1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seismologi merupakan salah satu teknik yang efektif untuk mendapatkan informasi struktur internal bawah permukaan. Lokasi gempa bumi inilah yang mengidentifikasikan adanya struktur bawah permukaan. Di samping itu, penentuan lokasi kejadian gempa dengan picking arrival time (penentuan waktu tiba) gelombang gempa secara manual atau otomatis dapat memberikan gambaran mengenai aktivitas tektonik di bawah permukaan. Menurut Kuwano dan Takashi (Kamah, 2006 dalam Sahara, 2009), hal-hal yang menimbulkan ketidakstabilan di dalam reservoir dapat menyebabkan terbentuknya rekahan-rekahan yang menjadi salah satu penyebab timbulnya gempa mikro di dalam reservoir. Metode mikroseismik atau microearthquake (yang kemudian populer dengan nama gempa mikro) adalah salah satu metode geofisika yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya gempa-gempa kecil (≤ 3 SR) yang umumnya disebabkan oleh simulasi hidraulik, kegiatan produksi atau injeksi, dan pengeboran. Metode ini dapat menunjukkan sebaran zona-zona kejadian gempa melalui letak hiposenter dan episenter. Dalam industri panas bumi, informasi lokasi hiposenter gempa mikro dapat digunakan untuk melihat kecenderungan arah aliran air injeksi dan menggambarkan sesar yang merupakan zona dengan permeabilitas relatif tinggi untuk penentuan sumur produksi baru. Di lapangan panas bumi studi seismologi pun digunakan untuk menunjang interpretasi struktur patahan akibat adanya aktivitas seismik dibawah permukaan. Adanya rekahan atau patahan, menyebabkan adanya daerah permeabel di bawah permukaan Lapangan panas bumi “X”. Patahan atau rekahan di lapangan panas bumi dapat berperan sebagai penghubung ataupun pembatas (barrier) fluida geothermal dan di lain pihak sesar dapat bertindak sebagai zona uap bagi sirkulasi Almira Anissofira , 2013 Penentuan Struktur Patahan Di Lapangan Panas Bumi “X” Dengan Menggunakan Metode Relokasi Relatif Kasus Gempa Mikro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 air meteorik yang bergerak ke bawah untuk dipanaskan oleh heat source (sumber panas) untuk dirubah menjadi uap. Hal ini sangat bergantung pada posisi dan pola-pola sesar yang ada. Adanya patahan di lapangan panas bumi dapat meningkatkan porositas batuan reservoir yang mengakibatkan semakin meningkatnya jumlah uap yang terjebak di celah batuan. Dengan semakin meningkatnya jumlah uap yang terperangkap di batuan reservoir, maka semakin tinggi nilai permeabilitas patahan tersebut. Dikarenakan peranan patahan yang sangat penting di lapangan panas bumi, membuat ketepatan dalam penentuan lokasi hiposenter gempa mikro sangat diperlukan untuk menunjang interpretasi penentuan struktur patahan bawah permukaan. Ketepatan lokasi hiposenter dikendalikan oleh beberapa faktor, termasuk, geometri stasiun pengamat, pembacaan waktu tiba yang tepat, model kecepatan bawah permukaan, dan pengetahuan tentang struktur geologi daerah studi (Gomberg et al, 1990 dalam Waldhauser dan Ellsworth, 2000). Waldhauser dan Ellsworth (2000) memperkenalkan suatu metode relokasi Double Difference (DD) untuk menentukan posisi relatif hiposenter dengan akurat. Jika jarak persebaran hiposenter antara dua gempa sangat kecil dibanding jarak antara stasiun – sumber, maka ray path dan waveform kedua gempa dapat dianggap mendekati sama. Dengan asumsi tersebut, maka selisih waktu tempuh antara kedua gempa yang terekam pada satu stasiun yang sama dapat dianggap hanya sebagai fungsi jarak antara kedua hiposenter. Sehingga kesalahan model kecepatan bisa diminimalisasi tanpa menggunakan koreksi stasiun. Metode distance-based clustering pun diterapkan dalam pengolahan data Double Difference agar data gempa yang direlokasi akan lebih terkonstrasi pada pusat cluster setelah proses relokasi. Tahapan sebelum melakukan metode relokasi Double Difference terlebih dahulu dilakukan metode Single Event Determination (SED). Metode SED mampu memberikan kemudahan dalam proses inversi penentuan lokasi hiposenter, namun masih dihadapkan dengan permasalahn akurasi yang kurang baik (Sahara, 2009). Oleh karena itu, sangat diperlukan metode relokasi relatif Almira Anissofira , 2013 Penentuan Struktur Patahan Di Lapangan Panas Bumi “X” Dengan Menggunakan Metode Relokasi Relatif Kasus Gempa Mikro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3 pada kasus gempa mikro di lapangan panas bumi khususnya, untuk mendapatkan lokasi dari hiposenter gempa yang lebih presisi. Sahara, Kusumo, Widiyantoro, dan Sule (2009) menyimpulkan bahwa histogram kesalahan penentuan hiposenter menggunakan metode DD lebih baik dibandingkan menggunakan metode SED, hasil relokasi hiposenter dengan metode DD menunjukkan bahwa hiposenter dapat lebih terkonsentrasi pada suatu trend struktur seismisitas yang jelas. Sedangkan Balfour (2012) menyimpulkan bahwa studi yang dilakukannya menunjukkan relokasi relatif pada gempa dapat membuktikan adanya struktur dibawah permukaan. Salah satu cara untuk menentukan struktur patahan yang belum teridentifikasi adalah dengan melihat pola kecocokan lineament (kelurusan) dari hiposenter gempa hasil relokasi dengan pola lineament yang terlihat oleh citra satelit. Didukung pula oleh Olgen (2004:52) yang menyimpulkan bahwa episenter gempa yang menunjukkan pola kelurusan yang diduga sebagai patahan baru yang mana patahan tersebut belum teridentifikasi sebelumnya. Bertolak dari tiga penelitian tersebut, penulis memutuskan bahwa metode relokasi relatif Double-Difference merupakan metode yang krusial digunakan untuk mendukung interpretasi penentuan struktur patahan di Lapangan Panas Bumi “X”. B. Rumusan Masalah Merujuk dari latar belakang masalah, penulis merumuskan beberapa masalah dalam skripsi ini yaitu: 1. Bagaimana pola sebaran event (kejadian) gempa mikro menggunakan metode relokasi relatif Double Difference (DD) ? 2. Bagaimanakah perbandingan sebaran event gempa mikro sebelum mengalami relokasi (SED) dan setelah mengalami relokasi (DD) ? Almira Anissofira , 2013 Penentuan Struktur Patahan Di Lapangan Panas Bumi “X” Dengan Menggunakan Metode Relokasi Relatif Kasus Gempa Mikro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4 3. Bagaimanakah interpretasi struktur patahan berdasarkan pola lineament (kelurusan) dari hiposenter hasil metode relokasi relatif gempa mikro di Lapangan Panas Bumi “X”? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1. Menentukan lokasi hiposenter menggunakan metode Double Difference (DD). 2. Mengetahui perbedaan hasil sebaran event gempa mikro sebelum mengalami relokasi (SED) dan setelah mengalami relokasi (DD). 3. Menentukan struktur patahan di Lapangan Panas Bumi “X” berdasarkan pola lineament (kelurusan) menggunakan hasil analisis hiposenter dari metode relokasi relatif Double Difference. D. Batasan Masalah Dalam penulisan skripsi ini penulis menuliskan beberapa batasan masalah dalam pengerjaan penelitian dan penulisan skripsi ini, diantaranya yaitu: 1. Data gempa yang digunakan adalah gempa mikro atau gempa lokal di terekam oleh alat MEQ milik PT. Pertamina Geothermal Energy selama 9 bulan, dimulai dari bulan September 2011 hingga bulan Mei 2012. 2. Model kecepatan gelombang 1 Dimensi yang digunakan diasumsikan model homogen isotropis dan dibatasi hanya sampai 9 lapis sesuai dengan data petrofisik yang diperoleh dari PT. Pertamina Geothermal Energy. 3. Metode clustering yang digunakan adalah metode distancebased clustering, sehingga pengelompokkan event gempa mikro ditinjau hanya berdasarkan faktor jarak antar event. 4. Faktor pendukung yang diidentifikasi berdasarkan interpretasi distribusi lokasi hiposenter hanya sebatas sesar lokal dan sumur-sumur injeksi di sekitar lokasi penelitian. E. Manfaat penelitian Almira Anissofira , 2013 Penentuan Struktur Patahan Di Lapangan Panas Bumi “X” Dengan Menggunakan Metode Relokasi Relatif Kasus Gempa Mikro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5 Hasil dari penelitian ini bisa memberikan suatu asumsi atau data pendukung untuk memetakan struktur yang mempunyai permeabilitas relatif tinggi yang berasal dari aktivitas struktur patahan aktif. Sehingga untuk kepentingan lebih lanjut hasil penelitian ini bisa digunakan untuk menentukan target pengeboran sumur produksi yang baru di Lapangan panas bumi “X”. F. Metode Penelitian Berikut adalah runutan dari metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini, yaitu diantaranya : 1. Studi Pustaka Sebelum melakukan penelitian memerlukan secara literatur seputar: a. Sistem panas bumi terutama di Indonesia b. Konsep gempa mikro di lapangan panas bumi c. Peranan patahan di lapangan panas bumi d. Teori metode penentuan hiposenter 2. Pengumpulan data Kegiatan pengumpulan data diawali dengan menyortir dan memilih gempa yang akan digunakan dalam pengolahan data, dalam hal ini adalah data gempa mikro, yaitu gempa yang memiliki nilai magnitudo 3 SR serta durasi gempa yang tidak terlalu lama, yaitu hanya berkisar 10-30 sekon. 