BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan produk dari proses pelaporan keuangan yang diatur oleh standar dan aturan akuntansi, insentif manajer, serta mekanisme pelaksanaan dan pengawasan perusahaan. Menurut Harahap (2004:5) “Laporan Keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu dan bagi para analis merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi pada kondisi ekonomis suatu perusahaan.” Laporan keuangan menjadi bahan sarana informasi bagi para pengguna baik internal maupun eksternal dalam suatu proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam satu periode, dan arus kas perusahaan dalam periode tertentu. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 (2007) merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap dari laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan serta materi penjelasan yang merupakan bagian intergral dalam laporan keuangan. Laporan keuangan yang sebenarnya merupakan produk akhir dari proses atau kegiatan akuntansi dalam satu kesatuan. Proses akuntansi dimulai dari pengumpulan bukti- bulti transaksi yang terjadi sampai pada penyusunan laporan keuangan. Proses akuntansi tersebut harus dilaksanakan menurut cara tertentu yang lazim dan berterima umum serta sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Universitas Sumatera Utara Informasi laporan keuangan tersebut dapat menjadi sebuah keputusan penting oleh pemakai ataupun yang berkepentingan (stakeholders) didalam mengambil keputusan bisnis. Stakholders dapat dibedakan menjadi dua bagian, (1) Pemakai internal, yaitu pengambil keputusan secara langsung mempengaruhi kegiatan internal membutuhkan informasi untuk membantu mereka merencanakan dan mengendalikan kegiatan serta mengelola (mengalokasikan) sumber daya perusahaan. sistem akuntansi yang ada harus mampu mengendalikan kegiatan sehari-hari dan untuk mengambil keputusan bisnis perusahaan. Dan (2) pemakai eksternal, yaitu pengambil keputusan yang menyangkut hubungan mereka dengan perusahaan. Pemakai eksternal yang paling utama informasi keuangan yaitu kreditur dan investor. Alasan yang paling utama mengapa kedua kelompok ini sangat penting, yaitu (1) Keputusan mereka sangat mempengaruhi pengalokasian sumber daya didalam perekonomian. (2) informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan para investor dan kreditor kemungkinan besar juga berguna bagi para kelompok anggota lain yang tertarik akan aspek-aspek keuangan perusahaan yang pada hakikatnya menjadi pusat perhatian investor dan kreditor. Dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 paragraf 07 (IAI,2007) dinyatakan bahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut: a. neraca, b. laporan laba rugi, c. laporan perubahan ekuitas, d. laporan arus kas, dan e. catatan atas laporan keuangan. Neraca, pada waktu tertentu, melaporkan sumber daya yang dimiliki perusahaan aktiva, pasiva atau hutang, dan selisih bersih antara aktiva dan kewajiban, yang mewakili ekuitas Universitas Sumatera Utara atau modal pemilik. Laporan laba rugi, untuk rentang waktu tertentu, melaporkan aktiva bersih yang dihasilkan oleh operasi perusahaan, (pendapatan aktiva bersih yang digunakan (beban), dan selisihnya, yang disebut laba bersih. Laporan laba rugi merupakan usaha yang terbaik akuntan dalam mengukur kinerja ekonomi suatu perusahaan pada periode tertentu (Smith, Stice, dan Sukousen,2004:12). Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:1,14). Laporan laba rugi minimal mencakup pospos sebagai berikut: a) pendapatan; b) laba rugi usaha; c) beban pinjaman; d)dari laba rugi perusahaana flikasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas; e) beban pajak; f) laba rugi dari aktivitas normal perusahaan; g) pos luar biasa; h) hak minopitas; i) laba rugi untuk periode berjalan. Pos, judul, dan sub judul lainnya disajikan dalam laporan laba rugi apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi keuangan atas penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan kinerja keuangan perusahaan secara wajar Laporan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan dan penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan ekuitas pemilik menyajikan perubahan- perubahan pada pos- pos ekutas. Laporan ini sangat bermanfaat untuk Universitas Sumatera Utara mengidentifikasi alasan perubahan klaim pemegang ekuitas atas aktiva perusahaan. Laporan ini merinci perubahan ekuitas pemegang saham yang disebabkan penerbitan, pembelian kembali saham, dan reinventasi laba. Laporan ekitas pemilik melaporkan perubahan modal pemilik selam jangka waktu tertentu. Laporan ini dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi bersih perode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Demikian juga laporan perubahan modal dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekutas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di neraca. Oleh karena itu laporan ekuitas sering kali dipandang sebagai penghubung antara laporan laba rugi dan neraca. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti storan modal dan pembayaran deviden, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan (IAI, Paragraf 66). Laporan arus kas untuk rentang waktu, melaporkan jumlah kas yang dihasilkan dan digunakan perusahaan melalui tiga tipe aktivitas, operasi, investasi, dan pendanaan. Menurut Sukoeson, Stice, (2004:12) “Laporan arus kas merupakan yang paling objektif karena menggunakan berbagai estimasi dan penilaian akuntansi yang dibutuhkan untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi”. Tujuan menyajiakan laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi yang releven tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan ini akan membantu para investor, kreditur, dan para pemakai lainnya untuk: 1. menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas di masa yang akan datang, 2. menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya membayar deviden dan keperluan dana untuk kegiatan ekstern, Universitas Sumatera Utara 3. menilai alasan- alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas, 4. menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu. Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen, catatan atas laporan keuangan mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam Pernyataan Standar Akntansi Keuangan (PSAK) serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan pelaporan keuangan secara wajar (PSAK No.1 Paragraf 70). Seringkali catatan laporan keuangan dibuat untuk menjelaskan metode penilaian, ekstensi, dan jumlah deviden yang tertunggak, adanya pos-pos bersyarat, rencana pembelanjaan khusus, kebijaksanaan dan perubahan kebijaksanaan akuntansi yang penting atau kejadian atau pos-pos yang tidak lazim yang kiranya lebih data dimengerti dengan penjelasan tambahan. B. Tujuan Laporan Keuangan Ikatan akuntansi Indonesia (2007:412) “Tujuan laopran keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kenerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Universitas Sumatera Utara APB Statetment No. 4 (AICPA) menggmbarkan tujuan laporan keuangan (Harapan,2001:21) membaginya menjadi dua yaitu: 1. Tujuan khusus Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai General Accepted Accounting Principle (GAAP). 2. Tujuan umum a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber kewajiban perusahaan dengan maksud; b. untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan ekonomi dan c. untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasi d. untuk menilai kemampuannya untuk menyelesaikan utang utangnya e.Menunjukkan kemampuan sumbe-sumber kekayaan yang ada untuk pertumbuhan perusahaan. 1) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud: a) memberikan gambaran tentang deviden yang diharapkan pemegang saham, b) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditur, supplier, pegawai, pajak, mengumpulksn dana untuk perluasan perusahaan, c) memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan, d) menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangaka panjang. 2) Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir posisi perusahaan dalam menghasilkan laba. 3) Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahaan harta dan kewajiban. 4) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibuktikan para pemakai laporan. 3. Tujuan Kualitatif Adapun tujuan kualitatf yaitu: a) relevan (relevance), memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan, b) dapat dipahami (understandability), informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga informasi yang harus dimengerti para pemakainya, c) dapat deperiksa (verifiability), hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapatan yang sama, Universitas Sumatera Utara d) netral (neutrality), laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan, informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu saja, e) tepat waktu (time liness), laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat. f) dapat dibandingkan, laporan akuntansi harus dapat saling dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain, g) lengkap (completeness), informasi akuntansi yang dilaporakan harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai. Dalam PSAK No.1 paragraf 5 (IAI,2007) dinyatakan tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercaya kepada mereka. C. Pengguna dan Pemakai Infomasi Laporan Keuangan Didalam PSAK: Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, paragraf 9 (IAI,2007) menyatakan: Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, serta lembaga-lembaga lainnya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi keuangan perusahaan. beberapa kebutuhan meliputi: a. Investor, penamaan resiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. b. Karyawan, karyawan dan kelompok-kelompok lain yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaandalam memberikan balas jasa, imbalan paska kerja, dan kesempatan kerja. c. Pemberi pinjaman, pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta harganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. Universitas Sumatera Utara d. Pemasok dan kreditur lainnya, usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka memutuskan apabila jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali laba sebagai pelanggan utama mereka tergantung kelangsungan hidup perusahaan. e. Pelanggan, para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang, dengan atau bergantung pada perusahaan. f. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaan kepentingan dengan alokasi sumber daya karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga butuh informasi waktu mengatur perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya, g. Masyarakat, perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dengan berbagai cara misal, perusahaan dapat memberikan kontribusi dalam perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dikerjakan dengan perlindungan penanaman modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyadiakan informasi kecurangan dan informasi terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. D. Konsep laba Menurut Moqodim (2005:110) Laba dalam teori akuntansi biasanya lebih menunjuk pada konsep FASB disebut dengan laba komprehensif. Laba komprehensif dimaknai sebagai kenaikan aset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Sedangkan earning adalah laba yang diakumulasikan selama beberapa periode atau kenaikan ekuitas atau aktiva neto suatu perusahaan yang disebabkan karena aktivitas operasi maupun aktivitas di luar usaha selama periode tertentu. Earning merupakan konsep yang paling sempit sedangkan pendapatan merupakan konsep paling luas. Penghasilan (income) adalah kenaikan menfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Universitas Sumatera Utara Konsep laba dinyatakan dalam IAI (2007:23) menyatakan, Pendapatan dan beban sehubungan dengan suatu transaksi atau kejadian tertentu diakui secara bersamaan, proses ini biasanya mengacu pengaitan pendapatan dan beban ( matching revenue and expense). Beban termasuk jaminan beban dan biaya lain yang terjadi setelah pengiriman barang, biasanya dapat diukur dengan andal bila kondisi lain untuk pengakuan pendapatan yang berkaitan dapat dipenuhi. Tetapi tidak dapat diakui bila beban yang berkaitan tidak dapat diukur dengan andal. Dalam keadaan demikian setiap imbalan yang telah diterima untuk penjualan barang tersebut diakui sebagai kewajiban. Menurut Suwardjono (2005:455) makna income dalam konteks perpajakan dapat berbeda atau bahkan berbeda dengan makna income dalam akuntansi atau pelaporan keuangan. Dalam perpajakan, pendapatan dimaknai sebagai jumlah kotor sehingga diterjemahkan sebagai penghasilan sebagaimana digunakan dalam Standar Akuntansi Keuangan. Dalam buku-buku teks akuntansi (khususnya teori akuntansi, istilah income pada umumnya dimaknai sebagai jumlah bersih sehingga istilah laba lebih menggambarkan apa yang dimaksud pendapatan dalam buku-buku tersebut. Muqodim (2005:111) menyatakan bahwa banyak literatur akuntansi sebagian penulis mengutip pendapat tentang tujuan penghitungan laba dan pengertian laba sebagaimana dikemukakan oleh ekonom John Hiks (1949) yang dapat dikemukakan bahwa laba pribadi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi selama periode (misalnya satu minggu atau satu bulan) dengan harapan keadaannya pada akhir periode tetap sama (as well off) seperti keadaan awal periode. E. Laba Akuntansi Menurut Harahap 2007 ”Laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu.” Laba akuntansi yang dilaporkan Universitas Sumatera Utara pada laba rugi merupakan merupakan laba akuntansi Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual. Secara konseptual, akuntansi akrual mengkonversi arus kas menjadi suatu pengukuran yang secara prinsip mendekati konsep laba ekonomi. Akuntansi akrual berusaha untuk memperoleh pengukuran laba yang mempertimbangkan baik arus kas kini maupun transaksi terhadap arus kas masa depan. Pendapatan dalam berbagai pengukuran diperluas tak terbatas (adinfinitum). Pendapatan merupakan item laporan keuangan memberi dasar dan penting memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Pendapatan secara diyakini sebagai dasar untuk perpajakan, penentuan dasar pembagian deviden, petunjuk investasi, dan pembuatan keputusan serta prediksi (Belkaoui 2001:124). Pendapatan merupakan dasar untuk perpajakan dan pendistribusian dan kesejahteraan kembali untuk individu. Pendapatan juga sebagai prediksi yang memberitahu prediksi pendapatan masa yang akan datang dan kejadian ekonomi dimasa yang akan datang. Pendapatan masa lalu berdasarkan kas historis dan nilai sekarang yang telah ditemukan bermanfaat dalam memprediksi nilai pendapatan dimasa mendatang. Pendapatan terdiri atas hasil operasi atau pendapatan biasa yang jumlahnya sama dengan pendapatan bersih. Ahmed Belkaoui (2000:332) menyatakan bahwa laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis. Dalam metode historical cost (biaya historis) laba diukur berdasarkan selisih aktiva bersih awal dan akhir periode yang masing-masing diukur dengan biaya historis, sehingga hasilnya akan sama dengan laba yang dihitung sebagai selisih pendapatan dan biaya. Laba akuntansi sebelum pajak adalah jumlah laba sebelum pajak penghasilan yang ditentukan menurut standar akuntansi keuangan, karena dihitung hanya untuk tujuan Universitas Sumatera Utara pelaporan keuangan, maka laba akuntansi sebelum pajak tidak berpengaruh pada jumlah pajak penghasilan yang sebenarrnya bagi pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan dan karena terdapat peraturan pengukuran alternatif yang dapat dipilih untuk mengukur laba akuntansi sebelum pajak. Perubahan modal suatu kesatuan usaha di antara dua titik waktu tidak termasuk perubahan-perubahan akibat investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik, dimana modal dinyatakan dengan ukuran nilai dan didasarkan pada skala tertentu. Menurut pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yang dihasilkan dari transaksi dalam suatu periode dengan biaya yang layak dibebankan kepadanya (Muqodim, 2005:111). Suwardjono (2005:455) mendefinisian laba sebagai pendapatan dikurangi biaya merupakan pendefinisian secara struktural atau sintaktik karena laba tidak didefinisi secara terpisah dari pengertian pendapatan dan biaya. Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual. Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual. Secara konseptual, akuntansi akrual mengkonversi arus kas menjadi suatu pengukuran yang secara perinsip mendekati konsep laba ekonomi. Akuntansi akrual berusaha untuk memperoleh pengukuran laba yang mempertimbangkan baik arus kas kini maupun implikasi terhadap arus kas masa depan. Misalnya, akuntansi akrual mengakui arus kas masa depan yang berasal dari penjualan kredit dengan mengakui pendapatan saat terjadi penjualan sebalum kas diterima. Akuntansi akrual bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pemakai mengenai konsekuensi aktivitas usaha tehadap arus kas perusahaan di nasa depan secepat mungkin dengan tingkat kepastian yang layak. Hal ini dapat dicapai dengan mengakui pendapatan dan beban saat terjadi, tanpa memperhatikan apakah terdapat arus Universitas Sumatera Utara kas pada saat bersamaan. Pemisahan pengakuan pendapatan dan beban dengan arus kas masuk dan keluar untuk memperoleh pendapatan dan beban. Penyesuan akrual dicatat setalah membuat asumsi dan estimasi yang layak, tanpa mengorbankan keandalan informasi akuntansi secara material. Laba akuntansi bukanlah definisi yang sesungguhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan tentang bagaimana cara menghitung laba. Karateristik dari perhitungan laba akuntansi tersebut memiliki beberapa keunggulan. Beberapa keunggulan laba akuntansi yang ikemukakan oleh Muqodim (2005: 144) adalah: 1. terbukti teruji dari sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan, 2. laba akuntansi talah diukur dan dilaporkan secara onyektif dapat diuji kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti, 3. berdasarkan prinsip realisasi dala mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme, 4. laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan tanggung jawab manajemen. F. Laba Tunai Menurut Evan (2003:199) “Cash income is struktly objective, it is besed on cash inflow and outflows. Cash realization is the only trigger for recocnition of income.” Laba tunai adalah laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, beban gaji, penjualan kredit, beban pajak, dan beban bunga yang belum dibayar serta pembelian kredit. Laba tunai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah laba akuntansi yang telah disesuaikan dengan transaksi non kas. Laba tunai merupakan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan. Menurut Dycmand,et.al (2001:553) “Arus kas operasi adalah semua arus kas yang tidak didefinisikan sebagai kegiatan investasi atau pendanaan.” Arus kas operasi ditentukan dengan kegiatan memproduksi dan menyerahkan barang, menyediakan jasa, serta transaksi lainnya yang diperhitungkan dalam penetuan laba. Arus kas operasi yang mencakup arus kas