12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber

advertisement
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah bagian dari ilmu manajemen,
karena itu teori dari ilmu manajemen menjadi dasar pengertian manajemen
sumber daya manusia.
Pengertian manajemen secara umum adalah bekerja dengan beberapa
orang untuk menentukan, mengiterprestasikan dan mencapai tujuan
organisasi
dan
melaksanakan
fungsi
perencanaan,
pengorganisasian,
kepegawaian, pengarahan, kepemimpinan dan pengawasan.
Pengertian manajemen menurut T.Hani Handoko (20001 : 10)
adalah :
“Bekerja
dengan
beberapa
menginterprestasikan
dan
pelaksanaa
perencanaan
fungsi
orang
mencapai
untuk
tujuan
(planning),
menetukan,
organisasi
dengan
pengorganisasian
(organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (leading) serta
pengawasan (controlling). Sedangkan pengertian manajemensumber
daya manusia secara umum adalah mengatur sumber daya manusia
sedemikian rupa untuk mencapai tujuan perusahaan, kesejahteraan
karyawan dan pemenuh kebutuhan masyarakat”.
12
13
Untuk
mendapat
gambaran
lebih
jelas
mengenai
penegertian
manajemen sumber daya manusia, berikut ini akan diuraikan beberapa
definisi manajemen sumber daya manusia dari beberapa ahli manajemen :
Menurut soekidjo notoatmdja (2003:116) manajemen sumer daya
manusia adalah :
“Seni
untuk
merencanakan,
mengorganisasikan,
mengarahkan,
mengawasi kegiatan sumber daya manusia atau karyawan dalam rangka mencapai tujuan organisasi”.
Menurut A.sitohang (2007:10) pengertian sumber daya manusia
adalah :
“Keseluruhan proses perencanaan, pengorganisasian, pengerahan
dan pengawasan terhadap kegiatan pengadaan seleksi, pelatihan,
penempatan, pemberian kompensasi, pengembangan, pengintegrasian,
pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia untuk tercapainya
berbagai tujuan individu, masyarakat, pelanggan, pemerintah dan
organisasi yang bersangkutan”.
Di dalam mencapainya suatu keberhasilan suatu perusahaan sangat
dibutuhkan sumber daya manusia yag berkualitas. Yang menjadi alasan
utamanya adalah karena manusia sangat berperan aktif dan lebih dominan
pada setiap aktivitas perusahaan, sebagai pelaksana, pelaku dan penentu
tujuan atau suksesnya suatu perusahaan.
14
2.2 Definisi Sumber Daya Manusia
Setiap perusahaan dalam mencapai tujuannya selalu memanfaatkan
sumber daya manusia yang dimilikinya yang merupakan faktor terpenting
didalam perusahaan. Dalam suatu organisasi bentuk dari sumber daya
manusia adalah tenaga kerja, karyawan atau pegawai. Peran aktif mereka
dalam setiap kegiatan organisasi sangat penting karena manusia adalah
sebagai pelaku, perencana, dan penentu bagi peningkatan efisiensi dan
efektifitas untuk kemajuan perusahaan dan didukung dan tanpa didukung oleh
kemampuan tenaga kerjanya maka kegiatan organisasi tidak akan berjalan
dengan lancar yang mengakibatkan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan
tidak mudah untuk dicapai.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu
organisasi perusahaan yang ingin berhasil tujuannya harus dapat mengelola
sebaik mungkin sumber daya manusia yang dimilikinya, selain itu juga harus
dikembangkan kemampuannya untuk menghadapi beban pekerjaan yang
semakin kompleks. Sumber daya manusia sangat berbeda dengan sumber
daya manusia lainnya, sehubungan dengan itu maka sumber daya manusia
harus selalu dimotivasi dan harus dapat diperhatikan agar mereka melakukan
tugasnya sesuai dengan tujuan perusahaan.
15
Menurut Drs. H. Hasibuan (2003:9), mengemukakan bahwa definisi
sumber daya manusia adalah “manajemen sumber daya manusia adalah ilmu
atau seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif
dan efisien. Membantu mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat”.
2.3 Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah bagian dari ilmu manajemen
karena teori-teori manajemen menjadi dasar pembahasannya, ini lebih
memfokuskan pembahasan mengenai pengaturan peran manusia dalam
mewujudkan tujuan yang optimal. Jelas sumber daya manusia mengatur
tenaga kerja sedemikian rupa sehingga terwujud tujuan perusahaan, tenaga
kerja dan masyarakat karena manusia selalu berperan aktif dan dominan
dalam setiap kegiatan organisasi, yakni sebagai perencana, pelaku dan
penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan ini tidak mungkin tanpa peran
aktif tenaga kerja bagaimanapun canggihnya alat-alat yang dimiliki.
Mengatur tenaga kerja adalah bagian yang sulit dan kompleks karena mereka
mempunyai pikiran, perasaan, status, keinginan dan latar belakang yang
dibawa didalam organisasi.
Manajemen sumber daya manusia menurut Mutiara (2002:15),
didefinisikan sebagai berikut :
“Manajemen sumber daya manusia sebagai suatu proses yang terdiri atas
perencanaan, pengorganisasian, pegendalian dan pengawasan kegiatan-
16
kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi, pekerjaan,
pengadaan,
pengembangan, kompensasi,
promosi dan pemutusan
hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
Manajemen sumber daya manusia ini mempunyai kekhususan
dibandingkan dengan manajemen secara umum. Karena yang di manage
adalah manusia ini akan berdampak luas.
Manajemen sumber daya manusia personalia merupakan suatu
pengakuan terhadap pentingnya sumber daya manusia atau tenaga kerja
dalam organisasi dan pemanfaatannya dalam berbagai fungsi dan kegiatan
untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen sumber daya manusia
diperlukan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya
manusia dalam organisasi dengan tujuan untuk memberikan kepada
organisasi suatu tujuan kerja yang efektif.
2.4 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Tujuan utama dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk
meningkatkan kontribusi sumber daya manusia terhadap organisasi dalam
rangka mencapai produktivitas organisasi. Hal ini dapat di pahami bahwa
semua kegiatan organisasi dalam mencapai misi dan tujuannya adalah sangat
tergantung kepada manusia yang mengelola organisasi itu. Sebab itu sumber
daya manusia tersebut harus dikelola sehingga berdaya guna dan berhasil
guna dalam mencapai misi dan tujuan organisasi. Tujuan ini Fillipo (2005)
menjabarkan ke dalam 4 tujuan yag lebih operasional sebagai berikut :
17
a. Tujuan Masyarakat (societal objective)
Bertanggung jawab secara sosial dalam kebutuhan dan tantangantantangan yang timbul dari masyarakat. Suatu organisasi yang berda di
tengah-tengah masyarakat diharapkan membawa manfaat bagi masyarakat.
