Studi Mengenai Pengaruh Variasi Jumlah ... STUDI MENGENAI PENGARUH VARIASI JUMLAH GIGI GERGAJI TERHADAP KOEFISIEN DEBIT (Cd) DENGAN UJI MODEL FISIK PADA PELIMPAH TIPE GERGAJI Pudyono, IGN. Adipa dan Khoirul Azhar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Jl. Mayjen Haryono 147 Malang ABSTRAK Bendung merupakan komponen utama dari berbagai jenis bangunan air, yang berfungsi untuk meninggikan muka air mengendalikan dasar sungai dan pergerakan sedimen serta untuk menampung muatan sedimen. Salah satu bangunan pelengkap yang dimiliki oleh bendung adalah pelimpah yang berfungsi menjaga waduk dan sistem bendungan dari bahaya pelimpahan (overtopping), peninggian elevasi muka air diatas pelimpah dapat menimbulkan masalah utama berupa banjir yang dapat menyebabkan masalah lain seperti masalah lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Adapun usaha untuk menurunkan tinggi muka air diatas pelimpah tersebut digunakan pelimpah tipe gergaji yang menggunakan metode memperlebar atau memperpanjang pelimpah kearah samping kiri dan kanan pelimpah tanpa memperlebar lebar saluran/sungai. Atas dasar pemikiran tersebut, penelitian ini mencoba untuk mengkaji pengaruh variasi jumlah gigi gergaji terhadap koefisien debit (Cd) yang optimum dengan mengalirkan empat variasi debit (Q). Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimental murni. Penelitian ini menggunakan fasilitas laboratorium dan beberapa peralatan yang dibuat sendiri guna melengkapi proses penelitian. Parameter pada saluran peraga yaitu penampang segiempat, lebar saluran 0,3 m, tinggi saluran 0,5 m, panjang saluran 9 m, Terdapat dua macam variabel bebas yakni variasi debit (Q) dan variasi gigi gergaji. Di mana variasi debit yaitu debit 1 (2,314 ℓ/dt), debit 2 (4,073 ℓ/dt), debit 3 (6,083 ℓ/dt), debit 4 (8,303 ℓ/dt), dan variasi gigi gergaji yaitu 1 gigi (Beff = 48,54 cm), 2 gigi (Beff = 76,83 cm), 3 gigi (Beff = 80,68 cm), 4 gigi (Beff = 84,72 cm), sedangkan variabel terikatnya adalah koefisien debit (Cd) pada pelimpah tipe gergaji. Kata kunci : Uji Model Fisik, Bendung Tipe Gergaji, Koefisien Debit (Cd). Pengaruh Variasi Penambahan Pasir Halus ... PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN PASIR HALUS (FINESAND) PADA CAMPURAN SPESI LUMPUR LAPINDO BRANTAS TERHADAP KEKUATAN GESER PANEL FEROSEMEN Sri Murni Dewi , Retno Anggraini dan Adrianus H. Nureroan Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Jl. Mayjen Haryono 147 Malang ABSTRAK Panel Ferosemen dari bahan lumpur lapindo adalah suatu konstruksi beton bertulang tipis, yang menggunakan semen hidrolis dan agregat halus (lumpur lapindo dan finesand) yang ditulangi dengan lapisan-lapisan kawat anyam jala yang bergaris tengah kecil dan menerus. Pada penelitian ini dilakukan pengujian geser panel ferosemen dengan bahan lumpur lapindo, diamati dan dianalisis terhadap kekuatan geser maksimum yang terjadi. Panel ferosemen dibuat dengan variasi persentase penambahan finesand 10%, 20% dan 30%. Benda uji dibuat sebanyak 5 buah untuk masing-masing variasi penambahan finesand. Pembebanan dilakukan dengan pemberian beban terpusat pada masing-masing panel. Secara eksperimental, kekuatan geser panel ferosemen semakin besar pada penambahan finesand sampai batas 30%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya persentase penambahan finesand yang lebih besar dan penggunaan anyaman kawat sebagai tulangan pada panel ferosemen menjadikan kemampuan untuk menahan gaya geser menjadi lebih besar. tetapi hal ini belum menunjukan tren yang sebenarnya, yaitu batas optimum sesungguhnya beban panel frosemen dengan variasi penambahan finesand tertentu. Kata kunci : panel, ferosemen, finesand, geser STUDI PERENCANAAN ALTERNATIF BANGUNAN PELIMPAH TIPE SIDE CHANNEL BENDUNGAN GONGGANG MAGETAN Arum Puspasari Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik – Universitas Brawijaya ABSTRAK Pelimpah samping merupakan bangunan pelengkap saluran irigasi, yang fungsinya untuk mengalirkan air banjir yang masuk kedalam waduk agar tidak membahayakan keamanan bendungan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji , menganalisa dan merencanakan bangunan pelimpah tipe side channel yang mampu melewatkan debit kala ulang 1000th (Q1000 adalah