TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika jeruk menurut Naharsari (2007) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Rutales, Famili : Rutaceae, Genus : Citrus, Spesies : Citrus sp. Tanaman jeruk mempunyai akar tunggang panjang dan akar serabut (bercabang pendek kecil) serta akar-akar rambut. Bila akar tunggang mencapai tanah yang keras atau tanah yang terendam air, maka pertumbuhannya akan berhenti. Tetapi bila tanahnya gembur, panjang akar tunggang bisa mencapai 4 meter. Akar cabang yan mendatar bisa mencapai 6-7 meter. Perakaran jeruk tergantung pada banyaknya unsur hara di dalam tanah dan umumnya di kedalaman 0,15-0,50 meter (Soelarso, 2007). Setiap spesies jeruk memiliki bentuk daun yang bervariasi. Bentuk daun obovate terlihat pada jenis C. reticulata Blanco (keprok Batu) danC. maxima Merr (besar Sri Nyonya), ovalis obovate terlihat padaC. sinensis Osbeck, C. reticulata Blanco (keprok Pulung), dan C. maxima Merr (Nambangan dan Sambas). Bentuk daun ovalorbicular hanya terlihat pada C. sinensis Osbeck (Cinakonde). Pada C. sinensis Osbeck, ujung daun meruncing, panjang helaian daun C. maxima Merr memiliki rentangan 9,6-17,3 cm, C. sinensis Osbeck 8,2-17,5 cm, dan C. reticulata Blanco 7,8-9,8 cm. Rasio panjang dan lebar daun 1,5:1 terlihat pada C. maxima Merr dan C. sinensis Osbeck (manis Kupang), rasio 1,5-2:1 pada C. reticulata Blanco (keprok Cinakonde dan keprok Batu) dan C. sinensis Osbeck (manis Pacitan), rasio 2-2,5:1 pada keprok Pulung dan manis Punten(Hardiyanto, dkk., 2007). Bunga tanaman jeruk kebanyakan berbentuk majemuk dalam satu tangkai dan mempunyai aroma yang harum. Bunga-bunga tersebut muncul dari ketiak daun atau pucuk ranting yang masih muda. Setelah pucuk daun tumbuh, beberapa hari kemudian akan muncul bunga (Rismunandar, 1986). Menurut Hardiyanto, dkk. (2007) , letak bunga pada ketiga spesies jeruk (Citrus sp.) terdapat pada terminal dan merupakan perbungaan dengan bentuk tandan. Jumlah bunga pada perbungaannya bervariasi yaitu 2-10 pada C. maxima Merr, 1-8 pada C. reticulata Blanco dan C. sinensis Osbeck.Jumlah perhiasan bunga (kelopak dan mahkota) adalah 4 kecuali pada jeruk besar Nambangan (C. maxima Merr) dan jeruk manis Punten (C. sinensis Osbeck) jumlah perhiasan bunganya 5. Morfologi buah pada C. sinensis berukuran sedang, sukar dikupas, juring sukar dilepas, dasar buah terkadang memiliki navel dengan biji besar, monoembrioni dengan kotiledon penuh. Pada C. reticulata buah berukuran sedang,mudah dikupas, juring mudah dilepas, ujung buah terkadang memiliki konde dan memiliki biji kecil, polyembrioni dan kotiledon berwarna hijau. Pada C. maxima buah berukuran sangat besar dengan diameter 11-17 cm, pulp-vesichel besar dan mudah dilepas. Ukuran biji juga besar, datar, dan cenderung berwarna kuning, kasar dan cenderung monoembryoni (Martasari dan Mulyanto, 2008). Tanaman jeruk memiliki duri tergantung dari varietas jeruk tersebut. Pada batang 3 spesies jeruk, yaitu C. sinensis Osbeck, C. maxima Merr, danC. reticulata Blanco (varietas keprok Batu dan keprok Pulung) terlihat adanya duri. Sedangkan batang C. reticulata Blanco varietas Cinakonde tidak ditemukan adanya duri. Panjang duri pada setiap spesies memiliki variasi. Duri padaC. reticulata Blanco dan C. sinensis Osbeck panjang durinya antara 1-4 cm sedangkan pada C. maxima Merr 0,4-1 cm (Hardiyanto, dkk., 2007). Syarat Tumbuh Iklim Tanaman jeruk dapat tumbuh di daerah berjenis apa saja, baik daerah dataran rendah maupun dataran tinggi. Namun, semua jenis tanaman jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari. Suhu atau temperatur optimal antara 200C-300C, namun ada yang masih dapat tumbuh normal pada suhu 380C. Untuk jenis jeruk keprok, memerlukan suhu 200C (Naharsari, 2007). Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah(musim hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buahagar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan airyang cukup terutama di bulan Juli-Agustus.Kecepatan angin yang lebih dari 4048% akan merontokkan bunga dan buah.Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahanangin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80% (Prihatman, 2000). Tanah Jeruk dapat ditanam pada berbagai jenis tanah dan lahan, mulai dari lahan kering, sawah sampai lahan tergenang. Terdapat beberapa syarat dalam penentuan jenis tanah yang akan digunakan untuk menanam jeruk. Jenis tanah andosol dan latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk. Tanah yang baik adalah tanah dengan tekstur gembur berpasir hingga lempung berliat dengan fraksi liat 7-27%, debu 25-50% dan pasir kurang dari 50%, cukup humus, tata air dan udara baik (Naharsari, 2007). Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5–6,5 dengan pH optimum 6.Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaantanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanamanjeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringansekitar 300 (Prihatman, 2000). Karakteristik Jeruk dan Penyebarannya Sumbangan utama dari buah jeruk untuk gizi manusia adalah persediaan vitamin, khususnya asam askorbat (vitamin C). Asupan 5 mg vitamin C per hari dapat mencegah gejala kudisan pada orang dewasa. Asupan 30-60 mg vitamin C diperlukan untuk pertumbuhan orang dewasa, dan sebuah jeruk per hari dapat memenuhi keperluan ini dan memastikan kesehatan yang baik. Kandungan vitamin C yang terkandung pada tiap varietas jeruk berbeda-beda. Umumnya, jeruk mengandung 40-70 mg vitamin C/100 ml, sedangkan jeruk besar, jeruk keprok dan jeruk limun mengandung 20-50 mg/100 g (Ladaniya, 2008). Jeruk memiliki wangi yang khas. Daun dan kulit jeruk mempunyai kelenjar minyak yang mengandung suatu senyawa yang bernama citral. Citral inilah yang menghasilkan aroma khas jeruk. Bulir jeruk mengandung asam sitrat yang memberikan rasa khas jeruk yang menyengat. Dalam bulir jeruk mengandung air, pati, (Tim Mekarsari, 2010). gula, kristal asam oksalat dan vitamin Pigmen utama yang memberikan warna pada buah jeruk adalah klorofil (hijau), karotenoid (kuning, oranye dan oranye gelap), antosianin (merah darah) dan likopen (merah muda atau merah). Selama pertumbuhan dan pematangan, khususnya pada tingkat belum matang, klorofil menonjol pada kulit buah jeruk. Karena adanya klorofil, buah yang belum matang mampu berfotosintesis tetapi tidak dapat berkontribusi khusus dalam menghasilkan nutrisi sendiri. Klorofil pada jeruk terdiri dari dua utama pigmen, yaitu: klorofil-a (C55 H72 O5 N4 Mg) dan klorofil-b (C55 H70 O6 N4 Mg) dengan perbandingan 2:1 (Ladaniya, 2008). Jeruk termasuk ke dalam famili Rutaceae, subfamili Aurantioideae. Rutaceae merupakan salah satu dari empat famili Rutales, divisi Lignosae dari subfilum Dicotyledoneae. Rutaceae meliputi banyak genera, terdiri dari 150 genera dan 1600 spesies. Aurantioideae merupakan salah satu dari tujuh subfamili Rutaceae terdiri dari 33 genera dan 203 spesies (Roy and Goldschmidt, 1996). Menurut Naharsari (2007), di dunia terdapat 130 genus tanaman jeruk, namun hanya 6 genus saja yang merupakan jeruk sesungguhnya. Keenam jeruk tersebut yaitu: Citrus, Microcitrus, Fortunella, Poncirus, Cymenia, Eremocitrus. Genus Citrus merupakan genus yang paling banyak dikenal. Genus yang beranggotakan 16 spesies ini terbagi lagi ke dalam 2 subbab, yaitu eucitrus (10 spesies) dan papeda (16 spesies). Tujuh dari 10 spesies subbab eucitrus telah banyak dibudidayakan dan sampai saat ini masih menjadi jeruk komersial. Ketujuh spesies tersebut antara lain : 1. Citrus sinensis (Jeruk Manis) 2. Citrus reticulata(Jeruk Keprok) 3. Citrus maxima(Jeruk Besar) 4. Citrus limon(Jeruk Lemon) 5. Citrus aurantifolia(Jeruk Nipis) 6. Citrus medica(Sitrun) 7. Citrus paradisi(Grape Fruit) Menurut Hardiyanto, dkk.,(2007), penyebaran beberapa spesies jeruk, khususnya di Indonesia, sangat cepat dan luas. Bahkan banyak bermunculan varietas-varietas jeruk lokal komersial dari beberapa spesies seperti jeruk keprok Garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu 55 (Jawa Timur), Pulung 204(Ponorogo), Madura (Pulau Madura), Tejakula (Bali), keprok SoE (NTT), siem Pontianak (Kalbar), siam Madu (Sumut), dan siam Banjar (Kalsel). Sedangkan untuk jeruk manis antara lain manis Pacitan (Baby) dan Punten (Jawa Timur), Waturejo (Jawa Tengah) termasuk jeruk pamelo seperti Nambangan, Sri Nyonya, dan Bali. Kehadiran jeruk varietas lokal ini kemungkinan sebagai variasi dalam populasi dari berbagai daerah atau adanya perbedaan dalam pengklasifikasian jeruk. Oleh karena itu masih diperlukan penelitian untuk meninjau kembali keanekaragaman jeruk dalam upaya membenahi dan melakukan perbaikan terhadap klasifikasi yang sudah ada, terutama kedudukan tingkat takson. Kabupaten Simalungun menyebar varietas jeruk siam dan jeruk besar. Tanaman menghasilkan jeruk siam sebanyak 464.338 pohon dengan panen 1.160,8 ha. Produksi yang dihasilkan 52.932,2 ton. Tanaman menghasilkan jeruk besar sebanyak 2.171 pohom dengan panen 13,9 ha. Produksi yang dihasilkan 704,3 ton (Dinas Pertanian, 2013). Penyusunan Deskripsi Deskripsi varietas merupakan kumpulan karakter penciri varietas yang dapat digunakan untuk identifikasi dan pengenalan varietas yang dimaksud, pembanding dalam uji kebenaran varietas, serta acuan pengamatan morfologi tanaman dalam proses sertifikasi atau pemurnian varietas. Tiap karakter yang tercantum di dalam deskripsi varietas merupakan hasil pengamatan dari uji keunggulan varietas yang dilaksanakan dalam bentuk uji adaptasi atau observasi. Pengamatan tersebut dilaksanakan pada saat ekspresi karakter optimum dengan menggunakan pengukuran yang sesuai untuk mendapatkan hasil yang objektif (Kementerian Pertanian, 2011). Menurut Herwati, dkk., (2011), karakterisasi adalah penyusunan deskripsi varietas yang dilakukan olehseseorang atau sekelompok orang sebagai pemulia yang menangani komoditas tertentudan telah memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan menjelaskan tentang asal-usulatau silsilah, metode pemuliaan, ciri-ciri morfologi dan sifat-sifat penting lainnyadari plasma nutfah yang dikoleksi. Menurut Karsinah, dkk., (2007), langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam upaya penyediaan materi genetik dalam perbaikan tanaman adalah pengumpulan sumberdaya genetik dengan eksplorasi, konservasi, mengevaluasi karakter-karakter yang dimilikinya, serta memanfaatkannya. Eksplorasi plasma nutfah merupakan suatu kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan meneliti jenis tanaman guna mengamankan dari kepunahan dan memanfaatkannya sebagi material genetik dalam perakitan varietas unggul. Penanda genetik, juga disebut dengan penanda, marker, marka, atau markah diberbagai kepustakaan, merupakan penciri individu yang terdeteksi dengan alat tertentu yangmenunjukkan genotipe suatu individu. Penanda genetik menggambarkan perbedaan genetikdiantara individu dalam suatu organisme atau spesies. Salah satu penanda genetik tersebut adalah penanda morfologi. Penanda ini mudah dilihat oleh mata dan telah banyak digunakan sejak masa awal genetika. Contohnya adalah warna, ukuran, atau bentuk organ tertentu (Afifah, 2012). Menurut Sudarka (2009), keragaman sifat juga dibedakan atas sifat kualitatif dan sifat kuantitatif. Sifatkualitatif yaitu variasi yang langsung dapat diamati (dilihat), misalnya: a). Perbedaanwarna bunga (merah, hijau, kuning, putih, oranya, ungu), dan b). perbedaan bentukbunga,buah, biji (bulat, oval, lonjong, bergerigi dan lain-lain). Sifat kuantitatif yaituvariasi yang memerlukan pengamatan dengan pengukuran, misalnya tinggi tanaman (cm), produksi (kg), jumlah anakan (batang), luas daun dan lain-lain. Pewarisan sifat kepada keturunannya dapat merupakan sifat kualitatif dankuantitatif. Pengelompokan berdasarkan sifat kualitatif atau kuantitatif. Pengelompokanberdasarkan sifat kualitatif lebih mudah karena sebarannya discrete dan dapat dilakukandengan melihat apa yang tampak. Sebaliknya untuk sifat kuantitatif dengan sebarankontinue, pengelompokannya relatif lebih sulit karena dengan kisarankisaran tetentu. Menurut Kementrian Pertanian (2011), deksripsi varietas memuat daftar karakter utama yang diperoleh dari hasil-hasil pengujian adaptasi atau observasi pada kondisi agroklimat tertentu. Data yang diperoleh dari pengujian tersebut meupakan karakter kualitatif maupn kuantitatif. Karakter yang perlu diamati pada tanaman jeruk adalah tipe buah, bentuk buah, panjang buah, diameter buah, berat buah, tangkai buah, warna kulit buah, kulit buah, kekerasan buah, warna daging buah masak, rasa daging buah, tekstur daging buah, kandungan air buah, aroma, ketahanan buah dalam pengangkutan dan ketahanan buah dalam penyimpanan.