BAGIAN 2 Masalah & Kebijakan: Domestik Teori Klasik Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Instruksional Khusus Mempelajari evolusi sejarah dan intelektual dalam pemikiran akademis tentang bagaimana dan mengapa pembangunan dapat berlangsung dan tidak berlangsung 2. Mengkaji 4 teori pembangunan yang utama dan sering saling bersaing 3. Mengetahui bahwa masing2 teori memberikan pengetahuan berharga dan perspektif yang bermanfaat tentang hakikat proses pembangunan 4. Diperkenalkan beberapa teori alternatif tentang pembangunan untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi 1. 3.1. Teori – Teori klasik Pembangunan Ekonomi : 4 Pendekatan Literatur klasik pasca PD II dalam pembangunan ekonomi telah di dominasi oleh 4 aliran utama yang saling bersaing : 1. Model tahapan pertumbuhan linear (linear-stagesof-growth model) 2. Teori dan pola struktural (theories and pattern of structural change) 3. Revolusi ketergantungan internasional (international dependence revolution) 4. Kontraevolusi pasar bebas neoklasik (neoclasical free-market counterrevolution) Beberapa tahun belakangan ini, telah uncul pendekatan elektetik (electetic approach) dengan menggabungkan yang terbaik dari semua teori klasik. Dua aliran pemikiran yang saling bersaing pada 1970an: 1. Fokus pada teori dan pola struktural menggunakan teori ekonomi modern dan analisis statistik dalam upaya menggambarkan proses internal struktur pada negara berkembang agar dapat menciptakan dan mempertahankan laju ekonomi tumbuh pesat 2. Aliran revolusi ketergantungan internasional, lebih radikal dan politis. Aliran ini memandang keterbelakangan dalam kaitanya dalam hubungan internasional, kekuasaan domestik, kekakuan lembaga dan struktural Teori ketergantungan menekankan kendala lembaga dan politik baik internal maupun eksternal terhadap pembangunan ekonomi Penekanan diletakkan perlunya kebijakan baru dan utama untuk memberantas kemiskinan, menyediakan kesempatan kerja dan mengurangi ketimpangan pendapatan. 3.2. Pembangunan sebagai pertumbuhan & tahapan linear Walter Whiteman Rostow [Linear Stage Model] – [1916 – 1979] Teori pembangunan ekonomi Rostow sangat populer dan paling banyak mendapat komentar dari para ahli. Teori Rostow pada mulanya merupakan artikel yang dimuat dalam economic journal bulan Maret 1956 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam bukunya berjudul “The Stage of Economic Growth” thn 1960. Menurut Todaro, Teori Rostow ini dikelompokkan ke dalam Model Jenjang Linear (Linear Stage Model) Menurut Rostow proses pembangunan ekonomi bisa dibedakan ke dalam 5 tahap yaitu : 1. Masa Masyarakat Tradisional (the traditional society); 2. Masa Prasyarat untuk Tinggal Landas (the preconditions for take off); 3. Masa Tinggal Landas (the take off); 4. Masa Menuju ke Kedewasaan (the drive to maturity); dan 5. Masa Konsumsi Tinggi (the age of high mass consumption) Dasar pembedaan proses pembangunan ekonomi menjadi 5 tahap tersebut adalah karakteristik perubahan keadaan ekonomi, sosial dan politik yang terjadi. Menurut Rostow pembangunan ekonomi/proses transformasi suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern merupakan suatu proses yang multi-dimensional. Pembangunan ekonomi bukan berarti perubahan struktur ekonomi suatu negara yg ditunjukkan oleh menurunnya peran sektor pertanian dan peningkatan peran sektor industri saja tetapi sebagai suatu proses yg menyebabkan antara lain : 1. Perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik dan sosial yg pd awal nya berorientasi kpd suatu daerah menjadi berorientasi ke luar 2. Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dlm keluarga yaitu dari banyak anak menjadi keluarga kecil. 3. Perubahan dlm kegiatan investasi masyarakat, dari melakukan investasi yang tidak produktif (numpuk emas, beli rumah, etc) menjadi investasi yg produktif. 4. Perubahan sikap hidup dan adat istiadat yg terjadi kurang merangsang pembangunan ekonomi (penghargaan thd waktu, penghargaan thd prestasi perorangan, etc) Masyarakat Tradisional (Traditional Society) masyarakat yg fungsi produksinya terbatas yg ditandai oleh cara produksi yg relatif msh primitif cara hidup masyarakat yg msh sgt dipengaruhi nilai2 yg kurang rasional, tetapi kebiasaan tsb telah turun temurun tingkat produktivitas per pekerja msh rendah, oleh krn itu sebag besar sumberdaya masyarakat digunakan utk kegiatan sektor pertanian struktur sosial bersifat hierarkhis yaitu mobilitas vertikal angg masy dlm struktur sosial kemungkinannya sgt kecil shg kedudukan seseorg dlm masy tdk akan berbeda dgn nenek moyangnya pusat kekuasaan politik di daerah berada di tangan tuan tanah shg kebijakan pemerintah pusat selalu dipengaruhi oleh pandangan para tuan tanah di daerah tsb Masa Prasyarat Tinggal Landas (precondition for take off) masa transisi dimana masyarakat mempersiapkan dirinya utk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (self sustained growth). Pd tahap ini dan sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara otomatis tahap prasyarat tinggal landas ini mempunyai 2 corak, pertama adalah yg dialami oleh negara2 Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika dimana tahap ini dicapai dgn perombakan masy tradisional yg sdh lama ada kedua, yg dicapai oleh neg2 yg born free spt USA, Kanada, Australia, Selandia Baru dimana neg2 tsb mencapai tahap tinggal landas tanpa hrs merombak sistem masy yg tradisional disebabkan oleh sifat2 dari masy neg2 tsb yg terdiri dari imigran yg telah memp sifat2 yg dibutuh kan oleh suatu masy utk tahap prasyarat tinggal landas Tahap Tinggal Landas (the take off) • Pada tahap ini pertumbuhan ekonomi selalu terjadi • Pada awal tahap ini terjadi perubahan yg drastis dalam masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yg pesat dlm inovasi or berupa terbukanya pasar2 baru • sbg akibat dari perubahan tsb secara teratur akan tercipta inovasi2 dan peningkatan investasi • investasi yg semakin tinggi akan mempercepat laju per tumbuhan pendapatan nasional dan melebihi tingkat per tumbuhan penduduk • dengan demikian tingkat pendapatan per kapita semakin besar Ada 4 faktor penting yg hrs diperhatikan dlm menciptakan sektor pemimpin : 1. Harus ada kemungkinan utk perluasan pasar bagi barang2 yg diproduksi yg mempunyai kemungkinan utk berkembang dgn cepat 2. Dlm sektor tsb hrs dikembangkan tehnik produksi yg modern dan kapasitas produksi harus bisa di perluas 3. Hrs tercipta tabungan dlm masyarakat dan para pengusaha hrs menanamkan kembali keuntungannya utk membiayai pembangunan sektor pemimpin 4. Pembangunan dan transformasi teknologi sektor pemimpin haruslah bisa menciptakan kebutuhan akan adanya perluasan kapasitas dan modernisasi sektor2 lain Tahap Menuju Kekedewasaan (the drive to maturity) o Masa dimana masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi modern pd hampir semua kegiatan produksi o Pd tahap ini sektor pemimpin baru akan muncul menggantikan sektor pemimpin lama yg akan mengalami kemunduran o Sektor pemimpin baru ini coraknya ditentukan oleh perkembangan teknologi, kekayaan alam, sifat2 dari tahap tinggal landas yg terjadi, dan juga oleh kebijaksanaan pemerintah o Dlm menganalisis karakteristik tahap menuju kekedewasaan Rostow menekankan analisisnya kpd corak perubahan sektor-sektor pemimpin di bbrp neg yg skr sdh maju Rostow mengemukakan pula karakteristik non ekonomis dari masy yg telah mencapai tahap menuju ke kedewasaan sbb : 1. Struktur dan keahlian tenaga kerja mengalami perubahan, peranan sektor industri semakin penting, sedangkan sektor pertanian menurun 2. Sifat kepemimpinan dlm perusahaan mengalami perubahan, peranan manajer profesional semakin penting dan menggantikan kedudukan pengusaha pemilik 3. Kritik2 thd industrialisasi mulai muncul sbg akibat dari ketidakpuasan terhadap dampak industrialisasi Tahap Konsumsi Tinggi (the age of high mass consumption) 1. 2. 3. Pd tahap ini ada 3 macam tujuan masy (neg) yaitu : Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke LN dan ke cendrungan ini bisa berakhir pd penjajahan thd bangsa lain Menciptakan negara kesejahteraan (welfare state) dgn cara mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yg lebih merata melalui sistem pajak yg progresif Meningkatkan konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok (sandang, pangan dan papan) menjadi meliputi pula barang2 konsumsi tahan lama dan barang2 mewah 4. Teori Keynesian (Harrod-Domar) Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom sesudah Keynes yaitu Evsey Domar dan R.F.Harrod. Domar mengemukakan teorinya pertama kali pada tahun 1947 dlm jurnal “American Economic Review” sdg Harrod telah mengemukakan nya pada tahun 1939 dlm Economic Journal. Teori ini sebenarnya dikembangkan oleh kedua ekonom secara sendiri-sendiri tetapi karena inti teori tsb sama maka skr ini dikenal sbg Teori Harrod-Domar Teori Harrod-Domar merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja Analisis Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak membicarakan masalah ekonomi jangka panjang, sementara Teori Harrod-Domar menganalisis syarat2 yg diperlukan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang Dengan kata lain, Teori H-D berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dengan mantap (steady growth) Asumsi Teori Harrod-Domar : 1. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang2 modal yang ada dalam masyarakat digunakan secara penuh 2. Terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumahtangga dan sektor perusahaan, berarti pemerintah dan perdagangan LN tidak ada 3. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dgn besarnya pendapatan nasional, ini berarti bahwa fungsi tabungan dimulai dari titik nol 4. Kecendrungan untuk menabung (marginal propensity to save = MPS) besarnya tetap, demikian juga ratio antara modal-output (capital-output ratio=COR) dan pertambahan modal-output (Incremental Capital-Output Ratio = ICOR)MPS, COR, ICOR = besarnya tetap Keterbatasan Teori Harrod-Domar (1) 1. MPS dan ICOR tidak konstan Menurut Teori H-D kecendrungan untuk menabung (MPS) dan ICOR di asumsikan konstan padahal kenyataannya kedua hal tersebut mungkin sekali berubah dalam jangka panjang dan ini berarti memodifikasi persyaratan2 pertumbuhan yang mantap yang diinginkan 2. Proporsi penggunaan Tenaga Kerja dan Modal tdk tetap Asumsi bahwa tenaga kerja dan modal dipergunakan dalam proporsi yang tetap tidak lah dapat dipertahankan. Pada umumnya tenaga kerja dapat menggantikan modal dan perekonomian dapat bergerak lebih mulus kearah lintasan pertumbuhan yang mantap. MPS (Marginal to save – kecenderungan untuk menabung) ICOR (Inceremental Capital Output Ratio – Ratio pendapatan modal output) Keterbatasan Teori Harrod-Domar (2) 3. Harga tdk akan tetap konstan Model Harrod-Domar ini mengabaikan perubahan2 harga pd umumnya, pdahal perubahan harga selalu terjadi di setiap waktu dan sebaliknya dapat menstabilkan situasi yang tidak stabil. 4. Suku Bunga Berubah Asumsi bahwa suku bunga tidak mengalami perubahan adalah tidak relevan dengan analisis yang bersangkutan. Suku bunga dapat berubah dan pada akhirnya akan mempengaruhi investasi 3.3. Model Perubahan Struktural Model Dua Sektor Lewis - [Lewis Two Sector Model] Salah satu model teoritis pembangunan yang paling terkenal, yang memusatkan perhatian pada transformasi struktural (structural transformation) suatu perekonomian subsisten. Model ini dirumuskan oleh W. Arthur Lewis, salah satu ekonom besar dan penerima Hadiah Nobel pada pertengahan dekade 1950 an, dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh John Fei dan Gustav Ranis Model Dua-Sektor Lewis (Lewis Two Sector Model) ini diakui sebagi teori “umum” yang membahas proses pembangunan di negara2 Dunia Ketiga yang mengalami kelebihan penawaran tenaga kerja selama dekade 1960 an dan awal dekade 1970 an Teori rumusan Lewis ini sampai sekarang pun masih banyak penganutnya terutama di kalangan ahli ekonomi pembangunan di Amerika Menurut model pembangunan yg diajukan oleh Lewis perekonomian yang terbelakang terdiri dari 2 sektor, yakni Pertama, Sektor Tradisional, yaitu sektor pedesaan subsisten yang kelebihan penduduk dan ditandai dengan produktivitas marjinal tenaga kerja sama dengan nol. Kondisi ini merupakan situasi yang memungkinkan Lewis utk mendefinisikan kondisi surplus tenaga kerja (labor surplus) sbg suatu fakta bhw jika sebag tenaga kerja tsb ditarik dari sektor pertanian, maka sektor itu tdk akan kehilangan outputnya. Kedua, Sektor Industri Perkotaan Modern yang tingkat produktivitasnya tinggi dan menjadi tempat penampungan yang di transfer sedikit demi sedikit dari sektor subsisten. Perhatian utama model ini diarahkan pada terjadinya proses pengalihan tenaga kerja, serta pertumbuhan output dan penyerapan tenaga kerja di sektor modern Teori perubahan struktural ini fokus pd mekanisme transformasi struktur ekonomi negara berkembang dari pertanian pedesaan tradisional ke industri perkotaan modern Model ini menyangkut proses transfer tenaga kerja, pertumbuhan output, dan kesempatan kerja dari sektor pertanian ke sektor industri. Proses pertumbuhan berkelanjutan sektor modern ini akan berlanjut sampai seluruh surplus tenaga kerja pedesaan diserap di sektor industri baru Teori Hollies B. Chenery and Syrquin Teori ini dianggap sebagai pengembangan dari Teori Collin Clark dan Simon Kuznets Perekonomian akan mengalami transformasi (konsumsi, produksi dan lapangan kerja) dari perekonomian yang di dominasi oleh sektor pertanian menjadi sektor industri dan sektor jasa Penelitian empiris yang dilakukan oleh Chenery dan Syrquin mencoba untuk: Mendokumentasikan secara tepat bagaimana suatu perekonomian mengalami perubahan-perubahan yang bersifat struktural Mengidentifikasikan nilai numerik dari berbagai parameter ekonomi penting Model perubahan struktural dari Hollis B. Chenery mengenali beberapa ciri proses pembangunan negara berkembang, termasuk : Pergeseran dari produksi pertanian ke industri Pemupukan modal fisik dan manusia yg berkelanjutan Perubahan permintaan konsumen dari kebutuhan dasar ke berbagai barang dan jasa Pertumbuhan kota dan industri karen migrasi dari pedesaan dan pertanian Menurunnya besarnya keluarga dan pertumbuhan penduduk Sedang faktor2 yang mempengaruhi proses pembangunan, adalah termasuk kekayaan dan besarnya sumber daya, kebijakan dan tujuan pemerintah, tersedianya modal dan teknologi eksternal, serta lingkungan perdagangan internasional 3.4. Revolusi Ketergantungan Internasional