debit terbesar pada saat 1000 th) yang ditinjau dari segi topografi , geologi, dan hidrologi. Pengerjaan perencanaan teknis bangunan pelimpah utama bendungan Gonggang di kabupaten Magetan, bertujuan untuk menanggulangi masalah kekurangan air yang digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti kebutuhan air baku sebesar 50lt/jiwa/hari, maupun untuk irigasi pertanian dan persawahan seluas 2500 ha pada daerah sekitar dengan intensitas tanam 243,73%. Dimana debit tampungan 2.011.000m3. Salah satu solusi terbaik adalah menampung air dalam musim hujan dengan membangun suatu tampungan waduk yang akan difungsikan pada musim kemarau. Tugas akhir ini melakukan perhitungan hidrograf rancangan, penelusuran banjir (flood routing), perencanaan bangunan pelimpah tipe side channel, perencanaan bangunan pelengkap, perhitungan stabilitas bangunan pelimpah serta perhitungan stabilitas struktur. Untuk itu diperlukan batasan yang meliputi: perhitungan hidrograf rancangan dengan metode hidrograf satuan Nakayasu, perhitungan penelusuran banjir lewat waduk berdasarkan metode step by step. Perencanaan pelimpah utama mengacu kepada persamaan profil pelimpah dan data perhitungan sebelumnya, serta perhitungan profil muka air pada pelimpah mengacu pada rumus hidrolika, terutama pada persamaan Bernoulli. Kata kunci : bendungan, curah hujan, metode Log Pearson Tipe III, hidrograf satuan, flood routing, debit banjir rencana, pelimpah samping (side channel) STUDI EVALUASI PERHITUNGAN ESKALASI HARGA PADA KASUS PROYEK PEMBANGUNAN BENDUNGAN KEDUNG BRUBUS DI KABUPATEN MADIUN Emma Kartika Cahyaningrum Jurusan Sipil – Fakultas Teknik – Universitas Brawijaya. Pembimbing : Ir. M. Ruslin Anwar, M.Si dan Saifoe El Unas, ST, MT ABSTRAK Salah satu unsur utama dalam suatu proyek konstruksi adalah biaya konstruksi yang termasuk dalam suatu harga kontrak. Namun harga kontrak tidak selamanya dapat memenuhi biaya konstruksi. Hal ini tergantung pada perubahan harga dari waktu ke waktu, khususnya kecenderungan kenaikan harga yang mempengaruhi konstruksi. Oleh karenanya pada kontrak awal perlu dilakukan eskalasi, yaitu penyesuaian nilai kontrak berdasarkan indeks yang disetujui bersama. Perhitungan eskalasi didapatkan dari beberapa literatur yang pada prinsipnya sama, sedangkan secara nasional, khususnya untuk proyek pemerintah, perhitungan eskalasi harga telah diatur berdasarkan ketentuan kontrak dan juga terdapat dalam Surat Edaran Bersama Pemerintah No. SE 100/A/21/10689 yang dikeluarkan oleh Bappenas dan Depkeu. Pada tugas akhir ini perhitungan eskalasi dilaksanakan dengan mengambil data dari Proyek Pembangunan Bendungan Kedung Brubus di Kabupaten Madiun berdasarkan rumus yang ada pada dokumen kontrak dan rumus pada literatur. Pada perhitungan eskalasi berdasarkan kontrak faktor eskalasi merupakan jumlah dari perkalian koefisien tetap dengan indeks harga dan perkalian koefisien komponen kontrak dengan indeks harga Sedangkan perhitungan eskalasi berdasarkan literatur dengan menggunakan perbandingan indeks harga. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai eskalasi berdasarkan kontrak adalah sebesar 7,26 %, sedangkan berdasarkan nilai eskalasi berdasarkan literatur adalah sebesar 8,39 % dari harga kontrak awal, sehingga dari hasil perhitungan kedua metode didapatkan selisih sebesar 1,13 %. Hal ini dikarenakan pada perhitungan eskalasi berdasarkan kontrak yang dihitung eskalasinya adalah harga penawaran dasar tiap item pekerjaan, sehingga perhitungan eskalasi memerlukan koefisien tetap dan koefisien komponen kontrak untuk menunjukkan proporsi masing – masing komponen terhadap harga penawaran dasar tiap item pekerjaan. Sedangkan pada eskalasi berdasarkan literatur yang dihitung eskalasinya adalah harga satuan tiap komponen yang mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan analisa harga satuan pekerjaan. Kata Kunci : Eskalasi, Indeks Harga, Kontrak, Literatur ALTERNATIF PERENCANAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN KALILANANG KOTA BATU MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BETON PRATEGANG DENGAN METODE PERIMBANGAN BEBAN (LOAD BALANCING) ANJAR TRI ASTUTI dan BETI INAYATI Jurusan Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Dosen