1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

advertisement
 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peran dan fungsi yang penting dalam kehidupan
manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak akan bisa lepas dari
peristiwa komunikasi, sosialisasi, dan interaksi antar sesamanya. Komunikasi,
sosialisasi dan interaksi yang dimaksud untuk menyampaikan maksud dan
kehendak manusia. Adalah suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan
bahasa sebagai alat komunikasi vital dalam hidup ini ( Sobur, 2006:301).
Peranti yang paling utama dalam upaya penyampaian maksud dan
kehendak tersebut adalah dengan menggunakan bahasa. Pada proses komunikasi,
dibutuhkan lebih dari seorang, satu orang sebagai penutur dan yang lain sebagai
mitra tutur, dan peran ini bisa saling menggantikan. Penutur mengungkapkan
gagasannya, sedangkan mitra tutur menafsirkan gagasan tersebut (Purba, 2007).
Komunikasi tersebut akan efektif jika dapat ditafsirkan sama antara penutur dan
mitra tuturnya.
Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan manusia untuk menyampaikan
berbagai kepentingan, antara lain
kepentingan politik, ekonomi, sosial, dan
budaya. Selain itu, manusia juga dapat menyampaikan perintah, pertanyaan,
permohonan, penolakan, kritik, maupun humor (Sabardila, 1997:6). Oleh karena
itu, dalam berkomunikasi seorang penutur dituntut untuk menggunakan tuturan
sesuai dengan konteks agar pesan atau amanat yang hendak disampaikan dapat
ditafsirkan sama oleh mitra tuturnya sehingga tercipta komunikasi yang efektif.
1
2 Cara penyampaian gagasan manusia dapat melalui berbagai jenis media. Salah
satu media pengaplikasian bahasa sebagai alat komunikasi adalah penggunaan
bahasa jurnalistik dalam media massa. Penggunaan bahasa jurnalistik dalam
media massa berbeda dengan penggunaan bahasa pada media elektronik dan
media cetak. “bahasa jurnalistik merupakan bahasa tersendiri yang dipakai dalam
lingkungan yang sangat luas dan dengan masyarakat pembaca yang sangat
heterogen” (Wijana dan Rohmadi, 2009:190). Penggunaan bahasa jurnalistik
tersebut digunakan di berbagai media massa, baik media massa elektronik maupun
media massa cetak.
Media cetak, terutama surat kabar, berfungsi memberi informasi dan
frekuensi jangkauan yang sangat luas. Surat kabar sebagai media cetak yang
memberi informasi menggunakan berbagai pendekatan dalam penyampaian
pesannya kepada pembaca. Pendekatan humor merupakan salah satu pendekatan
efektif dari banyak pendekatan yang digunakan. Karikatur merupakan bentuk
pesan yang disampaikan dengan pendekatan humor oleh surat kabar (Nasution,
2007:13). Seringkali orang merasa lucu, senang, atau bahkan sedih ketika melihat
sebuah karikatur di berbagai surat kabar itu (Sibarani dalam Natamarga, 2005).
Media massa menampilkan karikatur sebagai ungkapan kritis terhadap berbagai
masalah yang perkembangannya tersembunyi atau samar-samar. Pembaca diajak
untuk berpikir, merenungkan dan memahami pesan-pesan yang tersurat dan
tersirat dalam gambar tersebut (Sobur, 2006:140). Karikatur sebagai salah satu
bentuk opini gambar yang berupa maskot dari sebuah surat kabar karena
merupakan versi lain dari editorial, atau tajuk rencana dalam versi gambar humor
3 (Sobur, 2006:139). Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat
dimanfaatkan oleh masyarakat di berbagai belahan dunia termasuk negara-negara
Arab yang salah satunya Mesir. Di negara ini terdapat surat kabar Al-Miṣriyyu alYauma yang merupakan surat kabar harian yang terbit setiap hari di Mesir. Surat
kabar ini
memiliki rubrik humor berbentuk karikatur, bergambar jelas, dan
beberapa karikatur berwarna. Karikatur-karikatur tersebut memiliki struktur
kalimat yang menarik untuk diteliti. Surat kabar Al-Miṣriyyu al-Yauma pertama
kali diterbitkan di Mesir bulan Juni 2004. Di samping itu, surat kabar ini
memanfaatkan kemajuan teknologi dengan mepublikasikan beritanya secara
online
di
situs
www.almasryalyoum.com
dengan
harapan
berita
yang
dipublikasikan dapat dinikmati oleh masyarakat di seluruh penjuru dunia dengan
mengakses situsnya.
Surat kabar Al-Miṣriyyu al-Yauma juga memiliki fasilitas arsip sehingga
memudahkan dalam pencarian dan pengumpulan data. Berita berupa karikatur
disajikan dalam surat kabar Al-Miṣriyyu al-Yauma bermacam-macam, seperti
politik, olahraga, dan pemerintahan.
Untuk memahami karikatur yang dimuat dalam surat kabar Al-Miṣriyyu alYauma perlu dilakukan analisis pragmatik. Pragmatik adalah cabang ilmu yang
mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan
itu digunakan di dalam komunikasi (Wijana, 1996:1). Leech
(1993:8)
mendefinisikan pragmatik sebagai studi tentang makna dalam hubungannya
dengan situasi-situasi ujar (speech situation). Kajian pragmatik dianggap relevan
untuk diterapkan di dalam penelitian ini guna melihat penggunaan tindak tutur
4 dalam sebuah karikatur sehingga bermanfaat untuk perkembangan keilmuan,
khususnya di bidang pragmatik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apa saja jenis-jenis tindak tutur dalam wacana karikatur surat kabar
Al-Miṣriyyu al-Yauma edisi Juni-September 2012
2. Apa saja jenis tindak tutur berdasarkan modus kalimat dalam wacana
karikatur surat kabar Al-Miṣriyyu al-Yauma edisi Juni-September
2012.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah pada bagian 1.2, maka tujuan penelitian
ini adalah:
1.
Mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur dalam wacana karikatur
surat kabar Al-Miṣriyyu al-Yauma edisi Juni-September 2012.
2.
Mendekripsikan jenis tindak tutur berdasarkan modus kalimat
dalam wacana karikatur surat kabar Al-Miṣriyyu al-Yauma edisi
Juni-September 2012.
1.4 Tinjauan Pustaka
Penelitian yang berkaitan dengan wacana karikatur dan kajian pragmatik
sudah pernah dilakukan sebelumnya. Aminah (2006) dalam skripsinya “Iklan
dalam Surat Kabar Al-ittihād: Kajian Pragmatik” membahas tentang jenis-jenis
5 tindak tutur yang digunakan dalam bahasa iklan surat kabar berbahasa Arab.
Admunarni
(2008)
meneliti
“Wacana
Grafiti
di
Yogyakarta:
Analisis
Sosiopragmatik”. Dalam skripsinya Admunarni membahas tentang jenis tindak
tutur dan fungsi sosio-kultural wacana grafiti yang ada di daerah Yogyakarta.
Hasil analisis Admunarni menyimpulkan bahwa jenis tindak tutur yang digunakan
dalam graffiti di Yogyakarta adalah tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi.
Admunarni menyimpulkan bahwa modus yang digunakan adalah tindak tutur
langsung, tindak tutur tidak langsung, tindak tutur literal, tindak tutur tidak literal,
dan tindak tutur tidak langsung literal. Berdasarkan makna serta dalam dalam
konteks, grafiti memiliki beberapa fungsi sosio-kultural, di antaranya adalah
wujud ekspresi gaya hidup, sarana penyampaian moral, dan sindiran terhadap pola
kehidupan tertentu.
