menyatakan bahwa tingkat bunga deposito memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan. Tingkat bunga deposito merupakan salah satu dari beberapa indikator ekonomi moneter Indonesia. Tingkat bunga deposito yang positif menunjukkan bahwa semakin naik tingkat bunga deposito, maka akan mempengaruhiinvestor dalam menanamkan dananya pada saham perusahaan perbankan. Perubahan tingkat bunga deposito dapat mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Perubahan tingkat suku bunga deposito akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, jika tingkat bunga deposito meningkat, maka harga saham akan turun, demikian pula sebaliknya. Jika tingkat bunga deposito turun, maka harga saham turun. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang ada. Secara teoritis, investor cenderung lebih menyukai menabung pada saat tingkat bunga deposito tinggi, sebab investasi di bidang ini relatif tidak mengandung risiko. Sebaliknya investor akan lebih menyukai kecenderungan menginvestasikan uang dalam bentuk saham ketika tingkat bunga deposito rendah. Akan tetapi untuk perusahaan yang bergerak di bidang keuangan seperti halnya bank, asuransi dan perusahaan penjaminan, pengaruh perubahan suku bunga terhadap return saham adalah positif, artinya jika suku bunga naik maka return saham juga akan meningkat dan demikian pula sebaliknya. Apabila tingkat suku bunga deposito mengalami kenaikan maka investor akan lebih tertarik untuk menanamkan sahamnya pada deposito dari pada saham. Semakin banyaknya dana yang terhimpun oleh bank, berarti bank akan dapat menyalurkan dana lebih banyak ke masyarakat untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Karena terjadi peningkatan performa dari perusahaan perbankan ini, maka tentu saja investorakan tertarik menanamkan sahamnya. Permintaan saham yang meningkat ini akan menyebabkan naiknya harga saham sehingga terjadi capital gain yang akan meningkatkan return saham perusahaan tersebut. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 8. 29 10,00% 8,67% 7,15% 8,00% 6,50% 6,58% 5,77% 6,00% 4,00% 2,00% 0,00% 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Gambar 8. Suku bunga tahunan Bank Indonesia (2008 – 2012) Hal ini justru merupakan kebalikan dari ekspektasi koefisien oleh peneliti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya yaitu pengaruh tingkat bunga deposito mempunyai pengaruh yang negatif. Kontradiksi ini dapat terjadi karena investor lebih mengikuti teori analisis fundamental daripada pengaruh faktor-faktor lain yang akan mempengaruh perilaku investor untuk membeli dan menjual saham. Hal ini, juga terjadi dikarenakan data empiris (Gambar 9) menunjukkan bahwa rata-rata return saham IHSG di Indonesia mengalami kenaikan dari tahun 2008-2012. 4. Variabel yang berpengaruh terhadap harga saham adalah variabel nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dengan nilai t-hitung sebesar 8,67 dan nilai koefisien sebesar 0,52. Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Tarkhani (2005) yang menyatakan bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika memiliki pengaruh positif dan signifikan. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Bowonu (2007), yang menyatakan bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan ekspektasi peneliti yang mengharapkan koefisien variabel nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika memiliki nilai negatif, artinya return yang berasal dari kenaikan harga saham masih relatif lebih baik daripada kerugian yang diakibatkan terdepresiasinya Rupiah bagi investor asing. Gambar 9. Rata-rata return saham IHSG tahun 2008-2012 30 5. Variabel yang berpengaruh terhadap harga saham adalah variabel return on investment dengan nilai t-hitung sebesar -5,46 dan nilai koefisien sebesar -0,28. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Bowonu (2007) dan Hidayat (2003), yang menyatakan bahwa variabel ROI memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. ROI yang arahnya negatif berarti, pengaruh variabel ROI memiliki pengaruh yang negatif. Penelitian ini menunjukkan bahwa ROI memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hal ini, sejalan dengan teori yang ada, yang menyatakan bahwa semakin tinggi ROI maka semakin tinggi pula harga saham perusahaan. Tujuan perusahaan perbankan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan yang juga berarti memakmurkan kesejahteraan pemegang saham, maka tentu langkah yang paling tepat bagi perusahaan perbankan adalah mencari kesempatan investasi yang benar-benar dapat menghasilkan ROI yang tinggi. Sebab semakin tinggi ROI maka harga saham akanmeningkat. 6. Variabel yang berpengaruh terhadap harga saham adalah tingkat inflasi dengan nilai t-hitung sebesar -3,03 dan nilai koefisien sebesar -0,15. Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomiterlalu panas (overheadted). Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produk, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan menurunkan daya beli uang. Selain itu, inflasi yang tinggi dapat mengurangi tingkat pendapatan rill yang diperoleh investor dari investasinya. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hooker (2004) yang menyatakan bahwa inflasi memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham dan mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mok (1993), yang menyatakan bahwa tingkat inflasi berpengaruhsignifikan terhadap harga di Hongkong. Selain itu, tingkat inflasi yang terjadi tidak terlalu bagus, dikarenakan data tingkat inflasi yang terjadi pada tahun 2008-2012 menunjukkan grafik yang fluktuatif dan kondisi perekonomian yang tidak stabil (Gambar 10), hasil yang menunjukkan bahwa tingkat inflasi terhadap harga saham arahnya negatif, artinya, bila tingkat inflasi meningkat, maka akan membuat kepercayaan investor ragu-ragu untuk menanamkan modalnya pada perusahaan perbankan. Hasil penelitian ini, tidak sesuai dengan arah koefisien yang diharapkan peneliti pada bab sebelumnya yang menyatakan bahwa arah tingkat inflasi positif. 31 12,00% 10,30% 10,00% 8,00% 4,89% 6,00% 5,38% 5,13% 4,27% 4,00% 2,00% Tahun 0,00% 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 10. Grafik tingkat inflasi tahun 2008-2012 7. Variabel yang memiliki pengaruh terhadap harga saham adalah variabel CR dengan nilai t-hitung sebesar 2,81 dan nilai koefisien sebesar 0,13. Variabel CR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan, menunjukkan bahwa hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang ada, yang menyatakan bahwa CR berpengaruh terhadap harga saham (Hooker, 2004). CR sangat berguna untuk mengukur likuiditas perusahaan. CR untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Semakin tinggi CR, maka kinerja perusahaan baik, dan akan berdampak pada kenaikan harga saham, Penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2003), yang menyatakan bahwa CR memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. 8. Variabel yang berpengaruh terhadap harga saham adalah variabel harga saham lalu dengan nilai t-hitung sebesar -2,01 dan nilai koefisien sebesar -0,10. Hasil penelitian ini mendukung penelilitian yang dilakukan Hidayat (2003), yang menyatakan harga saham lalu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Harga saham lalu memiliki pengaruh yang signifikan, artinya, investor lebih cenderung untuk menggunakan harga saham lalu untuk mengambil keputusan investasi dan cenderung tidak menahan saham dalam waktu yang lama untuk menjual sahamnya. Berdasarkan penjelasan di atas maka untuk melihat perbandingan koefisien hasil penelitian dengan koefisien yang diharapkan peneliti dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Perbandingan koefisien yang diharapkan dengan koefisien hasil penelitian Variabel fundamental dan teknikal Current ratio Return on investment Tingkat bunga deposito Tingkat inflasi Ekspektasi koefisien + _ + Koefisien hasil penelitian + + - 32 Lanjutan Tabel 5. Variabel fundamental dan teknikal Jumlah uang beredar Ekspektasi koefisien - Koefisien hasil penelitian - Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika - + Volume penjualan saham + + Harga saham masa lalu - - Atas dasar analisis di atas dapat dikatakan bahwa indikator fundamental dan teknikal terpenting yang perlu diperhatikan dalam menganalisis harga saham adalah memperhatikan volume penjualan saham, selanjutnya memperhatikan indikator jumlah uang beredar, tingkat suku bunga deposito, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, ROI, tingkat inflasi, CR dan harga saham lalu. Besarnya pengaruh dominan volume penjualan saham terhadap harga saham ini mendukung riset lain dimana volume penjualan saham adalah hal paling penting bagi investor maupun calon investor mempertimbangkan risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Investor seharusnya melakukan analisis sebelum menentukan saham yang akan dibeli. Dalam melakukan analisis, investor membutuhkan informasi. Adanya informasi yang dipublikasikan akan merubah keyakinan para investor yang dapat dilihat dari reaksi pasar. Salah satu reaksi pasar tersebut adalah reaksi volume penjualan saham dan untuk mengetahui kondisi saham (Abarbanell dan Bushee, 1998). Hasil penelitian ini ditemukan bahwa variabel fundamental dan teknikal mempunyai mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap harga saham. Temuan ini mendukung hasil penelitian Bowonu (2007) yang juga menemukan bahwa variabel fundamental dan teknikal mempunyai pengaruh secara parsial terhadap harga saham. Bowonu (2007) menganalisis dengan menggunakan alat analisis SEM dan menggunakan program AMOS dengan variabel ROI, CR, TI dan harga saham lalu sebagai indikator faktor fundamental dan teknikal secara signifikan mempengaruhi harga saham. Demikian pula dengan penelitian Sulistiono dan Sugeng (1994), juga menemukan pengaruh bahwa harga saham dipengaruhi secara parsial oleh kesembilan variabel bebas yang diajukan dalam peneletian dan dari model analisis regresi yang dilakukan ada dua variabel yang mempunyai pengaruh nyata secara parsial terhadap harga saham. Variabelvariabel tersebut adalah jumlah uang beredar dan harga saham masa lalu. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk membuktikan hipotesis pertama yaitu “diduga terdapat pengaruh signifikan secara simultan maupun parsial dari variabel-variabel fundamental dan teknikal terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah terbukti dan dari penjelasan diatas maka hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini (H1) diterima. Pengaruh Indikator Harga Saham Lalu Terhadap Harga Saham (Pengujian Hipotesis II) Adapun hasil analisis variabel fundamental dan teknikal yang mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar tersebut dapat menjelaskan bahwa dengan = 0,05, dari delapan variabel 33 fundamental dan teknikal yang digunakan, terlihat delapan variabel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham karena memiliki p-value lebih kecil dari 0,05. Dari delapan variabel tersebut,variabel volume penjualan saham memiliki pengaruh signifikanyang dominan dan terbesar karena memiliki estimate terbesar dengan p-value lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk membuktikan hipotesis kedua yaitu “diduga indikator harga saham lalu mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia” terbukti. Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis kedua (H2) diterima. Pengaruh signifikan variabel harga saham masa lalu terhadap harga saham sekarangmemberi arti yang sejalan dengan pendapat analis teknikal yakni bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan, informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga dari waktu yang lalu dan karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang. Indikator ini memberi arti bahwa masyarakat dan investor cenderung menyukai investasi berjangka pendek, dan tidak menahan sahamnya dalam waktu yang lama untuk mendapatkan deviden. Hipotesis ini berdasarkan pada kondisi perekonomian yang kurang bagus dan kurang stabil pada saat ini, maka diperkirakan bahwa investor akan cenderung menanamkan modalnya dalam jangka pendek dan mengharapkan keuntungan dari adanya perubahan pasar. Sehingga investor akan lebih cenderung melihat harga saham di masa lalu untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bowonu (2007) yang menyatakan bahwa harga saham lalu untuk beberapa bank berpengaruh cukup signifikan terhadap perkembangan harga saham saat ini. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2003), yang mengatakan bahwa indikator harga saham lalu tidak berpengaruh signifikan dan mempunyai arah koefisien yang negatif terhadap perkembangan harga saham perusahaan. Hal ini, dikarenakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2003) pada periode tahun yang berbeda dan pada industri yang berbeda dengan penelitian ini. Begitu pula mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Santika (1991), yang menyatakan bahwaharga saham lalu berpengaruh signifikan dan paling dominan terhadap harga saham perusahaan. Implikasi dari kesimpulan uji statistik di atas adalah bahwa indikator volume penjualan saham dan jumlah uang beredar harus lebih diperhatikan dibandingkan indikator-indikator lainnya, karena memiliki nilai koefisien atau pengaruh yang paling besar terhadap harga saham. Volume penjualan saham merupakan dasar untuk melihat dari reaksi pasar terhadap harga saham dipasar dan jumlah uang beredar (M2) merupakan keseluruhan jumlah uang yang dikeluarkan secara resmi baik oleh bank sentral berupa uang kartal maupun uang giral dan uang kuasi (tabungan, valas dan deposito). Pola Pergerakan Harga Saham pada Industri Perbankan (Hipotesis III) Selain membuktikan kedua hipotesis tersebut, dalam penelitian ini juga berupaya untuk membuktikan sejauh mana kontribusi ketepatan model ini digunakan dalam menganalisis pengaruh variabel-variabel fundamental dan teknikal terhadap harga saham tersebut. Berdasarkan Gambar 5 menunjukkan 34 bahwa besarnya kontribusi ketepatan model dalam menganalisis pengaruh variabel-variabel fundamental dan teknikal terhadap harga saham tersebut diamati berdasarkan Goodness of Fit Index (GFI) dan Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI). Nilai dari kedua indeks tersebut dapat dilihat berdasarkan rincian yang tertera pada summary of models (Lampiran 5), menunjukkan bahwa nilai default model untuk GFI sebesar 0,97 atau 97% dan untuk AGFI sebesar 0,95 atau 95%. Kedua nilai indeks tersebut terlihat lebih besar dari nilai independence model-nya yaitu untuk GFI sebesar 0,594 atau 59,4% dan untuk AGFI sebesar 0,504 atau 50,4%. Dari kedua nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa kontribusi model yang digunakan dalam penelitian ini cukup tinggi karena ditunjukkan oleh nilai yang cukup tinggi sehingga model yang dikembangkan dalam penelitian ini cukup tepat. Hasil penelitian ini juga menghasilkan bahwa adanyahubugan antara variabel-variabel fundamental dan teknikal terhadap harga saham industri perbankan di BEI. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa adanya kontribusi yang besar dalam menjelaskan variansi harga saham industri perbankan yang telah terdaftar di BEI. Hal ini berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan SEM dengan melihat pada nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) atau dalam hasil SEM dilihat dari nilai GFI yang dianalogikan dengan R2 yaitu sebesar 0,97. Data ini memperlihatkan bahwa nilai Adjusted R Square mendekati satu. Nilai statistik ini mempunyai makna bahwa variabel bebas mempunyai hubungan dan pengaruh pola yang kuat, artinya harga saham dapat dijelaskan oleh variabel bebas sebesar 97% dan sisanya 3% dijelaskan oleh variable-variabel lain yang tidak termasuk dalam model. Variabelvariabel fundamental dan teknikal terhadap harga saham mampu menjelaskan pola (variansi) pergerakan harga saham pada industri perbankan yang telah terdaftar di BEI (H3 diterima). Implikasi Manajerial Implikasi Bagi Manajemen Perusahaan Hendaknya pihak perusahaan tidak hanya memperhatikan faktor-faktor fundamental saja, tetapi memperhatikan faktor teknikal juga dalam menentukan harga saham dan harus secara cepat dan tanggap untuk memperhatikan informasi yang beredar sehingga dapat dijadikan pedoman bagi para investor dan calon investor dalam pengambilan keputusan investasi. Selain itu pihak manajemen juga perlu memperhatikan dua variabel yang penting dan memiliki pengaruh dalam penelitian ini yaitu, jumlah uang beredar dan volume penjualan saham. Pihak manajemen perusahaan harus dapat mengelola perusahaan untuk mencegah adanya kemungkinan kehilangan kepercayaan calon investor dan kurang jumlah investor, caranya adalah dengan lebih memperhatikan faktor-faktor fundamental dan teknikal yang mempengaruhi harga saham perusahaan dalam rangka peningkatan kepercayaan dan nilai saham perusahaan. 35 Implikasi Bagi Investor di Pasar Modal Investor pada umumnya selalu berusaha untuk meminimalisasikan berbagai risiko yang bersifat jangka panjang maupun risiko yang bersifat jangka pendek. Berbagai perubahan kondisi mengharuskan seorang investor memutuskan apa yang harus dilakukan dan strategi apa yang diterapkan agar tetap memperoleh return yang diharapkan. Untuk itu diperlukan informasi mengetahui variabelvariabel apa saja yang dominan mempengaruhi harga saham, salah satu caranya adalah dengan menganalisis variabel fundamental dan teknikal. Varibael fundamental dan teknikal yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham antara lain; volume penjualan saham, jumlah uang beredar, tingkat bunga deposito, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, tingkat infilasi, ROI, CR, harga saham lalu. Volume penjualan saham adalah variabelyang paling dominan, yang harus diperhatikan oleh investor, karena berdasarkan hasil analisis statistik variabel VPS memiliki pengaruh positif yang signifikan. Variabel yang dominan ini menandakan bahwa VPS merupakan variabel yang tepat dan akurat untuk dijadikan informasi dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi karena dinilai sebagai indikator yang mempunyai tingkat perhitungan yang signifikan secara statistik dan mempunyai arah yang positif pada model SEM, sehingga cukup mampu memberikan gambaran yang akurat bagi investor. Seorang manajer investasi harus mampu melihat kecenderungan variabel yang memiliki nilai yang positif dan signifikan terhadap harga saham, dalam hal ini yaitu variabel volume penjualan saham yang memiliki pengaruh positif dan signifikan serta paling dominan terhadap harga saham. Bagi manajer investasi sangatlah penting untuk memilih tempat berinvestasi yang memiliki informasi yang akurat mengenai varaibel fundamental dan teknikal yang mempengaruhi harga saham karena akan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi setelah melakukan penanaman modal padasaham tertentu, sehingga kemungkinan informasi yang bias dan risiko yang akan dihadapi akan semakin kecil. Impilikasi Bagi Pemerintah Pengambil keputusan dibidang keuangan untuk perusahaan perbankan tersebut lebih banyak dipengaruhi oleh faktor fundamental dan teknikal. Oleh karena itu, pemerintah selaku pengambil kebijakan dibidang moneter, perlu selalu mengendalikan jumlah uang yang beredar untuk meningkatkan investasi dan menekan terjadinya inflasi. Kurs yang stabil juga akan meningkatkan investasi serta mendorong investor untuk memilih membeli saham pada perusahaan perbankan. 5 SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Harga saham pada industri perbankan yang telah terdaftar di BEI dipengaruhi secara parsial oleh kedelapan variabel bebas yang diajukan dalam 36 penelitian.Analisis Structural Equation Modelling (SEM) memiliki delapan variabel yang berpengaruh secara parsial terhadap harga saham. Variabelvariabel tersebut adalah volume penjualan saham, jumlah uang beredar, tingkat bunga deposito, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, ROI, TI, CR dan harga saham lalu. Volume penjualan saham mempunyai arah yang positif dan pengaruh yang dominan. 2. Nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,97 menunjukkan bahwa kontribusi variabel bebas dalam menjelaskan pola perubahan variabel terikat (harga saham) cukup baik. Dapat diambil kesimpulan bahwa model yang dihasilkan oleh SEM Lisrel 8.80 adalah baik, artinya model yang diajukan dapat digunakan untuk menilai pola pergerakan harga saham. SARAN Dalam mengamati pola pergerakan harga saham, terutama pada industri perbankan di pasar modal Indonesia, variabel yang dapat menjadi pertimbangan, adalah volume penjualan saham. Investor perlu meningkatkan kemampuan pemahamannya terhadap interaksi varaibel-variabel yang terkait dengan instrument pasar modal (harga saham). Investor perlu memerhatikan variabel fundamental dan variabel teknikal agar dapat memaksimumkan return dari investasinya. Manajemen perusahaan diharapkan dapat mencermati perilaku investor di pasar modal yaitu dengan memahami keinginan investor sehingga pihak manajemen perusahaan dapat menyusun strategi perusahaan untuk menarik para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Penelitian selanjutnya perlu menambah sampel penelitian dan memperpanjang periode penelitian. Selanjutnya perlu menambah variabel-variabel lain misalnya Debt To Equity Ratio (DPR), Return On Equity (ROE), Price/Book Value (PBV) serta variabel-variabel lain yang juga mempengaruhi harga saham saham, untuk perluasan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Abarbanell, Bushee. 