Daily Fresh Juice

advertisement
Fresh JUICE ! refresh your soul
Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan
harian berdasarkan penanggalan
liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com).
Terbit sebulan sekali di awal bulan.
Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran : [email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr
Penasehat : Yovie Setiawan
Pemimpin Redaksi : Nathasa
Editor : Nathasa, Yovie
Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi,
Martina,
Agatha,
Fransiska,
Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina,
Rm. Joseph MGL, Diakon Wenz
MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus,
Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr.
Anis, MGL, Betty
Langganan & Marketing Iklan :
Nathasa (0361- 85 11223)
Distribusi : Anggota DOJ Bali
Seluruh hasil Fresh Juice akan
disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul
Sumbangan dapat disalurkan ke :
Bank BCA
A/C No. 611 033 7785
An. Flora Ida W
Syalooommm!!
Ken ken kabare....?
Becik...becik...Sehat...
Semoga kita selalu dalam lindunganNya.
Puji Tuhan setelah retret DOJ di Bedugul Juli kemarin, banyak teman baru
yang kita temui. Teman-teman yang
penuh semangat dalam melayani Tuhan. WOW!!
Setelah retret memang masa-masa
yang menyenangkan, kita serasa
habis di-charge, semangat berkobarkobar untuk melayani Tuhan. Itu semua
karena CINTA. Cinta Mula-Mula, Cinta
dimana kita pertama kali memahami
Kasih Tuhan, Dia yang telah lebih dahulu mengasihi dan kita rindu membalas cintaNya.
Cinta Mula-mula ini harus tetap kita
jaga dan selalu diingat terutama saat
semangat pelayanan mulai kendur.
Biarlah Roh Kudus selalu berkobar-kobar dalam diri kita dan biarlah Rohmu
menyala-nyala melayani Tuhan.
Semoga
Harap sms / telpon
0361 - 8511223 untuk konfirmasi.
Nathasa
Fresh JUICE !
managed by :
Vol. 33/2012
www.DOJCC.com
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 1
1 Agustus 2012 : Carilah Mutiara yang Indah
Alfonsus Maria de Liguori
Yer 15:10,16-21, Mzm 59:2-3,4-5a,10-11,17-18, Mat 13:44-46
Mat 13:44-46 “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang,
yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia
menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu
seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli
mutiara itu.”
Membaca ayat ini mungkin membuat hati kita bertanya-tanya, sedemikian indahnya
kah Kerajaan Sorga sampai-sampai pedagang itu menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu? Bagi setiap kita yang sudah pernah mengalami kasih Tuhan dan pernah
merasakan betapa indahnya hidup dalam Tuhan tentu meng-amini ayat diatas bahwa
sesungguhnya Kerajaan Sorga lebih indah dari apapun di dunia ini.
Dalam ayat ini dikatakan juga bahwa Kerajaan Sorga bukan hanya merupakan harta
namun juga sesuatu yang sungguh indah. Kita sesungguhnya telah menemukan mutiara yang indah saat kita menerima Sakramen Baptis dan menerima Yesus sebagai
Tuhan dalam hidup kita. Namun belum tentu kita lalu menjalankan hal yang dilakukan
seperti cerita pedagang di atas yaitu menjual seluruh harta miliknya untuk mencari dan
membeli mutiara yang indah tersebut.
Apakah dengan membaca ayat tersebut lalu kita harus menjual harta milik kita untuk mendapatkan Kerajaan Sorga? Memang banyak santo dan santa yang melakukan
hal seperti pedagang tersebut, dan para pastor juga suster juga menjalankannya.
Yang menjadi pertanyaan, bagaimana dengan kita orang yang bekerja untuk mencari
nafkah sehari-hari atau orang yang hidup dalam berkeluarga? Kita juga dapat menjalankan suatu sikap yang diajarkan oleh Kristus agar kita bisa mendapatkan mutiara
yang indah atau Kerajaan Sorga dalam hidup kita yaitu dengan cara memiliki sikap
miskin di hadapan Allah. Seperti yang Yesus katakan “Berbahagialah orang yang miskin
di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga”. (Matius 5:3)
Apa maksudnya dengan sikap miskin di hadapan Allah? Maksudnya adalah selalu memandang setiap rejeki, kekuasaan, jabatan, harta dan talenta adalah titipan dan karunia Tuhan semata-mata untuk kita. Kita memandang semuanya itu adalah sesuatu yang
musti kita pergunakan sebagaimana mestinya dan kita kembalikan untuk memperbesar
Kerajaan Allah.
Memang tidak mudah.
Namun dengan kekuatan dan penyertaan Tuhan, pasti BISA!
Selamat mencari “mutiara yang indah .... “
Yovie
2
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 33/2012
2 Agustus 2012 : Perumpamaan tentang Pukat
Eusebius Vercelli, Petrus Yulianus Eymard, Yohanes dr Rieti, Petrus Faber
Yer 18:1-6, Mzm 146:2abc,2d-4,5-6, Mat 13:47-53
Matius 13:47 “Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan.”
Perumpamaan tentang pukat menggambarkan orang yang memilih Kristus dan bersedia menjadi muridNya. Namun dalam kenyataan hidup, tidak semua orang yang memilih menjadi murid Kristus, hidupnya menjadi lebih baik; tidak sedikit dari mereka yang
memilih menjadi murid Kristus tetap hidup dalam semangat lama dan buruk. Demikianlah bahwa dalam pukat kerajaan surga ada orang-orang baik dan juga orang-orang
jahat yang tetap hidup dalam semangat duniawi dan kedagingannya.
Hidup menjadi murid Kristus adalah sebuah pilihan. Setiap saat kita senantiasa diberi
tawaran untuk memilih hidup menurut semangat Kristus atau tidak; berbuat baik atau
jahat. Setiap pilihan hidup kita membentuk jiwa kita sebagai yang baik atau buruk.
Atas kebenaran inilah, para malaikat akan memilah jiwa manusia pada akhir jaman.
Bagaimana pilihan-pilihan hidup kita selama ini? Ingatlah, menjadi orang baik dan
menjadi orang jahat adalah sebuah pilihan.
Beberapa di antara murid adalah para nelayan. Mereka memahami apa yang dimaksudkan oleh Guru mereka ketika Ia menjelaskan pekerjaan baru mereka dengan menggunakan perumpamaan tentang pukat. Mereka harus menebarkan pukat Firman-Nya
ke dalam lautan bangsa mereka dan juga segala bangsa untuk bisa membawa banyak orang kepada Kristus. Gereja terdiri dari mereka yang sudah dipanggil dari segala
generasi, ras dan masa.
Ketika pukat itu menjadi penuh dan ditarik ke pantai, kemudian akan ada pemisahan
antara yang baik dengan yang buruk yang terbawa di dalam pukat itu. Orang-orang
Kristen yang munafik dengan yang tulus kemudian akan dipisahkan. Yang baik akan
dikumpulkan di dalam pasu yang baik, yang kemudian disimpan baik-baik, sementara
yang buruk akan dibuang sebagai sampah yang tidak berguna. Ketika masih ada di
dalam air laut, tidak diketahui apa saja yang ada di dalamnya. Para nelayan sendiri
tidak bisa membedakan. Tetapi mereka kemudian menariknya ke pantai untuk menemukan apa yang baik di dalamnya.
Yesus menetapkan bahwa mereka tidak akan melakukan pekerjaan mereka sendiri,
tetapi akan saling menolong untuk menarik pukat itu. Tidak ada orang yang bisa membawa banyak ikan dari lautan bangsa-bangsa sendirian saja. Sekarang Kristus mengundang kita untuk menebarkan pukat Firman Allah ke lingkungan, agar kita bisa membawa banyak jiwa kepada Yesus.
Yudi
Vol. 33/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 3
3 Agustus 2012 : Adakah Tempat di Hatimu ?
Yer 26:1-9,Mzm 69:5,8-10,14, Mat 13:54-58
Yer. 26:3 Barangkali mereka mendengarkan engkau
Baru-baru ini kita dikejutkan dengan aksi jalan kaki yang dilakukan oleh salah satu dari
korban Lumpur Lapindo Sidoarjo, Jawa Timur, Haris Wandi (44) setelah menempuh perjalanan selama 25 hari sejak 14 Juni 2012. Ia membawa dan menyampaikan tuntutan
warga yang selama ini tidak mendapat ganti rugi dari pemerintah. Lebih dari itu, di
Istana Kepresidenan, ia mau mengibarkan bendera merah putih di Istana dan baca
Pancasila agar didengarkan Presiden. Syukurlah bahwa hal yang buruk tidak terjadi
pada diri Haris, ketika ia melakukan aksi jalan kaki serta menyampaikan aspirasinya di
depan istana presidan Susilo Bambang Yudoyono.
Kisah di atas mengingatkan kita akan situasi yang dihadapi oleh nabi Yeremia, ketika Tuhan mengutusnya untuk menyampaikan pesan-Nya kepada umat Israel pada
masa pemerintahan raja Yoyakim. Meski pesan yang disampaikan oleh Yeremia dan
Haris berbeda dalam waktu dan tempat, tapi mereka memiliki visi yang sama untuk
menyampaikan sesuatu yang lebih berharga dari segala sesuatu yakni menyangkut
hidup.
Apa relevan kedua kisah di atas dengan situasi dan kehidupan kita sebagai orang
beriman, khususnya dalam hidup berkomunitas dan menggereja saat ini. Gereja
sebagai komunitas umat beriman, apakah kita memiliki visi yang sama sebagaimana
yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus. Atau sebaliknya, sebagaimana yang kita dengar
dalam bacaan injil hari ini mengenai penolakan dan ketidakpercayaan orang sekampung-Nya akan pengajaran dan Kuasa Yesus yang berasal dari Allah. Mereka melihat
Yesus sebagai anak tukang kayu biasa dari Nazaret, tapi tidak melihat pesan kebenaran tentang hidup dan keselamatan yang dibawakan olehNya. Mungkin selama ini di
dalam hidup berkomunitas atau menggereja, kita enggan untuk melihat sesuatu hal
yang lebih baik dalam diri orang lain atau kelompok yang tidak seiman dengan kita.
Kita hari ini diingatkan oleh Tuhan Yesus melalui sabda dan pengajaran-Nya agar membuka hati sehingga benih kehidupan bertumbuh dan merekah dalam kehidupan bersama baik dalam hidup bermasyarakat dan bergereja. Tuhan Yesus, semoga sabda-Mu
hari ini mendapat tempat di hati kami serta berbuah demi membangun kerajaan Bapa
kini dan selamanya.
Fr. Anis, MGL
4
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 33/2012
4 Agustus 2012 : DILEMA
Yohanes Maria Vianney
Yer. 26:11-16, 24Mzm 69:15-16, 30-34Mat. 14:1-12
Mat 14:5, “Herodes ingin membunuhnya tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi.”
Dilema adalah bagian dari hidup yang terkadang kita dihadapkan akan dua pilihan
dan kita diharuskan memilih salah satu dari dua pilihan tersebut dan tidak bisa memilih kedua-duanya. Bingung adalah bagian dari situasi dilema yang menjurus ke arah
kawatir dan takut kalau-kalau keputusan yang kita ambil itu salah.
Bacaan injil hari ini mengisahkan bagaimana raja Herodes mengalami dilema ketika
ia ingin membunuh Yohanes tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. Mengapa Herodes ingin membunuh Yohanes? Karena Yohanes
menegur raja Herodes yang mengambil istri saudaranya Herodias menjadi istrinya
sendiri. Setelah itu, Herodes mengakui kesalahannya dan sejak itu dia senang mendengarkan ajakan-ajakan Yohanes untuk bertobat.
