Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Diakon Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke : Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W Syalooommm!! Ken ken kabare....? Becik...becik...Sehat... Semoga kita selalu dalam lindunganNya. Puji Tuhan setelah retret DOJ di Bedugul Juli kemarin, banyak teman baru yang kita temui. Teman-teman yang penuh semangat dalam melayani Tuhan. WOW!! Setelah retret memang masa-masa yang menyenangkan, kita serasa habis di-charge, semangat berkobarkobar untuk melayani Tuhan. Itu semua karena CINTA. Cinta Mula-Mula, Cinta dimana kita pertama kali memahami Kasih Tuhan, Dia yang telah lebih dahulu mengasihi dan kita rindu membalas cintaNya. Cinta Mula-mula ini harus tetap kita jaga dan selalu diingat terutama saat semangat pelayanan mulai kendur. Biarlah Roh Kudus selalu berkobar-kobar dalam diri kita dan biarlah Rohmu menyala-nyala melayani Tuhan. Semoga Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi. Nathasa Fresh JUICE ! managed by : Vol. 33/2012 www.DOJCC.com www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 1 1 Agustus 2012 : Carilah Mutiara yang Indah Alfonsus Maria de Liguori Yer 15:10,16-21, Mzm 59:2-3,4-5a,10-11,17-18, Mat 13:44-46 Mat 13:44-46 “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.” Membaca ayat ini mungkin membuat hati kita bertanya-tanya, sedemikian indahnya kah Kerajaan Sorga sampai-sampai pedagang itu menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu? Bagi setiap kita yang sudah pernah mengalami kasih Tuhan dan pernah merasakan betapa indahnya hidup dalam Tuhan tentu meng-amini ayat diatas bahwa sesungguhnya Kerajaan Sorga lebih indah dari apapun di dunia ini. Dalam ayat ini dikatakan juga bahwa Kerajaan Sorga bukan hanya merupakan harta namun juga sesuatu yang sungguh indah. Kita sesungguhnya telah menemukan mutiara yang indah saat kita menerima Sakramen Baptis dan menerima Yesus sebagai Tuhan dalam hidup kita. Namun belum tentu kita lalu menjalankan hal yang dilakukan seperti cerita pedagang di atas yaitu menjual seluruh harta miliknya untuk mencari dan membeli mutiara yang indah tersebut. Apakah dengan membaca ayat tersebut lalu kita harus menjual harta milik kita untuk mendapatkan Kerajaan Sorga? Memang banyak santo dan santa yang melakukan hal seperti pedagang tersebut, dan para pastor juga suster juga menjalankannya. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana dengan kita orang yang bekerja untuk mencari nafkah sehari-hari atau orang yang hidup dalam berkeluarga? Kita juga dapat menjalankan suatu sikap yang diajarkan oleh Kristus agar kita bisa mendapatkan mutiara yang indah atau Kerajaan Sorga dalam hidup kita yaitu dengan cara memiliki sikap miskin di hadapan Allah. Seperti yang Yesus katakan “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga”. (Matius 5:3) Apa maksudnya dengan sikap miskin di hadapan Allah? Maksudnya adalah selalu memandang setiap rejeki, kekuasaan, jabatan, harta dan talenta adalah titipan dan karunia Tuhan semata-mata untuk kita. Kita memandang semuanya itu adalah sesuatu yang musti kita pergunakan sebagaimana mestinya dan kita kembalikan untuk memperbesar Kerajaan Allah. Memang tidak mudah. Namun dengan kekuatan dan penyertaan Tuhan, pasti BISA! Selamat mencari “mutiara yang indah .... “ Yovie 2 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 33/2012 2 Agustus 2012 : Perumpamaan tentang Pukat Eusebius Vercelli, Petrus Yulianus Eymard, Yohanes dr Rieti, Petrus Faber Yer 18:1-6, Mzm 146:2abc,2d-4,5-6, Mat 13:47-53 Matius 13:47 “Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan.” Perumpamaan tentang pukat menggambarkan orang yang memilih Kristus dan bersedia menjadi muridNya. Namun dalam kenyataan hidup, tidak semua orang yang memilih menjadi murid Kristus, hidupnya menjadi lebih baik; tidak sedikit dari mereka yang memilih menjadi murid Kristus tetap hidup dalam semangat lama dan buruk. Demikianlah bahwa dalam pukat kerajaan surga ada orang-orang baik dan juga orang-orang jahat yang tetap hidup dalam semangat duniawi dan kedagingannya. Hidup menjadi murid Kristus adalah sebuah pilihan. Setiap saat kita senantiasa diberi tawaran untuk memilih hidup menurut semangat Kristus atau tidak; berbuat baik atau jahat. Setiap pilihan hidup kita membentuk jiwa kita sebagai yang baik atau buruk. Atas kebenaran inilah, para malaikat akan memilah jiwa manusia pada akhir jaman. Bagaimana pilihan-pilihan hidup kita selama ini? Ingatlah, menjadi orang baik dan menjadi orang jahat adalah sebuah pilihan. Beberapa di antara murid adalah para nelayan. Mereka memahami apa yang dimaksudkan oleh Guru mereka ketika Ia menjelaskan pekerjaan baru mereka dengan menggunakan perumpamaan tentang pukat. Mereka harus menebarkan pukat Firman-Nya ke dalam lautan bangsa mereka dan juga segala bangsa untuk bisa membawa banyak orang kepada Kristus. Gereja terdiri dari mereka yang sudah dipanggil dari segala generasi, ras dan masa. Ketika pukat itu menjadi penuh dan ditarik ke pantai, kemudian akan ada pemisahan antara yang baik dengan yang buruk yang terbawa di dalam pukat itu. Orang-orang Kristen yang munafik dengan yang tulus kemudian akan dipisahkan. Yang baik akan dikumpulkan di dalam pasu yang baik, yang kemudian disimpan baik-baik, sementara yang buruk akan dibuang sebagai sampah yang tidak berguna. Ketika masih ada di dalam air laut, tidak diketahui apa saja yang ada di dalamnya. Para nelayan sendiri tidak bisa membedakan. Tetapi mereka kemudian menariknya ke pantai untuk menemukan apa yang baik di dalamnya. Yesus menetapkan bahwa mereka tidak akan melakukan pekerjaan mereka sendiri, tetapi akan saling menolong untuk menarik pukat itu. Tidak ada orang yang bisa membawa banyak ikan dari lautan bangsa-bangsa sendirian saja. Sekarang Kristus mengundang kita untuk menebarkan pukat Firman Allah ke lingkungan, agar kita bisa membawa banyak jiwa kepada Yesus. Yudi Vol. 33/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 3 3 Agustus 2012 : Adakah Tempat di Hatimu ? Yer 26:1-9,Mzm 69:5,8-10,14, Mat 13:54-58 Yer. 26:3 Barangkali mereka mendengarkan engkau Baru-baru ini kita dikejutkan dengan aksi jalan kaki yang dilakukan oleh salah satu dari korban Lumpur Lapindo Sidoarjo, Jawa Timur, Haris Wandi (44) setelah menempuh perjalanan selama 25 hari sejak 14 Juni 2012. Ia membawa dan menyampaikan tuntutan warga yang selama ini tidak mendapat ganti rugi dari pemerintah. Lebih dari itu, di Istana Kepresidenan, ia mau mengibarkan bendera merah putih di Istana dan baca Pancasila agar didengarkan Presiden. Syukurlah bahwa hal yang buruk tidak terjadi pada diri Haris, ketika ia melakukan aksi jalan kaki serta menyampaikan aspirasinya di depan istana presidan Susilo Bambang Yudoyono. Kisah di atas mengingatkan kita akan situasi yang dihadapi oleh nabi Yeremia, ketika Tuhan mengutusnya untuk menyampaikan pesan-Nya kepada umat Israel pada masa pemerintahan raja Yoyakim. Meski pesan yang disampaikan oleh Yeremia dan Haris berbeda dalam waktu dan tempat, tapi mereka memiliki visi yang sama untuk menyampaikan sesuatu yang lebih berharga dari segala sesuatu yakni menyangkut hidup. Apa relevan kedua kisah di atas dengan situasi dan kehidupan kita sebagai orang beriman, khususnya dalam hidup berkomunitas dan menggereja saat ini. Gereja sebagai komunitas umat beriman, apakah kita memiliki visi yang sama sebagaimana yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus. Atau sebaliknya, sebagaimana yang kita dengar dalam bacaan injil hari ini mengenai penolakan dan ketidakpercayaan orang sekampung-Nya akan pengajaran dan Kuasa Yesus yang berasal dari Allah. Mereka melihat Yesus sebagai anak tukang kayu biasa dari Nazaret, tapi tidak melihat pesan kebenaran tentang hidup dan keselamatan yang dibawakan olehNya. Mungkin selama ini di dalam hidup berkomunitas atau menggereja, kita enggan untuk melihat sesuatu hal yang lebih baik dalam diri orang lain atau kelompok yang tidak seiman dengan kita. Kita hari ini diingatkan oleh Tuhan Yesus melalui sabda dan pengajaran-Nya agar membuka hati sehingga benih kehidupan bertumbuh dan merekah dalam kehidupan bersama baik dalam hidup bermasyarakat dan bergereja. Tuhan Yesus, semoga sabda-Mu hari ini mendapat tempat di hati kami serta berbuah demi membangun kerajaan Bapa kini dan selamanya. Fr. Anis, MGL 4 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 33/2012 4 Agustus 2012 : DILEMA Yohanes Maria Vianney Yer. 26:11-16, 24Mzm 69:15-16, 30-34Mat. 14:1-12 Mat 14:5, “Herodes ingin membunuhnya tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi.” Dilema adalah bagian dari hidup yang terkadang kita dihadapkan akan dua pilihan dan kita diharuskan memilih salah satu dari dua pilihan tersebut dan tidak bisa memilih kedua-duanya. Bingung adalah bagian dari situasi dilema yang menjurus ke arah kawatir dan takut kalau-kalau keputusan yang kita ambil itu salah. Bacaan injil hari ini mengisahkan bagaimana raja Herodes mengalami dilema ketika ia ingin membunuh Yohanes tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. Mengapa Herodes ingin membunuh Yohanes? Karena Yohanes menegur raja Herodes yang mengambil istri saudaranya Herodias menjadi istrinya sendiri. Setelah itu, Herodes mengakui kesalahannya dan sejak itu dia senang mendengarkan ajakan-ajakan Yohanes untuk bertobat. Kemudian suatu hari pada saat pesta, Herodes dihadapkan lagi dengan suatu dilemma ketika dia berjanji untuk memenuhi apa saja keinginan dari seorang gadis yang menari di depannya dan di hadapan raja-raja yang lain karena gadis itu menyenangan hatinya. Seperti yang kita tahu, keinginan si gadis adalah berasal dari ibunya yakni meminta kepala Yohanes pembaptis. Maka sedihlah hati raja Herodes ketika diharuskan membunuh Yohanes. Dalam mengadapi sebuah dilemma, kita diajak untuk selalu menjadi bijaksana. Bijaksana berarti mempertimbangkan dengan matang, melihat resiko-resiko yang mungkin akan terjadi, dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Para orang kudus mengatakan bahwa janganlah sekiranya kita mengambil suatu keputusan dalam keadaan emosi yang tidak stabil karena keputusan yang diambil akan menjadi bias alias tidak masuk akal. Selain itu, dalam mengambil keputusan penting apalagi kalau menghadapi dilemma, kita diajak untuk membicarakannya dengan orang yang kita percayai seperti pembimbing rohani, konselor dan lain sebagainya. Hal ini akan membantu kita dalam mengambil keputusan dilihat dari sisi orang lain yang lebih obyektif melihat dari luar diri kita. Tentu, tak ketinggalan dan yang paling penting adalah DOA. Dalam keadaan dilemma, kita diajak untuk menyerahkan kepada Tuhan supaya yang terbaik dan menurut kehendakNyalah yang terjadi. Apakah kita mau berserah kepadaNya? Rm. Vincent, MGL Vol. 33/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 5 5 Agustus 2012 : Akulah Roti Hidup Kel 16:2-4,12-15, Mzm 78:3,4bc,23-24,25,54, Ef 4:17,20-24, Yoh 6:24-35 Yoh. 6:26 Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.” Ada seorang temanku, Clements namanya. Clements sering memberikan pandangan atau pikirannya dari seorang awam tentang pelayananku sebagai seorang imam. Aku merasa sangat didukung olehnya. Beberapa hari yang lalu, Clements mengunjungiku di pastoran. Dia begitu serius tidak seperti biasanya. Sementara kami bercakap tentang suatu persoalan, dia lalu dengan tegas membantah apa yang aku katakan. Dia menantang aku karena apa yang aku katakan tadi tidak adil menurut dia. Aku begitu kecewa dengan pertemuan kami itu. Di dalam hatiku saat itu, aku hendak menyuruhnya pulang. Aku tidak ingin mendengarkan lagi nasihatnya. Mengapa dia masih menasihati aku. Akukan lebih tahu dari dia tentang hal itu, pikirku. Dia selalu mendukung ide-ideku, tetapi hari ini dia berubah dan menantangku. Mulai dari saat itu hubungan pertemanan kami mulai renggang. Injil hari ini mengisahkan kepada kita tentang kesaksian Yesus tentang diriNya dan misinya di dunia ini. Orang Yahudi percaya bahwa seorang Mesias akan datang dan membawakan mereka manna dari Surga seperti Musa di Padang Gurun. Ketika orangorang melihat Yesus mereka berlari mendapatkan Dia. Lalu mereka bertanya, “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus telah mengetahui maksud mereka. Mereka mengharapkan bahwa Yesus akan memberikan mereka manna. Yesus mengetahui pikran mereka. Karena mereka mencari Yesus bukan karena perbuatan ajaib Yesus yang membawakan penyegaran rohani. Melainkan mereka mencari Yesus karena roti yang telah mereka peroleh. Mereka kecewa dan banyak yang pergi meninggalkan Yesus. Kita semua mempunyai harapan yang berbeda dari orang lain. Harapan itu harus selalu dipenuhi oleh orang tersebut. Kalau pada akhirnya orang tersebut tidak memenuhi harapan kita, kita merasa kecewa. Aku mengharapkan suatu dukungan berupa pujian. Namun kenyataannya temanku menunjukan dukungan lewat tantangan. Aku tidak mengerti dan tidak menyadari bahwa dia sangat mendukung aku. Seperti halnya orang-orang Yahudi. Mereka tidak menanggapi apa yang Yesus ingin berikan buat mereka. Mereka mengharapkan sesuatu yang