1998. Abnormal Returns to A Fundamental Analysis Strategy. The Accounting review, 1 (1): 19-45 Arifin A. 2004. Membaca Saham. Jakarta (ID): Erlangga. Azwar. 2013. Analisis Investasi Saham pada Sektor Perbankan Kelompok Indeks Lq 45 di Bei [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [BI] Bank Indonesia (ID). [diunduh 24 Juli 2013]. Tersedia pada: http://www.bi.go.id/web/id /Statistik/Statistik+Ekonomi+dan+Keuangan+Indonesia/Versi+HTML/S ektor+Moneter/ Benos A, Papanastasopoulos . 2005. Extending the Merton Model: A Hybrid Approach to Assessing Credit Quality. Working Paper: University of Piraeus. 37 Bowonu. 2007. Analisis Pengaruh Variabel Fundamental dan Teknikal dengan Menggunakan SEM pada Industri Perbankan yang Telah Go Public di BEJ [tesis]. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung. Efferin S. 2008. Metode Penelitian Akuntansi (Mengungkap Fenomena dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif). Cetakan Pertama.Yogyakarta (ID): Graha Ilmu. Ferdinand. 2000. Structural Equation Modelling Dalam Penelitian Manajemen, Semarang (ID): Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali I. 2005. Struktural Equation Modelling: Pengantar. Semarang (ID): Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hair, J. F., Anderson, R. E., Tatham, R. L., and Black, W. C. 1998. Multivariate Data Analysis. Ed ke-5.New Jersey (US): Prentice Hall. Hidayat W. 2003. Analisis Pengaruh Faktor Ekstern terhadap Keputusan Intern Keuangan, Arus Kas Bebas dan Pendapatan Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekofeum Online. 8-9. Indriswari, Rini. 2000. Profil dan Fluktuasi Saham Perusahaan Sektor Perbankan di BEJ. [tesis]. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung. Husnan. 2001. Manajemen Keuangan Teori Dan Penerapan (Keputusan Jangka Pendek) Buku 2 Edisi 4 Cetakan Pertama. Yogyakarta : BPFE Hutami PR. 2012. Pengaruh Dividend Per Share, Return on Equity dan Net Profit Margin terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010. Jurnal Nominal, 1(1): 6-10. Hox JJ, Bechger TM. 1998. An Introduction to Structural Equation Modeling. Washington (US): Family Science Review. Hooker. 2004. Macroeconomic factors and emerging market equity returns: a Bayesian model selection approach. Emerging Markets Review, 5: 379– 387. Komarudin A. 1996. Dasar-dasar Manajemen Investasi. Jakarta (ID): Rineka Cipta. Neuwan WL. 2007. Basic of Social Research: Quanlitative and Quantitative Mankiw. 2006. The Macroeconomist as Scientist and Engineer. Journal of Economic Perspectives, 4: 29-46. Mok MK. 1993. Causality of interest rate, exchange rate and stock price at stock market open and cloes in Hongkong. Asian Pasific Journal, X: 123-129 Munawir. 2002. Analisis laporan Keuangan. Yogyakarta (ID): Liberty Osmad M. 2007. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah, Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating. SNA X, Juli-Agustus: 1-24. Santika, IB Made, 1991. Pengaruh Variabel Fundamental dan Teknikal Terhadap Harga Saham. Journal Ekofeum Online 1 (1), 1-7. Suharjo, Suwarno. 2002. Linear Structural Relationship (LISREL). Teori dan Aplikasinya. Bogor (ID): Jurusan Matematika FMIPA-IPB. Sulistiono, Sugeng. 1994. Analisis beberapa faktor yang berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan farmasi yang Go Public di Indonesia [tesis]. Surabaya(ID) : Universitas Airlangga. 38 Sumiaty, Susanto. 2009. Analisis Pengaruh Variabel-Variabel Fundamental dan Teknikal Terhadap Harga Saham (Studi pada Industri Tekstil yang Go Public di Bursa Efek Jakarta). Wacana 12 (4), 1-12. Tarkhani. 2005. Impact of the Exchange Rate in Investment. The Daily, 1-3. Umar H. 2000. Research Methods in Finance and Banking, Jakarta Business Research Center, Jakarta (ID), Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Waluyo M. 2011. Panduan dan Aplikasi Structural Equation Modeling. Jakarta (ID): PT Indeks. Widodo PP. 2006. Structural Equation Modeling. Jakarta (ID). Universitas Budi Luhur. 39 LAMPIRAN 40 Lampiran 1.Daftar istilah 1. Bank : badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2. Bunga : imbalan yang dibayarkan oleh peminjam atas dana yang diterima; bunga dinyatakan dalam persen (interest). 3. Capital Adequency Ratio (CAR) : Rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). 4. Investor : Orang perorangan atau lembaga baik domestik atau non domestik yang melakukan suatu investasi (bentuk penanaman modal sesuai dengan jenis investasi yang dipilihnya) baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. 