Kemudian suatu hari pada saat pesta, Herodes dihadapkan lagi dengan suatu dilemma ketika dia berjanji untuk memenuhi apa saja keinginan dari seorang gadis yang
menari di depannya dan di hadapan raja-raja yang lain karena gadis itu menyenangan hatinya. Seperti yang kita tahu, keinginan si gadis adalah berasal dari ibunya yakni
meminta kepala Yohanes pembaptis. Maka sedihlah hati raja Herodes ketika diharuskan
membunuh Yohanes.
Dalam mengadapi sebuah dilemma, kita diajak untuk selalu menjadi bijaksana. Bijaksana berarti mempertimbangkan dengan matang, melihat resiko-resiko yang mungkin
akan terjadi, dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Para orang kudus
mengatakan bahwa janganlah sekiranya kita mengambil suatu keputusan dalam keadaan emosi yang tidak stabil karena keputusan yang diambil akan menjadi bias alias
tidak masuk akal.
Selain itu, dalam mengambil keputusan penting apalagi kalau menghadapi dilemma,
kita diajak untuk membicarakannya dengan orang yang kita percayai seperti pembimbing rohani, konselor dan lain sebagainya. Hal ini akan membantu kita dalam mengambil keputusan dilihat dari sisi orang lain yang lebih obyektif melihat dari luar diri kita.
Tentu, tak ketinggalan dan yang paling penting adalah DOA. Dalam keadaan dilemma, kita diajak untuk menyerahkan kepada Tuhan supaya yang terbaik dan menurut
kehendakNyalah yang terjadi. Apakah kita mau berserah kepadaNya?
Rm. Vincent, MGL
Vol. 33/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 5
5 Agustus 2012 : Akulah Roti Hidup
Kel 16:2-4,12-15, Mzm 78:3,4bc,23-24,25,54, Ef 4:17,20-24, Yoh 6:24-35
Yoh. 6:26 Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah
makan roti itu dan kamu kenyang.”
Ada seorang temanku, Clements namanya. Clements sering memberikan pandangan
atau pikirannya dari seorang awam tentang pelayananku sebagai seorang imam. Aku
merasa sangat didukung olehnya. Beberapa hari yang lalu, Clements mengunjungiku
di pastoran. Dia begitu serius tidak seperti biasanya. Sementara kami bercakap tentang suatu persoalan, dia lalu dengan tegas membantah apa yang aku katakan. Dia
menantang aku karena apa yang aku katakan tadi tidak adil menurut dia.
Aku begitu kecewa dengan pertemuan kami itu. Di dalam hatiku saat itu, aku hendak
menyuruhnya pulang. Aku tidak ingin mendengarkan lagi nasihatnya. Mengapa dia
masih menasihati aku. Akukan lebih tahu dari dia tentang hal itu, pikirku. Dia selalu
mendukung ide-ideku, tetapi hari ini dia berubah dan menantangku. Mulai dari saat itu
hubungan pertemanan kami mulai renggang.
Injil hari ini mengisahkan kepada kita tentang kesaksian Yesus tentang diriNya dan
misinya di dunia ini. Orang Yahudi percaya bahwa seorang Mesias akan datang dan
membawakan mereka manna dari Surga seperti Musa di Padang Gurun. Ketika orangorang melihat Yesus mereka berlari mendapatkan Dia. Lalu mereka bertanya, “Rabi,
bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus telah mengetahui maksud mereka. Mereka mengharapkan bahwa Yesus akan memberikan mereka manna. Yesus mengetahui pikran
mereka. Karena mereka mencari Yesus bukan karena perbuatan ajaib Yesus yang
membawakan penyegaran rohani. Melainkan mereka mencari Yesus karena roti yang
telah mereka peroleh. Mereka kecewa dan banyak yang pergi meninggalkan Yesus.
Kita semua mempunyai harapan yang berbeda dari orang lain. Harapan itu harus selalu dipenuhi oleh orang tersebut. Kalau pada akhirnya orang tersebut tidak memenuhi
harapan kita, kita merasa kecewa. Aku mengharapkan suatu dukungan berupa pujian. Namun kenyataannya temanku menunjukan dukungan lewat tantangan. Aku tidak mengerti dan tidak menyadari bahwa dia sangat mendukung aku. Seperti halnya
orang-orang Yahudi. Mereka tidak menanggapi apa yang Yesus ingin berikan buat
mereka. Mereka mengharapkan sesuatu yang lain, yakni roti yang fana.
Marilah kita menyiapkan dan membuka hati kita untuk rahmat yang dibawakan Yesus
kepada kita.
Rm. Joseph, MGL
6
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 33/2012
6 Agustus 2012 : Nubuat
Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya
Dan 7:9-10.13-14/2Ptr 1:16-19; Mzm 97: 1-2.5-6.9; Mat 9:2-10
2 Petrus 1:16 : Nubuat tentang kemuliaan Kristus telah digenapi.
Suatu hari, di tahun 1997, ada seseorang yang tidak saya kenal bertemu saya. Gadis
itu mengajak saya melihat ruang kami biasa mengadakan Persekutuan Doa St. Algonz
Denpasar. Saat itu kami baru selesai retret sehingga banyak sekali yang hadir tiap Sabtu
malam. Gadis itu tiba-tiba berkata, “Ruangan ini seharusnya tidak sempit begini, mestinya panjang ke belakang.” Ajaib, hari Sabtunya, PD kami dikunjungi ketua BPK saat itu.
Dan beliau mengatakan hal yang sama, “Ruangan ini sudah terlalu sempit untuk kalian.
Mulai sekarang akan diperlebar ke belakang.” Itu terlaksana. Itulah salah satu bentuk
nubuat.
Banyak nabi sering bernubuat tentang apa saja yang Tuhan ingin lakukan bagi umatNya di masa yang akan datang. Misalnya nubuat nabi Elia tentang tiga tahun tanpa
hujan. Dan itu benar-benar terjadi. Lalu Daniel menubuatkan teman sepenjaranya yang
akan keluar dari penjara juga nubuatnya yang terkenal tentang tujuh tahun penuh
kemakmuran dan tujuh tahun kelaparan di Mesir dengan menafsirkan mimpi Firaun. Itu
pun terjadi demikian. Begitu pula kelahiran Yesus, Sengsara yang akan dialami Yesus,
sampai kemuliaan kedatangan Yesus yang ke dua kali, telah dinubuatkan sejak Daniel
mendapat penglihatan tentang kemuliaan dan kekuasaan Allah yang luar biasa di surga dan kedatangan seorang yang dia sebuat ‘Anak Manusia’ datang dari awan-awan
dan diberikan kekuasaan dan kemuliaan seorang raja yang memerintah sepanjang
masa (Daniel 7:7-10.13-14).
Dengan begitu Daniel telah menubuatkan akan kenaikan Yesus ke surga setelah sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya dan sebelum hal itu terjadi, tiga rasul yakni Petrus,
Yohanes, Yakobus diijinkan melihat kemuliaan Yesus yang seketika berubah wajah yang
bercahaya dan jubah yang berkilauan. (2 Ptr 1:16-19).
Nubuat adalah cara Tuhan mengijinkan umatNya mengetahui rencana-Nya bagi masa
depan mereka. Inilah karunia yang membangun, tulis Rasul Paulus dalam 1 Korintus 14.
Nubuat biasanya diucapkan orang tanpa ragu dan tanpa direncanakan terlebih dahulu. Terucapkan saja dari mulutnya, tetapi dikuasai oleh Roh Kudus. Orang yang mengucapkan biasanya yakin karena dia melihat sesuatu itu berubah dalam pandangannya,
seiring dengan apa yang sedang terucap. Sedangkan yang mendengarkan nubuat
itu biasanya hanya terheran-heran atau bertanya sejenak dalam hati, namun pasrah
kepada Tuhan.
Bila melihat nubuat menjadi kenyataan, barulah orang yang mengucapkan dan mendengarkannya menyadari hal tersebut dan iman mereka akan Tuhan semakin teguh
dan bertumbuh.
(narita)
Vol. 33/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 7
7 Agustus 2012 : Biarkan Tuhan Mengerjakan Bagian-NYA dalam Hidupmu !
Sistus II, Kayetanus, Albertus dr Trapani, Agatangelus dan Kasianus
Yer 30:1-2,12-15,18-22, Mzm 102:16-18,19-21,29,22-23, Mat 14:22-36
Mat 14:31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: “Hai
orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?”
Lihatlah telapak tanganmu. Ada beberapa garis utama yg menentukan nasib...
-Ada garis kehidupan
-Ada garis rezeki
-Ada pula garis jodoh
Sekarang, menggenggamlah...
Dimana semua garis tadi ?
...semua garis tadi ada di dalam genggamanmu... apa artinya ??
• Apapun takdir dan keadaanmu kelak, semua itu ada dalam genggamanmu sendiri...
itulah rahasia sukses..
Berjuang dan berusaha dengan keras untuk menentukan nasib sendiri (*) (*) Tapi, coba
lihat lagi genggamanmu itu...!! Ternyata masih ada garis yang tidak ikut tergenggam
Sisa garis itulah yang ada di luar kendalimu...
- di sanalah letak kekuatan TUHAN yang gak akan mampu kita lakukan...
itulah bagianNya TUHAN... O:)
maka, genggam dan lakukan bagianmu dengan kerja keras dan dengan kesungguhan hati...
tapi, jangan lupa... bawalah semua itu pada TUHAN karena tidak semua hal mampu
kita lakukan... O:)
ingat,... TUHAN selalu menjawab doa kita, tidak selalu sesuai dengan keinginan kita.
Tapi, yg pasti, sesuatu yg terbaik untuk kita dalam rencanaNya...O:)
So, no worries about your life ! Jangan cemas dan khawatir untuk kehidupan-Mu. Tetap
berusaha sesuai bagianmu dan biarkan Tuhan turut campur tangan untuk mengerjakan
bagian-Nya.
KRIS
8
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 33/2012
8 Agustus 2012 : Iman yang Menyelamatkan
Dominikus
Yer 31:1-7, MT Yer 31:10,11-12ab,13, Mat 15:21-28
Mat 15:28: Maka Jesus menjawab dan berkata kepadanya: “Hai ibu, besar imanmu,
maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki,” Dan seketika itu juga anaknya
sembuh.
Iman artinya percaya kepada Tuhan. Orang beriman berarti orang yang mempunyai
keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan . Melalui iman itulah manusia dapat memahami dan menghayati kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Ada sebuah kekuatan di
dalam diri setiap orang beriman untuk selalu menggantungkan hidupnya dan pasrah
kepada Sang Pencipta.
Dalam perikop di atas di ceritakan tentang seorang perempuan Kanaan (dari daerah kafir) yang mencari Yesus untuk memohon kesembuhan bagi anaknya yang sakit.
Pada mulanya Yesus tidak menjawabnya (ay 23) kemudian menolaknya dengan mengatakan bahwa Dia datang hanya bagi umat Israel (ay 24). Ibu tersebut tidak menyerah dan pergi karena jawaban Yesus tersebut, sebaliknya dia mendekat dan menyembah Dia sambil berkata :”Tuhan tolonglah aku (ay 25).
Sikap ibu ini menunjukan kerendahan hati dan penyerahan total atas ketidakberdayaannya dalam menghadapi masalahnya, dan dia yakin YESUS ADALAH SATU-SATUNYA
YANG DAPAT DIANDALKAN.
Yesus kembali menolaknya dengan mengatakan bahwa misi perutusan-Nya hanya untuk bangsa Yahudi, namum Ibu tersebut sangat tegar dalam pendiriannya, walaupun
dianggap bukan orang yang pantas untuk mendapatkan pertolongan dari Yesus ia
tidak menyerah dan terus berjuang sampai akhirnya Yesus mengabulkan permohonannya.
Kisah ini menunjukan bahwa hati Yesus selalu tergerak oleh belas kasihan dan siap untuk
menolong siapa saja yang datang kepadaNya dengan penuh kerendahan hati dan
kepasrahan dalam menghadapi segala persoalan. Sesulit apapun persoalan hidup
yang kita hadapi hendaklah kita senantiasa mengharapkan dan mengandalkan Yesus
saja, jangan sedikitpun berpaling dariNya. Jika permohonan belum dijawab bukan berarti Yesus tidak mendengarkan dan tidak peduli tapi Dia sedang merancang sesuatu
yang lebih indah dan lebih baik dari yang kita inginkan. Maka teruslah kita memohon
dan berharap karena rancangan Tuhan bukan rancangan manusia dan Tuhan selalu
menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya.
Doa:Tuhan Yesus tolong kami untuk dapat selalu setia dan berharap padaMu dalam
keadaan apapun, walau doa-doa kami belum mendapat jawaban tapi kami percaya
bahwa Engkau sangat mengasihi kami dan hanya akan memberikan yang terbaik bagi
kami. Apapun keadaan yang kami alami itu adalah pernyataan kasihMu pada kami
anak-anakMu.Tuhan Yesus tambahkan iman kami .
Amin.
Betty
Vol. 33/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 9
9 Agustus 2012 : Anugerah Hati Nurani
Teresia Benedikta dr Salib
Yer 31:31-34, Mzm 51:12-13,14-15,18-19, Mat 16:13-23
Yer 31:33 Aku akan meletakkan Tauratku dalam batin mereka dan menuliskannya
dalam hati mereka.”
Banyak janji-janji palsu yang sering membuat orang kecewa. Membuat janji memang
mudah, tetapi menepatinya itu sepuluh kali lebih sulit, misalnya janji mau pulang
kerumah tepat waktu, janji tidak mau berbohong lagi, janji mau merawat diri sendiri,
atau janji mau rajin belajar dan berdoa.
Tuhanpun membuat perjanjian dengan manusia. Kok mau-maunya yah Tuhan bersusah payah membuat janji dengan manusia padahal Tuhan tidak butuh manusia. Tuhan yang selalu menepati janjinya harus bersusah hati dengan ketidaksetiaan manusia.
Sepertinya Tuhan butuh manusia dan tidak bisa hidup tanpa manusia. Apa ini tidak
bertolak belakang?
Tuhan bersedia masuk dalam perjanjian dengan kita supaya Ia bisa menjadi Allah kita
dan kita menjadi umatnya (cf Yer 31:33). Yang Tuhan dambakan dari kita adalah suatu
‘relationship’, yakni relasi hubungan yang serasi dan bahkan mesra antara kita denganNya. Ini tak lain mencerminkan siapa DiriNya sendiri. Hukum atau Tauratnya yang Ia
ukirkan dalam hati kita tidak lain merupakan hukum kasih yang menjanjikan relasi yang
harmonis bagi mereka yang mengikutinya.
Yakinkah kita bahwa ini sudah terukir didalam hati kita, seperti yang Tuhan sudah janjikan melalui nabi Yeremia saat itu? Maukah kita menyisihkan waktu berdoa sehingga kita
bisa mendengarkan suara hati kita? Suara hati kita yang memampukan kita mengasihi
itu mahal harganya karena dibayar oleh darah Yesus sendiri. Yesus sudah membayar
dosa dosa kita sehingga semuanya bisa diampuni. Marilah kita menghargai anugerah
hati nurani kita dengan mau rajin mendengarkanNya di dalam keheningan doa.
Fr. David, MGL
10
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 33/2012
10 Agustus 2012 : Berkat karena Memberi dengan Sukacita
Pesta St. Laurensius
2 Kor 9 : 6 – 10 ; Mazmur 112 : 1-2, 5-6, 7-8, 9; Yoh 12 : 24 - 26
2 Kor 9:8 “Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya
kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di
dalam pelbagai kebajikan.”
Minta dong…, eh, enak aja , beli sendiri sanaaa..minta mama mu.. Atau seorang
mama yang berteriak, ayooo kakakkkkk..bagi dong ke adeknya.. Ogah ah ma, ntar
kue ku bisa habis kalau dibagi dengan adek.. Jangan gitu kak, adeknya juga pengen,
kasih sedikit dong.. Mungkin itu adalah percakapan anak kecil yang sering kita dengar.
Percakapan anak kecil. Banyak dari mereka yang tidak mau memberi kue atau apapun
miliknya kepada orang lain. Mereka takut habis, jika mereka berikan sebagian ke orang
lain. Anak kecil tidak akan bisa mencerna jika kita bilang, kasih saja, Tuhan nanti akan
mencukupkan, akan mengganti pemberianmu dengan berkat dan suka cita. Walaupun ada juga orang tua yang berhasil menjadikan anaknya murah hati, dengan awalnya mungkin sedikit dipaksa, dan akhirnya memang akan menjadi kebiasaan anak
tersebut. Itu semua memerlukan suatu latihan dan proses.
Apakah kita juga seperti itu? Masih berpikir jika harus memberi kepada orang lain? Masih merasa tidak rela jika memberikan sebagian milik kita, bisa berupa barang atau
waktu. Sama seperti bacaan pada hari ini. “Hendaklah masing-masing memberikan
menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah
mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Kita sudah mulai terbiasa, memberi
dengan kerelaan hati, baik waktu atau barang. Dan sampai sekarang ini, apakah pernah ada kejadian seseorang memberikan sedikit hartanya dan besoknya kemudian dia
tidak punya uang untuk makan sama sekali? Tentu tidak pernah ada kejadian seperti
itu. Karena Tuhan sudah berfirman : “Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu
dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.” Tidak hanya harta saja yang
kita berikan dengan sukacita, tetapi bisa juga dengan waktu, untuk melayani Tuhan
melalui sesama.
Memberi dengan sukacita, sampai menjadi pelayan bagi sesama, seperti Tuhan bilang, : “Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di
situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa”,
karena Yesus sendiri memberi contoh kepada kita, memberikan nyawaNya dengan
penuh sukacita, dan melayani kita dengan kasih setiaNya, dan kita juga harus melayani
Tuhan dengan penuh sukacita melalui sesama kita.
Bisakah?
Alin
Vol. 33/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 11
11 Agustus 2012 : Iman Saya Lebih Kecil dari Biji Sesawi
Hab 1:12, 2:4Mzm 9:8-9,10-11,12-13,Mat 17:14-20
Mat 17: 20 Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi
saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka
gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.
Seberapa sering kita mendengar dan membaca ayat Matius di atas. Puluhan, atau
mungkin sudah ratusan kali. Tapi seberapa banyak perkataan ayat itu meresap dalam
hati kita.
Bila kita memiliki iman sebesar biji sesawi saja (ukuran biji sesawi sangatlah kecil, mungkin kurang dari 1 mm), kita bisa memindahkan sebuah gunung, dan tidak ada yang
mustahil !
Saat ini saya masih berada di rumah sakit, kaki saya masih sulit digerakan, saya masih
menunggu keajaiban Tuhan. Saya sudah menunggu begitu lama, sudah hampir 3 bulan saya berada di rumah sakit, tapi kaki saya belum juga bisa bergerak. Saya masih
menunggu keajaiban. Apabila keajaiban itu belum datang, apakah berarti iman saya
masih lebih kecil dari biji sesawi ? Apa saya sebenarnya tidak punya iman? Sehingga
Tuhan Yesus belum juga memberi mujisat ini ? Tidakkah doa dan pelayanan saya tidak
bisa membuktikan pada Tuhan bahwa iman saya lebih besar dari biji sesawi.
Saya masih belum bisa menjawab. Seorang teman memberi saya sebuah buku renungan iman, yang ditulis oleh pendeta pantekosta di Filipina. Saya membaca satu renungan tiap malam, terkadang banyak renungan yang sangat membosankan, dan
akhirnya saya lewatkan. Beberapa hari kemudian, teman saya datang lagi dan bertanya, “Sudah dibaca bukunya?”. Dan saya menjawab apa adanya, “Banyak yang sudah
saya tahu dan saya sudah baca hal seperti itu berkali kali, bahkan kadang saya menulis
renungan seperti itu di Fresh Juice”. Tanda sadar, saya menjadi orang yang sombong.
Teman saya menjawab, “Memang, kadang tidak ada yang baru dari bacaan-bacaan
renungan. Namun apakah kita sudah menemukan Yesus ketika kita membaca itu?
Ataukah kita hanya sekedar membaca saja? Sekedar menulis saja? Apakah hati kita
tergerak, tersentuh, dan membuat hidup kita berubah setelah membaca itu”. Saya pun
terdiam.
Malam itu, saya tidak bisa tidur. Mungkin saya memang belum punya iman sebesar biji
sesawi. Mungkin saya hanya mampu menulis renungan dengan kata kata yang indah.
Mungkin tulisan saya bisa membuat orang lain tergerak dan terinspirasi. Tapi mungkin,
hati saya sama sekali belum tergerak, mungkin saja jari saya yang menulis, menulis
untuk orang lain, belum untuk saya sendiri.
Iman saya masih lebih kecil dari biji sesawi, dan ego saya sebesar gunung yang akan
dipindahkan.
Jeff – Jakarta 2012
12
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 33/2012
12 Agustus 2012 : Kebahagiaan dan Salib
HARI RAYA SP. MARIA DIANGKAT KE SURGA
Why 11:19a, 12:1,3-6a,10ab, Mzm 45:10bc,11,12ab, 1Kor 15:20-26, Luk 1:39-56
Luk. 1:41 Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam
rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus”
Sejak kecil aku selalu melihat bahwa kalau menjadi seorang Romo aku akan selalu bahagia dan tidak pernah mengalami kesulitan. Setelah aku di Seminari baru aku mengerti akan liku-liku panggilan ini. Aku menyadari bahwa di samping kebahagiaan di sana
juga terdapat tantangan di dalam hidup. Kedua-duanya merupakan bagian dari hidup
itu sendiri.
Hari ini kita merayakan Pesta Maria Diangkat ke Surga. Injil hari ini mengisahkan kepada
kita tentang Maria mengunjungi saudarinya, Elisabeth. Disana di katakana bahwa, ketika Elisabeth mendengarkan salamnya, anak yang di dalam kandungannya melonjak
kegirangan. Maria, sang gadis desa itu di panggil dan dipilih Allah. Dia dianugerahi
rahmat kegembiraan untuk menjadi Ibu Tuhan kita. Yang menjadi berkati utama adalah
menjadi Ibu Yesus dan sebuah pedang yang akan menembusi buah tubuhnya. Ini berarti bahwa suatu ketika, Maria akan menyaksikan PuteraNya tergantung di kayu salib.
Panggilan Tuhan adalah suatu rahmat dan rahasia yang besar buat kita. Namun panggilan itu berarti kesempatan di mana kita akan mengalami mahkota kegembiraan dan
salib kesedihan yang menusuk jiwa. Kebenaran dari salib kesedihan itu bukan berarti
Tuhan memanggil seseorang ke dalam suatu hidup yang mudah, nyaman dan suka
cita yang sangat agois. Namun kita dipanggil ke dalam suatu misi yang membutuhkan
suatu penyerahan diri yang utuh kepada kehendak Allah. Tuhan memilih dan memanggil seseorang untuk menjadi alatNya.
Kita sekalian telah dipanggil dan dipilih Tuhan untuk mejadi alatNya. Kita dipanggil
untuk bersakti tentang keselamatan Yesus. Kesaksian yang datang dari Allah itu melalui
sengsara, wafat dan kebangitan Yesus. Dengan jalan itu, Yesus telah menunjukan kepada kita akan hidup di dalam realitas ini. Marilah kita merpegang teguh pada panggilan Maria, Ibu Tuhan dan Ibu kita sekali. Melalui Maria kita akan menemukan janji Allah
yang datang lewat Yesus, PuteraNya yang Tunggal.
Rm. Joseph, MGL
Vol. 33/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 13
13 Agustus 2012 How Great is Our GOD
Pontianus, Hippolitus, Markus dr Aviano
Yeh 1:2-5,24-2:1a, Mzm 148:1-2,11-12ab,12c-14a,14bcd, Mat 17:22-27
Mzm 148 : 13” Biarlah semuanya memuji-muji Tuhan, sebab hanya namaNya saja yang
tinggi luhur, keagunganNya mengatasi bumi dan langit”.
Tuhan menciptakan kita masing-masing baik adanya. Sebelum dunia dijadikan, Ia
membentangkan suatu rencana yang tepat untuk kehidupan kita. Dan dalam rencana
ini Ia memiliki saat-saat kemurahan yang akan datang dalam kehidupan kita. Saatsaat ini tidak biasa. Semuanya adalah saat-saat yang mengubahkan tujuan hidup kita.
Semua dirancang untuk membawa kita ke masa depan. Mungkin kita telah mengalami
masa-masa yang buruk. Mungkin kita telah mencoba dan gagal. Sekarang mungkin
kita sedang termenung dan tidak menantikan apapun yang baik, bahkan sudah berputus asa. Patahkanlah semangat kalah itu. Bangkit dan katalah,” Ini adalah hari yang
baru. Itu mungkin tidak terjadi dimasa lalu, tapi akan terjadi suatu hari nanti. Aku tahu
bahwa Tuhan mempunyai waktu-waktu kemurahan yang akan datang dalam hidupku!”
Ada hal-hal menarik pada masa depan kita. Orang-orang yang tepat telah dipersiapan bagi kemajuan kita oleh Sang Pencipta alam semesta. Untuk setiap kemunduran,
Tuhan telah merencanakan suatu kemajuan. Untuk setiap kegagalan, Tuhan telah merencanakan kemurahan. Untuk setiap kekecewaan Tuhan telah merencanakan pemulihan. Untuk setiap yang tidak adil, Tuhan telah merencanakan pembelaan.
Sebuah penelitian yang menarik tentang anak belalang. Serangga ini tidak benar-benar
dapat terbang, tetapi dapat melompat 200 kali tinggi badannya. Belalang muda belajar untuk terbang dan mengendarai angin. Saat angin bertiup dan puncak-puncak pohon bergesekan, insting belalang berkata:” Inilah waktuku untuk melompat” Jadi waktu
yang tepat memang sangat penting. Belalang dewasa juga menunggu keadaan angin
yang sempurna supaya mereka dapat berpindah bermil-mil. Sama seperti belalang,
kita harus mengamati tanda-tanda kesempatan yang sama seperti belalang muda ini
menunggu angin yang tepat datang untuk suatu lompatan yang luar biasa.
Demikian pula dengan kita ada sebuah kesempatan untuk melompat keluar atau melangkah keluar dalam iman. Kita mencoba mengenali tanda dan pola-pola dalam
kehidupan ini. Ada saat ketika kita tidak sedang mengalami banyak peningkatan. Kita
hanya berusaha sebaik mungkin, dengan beriman dan bersikap baik pada orang lain.
Beberapa tahun atau bulan berlalu, kemudian kita menyaksikan banyak peningkatan,
kesempatan-kesempatan, kemurahan Tuhan. Apakah yang terjadi? Kita tahu bahwa itu
tidak mungkin terjadi karena kekuatan kita sendiri. Kita telah melihat angin kemurahan
Tuhan. Tuhan sedang memegang kendali, hanya suatu pergantian yang sederhana namun membuat perubahan yang sangat besar. Kita akan mencapai hal-hal yang tidak
pernah kita anggap mungkin. Kita mungkin berkata,” Aku tidak melihat kesempatan ini
terjadi untuk saya. Saya tidak mempunyai uang. Saya tidak mempunyai pendidikan,
Saya tidak mempunyai bakat.” Tuhan mengatakan bahwa itu tidak akan terjadi karena
kekuatan kita atau karena kuasa kita. Itu terjadi karena Tuhan Yang Mahakuasa. Segala
sesuatu dapat berganti arah untuk kepentingan kita, seturut waktuNya. Saat ini Tuhan
sedang menghembuskan napasnya kearah kita. Mari kita bangkit dan bermazmur
bagiNya
Lulu
14
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 33/2012
14 Agustus 2012 : Siapakah yang Terbesar dalam Kerajaan Surga?
Maksimilianus Maria Kolbe, Stefanus dr Hungaria
Yeh 2:8-3:4, Mzm 119:14,24,72,103,111,131, Mat 18:1-5,10,12-14
Matius 18:3 “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk kedalam Kerajaan Surga.”
Jadi teringat drama pada saat retret He’s Still On Time kemarin. Disana diceritakan ada
berbagai macam tokoh kartun seperti Hulk, Sailormoon dan Cat Women. Mereka mau
masuk kedalam pintu surga, tetapi dihadang oleh Petrus sebagai penjaga pintu surga.
Semua tokoh kartun yang datang untuk masuk kepintu surga tidak diperbolehkan, padahal mereka sudah berjasa dengan kekuatan mereka membantu keadilan dan kebenaran. Tetapi mereka masih saja dengan mengandalkan kekuatan pribadi, bukan
mengandalkan Tuhan jadi jelas tidak mendapat bagian dalam kehidupan abadi di
surga. Ada satu tokoh lagi di dalam drama namanya Andreas, dia sudah bawa Alkitab,
pelayanan, kegereja tiap hari dll tetapi dia mengandalkan keegoisan, tidak mau mengajak orang lain untuk datang kepada Tuhan, maka dia juga tidak mendapat bagian
dalam kerajaan Allah.
Dalam renungan hari ini, para murid Yesus pun pernah mengalami sindrom Mesias saat
mereka mempersoalkan siapa di antara mereka yang terbesar. Tiap-tiap orang merasa
paling unggul, paling layak, paling berjasa, atau paling rohani. Yang diincar bukan
lagi pelayanan, tetapi keuntungan. Itu sebabnya Yesus meminta mereka agar bertobat
dan menjadi seperti anak kecil. Seorang anak tidak memedulikan status atau gengsi.
Ia mengakui dirinya tak berdaya dan bergantung sepenuhnya pada orang lain. Inilah
kerendahan hati sejati. Jika ingin masuk ke dalam kerajaan surga, seseorang tak boleh
merasa dirinya berjasa. Tetap menjaga kerendahan hati seperti anak kecil.
Yudi
Vol. 33/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 15
15 Agustus 2012 : Nasehat
Yeh 9:1-7; 10:18-22Mzm 113:1-6Mat 18:15-20
Mat 18:15 “… Jika ia mendengarkan nasihatmu, engkau telah mendapatkannya kembali”
Selain Yehezkiel adalah seorang nabi, ia juga seorang imam, salah satu yang dipanggil Tuhan selama berada di Babel sekitar tahun 591 SM. Babel sangat terkenal sebagai
tempat pembuangan bangsa Israel yang tidak taat kepada Allah dan terus berbuat
jahat di hadapan-Nya. Para nabi yang diutus kepada bangsa Israel tidak mereka dengarkan, oleh karena itu Allah membiarkan mereka jatuh ke tangan raja Babel. Pembuangan ke Babel terjadi dua kali: pada tahun 597 SM ketika Yehezkiel diutus Tuhan
sebagai nabi dan pada tahun 587 SM dimana Yerusalem dimusnahkan hingga seluruh
harta kekayaannya dipindahkan ke Babel.
Bacaan suci hari ini mengisahkan Tuhan berbicara kepada Yehezkiel dalam mimpi tentang orang-orang fasik di Yerusalem yang dibunuh. Tetapi tidak semua mati terbunuh
karena Tuhan ‘menyayangkan’ mereka yang berseru kepada-Nya, mereka yang ditandai dengan huruf ‘T’ (bdk. Yeh 9:4). Melihat penyesalan mereka akan segala perbuatan
jahat yang telah mereka lakukan dan dengan segenap hati memohon belaskasihanNya, Allah menyelamatkan mereka dan kota Yerusalem akan dibangun-Nya kembali.
Sikap tobat penduduk Yerusalem patut menjadi contoh bagi kita: merendahkan diri di
hadapan Allah atas segala dosa yang telah kita perbuat dan menjauhkan diri dari keangkuhan hati yang membuat kita jauh dari belaskasihan Allah.
Kita yang telah mengalami kemurahan hati Allah dalam pengampunan dan peneguhan iman diutus oleh-Nya ke tengah komunitas masing-masing untuk menolong sesama
saudara yang hidup dalam dosa. Kita diutus untuk menasehati mereka yang lengah
dan beriman lemah. Penginjil Matius melukiskan secara rinci bagaimana Yesus mengajarkan pada murid-murid-Nya cara menasehati sesama saudara: pertama-tama dengan menegurnya secara pribadi. Bila ia lalu tidak bertobat, kita dapat menegurnya di
hadapan dua atau tiga orang saksi. Namun bila ia masih tidak mau mendengarkan,
kita dapat mengoreksinya di hadapan para jemaat. Tetapi bila ia tetap tidak mau bertobat, barulah kita dapat menganggapnya sebagai orang yang tidak mengenal Allah.
Tahapan dalam menasehati sesama saudara yang hidup dalam dosa mencerminkan
kesabaran hati Allah yang hendak Ia nyatakan kepada sesama melalui kita. Karena itu
sangat penting bagi kita meyakini dan menyadari kehadiran Yesus di tengah komunitas
kita yang berkumpul dalam nama-Nya. sebelum menasehati sesama saudara kita, baiklah kita berdoa bersama mempersembahkan maksud ini kepada Yesus. Ia yang menyertai dan mengasihi kita akan mendengarkan permohonan kita dan mengaruniakan
rahmat pertobatan bagi saudara yang membutuhkan belaskasihan-Nya.
Sr. M. Maura, OSB
16
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 33/2012
16 Agustus 2012 Kisah Orang Kudus : St. Stefanus dari Hungaria
St. Stefanus dilahirkan sekitar tahun 969 di Hungaria. Nama yang diberikan kepadanya
adalah Vaik. Ketika ia menjadi seorang Kristen pada usia sepuluh tahun, ia diberi nama
Stefanus. Pada saat yang sama, ayahnya, Pangeran Hungaria, dan juga banyak kaum
bangsawan lainnya menjadi Kristen. Namun demikian, ketika Stefanus menjadi raja, di
negerinya itu masih banyak orang kafir. Sebagian penduduknya masih suka kekerasan
dan kekejian. Jadi, Stefanus memutuskan untuk membangun Gereja yang kokoh di Hungaria. Usahanya itu diberkati Tuhan. Rahasia keberhasilan St. Stefanus dalam membimbing rakyatnya secara gemilang kepada iman Kristiani adalah devosinya kepada Bunda
Maria. Ia mempercayakan seluruh kerajaannya dalam perlindungan Bunda Maria dan
ia membangun sebuah gereja yang amat indah untuk menghormati Bunda Allah.
Paus Sylvester II mengirimkan sebuah mahkota raja yang indah bagi Stefanus. Pusaka ini
kemudian dikenal sebagai Mahkota St. Stefanus. Dalam masa Perang Dunia II, tentara
Amerika merampas mahkota tersebut, tetapi akhirnya diserahkan kembali pada Hungaria pada tahun 1978.