lain, yakni roti yang fana. Marilah kita menyiapkan dan membuka hati kita untuk rahmat yang dibawakan Yesus kepada kita. Rm. Joseph, MGL 6 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 33/2012 6 Agustus 2012 : Nubuat Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya Dan 7:9-10.13-14/2Ptr 1:16-19; Mzm 97: 1-2.5-6.9; Mat 9:2-10 2 Petrus 1:16 : Nubuat tentang kemuliaan Kristus telah digenapi. Suatu hari, di tahun 1997, ada seseorang yang tidak saya kenal bertemu saya. Gadis itu mengajak saya melihat ruang kami biasa mengadakan Persekutuan Doa St. Algonz Denpasar. Saat itu kami baru selesai retret sehingga banyak sekali yang hadir tiap Sabtu malam. Gadis itu tiba-tiba berkata, “Ruangan ini seharusnya tidak sempit begini, mestinya panjang ke belakang.” Ajaib, hari Sabtunya, PD kami dikunjungi ketua BPK saat itu. Dan beliau mengatakan hal yang sama, “Ruangan ini sudah terlalu sempit untuk kalian. Mulai sekarang akan diperlebar ke belakang.” Itu terlaksana. Itulah salah satu bentuk nubuat. Banyak nabi sering bernubuat tentang apa saja yang Tuhan ingin lakukan bagi umatNya di masa yang akan datang. Misalnya nubuat nabi Elia tentang tiga tahun tanpa hujan. Dan itu benar-benar terjadi. Lalu Daniel menubuatkan teman sepenjaranya yang akan keluar dari penjara juga nubuatnya yang terkenal tentang tujuh tahun penuh kemakmuran dan tujuh tahun kelaparan di Mesir dengan menafsirkan mimpi Firaun. Itu pun terjadi demikian. Begitu pula kelahiran Yesus, Sengsara yang akan dialami Yesus, sampai kemuliaan kedatangan Yesus yang ke dua kali, telah dinubuatkan sejak Daniel mendapat penglihatan tentang kemuliaan dan kekuasaan Allah yang luar biasa di surga dan kedatangan seorang yang dia sebuat ‘Anak Manusia’ datang dari awan-awan dan diberikan kekuasaan dan kemuliaan seorang raja yang memerintah sepanjang masa (Daniel 7:7-10.13-14). Dengan begitu Daniel telah menubuatkan akan kenaikan Yesus ke surga setelah sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya dan sebelum hal itu terjadi, tiga rasul yakni Petrus, Yohanes, Yakobus diijinkan melihat kemuliaan Yesus yang seketika berubah wajah yang bercahaya dan jubah yang berkilauan. (2 Ptr 1:16-19). Nubuat adalah cara Tuhan mengijinkan umatNya mengetahui rencana-Nya bagi masa depan mereka. Inilah karunia yang membangun, tulis Rasul Paulus dalam 1 Korintus 14. Nubuat biasanya diucapkan orang tanpa ragu dan tanpa direncanakan terlebih dahulu. Terucapkan saja dari mulutnya, tetapi dikuasai oleh Roh Kudus. Orang yang mengucapkan biasanya yakin karena dia melihat sesuatu itu berubah dalam pandangannya, seiring dengan apa yang sedang terucap. Sedangkan yang mendengarkan nubuat itu biasanya hanya terheran-heran atau bertanya sejenak dalam hati, namun pasrah kepada Tuhan. Bila melihat nubuat menjadi kenyataan, barulah orang yang mengucapkan dan mendengarkannya menyadari hal tersebut dan iman mereka akan Tuhan semakin teguh dan bertumbuh. (narita) Vol. 33/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 7 7 Agustus 2012 : Biarkan Tuhan Mengerjakan Bagian-NYA dalam Hidupmu ! Sistus II, Kayetanus, Albertus dr Trapani, Agatangelus dan Kasianus Yer 30:1-2,12-15,18-22, Mzm 102:16-18,19-21,29,22-23, Mat 14:22-36 Mat 14:31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” Lihatlah telapak tanganmu. Ada beberapa garis utama yg menentukan nasib... -Ada garis kehidupan -Ada garis rezeki -Ada pula garis jodoh Sekarang, menggenggamlah... Dimana semua garis tadi ? ...semua garis tadi ada di dalam genggamanmu... apa artinya ?? • Apapun takdir dan keadaanmu kelak, semua itu ada dalam genggamanmu sendiri... itulah rahasia sukses.. Berjuang dan berusaha dengan keras untuk menentukan nasib sendiri (*) (*) Tapi, coba lihat lagi genggamanmu itu...!! Ternyata masih ada garis yang tidak ikut tergenggam Sisa garis itulah yang ada di luar kendalimu... - di sanalah letak kekuatan TUHAN yang gak akan mampu kita lakukan... itulah bagianNya TUHAN... O:) maka, genggam dan lakukan bagianmu dengan kerja keras dan dengan kesungguhan hati... tapi, jangan lupa... bawalah semua itu pada TUHAN karena tidak semua hal mampu kita lakukan... O:) ingat,... TUHAN selalu menjawab doa kita, tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Tapi, yg pasti, sesuatu yg terbaik untuk kita dalam rencanaNya...O:) So, no worries about your life ! Jangan cemas dan khawatir untuk kehidupan-Mu. Tetap berusaha sesuai bagianmu dan biarkan Tuhan turut campur tangan untuk mengerjakan bagian-Nya. KRIS 8 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 33/2012 8 Agustus 2012 : Iman yang Menyelamatkan Dominikus Yer 31:1-7, MT Yer 31:10,11-12ab,13, Mat 15:21-28 Mat 15:28: Maka Jesus menjawab dan berkata kepadanya: “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki,” Dan seketika itu juga anaknya sembuh. Iman artinya percaya kepada Tuhan. Orang beriman berarti orang yang mempunyai keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan . Melalui iman itulah manusia dapat memahami dan menghayati kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Ada sebuah kekuatan di dalam diri setiap orang beriman untuk selalu menggantungkan hidupnya dan pasrah kepada Sang Pencipta. Dalam perikop di atas di ceritakan tentang seorang perempuan Kanaan (dari daerah kafir) yang mencari Yesus untuk memohon kesembuhan bagi anaknya yang sakit. Pada mulanya Yesus tidak menjawabnya (ay 23) kemudian menolaknya dengan mengatakan bahwa Dia datang hanya bagi umat Israel (ay 24). Ibu tersebut tidak menyerah dan pergi karena jawaban Yesus tersebut, sebaliknya dia mendekat dan menyembah Dia sambil berkata :”Tuhan tolonglah aku (ay 25). Sikap ibu ini menunjukan kerendahan hati dan penyerahan total atas ketidakberdayaannya dalam menghadapi masalahnya, dan dia yakin YESUS ADALAH SATU-SATUNYA YANG DAPAT DIANDALKAN. Yesus kembali menolaknya dengan mengatakan bahwa misi perutusan-Nya hanya untuk bangsa Yahudi, namum Ibu tersebut sangat tegar dalam pendiriannya, walaupun dianggap bukan orang yang pantas untuk mendapatkan pertolongan dari Yesus ia tidak menyerah dan terus berjuang sampai akhirnya Yesus mengabulkan permohonannya. Kisah ini menunjukan bahwa hati Yesus selalu tergerak oleh belas kasihan dan siap untuk menolong siapa saja yang datang kepadaNya dengan penuh kerendahan hati dan kepasrahan dalam menghadapi segala persoalan. Sesulit apapun persoalan hidup yang kita hadapi hendaklah kita senantiasa mengharapkan dan mengandalkan Yesus saja, jangan sedikitpun berpaling dariNya. Jika permohonan belum dijawab bukan berarti Yesus