mengenal transaksi `repurchase agreement` (repo)

advertisement
‘Repurchase Agreement’ kolom
MENGENAL TRANSAKSI
‘REPURCHASE AGREEMENT’
(REPO)
Pengantar Redaksi: OJK pada tanggal 31 Maret 2015 telah mengeluarkan POJK no 3
/POJK.5?2015 tentang Investasi Dana Pensiun sebagai pengganti PMK no 199 tahun
2008. Dari sejulah jenis investasi yang dapat dilakukan oleh Dana Pensiun, salah
satunya adalah Repurchase Agreement atau dikenal dengan istilah REPO. Untuk
memberikan pemahaman kepada DanaPensiun, berikut adalah ulasan dari Sarwadi,
Direktur Utama Dana Pensiun Bank Mandiri.
Oleh: Sarwadi [Dana Pensiun Bank Mandiri]
REPO
adalah transaksi jual efek
dengan janji beli kembali
pada waktu dan harga yang telah ditetap­
kan (Peraturan OJK No. 3/POJK.05/2015
tanggal 31 Maret 2015 tentang investasi
dana pension yang mulai berlaku pada
saat diundangkan yaitu tanggal 16 April
2015).
Sebagai salah satu instrument trans­
aksi pasar uang perbankan, REPO telah
berkembang pesat terutama sejak Bank
Indonesia menjadikan transaksi REPO
sebagai salah satu instrumen Operasi
Pasar Terbuka (OPT) dan mendorong
perbankan untuk melakukan transaksi
REPO antar bank maupun dengan Bank
Indonesia (BI).
Transaksi REPO merupakan instru­
ment pasar uang yang diharapkan dapat
menghilangkan kekhawatiran segmentasi
transaksi pasar uang antar bank (PUAB),
dimana dalam kondisi tertentu bank
hanya bersedia menempatkan dananya
kepada pihak tertentu. Pembeli REPO
(pihak yang melakukan investasi atau
reverse REPO) menerima jaminan dari
penjual REPO (pihak yang melakukan
REPO).
Secara intensif BI mulai akhir tahun
2010 melakukan pertemuan dengan
pelaku pasar untuk mengurangi kendala
pada transaksi REPO. Pada akhir tahun
2013 BI telah berhasil mendorong per­
bankan menandatangani agreement yang
disebut dengan Mini Master Repo Agree­
ment (Mini MRA). Kendala yang selama
ini terjadi dalam melakukan transaksi
REPO antar bank adalah:
[1]Rate atau suku bunga yang tercermin
dari perbedaan antara harga penjua­
lan dengan harga pembelian lebih
tinggi dibanding dengan transaksi
interbank call money yang dilakukan
tanpa menggunakan jaminan (clean
basis). Transaksi call money biasa
dikenal juga dengan nama trans­
aksi Pasar Uang Antar Bank (PUAB).
Suatu keanehan karena transaksi yang
disertai dengan jaminan harus mem­
bayar biaya/rate yang lebih tinggi.
Penyebabnya karena opini pelaku
PUAB bahwa bank yang mencari
dana melalui instrument REPO di­
anggap kesulitan dana (tidak mampu
melakukan pinjaman melalui PUAB)
sehingga bank tersebut perlu mem­
bayar bunga yang lebih tinggi.
[2]Perjanjian (agreement) sesuai kese­
pakatan kedua pihak yang melakukan
transaksi REPO, sehingga tidak ada
keseragaman. Beberapa bank terken­
dala dengan tidak adanya standard
a.
b.
c.
d.
perjanjian yang diterapkan. Beberapa
agreement yang pernah dipergunakan
pelaku pasar dalam transaksi REPO
misalnya:
Global Market Repo Agrrement
(GMRA) yang merupakan strandard
transaski REPO international, bia­
sa­­nya digunakan apabila transaksi
dengan bank asing.
Master Repo Agrrement (MRA),
semula dipergunakan oleh beberapa
bank yang menjadi anggota Himpu­
nan Pedagang Surat Utang Negara
atau dikenal Himdasun
Bilateral agreement, semula digunakan
apabila kedua pihak belum menanda
tangani MRA.
Mini Master Repo Agreement (Mini
MRA) yang dimotori oleh BI sebagai
upaya market depening transaksi
pasar uang, saat ini Mini MRA paling
banyak digunakan dalam transaksi
REPO antar bank.
[3]Administrasi transaksi REPO relative
lebih rumit dibanding dengan trans­
aksi clean basis (call money).
Pada tahun 2010 Bapepam-LK dengan
menggandeng pelaku pasar, asosisasi dan
regulator mencoba merintis pembuatan
INFO DANA PENSIUN
Edisi 66 l 1 Juni 2015
Kolom Sarwadi.indd 11
11
6/24/2015 1:15:40 PM
Download