Chapter II - Universitas Sumatera Utara

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan produk dari proses pelaporan keuangan yang diatur oleh
standar dan aturan akuntansi, insentif manajer, serta mekanisme pelaksanaan dan pengawasan
perusahaan. Menurut Harahap (2004:5) “Laporan Keuangan menggambarkan kondisi
keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu dan bagi para analis merupakan
media yang paling penting untuk menilai prestasi pada kondisi ekonomis suatu perusahaan.”
Laporan keuangan menjadi bahan sarana informasi bagi para pengguna baik internal maupun
eksternal dalam
suatu
proses
pengambilan
keputusan.
Laporan
keuangan
dapat
menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam satu periode, dan
arus kas perusahaan dalam periode tertentu.
Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2007) merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan yang lengkap dari laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai
laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan serta materi penjelasan yang
merupakan bagian intergral dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan yang sebenarnya merupakan produk akhir dari proses atau kegiatan
akuntansi dalam satu kesatuan. Proses akuntansi dimulai dari pengumpulan bukti- bulti
transaksi yang terjadi sampai pada penyusunan laporan keuangan. Proses akuntansi tersebut
harus dilaksanakan menurut cara tertentu yang lazim dan berterima umum serta sesuai
dengan standar akuntansi keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Informasi laporan keuangan tersebut dapat menjadi sebuah keputusan penting oleh
pemakai ataupun yang berkepentingan (stakeholders) didalam mengambil keputusan bisnis.
Stakholders dapat dibedakan menjadi dua bagian, (1) Pemakai internal, yaitu pengambil
keputusan secara langsung mempengaruhi kegiatan internal membutuhkan informasi untuk
membantu
mereka
merencanakan
dan
mengendalikan
kegiatan
serta
mengelola
(mengalokasikan) sumber daya perusahaan. sistem akuntansi yang ada harus mampu
mengendalikan kegiatan sehari-hari dan untuk mengambil keputusan bisnis perusahaan. Dan
(2) pemakai eksternal, yaitu pengambil keputusan yang menyangkut hubungan mereka
dengan perusahaan. Pemakai eksternal yang paling utama informasi keuangan yaitu kreditur
dan investor. Alasan yang paling utama mengapa kedua kelompok ini sangat penting, yaitu
(1) Keputusan mereka sangat mempengaruhi pengalokasian sumber daya didalam
perekonomian. (2) informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan para investor dan
kreditor kemungkinan besar juga berguna bagi para kelompok anggota lain yang tertarik akan
aspek-aspek keuangan perusahaan yang pada hakikatnya menjadi pusat perhatian investor
dan kreditor.
Dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 paragraf 07 (IAI,2007)
dinyatakan bahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai
berikut:
a. neraca,
b. laporan laba rugi,
c. laporan perubahan ekuitas,
d. laporan arus kas, dan
e. catatan atas laporan keuangan.
Neraca, pada waktu tertentu, melaporkan sumber daya yang dimiliki perusahaan aktiva,
pasiva atau hutang, dan selisih bersih antara aktiva dan kewajiban, yang mewakili ekuitas
Universitas Sumatera Utara
atau modal pemilik. Laporan laba rugi, untuk rentang waktu tertentu, melaporkan aktiva
bersih yang dihasilkan oleh operasi perusahaan, (pendapatan aktiva bersih yang digunakan
(beban), dan selisihnya, yang disebut laba bersih. Laporan laba rugi merupakan usaha yang
terbaik akuntan dalam mengukur kinerja ekonomi suatu perusahaan pada periode tertentu
(Smith, Stice, dan Sukousen,2004:12).
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:1,14). Laporan laba rugi minimal mencakup pospos sebagai berikut:
a) pendapatan;
b) laba rugi usaha;
c) beban pinjaman;
d)dari laba rugi perusahaana flikasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode
ekuitas;
e) beban pajak;
f) laba rugi dari aktivitas normal perusahaan;
g) pos luar biasa;
h) hak minopitas;
i) laba rugi untuk periode berjalan.
Pos, judul, dan sub judul lainnya disajikan dalam laporan laba rugi apabila diwajibkan
oleh Pernyataan Standar Akuntansi keuangan atas penyajian tersebut diperlukan untuk
menyajikan kinerja keuangan perusahaan secara wajar
Laporan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan dan penurunan aktiva bersih
atau kekayaan selama periode yang bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu
yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan ekuitas pemilik
menyajikan perubahan- perubahan pada pos- pos ekutas. Laporan ini sangat bermanfaat untuk
Universitas Sumatera Utara
mengidentifikasi alasan perubahan klaim pemegang ekuitas atas aktiva perusahaan. Laporan
ini merinci perubahan ekuitas pemegang saham yang disebabkan penerbitan, pembelian
kembali saham, dan reinventasi laba. Laporan ekitas pemilik melaporkan perubahan modal
pemilik selam jangka waktu tertentu. Laporan ini dipersiapkan setelah laporan laba rugi,
karena laba bersih atau rugi bersih perode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini.
Demikian juga laporan perubahan modal dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena
jumlah ekutas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di neraca. Oleh karena itu laporan
ekuitas sering kali dipandang sebagai penghubung antara laporan laba rugi dan neraca.
Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan
pemegang saham seperti storan modal dan pembayaran deviden, menggambarkan jumlah
keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang
bersangkutan (IAI, Paragraf 66).
Laporan arus kas untuk rentang waktu, melaporkan jumlah kas yang dihasilkan dan
digunakan perusahaan melalui tiga tipe aktivitas, operasi, investasi, dan pendanaan. Menurut
Sukoeson, Stice, (2004:12) “Laporan arus kas merupakan yang paling objektif karena
menggunakan berbagai estimasi dan penilaian akuntansi yang dibutuhkan untuk menyusun
neraca dan laporan laba rugi”.
Tujuan menyajiakan laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi yang releven
tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu
periode tertentu. Laporan ini akan membantu para investor, kreditur, dan para pemakai
lainnya untuk:
1. menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas di masa yang akan datang,
2.
menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya membayar deviden
dan keperluan dana untuk kegiatan ekstern,
Universitas Sumatera Utara
3. menilai alasan- alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan penerimaan
dan pengeluaran kas,
4. menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan
lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang
tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta
informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen, catatan atas laporan
keuangan mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam
Pernyataan Standar Akntansi Keuangan (PSAK) serta pengungkapan-pengungkapan lain
yang diperlukan untuk menghasilkan pelaporan keuangan secara wajar (PSAK No.1 Paragraf
70).
Seringkali catatan laporan keuangan dibuat untuk menjelaskan metode penilaian,
ekstensi, dan jumlah deviden yang tertunggak, adanya pos-pos bersyarat, rencana
pembelanjaan khusus, kebijaksanaan dan perubahan kebijaksanaan akuntansi yang penting
atau kejadian atau pos-pos yang tidak lazim yang kiranya lebih data dimengerti dengan
penjelasan tambahan.
B. Tujuan Laporan Keuangan
Ikatan akuntansi Indonesia (2007:412) “Tujuan laopran keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kenerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
APB
Statetment
No.
4
(AICPA)
menggmbarkan
tujuan
laporan
keuangan
(Harapan,2001:21) membaginya menjadi dua yaitu:
1. Tujuan khusus
Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan
secara wajar sesuai General Accepted Accounting Principle (GAAP).
2. Tujuan umum
a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber
kewajiban perusahaan dengan maksud;
b. untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan
ekonomi dan
c. untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasi
d. untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan utang utangnya
e.Menunjukkan kemampuan sumbe-sumber kekayaan yang ada untuk pertumbuhan
perusahaan.
1) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang
berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud:
a) memberikan gambaran tentang deviden yang diharapkan pemegang saham,
b) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada
kreditur, supplier, pegawai, pajak, mengumpulksn dana untuk perluasan
perusahaan,
c) memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan
fungsi perencanaan dan pengawasan,
d) menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangaka
panjang.
2) Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir posisi
perusahaan dalam menghasilkan laba.
3) Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahaan harta dan
kewajiban.
4) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibuktikan para
pemakai
laporan.
3. Tujuan Kualitatif
Adapun tujuan kualitatf yaitu:
a) relevan (relevance), memilih informasi yang benar-benar dapat membantu
pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan,
b) dapat dipahami (understandability), informasi yang dipilih untuk disajikan bukan
saja yang penting tetapi juga informasi yang harus dimengerti para pemakainya,
c) dapat deperiksa (verifiability), hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh
pihak lain yang akan menghasilkan pendapatan yang sama,
Universitas Sumatera Utara
d) netral (neutrality), laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan, informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-pihak
tertentu saja,
e) tepat waktu (time liness), laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan
keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.
f) dapat dibandingkan, laporan akuntansi harus dapat saling dibandingkan, artinya
akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun
perusahaan lain,
g) lengkap (completeness), informasi akuntansi yang dilaporakan harus mencakup
semua kebutuhan yang layak dari para pemakai.