Teori Ketergantungan (Dependencia) Teori Ketergantungan (Dependencia) ini pertama kali dikembangkan di Amerika Latin pd tahun 1960 an. Menurut para pengikut teori ini, keterbelakangan (underdevelopment) negara-negara Amerika Latin terjadi pada saat masyarakat pra kapitalis tersebut “tergabung” (incorporated) ke dlm sistem ekonomi dunia kapitalis. Dengan demikian masyarakat tersebut kehilangan otonominya dan menjadi daerah “pinggiran” dari daerah-daerah metropolitan yang kapitalis. Daerah2 pinggiran ini dijadikan daerah2 jajahan dari negara2 metropolitan. Mereka hanya berfungsi sbg produsen2 bahan mentah bagi kebutuhan industri negara2 metropolitan itu, dan sebaliknya merupakan konsumen barang-barang jadi yg dihasilkan industi-industri di neg-neg metropolitan tsb. Dgn demikian timbul struktur ketergantungan yang merupakan rintangan yangg hampir tidak dapat di atasi serta merintangi pula pembangunan yang mandiri Dalam Mazhab Ketergantungan ada 2 (dua) aliran yaitu Aliran Marxis serta Neo-Marxis yg diwakili oleh Andre Gunder Frank, Theo tonio Dos Santos, Rudolfo Stavenhagen, Vasconi, Ruy Mauro Marini, dan FH Cordoso, dan Aliran Non Marxis dipelopori oleh Celso Furtado, Helio Jaguaribe, Anibal Pinto, dan Osvaldo Sunkel. Aliran Marxis dan Neo-Marxis menggunakan kerangka analisis dari Teori Marx dan Neo-Marxis tentang imprialisme. Aliran ini juga tdk membedakan secara tajam antara struktur intern dan struktur ekstern, krn kedua struktur tsb pd dasarnya dipandang sbg faktor yg berasal dari sistem kapitalis dunia itu sendiri. Struktur intern masa kini dari daerah2 pinggiran tsb memang sdh ber abad2 dipengaruhi oleh faktor yg berasal dari luar sistem tsb sehingga seluruh struktur sistem ini sdh terbuka bagi faktor ekstern. Struktur intern daerah pinggiran tsb hanya menjadi bagian yg tergantung dari struktur kapitalis dunia. Selain itu, aliran Marxis dan Neo Marxis ini mengambil perspektif perjuangan kelas internasional antara pemilik modal (para kapitalis) di satu pihak dan kaum buruh (masa proletar yg besar) di lain pihak. Menurut aliran Marxis dan Neo Marxis, resep pembangunan utk daerah pinggiran adalah revolusi. Aliran Non Marxis terutama melihat masalah ketergantungan dari perspektif nasional atau regional, yaitu kawasan Amerika Latin. Aliran ini dengan tegas membedakan antara keadaan dalam negeri dan luar negeri. Menurut aliran Non Marxis, subyek yang perlu dibangun adalah “bangsa” atau “rakyat dalam suatu negara” atau negara – negara yang termasuk kawasan Amerika Latin. Meskipun Mazhab Ketergantungan ini mula-mula dikembangkan di Amerika Latin, namun beberapa ekonom dan ilmuwan sosial yg berasal dari kawasan-kawasan lain yg keadaan ekonominya msh ter belakang telah berusaha pula utk menerangkan keterbelakangan kawasan tsb dgn menggunakan kerangka analisis Teori Ketergantungan. Misalnya Samir Amin utk kawasan Afrika, Thomas Neiskopf dan Bharat Jhunjhunwala di Asia, dan Sritua Arief dan Adi Sasono di Indonesia Dari berbagai uraian tsb dpt lah disimpulkan bhw, menurut Teori Ketergantungan, tergabungnya secara paksa (forced incorporated) daerah-daerah pinggiran ke dlm sistem ekonomi kapitalisme dunia merupakan satu-satunya sebab dari keterbelakangan (underdevelopment) neg-neg sedang berkembang sekarang ini. Dgn demikian implikasi dan kesimpulan tsb adalah bahwa tanpa kolonialisme dan integrasi ke dlm sistem ekonomi kapitalisme dunia, negara2 sedang berkembang sekarang ini sudah berhasil mencapai tingkat kesejahteraan yg tinggi dan sangat, mungkin sudah dapat mengembangkan industri-industri manufaktur mereka atas usaha dan kekuatan mereka sendiri. Teori