BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Barium heksaferit adalah salah satu material magnet yang banyak digunakan saat ini. Hal ini dikarenakan Barium heksaferit merupakan magnet permanen yang memiliki daya guna yang bagus namun harganya lebih murah bila dibandingkan dengan material magnet sejenis. Kelebihan Barium heksaferit diantaranya yaitu harganya yang relatif murah, mempunyai anisotropi kristalin magnet yang cukup besar, koersivitas tinggi (6700 Oe), suhu curie yang tinggi (450 oC), magnetisasi saturasi yang relatif besar (78 emu/g), kestabilan kimiawi yang baik, tahan korosi(Tang,x. 2005). Dan pembuatannya yang relatif mudah. Bahan Barium heksaferit dapat disintesis menggunakan beberapa metode yang telah dikembangkan, diantaranya kristalisasi dari kaca, mekano-kimia, metalurgi serbuk, high ball milling, mekanik paduan sol-gel, aerosol dan kopresipitasi( priyono, 2010) Magnet Barium ferit mulai dikembangkan pada awal 1960, sebagai alternatif untuk menggantikan penggunaan magnet logam. Magnet ini termasuk klasifikasi material keramik magnet keras yang memiliki struktur heksagonal (BaFe 12 O 19 ), sehingga dikenal juga dengan nama Barium heksaferit. Struktur yang dimiliki adalah magnetoplumbite (M-type) dengan rumus umum magnetoplumbite adalah (MFe 12 O 19 ) atau MO.6Fe 2 O 3 , dimana M dapat berupa Barium (Ba), Stronsium (Sr) atau Timbal (Pb) (Bahadur,2006). Ferit adalah induksi remanen (Br) = (2,12-4) kG, koersivitas (Hc) = (1,7-3,2) kOe, produk energi maksimum (Bhmaks) = (0,92-3,5) MGOe, densitas (𝜌𝜌)=(4,6-4,9) g/cm3 (Jeffrey,1990). Beberapa penelitian sebelumnya antara lain : “pengaruh aditif SiO 2 terhadap sifat fisis dan sifat magnet pada pembuatan magnet Bao.6Fe 2 O 3 ” pada tahun 2007 menggunakan bahan baku yang sama yaitu BaCO 3 dan Fe 2 O 3 dengan penambahan aditif SiO 2 yaitu: 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2%, dan komposisi BaO.6Fe2O3 dibuat tetap yaitu: 1 mole BaO : 6 mole Fe 2 O 3 ,di kalsinasi 1000oC dan disintering pada suhu 1200oC, dan masing-masing sampel yang telah disintering dikarakterisasi meliputi sifat fisis: uji densitas – porositas, dan sifat magnet: pengukuran kuat magnet (remanensi magnet), serta analisa struktur mikro dengan menggunakan SEM Universitas Sumatera Utara dan XRD. Hasil karakterisasi yang diperoleh adalah sampel dengan aditif 0,5 % dan 1 % SiO 2 , serta disintering 1200oC menghasilkan keramik magnet permanen dengan kekuatan magnet tertinggi sekitar 800 – 990 Gauss, densitas 5,00 – 5,13 g/cm3, dan porositas sekitar 0,57 – 1,60 %. Dari hasil analisa difraksi sinar X ternyata untuk semua variasi aditif SiO 2 menghasilkan fasa BaO.6Fe 2 O 3 , serta dari hasil pengamatan dengan SEM terlihat peran aditif SiO 2 sampai 1% mampu meredam terjadinya pertumbuhan butir (grain growth), dimana untuk sampel dengan aditif 0,5 % dan 1 % SiO2 diperoleh ukuran butir setelah di sintering 1200oC adalah sekitar 1,5 – 2,0 μm. Dan pada penelitian yang dilakukan oleh silviana simbolon pada tahun 2013 “sintesis dan karakterisasi barium m-heksaferit dengan doping ion mn dan temperatur sintering” menggunakan bahan dasar Barium Karbonat (BaCO 3 ), Hematit (Fe 2 O 3 ) danMangan Oksida (MnO),dikalsinasi pada temperatur 10000C selama 2 jam dan variasi temperatur sintering 11000C, 11500C, dan 12000C, masing – masing pada suhu tersebut ditahan selama 2 jam. Karakterisasi yang dilakukan meliputi sifat fisis yaitu densitas dan porositas dengan metode Archimedes, penyusutan dengan menggunakan dilatometer, morfologi dan analisa mikrostruktur dengan menggunakan SEM/EDX dan XRD. Dari hasil pengukuran densitas dan porositas magnet BaFe 12 -xMnxO 19 menunjukkan bahwa nilai densitas cenderung menurun dan porositas meningkat sebanding dengan jumlah doping ion Mn. Kondisi optimum dicapai pada suhu sintering 11000C dengan nilai x = 0,1,menghasilkan densitas = 4,77 g/cm3 dan porositas = 15,4%. Dari hasil foto SEM/EDX terlihat adanya cacat berupa retakan berbentuk garis dengan lebar 2,05 μm dan berpori yang memiliki diameter sebesar 2,88 μm. Dari hasil analisis unsur menunjukkan bahwa kandungan Fe =53,11%, Ba = 11,94%, O = 28,97%, A l=3,38dan C =2,6% (wt%). Oleh sebab itu, proses sistesis maupun komponen unsur-unsur yang terkandung didalam bahan akan berpengaruh terhadap produk akhir yang dihasilkan. Pengaruh suhu dan lama sintering merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan kristalit bahan. Pertumbuhan kristalit ini dapat dipercepat ataupun dibatasi dengan menambahkan unsur-unsur tertentu ke dalam prekursor (Ridwan,2012). Universitas Sumatera Utara 1.2 Perumusan Masalah 1. Apakah BaCO 3 dan Fe 2 O 3 dengan penambahan aditif Nd 2 O 3 layak sebagai bahan untuk pembuatan magnet BaFe 12 O 19 ? 2. Bagaimana pengaruh penambahan aditif Nd 2 O 3 pada BaFe 12 O 19 yang divariasikan dengan berat 0%, 0,8% dan 1,2 % wt terhadap sifat fisis dan sifat magnet pada bahan ? 3. Berapa suhu sintering optimum dan berapa penambahan aditif Nd 2 O 3 yang optimum serta bagaimana pengaruh variasi sintering terhadap sifat fisis, sifat magnet dan struktur kristal pada bahan? 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Magnet permanen Barium Heksaferit dibuat dengan menggunakan proses metalurgi powder dari bahan baku (Fe 2 O 3 ) murni, Barium karbonat murni (BaCO 3 ), dan bahan aditif Neodymium oksida (Nd 2 O 3 ). 2. Komposisi Barium Heksaferit yang digunakan adalah komposisi stoikiometri ( BaO : Fe 2 O 3 = 1:6 mol) 3. Variasi aditif Nd 2 O 3 adalah 0%, 0,8% dan 1,2 % wt. Variasi suhu sintering sebesar 1100 oC, 1150 oC dan 1200oC. 4. Pengujian yang dilakukan meliputi : densitas , X-Ray Diffraction (XRD), Pengukuran kuat medan magnet (fluks density), dan Vibrating Sampel Magnetometer (VSM). 5. Peralatan yang digunakan adalah spatula, beaker glass, mortar, neraca digital 4 digit, furnace high temperatur 46200, X-Ray Difraction (XRD), Hidroulic press, cawan keramik, magnetizer, gaussmeter, oven, jangka sorong, VSM. Dan bahan yang digunakan adalah serbuk Fe 2 O 3 murni, serbuk Barium karbonat (BaCO 3 ), serbuk Neodymium oksida (Nd 2 O 3 ), polimer celuna WE518 dan ethanol. Universitas Sumatera Utara 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Membuat magnet BaFe 12 O 19 dengan penambahan aditif Nd 2 O 3 2. Mengetahui pengaruh penambahan ion Nd pada barium Heksaferit (BaFe 12 O 19 ) dengan menggunakan senyawa Nd 2 O 3 yang divariasikan dan melakukan analisis sifat fisis dan sifat magnet dari BaFe 12 O 19 dengan penambahan dopping Nd 2 O 3 3. Mengetahui suhu sintering optimum pada pembuatan magnit BaFe 12 O 19 dan pengaruhnya terhadap sifat fisis,sifat magnet dan struktur kristal 1.5 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam merekayasa material keramik magnetik berupa magnet permanen berbasis Barium Heksaferit dengan penambahan aditif Nd 2 O 3 serta dapat menjadi informasi tambahan dan dapat dimanfaatkan dalam penelitian selanjutnya. Dalam penelitian ini diharapkan manfaat dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan dasar industri elektronik, peralatan rumah tangga, dan penyerap gelombang mikro. 1.6 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dilaboratorium, yaitu: 1. Pusat Penelitian Pengembangan Fisika (P2F) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) PUSPIPTEK, Serpong. 2. Penelitian dimulai pada 01 Februari 2017 sampai dengan 01 mei 2017. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada masing-masing babadalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Bab I. Pendahuluan Pada Bab ini mencakup latar belakang penelitian, batasan masalah yang akan diteliti, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tempat penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi acuan untuk proses pengambilan data, analisa data serta pembahasannya. Bab III Metodelogi Penelitian Bab ini membahas tentang peralatan dan bahan penelitian, diagran alir penelitian dan pengujian sampel. Bab IV Hasil Dan Pembahasan Bab ini membahas tentang data hasil penelitian dan analisa yang diperoleh dari penelitian Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dan memberikan saran untuk penelitian yang lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara