hutan sebagai ekosistem - Sertifikasi Guru Rayon UNS

advertisement
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
TEKNIK PRODUKSI HASIL HUTAN
BAB II
HUTAN SEBAGAI EKOSISTEM
Dr. Wahyu Surakusuma, M.Si
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2017
BAB II. HUTAN SEBAGAI EKOSISTEM
Kompetensi Utama:
Profesional
Kompetensi Inti Guru:
Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
Kompetensi Dasar:
Memahami hutan sebagai ekosistem dan jenis-jenis
Ekosistem
merupakan suatu tatanan kesatuan utuh dan menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup (faktor biotik dan faktor abiotik) yang saling memengaruhi dan pola
interaksi antara komponen abiotik dan biotik di dalamnya yang saling terkait satu sama lainnya.
Ada beragam jenis ekosistem dibumi ini dan kumpulan ekosistem tersebut akan bergabung
membentuk biosfer. Salah satu ekositem yang sangat penting keberadaannya adalah ekosistem
hutan. Ia merupakan kelompok ekosistem alamiah daratan yang sering dijuluki “paru-paru
bumi”. Salah satu parameter mudah untuk menakar kesehatan bumi adalah dengan
mencermati keadaan hutannya. Ekosistem hutan adalah kawasan dimana terdapat
keanekaragaman yang paling tinggi di daratan. Ia merupakan rumah bagi tumbuhan dan juga
hewan.
Fungsi hutan amatlah penting bagi
kehidupan dimuka bumi ini, termasuk untuk
manusia yang ada didalamnya. Oleh sebab
pentingnya peranan hutan bagi kehidupan
yang ada didalamnya, maka sudah sepatutnya
kita menjaga dan melestarikan hutan tersebut
agar tetap eksis sepanjang zaman. Dan
dibawah ini adalah pentingnya 8 fungsi hutan
Gambar 2.1 Hutan di sepanjang daerah aliran
sungai
bagi kehidupan, silahkan disimak informasinya
baik-baik.
1
1. Sebagai Paru-paru Dunia
Salah satu fungsi hutan adalah sebagai paru-paru dunia, maksudnya adalah hutan dapat
menyerap gas karbon dioksida yang berbahaya bagi manusia dan menghasilkan gas oksigen
yang sangat diperlukan manusia. Ia mengatur dengan cara memproduksi oksigen atau O2
melalui dedaunan pohonnya. O2 sangat dibutuhkan manusia, karenanya keberadaan hutan
sangat penting. Hutan mendaur ulang CO2 (termasuk yang dikeluarkan manusia) yang ada di
bumi dan menjadikannya oksigen. Mengingat pentingnya peranan hutan yang satu ini, maka
kita harus bisa menjaga hutan kita.
Gambar 2.2. Peranan dan fungsi hutan
2
2. Sumber Ekonomi
Fungsi hutan lainnya yang tidak kalah penting dari sebagai paru-paru dunia adalah
sebagai sumber ekonomi. Indonesia merupakan salah satu negara dengan luas hutan terbesar
didunia juga mengandalkan hasil-hasil hutannya seperti kayu dan lain-lainnya sebagai sumber
ekonomi nasional. Kita berharap semoga sumber ekonomi dari hutan ini bisa digunakan
sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat banyak di Indonesia ini.
3. Habitat Bagi Flora dan Fauna
Hutan tidak hanya diperuntukkan bagi manusia semata, flora dan fauna pun
sepantasnya mendapatkan manfaat hutan sebagai habitat atau rumah bagi mereka semua.
Hutan Sebagai tempat produksi embrio flora dan fauna untuk memperkaya keanekaragaman
hayati. Hutan juga merupakan sarana pertahanan ekosistem lainnya. Oleh sebab itu kita
seharusnya untuk tidak merusak habitat mereka, Ini merupakan tugas kita semua untuk
menjaga dan mengawasi hutan kita dari kerusakan yang berkepanjangan.