3. Pengolahan data Pada kegiatan ini, RAW data gempa mikro dari bulan September 2011 hingga Mei 2012 milik PT. Pertamina Geothermal Energy. koordinat stasiun pengamat MEQ, dan model kecepatan 1-D menjadi input software (perangkat lunak) Seisplus (milik PT. PGE) untuk membantu menampilkan display waveform yang telah dikonversi dari digital menjadi analog untuk kemudian memudahkan dalam proses penentan waktu kedatangan gelombang P dan gelombang S hingga didapatkan lokasi hiposenter dengan metode SED (Single Event Determination). Setelah itu, data hasil SED memasuki tahap relokasi relatif hiposenter menggunakan software hypoDD yang berbasis linux/unix Almira Anissofira , 2013 Penentuan Struktur Patahan Di Lapangan Panas Bumi “X” Dengan Menggunakan Metode Relokasi Relatif Kasus Gempa Mikro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6 dengan metode DD (Double Difference). Lokasi hiposenter hasil relokasi DD menjadi lokasi akhir hiposenter. 4. Uji kelayakan data Data hasil relokasi relatif gempa mikro diuji kelayakannya dengan membuat histogram nilai RMS residual time dari data selisih waktu tempuh observasi dan waktu tempuh kalkulasi dengan menggunakan program matlab. 5. Studi kasus Studi kasus menerapkan data real (nyata) gempa mikro Lapangan Panas Bumi “X” bulan September 2011 hingga Mei 2012 milik PT. PGE menggunakan metode SED dan DD. 6. Data Modelling Proses penggabungan data lokasi hiposenter hasil SED dan data relokasi relatif hiposenter hasil DD dengan data struktur geologi berupa sesar/patahan serta data sumur injeksi dalam bentuk 3D dan 2D menggunakan software Petrel. Kemudian pola lineament (kelurusan) yang dihasilkan oleh hiposenter gempa hasil DD di Lapangan Panas Bumi “X” dalam software Petrel, dicocokkan dengan kenampakan citra satelit. G. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian skripsi ini dilakukan di PT. Pertamina Geothermal Energy (PT.PGE) dengan jangka waktu selama 2 (dua) bulan, dimulai dari pertengahan Maret 2013 hingga pertengahan Mei 2013. Selama jangka waktu 2 bulan tersebut penelitian yang dilakukan mencakup pengambilan data sekunder, pengolahan data, dan interpretasi data. H. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini, dibagi menjadi beberapa urutan pembahasan materi yang saling berkesinambungan, yaitu: Bab I : Pendahuluan Almira Anissofira , 2013 Penentuan Struktur Patahan Di Lapangan Panas Bumi “X” Dengan Menggunakan Metode Relokasi Relatif Kasus Gempa Mikro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7 Berisi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, metode penelitian, lokasi dan waktu penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II : Dasar Teori Pada bab ini dibahas mengenai sekilas tentang konsep dasar panas bumi, panas bumi di Indonesia, tinjauan geologi dan geofisika di daerah penelitian, sekilas mengenai konsep gelombang seismik, konsep microearthquake (gempa mikro), peranan zona patahan di lapangan panas bumi, perekaman gelombang seismik, metode penentuan lokasi hiposenter, dan metode distance-based clustering. Bab III : Metodologi Penelitian Bab ini berisi metode penelitian yang digunakan untuk mengolah sumber data yang diperoleh dari PT. Pertamina Geothermal Energy. Bab IV : Hasil dan Pembahasan Berisi hasil penelitian beserta pembahasan, interpretasi, dan analisisnya. Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai penentuan struktur patahan di daerah penelitian dengan menggunakan relokasi relatif gempa mikro beserta saran guna menyempurnakan penelitian kedepannya. Almira Anissofira , 2013 Penentuan Struktur Patahan Di Lapangan Panas Bumi “X” Dengan Menggunakan Metode Relokasi Relatif Kasus Gempa Mikro Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu