Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

advertisement
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KINERJA
KEUANGAN DENGAN NILAI PERUSAHAAN
(Studi Kasus Pada Perusahaan Properti dan Real Estate
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
ABSTRAK
Penelitian terhadap perusahaan-perusahaan properti dan real estate yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2008 ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kinerja keuangan (diukur dengan ROA dan ROE) terhadap nilai
perusahaan dengan adanya mekanisme Good Corporate Governance. Nilai
perusahaan diukur dengan Tohin s Q, proksi GCG yaitu proporsi komisaris
independen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) ROA dan ROE tidak
berpengaruh secara signifikan terdapat nilai perusahaan, dan (2) proporsi
komisaris independen di Indonesia tidak mampu memoderasi hubungan tersebut.
Ilal ini mungkin saja terjadi karena proporsi komisaris independen dalam
perusahaan gang diobservasi hanya bersifatformalitas untuk memenuhi regulasi
sehingga keberadaan komisaris independen tidak untuk menjalankan fungsi
monitoring gang baik dan tidak menggunakan indepedensinya untuk mengawasi
kebijakan direksi. Selain itu, kompetensi dan integritas komisaris lemah. Hal ini
dapat terjadi karena pengangkatannya hanya didasarkan rasa penghargaan,
adanya hubungan keluarga atau kenalan dekat. Padahal independensi komisaris
adalah hal yang sangat fundamental agar tercapai Good Corporate Governance.
Ilasil yang tidak signifikan menunjukkan bahwa pasar tidak menggunakan
informasi mengenai proporsi komisaris independen dalam melakukan penilaian
,
Herrv Sussanto
Carningsih
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi,
Universilas Gunadarma
investasi.
Kata Kunci: Kinerja Keuangan (ROA dan ROE) Good Corporate Governance
,
(GCG), Nilai Perusahaan (Tobin<s Q)
PENDAHULUAN
ROA berpengaruh positif terhadap
dibandingkan dengan dewan komisaris.
Padahal fungsi dari dewan komisaris
Beberapa penelitian mengenai faktor-
nilai perusahaan. Namun, hasil berbeda
diperoleh oleh Suranta dan Pratana (2004)
faktor yang berpengaruh terhadap nilai
serta Kaaro (dalam Yuniasih dan
perusahaan menemukan bahwa struktur
risiko keuangan dan perataan laba
berpengaruh terhadap nilai perusahaan
(Suranta dan Pratana, 2004; Maryatini,
2006). Investment opportunity set dan
Wirakusuma, 2007) yang menemukan
bahwa ROA justru berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menunjukkan adanya faktor lain yang turut
mempengaruhi ROA dengan nilai
perusahaan. Oleh karena itu, penulis
memasukkan penerapan Good Corporate
Governance (GCG) sebagai variabel
pemoderasi yang diduga ikut memperkuat
atau memperlemah pengaruh tersebut.
Pengelolaan perusahaan juga
mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan
bisa terukurnva praktik corporate
governance di tingkat perusahaan, banyak
penelitian yang berhasil menemukan
adanya hubungan positif antara corporate
governance dengan nilai/kinerja
leverage berpengaruh terhadap nilai
perusahaan (Andri dan Hanung, 2007
dalam Yuniasih dan Wirakusuma, 2007).
Hasil analisis penelitian oleh Raharjo
(2005) menunjukkan bahwa ROE tidak
mempunyai pengaruh terhadap return
saham. Hal tersebut mungkin terjadi
karena dalam membeli saham investor
tidak mempertimbangkan besar kecilnya
ROE.
Penelitian mengenai pengaruh kineija
keuangan, dalam hal ini Return on Asset
(ROA) terhadap nilai perusahaan
menunjukkan hasil yang tidak konsisten.
Modigliani dan Miller (dalam Ulupui,
2007) menyatakan bahwa nilai perusahaan
ditentukan oleh earnings power dari aset
perusahaan. Hasil positif menunjukkan
bahwa semakin tinggi earnings power
semakin efisien perputaran aset dan atau
semakin tinggi profit margin yang
diperoleh perusahaan. Hal ini berdampak
pada peningkatan nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Ulupui
(dalam Yuniasih dan Wirakusuma, 2007)
menemukan bahwa ROA berpengaruh
signifikan terhadap return saham satu
periode ke depan. Oleh karena itu, ROA
merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
kekuatan CEO sangat dipengaruhi oleh
tingkat independensi dari dewan komisaris
(Lorsch, 1989; Mizruchi, 1983; Zahra &
Pearce, 1989 dalam Wardhani, 2006).
Dalam penelitian ini indikator
mekanisme Corporate Governance yang
digunakan adalah komisaris independen.
Semakin tinggi proporsi komisaris
independen dalam perusahaan,
pemberdayaan dewan komisaris ini
diharapkan dapat melakukan tugas
pengawasan dan pemberian nasihat
kepada direksi secara efektif dan lebih
memberikan
nilai
tambah
bagi
perusahaan (antara lain, Black dkk,. 2003;
Klapper dan Love 2002; Mitton, 2000;
berpengaruh signifikan terhadap nilai
dan Darmawati dkk., 2004).
Wirakusuma (2007) menyimpulkan
bahwa kepemilikan manajerial sebagai
salah satu proksi GCG yang diambil
peneliti tidak terbukti berpengaruh
terhadap hubungan ROA dan nilai
perusahaan properti dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta? (2) Apakah
Good Corporate Governance mampu
memoderasi hubungan kinerja keuangan
terhadap nilai perusahaan properti dan
real estate? Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan tambahan pengetahuan
perusahaan. Dengan kata lain kepemilikan
tentang pengaruh kinerja keuangan
manajerial bukan merupakan variabel
pemoderasi. Hasil yang tidak signifikan
ini menunjukkan bahwa pasar tidak
kepemilikan manajerial dalam melakukan
terhadap nilai perusahaan dengan good
corporate governance sebagai variabel
pemoderasi. Diharapkan pula dapat
memberikan informasi yang bermanfaat
bagi para pembaca khususnya investor,
penilaian investasi. Hal ini menunjukkan
calon investor dan badan otoritas pasar
adanya kemungkinan proksi GCG lain vang
berpengaruh terhadap hubungan tersebut.
modal atau para analis keuangan mengenai
relevansi dari Good Corporate Governance
dalam laporan tahunan perusahaan
dengan nilai perusahaan dan kinerja
keuangan dalam mengambil keputusan
Penelitian
oleh
Yuniasih
dan
menggunakan informasi mengenai
Makaryawati (2002), Carlson dan
Salah satu permasalahan dalam
penerapan CG adalah adanya CEO yang
memiliki kekuatan yang lebih besar
UG Jurnal Vol. 7 No. 07 Tahun 2013
komisaris dalam menyeimbangkan
perusahaan.
Pokok permasalahan penelitian ini
adalah (1) Apakah kinerja keuangan
Bathala (1997) (dalam Suranta dan
Pratana, 2004) juga menemukan bahwa
adalah mengawasi kinerja dewan direksi
yang dipimpin oleh CEO. Efektivitas dewan
09
Download