Selain itu, Rohman (2009) meneliti “Wacana Karikatur dalam surat kabar
Al-Jazair Edisi 1-31 Agustus 2008 dengan pendekatan sosiopragmatik. Rohman
dalam skripsinya tersebut membahas jenis-jenis tindak tutur, tuturan berdasarkan
modus kalimat, dan fungsi sosio-kultural masyarakat. Hasil analisis Rohman
menyimpulkan bahwa tindak tutur yang digunakan dalam karikatur adalah tindak
lokusi, ilokusi, dan perlokusi namun yang banyak digunakan adalah tindak
ilokusi. Adapun berdasarkan modus kalimat yang digunakan adalah menggunakan
tindak tutur langsung, tindak tutur tidak langsung, tindak tutur literal, tindak tutur
tidak literal, tindak tutur langsung literal dan tindak tutur tidak langsung literal.
Menurut aspek sosial kultural masyarakat, karikatur memiliki fungsi ekspresi
6 gaya hidup, sarana pesan moral, sindiran terhadap pola perilaku tertentu ,dan
eufemisme.
Adapun penelitian yang lain adalah penelitian Aini (2012) yang berjudul
“Wacana dalam Karikatur surat kabar Ar-Riyad edisi Agustus–Oktober 2011:
Kajian Sosiopragmatik”. Aini menyimpulkan bahwa karikatur diciptakan dengan
berbagai fungsi yang terkandung di dalamnya yang diungkapkan dengan macam
tindak tutur. Adanya berbagai macam tindak tutur tersebut digunakan untuk
menyampaikan berbagai maksud yang banyak dituturkan secara tidak langsung.
Maksud-maksud tersebut banyak dituturkan melalui penggunaan tindak ilokusi.
Tindak ilokusi dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi sembilan, yaitu:
perintah,
larangan,
peringatan,
ajakan,
kritikan,
permintaan,
penolakan,
penawaran, dan harapan. Adapun aspek sosial yang ditampilkan sebagai
representasi dari fenomena yang terjadi pada suatu masyarakat, yaitu: sindiran
terhadap pelaku masyarakat, sarana penyampaian moral, gaya hidup, ekonomi,
politik, pendidikan, kebersihan dan kesehatan, lingkungan, dan tekhnologi.
Adapun kalimat karikatur dalam surat kabar Al-Miṣriyyu al-Yauma sejauh
pengamatan penulis belum pernah diteliti dari segi pragmatik oleh mahasiswa
Jurusan Sastra Asia Barat FIB UGM, Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Fakultas Sastra Arab UI, Fakultas
Sastra Arab USU. Oleh karena itu, penelitian kalimat karikatur Al-Miṣriyyu alYauma edisi Juni-September 2012 ini layak dilakukan.
7 1.5 Landasan Teori
Pemakaian bahasa dalam masyarakat selain ditentukan oleh faktor-faktor
linguistik juga ditentukan oleh faktor-faktor sosial. Hal ini juga berlaku pada
karikatur. Karikatur yang sering ditampilkan dengan berbagai gambar yang lucu
dan menarik serta diikuti kalimat singkat yang ada di dalamnya menunjukkan
bahwa karikatur adalah sebuah wacana yang utuh.
Guy Cook (via Sobur,
2009:56) mengatakan bahwa ada tiga hal yang sentral dalam pengertian analisis
wacana, yakni teks, konteks, dan wacana. Hal tersebut sangat penting karena
karikatur dibuat berdasarkan pola pikir pengarang serta fenomena sosial, budaya,
bahkan politik yang terus berkembang dalam lingkungan masyarakat.
Karikatur juga berkaitan dengan aspek pragmatik. Hal ini disebabkan
penggunaan bahasa dalam karikatur merupakan suatu fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi antar manusia. Rahardi (2000:48) menyatakan bahwa pragmatik
mengkaji maksud penutur dalam menuturkan satuan lingual tertentu pada sebuah
bahasa. Konteks digunakan untuk mengungkapkan maksud (makna penutur) yang
tersembunyi di balik sebuah ujaran (Kridalaksana, 1983:95). Adapun Purwo
(1986:14) mengatakan bahwa yang ditangani di dalam analisis pragmatik adalah
dua hal berikut (i) suatu tuturan lingual dapat dipakai untuk mengungkapkan
sejumlah fungsi di dalam komunikasi, dan (ii) suatu fungsi komunikatif tertentu
dapat diungkapkan dengan sejumlah satuan lingual. Oleh karena itu, sebuah
tuturan dapat digunakan untuk beberapa maksud dan begitupun juga dengan satu
maksud tertentu dapat diungkapkan dengan beberapa tuturan. Searle dalam
Wijana (1996:17) mengemukakan bahwa secara pragmatis setidak-tidaknya ada
8 tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak
lokusi (locutionary act), ilokusi (ilocutinary act), dan tindak perlokusi
(perlocutionary act).
Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak
ilokusi adalah sebuah tuturan yang berfungsi untuk melakukan sesuatu. Tindak
perlokusi adalah tindak tutur yang pengutaraannya dimaksudkan untuk
mempengaruhi lawan tutur (Wijana, 1996:17-20). Selain itu, berdasarkan modus
kalimatnya, tindak tutur juga dapat dibedakan menjadi tindak tutur langsung dan
tindak tutur tidak langsung, dan tindak tutur literal dan tindak tutur tidak literal.
Tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang terbentuk dari kalimat yang
digunakan sesuai konvensinya, tindak tutur tidak lansung adalah tindak tutur
yang terbentuk dari kalimat yang digunakan tidak sesuai dengan konvensinya.
Tindak tutur literal adalah tindak tutur yang sama maksudnya dengan makna kata
yang menyusunnya, sedangkan tindak tutur tidak literal adalah tindak tutur yang
maksudnya tidak sama dengan atau berlawanan dengan kata-kata penyusunnya
(Wijana, 1996:30-32). Berdasarkan uraian tersebut di atas dipahami bahwa
penelitian tindak tutr merupakan penelitian yang akan mengungkap maksud isi
tuturan secara benar.
1.5 Metode Penelitian
Ada tiga tahapan strategis dalam sebuah penelitian (Sudaryanto, 1993:5).
tahapan pertama adalah tahap penyediaan data, tahapan kedua adalah tahap
analisis data, dan tahap ketiga adalah tahap pemaparan hasil analisis data.
9 Pada tahap penyediaan data, digunakan metode simak dengan teknik catat.
Metode simak dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa dalam karikatur
pada surat kabar Al-Miṣriyyu al-Yauma edisi Juni-September 2012. Teknik catat
dilakukan dengan pencatatan data pada kartu data yang dilanjutkan dengan
klasifikasi data. Dalam hal ini pencatatan data, digunakan teknik non-partisipatif
karena peneliti tidak terlibat secara langsung dalam tuturan. Pencatatan data
dilakukan dengan mengumpulkan surat kabar Al-miṣriyyu al-Yauma edisi JuniSeptember 2012 dan mengkopi file kalimat dan karikaturnya. Data yang diambil
berupa kalimat dalam karikatur, sedangkan objek yang diteliti adalah tindak tutur
dalam karikatur surat kabar Al-Miṣriyyu al-Yauma edisi Juni-September 2012.
Kemudian data tersebut diklasifikasikan berdasarkan jenisnya dan siap untuk
dianalisis.
Pada tahap analisis data, metode yang digunakan metode padan. Metode
padan adalah metode analisis data yang alat penentunya berada di luar, terlepas,
dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan atau diteliti.
Metode padan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan
pragmatis (Sudaryanto, 1993:13; Kesuma, 2007:47). Metode padan ialah metode
yang menggunakan alat penentu referen, penentu organ wicara, alat penentu
bahasa lain, alat penentu tulisan, dan alat penentu mitra wicara. Pada penelitian
ini metode yang digunakan metode padan pragmatis yaitu menentukan kalimat
yang diucapkan sebagai kalimat perintah atau afektif yang mengakibatkan reaksi
dan emosional pada mitra wicara.
10 Hasil analisis data disajikan dalam sebuah laporan. Penyajian laporan
dilakukan secara informal, yaitu penyajian laporan yang berwujud dengan
perumusan dengan kata-kata (Sudaryanto, 1993:145).
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Bab I
pendahuluan meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penulisan, dan
pedoman transliterasi. Bab II kalimat, karikatur dan pragmatik. Bab III analisis
kalimat karikatur surat kabar Al-miṣriyyu al-yauma edisi Juni-September 2012,
dan bab IV kesimpulan.