5. SEM (Structur Equation Modeling) : merupakan suatu teknik modeling statistika yang telah digunakan secara luas. SEM merupakan kombinasi dari analisis principal component, analisis regresi dan analisis path. 6. Current ratio (CR) : perbandingan aktiva lancar dengan kewajiban lancar 7. Return on investment (ROI) : Perbandingan laba bersih dengan total aset 8. Profitabilitas : Ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. 9. Rasio : perbandingan antara dua hal yang saling berhubungan, biasanya dalam bentuk angka; rasio, umumnya, digunakan untuk mengukur peringkat atau posisi keuangan suatu perusahaan dan analisis untuk pemberian kredit; sin. Nisbah. 10. M2 (Jumlah Uang Beredar) : Uang yang berada di tangan masyarakat yang berupa uang kartal maupun uang giral. 11. Likuiditas: Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau hutang yang harus segera dibayar dengan harta lancarnya. 12. LQ45 : Nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang terbesar 13. ATMR : Aktiva Tertimbang Menurut Resiko. Jumlah dana yang harus disediakan bank dihitung dari kumpulan aset dalam neraca (on-balance sheet) yang telah dikalikan dengan bobot risiko 14. Investasi: Penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang 15. ROE : Ukuran kemampulabaan perusahaan yang mencerminakan tingkat efisiensi, efektivitas operasi dan tingkat leverage keuangan. 16. Quick ratio: Indikator likuiditas perusahaan diperoleh dari aktiva lancar dikurangi persediaan dibagi utang lancar 41 Lanjutan lampiran 1. Daftar Istilah 17. PER (price earning ratio): Ukuran nilai perusahaan yang dicerminkan dari harga saham yang terbentuk di pasar diperoleh dari harga dibagi EPS 18. EPS : Laba per lembar saham diperoleh dari laba setelah pajak dibagi jumlah lembar saham yang beredar. 19. DPR: Saham dibanding jumlah laba bersih yang disediakan bagi pemegang saham 42 Lampiran 2. Ringkasan penelitian terdahulu Peneliti Sumiaty dan Hary Susanto Tahun 2009 Metode Penelitian Analisis Regresi dan korelasi Menggunakan Instrumen SPSS 16 dengan melakukan Uji asumsi klasik, Menggunakan OLS. Budi Bowonu 2007 Analisis clustering Menggunakan Instrumen Structural Equation Modeling (SEM) dan tool AMOS 6 dan spss 10,0 Widi Hidayat 2003 Analisis regresi berganda Menggunakan Instrumen SEM (Structural Equation Modeling) dan tool AMOS 6 dan spss 10,0 Rescyana Putri Hutami 2012 Analisis regresi linear sederhana dan regresi berganda Menggunakan Instrumen SPSS 16 dengan melakukan Uji asumsi klasik, Menggunakan OLS. Kesimpulan Harga saham industri tekstil yang telah terdaftar di BEJ dipengaruhi secara bersamasama oleh kesembilan variabel bebas yang diajukan dalam penelitian Dari model analisis regresi, ada dua variabel yang mempunyai pengaruh nyata secara parsial terhadap harga saham. Variabelvariabel tersebut adalah Jumlah Uang Beredar dan Harga Saham Masa Lalu. Variabel Jumlah Uang Beredar mempunyai arah yang negatif sedangkan Harga Saham Masa Lalu mempunyai arah yang positif dan mempunyai pengaruh yang dominan. Nilai koefisien determinasi (adj. R Square) sebesar 0,917 menunjukkan bahwa kontribusi variabel bebas dalam menjelaskan pola perubahan variabel terikat (harga saham) cukup baik. Harga saham lalu untuk beberapa bank berpengaruh cukup signifikan terhadap perkembangan harga saham saat ini. Secara umum variabel-variabel fundamental dan teknikal menggunakan SEM dapat menjelaskan pola pergerakan harga saham masing-masing bank yang sudah di clusterkan dan memberikan gambaran ada hubungan yang cukup signifikan terhadap variabel-variabel tersebut dengan harga sahamm saat ini. pendapatan saham dipengaruhi tidak signifikan oleh keputusan intern keuangan maupun arus kas bebas. Atau dengan kata lain pendapatan saham dipengaruhi tidak signifikan oleh analisis fundamental. Analisis teknikal untuk variabel faktor ekstern berpengaruh signifikan terhadap keputusan intern keuangan, arus kas bebas dan pendapatan saham Harga saham lalu berpengaruh cukup signifikan terhadap perkembangan harga saham saat ini. 43 Lanjutan lampiran 2. Nama Peneliti Yuliani, Djumilah Zain, Made Sudarma, Solimun (2012) Judul Penelitian Diversification, Investment Opportunity Set, Envinronmental Dynamics and Firm Value (Empirical Study of Manufacturing Sectors in Indonesia Stock Exchange) Keterangan SAMPEL: Perusahaan Publik Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. ANALISIS DATA: Analisis Data menggunakan SEM dengan tools PLS HASIL Analisis diversifikasi berpengaruh signifikan dan positif pada nilai perusahaan Variabel mediasi IOS secara signifikan dan positif mempengaruhi nilai perusahaan variabel interaksi dinamika lingkungan tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Yana Adriana (2002) Analisis Hubungan Rasio Keuangan dengan harga saham pada perusahaan perbankan di BEJ Analisis Cluster dan Regresi Berganda SAMPEL: Perusahaan Perbankan pada Industri Perbankan HASIL: -Hasil Uji parsial ditemukan bahwa ROE muncul dalam persamaan regresi tapi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. - DER,LDR,DPS,ROA,PER dan CAR tidak muncul dalam persamaan regresi Rini Indraswati (2000) Profil dan fluktuatif harga saham perusahaan sektor perbankan di BEJ Yofi Syarkani (1998) Hubungan Kinerja Perbankan dengan perubahan harga saham pada Industri perbankan di BEJ Analisis menggunakan analisis Cluster dan regresi linear berganda SAMPEL : Perusahaan