Sebab itu suatu organisasi mempunyai tanggung jawab dalam mengelola
SDM-nya agar tidak brdampak negatif terhadap masyarakat.
b. Tujuan Organisasi (organization objective)
Untuk mengenal manajemen sumber daya manusia itu ada (exist).
Perlu memberikan kontribusi terhadap pendayagunaan organisasi secara
keseluruhan. Manajemen sumber daya manusia bukanlah suatu tujuan dan
akhir dari suatu proses, melainkan suatu perangkat atau alat untuk
membantu tercapainya suatu tujuan organisasi secara keseluruhan. Sebab
itu suatu unit atau bagian manajemen sumber daya di suatu organisasi
diadakan untuk melayani bgian-bagian lain organisasi tersebut.
c. Tujuan fungsi (fungtional objective)
Memelihara (maintain) bagian-bagian lain agar mereka (sumber daya
manusia dalam tiap bagian) melaksanakan tugasnya secara optimal.
Dengan kata lain sumber daya manusia atau karyawan dalam organisasi
itu menjalan kan fungsinya dengan baik.
d. Tujuan Pesonel (personel objective)
Membantu karyawan dalam mencapai tujuan-tujun pribadinya, dalam
rangka pencapaian organisasinya. Tujuan-tujuan pribadi karyawan
18
seharusnya dipenuhi, dan ini sudah merupakan motivasi dan pemeliharaan
(maintain) terhadap karyawan.
2.5 Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Untuk menjabarkan definisi sumber daya manusia, harus dilihat dari
fungsi manajemen sumber daya manusia itu sendiri. Adapun fungsi-fungsi
manajemen sumber daya manusia, Flippo membaginya dalam dua kelompok,
yaitu fungsi manajerial dan fungsi operasional.
a. Fungsi manajerial, mencakup :
1) Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan bagian terpenting dan banyak menyita
waktu dalam proses manajemen. Perencanaan berarti penentuan
program
karyawan
Progaramnya,
yang
akan
pengorganisasian,
menangani
tugas-tugas
pengarahan,
akan
pengendalian,
pengadaan yang dibebankan dalam tujuan individu, organisasi dan
masyar, pengembangan, kompensasi, pengintergrasian, pemeliharaan,
kedisiplinan pemberhentian.
2) Pengorganisasian (organization)
Bila rangkaian kegiatan telah disusun dalam rangka mencapai
tujuan organisasi, maka untuk pelaksanaan kegiatan tersebut harus
diorganisasikan. Organisasi sebagai alat untuk mencapai tujuan secara
efektif, diperlukan pengorganisasian terhadap semua karyawan dengan
menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang,
19
integrasi, dan koordinasi dalam bagian organisasi (organization
chart).
3) Pengarahan (Actuating)
Agar kegiatan yang direncanakan dapat bejalan dengan efektif
diperlukan arahan (directing) dari manajer. Dalam organisasi besar
pengarahan tidak mungkin dilakukan oleh manajer itu sendiri, tapi
didelegasikan pada orang lain yang di beri wewenang untuk itu.
4) Pengendalian (Controling)
Fungsi pengendalian adalah mengatur kegiatan, agar kegiatankagiatan organisasi itu dapat brjalan sesuai rencana. Pengendalian
juga dimaksudkan untuk mencari jalan keluar apabila terjadi hambatan
pelaksanaan kegiatan. Bila terdapat kesalahan maka diadakan tindakan
perbaikan atau penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan ini
meliputi kehadiran, kedisiplinan, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan,
dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
b. Fungsi Operasional, mencakup :
1) Pengadaan (procurement)
Fungsi ini bertujuan untuk memperoleh jenis dan jumlah tenaga
kerja atau sumber daya manusia yang tepat, sesuai dengan
kemampuan yang dibutuhkan oleh unit-unit kerja yang bersangkutan.
Penentuan sumber daya manusia yang akan dipilih harus benar-benar
yang diperlukan, bukan karena tenaga yang tersedia. Oleh sebab itu
sistemnya harus terlebih dahulu dikembangkan secara matang.
20
Prosesnya sendiri meliputi penarikan, seleksi, penempatan, orientasi,
dan induksi.
2) Pengembangan (Development)
Tenaga kerja atau sumber daya yang telah diperoleh suatu
organisasi perlu dikembangkan sesuai dan searah pengembangan
organisasi. Bila organisasi ingin berkembang seyoganya diikuti oleh
proses peningkatkan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan
moral karyawan melalui diklat yang berkesinambungan serta
berorientasi pada kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan.
3) Kompensasi (Compensation)
Fungsi kompensasi (compensation) adalah memberikan balas
jasa yang layak pada karyawan, baik langsung (direct) ataupun tidak
langsung (indirect). Ini wajar karena karyawan sebagai sumber daya
manusia organisasi, memberikan jasanya yang
besar terhadap
pencapaian tujuan organisasi. Prinsip kompensasi adalah adil dan
layak. Adil artinya sesuai dengan prestasi kerjanya, layak berarti dapat
memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah
minimum pemerintah.
4) Integrasi (integration)
Integrasi (integration) merupakan fungsi yang paling sulit dalam
manajemen sumber daya manusia karena mempersatukan dua
kepentingan yang bertolak belakang. Dalam pelaksanaan kegiatan
organisasi sering terjadi benturan kepentingan diantara karyawan atau
21
antara karyawan dengan manager, karena itu fungsi integrasi
dibutuhkan untuk memperoleh kesepakatan dalam mempersatukan
kepentingan organisasi dan kebutuhan karyawan agar tercipta kerja
sama
yang
meningkatkan
serasi
dan
saling
produktivitasnya,
menguntungkan.
sedangkan
Organisasi
karyawan
dapat
memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaanya.
5) Pemeliharaan (maintenance)
Kemampuan-kemampuan SDM yang telah dimiliki oleh suatu
organisasi perlu dipelihara dengan cara meningkatkan kondisi fisik,
mental, dan loyalitas karyawan agar meraka tatap mau bekerja sama
sampai pensiun. Kemampuan tersebut merupakan aset yang penting
bagi terlaksananya tugas dan tujuan organisasi. Jaminan kesehatan dan
keselamatan
kerja
karyawan
juga
termasuk
dalam
fungsi
pemeliharaan.
6) Pemberhentian (separation)
Seorang karyawan tidak mungkin akan selalu bekerja pada
organisasi tertentu. Pada suatu ketika paling tidak mereka harus
memutuskan hubungan kerja dengan cara pensiun dan tenaga kerja
atau karyawan tersebut harus kembali kemasyarakat. Organisasi harus
bertanggung jawab dalam memutuskan hubungan kerja sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku, dan menjamin warga masyrakat
yang dikembalikan berada dalam keadaan yang sebaik mungkin.
22
2.6 Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia
1. Batasan Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia
Setiap perusahaan tentu menginginkan agar dalam proses pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan lancar dan berhasil
dengan baik. Agar proses pencapaian tujuan tersebut dapat berjalan dengan
terarah harus diiringi dengan adanya tenaga kerja yang bermutu serta
berpotensi dalam bekerja. Untuk itu karyawan, baik yang baru atau lama
harus dikembangkan secara terus menerus dengan terprogram secara baik.
Pengembangan acap kali dilakukan oleh perusahaan dapat melalui
pendidikan dan pelatihan.
Mutiara (2002:51) membarikan batasan tentang pelatihan dan
pengembangan karyawan sebagai berikut :
“Pelatihan lebih berorientasi pada pekerjaan saat ini, fokusnya
kepada pekerjaan sesorang saat ini ditujuakan untuk meningkatkan
keterampilan tertentu dan kemampuan untuk dapat melaksanakan
pekerjaan dengan segera mungkin. Dilain pihak, pengembangan
karyawan lebih berorientasi kepada masa depan dan lebih perduli
terhadap pendidikan, yaitu terhadap peningkatan kemampuan
seseorang untuk memahami dan menginterprestasikan pengetahuan
dan pertumbuhan kepribadian karyawan”.
23
Sikula dalam A.A Anwar (2003:50) menyatakan bahwa :
“Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang
mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisasi, karyawan non
manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam
tujuan yang terbatas. Pengembangan merupakan suatu proses
pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis
dan
terorganisasi
yang
karyaan
manajerialnya
mempelajari
pengetahuan konseptual dan teoritis untuk mencapai tujuan yang
umum”.
Mengacu pada pernyataan diatas, maka istikah pelatihan ditujukan pada
karyawan pelaksanaan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
teknis, sedangkan pengembangan ditujukan pada karyawan tingkat manajerial
untuk
meningkatkan
kemampuan
konseptual,
kemampuan,
dalam
pengambilan keputusan dan memperluas human relation.
Soebagio (2002:37) mendefinisikan pendidikan dan pelatihan sebagai
berikut :
“Pendidikan dan pelatihan adalah seluruh kegiatan yang didesain untuk
membantu meningkatkan karyawan memperoleh pengetahuan dan
keterampilan, serta meningkatkan sikap dan perilaku yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik yang sekarang menjadi
tanggung jawab sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai”.
Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan
sumber daya manusia terutama untuk mengembangkan intelektual dan
24
kepribadian manusia. Istilah pendidikan dan pelatihan dalam suatu institusi
biasanya disatukan menjadi diklat. Unit yang mananganinya lazim disebut
pusdiklat (pusat pendidikan dan pelatihan).
Pendidikan dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan
kemampuan kearah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan.
Sedangkan
pelatihan
sering
dikacaukan
penggunanya
dengan
latihan, merupakan bagian dari suatu proses pendidikan, yang tujuannya
untuk meningkatkan kemamapuan khusus seseorang atau sekelompok.
Perbedaan istilah pendidikan dan pelatihan dalam suatu institusi, secara teori
dapat dikenal hal-hal sebagai berikut :
Tabel 2.1
Perbedaan antara Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan
1 Pengembangan
Menyeluruh (over all)
kemampuan
Pelatihan
Mengkhususkan
(specific)
2 Area kemampuan
Kognitif,efektif
Psikomotor
3 Jangka waktu pelaksaan
Panjang
Pendek
4 Materi yang diberikan
Lebih umum
Lebih khusus
5 Penekanan
penggunaan konventional
Inovatif
metode belajar mengajar
6 Penghargaan akhir proses
Sumber
Gelar
Sertifikat
: Soekidjo Notoatmodjo. 2003, “pengembangan sumber daya
manusia”. Penerbit Rineka Cipta Jakarta, hal 29.
25
Perbedaan terdebut tidaklah seperti hitam dan putih,pratiknya sangat
fleksibel, dimana batas antara pelaksaan pendidikan dan pelatihan itu ada
garis yang tegas.
Nadler dalam Soekidjo (2003:98), secara terinci menguraikan kegiatan
pengembangan sumber daya manusia dalam 4 bagian yakni :
a. Pelatihan Karyawan (Employee Training)
Pelatihan yang ditujukan kepada karyawan hubungannya dengan
peningkatan kemampuan pekerjaan karyawan saat ini. Tujuan utamanya
adalah meningkatkan produktivitas atau hasil kerja karyawan. Dengan kata
lain, untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja tiap karyawan.
Meskipun fokus pelatihan ini adalah pada kemampuan psikomotor
karyawan dalam mengenai tugas atau pekerjaannyan, tetapi bukan berarti
meninggalkan kemampuan lain, karena dalam melakukan tugasnya
seorang karyawan mendasarkan pada teori yang dapat dipertanggung
jawabkan.
Pelatihan sikap ini juga diperlukan pada pelatihan karyawan baru
karena setiap perusahaan mempunyai falsafah dan iklim kerja yang
berbeda. Dengan pelatihan ini para calon karyawan dapat mengetahui
bagaiamana sikap yang diharapkan oleh perusahaan, contohnya loyalitas
yang merupakan suatu sikap yang diharapkan setiap perusahaan.
26
b. Pendidikan Karyawan (Employee Education)
Kegiatan pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan
kemampuan total dari karyawan diluar kemampuan bidang pekerjaan atau
jabatan yang dipegang saat ini.
Pendididkan karyawan dirancang da diadakan untuk para karyawan
yang akan menempati jabatan atau posisi baru, dimana tugas-tugas yang
akan dilakukan memerlukan kemampuan khusus yang lain dari
kemampuan yang mereka miliki selama ini. Dengan kata lain tujuan
pendidikan karyawan adalah mempersiapkan karyawan dalam menempati
posisi atau jabatan baru.
c. Pengembangan karyawan (Employee Development)
Sebuah perusahaan berkembang sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan bangsa. Organisasi atau instansi tersebut harus mampu
mengantisipasi masa depan masyarakat, sehingga ia harus dapat menyusun
program atau kegiatan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi
oleh perusahaan dalam mengantisipasi masa depan. Dengan kata lain,
perusahaan tersebut harus tumbuh dan berkembang.
Untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan zaman, perusahaan
harus didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang memadai, untuk
itulah diperlukan pengembangan karyawan sebagai upaya mempersiapkan
karyawan agar dapat berperan dalam perusahaan sesuai dengan
pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan suatu perusahaan. Oleh sebab
itu kegiatan pengembangan karyawan itu dirancang untuk memperoleh
27
karyawan yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu perusahaan
dalam geraknya untuk masa depan.
d. Pendidikan Non-karyawan
Pendidikan non karyawan pada hakikatnya adalah pelaksanaan fungsi
sosial dari institusi. Dimana suatu institusi juga mempunyai kewaiban
untuk melaksakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota masyarakat yang
bukan karyawan.