Dalam PSAK No.1 paragraf 5 (IAI,2007) dinyatakan tujuan laporan keuangan untuk
tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan kinerja dan arus kas
perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan dalam rangka membuat
keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber-sumber daya yang dipercaya kepada mereka.
C. Pengguna dan Pemakai Infomasi Laporan Keuangan
Didalam PSAK: Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, paragraf 9
(IAI,2007) menyatakan:
Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan,
pemberi pinjaman, pemasok, dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, serta
lembaga-lembaga lainnya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan
untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi keuangan perusahaan. beberapa
kebutuhan meliputi:
a. Investor, penamaan resiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan resiko yang
melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka
membutuhkan informasi untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar
deviden.
b. Karyawan, karyawan dan kelompok-kelompok lain yang mewakili mereka tertarik
pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik
dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaandalam memberikan balas jasa, imbalan paska kerja, dan kesempatan kerja.
c. Pemberi pinjaman, pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta harganya dapat
dibayar pada saat jatuh tempo.
Universitas Sumatera Utara
d. Pemasok dan kreditur lainnya, usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka memutuskan apabila jumlah yang terutang akan dibayar pada
saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang
waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali laba sebagai pelanggan
utama mereka tergantung kelangsungan hidup perusahaan.
e. Pelanggan, para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang,
dengan atau bergantung pada perusahaan.
f. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaan kepentingan
dengan alokasi sumber daya karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan.
Mereka juga butuh informasi waktu mengatur perusahaan, menetapkan kebijakan
pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik
lainnya,
g. Masyarakat, perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dengan berbagai cara
misal, perusahaan dapat memberikan kontribusi dalam perekonomian nasional
termasuk jumlah orang yang dikerjakan dengan perlindungan penanaman modal
domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyadiakan
informasi kecurangan dan informasi terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya.
D. Konsep laba
Menurut Moqodim (2005:110) Laba dalam teori akuntansi biasanya lebih menunjuk
pada konsep FASB disebut dengan laba komprehensif. Laba komprehensif dimaknai sebagai
kenaikan aset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Sedangkan earning
adalah laba yang diakumulasikan selama beberapa periode atau kenaikan ekuitas atau aktiva
neto suatu perusahaan yang disebabkan karena aktivitas operasi maupun aktivitas di luar
usaha selama periode tertentu. Earning merupakan konsep yang paling sempit sedangkan
pendapatan merupakan konsep paling luas. Penghasilan (income) adalah kenaikan menfaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva
atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal.
Universitas Sumatera Utara
Konsep laba dinyatakan dalam IAI (2007:23) menyatakan,
Pendapatan dan beban sehubungan dengan suatu transaksi atau kejadian tertentu diakui
secara bersamaan, proses ini biasanya mengacu pengaitan pendapatan dan beban (
matching revenue and expense). Beban termasuk jaminan beban dan biaya lain yang
terjadi setelah pengiriman barang, biasanya dapat diukur dengan andal bila kondisi lain
untuk pengakuan pendapatan yang berkaitan dapat dipenuhi. Tetapi tidak dapat diakui
bila beban yang berkaitan tidak dapat diukur dengan andal. Dalam keadaan demikian
setiap imbalan yang telah diterima untuk penjualan barang tersebut diakui sebagai
kewajiban.
Menurut Suwardjono (2005:455) makna income dalam konteks perpajakan dapat
berbeda atau bahkan berbeda dengan makna income dalam akuntansi atau pelaporan
keuangan. Dalam perpajakan, pendapatan dimaknai sebagai jumlah kotor sehingga
diterjemahkan sebagai penghasilan sebagaimana digunakan dalam Standar Akuntansi
Keuangan. Dalam buku-buku teks akuntansi (khususnya teori akuntansi, istilah income pada
umumnya dimaknai sebagai jumlah bersih sehingga istilah laba lebih menggambarkan apa
yang dimaksud pendapatan dalam buku-buku tersebut.