tidak mendengarkan dan tidak peduli tapi Dia sedang merancang sesuatu yang lebih indah dan lebih baik dari yang kita inginkan. Maka teruslah kita memohon dan berharap karena rancangan Tuhan bukan rancangan manusia dan Tuhan selalu menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya. Doa:Tuhan Yesus tolong kami untuk dapat selalu setia dan berharap padaMu dalam keadaan apapun, walau doa-doa kami belum mendapat jawaban tapi kami percaya bahwa Engkau sangat mengasihi kami dan hanya akan memberikan yang terbaik bagi kami. Apapun keadaan yang kami alami itu adalah pernyataan kasihMu pada kami anak-anakMu.Tuhan Yesus tambahkan iman kami . Amin. Betty Vol. 33/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 9 9 Agustus 2012 : Anugerah Hati Nurani Teresia Benedikta dr Salib Yer 31:31-34, Mzm 51:12-13,14-15,18-19, Mat 16:13-23 Yer 31:33 Aku akan meletakkan Tauratku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka.” Banyak janji-janji palsu yang sering membuat orang kecewa. Membuat janji memang mudah, tetapi menepatinya itu sepuluh kali lebih sulit, misalnya janji mau pulang kerumah tepat waktu, janji tidak mau berbohong lagi, janji mau merawat diri sendiri, atau janji mau rajin belajar dan berdoa. Tuhanpun membuat perjanjian dengan manusia. Kok mau-maunya yah Tuhan bersusah payah membuat janji dengan manusia padahal Tuhan tidak butuh manusia. Tuhan yang selalu menepati janjinya harus bersusah hati dengan ketidaksetiaan manusia. Sepertinya Tuhan butuh manusia dan tidak bisa hidup tanpa manusia. Apa ini tidak bertolak belakang? Tuhan bersedia masuk dalam perjanjian dengan kita supaya Ia bisa menjadi Allah kita dan kita menjadi umatnya (cf Yer 31:33). Yang Tuhan dambakan dari kita adalah suatu ‘relationship’, yakni relasi hubungan yang serasi dan bahkan mesra antara kita denganNya. Ini tak lain mencerminkan siapa DiriNya sendiri. Hukum atau Tauratnya yang Ia ukirkan dalam hati kita tidak lain merupakan hukum kasih yang menjanjikan relasi yang harmonis bagi mereka yang mengikutinya. Yakinkah kita bahwa ini sudah terukir didalam hati kita, seperti yang Tuhan sudah janjikan melalui nabi Yeremia saat itu? Maukah kita menyisihkan waktu berdoa sehingga kita bisa mendengarkan suara hati kita? Suara hati kita yang memampukan kita mengasihi itu mahal harganya karena dibayar oleh darah Yesus sendiri. Yesus sudah membayar dosa dosa kita sehingga semuanya bisa diampuni. Marilah kita menghargai anugerah hati nurani kita dengan mau rajin mendengarkanNya di dalam keheningan doa. Fr. David, MGL 10 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 33/2012 10 Agustus 2012 : Berkat karena Memberi dengan Sukacita Pesta St. Laurensius 2 Kor 9 : 6 – 10 ; Mazmur 112 : 1-2, 5-6, 7-8, 9; Yoh 12 : 24 - 26 2 Kor 9:8 “Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.” Minta dong…, eh, enak aja , beli sendiri sanaaa..minta mama mu.. Atau seorang mama yang berteriak, ayooo kakakkkkk..bagi dong ke adeknya.. Ogah ah ma, ntar kue ku bisa habis kalau dibagi dengan adek.. Jangan gitu kak, adeknya juga pengen, kasih sedikit dong.. Mungkin itu adalah percakapan anak kecil yang sering kita dengar. Percakapan anak kecil. Banyak dari mereka yang tidak mau memberi kue atau apapun miliknya kepada orang lain. Mereka takut habis, jika mereka berikan sebagian ke orang lain. Anak kecil tidak akan bisa mencerna jika kita bilang, kasih saja, Tuhan nanti akan mencukupkan, akan mengganti pemberianmu dengan berkat dan suka cita. Walaupun ada juga orang tua yang berhasil menjadikan anaknya murah hati, dengan awalnya mungkin sedikit dipaksa, dan akhirnya memang akan menjadi kebiasaan anak tersebut. Itu semua memerlukan suatu latihan dan proses. Apakah kita juga seperti itu? Masih berpikir jika harus memberi kepada orang lain? Masih merasa tidak rela jika memberikan sebagian milik kita, bisa berupa barang atau waktu. Sama seperti bacaan pada hari ini. “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Kita sudah mulai terbiasa, memberi dengan kerelaan hati, baik waktu atau barang. Dan sampai sekarang ini, apakah pernah ada kejadian seseorang memberikan sedikit hartanya dan besoknya kemudian dia tidak punya uang untuk makan sama sekali? Tentu tidak pernah ada kejadian seperti itu. Karena Tuhan sudah berfirman : “Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.” Tidak hanya harta saja yang kita berikan dengan sukacita, tetapi bisa juga dengan waktu, untuk melayani Tuhan melalui sesama. Memberi dengan sukacita, sampai menjadi pelayan bagi sesama, seperti Tuhan bilang, : “Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa”, karena Yesus sendiri memberi contoh kepada kita, memberikan nyawaNya dengan penuh sukacita, dan melayani kita dengan kasih setiaNya, dan kita juga harus melayani Tuhan dengan penuh sukacita melalui sesama kita. Bisakah? Alin Vol. 33/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 11 11 Agustus 2012 : Iman Saya Lebih Kecil dari Biji Sesawi Hab 1:12, 2:4Mzm 9:8-9,10-11,12-13,Mat 17:14-20 Mat 17: 20 Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. Seberapa sering kita mendengar dan membaca ayat Matius di atas. Puluhan, atau mungkin sudah ratusan kali. Tapi seberapa banyak perkataan ayat itu meresap dalam hati kita. Bila kita memiliki iman sebesar biji sesawi saja (ukuran biji sesawi sangatlah kecil, mungkin kurang dari 1 mm), kita bisa memindahkan sebuah gunung, dan tidak ada yang mustahil ! Saat ini saya masih berada di rumah sakit, kaki saya masih sulit digerakan, saya masih menunggu keajaiban Tuhan. Saya sudah menunggu begitu lama, sudah hampir 3 bulan saya berada di rumah sakit, tapi kaki saya belum juga bisa bergerak. Saya masih menunggu keajaiban. Apabila keajaiban itu belum datang, apakah berarti iman saya masih lebih kecil dari biji sesawi ? Apa saya sebenarnya tidak punya iman? Sehingga Tuhan Yesus belum juga memberi mujisat ini ? Tidakkah doa dan pelayanan saya tidak bisa membuktikan pada Tuhan bahwa iman saya lebih besar dari biji sesawi. Saya masih belum bisa menjawab. Seorang teman memberi saya sebuah buku renungan iman, yang ditulis oleh pendeta pantekosta di Filipina. Saya membaca satu renungan tiap malam, terkadang banyak renungan yang sangat membosankan, dan akhirnya saya lewatkan. Beberapa hari kemudian, teman saya datang lagi dan bertanya, “Sudah dibaca bukunya?”. Dan saya menjawab apa adanya, “Banyak yang sudah saya tahu dan saya sudah baca hal seperti itu berkali kali, bahkan kadang saya menulis renungan seperti itu di Fresh Juice”. Tanda sadar, saya menjadi orang yang sombong. Teman saya menjawab, “Memang, kadang tidak ada yang baru dari bacaan-bacaan renungan. Namun apakah kita sudah menemukan Yesus ketika kita membaca itu? Ataukah kita hanya sekedar membaca saja? Sekedar menulis saja? Apakah hati kita tergerak, tersentuh, dan membuat hidup kita berubah setelah membaca itu”. Saya pun terdiam. Malam itu, saya tidak bisa tidur. Mungkin saya memang belum punya iman sebesar biji sesawi. Mungkin saya hanya mampu menulis renungan dengan kata kata yang indah. Mungkin tulisan saya bisa membuat orang lain tergerak dan terinspirasi. Tapi mungkin, hati saya sama sekali belum tergerak, mungkin saja jari saya yang menulis, menulis untuk orang lain, belum untuk saya sendiri. Iman saya masih lebih kecil dari biji sesawi, dan ego saya sebesar gunung yang akan dipindahkan. Jeff – Jakarta 2012 12 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 33/2012 12 Agustus 2012 : Kebahagiaan dan Salib HARI RAYA SP. MARIA DIANGKAT KE SURGA Why 11:19a, 12:1,3-6a,10ab, Mzm 45:10bc,11,12ab, 1Kor 15:20-26, Luk 1:39-56 Luk. 1:41 Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus” Sejak kecil aku selalu melihat bahwa kalau menjadi seorang Romo aku akan selalu bahagia dan tidak pernah mengalami kesulitan. Setelah aku di Seminari baru aku mengerti akan liku-liku panggilan ini. Aku menyadari bahwa di samping kebahagiaan di sana juga terdapat tantangan di dalam hidup. Kedua-duanya merupakan bagian dari hidup itu sendiri. Hari ini kita merayakan Pesta Maria Diangkat ke Surga. Injil hari ini mengisahkan kepada kita tentang Maria mengunjungi saudarinya, Elisabeth. Disana di katakana bahwa, ketika Elisabeth mendengarkan salamnya, anak yang di dalam kandungannya melonjak kegirangan. Maria, sang gadis desa itu di panggil dan dipilih Allah. Dia dianugerahi rahmat kegembiraan untuk menjadi Ibu Tuhan kita. Yang menjadi berkati utama adalah menjadi Ibu Yesus dan sebuah pedang yang akan menembusi buah tubuhnya. Ini berarti bahwa suatu ketika, Maria akan menyaksikan PuteraNya tergantung di kayu salib. Panggilan Tuhan adalah suatu rahmat dan rahasia yang besar buat kita. Namun panggilan itu berarti kesempatan di mana kita akan mengalami mahkota kegembiraan dan salib kesedihan yang menusuk jiwa. Kebenaran dari salib kesedihan itu bukan berarti Tuhan memanggil seseorang ke dalam suatu hidup yang mudah, nyaman dan suka cita yang sangat agois. Namun kita dipanggil ke dalam suatu misi yang membutuhkan suatu penyerahan diri yang utuh kepada kehendak Allah. Tuhan memilih dan memanggil seseorang untuk menjadi alatNya. Kita sekalian telah dipanggil dan dipilih Tuhan untuk mejadi alatNya. Kita dipanggil untuk bersakti tentang keselamatan Yesus. Kesaksian yang datang dari Allah itu melalui sengsara, wafat dan kebangitan Yesus. Dengan jalan itu, Yesus telah menunjukan kepada kita akan hidup di dalam realitas ini. Marilah kita merpegang teguh pada panggilan Maria, Ibu Tuhan dan Ibu kita sekali. Melalui Maria kita akan menemukan janji Allah yang datang lewat Yesus, PuteraNya yang Tunggal. Rm. Joseph, MGL Vol. 33/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 13 13 Agustus 2012 How Great is Our GOD Pontianus, Hippolitus, Markus dr Aviano Yeh 1:2-5,24-2:1a, Mzm 148:1-2,11-12ab,12c-14a,14bcd, Mat 17:22-27 Mzm 148 : 13” Biarlah semuanya memuji-muji Tuhan, sebab hanya namaNya saja yang tinggi luhur, keagunganNya mengatasi bumi dan langit”. Tuhan menciptakan kita masing-masing baik adanya. Sebelum dunia dijadikan, Ia membentangkan suatu rencana yang tepat untuk kehidupan kita. Dan dalam rencana ini Ia memiliki saat-saat kemurahan yang akan datang dalam kehidupan kita. Saatsaat ini tidak biasa. Semuanya adalah saat-saat yang mengubahkan tujuan hidup kita. Semua dirancang untuk membawa kita ke masa depan. Mungkin kita telah mengalami masa-masa yang buruk. Mungkin kita telah mencoba dan gagal. Sekarang mungkin kita sedang termenung dan tidak menantikan apapun yang baik, bahkan sudah berputus asa. Patahkanlah semangat kalah itu. Bangkit dan katalah,” Ini adalah hari yang baru. Itu mungkin tidak terjadi dimasa lalu, tapi akan terjadi suatu hari nanti. Aku tahu bahwa Tuhan mempunyai waktu-waktu kemurahan yang akan datang dalam hidupku!” Ada hal-hal menarik pada masa depan kita. Orang-orang yang tepat telah dipersiapan bagi kemajuan kita oleh Sang Pencipta alam semesta. Untuk setiap kemunduran, Tuhan telah merencanakan suatu kemajuan. Untuk setiap kegagalan, Tuhan telah merencanakan kemurahan. Untuk setiap kekecewaan Tuhan telah merencanakan pemulihan. Untuk setiap yang tidak adil, Tuhan telah merencanakan pembelaan. Sebuah penelitian yang menarik tentang anak belalang. Serangga ini tidak benar-benar dapat terbang, tetapi dapat melompat 200 kali tinggi badannya. Belalang muda belajar untuk terbang dan mengendarai angin. Saat angin bertiup dan puncak-puncak pohon bergesekan, insting belalang berkata:” Inilah waktuku untuk melompat” Jadi waktu yang tepat memang sangat penting. Belalang dewasa juga menunggu keadaan angin yang sempurna supaya mereka dapat berpindah bermil-mil. Sama seperti belalang, kita harus mengamati tanda-tanda kesempatan yang sama seperti belalang muda ini menunggu angin yang tepat datang untuk suatu lompatan yang luar biasa. Demikian pula dengan kita ada sebuah kesempatan untuk melompat keluar atau melangkah keluar dalam iman. Kita mencoba mengenali tanda dan pola-pola dalam kehidupan ini. Ada saat ketika kita tidak sedang mengalami banyak peningkatan. Kita hanya berusaha sebaik mungkin, dengan beriman dan bersikap baik pada orang lain. Beberapa tahun atau bulan berlalu, kemudian kita menyaksikan banyak peningkatan, kesempatan-kesempatan, kemurahan Tuhan. Apakah yang terjadi? Kita tahu bahwa itu tidak mungkin terjadi karena kekuatan kita sendiri. Kita telah melihat angin kemurahan Tuhan. Tuhan sedang memegang kendali, hanya suatu pergantian yang sederhana namun membuat perubahan yang sangat besar. Kita akan mencapai hal-hal yang tidak pernah kita anggap mungkin. Kita mungkin berkata,” Aku tidak melihat kesempatan ini terjadi untuk saya. Saya tidak mempunyai uang. Saya tidak mempunyai pendidikan, Saya tidak mempunyai bakat.” Tuhan mengatakan bahwa itu tidak akan terjadi karena kekuatan kita atau karena kuasa kita. Itu terjadi karena Tuhan Yang Mahakuasa. Segala sesuatu dapat berganti arah untuk kepentingan kita, seturut waktuNya. Saat ini Tuhan sedang menghembuskan napasnya kearah kita. Mari kita bangkit dan bermazmur bagiNya Lulu 14 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 33/2012 14 Agustus 2012 : Siapakah yang Terbesar dalam Kerajaan Surga? Maksimilianus Maria Kolbe, Stefanus dr Hungaria Yeh 2:8-3:4, Mzm 119:14,24,72,103,111,131, Mat 18:1-5,10,12-14 Matius 18:3 “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk kedalam Kerajaan Surga.” Jadi teringat drama pada saat retret He’s Still On Time kemarin. Disana diceritakan ada berbagai macam tokoh kartun seperti Hulk, Sailormoon dan Cat Women. Mereka mau masuk kedalam pintu surga, tetapi dihadang oleh Petrus sebagai penjaga pintu surga. Semua tokoh kartun yang datang untuk masuk kepintu surga tidak diperbolehkan, padahal mereka sudah berjasa dengan kekuatan mereka membantu keadilan dan kebenaran. Tetapi mereka masih saja dengan mengandalkan kekuatan pribadi, bukan mengandalkan Tuhan jadi jelas tidak mendapat bagian dalam kehidupan abadi di surga. Ada satu tokoh lagi di dalam drama namanya Andreas, dia sudah bawa Alkitab, pelayanan, kegereja tiap hari dll tetapi dia mengandalkan keegoisan, tidak mau mengajak orang lain untuk datang kepada Tuhan, maka dia juga tidak mendapat bagian dalam kerajaan Allah. Dalam renungan hari ini, para murid Yesus pun pernah mengalami sindrom Mesias saat mereka mempersoalkan siapa di antara mereka yang terbesar. Tiap-tiap orang merasa paling unggul, paling layak, paling berjasa, atau paling rohani. Yang diincar bukan lagi pelayanan, tetapi keuntungan. Itu sebabnya Yesus meminta mereka agar bertobat dan menjadi seperti anak kecil. Seorang anak tidak memedulikan status atau gengsi. Ia mengakui dirinya tak berdaya dan bergantung sepenuhnya pada orang lain. Inilah kerendahan hati sejati. Jika ingin masuk ke dalam kerajaan surga, seseorang tak boleh merasa dirinya berjasa. Tetap menjaga kerendahan hati seperti anak kecil. Yudi Vol. 33/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 15 15 Agustus 2012 : Nasehat Yeh 9:1-7; 10:18-22Mzm 113:1-6Mat 18:15-20 Mat 18:15 “… Jika ia mendengarkan nasihatmu, engkau telah mendapatkannya kembali” Selain Yehezkiel adalah seorang nabi, ia juga seorang imam, salah satu yang dipanggil Tuhan selama berada di Babel sekitar tahun 591 SM. Babel sangat terkenal sebagai tempat pembuangan bangsa Israel yang tidak taat kepada Allah dan terus berbuat jahat di hadapan-Nya. Para nabi yang diutus kepada bangsa Israel tidak mereka dengarkan, oleh karena itu Allah membiarkan mereka jatuh ke tangan raja Babel. Pembuangan ke Babel terjadi dua kali: pada tahun 597 SM ketika Yehezkiel diutus Tuhan sebagai nabi dan pada tahun 587 SM dimana Yerusalem dimusnahkan hingga seluruh harta kekayaannya dipindahkan ke Babel. Bacaan suci hari ini mengisahkan Tuhan berbicara kepada Yehezkiel dalam mimpi tentang orang-orang fasik di Yerusalem yang dibunuh. Tetapi tidak semua mati terbunuh karena Tuhan ‘menyayangkan’ mereka yang berseru kepada-Nya, mereka yang ditandai dengan huruf ‘T’ (bdk. Yeh 9:4). Melihat penyesalan mereka akan segala perbuatan jahat yang telah mereka lakukan dan dengan segenap hati memohon belaskasihanNya, Allah menyelamatkan mereka dan kota Yerusalem akan dibangun-Nya kembali. Sikap tobat penduduk Yerusalem patut menjadi contoh bagi kita: merendahkan diri di hadapan Allah atas segala dosa yang telah kita perbuat dan menjauhkan diri dari keangkuhan hati yang membuat kita jauh dari belaskasihan Allah. Kita yang telah mengalami kemurahan hati Allah dalam pengampunan dan peneguhan iman diutus oleh-Nya ke tengah komunitas masing-masing untuk menolong sesama saudara yang hidup dalam dosa. Kita diutus untuk menasehati mereka yang lengah dan beriman lemah. Penginjil Matius melukiskan secara rinci bagaimana Yesus mengajarkan pada murid-murid-Nya cara menasehati sesama saudara: pertama-tama dengan menegurnya secara pribadi. Bila ia lalu tidak bertobat, kita dapat menegurnya di hadapan dua atau tiga orang saksi. Namun bila ia masih tidak mau mendengarkan, kita dapat mengoreksinya di hadapan para jemaat. Tetapi bila ia tetap tidak mau bertobat, barulah kita dapat menganggapnya sebagai orang yang tidak mengenal Allah. Tahapan dalam menasehati sesama saudara yang hidup dalam dosa mencerminkan kesabaran hati Allah yang hendak Ia nyatakan kepada sesama melalui kita. Karena itu sangat penting bagi kita meyakini dan menyadari kehadiran Yesus di tengah komunitas kita yang berkumpul dalam nama-Nya. sebelum menasehati sesama saudara kita, baiklah kita berdoa bersama mempersembahkan maksud ini kepada Yesus. Ia yang menyertai dan mengasihi kita akan mendengarkan permohonan kita dan mengaruniakan rahmat pertobatan bagi saudara yang membutuhkan belaskasihan-Nya. Sr. M. Maura, OSB 16 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 33/2012 16 Agustus 2012 Kisah Orang Kudus : St. Stefanus dari Hungaria St. Stefanus dilahirkan sekitar tahun 969 di Hungaria. Nama yang diberikan kepadanya adalah Vaik. Ketika ia menjadi seorang Kristen pada usia sepuluh tahun, ia diberi nama Stefanus. Pada saat yang sama, ayahnya, Pangeran Hungaria, dan juga banyak kaum bangsawan lainnya menjadi Kristen. Namun demikian, ketika Stefanus menjadi raja, di negerinya itu masih banyak orang kafir. Sebagian penduduknya masih suka kekerasan dan kekejian. Jadi, Stefanus memutuskan untuk membangun Gereja yang kokoh di Hungaria. Usahanya itu diberkati Tuhan. Rahasia keberhasilan St. Stefanus dalam membimbing rakyatnya secara gemilang kepada iman Kristiani adalah devosinya kepada Bunda Maria. Ia mempercayakan seluruh kerajaannya dalam perlindungan Bunda Maria dan ia membangun sebuah gereja yang amat indah untuk menghormati Bunda Allah. Paus Sylvester II mengirimkan sebuah mahkota raja yang indah bagi Stefanus. Pusaka ini kemudian dikenal sebagai Mahkota St. Stefanus. Dalam masa Perang Dunia II, tentara Amerika merampas mahkota tersebut, tetapi akhirnya diserahkan kembali pada Hungaria pada tahun 1978. Stefanus seorang pemimpin yang tegas serta gagah berani. Ia menerapkan hukum yang adil. Namun demikian, ia juga lemah lembut serta penuh belas kasihan kepada mereka yang miskin. Sebisa-bisanya ia menghindari peperangan. Ia suka memberi bingkisan uang kepada para pengemis tanpa memberitahukan kepada mereka siapa dia sebenarnya. Suatu ketika ia sedang membagikan bingkisan dalam penyamarannya, ketika sekelompok pengemis yang brutal menyerang serta memukulnya. Mereka menarik-narik rambutnya, jenggotnya serta merampas kantong uangnya. Tak pernah terbayangkan oleh mereka bahwa mereka sedang mempermainkan raja mereka. Dan mereka tidak pernah tahu akan hal itu. Raja menerima segala penghinaan itu dengan diam-diam dan dengan rendah hati. Sekuat tenaga