2. Pentingnya Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan pelatihan dipandang sebagai salah satu bentuk
investasi. Setiap perusahaan yang ingin berkembang, maka pendidikan dan
pelatihan bagi karyawan harus memperoleh perhatian besar. Pentingnya
pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia antara lain :
a. Sumber Daya Manusia yang menduduki jabatan dalam organisasi,
belum tentu mempunyai kemampuan yang sesuai dengan persyaratan
yang diperlukan dalam jabatan tersebut. Ini terjadi karena sering
seorang menduduki jabatan bukan karena kemampuannya melainkan
karena tersedianya formasi.
b. Adanya ilmu dan teknologi, jelas mempengaruhi organiasi atau
perusahaan. Jabatan-jabatan yag dulu belum diperlukan, sekarang
diperlukan. Kemampuan orang yang akan menempati jabatan tersebut
kadang-kadang tidak ada, maka diperlukan peningkatan kemampuan
dan keterampilan.
28
c. Promosi dalam suatu perusahaan adalah suatu keharusan, apabila
perusahaan itu mau berkembang. Pentingnya promosi bagi seseorang
adalah sebagai salah satu reward dan insentive yang dapat
meningkatkan produkrivitas bagi seorang karyawan. Kadang-kadang
kemampuan seorang karyawan yang akan dipromosikan untuk
menduduki jabatan tertentu ini msih belum cukup. Untuk itulah
diperlukan penidikan dan pelatihan.
d. Di dalam masa pembangunan ini perusahaan-perusahaan atau
organisai-organisasi,
baik
pemerintah
maupun
swasta
merasa
terpanggil untuk menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi karyawan
nya agar diperoleh efektivitas dan efisiensi kerja.
3. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan
Tujuan suatu perusahaan akan dapat tercapai dengan baik, apabila
karyawan dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan efisien. Oleh karena
itu untuk meningkatkan kemampuan kerja karyawan perusahaan harus
menjalanan
usaha-usaha
pengembangan
karyawan.
Jadi
tujuan
pengembangan karyawan adalah untuk memperbaiki efektivitas kerja
karyawan dalam pencapaian kerja yang telah ditetapkan.
Perbaikan efektivitas kerja karyawan dapat dilakukan dengan cara
memperbaiki pengetahuan, keterampilan, maupun sikap karyawan itu
sendiri. Karyawan yang kurang memiliki pengetahuan yang cukup tentang
bidang pekerjaannya, akan bekerja tersendat-sendat, pemborosan waktu,
29
bahan dan faktor produksi yang akan lain. Pemborosan-pemborosan ini
akan mempertinggi biaya perusahaan dan tujuan perusahaan tidak akan
tercapai maksimal.
Menurut A.A Anwar (2003:52), tujuan pendidikan dan pelatihan
dalam program pengembangan sumber daya manusia meliputi :
 Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi
 Meningkatkan produktivitas kerja
 Meingkatkan kualitas kerja
 Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia
 Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja
 Meningkatkan rangsangan agar karyawan berprestasi secara maksimal
 Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja
 Meningkatkan keuangan
 Meningkatkan perkembangan pribadi karyawan
Selain meningkatkan tujuan, pendidikan dan pelatihan dalam program
pegembangan sumber daya manusia juga memiliki manfaat yang dirasakan
baik untuk pengembangan individu maupun organisasi.
Soebagio (2002:43-44), menguraikan bahwa manfaat tersebut adalah :
a. Dari segi individu
Untuk pelatihan dn pengembangan apaun bentuknya akan mempunyai
manfaat, diantaranya :
 Menambah wawasan dan pengetahuan tentang perkembangan
perusahaan baik secara internal maupun eksternal
30
 Menambah wawasan tentang perkembangan lingkungan yang sangat
mempengaruhi kehidupan organisasi atau perusahaan
 Menambah pengetahuan dibidang tugasnya
 Menambah keterampila guna meningkatkan pelaksanaan tugasnya
 Meningkatkan kemampuan berkomunikasi antara sesama
 Meningkatkan kemampuan mengatur emosi
 Meningkatkan penglaman memimpin
b. Bagi organisasi atau perusahaan
Bagi organisasi atau perusahaan manfaan pelatihan dan pengembangan
lebih terbatas dibandingkan dengan invidu, diantaranya yaitu :
 Menyiapkan karyawan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi
 Penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi dilingkungan
 Merupakan landasan untuk pengembangan selanjutnya
 Meningkatkan kemampuan berproduksi
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program
pendidikan dan pelatihan dalam pengembangan sumber daya manusia
sangat vital keberadaannya. Hal ini terbukti bahwa pada umumnya
perusahaan yang melaksanakan program pengembanga gabi karyawan
akan lebih baik eksistensinya, karena karyawan-karyawan yang diberikan
program pengembangan akan lebih cakap, lebih terampil dan lebih
berkualitas
dari
perusahaan
pengembangan karyawan.
yang
tidak
menjalankan
fasilitas
31
4. Faktor- faktor Mempengaruhi Pendidikan dan Pelatihan
Pengembangan sumber daya manusia secara makro penting dalam
rangka mencapai tujuan-tujuan pembangunan secara efektif.
Pengembanga yang terarah dan terencan disertai pengelolaan yang
baik akan menghemat sumber daya alam atau setidak-tidaknya pengolahan
dan pemakaian sumber daya alam tersebut bedaya guna dan berhasil guna.
Pengembangan sumber daya manusia mikro disuatu perusahaan sangat
penting dalam mencapai hasil kerja yang optimal. Baik secara makro
maupun secara mikro, pengembangan sumber daya manusia adalah
merupakan bentuk investasi karena itu merupakan suatu proses
pengembangan smber daya manusia yang harus ada dalam suatu
perusahaan
atau
organisasi.