HISTORIS MAZHAB HISTORISMUS Pola pendekatan pembangunan ekonomi yang berpangkal pada perspektif sejarah. Metode kajian bersifat induktif empiris. Fenomena ekonomi adalah produk perkembangan menyeluruh dan dalam tahap tertentu dalam sejarah. Dimulai di Jerman abad 19 s/d awal abad 20. FRIEDRICH LIST (TH.1840) Pelopor Historismus, bahwa Tahap Perkembangan Ekonomi 5 tahap, yaitu dgn pendekatan cara produksi : 1. Tahap primitif 2. Tahap Beternak 3. Tahap Pertanian 4. Pertanian dan Industri Pengolahan (Manufacturing) 5. Pertanian, Industri Pengolahan & Perdagangan BRUNO HILDEBRAND (1848) Terjadi Evolusi dalam masyarakat Kritik terhadap Frederich List => bahwa Pembangunan Ekonomi bukan dari cara produksi / cara konsumsi, tetapi cara distribusi, yaitu : 1. Perekonomian Barter (Natura) 2. Perekonomian Uang 3. Perekonomian Kredit Kelemahan Teori Bruno : 1. Tdk jelas proses perkembangan dr tahap tertentu ke tahap berikutnya 2. Tdk memberi sumbangan yang berarti thd perlatan analitis di bidang ilmu ekonomi. KARL BUCHER Sintesa Pendapat List dan Bruno Perkemb. Ekonomi ada 3 tahap : 1. Produksi untuk kebutuhan sendiri (subsisten) 2. Perekonomian Kota dimana pertukaran sudah meluas 3. Perekonomian Nasional dimana peran pedagang menjadi semakin penting RINGKASAN & KESIMPULAN Pertemuan 5 – 6 Teori² Pertumbuhan Ekonomi TEORI TOKOH POKOK PIKIRAN Klasik Adam Smith Dalam buku “An Inquiry Into The Principle and Causes of The Wealth of Nation” menyatakan bahwa: Pertumbuhan Ekonomi dipengaruhi oleh 3 faktor: Pertumbuhan GDP (dipengaruhi oleh sumber daya alam yang tersedia, jumlah penduduk, persediaan barang² modal) Pertumbuhan jumlah penduduk Adanya sistem persaingan bebas (Laissez Faire) David Ricardo Teori “The Law of Diniminshing Return”, yaitu : Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh: SDA yg terbatas Jumlah penduduk yg selalu berkembang Kemajuan teknologi Sektor pertanian yg dominan Thomas Robert Malthus Teori Pertumbuhan Penduduk yg menyatakan bhw “pertumbuhan penduduk menurut deret ukur dan pertumbuhan ekonomi menurut deret hitung”. Maksudnya adalah bahwa jumlah penduduk akan berkembang lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi shg mengakibatkan upah tenaga kerja menjadi sangat murah dan hanya cukup untuk biaya hidup sehari² (subsistensi) KETERANGAN Menurut Richardo & Malthus, pertumbuhan ekonomi tidak akan terjadi secara terus menerus tetapi akan mengalami suatu keadaan stagnasi/kemandeka n (stationary state) TEORI Neo Klsik TOKOH POKOK PIKIRAN Robert Sollow Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh: Pertumbuhan Penduduk (SDM) Akumulasi Modal Teknologi Modern Roy Forbes Harrod dan Evsey D. Domar (Harrod & Domar) Pertumbuhan Ekonomi dipengaruhi oleh pertambahan modal, yang akan meningkatkan produksi dan pada akhirnya menaikkan pendapatan nasional KETERANGA N TEORI TOKOH POKOK PIKIRAN Modern Walt Whitman Rostow Dalam bukunya : “The Stages of Economic Growth” membagi pertumbuhan ekonomi menjadi 5 tahap, yaitu: 1. Masyarakat Tradisional 2. Pra – Lepas landas 3. Lepas Landas 4. Dorongan Menuju Kedewasaan 5. Konsumsi Tinggi KETERANGAN TEORI Austria (Historis) TOKOH POKOK PIKIRAN Werner Sombart Pertumbuhan ekonomi secara garis besar dibedakan menjadi: 1. Zaman Perekonomian Tertutup Zaman Perekonomian Desa Zaman Feodal 2. Zaman Kerajinan dan Pertumbuhan 3. Zaman Kapitalis Kapitalis Purba Kapitalis Madya Kapitalis Raya Kapitalis Akhir Frederich List (1840) Pertumbuhan Ekonomi dibedakan menjadi: 1. Masa Berburu dan Mengembara 2. Masa Beternak dan Bertani 3. Masa Bertani dan Kerajinan Tangan 4. Masa Kerajinan, Industri dan Perniagaan Karl