PENGASUHAN SINGLE PARENT PADA KASUS KENAKALAN REMAJA NASKAH PUBLIKASI Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat guna memperoleh Gelar S-1 Sarjana Psikologi Diajukan Oleh: Baghas Tigara Akbar Shundy F100114009 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 ii iii ABSTRAKSI PENGASUHAN SINGLE PARENT PADA KASUS KENAKALAN REMAJA Baghas Tigara Akbar Shundy Eny Purwandari Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta [email protected] Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam mengenai bagaimana pola pengasuhan yang diterapkan oleh single parent kepada anaknya yang terlibat dalam kasus kenakalan remaja. Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengambilan data penelitian menggunakan metode wawancara dan observasi. Informan penelitian berjumlah 8 informan penelitian yang terdiri dari 4 informan single parent dan 4 informan anak remajanya. Pemilihan informan penelitian menggunakan metode purposive sampling dimana peneliti sudah menentukan karakteristik informan yang akan digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian bentuk kenakalan remaja yang dilakukan termasuk dalam bentuk kenakalan melawan status dan kenakalan sosial. Faktor yang menjadi penyebab kenakalan remaja dalam penelitian ini adalah pengaruh teman sebaya dan proses keluarga. Ada perbedaan pola pengasuhan anak antara single parent mother dan single parent father. Perbedaan antara pola pengasuhan single parent mother dan single parent father terletak pada komunikasi, kontrol, peraturan, dan hukuman bagi anak. Komunikasi pada single parent father kurang terjalin dengan baik antara ayah dengan anak, pada single parent mother komunikasi terjalin dengan baik tetapi tidak hangat. Pada single parent father tidak ada kontrol yang dilakukan kepada anak, sedangkan pada single parent mother kontrol yang dilakukan kepada anaknya tergolong rendah. Pada single parent father peraturan dan hukuman yang diterapakan tidak ada, sedangkan pada single parent mother kurang konsisten dalam menerapkan peraturan dan hukuman pada anak remajanya. Kata Kunci: Pengasuhan, Single Parent, Kenakalan Remaja iv perubahan pada diri anak PENDAHULUAN secara fisik, psikis, maupun sosial Mengasuh anak merupakan tugas orang tua dalam yang berbeda dari masa kanak-kanak sebuah sehingga keluarga yang berada di lingkungan masyarakat. Di dalam baik kemungkinan remaja mengalami masa krisis yang ditandai keluarga dengan kecenderungan munculnya merupakan tempat utama, dimana perilaku menyimpang pada anak usia anak berkembang dan dibesarkan remaja (Delphie,2009). oleh orang tua hingga menjadi pribadi yang dewasa dan mandiri. Kenakalan remaja menurut Hubungan yang terjalin antara anak Sobur (2005) adalah suatu bentuk dengan orang tua sangat ditentukan perbuatan antisosial yang dilakukan oleh anak remaja yang jika dilakukan oleh sikap orang tua dalam mengasuh anak, proses pengasuhan orang yang dilakukan orang tua pada anak sebagai dan apa yang ditanamkan orang tua Kenakalan remaja kepada anak sejak dini. Hal tersebut tindakan pelanggaran suatu hukum tertuju pada pola pengasuhan yang atau peraturan oleh seorang remaja. diterapkan oleh orang tua yaitu suatu Pelanggaran hukum atau peraturan suatu metode bisa yang dipilih dan dewasa diklasifikasikan tindakan kejahatan. merujuk pada termasuk pelanggaran berat dilakukan oleh orang tua dalam seperti mengasuh (2004) pelanggaran yang termasuk dalam berpendapat remaja adalah masa norma masyarakat seperti membolos transisi sekolah, menganggu anak. dari Monks anak-anak menuju membunuh kenyamanan tingkat dewasa. Pada masa remaja publik, dibagi menjadi tiga bagian yaitu fase batasan waktu, dan lain lain. Hawari remaja awal (12-15 tahun), fase (1997) menyebutkan remaja pertengahan (15-18 tahun) faktor penyebab dan fase remaja akhir (18-21 tahun). kenakalan Pada masa remaja banyak terjadi berfungsinya orangtua sebagai figur 1 berjudi, atau remaja bermain salah tanpa satu timbulnya adalah tidak tauladan bagi anak misalnya karena peran serta tugas yang ditanggung ketidak harmonisan hubungan orang oleh para single parent sangatlah tua yang bisa berujung ke perceraian berat. orang tua dan berimbas pada anak. Pada Keluarga juga menempati posisi yang paling utama karena tua baik ayah maupun ibu sangat dibutuhkan untuk mengasuh anak lingkungan sampai menuju dewasa dan mandiri. keluarga menjadi tempat pertama dan utama bagi anak Hal ini disebabkan pada saat anak untuk beranjak ke usia remaja merupakan membentuk suatu hubungan dengan periode paling penting dimana anak orang tua maupun dengan saudara kandungnya sebelum mengalami menjalin perubahan yang signifikan di dalam dirinya. Maka hubungan dengan orang lain yang dari itu sangat dibutuhkan pola berada dalam lingkungannya. Selain pengasuhan yang tepat bagi anak itu keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam mengasuh anak itu baik figur orang dalam perkembangan anak menuju masa kedewasaan dasarnya usia remaja. dalam perkembangan Menurut perilaku anak, karena di dalam Indira (dalam keluarga anak mulai belajar untuk Muallifah, 2009) pengasuhan orang menirukan perilaku dengan orang tua adalah interaksi antara orang yang banyak berinteraksi dengan tua anak. Perubahan di dalam keluarga sikap atau perilaku orang tua saat yang akan terjadi antara lain adanya berinteraksi perubahan peran serta tugas yang Termasuk harus ditanggung oleh single parent aturan, dalam mengasuh anak. Beban tugas norma, memberikan perhatian dan yang harus ditanggung single parent kasih sayang, adalah sikap dan menyangkut pemenuhan dengan anak yaitu bagaimana dengan caranya mengajarkan anak. menerapkan nilai serta menunjukan perilaku menjadi yang baik, contoh atau kebutuhan ekonomi, kasih sayang, sehingga serta fisik bagi anak yang berarti panutan bagi anaknya.maja. 2 dan Pengasuhan dan pola asuh pujian diberikan sesuai dengan merupakan dua hal yang tidak bisa perbuatan dan disertai penjelasan dipisahkan. Pola asuh merupakan (Hurlock, 1999). bagian dari pengasuhan. Berikut ini c. Pola Asuh Permisif ada beberapa jenis-jenis pola asuh, masing-masing adalah Menurut Hurlock (2010) pola sebagai asuh berikut : pengasuhan a. Pola Asuh Otoriter Menurut menjelaskan yang pengendalian Santrock bahwa permisif (2005) tuntutan pola asuh adalah pola tidak adanya atau kontrol serta orangtua kepada anak, komunikasi kurang hangat karena otoriter (authorian parenting) adalah orangtua suatu dan disiplin yang permisif yaitu sedikit menghukum yang menuntut anak disiplin atau tidak berdisiplin yang untuk mengikuti perintah dari orang berarti tidak membimbing anak ke tua dan menghormati pekerjaan dan pola perilaku yang disetujui secara usaha sosial dan tidak ada hukuman dan gaya membatasi masa bodoh, hadiah. b. Pola Asuh Demokratis Pada Pola asuh demokratis adalah jenis cara dan ciri-ciri tertentu. Menurut yang bersifat luwes dimana orang tua bimbingan masing-masing pola asuh memiliki karakteristik, pola asuh yang memiliki kontrol memberikan bersikap Muallifah yang (2009) ada beberpa karakteristik dari beberpa jenis pola sifatnya mengarahkan agar anak asuh sebagai berikut: mengerti dengan baik mengapa ada hal yang boleh dilakukan dan ada a. Karakteristik Pengasuhan Anak yang dalam Pola Asuh Demokratis tidak boleh, komunikasi terbuka dengan dua arah, disiplin yang diterapkan dapat dirundingkan dan ada penjelasan, hukuman dan 3 1) Pemberian antara hak dan kewajiban yang 1) Pemberian kebebasan yang seimbang luas kepada anak kepada anak 2) Tidak ada tuntutan untuk 2) Memberikan penjelasan atas hukuman dan bertanggung jawab larangan 3) Bersikap acuh kurang adanya yang diberikan kepada anak. komunikasi dan cenderung 3) Saling melengkapi satu sama mengabaikan perkembangan lain anak 4) Pembemberian dukungan, 4) Kontrol orang tua terhadap kesempatan dan kebebasan anak sangat lemah, juga tidak kepada anak memberikan 5) Orang tua mengontrol senantiasa yang perkembangan bimbingan cukup berarti bagi perkembangan anak anak. Pada penelitian yang b. Karakteristik Pengasuhan Anak dilakukan Satria (2011) ditemukan dalam Pola Asuh Otoriter teori baru tentang pola asuh orang 1) Aturan yang ketat, tua diluar pola pengasuhan yang ada dan yaitu pola asuh abu-abu berikut cenderung memaksa anak. 2) Mengutamakan karakteristiknya: hukuman bagi anak 3) Kurangnya 1. Komunikasi antara anak dan interkasi dan orangtua berjalan dengan baik komunikasi orang tua dengan 2. Kontrol Orangtua terhadap Anak anak Rendah 4) Kurang kasih sayang dan rasa 3. Orangtua tidak menuntut anak simpatik untuk bersikap bertanggung jawab. c. Karakteristik Pengasuhan Anak Newman dalam Pola Asuh Permisif (dalam 4 dan Newman Veronika, 2007) mengemukakan bahwa keluarga secara sosial pada anak-anak dan single parent adalah keluarga yang di remaja yang disebabkan oleh satu dalam bentuk pengabaian sosial, sehingga struktur keluarga hanya terdapat satu orangtua saja, baik ayah mereka maupun ibu saja yang dikarenakan perilaku yang menyimpang. Istilah oleh kematian, perceraian ataupun kenakalan remaja mengacu pada status perkawinan yang tidak jelas suatu rentang yang luas, dari tingkah atau dapat juga seorang bujangan laku yang mengadopsi anak. Single parent merujuk mother yaitu ibu sebagai orangtua pelanggaran tunggal harus menggantikan peran peraturan ayah Pelanggaran hukum atau peraturan sebagai kepala keluarga, pengambil keputusan, pencari nafkah bisa disamping seperti rumah perannya tangga, mengurus yang. termasuk menyontek. atau remaja. pelanggaran berat seperti atau membolos, Menurut Santrock (2010) ada father yaitu ayah sebagai orangtua beberapa tunggal harus menggantikan peran faktor-faktor mempengaruhi ibu sebagai ibu rumah tangga yang kenakalan yang remaja, yaitu: identitas, kontrol diri, jenis mengerjakan pekerjaan rumah tangga kelamin, yang mengerjakan pekerjaan ibu harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai di sekolah, rumah tangga, selain kewajibannya proses keluarga, pengaruh teman sebagi seorang kepala rumah tangga. sebaya, kelas sosial ekonomi, dan atau kualitas lingkungan sekitar tempat kenakalan remaja menurut santrock tinggal. (2005) adalah perilaku negatif atau merupakan kenakalan sosial anak-anak hukum membunuh memenuhi delinquency suatu remaja tindakan oleh seorang pelanggaran kebutuhan psikis anak. Single parent bentuk Kenakalan pada membesarkan, membimbingdan Juvenile mengembangkan muda, merupakan gejala sakit (patologis) Kenakalan produk yang tidak kebutuhan-kebutuhan 5 remaja dari struktur memenuhi dalam diri remaja terutama dalam masa lingkungan sekitar, minuman keras perkembangannya. Bentuk kenakalan dan hubungan seks bebas. remaja (dalam Winda, 2012) jenis- 4. Kenakalan yang melawan status, jenis misalnya mengingkari status anak kejahatannya, kenakalan remaja dapat digolongkan dalam sebagai bentuk : membolos 1. Kenakalan yang antar geng, melibatkan berwajib, pihak lalu cara bergelandangan game tanpa ada batasan waktu, kebut-kebutan antar dijalanan yang mengganggu keamanan lalu lintas kelompok, antar sekolah, sehingga harus dengan sepanjang jalan, merokok, bermain menimbulkan korban fisik pada orang lain yaitu perkelahian pelajar dan yang membahayakan orang perkosaan, perampokan, lain, membantah pembunuhan, dan lain- lain. jiwa serta pergi dari rumah, perintah orang tua, pulang larut malam dan sebagainya 2. Kenakalan yang menimbulkan METODE PENELITIAN korban materi seperti perjudian dan bentuk-bentuk permainan lain Metode yang digunakan dengan taruhan, seperti permainan dalam penelitian ini adalah metode domino penelitian dan pencurian, remi, perusakan, pencopetan, pemerasan pengambilan dan lain- lain. Prosedur subyek dalam penelitian kualitatif individu yang 3. Kenakalan sosial menimbulkan orang lain kualitatif. yang tidak korban di pihak seperti pelacuran, dijadikan subyek penelitian adalah individu yang memenuhi karakteristik populasi seperti: memakai dan menggunakan bahan A. Anak usia remaja berusia antara narkotika yang 12-21 tahun yang hidup di dalam yakni keluarga single parent dan terlibat dianggapnya mengganggu bahkan hal ringan kenyamanan dalam kasus kenakalan remaja 6 B. Single parent yang disebabkan 1. Pola Pengasuhan karena perceraian maupun karena a. Hubungan dengan anak salah satu pasangan meninggal dunia Dengan hilangnya salah satu Metode pengumpulan data adalah cara peneliti yang pasangan digunakan untuk memperoleh yaitu menggunakan Pola pengasuhan yang diterapkan dengan antara ayah/ibu yang berada dalam metode wawancara keluarga single parent sedikit ada perbedaan. Pada single parent father penelitian ini menggunakan langkah- komunikasi langkah sebagai berikut: Organisasi dilakukan data, Mendeskripsikan maupun hubungan dengan anak dalam penelitian yang data, Membaca keseluruhan data, Kategorisasi dalam serius pada hubungan dengan anak. dan observasi. Dalam analisis data Koding, ayah/ibu keluarga menimbulkan dampak yang data yang akan di teliti, metode yang digunakan yaitu ini tergolong kurang karena pada dasarnya sosok ayah kategori, dalam Pembahasan Hasil Penelitian keluarga bukan sebagai pengasuh yang baik untuk anak, sosok ayah lebih ke pemenuhan HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan telah dilakukan beberapa analisis diatas karakteristik kebutuhan ekonomi bagi anak. Pada yang penelitian ditemui juga ditemukan hubungan yang cukup baik antara pola single parent mother dengan anak. pengasuhan yang diterapkan single hubungan ini tercipta karena anak parent dalam mengasuh anak remaja dari kecil sudah ditinggalkan oleh yang kasus ayahnya lalu hidup bersama dengan memiliki ibunya sehingga anak merasa dekat termasuk kenakalan dari ini dalam remaja pernyataan senada pada sebagian dengan ibunya dan hubungan besar subyek. Hal ini akan dijelaskan komunikasinya baik dengan ibunya sebagai berikut: karena ibu berada dirumah dan tidak bekerja, namun secara mendalam ibu 7 tidak mengetahui kehidupan pribadi mengatur kegiatannya yang akan anak dilakukan, single parent mother lebih memberi kebebasan kepada anak B. Kontrol untuk melakukan apa yang ingin Sebagian besar subyek single parent dalam penelitian dilakukan oleh anak ini c. Peraturan menyatakan kurang bisa mengontrol apa saja yang dilakukan anak karena Dalam penelitian ini single kurangnya komunikasi antara orang parent tua dan anak membuat orang tua menerapkan kurang memahami pergaulan yang anaknya, bahkan pada single parent diikuti anak serta kegiatan yang father tidak menerapkan peraturan dilakukan anak sehari-hari. Pada kepada anaknya. Pada single parent single parent father kontrol yang mother menerapkan peraturan bagi dilakukan cenderung kurang karena anak, namun dalam penerpannya sebagai yang kurang ada tindakan yang tegas atas terkondisikan sebagai pencari nafkah konsekuensi dari peraturan yang bukan sebagai pengasuh membuat dibuat. Kurang adanya konsistensi kontrol kepada yang sebelumnya dalam dilakukan oleh istri, setelah ditinggal berimbas pada tanggung jawab anak istri kontrol yang dilakukan menjadi atas apa yang dilakukannya, jika berkurang sudah tidak ada peraturan yang diterapkan terkondisikan ayah bukan sebagai maka anak merasa tidak terbebani pengasuh anak. Pada single parent dan tidak merasa bersalah jika mother tetap mengontrol kegiatan melakukan suatu kesalahan. sosok ayah karena anak tetapi dengan taraf yang rendah pada umumnya peraturan penerapan kurang kepada peraturan ini d. Hukuman seperti hanya menanyai kegiatan anak tanpa adanya cross check lebih Subyek single parent dalam dalam mengenai apa saja yang akan penelitian ini menyatakan hukuman dilakukan anak. Seperti anak bebas yang diberikan hanya sebatas lisan 8 tanpa ada konsekuensi yang bisa dewasa, pada single parent mother membuat tidak ada kontrol yang dilakukan kepada melakukan kembali kesalahan yang anak, namun kontrol yang dilakukan dilakukan oleh anak. Tanpa adanya rendah hukuman yang bisa membuat anak pengawasan pada aktifitas anak serta menyadari masih memberi kelonggaran waktu anak untuk kesalahan yang dilakukan, maka anak akan sering dimana kurang dalam bermain anak. melanggar peraturan yang diterapkan 3. Pada peraturan dan hukuman, oleh orang tua. single Dari hasil pembahasan diatas parent peraturan dan father tidak hukuman ada yang terdapat perbedaan pola pengasuhan diterapkan pada anak, pada single anak antara single parent mother dan parent single parent father pada beberapa peraturan, tetapi karena penerapan bagian sebagai berikut: peraturan atas penerapannya sehingga anak masih yang terjalin antara ayah dengan sering melanggar peraturan yang anak, pada single parent mother dibuat. komunikasi yang terjalin antara ibu dengan anak berjalan dengan baik Berdasarkan tetapi tidak hangat. pembahasan diatas dapat disimpulan pola asuh yang diterapkan oleh single parent 2. Pada kontrol, single parent father mother adalah pola asuh permisif tidak ada kontrol pada anak karena mengontrol hukuman diberikan kurang konsisten dalam father kurang adanya komunikasi bisa serta menerapkan konsekuensi dari peraturan yang 1. Pada komunikasi, single parent tidak mother dimana komunikasi terjalin dengan secara baik tetapi tidak hangat, ada kontrol langsung kegiatan yang dilakukan yang dilakukan terhadap anak tetapi oleh anak sehingga terkesan tidak dalam taraf rendah dimana single memperhatikan perkembangan yang parent terjadi pada anak yang beranjak mother pengawasan 9 kurang aktifitas anak dalam serta masih memberi kelonggaran waktu ingin bermain anak. Dari segi peraturan berada satu kelompok karena pada single parent mother menerapkan fase remaja ini, remaja ingin diakui peraturan, tetapi karena penerapan keberadaannya di lingkungan dimana peraturan atas remaja tersebut bergaul. Hal ini konsekuensi dari peraturan yang dilakukan semata-mata untuk diakui diberikan kurang konsisten dalam dalam kelompok tersebut sehingga penerapannya sehingga anak masih subyek juga melakukan hal yang sering sama serta hukuman melangar peraturan yang seperti teman-teman dengan kelompok yang yang dibuat. Pada single parent father diikutinya seperti membolos sekolah, pola asuh yang diterapkan adalah merokok, mengkonsumsi minuman pola keras, dan pulang larut malam asuh yang dibandingkan lebih pola permisif asuh yang sehingga dapat dikatakan bahwa diterapkan oleh single parent mother konformitas dimana kurang adanya komunikasi, berpengaruh dalam kasus kenakalan peraturan, kontrol, dan hukuman remaja bagi anak terkesan sehingga tidak orang tua Dalam yang oleh single parent kurang, hal ini 2. Kenakalan Remaja menyebabkan anak merasa kesepian ketika a. Pengaruh teman sebaya berada dirumah. Dengan hilangnya salah satu figur yaitu Dalam penelitian ini semua yang penelitian dilakukan perhatian yang diberikan masuk ke dalam fase remaja anak sebaya b. Proses Keluarga memperhatikan perkembangan anak yang sedang subyek teman ayah/ibu melakukan menyebabkan dalam keluarga tidak seimbangnya kenakalan remaja karena penggaruh peran yang harus dilakukan oleh dari teman sebaya dimana subyek single parent di dalam keluarga, hal bergaul. Semakin besar pengaruh ini dalam kelompok membuat subyek pengawasan terhadap aktivitas yang 10 berakibat pada kurangnya dilakukan anak. Anak merasa Bentuk kenakalan Remaja kesepian ketika berada dirumah dan yang dilakukan anak remaja dalam lebih memilih bermain keluar rumah keluarga single parent mother antara dengan yang lain: merokok, bergelandang dijalan, mudah pulang hingga larut malam, dan teman membuat sebayanya anak remaja terpengaruh terhadap pergaulan yang menganggu kenyamanan diikutinya remaja tersebut sehingga Berdasarkan bentuk kenakalan yang anak remaja rentan untuk terlibat dilakukan oleh anak remaja dalam dalam kasus kenakalan remaja. keluarga single umum. parent mother termasuk dalam bentuk kenakalan melawan status dan kenakalan sosial. SIMPULAN Berdasarkan analisis dan B. pembahasan yang telah dilakukan Kenakalan A. Bentuk Kenakalan Remaja kenakalan remaja, pengaruh dari pergaulan dengan teman sebaya sangat mempengaruhi anak untuk 1. Single Parent Father kenakalan penyebab remaja diatas maka dapat di simpulkan: Bentuk Faktor berprilaku nakal. Dalam hal ini remaja pergaulan yang diikuti berperan yang dilakukan anak remaja dalam dalam menimbulkan perilaku nakal keluarga single parent father antara pada remaja. Dengan pengaruh dari lain: merokok, membolos sekolah, kelompok yang di ikuti remaja ingin mengkonsumsi diakui minuman keras. dan diterima oleh Berdasarkan bentuk kenakalan yang kelompoknya. Selain itu ada faktor dilakukan oleh anak remaja dalam keluarga dimana setelah hilangnya keluarga father salah satu orang tua ayah/ibu di termasuk dalam bentuk kenakalan dalam keluarga membuat perubahan melawan status dan kenakalan sosial. peran di dalam keluarga sehingga single parent menjadikan 2. Single Parent Mother kurangnya perhatian kepada anak, anak merasa kurang 11 perhatian dengan dan memilih teman bergaul sebayanya. Bagi single parent father Dari untuk lebih membentuk hubungan pergaulan ini yang dapat membuat yang dekat dengan anak sehingga anak dapat terpengaruh untuk bebuat hubungan yang terjalin antara single nakal. parent father dan anak remajanya berjalan C. Pola pengasuhan yeng diterapkan pengasuhan yang father mempunyai hubungan yang hangat dengan anak. termasuk di dalam karakteristik pola permisif, Dengan anak bisa membuat single parent diterapkan oleh single parent mother asuh baik. meningkatkan komunikasi dengan oleh single parent Pola dengan sedangkan b. Single Parent Mother pola pengasuhan yang diterapkan oleh Bagi single parent mother single parent father lebih permisif untuk dibandingkan pada pola pengasuhan menerapkan pola asuh yang tepat yang diterapkan single untuk parent lebih anak. konsisten dalam Misalnya dengan peraturan secara mother. Hal ini terlihat pada aspek menerapakan yang menonjol yaitu pada aspek konsisten kepada anak agar anak kontrol terhadap anak, peraturan, dan tidak hukuman bagi anak. dibuat oleh single parent mother serta SARAN melanggar peraturan meningkatkan yang pengawasan terhadap aktifitas yang dilakukan Berdasarkan hasil penelitian oleh anak remajanya. dan kesimpulan diatas, maka peneliti c. Remaja memberikan saran sebagai berikut: Bagi 1. Single Parent remaja untuk lebih selektif dalam memilih pergaulan a. Single Parent Father yang positif, sehingga remaja tidak terlibat dalam pergaulan negatif yang 12 Mixed Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. bisa membuat remaja terlibat dalam kenakalan remaja. Dhelphie, D. (2009). Hubungan antara Kemampuan Mengontrol Diri dan Kecenderungan Berperilaku 2. Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti lain yang tertarik untuk menggkaji yang sama Fajrianthi, Faradina A. F. (2012). Konflik Pekerjaan-Keluarga dan Coping pada Single Mothers. Jurnal Psikologi Industri Organisasi Vol.1 No.2 Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya diharapkan untuk mengkaji lebih dalam mengenai pola pengasuhan single parent yang terapkan misalnya pada pola asuh demokratis dan otoriter, serta faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan kenakalan Gunarsa, Singgih D. (2008). Psikologi Anak dan Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia remaja DAFTAR PUSTAKA Ahid, Badan Hawari, D. (1997). Alquran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Mental.Jakarta: Dana Bhakti Yasa. Nur. (2010). Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Islam.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hesti. (2008). Perilaku Agresif pada Remaja Putri yang Berbeda Status Sosial.Jurnal.Universitas Gunadarma Pusat Statistik (BPS), BKKBN, Departemen Kesehatan dan Macro Internasional. Survei Kesehatan Reproduksi Remaja tahun 2014. Journal.Jakarta. Hermia. (2014). Pola Pengasuhan Anak yang dilakukan oleh Single Mother. Jurnal.Universitas Sebelas Maret Chaplin J.P. (2007). Kamus Lengkap Psikologi (alih bahasa: Kartono, K). Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada Hurlock. (2006). Anak Creswell, J.W. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Jilid Erlangga 13 Perkembangan 1. Jakarta: Hurlock. (2010). Anak Jilid Perkembangan 2. Luth, Nursal.Fernandez, H. Daniel. Drs. (2000). Sosiologi I: untuk SMU Kelas 2.Jakarta: PT. Galaxy Puspa Mega. Jakarta: Erlangga. Mahmud, M. D. (2003). Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta Hurlock, B.E. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Ed. 5. Jakart a: Erlangga : BPFE Moleong, Penelitian Ihdiati, Tuti, Arista. (2010). Kenakalan Remaja ditinjau dari Kecerdasan Emosi dan Penyesuaian Diri pada Siswa SMAN Se-Surakarta. Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran.Universitas Sebelas Maret Bandung: (2000). Metode Kualitatif. Remaja Rosda Karya Monks, F.J., Knoers, A.M.P.; dkk. (2004). Psikologi Perkembangan. Gajah Mada Yogyakarta: University Press. Kartono, K. (2006). Patologi sosial 2 kenakalan remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Morse, J.M. Barrett, M., Mayan, M., Olson K. & Spiers, J. (2002). Verification strategies for establishing reliability and validity in qualitative research. International Journal of Qualitative Methods, 1(2), 119 Kartono. (2010). Patologi sosial 2 kenakalan remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Laela. L.J. (2010). Pencegahan dan Penanganan Perilaku Agresif Remaja Melalui Pengelolaan Amarah (Anger Management).Jurnal Psikologi Volume 37, NO. 1, 50 – 64.Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Mualifah. (2009). Psycho Islamic Smart Parenting. Yogyakarta: Diva Press Lucia Apriliani Priastuti. (2011). Self - Efficacy Ayah yang Berperan sebagai Orangtua Tunggal Dalam Mengasuh Anak.skripsi. Binus Nancy,D. (1999). Parenting Styles and Its Correlares, dalam http://ericeece.org/pubs/digest/ 1999/darling.html. diakses 2 januari 2015 14 Santrock, J. W. (2002). Perkembangan masa hidup jilid 2. Terjemahan oleh Juda Damanika & Ach. Chusairi. Jakarta: Erlangga Nisfiannoor, Yulianti. (2005). Perbandingan Perilaku Agresif Antara Remaja yang Berasal dari Keluarga Bercerai dengan Keluarga Utuh. Jurnal Psikologi Vol. 3 No. 1.Jakarta: Universitas Taruma Negara. Satria, Poerwandari, E.(1998).Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi.Jakarta: Fakultas PsikologiUniversitas Indonesia Sobur, Alex. (2003). Umum.Bandung: Setia. Polit, D.F. & Hungler, B.P. (1995). methods. Psikologi Pustaka Soetjiningsih, Christiana (2012).Perkembangan Jakarta: Prenada Group Nursing research: Principles and Agus. (2011). Pola Pengasuhan Anak pada Keluarga Single Parent. Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 2: 106113. Staf pengajar Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Lampung Philadelphia: Lippincott, PA. Hari. Anak. Media Sriyanti, Lilik, dkk. (2009). Teori- Rahayu, Erie. (2004). Konsep diri Anak Laki-laki yang Tinggal dengan Single Parent Mother. Skripsi. Semarang : Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Teori Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Sudarsono. (2008). Remaja. Kenakalan Jakarta: Rineka Cipta Santrock, J.W. (2008). Life-Span Development. Perkembangan Masa Hidup. Jilid 2 Edisi kelima. Jakarta : Erlangga Sugianto.(2012).Pola Pengasuhan di Panti Asuhan Darul Hadlanah Nahdlatul Ulama Kota Salatiga.Skripsi. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Santrock, J. W. (2005). Psikologi Remaja : PT Raja Grafindo Persada 15 Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta Volume 12, No. 2, Juli 2008; hal 137-141 Sukandar. (2006). Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Suryasoemirat, A. (2007).Wanita Single Parent yang Berhasil. Jakarta : Edsa Mahkota Sutji, P. Jurnal Juvenile Delinquency (Kenakalan Remaja) Pada Remaja Putra Korban Perceraian Orang Tua.Jurnal.Universitas Gunadarma. Veronika. (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi Pola Pengasuhan Single Parent.Skripsi.Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Winda. (2013). Tinjauan Kriminologis Terhadap Kenakalan Remaja (Juvenile Delinquency).Skripsi. Makasar: Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Hassanudin Makasar Yati, A. (2008). Validitas dan Reliabilitas dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal Keperawatan Indonesia, 16