Pembimbing : Ir. Sugeng P. Budio, MS. dan Retno Anggraini, ST, MT. ABSTRAK Jembatan adalah salah satu bangunan sipil yang perkembangannya sangat cepat sehubungan dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan masyarakat. Jembatan membentuk bagian kehidupan masyarakat, sebagai sarana komunikasi untuk perdagangan, transportasi dan pertukaran sosial budaya. Jembatan umumnya dibangun untuk jalan kereta api dan jalan raya. Jembatan Kalilanang merupakan jembatan yang melintasi sungai Kalilanang yang direncanakan sebagai pintu masuk kota Batu Kabupaten Malang dari arah Surabaya. Kota Batu sebagai kota Pariwisata yang semakin berkembang tentu memerlukan sarana penghubung atau transportasi yang memadai. Namun jembatan penghubung yang ada saat ini terlalu kecil dan tidak dapat dilewati kendaraan besar seperti bus. Sehingga direncanakanlah pembangunan jembatan Kalilanang yang baru agar transportasi yang keluar-masuk kota Batu dapat berjalan dengan lancar. Saat ini pembangunan jembatan Kalilanang sedang dilaksanakan menggunakan tipe jembatan rangka. Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah memberikan alternatif perencanaan struktur Jembatan Kalilanang dengan menggunakan beton prategang. Metode yang digunakan untuk perhitungan adalah Metode Perimbangan Beban (Load Balancing). Beton prategang mengkombinasikan beton berkekuatan tinggi dan baja mutu tinggi dengan cara “aktif”. Gaya tekan yang diberikan pada beton akan memberikan momen perlawanan atau gaya tarik perlawanan sehingga beban sisa yang dipikul menjadi kecil sehingga penampang dapat dihemat. Sedangkan Metode Perimbangan Beban yang digunakan dalan skripsi ini merupakan cara yang sederhana dalam desain dan analisis prategang terutama dalam perhitungan lendutan. Jika gaya prategang efektif seimbang dengan beban tetap, maka balok akan mendatar sempurna tanpa mengindahkan modulus elastisitas atau rangkak lentur beton. STUDI EKSPERIMENTAL MOMEN BATAS PADA PELAT BERUSUK AKIBAT PEMBEBANAN MERATA Ming Narto Wijaya Jurusan Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya ABSTRAK Pelat merupakan salah satu jenis struktur yang sering digunakan dalam dunia konstruksi. Banyak bangunan yang menggunakan pelat dengan berbagai variasi, salah satunya adalah adanya rusuk dengan dimensi dan jarak tertentu pada pelat tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan membandingkan momen, lendutan pada pelat berusuk dengan pelat datar. Pelat yang dibuat adalah tiga buah pelat dengan variasi rusuk 10×10 cm dengan jarak antar rusuk 40 cm dan satu buah pelat berusuk.Pembebanan dilakukan dengan pemberian beban merata pada masing-masing pelat. Secara eksperimental, lendutan pelat datar lebih besar jika dibandingkan dengan pelat berusuk untuk titik yang sama pada tengah bentang pelat. Dari hasil perhitungan analisis nilai momen dan lendutan pada pelat datar lebih besar dibanding pelat berusuk pada tengah bentang pelat. Adanya rusuk pelat menjadi kaku dan distribusi momen merata dan lendutan yang terjadi juga lebih kecil. Kata kunci : pelat, rusuk, momen, lendutan PENGARUH PENAMBAHAN COPPER SLAG SEBAGAI AGREGAT HALUS TERHADAP GRADASI CAMPURAN DAN KUAT TEKAN BETON CHUSNUL HUDA Jurusan Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Dosen Pembimbing : Ir Wisnumurti, MT. dan Ir Arifi Soenaryo. ABSTRAK Penelitian dan pengembangan teknologi bahan bangunan dilakukan untuk mencapai alternatif lain dari bahan bangunan, apalagi bahan bangunan tersebut merupakan limbah tembaga (Copper Slag) yang cukup potensial sehingga bisa menjadi nilai tambah ekonomis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh yang terjadi pada gradasi campuran dan kuat tekan beton jika digunakan penambahan komposisi limbah tembaga (Copper Slag) sebagai agregat halus pengganti sebagian pasir alam yang digunakan dalam campuran beton. Pasir yang digunakan sebagai agregat halus adalah pasir alam dari wilayah Malang dan limbah tembaga (Copper Slag) yang dihasilkan oleh industri peleburan dan pemurnian tembaga di Indonesia yaitu PT. Smelting di Gresik, Jawa Timur. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komposisi limbah tembaga (Copper Slag) dalam agregat halus dan Variabel tak bebasnya adalah gradasi campuran dan kuat tekan beton. Dengan komposisi limbah tembaga (Copper Slag) sebagai agregat halus menggunakan prosentase 0 %, 10 %, 20 %, 30 %, 40 %, 50 %, 60 %. Penelitian gradasi campuran dilakukan dengan pengujian analisa ayak untuk mengukur kehalusan atau kekasaran yang disebut modulus halus butir. Sedangkan pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 28 hari. Masing-masing perlakuan dibuat 5 buah benda uji silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, sehingga jumlah total benda uji seluruhnya adalah 35 buah. Dari hasil analisa nilai modulus halus campuran masing-masing adalah 5,138 ; 5,196 ; 5,278 ; 5,293 ; 5,336 ; 5,313 ; 5,309 dan nilai maksimumnya adalah 5,336 pada komposisi Copper Slag 40%. Sedangkan dengan uji analisa regresi didapat nilai maksimum sebesar 5,326 pada komposisi Copper Slag 45,49%. Pada pengujian kuat tekan hasilnya adalah 32.249 Mpa, 32.354 Mpa, 32.492 Mpa, 33.244 Mpa, 34.938 Mpa, 34.641 Mpa, 34.362 Mpa dan nilai maksimumnya adalah 34.938 Mpa. Maka dengan demikian kekuatan beton meningkat sebesar 8,34% pada komposisi Copper Slag 40% terhadap beton dengan komposisi Copper Slag 0%. Sedangkan dengan uji analisa regresi didapat nilai maksimum sebesar 34,69 Mpa pada komposisi Copper Slag 51,39%. STUDI PERENCANAAN PONDASI PADA PEMBANGUNAN RUANG VIP RSUD GAMBIRAN KEDIRI DENGAN ALTERNATIF PEMAKAIAN PONDASI DALAM DAN PONDASI DANGKAL LILYA SUSANTI Jurusan Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Dosen Pembimbing : Ir. Suroso, Dipl.HE, M.Eng dan Ir. As’ad Munawir, M.S ABSTRAK Pondasi adalah bagian dari struktur bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan beban struktur ke lapisan tanah di bawahnya. Dikenal ada dua macam pondasi yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal digunakan bila beban yang ditahan struktur kecil dan kondisi lapisan tanah di bawahnya cukup keras. Sedangkan pondasi dalam digunakan bila beban struktur yang harus ditahan cukup besar dan lapisan tanah pendukung kondisinya tidak terlalu keras. Studi ini menggunakan kedua macam pondasi untuk perencanaan ulang. Pertimbangan yang diambil dalam pemilihan pondasi tersebut adalah data sondir dan perhitungan struktur yang menghasilkan beban kolom yang harus ditahan pondasi. Sedangkan untuk pelaksanaannya di lapangan, digunakan pondasi tiang baja penampang persegi . Untuk itu, pada studi ini digunakan tiang baja penampang H dan penampang lingkaran untuk pondasi dalamnya dan pondasi dangkalnya menggunakan jenis pondasi memanjang dengan alasan jarak antar kolom pada struktur bangunan tersebut terbilang dekat. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui nilai daya dukung pondasi bila digunakan pondasi tiang dengan bentuk penampang berbeda. Selain itu juga untuk mengetahui apakah dapat digunakan pondasi dangkal untuk menahan beban strukturnya. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui nilai penurunan masing-masing pondasi dan Rencana Anggaran Biaya pelaksanaannya, sehingga dapat diketahui apakah dengan studi perencanaan ulang ini biaya pelaksanaan yang dibutuhkan menjadi lebih besar atau lebih kecil. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai daya dukung tiang baja penampang H dan lingkaran hampir sama dengan nilai daya dukung pondasi tiang persegi yang digunakan di lapangan, sehingga menghasilkan jumlah tiang yang hampir sama pula. Sedangkan nilai daya dukung pondasi dangkal yang memenuhi syarat didapatkan pada dimensi lebar pondasi 1,8 m dan kedalaman pondasi 2,6 m. Nilai penurunan pondasi tiang untuk semua dimensi masih lebih kecil dari penurunan maksimum yang disyaratkan. Untuk pondasi dangkal, walaupun nilai penurunannya cukup besar, namun untuk pelaksanaan di lapangan, penurunan tersebut masih terbilang dapat ditoleransi. Anggaran biaya pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang penampang H masih lebih besar dari biaya pelaksanaan pada proyek. Tetapi, bila digunakan tiang lingkaran, biayanya menjadi lebih kecil daripada biaya pondasi pada proyek. Untuk pondasi dangkal, biaya pelaksanaanya jauh lebih kecil bila dibandingkan biaya pelaksanaan di proyek. Sehingga, didapatkan kesimpulan akhir bahwa jenis pondasi dalam dan pondasi dangkal, kedua-duanya dapat digunakan pada proyek tersebut