Muqodim (2005:111) menyatakan bahwa banyak literatur akuntansi sebagian penulis
mengutip pendapat tentang tujuan penghitungan laba dan pengertian laba sebagaimana
dikemukakan oleh ekonom John Hiks (1949) yang dapat dikemukakan bahwa laba pribadi
merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi selama periode (misalnya satu minggu
atau satu bulan) dengan harapan keadaannya pada akhir periode tetap sama (as well off)
seperti keadaan awal periode.
E. Laba Akuntansi
Menurut Harahap 2007 ”Laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan yang
direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu.” Laba akuntansi yang dilaporkan
Universitas Sumatera Utara
pada laba rugi merupakan merupakan laba akuntansi Laba akuntansi diukur berdasarkan
konsep akuntansi akrual. Secara konseptual, akuntansi akrual mengkonversi arus kas menjadi
suatu pengukuran yang secara prinsip mendekati konsep laba ekonomi. Akuntansi akrual
berusaha untuk memperoleh pengukuran laba yang mempertimbangkan baik arus kas kini
maupun transaksi terhadap arus kas masa depan.
Pendapatan dalam berbagai pengukuran diperluas tak terbatas (adinfinitum). Pendapatan
merupakan item laporan keuangan memberi dasar dan penting memiliki berbagai kegunaan
dalam berbagai konteks. Pendapatan secara diyakini sebagai dasar untuk perpajakan,
penentuan dasar pembagian deviden, petunjuk investasi, dan pembuatan keputusan serta
prediksi (Belkaoui 2001:124). Pendapatan merupakan dasar untuk perpajakan dan
pendistribusian dan kesejahteraan kembali untuk individu. Pendapatan juga sebagai prediksi
yang memberitahu prediksi pendapatan masa yang akan datang dan kejadian ekonomi dimasa
yang akan datang. Pendapatan masa lalu berdasarkan kas historis dan nilai sekarang yang
telah ditemukan bermanfaat dalam memprediksi nilai pendapatan dimasa mendatang.
Pendapatan terdiri atas hasil operasi atau pendapatan biasa yang jumlahnya sama dengan
pendapatan bersih.
Ahmed Belkaoui (2000:332) menyatakan bahwa laba akuntansi secara operasional
didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari
transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis. Dalam metode historical cost
(biaya historis) laba diukur berdasarkan selisih aktiva bersih awal dan akhir periode yang
masing-masing diukur dengan biaya historis, sehingga hasilnya akan sama dengan laba yang
dihitung sebagai selisih pendapatan dan biaya.
Laba akuntansi sebelum pajak adalah jumlah laba sebelum pajak penghasilan yang
ditentukan menurut standar akuntansi keuangan, karena dihitung hanya untuk tujuan
Universitas Sumatera Utara
pelaporan keuangan, maka laba akuntansi sebelum pajak tidak berpengaruh pada jumlah
pajak penghasilan yang sebenarrnya bagi pemakai laporan keuangan untuk pengambilan
keputusan dan karena terdapat peraturan pengukuran alternatif yang dapat dipilih untuk
mengukur laba akuntansi sebelum pajak. Perubahan modal suatu kesatuan usaha di antara dua
titik waktu tidak termasuk perubahan-perubahan akibat investasi oleh pemilik dan distribusi
kepada pemilik, dimana modal dinyatakan dengan ukuran nilai dan didasarkan pada skala
tertentu.
Menurut pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba akuntansi adalah
perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yang dihasilkan dari transaksi dalam suatu
periode dengan biaya yang layak dibebankan kepadanya (Muqodim, 2005:111). Suwardjono
(2005:455) mendefinisian laba sebagai pendapatan dikurangi biaya merupakan pendefinisian
secara struktural atau sintaktik karena laba tidak didefinisi secara terpisah dari pengertian
pendapatan dan biaya. Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini
adalah laba yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual.
Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual. Secara konseptual,
akuntansi akrual mengkonversi arus kas menjadi suatu pengukuran yang secara perinsip
mendekati konsep laba ekonomi. Akuntansi akrual berusaha untuk memperoleh
pengukuran laba yang mempertimbangkan baik arus kas kini maupun implikasi terhadap
arus kas masa depan. Misalnya, akuntansi akrual mengakui arus kas masa depan yang
berasal dari penjualan kredit dengan mengakui pendapatan saat terjadi penjualan
sebalum kas diterima.