Namun
dalam
pelaksaannya
perlu
mempertimbangkan beberapa faktor, baik yang internal maupun yag
eksternal.
a. Faktor internal
Faktor internal disini mencakup keseluruhan kehidupan perusahaan
yang dapat dukendalikan baik oleh pimpinan maupun oleh karyawan
perusahaan yang bersangkutan. Secara rinci faktor-faktor tersebut
adalah :
i. Misi dan Tujuan `Perusahaan atau Organisasi
Setiap perusahaan mempunyai misi dan tujuan yang ingin
dicapai
yang
memerlukan
perencanaan
yang
baik,
serta
implementasi yang tepat. Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan
32
sumber daya manusia yang dapat dicapai dengan pengembangan
sumber daya manusia.
ii. Strategi Pencapaian Tujuan
Misi dan tujuan perusahaan mungkin mempunyai persamaan
dengan perusahaan lain, tetapi untuk mencapai misi dan tujuan bias
saja berbeda. Setiap perusahaan mempunyai srtategi tertentu dan
diperlukan kemampuan karyawan dalam memperkirakan dan
mengantisipasi keadaan yang dapat berdampak bagi perusahaan.
iii.Sifat dan Jenis Kegiatan
Sifat dan jenis organisasi sangt berpengaruh bagi pegembangan
sumber daya manusia. Suatu organisasi yang sebagian besar
melaksanakan kegiatan teknis, maka pola pengembangan sumber
daya manusia akan berbeda dengan organisasi yang bersifat ilmiah,
misalnya. Demikian pula strategi dan program pngembangan sumber
daya manusia akan berbeda antara organisasi dengan kegiatannya
rutin dengan organisasi yang kegiatannya memerlukan inovasi dan
kreatif.
iv. Jenis Teknologi yang Digunakan
Setiap organisasi menggunakan teknologi yang bermacammacam dari yang sederhana sampai yang paling canggih. Hal ini
perlu diperhitungkan dalam program pengembangan sumberdaya
manusia dalam suatu perusahaan untuk mempersiapkan tenaga guna
menangani
pengoperasian
teknologi
tersebut
atau
mungkin
33
menangani terjadinya otomatis kegiatan-kegiatan yang semula
dilakukan oleh manusia.
v. Faktor eksternal
Sebuah perusahaan yang di dalam lingkungan dan tidak terlepas
dari pengaruh lingkungan dimana perusahaan itu berada. Agar
perusahaan dapat melaksanakan misi dan tujuannya, maka ia harus
memperhitungkan faktor eksternal perusahaan,yang antara lain :
1) Kebijakan Pemerintah
Kebijakan
pemerintah
baik
memlalui
perundang-
undangan, peraturan pemerintah, surat keputusan menteri dan
pejabat pemeritah merupakan arahan yang harus diperhitungkan
oleh perusahaan. Kebijakan tertentu mempengaruhi program
pengembangan sumber daya manusia dalam perusahaan.
2) Sosial Budaya Masyarakat
Faktor sosial budaya masyarakat tidak dapat diabaikan
dalam mengembangkan sumber daya manusia dalam organisasi.
Hal ini dapat dipahami karena perusahaan apapun didirikan
untuk kepentingan masyarakat yang mempunyai latar belakang
sosio budaya yang berbeda.
3) Perkembangan Ilmu Pengtahuan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini
telah sedemikian pesatnya. Sudah tentu suatu perusahaan yang
baik harus mengikuti proses arus tersebut. Untuk itu maka
34
perusahaan harus mampu untuk memilih teknologi yang tepat
untuk
perusahaannya
dan
kemampuan
karyawan
harus
diadaptasikan dengan kondisi tersbut
vi. Tahapan-tahapan Penyusunan Program Pendidikan dan Pelatihan SDM
Pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses yang akan
menghasilkan suatu perubhan perilaku sasaran diklat, yang
mencakup kognitif, efektif maupun psikomotor. Apabila dilihat dari
pendekatan sistem maka proses pendidikan dan pelatihan itu terdiri
dari input dan output dan faktor yang mempegaruhi proses tersebut.
Pendekatan ini mengatakan bahwa faktor fasilitas, tenaga,
pengajar atau pelatih, alat bantu pendidikan, metode mengajar itu
digolongkan
menjadi
sumber
daya
yang
terdiri
dari
4M
(man, money, materiil dan methods). Sedangkan kurikulum
merupakan faktor tersendiri yang sangat besar pengaruhnya terhadap
proses pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan dan pelatihan dalam suatu perusahaan sebagai upaya
untuk mengembangkan sumber daya manusia adalah siklus yang
harus terjadi terus menerus. Karena itu perusahaan harus
berkembang untuk mengantisipasi perubahan diluar perusahaan dan
dibutuhkan tahapan-tahapan yang tepat dalam menyusun program
pendidikan dan pelatihan pengembangan sumber daya manusia.
Tahapan-tahapan berikut adalah :
35
a. Analisis kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan
Tujuannya untuk mengindentifikasi kemampuan apa yang
diperlukan
oleh
karyawan
dalam
menunjang
kebutuhan
perusahaan untuk mempertajam analisis ini sebaiknya ditunjang
dengan survei penjajakan kebutuhan yang mencakup 3 analisis :
1) Analisis Organisasi
Analisis ini menyangkut pertanyaan ; siapa personel atau
bagian apa dalam perusahaan yang memerlukan pandidikan
dan pelatihan? Setelah itu dipertimbangkan biaya, alat-alat dan
perlengkapan yang akan dipergunakan. Aspek lainnya adalah
penentuan berapa banyak karyawan yang perlu dilatih untuk
tiap-tiap klasifikasi pekerjaan. Cara-cara untuk memperoleh
informasi ini melalui angket, wawancara atau pengamatan.
2) Analisis Pekerjaan
Analisis ini umumnya menjawab pertanyaan ; apa yang
ahrus diajarkan atau diberikan dalam diklat agar para karyawan
yang bersangkutan mampu melakukan pekerjaan secara
efektif. Tujuan utama analisis ini ialah memperoleh informasi
tentang :
 Tugas-tugas yang harus dilakukan oleh karyawan
 Tugas-tugas yang telah dilakukan pada saat itu
 Tugas-tugas yang seharusnya dilakukan pada saat itu, tetapi
belum dilakukan
36
 Sikap, pengetahuan, keteranpilan, yang perlu dilakukan
dalam bekerja
Untuk memperoleh informasi ini dapat dilakukan melalui
tes-tes personel, wawancara, rekomendasi dan evaluasi
pekerjaan.
3) Analisis Pribadi
Umumnya
menjawab
pertanyaan
;
siapa
yang
membutuhkan pendidikan dan pelatihan? Untuk hal ini
diperlukan waktu untuk mengadakan diagnosis yang lengkap
tentang masing-masing personel mengenai kemampuan mereka dan informasinya dapat dilakukan melalui achievment test,
observasi dan wawancara.
b. Penetapan Tujuan
Tujuan pendidikan dan pelatihan pada hakikatnya adalah
perumusan kemampuan yang diharapkan dari diklat tersebut.
Karena tujuan pendidikan dan pelatihan ini ialah perubahan
perilaku maka tujuan diklat dirumuskan dalam bentuk perilaku.
c. Pengembangan Kurikulum
Dari
tujuan-tujuan
yang
dirumuskan
dapat
diketahui
kemampuan-kemampuan yang harus diberikan dalam diklat.
Selanjutnya diidentifikasi
materi-materi atau bahan-bahan
pelajaran yang akan diberikan dalam pendidikan dan pelatihan.