ia mengarahkan pikirannya pada Bunda Maria dan berdoa: “Lihatlah, Ratu Surgawi, bagaimana umatmu memperlakukan dia yang engkau jadikan raja. Jika mereka musuh-musuh iman, aku tahu apa yang harus aku lakukan terhadap mereka. Tetapi, karena mereka adalah kesayangan Putera-mu, aku menerima ini semua dengan sukacita. Aku mengucap syukur karenanya.” Malahan, seketika itu juga Raja Stefanus berjanji untuk berderma lebih banyak lagi bagi para pengemis. Stefanus menjadi raja Hungaria selama empatpuluh dua tahun. Ia wafat pada tanggal 15 Agustus 1038. St. Stefanus dinyatakan kudus oleh Paus St. Gregorius VII pada tahun 1083. Raja Stefanus seorang yang lemah lembut, penuh belas kasihan dan suka memberi bingkisan kepada para pengemis tanpa memberitahukan kepada mereka siapa dia sebenarnya. Pada hari ini, apakah yang harus aku lakukan untuk menjawab panggilanku mengasihi sesama tanpa pamrih? “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.” Vol. 33/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 17 17 Agustus 2012 : Disanalah Tempat Lahir Beta HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Sir 10:1-8, Mzm 101:1a,2ac,3a,6-7,1Ptr 2:13-17, Mat 22:15-21 I Pet. 2:16 Berlakulah sebagai orang-orang merdeka, tetapi janganlah memakai kebebasan sebagai alasan untuk berbuat jahat; kamu adalah orang-orang merdeka dan hamba-hamba Allah ‘Indonesia tempat lahir beta, pusaka abadi nan jaya, Indonesia sejak dulu kala selalu dipuja-puja bangsa’. Itulah sepenggal syair lagu dari Izmail Marzuki (mohon dikoreksi, apabila dia bukanlah pengarangnya). Penggalan syair lagu tersebut di atas, membuatku bangga dan bersyukur sebagai warga negara Indonesia. Aku bangga menjadi warga bangsa Indonesia dan tidak malu untuk menunjukkan identitas bangsaku yang sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai citra Allah. Kita dipuja, karena semangat gotong-royong yang mau menyampaikan kepada dunia, bahwa kita tidak layak lagi untuk dijajah selamanya. Kebanggaan itu semakin membara dalam hatiku, ketika aku berada jauh dari negriku yang tercinta Indonesia. Aku ingin merayakan hari lahir bangsaku bersama keluarga dan semua orang yang aku cintai di tanah Indonesia pusaka sekaligus abadi nan jaya. 67 tahun yang lalu kedua tokoh besar nasional Indonesia, mewakili seluruh rakyat bangsa Indonesia menyatakan sikap dan berlaku sebagai orang-orang merdeka di hadapan mata dunia kala itu. Kita adalah orang-orang merdeka sekaligus hamba-hamba Allah. Itulah tolak ukur sikap serta pendirian dari tokoh proklamator dan para pejuang bangsa kita. Sebagai orang merdeka dan sekaligus hamba Allah, aku menyadari bahwa kemerdekaan itu adalah anugerah dari Tuhan yang sudah semestinya aku syukuri dalam hidupku bersama dengan orang-orang disekitarku. Di sana ada amanat dari Tuhan yang dititipkan melalui para pejuang bangsa agar menghargai dan menggunakan anugerah itu untuk membangun bangsa. Sebagaimana teks dalam surat St. Petrus mengatakan, janganlah memakai kebebasan sebagai alasan untuk berbuat jahat. Pesan ini sangat penting bagi kita semua untuk merefleksikan sejauhmana aku menggunakan kebebasan ini sebagai orang-orang merdeka serentak hamba-hamba Allah. Dalam Injil hari ini, Tuhan mengecam orang-orang Yahudi yang menggunakan kebebasan mereka untuk mempertentangkan antara hak dan kewajiban mereka sebagai ‘warga Negara’ sekaligus umat Allah. “Adakah membayar pajak kepada kaisar itu suatu perbuatan yang melanggar hokum Taurat? Haruskah kami bayar atau tidak?” (Mat. 22:17).Semoga kita bukanlah termasuk orang yang dikecam oleh Tuhan Yesus. Kalaupun ada, marilah kita mulai hidup baru bersama dan dalam Tuhan Yesus melalui karya dan pelayanan sehari-hari. Tuhan Yesus, ajarilah kami dalam menggunakan serta mengisi kemerdekan ini untuk menyadari bahwa pemerintahan dunia ada dalam Tuhan; pada waktunya sendiri Ia akan membangkitkan pemimpin yang benar (Sir. 10:4). Tuhan Yesus, Engkau sendirilah pemimpin yang benar itu. Dalam diri-Mulah kami melihat cinta-kasih Bapa akan anakanak-Nya. Fr. Anis, MGL 18 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 33/2012 18 Agustus 2012 : Berkat Anak-Anak Angelus Agustinus Mazzinghi, Alberto Hurtado Cruchaga, Yohana Delanoue, Gervasius, Brunel, Paulus Charles Yeh. 18:1-10. 13b. 30-32, Mzm. 51:12-15. 18-19, Mat. 19:13-15 Mat 19:15, “Lalu Yesus meletakkan tanganNya atas anak-anak dan kemudian Ia berangkat dari situ.” Hampir di seluruh gereja dan dalam seluruh misa, anak-anak selalu mendapat berkat dari romo atau pastornya. Kadang-kadang dengan memberikan tanda salib di dahi ataupun dengan memberikan rumusan berkat Tritunggal mahakudus, “Dalam Nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus.” Hal ini dilakukan pada waktu sebelum mulai liturgi sabda, ataupun pada saat komuni atau setelahnya. Mengapa Gereja menganggap berkat kepada anak-anak itu penting? Karena anakanak diharapkan sejak kecil “menggantungkan” hidupnya kepada sang ayah atau ibu, yang dengan harapan yang lebih besar mereka dapat menggantungkan hidupnya kepada Allah Bapa di Surga. Selain itu dengan mendapat berkat, mereka akan diajak untuk mempunyai hati yang lebih bersyukur atas berkat-berkat yang lain dalam hidup yang mereka terima. Bacaan Injil hari ini mengisahkan anak-anak yang datang kepada Yesus dan mereka mendapatkan berkat dari Yesus dalam rupa penumpangan tangan. Sebelumnya mereka dihalang-halangi untuk datang kepada Yesus karena akan mengganggu aktivitas Yesus, tetapi Yesus berkata, “Biarlah anak-anak itu datang kepadaKu.” Ketika saya mengunjungi sebuah keluarga pada malam hari, setelah makan malam dan saatnya anak-anak untuk tidur, orang tua mulai membacakan salah satu kisah dalam Kitab Suci, kemudian berdoa bersama, biasanya Rosario dan diakhiri dengan pemberian berkat oleh kedua orang tua kepada anak-anaknya yang masih dibawah umur 12 tahun. Melihat peristiwa sederhana yang terjadi di dalam keluarga, aku menjadi bertanyatanya, seandainya seluruh keluarga di dunia seperti keluarga tersebut, alangkah indahnya dunia ini dan anak-anak mendapatkan berkat dari orang tuanya sebelum tidur. Ketika anak-anak mendapatkan berkat dari orangtuanya, ada rasa aman dan damai dalam diri sang anak. Berkat ini seperti bibit iman, harapan dan kasih yang akan tumbuh menjadi besar ketika sang anak beranjak dewasa. Bagi para orangtua ataupun calon orang tua yang membaca renungan ini, biasakanlah memberikan berkat kepada anak-anak khususnya sebelum tidur, sebelum berangkat sekolah dan pada saatsaat penting lainnya. Dijamin, berkat Tuhan Yesus akan