Stefanus seorang pemimpin yang tegas serta gagah berani. Ia menerapkan hukum
yang adil. Namun demikian, ia juga lemah lembut serta penuh belas kasihan kepada
mereka yang miskin. Sebisa-bisanya ia menghindari peperangan. Ia suka memberi
bingkisan uang kepada para pengemis tanpa memberitahukan kepada mereka siapa
dia sebenarnya. Suatu ketika ia sedang membagikan bingkisan dalam penyamarannya, ketika sekelompok pengemis yang brutal menyerang serta memukulnya. Mereka
menarik-narik rambutnya, jenggotnya serta merampas kantong uangnya. Tak pernah
terbayangkan oleh mereka bahwa mereka sedang mempermainkan raja mereka. Dan
mereka tidak pernah tahu akan hal itu. Raja menerima segala penghinaan itu dengan diam-diam dan dengan rendah hati. Sekuat tenaga ia mengarahkan pikirannya
pada Bunda Maria dan berdoa: “Lihatlah, Ratu Surgawi, bagaimana umatmu memperlakukan dia yang engkau jadikan raja. Jika mereka musuh-musuh iman, aku tahu apa
yang harus aku lakukan terhadap mereka. Tetapi, karena mereka adalah kesayangan
Putera-mu, aku menerima ini semua dengan sukacita. Aku mengucap syukur karenanya.” Malahan, seketika itu juga Raja Stefanus berjanji untuk berderma lebih banyak lagi
bagi para pengemis. Stefanus menjadi raja Hungaria selama empatpuluh dua tahun.
Ia wafat pada tanggal 15 Agustus 1038. St. Stefanus dinyatakan kudus oleh Paus St.
Gregorius VII pada tahun 1083.
Raja Stefanus seorang yang lemah lembut, penuh belas kasihan dan suka memberi
bingkisan kepada para pengemis tanpa memberitahukan kepada mereka siapa dia
sebenarnya. Pada hari ini, apakah yang harus aku lakukan untuk menjawab panggilanku mengasihi sesama tanpa pamrih?
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Vol. 33/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 17
17 Agustus 2012 : Disanalah Tempat Lahir Beta
HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
Sir 10:1-8, Mzm 101:1a,2ac,3a,6-7,1Ptr 2:13-17, Mat 22:15-21
I Pet. 2:16 Berlakulah sebagai orang-orang merdeka, tetapi janganlah memakai kebebasan sebagai alasan untuk berbuat jahat; kamu adalah orang-orang merdeka dan
hamba-hamba Allah
‘Indonesia tempat lahir beta, pusaka abadi nan jaya, Indonesia sejak dulu kala selalu
dipuja-puja bangsa’. Itulah sepenggal syair lagu dari Izmail Marzuki (mohon dikoreksi,
apabila dia bukanlah pengarangnya).
Penggalan syair lagu tersebut di atas, membuatku bangga dan bersyukur sebagai
warga negara Indonesia. Aku bangga menjadi warga bangsa Indonesia dan tidak
malu untuk menunjukkan identitas bangsaku yang sangat menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia sebagai citra Allah. Kita dipuja, karena semangat gotong-royong
yang mau menyampaikan kepada dunia, bahwa kita tidak layak lagi untuk dijajah
selamanya. Kebanggaan itu semakin membara dalam hatiku, ketika aku berada jauh
dari negriku yang tercinta Indonesia. Aku ingin merayakan hari lahir bangsaku bersama
keluarga dan semua orang yang aku cintai di tanah Indonesia pusaka sekaligus abadi
nan jaya.
67 tahun yang lalu kedua tokoh besar nasional Indonesia, mewakili seluruh rakyat bangsa Indonesia menyatakan sikap dan berlaku sebagai orang-orang merdeka di hadapan mata dunia kala itu. Kita adalah orang-orang merdeka sekaligus hamba-hamba
Allah. Itulah tolak ukur sikap serta pendirian dari tokoh proklamator dan para pejuang
bangsa kita.
Sebagai orang merdeka dan sekaligus hamba Allah, aku menyadari bahwa kemerdekaan itu adalah anugerah dari Tuhan yang sudah semestinya aku syukuri dalam
hidupku bersama dengan orang-orang disekitarku. Di sana ada amanat dari Tuhan
yang dititipkan melalui para pejuang bangsa agar menghargai dan menggunakan
anugerah itu untuk membangun bangsa. Sebagaimana teks dalam surat St. Petrus mengatakan, janganlah memakai kebebasan sebagai alasan untuk berbuat jahat. Pesan
ini sangat penting bagi kita semua untuk merefleksikan sejauhmana aku menggunakan
kebebasan ini sebagai orang-orang merdeka serentak hamba-hamba Allah.
Dalam Injil hari ini, Tuhan mengecam orang-orang Yahudi yang menggunakan kebebasan mereka untuk mempertentangkan antara hak dan kewajiban mereka sebagai
‘warga Negara’ sekaligus umat Allah. “Adakah membayar pajak kepada kaisar itu suatu
perbuatan yang melanggar hokum Taurat? Haruskah kami bayar atau tidak?” (Mat.
22:17).Semoga kita bukanlah termasuk orang yang dikecam oleh Tuhan Yesus. Kalaupun ada, marilah kita mulai hidup baru bersama dan dalam Tuhan Yesus melalui karya
dan pelayanan sehari-hari.
Tuhan Yesus, ajarilah kami dalam menggunakan serta mengisi kemerdekan ini untuk
menyadari bahwa pemerintahan dunia ada dalam Tuhan; pada waktunya sendiri Ia
akan membangkitkan pemimpin yang benar (Sir. 10:4). Tuhan Yesus, Engkau sendirilah
pemimpin yang benar itu. Dalam diri-Mulah kami melihat cinta-kasih Bapa akan anakanak-Nya.
Fr. Anis, MGL
18
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 33/2012
18 Agustus 2012 : Berkat Anak-Anak
Angelus Agustinus Mazzinghi, Alberto Hurtado Cruchaga, Yohana Delanoue, Gervasius,
Brunel, Paulus Charles
Yeh. 18:1-10. 13b. 30-32, Mzm. 51:12-15. 18-19, Mat. 19:13-15
Mat 19:15, “Lalu Yesus meletakkan tanganNya atas anak-anak dan kemudian Ia berangkat dari situ.”
Hampir di seluruh gereja dan dalam seluruh misa, anak-anak selalu mendapat berkat
dari romo atau pastornya. Kadang-kadang dengan memberikan tanda salib di dahi
ataupun dengan memberikan rumusan berkat Tritunggal mahakudus, “Dalam Nama
Bapa, dan Putera dan Roh Kudus.” Hal ini dilakukan pada waktu sebelum mulai liturgi
sabda, ataupun pada saat komuni atau setelahnya.
Mengapa Gereja menganggap berkat kepada anak-anak itu penting? Karena anakanak diharapkan sejak kecil “menggantungkan” hidupnya kepada sang ayah atau ibu,
yang dengan harapan yang lebih besar mereka dapat menggantungkan hidupnya
kepada Allah Bapa di Surga. Selain itu dengan mendapat berkat, mereka akan diajak
untuk mempunyai hati yang lebih bersyukur atas berkat-berkat yang lain dalam hidup
yang mereka terima.
Bacaan Injil hari ini mengisahkan anak-anak yang datang kepada Yesus dan mereka
mendapatkan berkat dari Yesus dalam rupa penumpangan tangan. Sebelumnya mereka dihalang-halangi untuk datang kepada Yesus karena akan mengganggu aktivitas
Yesus, tetapi Yesus berkata, “Biarlah anak-anak itu datang kepadaKu.”
Ketika saya mengunjungi sebuah keluarga pada malam hari, setelah makan malam
dan saatnya anak-anak untuk tidur, orang tua mulai membacakan salah satu kisah
dalam Kitab Suci, kemudian berdoa bersama, biasanya Rosario dan diakhiri dengan
pemberian berkat oleh kedua orang tua kepada anak-anaknya yang masih dibawah
umur 12 tahun.
Melihat peristiwa sederhana yang terjadi di dalam keluarga, aku menjadi bertanyatanya, seandainya seluruh keluarga di dunia seperti keluarga tersebut, alangkah indahnya dunia ini dan anak-anak mendapatkan berkat dari orang tuanya sebelum tidur.
Ketika anak-anak mendapatkan berkat dari orangtuanya, ada rasa aman dan damai
dalam diri sang anak. Berkat ini seperti bibit iman, harapan dan kasih yang akan tumbuh menjadi besar ketika sang anak beranjak dewasa. Bagi para orangtua ataupun
calon orang tua yang membaca renungan ini, biasakanlah memberikan berkat kepada anak-anak khususnya sebelum tidur, sebelum berangkat sekolah dan pada saatsaat penting lainnya. Dijamin, berkat Tuhan Yesus akan tinggal dalam diri sang anak.
Rm. Vincent, MGL
Vol. 33/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 19
19 Agustus 2012 Kisah Orang Kudus : St. Yohanes Eudes
Yohanes Eudes dilahirkan di Normandy, Perancis pada tahun 1601. Ia adalah putera sulung seorang petani. Bahkan sejak masih kanak-kanak, Yohanes telah berusaha meniru
teladan Yesus dalam memperlakukan keluarga, teman-teman serta para tetangganya.
Ketika usianya sembilan tahun, seorang anak lelaki menampar wajahnya. Yohanes
merasa amat marah. Tetapi, kemudian ia ingat akan sabda Yesus dalam Injil: berikan
pipimu satunya. Jadi, ia melakukannya.
Orangtua Yohanes menghendaki putera mereka menikah dan memiliki keluarga. Dengan lembut tapi tegas, Yohanes meyakinkan mereka bahwa ia dipanggil untuk menjadi
seorang imam. Ia masuk biara Ordo Pengkhotbah dan menerima pendidikan calon
imam. Setelah ditahbiskan sebagai imam, suatu wabah penyakit menyerang Normandy. Wabah ganas itu mengakibatkan kesengsaraan yang hebat dan juga kematian.
Pastor Eudes menawarkan diri untuk menolong mereka yang sakit, merawat baik jiwa
maupun raga mereka. Di kemudian hari, Pastor Eudes menjadi seorang pengkhotbah
misi yang populer di berbagai paroki. Sesungguhnya, sepanjang hidupnya ia menyampaikan 110 khotbah misi. St. Yohanes juga berperan penting dalam terbentuknya kongregasi-kongregasi religius: Kongregasi Suster-suster dari Maria Bunda Berbelaskasihan
(SCMM) dan Kongregasi Suster-suster Gembala Baik (RGS). Pastor Eudes juga membentuk
Kongregasi Yesus dan Maria (CJM) bagi para imam. Kongregasi ini bertujuan melatih
para pemuda untuk menjadi imam paroki yang baik.
St. Yohanes memiliki devosi yang kuat kepada Hati Yesus yang Mahakudus dan Hati Maria yang Tak Bernoda. Ia menulis sebuah buku tentang devosi-devosi tersebut. Yohanes
jatuh sakit setelah menyampaikan suatu khotbah terbuka dalam cuaca yang amat dingin. Ia tidak pernah sepenuhnya sembuh kembali. Yohanes wafat pada tahun 1680.
Ia dinyatakan “beato” oleh Paus St. Pius X pada tahun 1908. Paus menyebut Yohanes
Eudes sebagai Rasul Devosi kepada Hati Yesus yang Mahakudus dan kepada Hati Maria
yang Tak Bernoda. St. Yohanes Eudes dinyatakan kudus oleh Paus Pius XI pada tahun
1925.
“Para pengkhotbah memukul semak-semak. Para imam yang menerima pengakuan
dosa menangkap burung-burungnya!” ~ St. Yohanes Eudes
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
20
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 33/2012
20 Agustus 2012 : Ketika Allah Cemburu dan Sakit Hati
Bernardus
Yeh 24:15-24; Ul 32: 18-19.20.21; Mat 19:16-22.
Ulangan 32:21a, “Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah.
Mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka”.
Ada sebuah keluarga yang diberkati luar biasa oleh Tuhan Allah. Mereka memiliki banyak anak. Mereka memiliki dan menikmati apa yang bagi tetangganya dan familinya
yang lain masih sulit dijangkau. Lalu anak-anaknya mulai remaja. Sulit diatur. Tidak
lagi berdoa apalagi ke gereja. Dan entah bagaimana caranya akhirnya ayah mereka
terlibat dengan perselingkuhan, ibunya sakit hati, tidak berdoa dan ke gereja, bahkan
ke dukun. Kacau balaulah keluarga itu. Perlu waktu yang cukup lama untuk anak-cucu
keluarga itu diberkati lagi, tetapi itu pun setelah ibunya kembali hidup mengandalkan
Tuhan. Kejadian sebaliknya, ada keluarga yang hidup sederhana, suatu hari terangkat
dan dihormati orang karena dalam kesederhanaan itu mereka dengan tabah mendidik anak-anaknya untuk hidup dalam Tuhan dan menyerahkan hidup salah satu atau
beberapa anaknya melayani Tuhan. Di masa tuanya mereka menikmati berkat-berkat
Tuhan lewat anak cucunya.