1.7 Pedoman Tranliterasi Arab-Latin
Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pedomam transliterasi yang berdasarkan atas keputusan bersama Menteri Agama
RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no. 0543
b/u/1987.
1.8.1 Konsonan
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan
dengan tanda, dan sebagian yang lain dengan huruf dan tanda sekaligus.
Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Keterangan
‫ا‬
Alīf
tidak dilambangkan
‫ب‬
Bā
tidak
dilambangkan
B
‫ت‬
Tā
T
Te
‫ث‬
Śā
ṡ
es (dengan titik diatas)
Be
11 ‫ج‬
Jīm
J
Je
‫ح‬
h‫׀‬ā
ḥ
Ha (dengan titik di bawah)
‫خ‬
Khā
Kh
ka dan ha
‫د‬
Dāl
D
De
‫ذ‬
Żāl
Ż
‫ر‬
Rā
R
Er
‫ز‬
Zai
Z
Zet
‫س‬
Sīn
S
Es
‫ش‬
Syīn
Sy
es dan ye
‫ص‬
ṣād
ṣ
es (dengan titik di bawah)
‫ض‬
ḍād
ḍ
de (dengan titik di bawah)
‫ط‬
ṭā
ṭ
te (dengan titik di bawah)
‫ظ‬
ẓā
ẓ
zet (dengan titik di bawah)
‫ع‬
‘ain
‘_
koma terbalik (di atas)
‫غ‬
Gain
G
Ge
‫ف‬
Fā
F
Ef
‫ق‬
Qāf
Q
Ki
‫ك‬
Kāf
K
Ka
‫ل‬
Lām
L
El
‫م‬
Mīm
M
Em
‫ن‬
Nūn
N
En
‫و‬
wāwu
W
We
‫ه‬
Hā
H
Ha
‫ء‬
hamzah
`_
apostrof
‫ي‬
Yā
Y
Ye
zet (dengan titik di atas)
1.8.2 Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
12 a. Vokal Tunggal
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,
transliterasinya sebagai berikut.
Tanda
Nama
Huruf Latin
Nama
َ_
fatḥah
a
A
¯ِ
Kasrah
i
I
_ُ
ḍammah
u
U
Contoh:
‫ﺐ‬
َ ‫َآ َﺘ‬
‫ُذ ِآ َﺮ‬
kataba
żukira
b. Vokal Rangkap
‘Dia (telah) menulis’
‘Diingat’
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan harakat dan
huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:
Tanda dan huruf
Nama
Gabungan huruf
Keterangan
‫َ…ي‬
fatḥah dan ya’
Ai
a dan i
‫َ…و‬
fatḥah dan wāwu
Au
a dan u
Contoh:
ٌ‫َﺑﻴْﺖ‬
‫َﻟﻮْن‬
c.
baitun
‘Sebuah rumah’
launun
‘Suatu warna’
Vokal Panjang
Vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,
transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Harakat dan Huruf
Nama
Huruf dan Tanda
Keterangan
13 fatḥah dan alīf
Ā
a dan garis di atas
ْ‫ِ…ي‬
kasrah dan yā’
Ī
i dan garis di atas
ْ‫ُ…و‬
ḍammah dan wāwu
Ū
u dan garis di atas
‫َ…ى‬
‫َ…ا‬
Contoh:
َ‫ﻗَﺎل‬
‫ل‬
ُ ْ‫َﻳ ُﻘﻮ‬
ٌ‫َآ ِﺒﻴْﺮ‬
qāla
‘Dia (telah) berkata’
yaqūlu
‘Dia (sedang) berkata’
kabīrun
‘Besar’
1.8.3 Ta’ marbūtah
Transliterasi untuk ta’ marbūtah ada dua, yaitu:
a. Transliterasi ta’ marbūtah hidup atau mendapat harakat fatḥah, kasrah,
dan ḍammah, transliterasinya adalah /t/.
b. Kalau pada kata yang terakhir dengan ta’ marbūtah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta’
marbūtah itu ditransliterasikan dengan /h/.