Selanjutnya dilakukan identifikasi waktu yang diperlukan untuk
37
tiap-tiap materi yang lebih rinci. Setelah itu dibentuk metode
belajar-mengajar bagaimana yang telah dipakai, serta alat bantu
belajar mengajar yang diperlukan dalam diklat tersebut.
d. Persiapan Pelaksanaan Diklat
Sebelum pendidikan dan pelatihan dilaksanakan terlebih
dahulu dilakukan persiapan yang mencakup kegiatan administrasi
yaitu :
 Menyusun silabus dan jadwal diklat
 Pemanggilan dan seleksi peserta
 Menghubungi para pengajar
 Menyususn materi diklat serta peyediaan bahan-bahan
referensi
 Penyiapan tempat,akomodasi peserta dan sebagainya
e. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan
Hal ini yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan diklat
antara lain, adanya tanggung jawab harian, adanya monitoring
pelaksanaan diklat melalui evaluasi harian, adanya alat-alat bantu
yang diperlukan.
f. Evaluasi
Setelah berakhirnya pendidikan dan pelatihan, segoyanya
dilakukan evaluasi yang mencakup :
38
1) Evaluasi
terhadap
proses,
apakah
organisasi
penyelenggarakan diklat dan penyampaian materi diklat yang
dilakukan yang dianggap mampu
2) Evaluasi terhadap prosesnya, mencakup sejauh mana materi
yang diberikan itu dapat dikuasai atau diserap oleh peserta
diklat,
apakah
ada
peningkatan
kemampuan
atau
keterampilan, pengetahuan dan sikap dari para pesrta
diklat. kriteria hasil dapat dihubungkan dengan hasil yang
diperoleh ;menekan turnover, berkurangnya tingkat absensi,
meningkatnya produktivitas, meningkatnya prestasi kerja,
meningkatnya kualitas kerja dan produksi.
vii. Metode Pendidikan dan Pelatihan SDM
Program pendidikan dan pelatihan dalam pengembangan sdm
dirancang untuk meningkatkan prestasi kerja, mnegurangi absensi,
serta memperbaiki perputaran kerja. Pada garis besarnya dibedakan
dua macam metode yaitu :
a. Metode di Luar Pekerjaan
Pendidikan atau pelatihan dengan menggunakan metode ini
berarti karyawan sebagai peserta diklat ke luar sementara dari
kegiatan atau pekerjaannya. Kemudian mengikuti pendidikan dan
pelatihan dengan menggunakan teknik-teknik belajar mengajar
seperti lazimnya. Pada umumnya metode ini mempunyai dua
macam teknik, yakni :
39
1) Teknik Presentasi Informasi
Teknik ini dilakukan dengan cara menyajikan informasi
yang tujuannya mengintroduksikan pengetahuan sikap dan
keterampilan baru kepada para peserta. Termasuk ke dalam
teknik ini antara lain :
a) Kuliah
Kuliah merupakan metode tradisional dengan kemampuan
penyampaian informasi, banyak peserta dan biaya relative
murah. Kelemahannya adalah kurang adanya partisipasi dari
peserta.
b) Presentasi Video
Presentasi tv, film dan slide serupa dengan bentuk kuliah.
Metode ini biasa digunakan sebagai pelengkap bentuk
latihan lainnya.
c) Seminar
Metode ini bertujuan mengembangkan keahlian kecakapan
peserta untuk menilai dan memberikan saran yang
konstruktif. Peserta dilatih agar mempersepsi, mengevaluasi
serta memberikan saran-saran, menerim atau menolak pendapat orang lain.
40
d) Programmed Intruction
Metode ini memeprkenalkan kepada peserta topik yang
harus dipelajari dan merinci serangkaian langkah dengan
umpan balik langsung pada penyeleseian setiap langkah.
e) Studi Sendiri
Metode ini biasanya menggunakan manual-manual tertulis
dan kaset-kaset atau vedeo rekaman. Studi sendiri berguna
bila para karyawan tersebar secara geografis atau bila proses
hanya memerlukan sedikit interaksi.
2) Metode-metode Simulasi
Simulasi adalah suatu penentuan karakteristik atau
perilaku tertentu dari dunia riil sedemikian rupa sehingga para
peserta diklat dapat merealistis untuk merealisasikan seperti
keadaan sebenarnya. Maka apabila peserta diklat kembali
ketempat pekerjaan semula akan mampu melakukan pekerjaan
yang disimulasikan. Metode-metode ini mencakup :
a) Studi Kasus
Menyediakan masalah organisasi secara tertulis kemudian
petatar menganalisis kasus secara pribadi, mendiagnosis
masalah, menyampaikan penemuan dan pemecahan dalam
diskusi.
41
b) Bermain Peranan
Peserta memainkan peran tertentu dimana diberikan suatu
masalah
dan
bagaimana
menanganinya.
Teknik
ini
digunakan untuk mengubah sikap peserta, misalnya menjadi
lebih
toleran
terhadap
perbedaan
individual
dan
mengembangkan keterampilan yang berhubungan dengan
orang lain.
c) Management Games
Peserta dibagi dalam kelompok dimana masing-masing
kelompok bersaing dalam simulasi pasar da ditugaskan
mengambil keputusan yang tepat dan cepat tentang harga
pokok produksi, jumlah barang dan cara memasarkan.
d) Vestibule Training
Merupakan training yang dilakukan dalam suatu ruangan
khusus terpisah dari tempat kerja biasa dan disediakan
peralatan yang sama yang digunakan pada pekerjaan
sebenarnya.
e) Program Pengembangan Eksekutif
Program ini biasanya diselenggarakan di universitas atau
lembaga pendidikan lainnya. Organisasi bias mengirim
karyawannya untuk mengikuti paket-peket khusus yang
ditawarkan dengan mereka untuk menyelenggarakan secara
42
khusus pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan
organisasi atau perusahaan.
5. Metode Di Dalam Pekerjaan
Pelatihan ini berbentuk penugasan karyawan baru kepada supervisor
yang telah berpengalaman. Para karyawan senior yang bertugas
membimbing
karyawan
baru
diharapkan
memperlihatkan
contoh
penanganan pekerjaan yang jelas dan konkret yang akan dikerjakan
karyawan baru tersebut segera setelah pelatihan berakhir.
Cara ini mempunyai banyak keuntungan antara lain :
 Sangat ekonomis, karena tidak perlu membiayai para trainers dan
trainee, tidak perlu menyediakan peralatan dan ruangan khusus
 Para trainee berada dalam situasi kerja yang actual dan konkret
 Memberikan praktek aktif bagi para trinee terhadap pengetahuan yang
dipelajari olehnya
 Para trainee belajar sambil berbuat dan dengan segera dapat mengetahui
apakah yang akan dikerjakan itu benar atau salah.
Metode didalam pekerjaan meliputi :
1) Rotasi Jabatan
Metode ini pada umumnya dilakukan karyawan yang dipindahkan
tugasnya baik vertical maupun horizontal. Metoe ini dapat membantu
para karyawan untuk mempertahankan tujuan karir mereka sebelum
menduduki suatu jabatan baru.
43
2) Latihan Intruksi Pakerjaan
Petujuk-petunjuk pengerjaan diberikan secara langsung pada pekerjaan
dan digunakan untuk melatih para karyawan tentang cara pelaksanaan
pekerjaan mereka sekarang.
3) Magang
Program magang menggabungkan pelatihan dan pengalaman pada
pekerjaan dengan instruksi yang didapat dari ruang kelas. Karyawan
baru ditugaskan dan bekerja dibawah pengawasan anggota organisasi
dan setahap demi setahap memperoleh keahlian.
4) Coaching
Coaching yaitu teknik pengembangan yang dilakukan dengan praktek
langsung dengan orang yang sudah berpengalaman atau atasan yang
dipilih. Peranan coaching dalah memberikan bimbingan kepada
bawahan dalam menerima suatu pekerjaan atau tugas dari atasannnya.
2.7 Pengertian Prestasi Kerja
Akibat perkembangan teknologi dan semakin tajamnya persaingan yang
dihadapi oleh perusahaan, memerlukan karyawan yang dapat bekerja secara
efektif, efisien dan secara kualitas serta kuantitas pekerjaannya semakin baik
sehingga perusahaan dapat meneyesuaikan diri terhadap perubahan yang
terjadi dilingkungannya. Salah satu cara untuk mengetahui tentang diri
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya adalah melalui penilaian
44
prestasi kerja karena ukuran terakhir keberhasilan departemen personalia
adalah pelaksanaan kerja dari keyawan itu sendiri.
“prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan
negeri sipil dalam melaksanakan tugas yang dibebeankankepadanya”
(Peraturan pemerintah RI No. 10 tahun 1973 pasal 4)
T. Hani (2001:135), mendefinisikan penilaian prestasi kerja :
“Penilaian prestasi kerja adalah proses melalui dimana perusahaan atau
oeganisasi mengevaluasi aatau menilai pekerjaan karyawannya dan
kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan personalia dan memberikan
umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka”.
Program penilaian prestasi yang efektif memnberikan pimpinan suatu
dasar yang rasional guna menentukan siapa yang harus diberi promosi atau
siapa yang menerima kenaikan gaji. Selain itu program penilaian prestasi juga
dapat digunakan untuk mengetahui perilaku hasil yang dicapai seorang
karyawan.
Pelaksanaan penilaian prestasi kerja harus dapat memberikan rasa adil,
benar secara peraturan perusahaan dan menyeluruh pelaksanaan program
penilaian itu sendiri. Tantangan ini bukan hal yang sepele bagi seorang
pemimpin, kerana hal ini menyangkut kepuasan keryawan serta menjaga
kesinambungan perusahaan. Penilaian prestasi kerja mutlak dilakukan dan
pemimpin perlu mengumpulkan informasi yang relevan, teliti dan lengkap
untuk dapat memberi laporan penilaian yang benar-benar adil dan karyawan
akan merasa puas.
45
1. Manfaat Penilaian Prestasi kerja
Penilaian prestasi kerja dalam rangka pegembangan sumber daya
manusia adalah sangat penting. Hal ini mengingat bahwa dalam kehidupan
sebuah perusahaan setiap orang sumber daya manusia dalam sebuah
perusahaan ingin mendapatkan penghargaan dan perlakuan yang adil dari
pemimpin perusahaan.
Program penilaian dirancang untuk memberikan informasi mengenai
hasil kerja kepada orang lain yang menilai dan orang yang manila.
Sebelum program penilaian prestasi kerja dipilih atau dilaksanakan harus
ada pengertian antara karyawan dan atasan mengenai sasaran system
penilaian
ini.program penilaian prestasi kerja yang dirancang dan
dilaksanakan harus bersifat memotivasi, karena penilaian prestasi kerja
dapat memberikan pengertian kepada karyawan mengenai apa yang
diharapkan dari mereka.
Dalam kehidupan disebuah perusahaan ada beberapa asumsi tentang
perilaku manusia sebagai sumber daya manusia yang mendasari
pentingnya penilaian prestasi kerja, diantaranya adalah karena setiap
orang :
 Ingin memiliki peluang untuk mengembangkan kemampuan kerjanya
sampai tingkat maksimal
 Ingin dapat penghargaan bila ia dinilai melakukan tugas dengan baik
 Ingin mengetahui secara pasti tangga karir yang dinaikinya apabila
dapat melaksanakan tugasnnya dengan baik
46
 Ingin mandapatkan perlakuan objektif sebagai dasar penilaian prestasi
kerjanya
 Bersedia menerima tanggung jawab yang labih besar
 Tidak hanya melakukan kegiatan yang sifatnya rutin tanpa informasi
Berdasarkan asmsi diatas data disimpulkan bahwa penilaian prestasi
kerja penting bagi pengembangan sumber daya mansuia disebuah
perusahaan. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan manajer dan
memberikan umpan balik kepada karyawan tentang kegiatan mereka
secara rinci, manfaat penilaian prestasi kerja dalam sebuah perusahaan
antara lain :
a. Peningkatan prestasi kerja
Dengan
adanya
penilaian
ini
manajer
maupun
karyawan
memperoleh umpan balik dan mereka dapat memperbaiki pekerjaannya.
b. Kesempatan kerja yang adil
Melalui penilaian, menjamin setiap karyawan
kesempatan
kerja
menempati
posisi
pekerjaan
memperoleh
sesuai
dengan
kemampuannya.
c. Kebutuhan-kebutuhan pelatihan pengembangan
Dapat mendeteksi karyawan yang kemampuannya rendah dan
meningkatkan mereka melalui program diklat.
47
d. Penyusunan kompensasi
Penilaian prestasi kerja dapat membantu para manajer untuk
mengambil keputusan dalam menentukan perbaikan pemberian
kompensasi, gaji, bonus dan sebagainya.
e. Keputusan promosi
Hasil penilaian kerja terhadap karyawan dapat digunakan untuk
mengambil
keputusan
untuk
mempromosikan
karyawan
yang
berprestasi tinggi, demosi untuk karyawan yang berprestasi rendah.
f. Penyimpangan- penyimpangan proses rekruitmen dan seleksi
Penilaian prestasi kerja dapat digunakan untuk menilai proses
rekuitmen
dan
seleksi
keryawan
baru
mencerminkan
adanya
penyimpangan-penyimpangan proses rekuitmen dan seleksi.
2. Metode-metode Penilaian Prestasi Kerja
Metode penilaian prestasi kerja pada umunya dikelompokan menjadi
dua yaitu :
a. Metode penilaian prestasi kerja berorientasi pada masa lalu
Ada beberapa metode untuk menilai prestasi kerja di masa lalu dan
semuanya merupakan suatu upaya langsung untuk meminimumkan
berbagai masalah tertentu yang dijumpai dalam pendekatan-pendekatan
lain. Tak ada teknik yang sempurna, masing-masing punya kekuatan
dan kelemahan.
Metode yang berorientasi masa lalu mempunyai kelebihan dalam
perlakuan terhadap prestasi kerja yang telah terjadi dan sampai derajat
48
tertentu dapat diukur. Kelemahannya adalah, bahwa prestasi kerja
dimasa lalu tidak dapat diubah. Tetapi dengan mengevaluasi prestasi
kerja masa lalu, para karyawan memperoleh umpan balik mengenai
upaya mereka. Umpan balik ini selanjutnya kepada perbaikan-perbaikan
prestasi.
Teknik-teknik penilaian tersebut mencakup anatara lain :
1) Rating scale
Penilai melakukan penilaian subjektif terhadap prestasi kerja
karyawan dengan skala tertentu dari yang rendah sampai yang tinggi
dan
memberikan
tanda
pada
skala
tersebut
dengan
cara
membandingkan antara hasil kerja dengan criteria yang ditentukan.
2) Checklist
Penilai memilih penyataan yang menggambarkan prestasi dan
karakteristik karyawan yang dinilai dan diuji lebih dahulu validitas
dan rehabilitasnya. Penilaian ini dapat memberikan gambaran
prestasi kerja yang akurat, juga dikuantifikasi apabila pernyataan itu
diberi nilai yang mencerminkan bobotnya. Metodr ini mudah
digunakan dan ekonomis tetapi mungkin adanya relativitas penilaian
karena sikap karyawan yang dinilai tidak tercermin.
3) Metode Peristiwa Kritis
Metode penilaian ini didasarkan epada catatan-catatan tentang
pekerjaan atau tugas-tugas dari keryawan yang akan dinilai. Catatan
49
itu tidak hanya mencakup hal yang nehatif tentang pelaksanaan tugas
saja, tetapi juga hal yang positif.
4) Metode Peninjauan Lapangan
Penilai melakukan terjun langsung ke lapangan untuk menilai
prestasi kerja karyawan. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara.
Cara pertama, dilakukan dengan kegiatan supervise. Cara yang
kedua secara sengaja dan terencana untuk melakukan penilaian
prestasi yang bersangkutan.
5) Tes dan Observasi Prestasi Kerja
Dalam metode ini karyawan yang dinilai, diuji kemampuannya
baik melalui tertulis maupun praktek.
b. Metode Penilaian Prestasi Kerja Berorientasi Masa Depan
Penilaian yang berorintasi masa depan memusatkan pada prestasi
kerja saat ini melalui penilaian potensi karyawan serta penetapan
sasaran prestasi kerja dimasa datang. Teknik-teknik yang digunakan
yaitu :
1) Penilaian Diri
Metode ini menekankan bahwa penilaian prestasi kerja
karyawan dinilai oleh karyawan itu sendiri. Tujuannya adalah
pengembangan
organisasi.
diri
karyawan
dalam
rangka
pengembangan
50
2) Pendekatan Management By Objective
Inti pendekatan MBO adalah bahwa setiap karyawan dan
penyedia secara besama menetapkan tujuan pelaksanaan kerja
diwaktu yang akan datang. Kemudian dengan menggunakan sasaran
tersebut, penilaian prestasi kerja dilakukan secara bersama pula.
3) Penilaian Psikologis
Metode
ini
dilakukan
dengan
mengadakan
wawancara
mendalam, diskusi terhadap karyawan yang akan dinilai. Aspek yang
dinilai antara lain ; intelektual, emosi, motivasi dan sebagainya, dari
karyawan yang bersangkutan. Dari hasil ini akan membantu untuk
memperkirakan prestasi kerja di masa yang akan datang. Evaluasi ini
relevan
untuk
keputusan
penempatan
perpindahan
tugas
dilingkunagn organisasi.
4) Teknik Pusat Penelitian
Didalam suatu organisasi yang sudah maju, terdapat suatu pusat
penilaian karyawan. Pusat ini mengembangkan sistem penilaian
yang baku yang digunakan unutk menilai para karyawannya. Hasil
penilaian pusat ini sangat bermanfaat unutk mengidentifikasikan
kemampuan dimasa yang akan datang.
51
2.8 Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan SDM Terhadap Peningkatan
Prestasi Kerja Karyawan
Pengembangan
sektor
ketenagakerjaan
sebagai
bagian
upaya
pembangunan sumber daya manusia merupakan salah satu bagian yang tidak
terpisahkan dengan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dan
pelaksanaan Undang-undang Dasar 1945 yang diarahkan pada peningkatan
harkat, martabat dan kemampuan manusia, serta kepercayaan pada diri sendiri
dalam rangka mewujudkan masyarakat sejahtera, adil dan makmur baik
material maupun spiritual.
Keberhasilan sebuah organisasi dalam menjalankan usahanya didukung
pula oleh strategi dan perencanaan yang baik, kesiapan sistem dan prosedur
administrasi, penerapan teknologi, kecukupan sarana pendukung fisik lainnya
dan yang tidak kalah pentingnyan adalah kesiapan sumber daya manusia.
Salah satu hal yang menyebabkan pentingnya sumber daya manusia
adalah bagaimanapun tingginnya suatu teknologi dan berbagai sistem yang
ada, namun faktor manusia merupakan unsur penting dalam pengoperasian
teknologi tersebut. Tidak ada satupun dari teknik dan metode manajemen
akan efektif tanpa adanya unsur manusia yang mengatur dan tanpa
dilaksanakan oleh tenaga kerja yang berprestasi. Salah satu cara adalah
dengan dilaksanakannya program pendidikan dan pelatihan (diklat), bagi
karyawan. Ini dilakukan karena karyawan yang sudah ada belum tetntu
seorang pekerja yang cakap dan terlatih.
52
Program pendidikan dan pelatihan karyawan merupakan salah satu
usaha dalam menungkatkan prestasi kerja karyawan agar lebih efektif dan
efisien bagi organisasi maupun bagi karyawan itu sendiri. Dengan adanya
pendidikan dan pelatihan maka karyawan dapat meningkatkan prestasi kerja
mereka dan prestasi kerja yang dimiliki akan memberikan peluang untuk
meningkatkan pekerjaan mereka kejenjang yang lebih tinggi dan sangat
berpengaruh terhadap pengembangan karir mereka, tanggung jawab yang
lebih kompleks, status, serta gaji yang lebih besar. Sedangkan bagi organisasi
dapat ditingkatkan. Semakin keluar masuknya dapat ditekan, karyawan juga
akan semangat bekerja dan prestasi kerja yang diharapkan dapat tercapai serta
merasakan tanggung jawab atas kelangsungan organisasi.
Download