dari kegiatan mengadakan, Universitas Sumatera Utara menyediakan, dan menagih pokok pinjaman yang dicatat sebesar nilai pasar dan dimiliki hanya untuk beberapa waktu dengan tujuan akan dijual kembali. Metode langsung mengurangkan arus kas operasi menghasilkan arus kas bersiah. Metode tidak langsung menentukan arus kas operasi bersih secara tidak langsung, tetapi metode ini mengurutkan masing-masing arus kas operasi. Dalam PSAK paragraf 12 (IAI:2007) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikasi yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendapatan dari luar. Penyusutan merupakan pengalokasian biaya dari aktiva berwujud, sedangkan amortisasi yang merupakan akun beban non kas. Amortisasi untuk menyesuakan jumlah aktiva tak berwujud atau dengan kata lain untuk menyusutkan jumlah dari aktiva tak berwujud. Utang gaji adalah utang yang sudah menjadi beban tapi belum dibayarkan karena belum tepat tanggal pembayarannya. Hal ini dikarenakan perusahaan tutup buku tetapi pembayaran belum dilakukan, demikian juga dengan utung bunga belum dilakukan tetapi sudah menjadi beban dan dicatat sebagai kewajiban perusahaan. Depresiasi sebagai biaya tidak berbeda dengan jenis biaya operasi lainnya. Depresiasi merupakan biaya yang benar-benar terjadi dan dikeluarkan seperti biaya lainnya. Memang benar biaya depresiasi untuk periode tertentu tidak menunjukan pengeluaran pada periode tersebut. Biaya depresiasi mengukur bagian pengeluaran masa lalu yang dipandang layak dibebankan terhadap kegiatan atau pendapatan periode berjalan. Jadi dapat dikatakan bahwa biaya fasilitas fisis merupakan suatu bentuk ekstrem biaya dibayar di muka. Akuntansi Universitas Sumatera Utara depresiasi merupakan sarana untuk membebankan biaya dibayar di muka tersebut ke produksi atau periode berjalan (Suwardjono, 2005: 437-438). G. Deviden Kas Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya (Baridwan, 2000:434). Semua keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh perusahaan selama berusaha dalam satu periode tersebut dilaporkan oleh direksi kepada para pemegang saham dalam suatu rapat pemegang saham. Menurut Sandjaja dan Barlian (2002:332) :” Deviden kas adalah sumber dari aliran kas untuk peegang saham dan memberiikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang.” biasanya sebuah korporasi harus memnuhi tiga kondisi tarlebih dahulu agar dapat membayar deviden tunai yaitu laba ditahan yang mencukupi, kas memadai dan tindakan formil dari Dewan Komisaris. Pembayaran deviden tunai kepaa pemegang saham perusahaan diputuskan leh dewan Direksi Perusahaan. Direksi umumnya mengadakan pertemuan yang membahas tentang deviden setiap kuartal atau setengah tahun dimana mereka, mengevaluasi posisi keuangan periode lalu dan menentukan posisi yang akan datang dalam pembagian. Menentukan jumlah deviden yang harus dibayar. Menentukan tanggaltanggal yang berkaitan dengan pembayaran deviden. Baiasanya investor lebih tertarik dengan deviden yang berupa tunai daripada deviden saham. Hal ini dikarenakan para investor beranggapan deviden yang diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri. Deviden merupakan distribusi laba kepada pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan penerbit. Jenis deviden (Dyckman, 2001:439) adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. deviden kas yaitu distribusi laba dalam bentuk oleh sebuah perusahaan kepada pemegang sahamnya, 2. deviden likuditas yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan bukan laba ditahan, 3. deviden properti yaitu deviden dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perseroan, real estate, barang dagang, atau setiap aktiva non kas lainnya, 4. deviden saham yaitu distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau saham preferen perseroan kepada para pemegang saham, 5. deviden skip/wesel yaitu deviden yang diberikan dalam bentuk wesel promes, kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan kas. Faktor-faktor yang mempengaruhi deviden yaitu: a. pengurangan dengan pembagian aktiva (deviden) kepada para pemegang saham, b. ditahan dan aktivitas yang mengafsetnya digunakan dalam operasi perusahaan. Kebijakan pembagian dividen tergantung pada keputusan rapat umum pemegang saham (RUPS). Kebijakan dividen penting bagi perusahaan dengan dua alasan, yaitu: 1) pembayaran dividen mungkin akan mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan tersebut, 2) laba ditahan biasanya merupakan sumber dana internal yang terbesar dan terpenting bagi pertumbuhan perusahaan. Menurut Arifin (2005:104), faktor utama yang mempengaruhi kebijakan deviden adalah: a) b) c) d) e) pertumbuhan perusahaan, kebutuhan dana investasi, profitabilitas, variabilitas earning, karakteristik aset (komposisi tangible dan intangible assets). Jenis-jenis kebijakan deviden, Menurut Sawir (2004:138) ada tiga jenis kebijakan pembiayaan deviden yang bisa dilakukan perusahaan yaitu: Universitas Sumatera Utara (1) satble amount per share, deviden diberikan dalam nilai rupiah yang relatif stabil atas sahamnya, (2) constant payout ratio, deviden atas dasar persentase tetap dari laba bersih perusahaan, (3) low regular deviden plus ekstra, dalam kebijakan ini perusahaan akan memberikan suatu tingkat deviden yang relatif rendah tapi sudah pasti jumlahnya dan ditambah suatu ekstra yang biasanya disesuaikan dengan tingkat keuntungan perusahaan. Dividen yang dibagikan oleh perusahaan bisa tetap (tidak mengalami perubahan) dan bisa mengalami perubahan (ada kenaikan atau penurunan) dari dividen yang dibagikan sebelumnya. Dividen dapat berupa uang, skrip (script), barang atau saham (modal saham). Menurut Soemarson 2005 ada tiga macam tanggal yang relevan dengan pembagian dividen yaitu : (1) tanggal pengumuman yaitu tanggal direksi mengumumkan akan membayar dividen, (2) tanggal pencatatan dividen yaitu tanggal dimana pemilikan saham ditentukan, sehingga dapat diketahuikepada siapa deviden dibagikan, (3) tanggal pembayaran dividen yaitu tanggal deviden mulai dibayarkan. Tanggal pengumuman adalah tanggal dimana direksi secara formal mengumumkan dibagikannya deviden. Tanggal pencatatan adalah tanggal dimana secara formal pemilikan saham ditentukan, sehingga dapat diketahui kepada siapa deviden dibagikan. Pengumuman deviden merupakan salah satu informasi yang akan ditanggapi oleh pasar. Pengumuman deviden dan pengumuman laba pada periode sebelumnya merupakan dua jenis pengumuman deviden yang paling sering digunakan manajer untuk menginformasikan prestasi prospek perusahaan. Bagu para investor, deviden merupakan hasil yang diperolah dari saham yang dimiliki, selain capital gain yang didapat apbila harga jual saham lebih tinggi dibandingkan harag belinya. Dviden tersebut didapat dari perusahaan sebagai diatribusi yang dihasilkan dari operasi perusahaan. Universitas Sumatera Utara H. Tinjauan Penelitian Terdahulu No 1 2 I. Nama Penelitian dan Tahun Penelitian Barita Stepanus Sihombing (2006) Reagen Pangaribua n (2007) Judul Penelitian Variabel Hasi Penelitian Analisis Hubungan Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan Deviden Kas pada Industri Makanan dan Minuman di BEJ Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Kas dengan Deviden Kas pada Perusahaan Manufaktur di BEJ Laba akuntansi, Laba akuntansi dan laba tunai, dan laba tunai mempunyai deviden kas hubungan yang kuat dan positif dengan deviden kas Laba akuntansi dan kas sebagai variabel independen dan deviden kas sebagai variabel dependen Laba akuntansi mempunyai hubungan yang kuat dan positif terhadap pembagian deviden kas debandingkan jumlah kas perusahaan Kerangka Konseptual dan Hipotesis a. Kerangka Konseptual Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka diatas dapat disimpulkan kerangka konseptual sebagai berikut: Laba akuntansi Deviden kas Laba tunai Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Berdasarkan kerangka konseptual merupakan model yang menerangkan bagaimana hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas, berdasarkan uraian Universitas Sumatera Utara penelitia terdahulu, maka variabel independen penelitia ini adalah laba akuntansi dan laba tunai dan deviden kas varibel dependen. Laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu. Laba akuntansi yang dilaporkan pada laba rugi merupakan merupakan laba akuntansi. Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual. Secara konseptual, akuntansi akrual mengkonversi arus kas menjadi suatu pengukuran yang secara prinsip mendekati konsep laba ekonomi dan laba tunai berhubungan dengan deviden kas. Laba tunai adalah laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, beban gaji, penjualan kredit, beban pajak, dan beban bunga yang belum dibayar serta pembelian kredit. Deviden kas adalah sumber dari aliran kas untuk peegang saham dan memberiikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa laba akuntansi dan laba tunai mempunyai hubungan yang positif dengan deviden kas dalam pembagian deviden kepada para pemegang saham. b. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah dan kerngka konseptual diatas maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: a. laba akuntansi berhubungan dengan deviden kas, b. laba tunai berhubungan dengan deviden kas Sehingga dirumuskan hipotesa sebagai berikut : 1. Ho1 = Tidak terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas Ha1 = Terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas 2. Ho2 = Tidak terdapat hubungan antara laba tunai dengan dividen kas Ha2 = Terdapat hubungan antara laba tunai dengan dividen kas Universitas Sumatera Utara