Contoh:
‫َﺎل‬
ِ ‫ﺿ ُﺔ اﻷَﻃﻔ‬
َ ْ‫َرو‬
rauḍah al-aṭfāl / rauḍatul-aṭfāl
‘Taman kanak-kanak’
‫اﻟ َﻤ ِﺪﻳْ َﻨ ُﺔ اﻟ ُﻤ َﻨ ﱠﻮ َر ُة‬
al-Madīnah al-Munawwarah
al-Madīnatul-Munawwarah
1.8.4 Syaddah (Tasydīd)
‘Kota yang disinari’
14 Syaddah atau tasydid dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan
sebuah tanda, tanda syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf
yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah tersebut
Contoh:
‫َر ﱠﺑﻨَﺎ‬
rabbanā
‘Tuhan kami’
‫ل‬
َ ‫َﻧ ﱠﺰ‬
nazzala
‘Dia telah menurunkan’
1.8.5 Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu
"‫"ال‬. Akan tetapi, dalam transliterasi ini kata sandang dibedakan atas kata sandang
yang diikuti oleh huruf syamsiyyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf
qamariyyah.
a. Kata sandang diikuti oleh huruf syamsiyyah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsyiyyah ditransliterasikan
sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan
huruf yang langsung mengikuti kata sandang tersebut.
Contoh:
‫ﻞ‬
ُ‫ﺟ‬
ُ ‫اﻟﺮﱠ‬
ar-rajulu
‘Laki-laki itu’
‫ﺴﻤَﺎ ُء‬
‫اﻟ ﱠ‬
as-samā’u
‘Langit itu’
b. Kata sandang diikuti huruf qamariyyah
Kata sandang yang diikuti huruf qamariyyah ditransliterasikan sesuai
dengan huruf aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya.
15 Baik diikuti huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyah, kata sandang ditulis
terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sempang.
Contoh:
‫اﻟ َﻘَﻠ ُﻢ‬ al-qalamu ‘Pena itu’ ‫ﺐ‬
ُ ‫اﻟﻜَﺎ ِﺗ‬ al-kātibu ‘Penulis itu’
1.8.6 Hamzah
Hamzah ditransliterasikan dengan apostrof jika terletak di tengah atau di
akhir kata. Apabila terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan karena dalam
tulisan Arab berupa alif.
Contoh:
‫ﺧ ُﺬ‬
ُ ‫ﻳَﺄ‬
ya’khużu
‘Dia (sedang/akan) mengambil’
‫َﻗ َﺮَأ‬
qara’a
‘Dia (telah) membaca’
‫أآﻞ‬
akala
‘Dia (telah) makan’
1.8.7 Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata, baik fi’l, ism, maupun harf, ditulis terpisah.
Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim
dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan
maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata
lain yang mengikutinya.
Contoh :
‫ﻦ‬
َ ْ‫ﺧﻴْ ُﺮ اﻟﺮﱠا ِز ِﻗﻴ‬
َ ‫ﷲ َﻟ ُﻬ َﻮ‬
َ ‫نا‬
‫َ َوِإ ﱠ‬
1.8.8 Huruf Kapital
Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīna
Wa innallāha lahuwa khairur-rāziqīna
‘Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik
pemberi rizqi’
16 Meskipun dalam tulisan Arab tidak dikenal huruf kapital, tetapi dalam
transliterasinya huruf kapital digunakan dengan ketentuan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Di antaranya adalah huruf kapital digunakan untuk
menuliskan huruf awal, nama diri, dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu
didahului oleh kata sandang, maka yang dituliskan dengan huruf kapital tetap
huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.
Contoh:
ٌ‫ﺳﻮْل‬
ُ ‫ﻻ َر‬
‫ﺤ ﱠﻤﺪٌ ِإ ﱠ‬
َ ‫َوﻣَﺎ ُﻣ‬
Wamā Muḥammadun illā rasūl
‘Dan Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang
rasul/utusan’.
Download