4. Tempat Penyimpanan Air
Berfungsi sebagai sarana hidrologis yakni gudang tempat menyimpan air. Hutan
memang mampu menyerap air dan embun dan kemudian mengalirkannya ke sungai melalui
mata air yang terdapat di kawasan hutan tersebut. Hutan sebagai penyimpanan air dalam
volume yang begitu besar. Air hujan yang jatuh ke bumi akan disimpan dalam lapisan tanah
dibantu oleh akar-akar pohon yang ada di hutan agar air larian tidak banyak. ini sangat terasa
ketika dimusim penghujan, hutan bisa dijadikan sebagai pengendali banjir. Ini juga begitu
bermanfaat ketika musim kemarau ketika banyak lahan-lahan yang kering bisa dialirkan air.
5. Pengendali Bencana
Fungsi hutan lainnya yang harus dipahami umat manusia adalah hutan dapat menjadi
pengendali bencana alam seperti banjir dan longsor. Banjir terjadi karena volume air yang jatuh
ke bumi terlalu banyak sehingga aliran air tidak mampu memuat, disinilah hutan berfungsi
untuk mengendalikan banjir yaitu
dengan menyerap air-air kedalam akar pohon-pohonnya. Begitu juga halnya dengan longsor,
keberadaan hutan yang lestari akan meminimalisir kejadian tersebut. Ekosistem hutan
3
berperan sebagai pengunci tanah sehingga menghindarkan dari ancaman bencana alam
semacam longsonr juga erosi tanah.
6. Menyuburkan Tanah
Fungsi lainnya yang bisa didapatkan dari keberadaan hutan disekitar kita adalah tanah
yang subur. Ketahuilah bahwa tanah yang subur dapat mengoptimalkan tumbuh kembang
tanaman yang bisa dimanfaatkan bagi manusia. Tanah disekitar hutan bisa tumbuh subur
karena terjadinya proses penguranian daun-daun yang gugur (jatuh kebawah tanah) menjadi
tanah humus yang begitu subur. Tanah yang subur banyak dimanfaatkan manusia untuk
menanam pohon tertentu. Hutan merupakan dapur alami, tempat dimana pepohonan
“memasak” unsur hara dan kemudian dialirkan ke sekitarnya. Meski ia berada di daratan, tetapi
aliran energi pepohonan yang ada di hutan ini sampai ke tumbuhan yang ada di perairan
misalnya di sungai.
7. Mengurangi Polusi dan Pencemaran Udara
Fungsi hutan yang begitu penting lainnya bagi manusia adalah hutan bisa digunakan
untuk mengurangi tingkat polusi dan pencemaran udara. Hutan bisa menyerap gas-gas yang
menjadi biang terjadinya polusi dan pencemaran udara seperti karbon dioksida, karbon
monoksida, dan lainnya. Gas-gas tersebut sangat membahayakan manusia terlebih jika gas-gas
tersebut sudah berada pada tingkat diatas ambang normal.
8. Sarana rekreasi
Manfaat ekosistem hutan lainnya adalah sebagai sarana rekreasi. Jika dikelola dengan
baik, hutan juga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Secara geografis daerah tropis mencakup wilayah yang meliputi wilayah Asia Selatan dan Asia
Tenggara, Australia bagian Utara, sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan Pasifik, Amerika
Tengah dan sebagian besar wilayah Amerika Selatan. Menurut Koeppen (1930) daerah tropis
adalah wilayah yang terletak di antara garis isoterm 180 C bulan terdingin. Daerah tropis secara
keseluruhan mencakup 30 % dari luas permukaan bumi. Hutan Tropis merupakan hutan yang
berada di daerah tropis.
Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah
menutupi banyak lahan. Ekosistem hutan hujan tropis terbentuk oleh vegetasi klimaks pada
4
daerah dengan curah hujan 2.000 -11.000 mm per tahun, rata-rata temperatur 25°C dengan
perbedaan temperatur yang kecil sepanjang tahun, dan rata-rata kelembapan udara 80 %. Tipe
ekosistem hutan hujan tropis terdapat di wilayah yang memiliki tipe iklim A dan B (menurut
klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson), atau dapat dikatakan bahwa tipe ekosistem tersebut
berada pada daerah yang selalu basah, pada daerah yang memiliki jenis tanah Podsol, Latosol,
Aluvial, dan Regosol dengan drainase yang baik, dan terletak jauh dari pantai. Tegakan hutan
hujan tropis didominasi oleh pepohonan yang selalu hijau. Keanekaragaman spesies tumbuhan
dan binatang yang ada di hutan hujan tropis sangat tinggi. Jumlah spesies pohon yang
ditemukan dalam hutan hujan tropis lebih banyak dibandingkan dengan yang ditemukan pada
ekosistem yang lainnya. Misalnya, hutan hujan tropis di Amazonia mengandung spesies pohon
dan semak sebanyak 240 spesies.
Hutan alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat
banyak. Hutan di Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan merupakan
hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia. Di antara 40.000 spesies tumbuhan tersebut,
terdapat lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan
penting. Di dalam setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung sedikitnya 320
pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm. Di samping itu, di hutan hujan tropis
Indonesia telah banyak dikenali ratusan spesies rotan, spesies pohon tengkawang, spesies
anggrek hutan, dan beberapa spesies umbi-umbian sebagai sumber makanan dan obat-obatan.
Tajuk pohon hutan hujan tropis sangat rapat, ditambah lagi adanya tumbuh-tumbuhan
yang memanjat, menggantung, dan menempel pada dahan- dahan pohon, misalnya rotan,
anggrek, dan paku-pakuan. Hal ini menyebabkansinar matahari tidak dapat menembus tajuk
hutan hingga ke lantai hutan, sehingga tidak memungkinkan bagi semak untuk berkembang di
bawah naungan tajuk pohon kecuali spesies tumbuhan yang telah beradaptasi dengan baik
untuk tumbuh di bawah naungan. Itu semua merupakan ciri umum bagi ekosistem hutan hujan
tropis. Selain ciri umum yang telah dikemukakan di atas, masih ada ciri yang dimiliki ekosistem
hutan hujan tropis, yaitu kecepatan daur ulang sangat tinggi, sehingga semua komponen
vegetasi hutan tidak mungkin kekurangan unsur hara. Jadi, faktor pembatas di hutan hujan
tropis adalah cahaya, dan itu pun hanya berlaku bagi tumbuh-tumbuhan yang terletak di
5
lapisan bawah. Dengan demikian, herba dan semak yang ada dalam hutan adalah spesiesspesies yang telah beradaptasi secara baik untuk tumbuh di bawah naungan pohon.
1. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Ketinggian Tempat
Menurut ketinggian tempat dari permukaan laut, hutan hujan tropis dibedakan menjadi
tiga zona atau wilayah sebagai berikut:
a. Zona 1 dinamakan hutan hujan bawah karena terletak pada daerah dengan ketinggian
tempat 0 -1.000 m dari permukaan laut.
b. Zona 2 dinamakan hutan hujan tengah karena terletak pada daerah dengan ketinggian
tempat 1.000 - 3.300 m dari permukaan laut.
c.
Zona 3 dinamakan hutan hujan atas karena terletak pada daerah dengan ketinggian
tempat 3.300 - 4.100 m dari permukaan laut.
a. Zona Hutan Hujan Bawah
Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan bawah meliputi pulaupulau Sumatra,
Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Irian, Sulawesi, dan beberapa pulau di Maluku misalnya di
pulau Taliabu, Mangole, Mandioli, Sanan, dan Obi. Di hutan hujan bawah banyak terdapat
spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae terutama anggota genus Shorea, Dipterocarpus,
Hopea, Vatiea, Dryobalanops, dan Cotylelobium. Dengan demikian, hutan hujan bawah disebut
juga hutan Dipterocarps. Selain spesies pohon anggota familiDipterocarpaceae tersebut juga
terdapat spesies pohon lain dari anggota famili Lauraceae, Myrtaceae, Myristicaceae, dan
Ebenaceae, serta pohon-pohon anggota genus Agathis, Koompasia, dan Dyera.