perbankan sebanyak 21 bank yang terdaftar di BEJ periode tahun 1998 HASIL: - Variabel independen yang berpengaruh adalah Total kredit - Tahun 1997 variabel independen yang berpengaruh adalah dana masyarakat Analisis menggunakan regresi linear berganda SAMPEL: Perusahaan perbankan pada BEJ yang terdaftar pada indeks LQ45 HASIL: -CAR,NRRF, LCD,RORA dan rasio hasil kredit secara bersama-sama mempengaruhi harga saham -RORA berpengaruh secara parsial terhada harga saham CAR tidak berpengaruh terhadap harga saham 44 Lanjutan lampiran 2. Penelitian terdahulu menentukan hipotesis No 1 Nama Penulis Widi Hidayat (2003) Judul Effects of Fundamental and Technical Variables on the Share-Price (Case Study in the Telah terdaftar Textile Companies at The BEJ) 2 Budi Bowonu (2007) Analisis Pengaruh Variabel-variabel Fundamental dan Teknikal Terhadap Harga Saham Pada Industri Perbankan Yang Telah Go Publik di BEJ 3 Santika (2000) Anlisis Pengaruh Variabel fundamental dan Teknikal Terhadap Harga Sahma 3 Atika Jauharia Hatta Bambang Sugeng Dwiyanto (2012) 4 Aryo Dwiatmojo RB (2010) 5 Benos dan Papanastasopoulos (2005) The Company Fundamental Factors And Systematic Risk In Increasing Stock Price Pengaruh Variabel Fundamental Eksternal dan Fundamental Internal Terhadap Struktur Modal Serta Nilai Perusahaan Industri Manufaktur Di BEI Extending the Merton Model: A Hybrid Approach to Assessing Credit Quality Variabel ROI CR DPR TI TSBD M2 KURS RP tdh USD VPS HSL ROI DPR CR TI TSBD M2 KURS VPS HSL ROI CR DPR TI TSBD M2 KURS Rp terhadap USD VPS HSL CR ROI/ROA Koefisien + + - ROA/ROI TI KURS + ROA - + + + + + + + + 45 Lampiran 3. Daftar emiten di LQ 45 tahun 2008 – 2012 No. Feb-08 Agst-08 Feb-09 Agst-09 Feb-10 Agst - 10 Feb-11 Agst - 11 Feb-12 Agst - 12 1 AALI AALI ADRO AALI AALI AALI AALI AALI AALI AALI 2 ADHI AKRA AKRA ADRO ADRO ADRO ADRO ADRO ADRO ADRO 3 ANTM ANTM ANTM ANTM ANTM ANTM ANTM ANTM AKRA AKRA 4 ASII ASII AALI ASII ASII ASII ASII ASII ANTM ANTM 5 BBCA BBCA ASII BBCA BBCA ASRI ASRI BBCA ASII ASII 6 BBNI BBNI BNSP BBNI BBNI BBCA BBCA BBNI ASRI ASRI 7 BBRI BBRI BBCA BBRI BBRI BBNI BBKP BBRI BBCA BBCA 8 BDMN BDMN BNGA BDMN BDMN BBRI BBNI BBTN BBNI BBNI 9 BHIT BISI BDMN BISI BISI BBTN BBRI BDMN BBRI BBRI 10 BKSL BLTA BNII BLTA BLTA BDMN BBTN BJBR BBTN BDMN 11 BLTA BMRI BMRI BMRI BMRI BIPI BDMN BMRI BDMN BHIT 12 BMRI BNBR BBNI BNBR BNBR BMRI BJBR BNBR BJBR BJBR 13 BMTR BNGA PNBN BRPT BRPT BMTR BMRI BORN BMRI BKSL 14 BNBR BNII BBRI BTEL BTEL BNBR BNBR BRAU BORN BMRI 15 BNGA BTEL BRPT BUMI BUMI BRPT BRAU BUMI BUMI BORN 16 BNII BUMI BYAN DEWA DEWA BSDE BSDE CPIN CPIN BSDE 17 BRPT CPIN BLTA ELSA ELSA BTEL BTEL DOID DOID BUMI 18 BTEL CPRO BISI ELTY ELTY BUMI BUMI ELTY ELTY BWPT 19 BUMI CTRA CPIN ENRG ENRG DEWA CPIN ENRG ENRG CPIN 20 CPIN DEWA CTRA GGRM GGRM DOID DOID EXCL EXCL ELTY 21 CPRO ELTY ELSA INCO HEXA ELSA ELSA GGRM GGRM ENRG 22 CTRA ENRG SMCB INDF INCO ELTY ELTY GJTL GJTL EXCL 46 Lanjutan Lampiran 3. 23 ELTY INCO INKP INDY INDF ENRG ENRG HRUM HRUM GGRM 24 ENRG INDF INDY INKP INDY GGRM GGRM ICBP ICBP HRUM 25 FREN INKP ITMG INTP INKP INCO GJTL INCO INCO ICBP 26 INCO ISAT INTP ISAT INTP INDF INCO INDF INDF INCO 27 INDF ITMG INDF ITMG ISAT INDY INDF INDY INDY INDF 28 INKP KIJA ISAT JSMR ITMG INTP INDY INTP INTP INDY 29 ISAT ITMG INCO KLBF JSMR ISAT INTP ISAT ITMG INTA 30 KIJA LSIP JSMR LPKR KLBF ITMG ISAT ITMG JSMR INTP 31 KLBF MEDC KLBF LSIP LPKR JSMR ITMG JSMR KIJA ITMG 32 MEDC MIRA LPKR MEDC LSIP KLBF JSMR KLBF KLBF JSMR 33 PGAS MNCN MEDC MIRA MEDC LPKR KLBF KRAS KRAS KIJA 34 PNLF PGAS MIRA PGAS MIRA LSIP LPKR LPKR LPKR KLBF 35 PTBA PNBN PGAS PNBN PGAS MEDC LSIP LSIP LSIP LPKR 36 SMCB PTBA LSIP PTBA PTBA PGAS MEDC MEDC PGAS LSIP 37 SULI SGRO SGRO SGRO SGRO PTBA PGAS PGAS PTBA MNCN 38 TBLA SMCB SMGR SMCB SMCB SMCB PTBA PTBA SIMP PGAS 39 TINS SMGR PTBA SMGR SMGR SMGR SMCB SMCB SMGR PTBA 40 TLKM TBLA TLKM TINS TINS TINS SMGR SMGR TINS SMGR 41 TOTL TINS TINS TLKM TLKM TLKM TINS TINS TLKM TINS 42 TRUB TLKM TBLA TRUB TRUB TRUB TLKM TLKM TRAM TLKM 43 UNSP TRUB UNVR UNSP UNSP UNSP UNSP UNSP UNSP TRAM 44 UNTR UNSP UNTR UNTR UNTR UNTR UNTR UNTR UNTR UNTR 45 UNVR UNTR WIKA UNVR UNVR UNVR UNVR UNVR UNVR UNVR 47 Lampiran 4. Tabel rekapitulasi hasil studi Alat Analisis Sub Analisis Analisis Indikator Reflektif Structural Equation Modelling (SEM) Kesimpulan Variabel volume penjualan saham, perlu diperhatikan dan dipertimbangkan oleh para investor maupun calon investor dalam memilih saham mana yang akan dijadikan sebagai investasi di Bursa Efek Indonesia. Karena variabel yang paling dominan yang dihasilkan oleh analisis SEM adalah VPS (Volume Penjualan Saham). Analisis Rasio Perbankan Semua emiten uji dapat dinyatakan sehat secara uji rasio perbankan. Dan Rasio Keuangan yang dipilih sebagai indikator yang akan di uji dan dilihat pengaruhnya. Analisis Pola Pergerakan Pola pergerakan harga Harga Saham saham dapat dijelaskan dalam Model yang dihasilkan dengan ditunjukkan nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,97. Hal ini, berarti model yang dihasilkan menjelaskan pola pergerakan harga saham dengan cukup baik. 48 Lampiran 5. Hasil pengolahan data SEM Output : L I S R E L 8.80 BY Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Chicago, IL 