VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan

advertisement
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Analisis pendapatan usahatani berdasarkan nilai R/C atas biaya tunai dan
biaya total pada luasan lahan rata-rata (0.4 hektar) adalah 3.5 dan 2.5,
sedangkan niali R/C pada luasan lahan satu hektar masing-masing sebesar 3.3
dan 2.6. Hal ini menunjukkan usahatani kembang kol menguntungkan atau
efisien untuk diusahakan oleh petani kelompok ”Suka Tani”
2. Proses pemasaran kembang kol dari petani hingga konsumen melibatkan
lembaga pemasaran pedagang pengumpul, pedagang grosir, dan pedagang
pengecer. Terdapat lima saluran pemasaran kembang kol pada kelompok tani
”Suka Tani”, di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat. Masing-masing lembaga pemasaran memiliki fungsi-fungsi
dalam proses pemasaran kembang kol. Struktur pasar pelaku pemasaran
kembang kol untuk pedagang pengumpul dan pengecer cendrung bersifat
pasar bersaing sempurna. Sedangkan untuk pedagang grosir masing-masing
Pasar Induk Kramatjati, Pasar Cisarua dan Pasar TU cendrung mengarah pada
struktur pasar oligopoli. Harga yang terjadi berdasarkan mekanisme pasar.
Sistem pembayaran yang terjadi adalah tunai. Kerjasama antara petani dan
lembaga pemasaran sudah berlangsung lama, sehingga terjalin hubungan baik
dan rasa saling percaya. Berdasarkan marjin pemasaran kembang kol pola
pemasaran V merupakan saluran pemasaran yang paling efisien, karena
saluran pemasaran ini memiliki marjin pemasaran terkecil yakni sebesar Rp
2,500,- per kilogram kembang kol. menurut farmer’s share bagian terbesar
yang diperoleh petani kembang kol berada pada saluran pemasaran V yaitu
sebesar 56.5 dengan demikian saluran pemasaran V merupakan saluran
pemasaran paling menguntungkan bagi petani. Sedangkan menurut rasio
keuntungan terhadap biaya terbesar secara total menunjukkan saluran V
memiliki pengambilan keuntungan sebesar 3.63.
8.2 Saran
1. Usahatani Kembang kol kelompok tani ”Suka Tani” masih menguntungkan
bila petani mampu menjual kembang kol tidak kurang dari harga pokok
produksi/biaya per unit. Petani juga disarankan untuk terus memantau
informasi pasar kembang kol, sehingga petani dapat mengetahi kondisi pasar
sehingga petani memiliki posisi tawar yang lebih tinggi.
2. Pemerintah membantu petani dalam penyediaan informasi mengenai teknik
budidaya kembang kol yang efisien misalnya pada penggunaan input dan
sarana produksi sehingga biaya yang dikeluarkan petani rendah dan hasil yang
diperoleh tinggi.
3. Disarankan petani memilih saluran pemasaran IV dan V yang memiliki nilai
Farmer’s share dan rasio keuntungan yang paling besar diantara saluran
lainnya. Oleh karena itu agar proses pemasaran dapat berjalan denganbaik dan
keuntungan petani dapat lebih tinggi diharapkan wadah kelompok Tani ”Suka
Tani” difungsikan dengan baik sehingga pemasaran dapat dilakukan secara
kolektif untuk mengurangi biaya pemasaran serta dapat meningkatkan
bargaining position petani dalam keputusan pengambilan harga.
97
DAFTAR PUSTAKA
Ashari S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia. (UI- Press).
Jakarta
Asmarantaka RW. 1999. Pemasaran Pertanian. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Dahl DC, Hammond J. 1977. Market and Price Analysis The Agriculture
Indutries. Mc. Graw-Hill Inc. New York.
Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan 2002-2007. Laporan Tahunan Dinas
Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Jawa Barat. Bogor
Direktorat Jendaral Hortikultura. 2008. Produksi Sayuran Indonesia. Jakarta
Gittinger JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Universitas
Indonesia (UI-Press). Jakarta
Harjadi. 1999. Dasar-dasar Hortikultura. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor
Hernanto F. 1991. Ilmu Usahatan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Limbong WH, Sitorus P. 1987. Pengantar Tataniaga Pertanian. Jurusan IlmuIlmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Limbong WH, Sitorus P. 1997. Pengantar Tataniaga Pertanian. Jurusan Ilmuilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Maharany D. 2007. Analisis Usahatani dan Tataniaga Jamur Tiram Putih (Studi
Kasus: Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung)
[Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Meryani N. 2008. Analisis Usahatani dan Tataniaga Kedelai Di Kecamatan
Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Purba AP. 2008. Analisis Pendapatan Usahatani dan Saluran Pemasaran Pepaya
California di Desa Cimande dan Lemahdulur, Kecamtan Caringin,
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana
Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor.
Rachmina D, Burhanuddin. 2008. Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi.
Departemen Agribinis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institiut
Pertanian Bogor. Bogor.
Riyanto. 2005. Analisis Pendapatan Cabang Usahatani dan Pemasaran Padi (kasus
di Tujuh Desa, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Propinsi Jawa
Tengah) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Sari YI. 2006. Analisisi Sistem Pemasaran Wortel dan Bawang Daun (Studi kasus
:Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, propinsi Jawa
Barat) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Silalahi H. 2009. Analisis Pendapatan Usahatani dan Pemasaran Talas di
Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat [Skripsi].
Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Siregar FM. 2008. Analisis Usahatani Cabai Merah Organik (Studi Kasus
Kelompok Tani ”Kaliwung Kalimuncar” Desa Tugu Utara, Kecamatan
Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Soeharjo A dan Dahlan Patong. 1973. Sendi-Sendi Pokok Ilmu Usahatani.
Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Soekartawi. 2006. Analisis Usahatan dan Penelitian Untuk Pengembangan
Pertanian Kecil. Universitas Indonesia. Jakarta
Sudiyono A. 2002. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang.
Malang.
Suratiyah K. 2009. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta
99
Tjakrawiralaksana A. 1983. Usahatani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. CV. Seraya. Jakarta
Timur
Umar H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
100
Download