Akuntansi akrual bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pemakai
mengenai konsekuensi aktivitas usaha tehadap arus kas perusahaan di nasa depan
secepat mungkin dengan tingkat kepastian yang layak. Hal ini dapat dicapai dengan
mengakui pendapatan dan beban saat terjadi, tanpa memperhatikan apakah terdapat arus
Universitas Sumatera Utara
kas pada saat bersamaan. Pemisahan pengakuan pendapatan dan beban dengan arus kas
masuk dan keluar untuk memperoleh pendapatan dan beban. Penyesuan akrual dicatat
setalah membuat asumsi dan estimasi yang layak, tanpa mengorbankan keandalan
informasi akuntansi secara material.
Laba akuntansi bukanlah definisi yang sesungguhnya dari laba melainkan hanya
merupakan penjelasan tentang bagaimana cara menghitung laba. Karateristik dari
perhitungan laba akuntansi tersebut memiliki beberapa keunggulan. Beberapa
keunggulan laba akuntansi yang ikemukakan oleh Muqodim (2005: 144) adalah:
1. terbukti teruji dari sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para
pemakainya dalam pengambilan keputusan,
2. laba akuntansi talah diukur dan dilaporkan secara onyektif dapat diuji
kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti,
3. berdasarkan prinsip realisasi dala mengakui pendapatan laba akuntansi
memenuhi dasar konservatisme,
4. laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan
tanggung jawab manajemen.
F.
Laba Tunai
Menurut Evan (2003:199) “Cash income is struktly objective, it is besed on cash inflow
and outflows. Cash realization is the only trigger for recocnition of income.” Laba tunai
adalah laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi non kas, seperti beban
penyusutan, beban amortisasi, beban gaji, penjualan kredit, beban pajak, dan beban bunga
yang belum dibayar serta pembelian kredit. Laba tunai yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah laba akuntansi yang telah disesuaikan dengan transaksi non kas. Laba tunai
merupakan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan. Menurut Dycmand,et.al (2001:553)
“Arus kas operasi adalah semua arus kas yang tidak didefinisikan sebagai kegiatan investasi
atau pendanaan.” Arus kas operasi ditentukan dengan kegiatan memproduksi dan
menyerahkan barang, menyediakan jasa, serta transaksi lainnya yang diperhitungkan dalam
penetuan laba. Arus kas operasi yang mencakup arus kas dari kegiatan mengadakan,
Universitas Sumatera Utara
menyediakan, dan menagih pokok pinjaman yang dicatat sebesar nilai pasar dan dimiliki
hanya untuk beberapa waktu dengan tujuan akan dijual kembali. Metode langsung
mengurangkan arus kas operasi menghasilkan arus kas bersiah. Metode tidak langsung
menentukan arus kas operasi bersih secara tidak langsung, tetapi metode ini mengurutkan
masing-masing arus kas operasi.
Dalam PSAK paragraf 12 (IAI:2007) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal
dari aktivitas operasi merupakan indikasi yang menentukan apakah dari operasi perusahaan
dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan
operasi perusahaan membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan
pada sumber pendapatan dari luar.
Penyusutan merupakan pengalokasian biaya dari aktiva berwujud, sedangkan
amortisasi yang merupakan akun beban non kas. Amortisasi untuk menyesuakan jumlah
aktiva tak berwujud atau dengan kata lain untuk menyusutkan jumlah dari aktiva tak
berwujud. Utang gaji adalah utang yang sudah menjadi beban tapi belum dibayarkan karena
belum tepat tanggal pembayarannya. Hal ini dikarenakan perusahaan tutup buku tetapi
pembayaran belum dilakukan, demikian juga dengan utung bunga belum dilakukan tetapi
sudah menjadi beban dan dicatat sebagai kewajiban perusahaan.
Depresiasi sebagai biaya tidak berbeda dengan jenis biaya operasi lainnya. Depresiasi
merupakan biaya yang benar-benar terjadi dan dikeluarkan seperti biaya lainnya. Memang
benar biaya depresiasi untuk periode tertentu tidak menunjukan pengeluaran pada periode
tersebut. Biaya depresiasi mengukur bagian pengeluaran masa lalu yang dipandang layak
dibebankan terhadap kegiatan atau pendapatan periode berjalan. Jadi dapat dikatakan bahwa
biaya fasilitas fisis merupakan suatu bentuk ekstrem biaya dibayar di muka. Akuntansi
Universitas Sumatera Utara
depresiasi merupakan sarana untuk membebankan biaya dibayar di muka tersebut ke
produksi atau periode berjalan (Suwardjono, 2005: 437-438).