Itu mungkin kisah yang pernah kita baca dalam Kitab Suci atau kita dengarkan kesaksian orang-orang beriman yang berani terbuka mengisahkan perjalanan iman mereka
dengan Tuhan. Mereka membuka mata kita, bahwa Tuhan cemburu dan sakit hati ketika kita mulai berpaling membiarkan dosa berkuasa atas hidup kita. Atau membiarkan
diri kita hanya sibuk dengan harta, kekuasaan dan kenikmatan. Ketika Allah cemburu
dan sakit hati, banyak hal bisa terjadi. Kepada orang yang dikasihiNya, salah satu
yang terjadi, misalnya berkat-berkat ditutup atau membiarkan setan mengganggu
hidup mereka, tetapi karena IA masih mencintai mereka, dan ingin agar rencana-Nya
terlaksana lewat keturunan ini, maka IA pun tetap mengirim bantuan untuk menopang
mereka sampai dengan rendah hati mereka kembali kepadaNya. Lalu berkat-berkat
kembali dicurahkan bagaikan air mengalir.
Ketika Tuhan cemburu dan sakit hati, IA masih tetap mencintai kita dan menginginkan
kita kembali untuk melanjutkan karya yang telah dipercayakanNya kepada kita. Hari
ini, bila kita menyadari bahwa kita telah menyakiti hati Tuhan, kembalilah kepadaNya.
DIA pasti akan terhibur dan memperbaharui Janji-Nya dengan kita dan keturunan kita.
(narita)
Vol. 33/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 21
21 Agustus 2012 : For God is Always Possible
Pius X, Paus
Yeh 28:1-10,
MT Ul 32:26-27ab,27cd-28,30,35cd-36ab,
Mat 19:23-30
Mat 19: 26 Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.”
Retret “He’s still on time” tahun 2012 ini membawa kesan yang berarti buat saya pribadi.
Berbeda dengan persiapan-persiapan seperti tahun sebelumnya, tahun ini kita coba
persiapkan dengan matang. 2 bulan persiapan, mulai dari menyusun acara, menghubungi pembicara, sewa tempat, publikasi, dsb. Sebagai tindak lanjut APSE (Asean Pacific School of Evangelisation), ada beberapa misi yang dilakukan ke beberapa branch
DOJ. Bulan Juli tahun 2012, misi dilakukan di Fiji dan Bali, termasuk juga ke Flores (Maumere).
Tahun ini, sebagai koordinator retret saya bersyukur karena banyak team yang akan
ke Bali. Diakon Mateus Wuwu dan Andy Moore Family adalah beberapa “new comers’
yg datang dan akan melayani dalam retret. Beberapa minggu sebelum pelaksanaan,
banyak kejadian yang membuat saya pribadi merasakan memang mujizat Tuhan sungguh luar biasa. Nothing impossible for God.
Dimulai ketika saya menjenguk dan membantu menjaga Mami Yohana (salah satu
adorer caretaker di FX Kuta) yang mengalami kecelakaan, dan harus di rawat di rumah
sakit. Dalam menjalani proses perawatan tersebut, saya jadi ingat akan kisah Lazarus –
yang saat itu juga seakan segala macam pertolongan terlambat. Tapi, pada akhirnya
Tuhan datang tepat waktu. Mami Yohana juga dalam kondisi yang cukup parah waktu
itu, karena matanya mengalami pendarahan sehingga tidak bisa di buka. Dalam sakit
yang ia derita, ia tetap mengajak saya untuk selalu berdoa (seperti doa Koronka dan
Rosario). Takjub banget pokoknya.
Kejadian berikutnya, adalah waktu saya dan diakon Matt menjumpai gadis remaja
yang jatuh dari sepeda motor dan kepalanya mengeluarkan darah. Untung, waktu itu
tepat juga ada Ambulance lewat, sehingga gadis ini dapat langsung di bawa ke RS
Sanglah. Next, ketika panitia retret masih kekurangan peserta – dalam waktu seminggu
sebelum hari H, Tuhan mencukupkan dan bahkan jumlah peserta di luar espektasi kami
semula. Puncaknya, ketika Diakon Matt bercerita tentang mukjizat penyembuhan pada
seorang ibu yang tuli, pada waktu misa penyembuhan di Maumere. Baru kali ini, Diakon
merasa merinding ketika mendoakan seseorang, dan puji Tuhan mukjizat terjadi.
God, you are very awesome !! Nothing is impossible You have done in our life.
Kris
22
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 33/2012
22 Agustus 2012 : Iri Hatikah engkau Karena Aku Murah Hati?
SP Maria, Ratu
Yeh 34:1-11, Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6, Mat 20:1-16a
Mat 20:15: Tidakkah Aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku ?
Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati ?
Perumpamaan hari ini mengungkapkan kemurahan hati Allah dalam penyamarataan
upah yang diberikan, yaitu 1 dinar , baik bagi mereka yang mulai bekerja dari pagi hari
maupun bagimereka yang baru masuk pada saat-saat terkahir. Upah dalam perumpamaan ini adalah KESELAMATAN bagi siapapun dan kapanpun orang itu masuk dalam
KerajaanNya.
Allah tidak memperhitungkan lamanya masa bakti atau besarnya prestasi, karena yang
terpenting adalah mereka semua mengerjakan pekerjaanNya dengan sikap hati yang
selalu terarah dan berserah padaNya karena yakin Dia sungguh Maha Pengasih dan
Penyayang, karena KerajaanNya bukan berdasarkan pada ganjaran dan masa bakti
tapi lebih pada kemurahan hatiNya.
Persoalannya adalah bahwa tidak semua pengikut Yesus memiliki hati yang lapang
seperti Allah. Mereka yang sudah lama berbakti dan banyak berprestasi di ladang Tuhan merasa lebih berhak dari pada pendatang baru. Mereka menghitung-hitung jasa
dan masa baktinya, sehingga kurang bisa turut bergembira(walaupun sesungguhnya mereka sangat beruntung karena telah terlebih dahulu mendapatkan jaminan
keselamatan), mereka bahkan merasa iri hati atas anugerah yang diberikan Tuhan
kepada orang yang baru bertobat.
Sikap seperti ini dapat membalikkan keberuntungan yang telah dijanjikan kepada mereka.Sebab kepada orang yang sudah banyak mengorbankan diri demi Kristus dan sesama telah dijanjikan akan mendapatkan upah besar di surga. Tetapi dengan memandang dirinya lebih berjasa dan bahkan iri hati, janji itu batal. Alhasil, dalam pengadilan
terakhir nanti “orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu
akan menjadi yang terakhir.”
Doa:
Allah Bapa kami yang Maha Pengasih, kami bersyukur dan berterima kasih padaMu
karena Engkau telah menunjukkan KasihMu dengan memberi kesempatan kepada siapapun untuk mendapatkan keselamatan dalam Putera-Mu Yesus Kristus. Bantulah kami
untuk dapat memanfaatkan sebaik mungkin setiap kegiatan, pekerjaan dan karya
yang Engkau percayakan kepada kami untuk dapat melaksanakannya dengan penuh
kasih karena kami melaksanakannya hanya bagiMu. Mampukan kami untuk dapat
mensyukuri berkat-Mu yang telah kami terima tanpa harus merasa lebih berjasa dan iri
terhadap sesama. Amin
Betty
Vol. 33/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 23
23 Agustus 2012 : Pakaian Pesta Surgawi yang Pantas
Rosa dr Lima, Berardus dr Offida
Yeh 36:23-28, Mzm 51:12-13,14-15,18-19, Mat 22:1-14
Mat 22:14 “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih”
Mungkin tidak semua dari kita pernah menikahkan anak. Tetapi pastilah kita semua yang
membaca pernah berulang tahun. Senang kan rasanya kalau teman teman datang ke
pesta ulang tahun kita. Tapi pastilah kita kecewa kalau teman yang diundang tidak mau
datang apalagi kalau alasannya tidak meyakinkan.
Pesta pernikahan itu pentingnya jauh melebihi pesta ulang tahun. Ulang tahun itu setiap
tahun, tetapi pernikahan selayaknya hanya satu kali seumur hidup. Pastilah anda dan saya
belum pernah mendengar bahwa di satu pernikahan, semua tamu terhormat berhalangan
hadir dengan berbagai macam alasan. Kalau saya yang bikin pesta, pastilah sangat kecewa dan marah besar. Tetapi Yesus mengumpamakan kondisi kerajaan Allah seperti ini.
Begitu memprihatinkan. Tuhan kan juga punya perasaan seperti kita, bahkan lebih peka
dan murni adanya. Pantaslah dia murka, apalagi kalau hamba utusannya disiksa dan dibunuh. Benar benar merupakan suatu tamparan dan penghinaan. Dan ini kepada Tuhan
bukan kepada manusia.
Tuhan mengundang semua orang. Ini terbukti Ketika Tuhan memerintahkan hambanya untuk mengundang semua orang orang yang ada di persimpangan jalan, alias semua orang
bahkan yang tidak Ia kenal. Jadi kita semua diundang olehnya, semua orang termasuk
“orang orang jahat dan orang orang baik” (Mt 22:10). Jadi kita semua dipanggilnya untuk
menikmati perjamuan surgawi, tidak perduli latar belakang kita, apakah kita sudah banyak
berbuat baik, atau kita pendosa besar. Semua dipanggilnya.
Yang penting adalah ketika Ia menemui semua tamu tamunya. Ketika kita bertemu muka
denganNya. Apakah kita siap dengan pakaian pesta yang pantas, yang menghormati
sang Mempelai yang menikah? Pakaian pesta ini hanya usaha kecil dari kita yang membutuhkan waktu yang relatif singkat supaya kita bisa tampil pantas. Pakaian pesta ini lambang
kita mau tampil maksimal, lambang kita mau bersuka cita bersama sama Tuhan yang sudah
murah hati memanggil kita untuk menikmati perjamuan kudusnya. Pakaian pesta ini lambang kita mau seirama, seharmoni dengan suasana pesta surgawi.
Jadi apa itu suasana pesta surgawi? Pesta surgawi itu pesta kasih. Kasih itu menurut santo
Paulus penuh sabar, lemah lembut, murah hati, mau memaafkan, tidak iri hati dan sombong, tidak pemarah dan penuh pengharapan (cf 1Kor 13). Marilah kita mau berpakaian
kasih saat kita masuk pesta surgawi. Pakaian kasih kita, yang walaupun ‘last minute’ penting
nilainya dimata Tuhan. Ia yang melihat pakaian kasih kita akan memilih kita. “Sebab banyak
yang dipanggil, tetapi sedilkit yang dipilih” (Mat 22:14).
Fr. David, MGL
24
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 33/2012
24 Agustus 2012 : Percaya Apa Yang Tidak Kelihatan
Pesta St. Bartolomues, Rasul
Why 21 : 9b – 14 ; Mzm 145 : 10 – 11, 12 – 13ab, 17 – 18; Yoh 1 : 45 - 51
Yoh 1:46 “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?”
Hari ini, kita memperingati St Bartolomeus, salah satu murid Yesus yang juga dikenal
sebagai Natanael Bar-Tolmai. Seperti yang dikisahkan dalam Yohanes 1 : 45-51, bahwa
pada awalnya Natanael tidak percaya akan cerita banyak orang tentang Yesus. Namun ketidakpercayaan dari Natanael, bukan karena iman yang tidak percaya, melainkan karena kerinduan hatinya untuk bisa berjumpa dengan Yesus. Rindu untuk bertemu
dengan Yesus yang diceritakan oleh banyak orang.
Maka ketika Filipus mengajaknya untuk menjumpai Yesus, Natanael bersedia dan dia
mengalami sebuah perjumpaan yang sangat mengesankan. Saat pertama kali bertemu , Yesus langsung mengatakan : “Lihat, inilah seorang Israel asli, tidak ada kepalsuan di dalamnya.” Natanael kaget karena Yesus telah mengenal dirinya dengan
baik. Dalam ayat itu juga kita bisa mengetahui saat Yesus berkata, bahwa saat Dia
mengatakan “sebelum Filipus memanggil, aku telah melihat Engkau di bawah pohon
ara” dank arena itu Natanael baru percaya, tapi bukan karena Natanael tidak percaya
iman, tetapi karena kerinduan untuk bertemu dengan Allah.
Mungkin ada sebagian dari kita yang mempunyai sikap sok kenal, pada saat bertemu,
mengatakan, : Wah, kamu hebat, aku telah mengetahui dirimu sejak lama, Engkau
orang yang sangat sukses. Walau mungkin orang itu tahu karena mendengar cerita
dari orang lain. Dan mengatakan itu untuk menyenangkan hati orang tersebut. Ada
yang tidak asli dalam perkenalannya itu. Tidak sungguh-sungguh mengenal seperti Yesus mengenal Natanael.
Kebanyakan dari kita, karena tidak pernah bertemu langsung dengan Yesus , sehingga
tidak percaya bahwa Yesus sungguh mengenal kita, mengasihi kita dengan kasihNya
yang sangat sempurna. Yesus tahu dengan jelas, apa yang terbaik bagi kita. Karena
Tuhan itu adil dalam segala jalanNya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatanNya, seperti dalam Mzm 145 : 17. Tapi banyak yang tidak percaya akan hal itu. Bukti
bahwa Yesus mengasihi kita sampai rela disalib , belum cukup untuk membuktikan hal
itu? Apakah kita masih menunggu Yesus sendiri hadir di depan kita, dan berkata langsung kepada kita : Aku telah melihat kamu dan aku mengasihi kamu.. Apakah kita masih
menantikan itu karena iman kita yang kurang percaya? Bukan karena kerinduan kita
untuk bertemu dengan Yesus?
Mari, kita belajar , untuk mempercayai Yesus, dalam ketiadaanNya
alin
Vol. 33/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 25
25 Agustus 2012 Kisah Orang Kudus : St. Yosef dari Calazanz
Yosef dilahirkan pada tahun 1556 di kastil ayahnya di Spanyol. Ia kuliah dan menjadi
seorang pengacara. Pada usia duapuluh delapan tahun, Yosef ditahbiskan sebagai
imam. Pastor Yosef diserahi jabatan-jabatan penting dan ia melaksanakan tugas-tugasnya itu dengan baik. Namun demikian, ia merasa bahwa Tuhan memanggilnya untuk
melakukan suatu karya istimewa bagi anak-anak miskin di Roma. Taat pada panggilan Tuhan, Pastor Yosef meninggalkan segala yang ia miliki di Spanyol dan pergi ke
Roma. Di sana, hatinya tergerak oleh belas kasihan kepada anak-anak yatim piatu
dan anak-anak gelandangan yang ia jumpai di mana-mana. Mereka diacuhkan serta
diterlantarkan. Pastor Yosef mulai mengumpulkan mereka dan mengajarkan semua
mata pelajaran umum kepada mereka, terutama tentang iman. Para imam yang lain
mulai bergabung dengannya. Tak lama kemudian Pastor Yosef telah menjadi pemimpin
dari suatu ordo religius baru. Tetapi, ia tak pernah membiarkan tugas-tugasnya sebagai
pendiri dan pemimpin biara membuatnya berhenti mengajar anak-anak yang dikasihinya. Ia bahkan menyapu lantai kelas sendiri. Seringkali ia mengantarkan anak-anak
yang kecil pulang ke rumah mereka ketika jam pelajaran telah usai.
St. Yosef harus mengalami banyak penderitaan karena ulah beberapa orang yang
hendak mengambil alih ordonya. Mereka ingin mengelolanya sesuai dengan cara
mereka. Suatu ketika ia bahkan diarak di jalan-jalan bagaikan seorang tahanan. Ia
nyaris dijebloskan ke dalam penjara, meskipun imam yang baik ini tidak melakukan
kesalahan apapun. Ketika umurnya sembilanpuluh tahun, Pastor Yosef menerima kabar yang sangat menyedihkan. Ordonya dilarang terus berkarya. Namun demikan,
menanggapi tragedi tersebut Pastor Yosef hanya mengatakan, “Tuhan yang mem beri,
Tuhan yang mengambil; terpujilah nama-Nya. Karyaku diselenggarakan semata-mata
karena cinta kepada Tuhan.”
Dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1648, orang kudus ini wafat dalam tenang
dan damai. Usianya sembilanpuluh dua tahun. Beberapa tahun sesudah wafatnya,
ordonya, Ordo Imam-imam Piarist, diijinkan untuk melanjutkan kembali karya St. Yosef
yang mengagumkan. St. Yosef dinyatakan kudus oleh Paus Klemens XIII pada tahun
1767 dan dinyatakan sebagai santo pelindung sekolah-sekolah Kristen pada tahun
1948 oleh Paus Pius XII.
“Siapa yang bertanggung jawab mengajar haruslah dikarunia kasih-sayang yang
mendalam, kesabaran yang besar, dan terutama, kerendahan hati yang luar biasa.”
~ St. Yosef dari Calasanz
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
26
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 33/2012
26 Agustus 2012 : Iman Yang Teguh
Yos 24:1-2a,15-17,18b,Mzm 34:2-3,16-17,18-19,20-21,22-23, Ef 5:21-32, Yoh 6:60-69
Yoh. 6:56-66 Lalu Ia berkata: “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Mulai
dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Kita sudah mendengar banyak orang pergi dan tinggalkan pekerjaannya karena banyak alasan yang sangat mendasar. Adalah suatu kenyataan bahwa mereka pergi dan
meninggalkan pekerjaan itu karena tidak cocok dengan pekerjaan itu atau dengan teman kerjanya. Ada seorang temanku yagn meninggalkan pekerjaannya karena semua
orang di tempat kerja itu tidak beragama katolik. Dia sangat marah dan frustrasi mendengar komentar mereka yang tidak baik tentang Gereja Katolik.
Ketika Yesus menjelaskan tentang Roti Hidup yang adalah diriNya sendiri, yang akan
membawakan suatu hidup yang kekal, para pengikutnya bersungut-sungut dalam hati.
Mereka tidak mengerti perkataan Yesus itu. Namun demikian Yesus telah mengetahui
hati mereka. Karena itu bertanya kepada mereka, “Apakah perkataanku ini menggoncangkan hatimu?” Merekapun tidak memberikan alasan apa-apa karena Yesus dengan jelas mengetahui pikiran mereka. Seperti yagn dikatakan bahwa setelah itu banyak pengikut yang pergi meninggalkan Dia.
Setelah Yesus mewartakan Injil dan membuat tanda heran, banyak orang mengikuti
Dia. Seperti yang kita dengarkan bahwa jumlah pengikutnya bertambah. Namun demikan ada sesuatu yang terjadi setelah Dia mengatakan apa yang sebenarnya. Mereka
meninggalkan Yesus karena tidak sanggup menerima perkataan Yesus. Mereka tidak
sanggup menghadapi kenyataan ini. Mereka tidak sanggup menghadapi tantangan
hidup. Mereka merasa sangat ditantang oleh Yesus.
Ada beberapa hal penting di dalam kejadian ini. Di sana terjadi suatu pembelotan.
Mereka memutuskan untuk mengikuti Yesus. Namun kemudian setelah mereka merasa ditantang, mereka membelot. Mereka meninggalkan Yesus. Hal yang lebih buruk
adalah bahwa Yudas yang sebelumnya dipilih untuk menjadi pengikut Yesus. Namun
pada akhirnya menjadi seorang pengkianat. Dia kemungkinan akan menjadi seorang
pahlawan. Namun kenyataannya menjadi seorang penjahat. Dia yang sebenarnya
akan dipanggil menjadi seorang kudus. Namun pada akhirnya perbuatannya mendatangkan musibah bagi dirinya.
Namun demikian ada suatu tekad yang teguh. Petrus dengan imannya yang dalam
menjawab Yesus ketika Ia bertanya kepada Petrus. Petrus berkata: “Tuhan, kepada
siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan
kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.” Petrus
sungguh meyakini bahwa tidak ada jalan atau tempat lain selain Yesus. Yesus adalah
Sabda yang hidup.
Marilah kita renungkan Sabda Tuhan hari ini sambil bertanya di dalam diri kita, apakah kita sungguh yakin akan Yesus sebagai Sanda yang hidup seperti Petrus. Atau kita
akhirnya harus membelot setelah menyadapi pelbagai tantangan dalam hidup.
Rm. Joseph, MGL
Vol. 33/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 27
27 Agustus 2012 : Never Give UP !!
Monika
2Tes 1:1-5,11b-12, Mzm 96:1-2a,2b-3,4-5, Luk 7:11-17
Luk 7 : 14 “ Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!”
Sebuah cerita menarik tentang asal mula Kentucky Fried Chicken. Ayah dari Harland
meninggal saat ia baru berusia 5 tahun.Ia putus dari sekolah dasar dan melarikan diri
dari rumah, lalu berkeliaran sambil menerima pekerjaan apapun yang ia dapat temukan. Untuk mendapatkan sedikit uang lebih selama masa depresi, ia membuka sebuah restoran kecil, menyediakan makanan di pom bensinnya di sebuah kota kecil
di Kentucky. Restoran kecil itu menjadi populer sehingga ia harus memperluasnya ke
sebuah gedung diseberang jalan. Kebakaran menghancurkan tempat itu beberapa
tahun kemudian, tetapi Harland tidak menyerah. Ia membangunnya kembali. Ayam
goreng Kentucky-nya yang dibuat dari resep rahasia yang terdiri dari sebelas tanaman
dan rempah menjadi begitu terkenal, sehingga Gubernur negara bagian menjadikan
Harland seorang Kolonel kehormatan Kentucky. Tetapi tidak ada kehidupan yang santai bahkan bagi sang Kolonel. Ia telah berusia 60 tahun, mendekati masa pensiunnya
saat sebuah jalan raya baru mengalihkan lalu lintas keluar dari kota kecilnya. Bisnisnya
jatuh. Ia terpaksa menutup restorannya. Sebagian besar orang pada usianya mungkin
akan menyerah dan pensiun. Tetapi tidak demikian dengan Kolonel Sanders. Ia tahu
bahwa Tuhan yang memulihkan. Ia tahu bahwa Tuhan masih mempunyai suatu cara
untuk mewujudkan impian-impiannya. Setelah menjual bisnisnya dan membayar hutang-hutangnya, Kolonel Sanders hanya mempunyai 105 dolar. Ia pergi satu kota ke kota
yang lain dengan penggorengan ayamnya di belakang mobil trucknya sambil menjual ayamnya ke beberapa restoran. Tersebarlah berita dengan cepat bahwa ayam
Kolonel Sanders sangat enak!! Pada saat ia berusia 70 tahun, Kolonel Sanders memiliki
beberapa restoran Kentucky Fried Chicken di seluruh Amerika Serikat dan Kanada. Hari
ini lebih dari 11.000 KFC diseluruh dunia. Tidak diragukan lagi bahwa anda telah merasakan sepotong ayam goreng Kolonel Sanders.Bila suatu waktu anda makan sepotong
KFC, pikirkanlah tentang kuasa pemulihan Tuhan.
Sesuatu hal yang nampaknya mustahil ketika Tuhan Yesus membangkitkan anak muda
di Nain yang telah meninggal. Demikian pula ketika kita melihat usia Kolonel Sanders
saat bisnisnya jatuh disaat usianya sudah tidak muda lagi. Namun Tuhan memulihkan
membangkitkan kembali bisnis itu dengan kuasa yang adikrodati yang sama dialami
oleh pemuda di Nain. Untuk waktu yang lama, kehidupan tampaknya memperlakukan
Harland Sanders dengan keras. Ia dapat saja dengan mudah menyerah selama masamasa sukar itu. Tetapi Tuhan tahu kapan waktu yang tepat memulihkan membangkitkan
kembali bisnisnya. Jika kita tetap tinggal dalam iman, menjaga hati kita supaya tidak
menjadi tawar hati. Tuhan tidak hanya membawa kita keluar dari masalah itu. Ia juga
kan memutar balik waktu. Tuhan akan mengembalikan sukacita, damai sejahtera kita
sehingga kita bertumbuh menjadi lebih kuat, lebih bahagia dan lebih diberkati dibandingkan sebelumnya.Janganlah fokus terhadap “betapa besarnya masalah kita”, tetapi
fokus “betapa besarnya Tuhan kita”.Nyatakanlah itu sebagai tekad kita dalam iman.
Hal ini tidak akan mengalahkanku. Terimalah yang terbaik dari Tuhan..Never Give Up..
God bless us.
Lulu
28
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 33/2012
28 Agustus 2012 : Dipilih Untuk Diselamatkan
Agustinus
2Tes 2:1-3a,13b-17, Mzm 96:10,11-12a,12b-13, Mat 23:23-26
2Tes 2:13b “sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam
Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai”
Setelah setahun lebih lamanya tidak melayani di retret, akhirnya bisa kembali ikut melayani pada bulan Juli kemarin di Bedugul. Ada suatu kerinduan dalam hati saya untuk
bisa melayani pekerjaan Tuhan dalam sebuah acara retret. Lega rasanya setelah bisa
melayani, apalagi kalau pelayanan itu membuahkan hasil pertobatan bagi orang lain.
Satu orang bertobat seluruh isi surga bersukacita, itulah yang diharapkan Tuhan dan
yang akan dirasakan dalam hati setiap pelayanNya. Menjadi pelayan Tuhan itu tidak
mudah, saya boleh mengalami dulu jatuh dan bangunnya kehidupan rohani. Mengalami juga menjadi bayi rohani yang harus banyak diisi supaya siap bila ada tantangan
dan cobaan hidup. Saya bersyukur kalau boleh mengalami berbagai macam masalah
dalam kehidupan rohani, karena itu yang membuat pengalaman yang nantinya akan
bisa saya sharekan untuk menguatkan orang lain yang mengalaminya.
Dalam bacaan hari ini dikatakan “untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang
kami berikan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Ayat itu boleh menguatkan saya sebagai pelayan Tuhan. Saya percaya setiap kita
sudah dipanggil sesuai rencanaNya untuk melayani Dia, untuk membantu orang lain
menemukan Kasih Allah melalui pertobatan. Dia sudah terlebih dulu memberikan KemulianNya pada kita sebagai pelayanNya. Maka dari itu marilah kita jangan ragu ragu untuk bisa menjadi pelayan Tuhan. Karena sudah dijelaskan dan diteguhkan pula
dengan ayat berikutnya “berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran - ajaran.” Ya
saya percaya dan yakin dengan menjadi pelayan Tuhan Ia akan mengasihi kita karena
Ia menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan yang baik kepada kita.
Maka dari itu marilah kita benar - benar mencintai dan terus merindukan pelayanan
supaya banyak jiwa - jiwa merasakan jamahan Tuhan dan mengalami pertobatan.
Ingat kita semua dipilih untuk diselamatkan dan menyelamatkan banyak orang untuk
bisa merasakan Kasih Allah.
Bapa yang ada di dalam surga, kami mohon kuatkan kami untuk benar - benar siap
menjadi pelayanMu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik. Semoga semua
pelayanan yang akan kami lakukan berkenan kepadaMu dan memenangkan banyak
jiwa mengenal dan mengalami pertobatan. Kami percaya kita semua sudah dipilih
untuk diselamatkan. Amin
Yudi
Vol. 33/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 29
29 Agustus 2012 : Kebenaran
Wafat St. Yohanes Pembaptis
Yer 1:17-19, Mzm 71:16, 15ab, 17, Mrk 6:17-29
Mrk 6:20 “… Yohanes adalah orang yang benar dan suci …”
Kehidupan para nabi pada masa perjanjian lama seperti nabi Yeremia sudah mengalami banyak tantangan dan rintangan bahkan sampai mengurbankan diri mereka hingga mati mengenaskan. Karena mereka diutus oleh Allah untuk mewartakan kebenaran
sabda Allah di tengah umat dan para penguasa. Terkadang pewartaan mereka tidak
didengarkan bahkan mereka dianiaya, namun mereka tidak putus asa karena iman
mereka kuat dan kokoh serta percaya bahwa Tuhan selalu menyertai mereka. Begitu
pula St. Yohanes Pembaptis yang kita peringati wafatnya hari ini. Ia diutus Allah untuk
mempersiapkan jalan bagi Tuhan dengan menyerukan pertobatan karena kerajaan
Allah telah dekat (bdk. Mrk 1:4).
Figur nabi besar ini menunjukkan kapasitas iman yang berani menyatakan kebenaran
tanpa takut dinilai buruk atau dijauhi orang. Kepada Herodes ia dengan keras menegur
“Tidak halal engkau mengambil istri saudaramu” (Mrk 6:18). Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan berusaha membunuhnya.
Mencintai kebenaran berarti menyangkal diri dari cinta diri (egoisme) yang sering bersembunyi di dasar hati kita. Sikap hati ini dapat dibangun hanya dengan melatih diri
setiap hari dengan tekun. Ketika kita telah terbiasa memberi ruang pada kebenaran
dan mempraktekkannya dalam perilaku kita, hidup keseharian akan menjadi saksi kebenaran yang berseru lebih lantang daripada banyak kata.
Pewartaan Sabda Allah sering mendapat tantangan baik dari lingkungan Gereja sendiri
maupun yang datang dari kepercayaan yang lain. Namun apakah kita mau bertahan
dan setia pada iman kita? Di hadapan banyak tantangan apakah kita masih sanggup untuk memberikan kesaksian tentang kebenaran walaupun harus berakhir dengan
mengorbankan nyawa? Ataukah kita takut dan bersembunyi dari semuanya itu? Semoga dengan kekuatan Roh Kudus kita dapat mengikuti teladan St.Yohanes Pembaptis
yang berani memberi kesaksian tentang kebenaran.
Sr. M. Grazia, OSB
30
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 33/2012
30 Agustus 2012 : Bersyukur
Ghebre Michael, Eustaqio van Lieshout
1Kor 1:1-9, Mzm 145:2-3,4-5,6-7, Mat 24:42-51
1 Kor 1:4 Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih
karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus.
Ada sebuah cerita tentang si pengemis buta yang sedang menanti uluran tangan orang
– orang di pinggir jalan. Dia menaruh topi untuk tempat orang melemparkan koin – koin
sumbangannya dan sebuah papan bertuliskan “SAYA BUTA, TOLONG BANTU SAYA”. Kemudian lewat seorang pemuda, dia merogoh kantung celana dan memberikan uang ke
dalam topi si pengemis buta tadi. Tapi tidak hanya itu, dia mengambil papan tulisan
si buta tadi, membaliknya, dan menulis kata – katanya sendiri kemudian menaruhnya
kembali di samping topi si pengemis tadi agar orang – orang lain yang lewat bisa melihatnya. Lalu dia beranjak pergi. Selepas dia pergi, sepanjang hari banyak orang yang
melemparkan koin ke dalam topi si pengemis buta itu, hampir penuh sampai batas topi
itu. Kemudian sang pemuda yang tadi mengganti tulisan di papan si pengemis itu kembali untuk melihat apa yang terjadi, si pengemis mengenali langkah kaki sang pemuda
itu dan kemudian bertanya apa yang dia tuliskan di papan sehingga banyak orang
melemparkan koin padanya. Jawab sang pemuda “Aku hanya menuliskan kebenaran,
tapi dengan cara yang berbeda.” Tulisan yang dia tulis adalah “HARI INI BEGITU INDAH,
DAN SAYA TIDAK DAPAT MELIHATNYA”.
Kadang kita seperti orang – orang yang lewat setelah sang pemuda tadi. Harus disadarkan akan sesuatu terlebih dulu sebelum benar – benar merasa bersyukur. Harus
melihat penderitaan orang lain terlebih dulu baru merasa bahwa kita jauh lebih beruntung daripada mereka. Padahal hal – hal yang sering kita anggap kecil setiap harinya,
seperti bangun di pagi hari, menghirup udara, itu berkat Tuhan yang harus selalu disyukuri kan? Bukan cuma saat kita memperoleh rejeki atau ketika kita memenangkan sebuah hadiah. Belajar untuk selalu bersyukur itu bukan pekerjaan yang mudah memang,
bersyukur untuk hal – hal baik saja kadang masih sering kita lupakan, apalagi bersyukur
ketika Tuhan boleh membiarkan kita merasakan sedikit penderitaanNya. Tapi pekerjaan
yang sulit bukan berarti pekerjaan yang tidak bisa dilakukan. Ayo mulai sekarang sama
–sama belajar bersyukur buat berkat dan pencobaan yang boleh Tuhan berikan di
dalam hidup kita. ^^
maia
Vol. 33/2012
www.DOJCC.com
Fresh JUICE ! 31
31 Agustus 2012 : Berjaga - Jaga
1Kor 1:17-25, Mzm 33:1-2,4-5,10ab,11, Mat 25:1-13
Mat 25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya
Terkadang dalam mempersiapkan suatu acara, seringkali terjadi suatu hal
yang di luar dugaan kita. Walaupun kita sudah berusaha tuk mempersiapkan
segala sesuatunya dengan baik dan matang. Apalagi kalau acara tersebut tidak dipersiapkan dengan baik oleh kita. Misalnya, kita tidak memperhitungkan
hal terburuk yang akan terjadi. Kita terlalu percaya diri dengan apa yang sedang kita persiapkan dan tidak menyiapkan plan B kalau plan A tidak berjalan
sesuai dengan harapan.
Demikianlah dalam kehidupan rohani kita, ada orang yang begitu percaya
bahwa dia akan masuk ke Kerajaan Surga kalau sudah dibaptis. Sehingga
orang tersebut tidak melakukan hal yang baik dalam kehidupannya, tidak
menjalankan sabda Tuhan, tidak berusaha membawa teladan Yesus itu sendiri
dalam kehidupan kita. Yang kita lakukan hanya sebatas di perkataan saja. Padahal yang dibutuhkan dari kita adalah lebih dari itu supaya Salib Kristus tidak
menjadi sia-sia (1Kor 1:17 Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis,
tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan,
supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia).
Marilah kita bersama-sama selalu siap berjaga-jaga dalam kehidupan kita
seperti halnya kelima gadis bijaksana yang membawa serta minyak dan pelita
dalam menunggu pengantin. Sumber minyak yang kita butuhkan supaya pelita kita dapat menyala dengan terang ialah Allah sendiri. Karena itu hubungan
kita dengan Allah harus selalu ada dan dipelihara. Kita harus selali siap dan
siaga mendengarkan dan melaksanakan sabda-Nya. Perbuatan-perbuatan
baik kita kepada sesama, itulah pelita terang yang menunjukkan kita kedatangan Kristus sebagai Mempelai Gereja dalam hati kita, bagaikan dalam pesta
pernikahan.
Santo-Kuala Lumpur
32
Fresh JUICE !
www.DOJCC.com
Vol. 33/2012
Download