Pada ekosistem hutan hujan bawah di Jawa dan Nusa Tenggara terdapat spesies pohon
anggota genus Altingia, Bischofia, Castanopsis, Ficus, dan Gossampinus, serta spesies-spesies
pohon dari famili Leguminosae. Adapun eksosistem hutan hujan bawah di Sulawesi, Maluku,
dan Irian, merupakan hutan campuran yang didominasi oleh spesies pohon Palaquium spp.,
Pometia pinnata, Intsia spp., Diospyros spp., Koordersiodendron pinnatum, dan Canarium spp.
Spesies-spesies tumbuhan merambat yang banyak dijumpai di hutan hujan bawah adalah
anggota famili Apocynaceae, Araceae, dan berbagai spesies rotan (Calamus spp.).
6
b. Zona Hutan Hujan Tengah
Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan tengah meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi, sebagian daerah Indonesia Timor, di Aceh dan Sumatra Utara. Secara umum,
ekosistem hutan hujan tengah didominasi oleh genus Quercus, Castanopsis, Nothofagus, dan
spesies pohon anggota famili Magnoliaceae. Di beberapa daerah, tipe ekosistem hutan hujan
tengah agak khas. Misalnya di Aceh dan Sumatra Utara terdapat spesies pohon Pinus merkusii,
di Jawa Tengah terdapat spesies pohon Albizzia montana dan Anaphalis javanica, di beberapa
daerah Jawa Timur terdapat spesies pohon Cassuarina spp., di Sulawesi terdapat kelompok
spesies pohon anggota genus Agathis dan Podocarpus. Di sebagian daerah Indonesia Timur
terdapat spesies pohon anggota genus Trema, Vaccinium, dan pohon Podocarpus imbricatus,
sedangkan spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae hanya terdapat pada daerah-daerah
yang memiliki ketinggian tempat 1.200 m dpl.
c. Zona Hutan Hujan Atas
Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan atas hanya di Irian Jaya dan di sebagian daerah
Indonesia Barat. Tipe ekosistem hutan hujan atas pada umumnya berupa kelompok hutan yang
terpisah-pisah oleh padang rumput dan belukar. Pada ekosistem hutan hujan atas di Irian Jaya
banyak mengandung spesies pohon Conifer (pohon berdaun jarum) genus Dacrydium,
Libecedrus, Phyllocladus, dan Podocarpus. Di samping itu, mengandung juga spesies pohon
Eugenia spp. dan Calophyllum, sedangkan di sebagian daerah Indonesia Barat dijumpai juga
kelompokkelompok tegakan Leptospermum, Tristania, dan Phyllocladus yang tumbuh dalam
ekosistem hutan hujan atas pada daerah yang memiliki ketinggian tempat lebih dari 3.300 m
dpl.
2. Tipe Hutan Tropis Menurut Iklim di Indonesia
a. Hutan Tropis Basah
Hutan tropis basah adalah hutan yang memperoleh curah hujan yang tinggi, sering juga
kita kenal dengan istilah hutan pamah. Hutan jenis ini dapat dijumpai di Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku Bagian Utara dan Papua. Jenis-jenis yang umum ditemukan di hutan ini, yaitu:
7
Meranti (Shorea dan Parashorea), keruing (Dipterocarpus), Kapur (Dryobalanops), kayu besi
(Eusideroxylon zwageri), kayu hitam (Diospyros sp).
b. Hutan Muson Basah
Hutan muson basah merupakan hutan yang umumnya dijumpai di Jawa Tengah dan
Jawa Timur, periode musim kemarau 4-6 bulan. Curah hujan yang dialami dalam satu tahun
1.250 mm-2.000 mm. Jenis-jenis pohon yang tumbuh di hutan ini antara lain jati, mahoni,
sonokeling, pilang dan kelampis.
c.