Bucher Pertumbuhan ekonomi dibedakan menjadi: 1. Rumah Tangga Tertutup 2. Rumah Tangga Kota 3. Rumah Tangga Bangsa 4. Rumah Tangga Dunia KETERANGAN Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Ilmu Ekonomi Pembangunan Teori dan Pendekatan Berbagai teori dan pendekatan di bidang ekonomi studi pembangunan saling bersaing satu sama lain Masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri Berbeda dari cabang-cabang ilmu ekonomi lainnya, ilmu ekonomi pembangunan tidak memiliki doktrin-doktrin atau paradigma baku yang telah diterima secara universal Namun, kenyataan akan masih adanya kontroversi—baik secara ideologis, teoretis, maupun empiris—justru menjadikan bidang studi tersebut semakin menantang dan memikat 42 Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Teori dan Pendekatan (1) Pertumbuhan-Tahapan-Linear Model pertumbuhan-tahapan-linear menekankan pentingnya tabungan dan investasi (modal fisik dan modal manusia) dalam membina pertumbuhan ekonomi jangka panjang 43 Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Teori dan Pendekatan (2) Perubahan Struktural Dua Sektor Model perubahan struktural dua sektor rumusan Lewis, mementingkan upaya-upaya untuk menganalisis keterkaitan tertentu yang terdapat di antara sektor pertanian tradisional dengan sektor industri modern 44 Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Teori dan Pendekatan (3) Penelitian Chenery Penelitian empiris yang dilakukan oleh Chenery dan kawan-kawan mencoba untuk: Mendokumentasikan secara tepat bagaimana suatu perekonomian mengalami perubahan-perubahan yang bersifat struktural Mengidentifikasikan nilai numerik dari berbagai parameter ekonomi penting 45 Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Teori dan Pendekatan (4) Ketergantungan Internasional Pemikiran para teoretisi ketergantungan internasional telah berhasil menonjolkan pentingnya struktur dan fungsi perekonomian dunia: Keputusan yang diambil oleh negara maju ternyata sedemikian rupa sehingga selalu memberi pengaruh terhadap kehidupan jutaan penduduk di negara-negara berkembang 46 Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Teori dan Pendekatan (5) Teori Ketergantungan Para teoretisi ketergantungan mengemukakan bahwa langkah dan keputusan ekonomi penting yang diambil di ibukota-ibukota negara di Amerika Utara, Eropa Barat, atau Jepang (juga yang diambil oleh IMF dan Bank Dunia) senantiasa menimbulkan dampak yang besar bagi negaranegara berkembang Argumen-argumen lainnya mengenai perekonomian domestik negara-negara Dunia Ketiga: Struktur dualistik Peranan kelas elit pengusaha 47 Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Ilmu Ekonomi Pembangunan Teori Ekonomi Neoklasik Konvensional Masih banyak aspek dari teori ekonomi neoklasik konvensional yang harus dibenahi dan diperbaiki agar lebih sesuai dengan fakta-fakta sosial, kelembagaan, dan struktural negara-negara berkembang yang serba unik Namun, tidak bisa diabaikan pentingnya pelaksanaan produksi dan distribusi secara efisien melalui berfungsinya suatu sistem harga yang baik sebagai bagian integral dari keberhasilan usaha pembangunan, sebagaimana ditonjolkan oleh teori tersebut 48 Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Ilmu Ekonomi Pembangunan Kontrarevolusi Neoklasik (1) Cukup banyak argumen dari kontrarevolusi neoklasik yang harus disimak, yang berkaitan dengan: Inefisiensi perusahaan-perusahaan milik pemerintah Kegagalan perencanaan pembangunan Buruknya dampak-dampak yang ditimbulkan oleh distorsi harga domestik dan internasional akibat campur tangan pemerintah yang berlebihan 49 Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Ilmu Ekonomi Pembangunan Kontrarevolusi Neoklasik (2) Namun, ada tantangan dan kritik yang sangat serius terhadap argumen dari aliran ketergantungan dan dari kaum strukturalis mengenai: Pentingnya mekanisme pasar bebas dan perekonomian terbuka dan tidak pentingnya peranan pemerintah dalam pengelolaan ekonomi dalam rangka mempromosikan pertumbuhan ekonomi secara merata di negara-negara berkembang 50 Bab 3 Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi Ilmu Ekonomi Pembangunan Kesimpulan (1) Masing-masing pendekatan yang mencoba untuk memahami hakikat pembangunan itu memang telah menawarkan pengetahuan yang bermanfaat Pendekatan-pendekatan tersebut juga memberikan masukan kepada model-model terbaru dari pembangunan dan keterbelakangan Keberhasilan pembangunan ternyata menuntut peranan keduanya (pasar dan pemerintah) secara tepat dan seimbang 51 RINGKASAN TEORI PEMB. NAMA AKTOR UTAMA SKALA MAKNA PEMBANGUNAN DESKRIPSI TEORI EKONOMI KLASIK PRIVAT (PASAR) NASIONA L PERTUMBUHAN EKONOMI BERFOKUS PADA KEKUATAN PASAR SBG. CARA PALING EFISIEN MENGELOLA EKONOMI MARXISM KLASIK NEGARA NASIONA L PERTUMB. EKON., INDUSTRIALISASI, & URBANISASI. NEGARA SEBAGAI AKTOR UTAMA DALAM EKONOMI. KEYNESIAN NEGARA & NASIONA PASAR L PERTUMBUHAN EKONOMI INTERVENSI NEGARA DALAM EKONOMI UTK. WILAYAH & KEL. YANG TIDAK BERUNTUNG. TEORI NEGARA & NASIONA MODERNISASI PASAR L PERTUMBUHAN EKONOMI ASUMSI EROPASENTRISME: SEMUA NEGARA HARUS MENGIKUTI PEMB. DI UTARA. PENDEKATAN STRUKTURAL PERTUMBUHAN EKONOMI PEMERINTAH HARUS MELINDUNGI PRODUKSI DOMESTIK DARI PASAR GLOBAL & KOMPETISI SEBAB ADA KETIMPANGAN EKONOMI GLOBAL. 52 NEGARA NASIONA L LANJUTAN… NAMA AKTOR UTAMA SKALA MAKNA PEMBANGUNAN DESKRIPSI TEORI DEPENDEN SI/KETERG ANTUNGAN NEGARA NASIONAL PERTUMBUHAN EKONOMI KERUGIAN EKONOMI DI NEGARA PINGGIRAN (PERIPHERY) MRP. HASIL EKSPLOITASI DARI NEGARA UTARA; PERLU MENARIK DIRI DARI SISTEM EKONOMI GLOBAL. NEOLIBERALIS ME PRIVAT, NGO & INDIVIDU NASIONAL & DAERAH PERTUMBUHAN EKONOMI, DEMOKRASI LIBERAL KETERLIBATAN NEGARA SBG. PENGHAMBAT PEMBANGUNAN; SEMESTINYA SEBAGAI REGULATOR SAJA. PEMBANG UNAN BERKELAN JUTAN TERGAN TUNG PADA PERSPE KTIF TERGANTU NG PADA PERSPEKTI F PERLINDUNGAN LINGKUNGAN ALAM PERLINDUNGAN LINGKUNGAN SEBAGAI INTI KEBIJAKAN. ETNODEVE LOPMENT NEGARA & KEL. ETNIK NASIONAL & DAERAH PENGAKUAN AKAN KERAGAMAN ETNIK. MAKNA PEMBANGUNAN BERAGAM OLEH SETIAP KEL. KEPUTUSAN PEMBANGUNAN MENYEIMBANGKAN PENDAPAT SETIAP KEL. ETNIK YANG BERBEDA. 53 PENDEKATAN DALAM PEMBANGUNAN: 1950-an -… DEKADE PENDEKATAN UTAMA 1950-an TEORI MODERNISASI: SEMUA NEGARA HARUS MENGIKUTI MODEL EROPA. TEORI STRUKTURALIS: NEGARA SELATAN PERLU MEMBATASI INTERAKSINYA DNG EKONOMI GLOBAL UNTUK MEMUNGKINKAN PERTUMB. EK. DOMESTIK. 1960-an TEORI MODERNISASI TEORI DEPENDENSI: NEGARA SELATAN MISKIN KARENA EKPLOITASI OLEH NEGARA UTARA. 1970-an TEORI DEPENDENSI PENDEKATAN KEBUTUHAN DASAR (BASIC NEEDS) TEORI NEO-MALTHUSIAN: PERLUNYA KONTROL PERTUMB. EK, PENGGUNAAN RISORSIS & PERTUMB. PENDUDUK UNTUK MENGHINDARI BENCANA EKONOMI & LINGKUNGAN. 54 LANJUTAN… 1980-an NEO-LIBERALISME: FOKUS PADA PASAR. PEMERINTAH HENDAKNYA TIDAK PERLU TERLIBAT LANGSUNG DALAM AKTIVITAS EKONOMI. PENDEKATAN GRASSROOT: PENTINGNYA MEMPERTIMBANGKAN KONTEKS & PENGETAHUAN LOKAL. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN GENDER & PEMBANGUNAN 1990-an NEO-LIBERALISME POST-DEVELOPMENT: “PEMBANGUNAN” MENGHADIRKAN SUATU BENTUK KOLONIALISME. BUDAYA & PEMBANGUNAN. 2000-an NEO-LIBERALISME: KETERKAITAN DENGAN KONSEP GLOBALISASI. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. POST-DEVELOPMENT. PENDEKATAN GRASSROOTS. 55