G. Deviden Kas
Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang
saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya
(Baridwan, 2000:434). Semua keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh perusahaan
selama berusaha dalam satu periode tersebut dilaporkan oleh direksi kepada para pemegang
saham dalam suatu rapat pemegang saham.
Menurut Sandjaja dan Barlian (2002:332) :” Deviden kas adalah sumber dari aliran kas
untuk peegang saham dan memberiikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan
akan datang.” biasanya sebuah korporasi harus memnuhi tiga kondisi tarlebih dahulu agar
dapat membayar deviden tunai yaitu laba ditahan yang mencukupi, kas memadai dan
tindakan formil dari Dewan Komisaris. Pembayaran deviden tunai kepaa pemegang saham
perusahaan diputuskan leh dewan Direksi Perusahaan. Direksi umumnya mengadakan
pertemuan yang membahas tentang deviden setiap kuartal atau setengah tahun dimana
mereka, mengevaluasi posisi keuangan periode lalu dan menentukan posisi yang akan datang
dalam pembagian. Menentukan jumlah deviden yang harus dibayar. Menentukan tanggaltanggal yang berkaitan dengan pembayaran deviden. Baiasanya investor lebih tertarik dengan
deviden yang berupa tunai daripada deviden saham. Hal ini dikarenakan para investor
beranggapan deviden yang diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar
return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri.
Deviden merupakan distribusi laba kepada pemegang saham dalam bentuk aktiva atau
saham perusahaan penerbit. Jenis deviden (Dyckman, 2001:439) adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. deviden kas yaitu distribusi laba dalam bentuk oleh sebuah perusahaan kepada
pemegang sahamnya,
2. deviden likuditas yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan bukan laba ditahan,
3. deviden properti yaitu deviden dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas
perusahaan lain yang dimiliki perseroan, real estate, barang dagang, atau setiap aktiva
non kas lainnya,
4. deviden saham yaitu distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau saham
preferen perseroan kepada para pemegang saham,
5. deviden skip/wesel yaitu deviden yang diberikan dalam bentuk wesel promes, kepada
pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan kas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi deviden yaitu:
a. pengurangan dengan pembagian aktiva (deviden) kepada para pemegang saham,
b. ditahan dan aktivitas yang mengafsetnya digunakan dalam operasi perusahaan.
Kebijakan pembagian dividen tergantung pada keputusan rapat umum pemegang saham
(RUPS). Kebijakan dividen penting bagi perusahaan dengan dua alasan, yaitu:
1) pembayaran dividen mungkin akan mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin
dari harga saham perusahaan tersebut,
2) laba ditahan biasanya merupakan sumber dana internal yang terbesar dan terpenting
bagi pertumbuhan perusahaan.
Menurut Arifin (2005:104), faktor utama yang mempengaruhi kebijakan deviden adalah:
a)
b)
c)
d)
e)
pertumbuhan perusahaan,
kebutuhan dana investasi,
profitabilitas,
variabilitas earning,
karakteristik aset (komposisi tangible dan intangible assets).
Jenis-jenis kebijakan deviden,
Menurut Sawir (2004:138) ada tiga jenis kebijakan pembiayaan deviden yang bisa dilakukan
perusahaan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
(1) satble amount per share, deviden diberikan dalam nilai rupiah yang relatif stabil
atas sahamnya,
(2) constant payout ratio, deviden atas dasar persentase tetap dari laba bersih
perusahaan,
(3) low regular deviden plus ekstra, dalam kebijakan ini perusahaan akan memberikan
suatu tingkat deviden yang relatif rendah tapi sudah pasti jumlahnya dan ditambah
suatu ekstra yang biasanya disesuaikan dengan tingkat keuntungan perusahaan.
Dividen yang dibagikan oleh perusahaan bisa tetap (tidak mengalami perubahan) dan
bisa mengalami perubahan (ada kenaikan atau penurunan) dari dividen yang dibagikan
sebelumnya. Dividen dapat berupa uang, skrip (script), barang atau saham (modal saham).