60646-1704, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-99 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com The following lines were read from file C:\ATUL\DATA.SPJ: Observed Variables CR ROI TBD TI M2 NLTR VPS HSL NS Correlation Matrix From File C:\ATUL\DATA.COR Sample Size = 100 Latent Variables FUNDAMENT TEKNIKAL HARGASAHA Relationships NLTR TBD M2 TI CR ROI = FUNDAMENT VPS HSL = TEKNIKAL NS = HARGASAHA HARGASAHA = FUNDAMENT TEKNIKAL SET THE ERROR VARIANCE OF VPS EQUAL TO FREE SET THE ERROR VARIANCE OF NS EQUAL TO FREE Path Diagram OPTIONS RC RO=0.1 ME=UL AD=OFF IT=900 End of Problem Sample Size = 100 Covariance Matrix to be Analyzed NS CR ROI TBD TI M2 49 Lanjutan Lampiran 5. -------- -------- -------- -------- -------- -------NS 2.00 CR -0.32 2.00 ROI 0.60 -0.12 2.00 TBD -0.26 0.07 -0.17 2.00 TI 0.04 -0.01 0.17 -0.17 2.00 M2 0.35 -0.01 0.08 -0.69 0.15 2.00 NLTR -0.37 0.16 -0.21 0.66 -0.12 -0.54 VPS -0.43 0.04 -0.35 0.38 -0.17 -0.30 HSL -0.04 -0.30 -0.19 -0.08 0.04 0.18 Covariance Matrix to be Analyzed NLTR VPS HSL -------- -------- -------NLTR 2.00 VPS 0.31 2.00 HSL -0.13 -0.16 2.00 Number of Iterations = 11 LISREL Estimates (Unweighted Least Squares) NS = 1.41*HARGASAH,, R² = 1.00 (0.16) 8.72 CR = 0.18*FUNDAMEN, Errorvar.= 1.97 , R² = 0.017 (0.065) (0.14) 2.81 14.19 ROI = - 0.39*FUNDAMEN, Errorvar.= 1.85 , R² = 0.077 (0.072) (0.15) -5.46 12.24 TBD = 0.78*FUNDAMEN, Errorvar.= 1.39 , R² = 0.30 (0.087) (0.20) 8.69 7.12 TI = - 0.21*FUNDAMEN, Errorvar.= 1.96 , R² = 0.022 (0.069) (0.15) 50 Lanjutan Lampiran 5. -3.03 13.47 M2 = - 0.70*FUNDAMEN, Errorvar.= 1.51 , R² = 0.25 (0.080) (0.18) -8.78 8.31 NLTR = 0.74*FUNDAMEN, Errorvar.= 1.45 , R² = 0.27 (0.086) (0.18) 8.67 7.86 VPS = 1.41*TEKNIKAL,, R² = 1.00 (0.050) 28.00 HSL = - 0.13*TEKNIKAL, Errorvar.= 1.98 , R² = 0.0091 (0.067) (0.14) -2.01 13.74 HARGASAH = - 0.35*FUNDAMEN - 0.088*TEKNIKAL, Errorvar.= 0.84, R² = 0.16 (0.098) (0.093) -0.95 -3.60 Correlation Matrix of Independent Variables FUNDAMEN TEKNIKAL -------- -------FUNDAMEN 1.00 TEKNIKAL (0.06) 6.26 0.35 1.00 Covariance Matrix of Latent Variables HARGASAH FUNDAMEN TEKNIKAL -------- -------- -------HARGASAH 1.00 FUNDAMEN -0.39 1.00 TEKNIKAL -0.21 0.35 1.00 Goodness of Fit Statistics 51 Lanjutan Lampiran 5. Degrees of Freedom = 26 Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 17.75 (P = 0.88) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 0.0 90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 3.88) Minimum Fit Function Value = 0.56 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.0 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.039) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.0 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.039) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.97 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 0.65 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (0.65 ; 0.69) ECVI for Saturated Model = 0.91 ECVI for Independence Model = 0.95 Chi-Square for Independence Model with 36 Degrees of Freedom = 76.47 Independence AIC = 94.47 Model AIC = 55.75 Saturated AIC = 90.00 Independence CAIC = 126.92 Model CAIC = 124.25 Saturated CAIC = 252.23 Root Mean Square Residual (RMR) = 0.11 Standardized RMR = 0.056 Goodness of Fit Index (GFI) = 0.97 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.95 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.56 Normed Fit Index (NFI) = 0.27 Non-Normed Fit Index (NNFI) = -0.02 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.20 Comparative Fit Index (CFI) = 0.27 Incremental Fit Index (IFI) = 0.41 Relative Fit Index (RFI) = -0.01 Critical N (CN) = 82.07 The Problem used 14176 Bytes (= 0.0% of Available Workspace) Time used: 0.016 Seconds 52 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Bima pada tanggal 9 September 1989, anak keempat dari tujuh bersaudara dari pasangan Masykur H. M. Yasin, SP dan Mukminah H. Mansyur . Penulis memulai pendidikan di Taman kanak-kanak TK Roci Loa pada tahun 1993 sampai tahun 1994. Tahun 2000 lulus dari Sekolah Dasar Negeri Sondosia Bima kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Bima dan lulus pada tahun 2004, selanjutnya lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bima pada tahun 2007. Tahun 2007 penulis diterima menjadi mahasiswa Sarjana Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor) pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan lulus pada tahun 2011. Tahun 2012 penulis melanjutkan ke Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Selama masa perkuliahan, penulis aktif mengikuti organisasi IDC (IPB Debate Club) selama satu periode kepengurusan. Tahun 2009 sebagai bendahara divisi project IAAS serta staf divisi marketing COM@. Penulis juga aktif dalam Organisasi Mahasiswa Daerah Bima yang bernama FKMBB (Forum Mahasiswa Bima Bogor) IPB. Selain itu, penulis juga mengikuti beberapa kepanitiaan yang diadakan oleh Himpunan Profesi Manajemen (COM@). Bulan Juni 2010 penulis mengikuti Symposium IASS di UPM (Universitas Putra Malaysia) dan pada bulan Juli 2011 penulis mengikuti lomba PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional) yang diadakan oleh DIKTI di UNHAS dan berhasil mendapatkan juara favorit kategori presentasi ilmiah.