Hutan Muson Kering
Hutan muson kering terdapat di ujung timur Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa. Tipe
hutan ini berada pada lokasi yang memiliki musim kemarau berkisar antara 6-8 bulan. Curah
hujan dalam setahun kurang dari 1.250 mm. Jenis pohon yang tumbuh pada hutan ini yaitu Jati
dan Eukaliptus
d. Hutan Savana
Hutan savana merupakan hutan yang banyak ditumbuhi kelompok semak belukar
diselingi padang rumput dengan jenis tanaman berduri. Periode musim kemarau 4 – 6 bulan
dengan curah hujan kurang dari 1.000 mm per tahun. Jenis- jenis yang tumbuh di hutan ini
umumnya dari Famili Leguminosae dan Euphorbiaceae. Tipe Hutan ini umum dijumpai di Flores,
Sumba dan Timor.
3. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Physiognomi
Pada sistem klasifikasi ini dasar yang dipakai adalah ciri-ciri luar vegetasi yang mudah
dikenali dan dibedakan, seperti semak, rumput, pohon dan lain-lain. Ciri lebih lanjut seperti
menggugurkan daun, selalu hijau, tinggi dan derajad penutupan tegakan dapat pula diterapkan.
Ciri-ciri yang umum digunakan yaitu :
a. Tinggi vegetasi, yang berkaitan dengan strata yang nampak oleh mata biasa
b. Struktur, berpedoman pada susunan stratum (A, B, C, D dan E), dan penutupan tajuk
(Coverage).
c.
Life-form atau bentuk hidup atau bentuk pertumbuhan, merupakan individu-individu
penyusun komunitas tumbuh-tumbuhan.
8
Contoh :
1) Ciri physiognomi hutan tropis dataran rendah :
a) Kanopi : 25 – 45 m
b) Tinggi pohon (emergent) : Khas, 60 – 80 m Daun penumpu : Sering dijumpai
Elemen daun dominan : Mesophyl
c) Akar papan : Sering dijumpai dan sangat besar
d) Kauliflori : Sering dijumpai Liana berkayu : Sering dijumpai Liana pada batang :
Sering dijumpai Ephyphit : Sering dijumpai
2) Ciri physiognomy hutan tropis dataran tinggi/ pegunungan : Kanopi : 15 – 33 m
a) Tinggi pohon (emergent) : Sering tidak ada Daun penumpu : Jarang dijumpai
Elemen daun dominan : Mesophyl
b) Akar papan : Jarang dijumpai dan kecil
c) Kauliflori : Jarang dijumpai Liana berkayu : Jarang dijumpai Liana pada batang :
Sering dijumpai
d) Ephyphit : Sangat sering dijumpai
3) Ciri physiognomi hutan tropis pegunungan tinggi : Kanopi : 2 - 18 m
a) Tinggi pohon (emergent) : Pada umumnya tidak ada Daun penumpu : Sangat
jarang dijumpai Elemen daun dominan : Microphyl
b) Akar papan : Pada umumnya tidak ada
c) Kauliflori : Tidak ada
d) Liana berkayu : Tidak ada
e) Liana pada batang : Jarang dijumpai
f) Ephyphit : Sering dijumpai
Di Indonesia berdasarkan ciri physiognomi tedapat dua tipe hutan yaitu : Hutan Hujan
Tropis, hutan yang selalu hijau dan hutan musim atau hutan yang menggugurkan daun. Hutan
hujan tropis umumnya dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku bagian Utara dan
9
Papua sedangkan hutan musim yang menggugurkan daun dijumpai di Jawa, Bali, Nusa Tenggara
dan Maluku bagian Selatan.
4. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Sosiologi Vegetasi
Tipe hutan berdasarkan sosiologi vegetasi merupakan pengklasifikasian hutan
berdasarkan jenis yang dominan pada hutan tersebut atau berdasarkan famili yang dominan di
daerah itu. Contoh :
a. Hutan Dipterocarpaceae di Asia Tenggara, merupakan hutan tropis yang umum dijumpai
dan Famili yang mendominasi adalah Famili Dipterocarpaceae.
b. Hutan Shorea albida di Serawak, merupakan hutan tropis yang didominasi jenis Shorea
albida.
c. Hutan Ebony (Diospyros sp) di Sulawesi, merupakan hutan tropis yang didominasi oleh
Ebony atau kayu hitam.
d. Hutan Mahoni di Jawa, meupakan hutan musim yang didominasi oleh mahoni di pulau
Jawa.
5. Tipe-tipe Hutan Hujan Tropis pada Kondisi Khusus (Azonal)
Hutan pada tipe azonal umumnya dipengaruhi oleh kondisi tanah dan air serta kondisi
tempat tumbuh yang miskin hara.
a. Hutan Mangrove
Hutan yang berada di tepi pantai, didominir oleh pohon-pohon tropika atau belukar dari
genus Rhizophora, Languncularia, Avicennia dan lain-lain.
b. Hutan Gambut (Peak Forest)
Hutan yang tumbuh pada tanah organosol dengan lapisan gambut yang memiliki
ketebalan 50 cm atau lebih, umumnya terdapat pada daerah yang memiliki tipe iklim A atau B
menurut klasifikasi tipe iklim Schmidt dan Ferguson.
c. Hutan Rawa (Swamp Forest)
Hutan yang tumbuh pada daerah-daerah yang selalu tergenang air tawar, tidak
dipengaruhi iklim. Pada umumnya terletak dibelakang hutan payau dengan jenis tanah aluvial.
10
Tegakan hutan selalu hijau dengan pohon-pohon yang tinggi bisa mencapai 40 m dan terdiri
atas banyak lapisan tajuk.
6. Tipe hutan menurut fungsinya.
Kehutanan adalah kegiatan menggunakan hasil hutan. Hutan merupakan sumber daya
alam yang dapat diperbarui. Manfaat hutan, misalnya penghasil kayu, mencegah banjir dan
erosi, sebagai obyek wisata, serta sebagai paru-paru dunia. Hasil hutan antara lain, kayu, rotan
dan damar.
Berdasarkan fungsinya, hutan dibedakan menjadi empat jenis, antara lain sebagai berikut :
a. Hutan Wisata, adalah hutan yang dijadikan suaka alam yang ditujukan untuk melindungi
tumbuh-tumbuhan serta hewan/binatang langka, agar tidak musnah atau punah di
masa yang akan datang. Biasanya hutan wisata menjadi tempat rekreasi dan tempat
penelitian.
b. Hutan Cadangan, merupakan hutan yang dijadikan sebagai lahan pertanian dan
pemukiman penduduk.
c.
Hutan Lindung, adalah hutan yang difungsikan sebagai penjaga keteraturan air dalam
tanah (fungsi hidrolisis), menjaga tanah agar tidak terjadi erosi serta untuk mengatur
iklim (fungsi klimatologis) sebagai penanggulangan pencemaran udara seperti karbon
dioksida dan karbon monoksida.
d. Hutan Produksi / Hutan Industri, adalah hutan yang dapat dikelola untuk menghasilkan
sesuatu yang bernilai ekonomi. Hutan produksi dapat dikategorikan menjadi 2 golongan,
yaitu hutan rimba dan hutan budidaya. Hutan rimba adalah hutan yang alami,
sedangkan hutan budidaya adalah hutan yang sengaja dikelola manusia yang biasanya
terdiri dari satu jenis
11
Referensi
Arief, A. 1994, Hutan Hakekat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor Indonesia
Jakarta
Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta
Kusmana & Istomo, 1995. Ekologi Hutan : Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor
Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi. Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Richard & Steven, 1988. Forest Ecosystem : Academic Press. San Diego. California.
Weidelt, H. J, 1995, Silvikultur Hutan Alam Tropika (Diterjemahkan oleh : Nunuk Supriyanto),
Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta.
Whitmore, T. C, 1984, Tropical Rain Forest of The Far East (Second Edition), Oxford University
Press, Oxford.
12
Download