Menurut Soemarson 2005 ada tiga macam tanggal yang relevan dengan pembagian dividen
yaitu :
(1) tanggal pengumuman yaitu tanggal direksi mengumumkan akan membayar dividen,
(2) tanggal pencatatan dividen yaitu tanggal dimana pemilikan saham ditentukan,
sehingga dapat diketahuikepada siapa deviden dibagikan,
(3) tanggal pembayaran dividen yaitu tanggal deviden mulai dibayarkan. Tanggal
pengumuman adalah tanggal dimana direksi secara formal mengumumkan
dibagikannya deviden. Tanggal pencatatan adalah tanggal dimana secara formal
pemilikan saham ditentukan, sehingga dapat diketahui kepada siapa deviden
dibagikan.
Pengumuman deviden merupakan salah satu informasi yang akan ditanggapi oleh pasar.
Pengumuman deviden dan pengumuman laba pada periode sebelumnya merupakan dua jenis
pengumuman deviden yang paling sering digunakan manajer untuk menginformasikan
prestasi prospek perusahaan. Bagu para investor, deviden merupakan hasil yang diperolah
dari saham yang dimiliki, selain capital gain yang didapat apbila harga jual saham lebih
tinggi dibandingkan harag belinya. Dviden tersebut didapat dari perusahaan sebagai diatribusi
yang dihasilkan dari operasi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
H. Tinjauan Penelitian Terdahulu
No
1
2
I.
Nama
Penelitian
dan Tahun
Penelitian
Barita
Stepanus
Sihombing
(2006)
Reagen
Pangaribua
n (2007)
Judul Penelitian
Variabel
Hasi Penelitian
Analisis Hubungan
Laba
Akuntansi
dan Laba Tunai
dengan Deviden
Kas pada Industri
Makanan
dan
Minuman di BEJ
Analisis Hubungan
Antara
Laba
Akuntansi dan Kas
dengan Deviden
Kas
pada
Perusahaan
Manufaktur di BEJ
Laba akuntansi, Laba akuntansi dan
laba tunai, dan laba tunai mempunyai
deviden kas
hubungan yang kuat
dan positif dengan
deviden kas
Laba akuntansi
dan kas sebagai
variabel
independen dan
deviden
kas
sebagai variabel
dependen
Laba
akuntansi
mempunyai hubungan
yang kuat dan positif
terhadap pembagian
deviden
kas
debandingkan
jumlah
kas
perusahaan
Kerangka Konseptual dan Hipotesis
a. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka diatas dapat disimpulkan
kerangka konseptual sebagai berikut:
Laba akuntansi
Deviden kas
Laba tunai
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka konseptual merupakan model yang menerangkan bagaimana
hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas, berdasarkan uraian
Universitas Sumatera Utara
penelitia terdahulu, maka variabel independen penelitia ini adalah laba akuntansi dan laba
tunai dan deviden kas varibel dependen. Laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan
yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu. Laba akuntansi yang
dilaporkan pada laba rugi merupakan merupakan laba akuntansi. Laba akuntansi diukur
berdasarkan konsep akuntansi akrual. Secara konseptual, akuntansi akrual mengkonversi arus
kas menjadi suatu pengukuran yang secara prinsip mendekati konsep laba ekonomi dan laba
tunai berhubungan dengan deviden kas. Laba tunai adalah laba akuntansi setelah disesuaikan
dengan transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, beban gaji, penjualan
kredit, beban pajak, dan beban bunga yang belum dibayar serta pembelian kredit. Deviden
kas adalah sumber dari aliran kas untuk peegang saham dan memberiikan informasi tentang
kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa laba
akuntansi dan laba tunai mempunyai hubungan yang positif dengan deviden kas dalam
pembagian deviden kepada para pemegang saham.
b. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kerngka konseptual diatas maka hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut:
a. laba akuntansi berhubungan dengan deviden kas,
b. laba tunai berhubungan dengan deviden kas
Sehingga dirumuskan hipotesa sebagai berikut :
1. Ho1 = Tidak terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas
Ha1 = Terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen
kas
2. Ho2 = Tidak terdapat hubungan antara laba tunai dengan dividen kas
Ha2 = Terdapat hubungan antara laba tunai dengan dividen kas
Universitas Sumatera Utara
Download