tinggal dalam diri sang anak. Rm. Vincent, MGL Vol. 33/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 19 19 Agustus 2012 Kisah Orang Kudus : St. Yohanes Eudes Yohanes Eudes dilahirkan di Normandy, Perancis pada tahun 1601. Ia adalah putera sulung seorang petani. Bahkan sejak masih kanak-kanak, Yohanes telah berusaha meniru teladan Yesus dalam memperlakukan keluarga, teman-teman serta para tetangganya. Ketika usianya sembilan tahun, seorang anak lelaki menampar wajahnya. Yohanes merasa amat marah. Tetapi, kemudian ia ingat akan sabda Yesus dalam Injil: berikan pipimu satunya. Jadi, ia melakukannya. Orangtua Yohanes menghendaki putera mereka menikah dan memiliki keluarga. Dengan lembut tapi tegas, Yohanes meyakinkan mereka bahwa ia dipanggil untuk menjadi seorang imam. Ia masuk biara Ordo Pengkhotbah dan menerima pendidikan calon imam. Setelah ditahbiskan sebagai imam, suatu wabah penyakit menyerang Normandy. Wabah ganas itu mengakibatkan kesengsaraan yang hebat dan juga kematian. Pastor Eudes menawarkan diri untuk menolong mereka yang sakit, merawat baik jiwa maupun raga mereka. Di kemudian hari, Pastor Eudes menjadi seorang pengkhotbah misi yang populer di berbagai paroki. Sesungguhnya, sepanjang hidupnya ia menyampaikan 110 khotbah misi. St. Yohanes juga berperan penting dalam terbentuknya kongregasi-kongregasi religius: Kongregasi Suster-suster dari Maria Bunda Berbelaskasihan (SCMM) dan Kongregasi Suster-suster Gembala Baik (RGS). Pastor Eudes juga membentuk Kongregasi Yesus dan Maria (CJM) bagi para imam. Kongregasi ini bertujuan melatih para pemuda untuk menjadi imam paroki yang baik. St. Yohanes memiliki devosi yang kuat kepada Hati Yesus yang Mahakudus dan Hati Maria yang Tak Bernoda. Ia menulis sebuah buku tentang devosi-devosi tersebut. Yohanes jatuh sakit setelah menyampaikan suatu khotbah terbuka dalam cuaca yang amat dingin. Ia tidak pernah sepenuhnya sembuh kembali. Yohanes wafat pada tahun 1680. Ia dinyatakan “beato” oleh Paus St. Pius X pada tahun 1908. Paus menyebut Yohanes Eudes sebagai Rasul Devosi kepada Hati Yesus yang Mahakudus dan kepada Hati Maria yang Tak Bernoda. St. Yohanes Eudes dinyatakan kudus oleh Paus Pius XI pada tahun 1925. “Para pengkhotbah memukul semak-semak. Para imam yang menerima pengakuan dosa menangkap burung-burungnya!” ~ St. Yohanes Eudes “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.” 20 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 33/2012 20 Agustus 2012 : Ketika Allah Cemburu dan Sakit Hati Bernardus Yeh 24:15-24; Ul 32: 18-19.20.21; Mat 19:16-22. Ulangan 32:21a, “Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah. Mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka”. Ada sebuah keluarga yang diberkati luar biasa oleh Tuhan Allah. Mereka memiliki banyak anak. Mereka memiliki dan menikmati apa yang bagi tetangganya dan familinya yang lain masih sulit dijangkau. Lalu anak-anaknya mulai remaja. Sulit diatur. Tidak lagi berdoa apalagi ke gereja. Dan entah bagaimana caranya akhirnya ayah mereka terlibat dengan perselingkuhan, ibunya sakit hati, tidak berdoa dan ke gereja, bahkan ke dukun. Kacau balaulah keluarga itu. Perlu waktu yang cukup lama untuk anak-cucu keluarga itu diberkati lagi, tetapi itu pun setelah ibunya kembali hidup mengandalkan Tuhan. Kejadian sebaliknya, ada keluarga yang hidup sederhana, suatu hari terangkat dan dihormati orang karena dalam kesederhanaan itu mereka dengan tabah mendidik anak-anaknya untuk hidup dalam Tuhan dan menyerahkan hidup salah satu atau beberapa anaknya melayani Tuhan. Di masa tuanya mereka menikmati berkat-berkat Tuhan lewat anak cucunya. Itu mungkin kisah yang pernah kita baca dalam Kitab Suci atau kita dengarkan kesaksian orang-orang beriman yang berani terbuka mengisahkan perjalanan iman mereka dengan Tuhan. Mereka membuka mata kita, bahwa Tuhan cemburu dan sakit hati ketika kita mulai berpaling membiarkan dosa berkuasa atas hidup kita. Atau membiarkan diri kita hanya sibuk dengan harta, kekuasaan dan kenikmatan. Ketika Allah cemburu dan sakit hati, banyak hal bisa terjadi. Kepada orang yang dikasihiNya, salah satu yang terjadi, misalnya berkat-berkat ditutup atau membiarkan setan mengganggu hidup mereka, tetapi karena IA masih mencintai mereka, dan ingin agar rencana-Nya terlaksana lewat keturunan ini, maka IA pun tetap mengirim bantuan untuk menopang mereka sampai dengan rendah hati mereka kembali kepadaNya. Lalu berkat-berkat kembali dicurahkan bagaikan air mengalir. Ketika Tuhan cemburu dan sakit hati, IA masih tetap mencintai kita dan menginginkan kita kembali untuk melanjutkan karya yang telah dipercayakanNya kepada kita. Hari ini, bila kita menyadari bahwa kita telah menyakiti hati Tuhan, kembalilah kepadaNya. DIA pasti akan terhibur dan memperbaharui Janji-Nya dengan kita dan keturunan kita. (narita) Vol. 33/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 21 21 Agustus 2012 : For God is Always Possible Pius X, Paus Yeh 28:1-10, MT Ul 32:26-27ab,27cd-28,30,35cd-36ab, Mat 19:23-30 Mat 19: 26 Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” Retret “He’s still on time” tahun 2012 ini membawa kesan yang berarti buat saya pribadi. Berbeda dengan persiapan-persiapan seperti tahun sebelumnya, tahun ini kita coba persiapkan dengan matang. 2 bulan persiapan, mulai dari menyusun acara, menghubungi pembicara, sewa tempat, publikasi, dsb. Sebagai tindak lanjut APSE (Asean Pacific School of Evangelisation), ada beberapa misi yang dilakukan ke beberapa branch DOJ. Bulan Juli tahun 2012, misi dilakukan di Fiji dan Bali, termasuk juga ke Flores (Maumere). Tahun ini, sebagai koordinator retret saya bersyukur karena banyak team yang akan ke Bali. Diakon Mateus Wuwu dan Andy Moore Family adalah beberapa “new comers’ yg datang dan akan melayani dalam retret. Beberapa minggu sebelum pelaksanaan, banyak kejadian yang membuat saya pribadi merasakan memang mujizat Tuhan sungguh luar biasa. Nothing impossible for God. Dimulai ketika saya menjenguk dan membantu menjaga Mami Yohana (salah satu adorer caretaker di FX Kuta) yang mengalami kecelakaan, dan harus di rawat di rumah sakit. Dalam menjalani proses perawatan tersebut, saya jadi ingat akan kisah Lazarus – yang saat itu juga seakan segala macam pertolongan terlambat. Tapi, pada akhirnya Tuhan datang tepat waktu. Mami Yohana juga dalam kondisi yang cukup parah waktu itu, karena matanya mengalami pendarahan sehingga tidak bisa di buka. Dalam sakit yang ia derita, ia tetap mengajak saya untuk selalu berdoa (seperti doa Koronka dan Rosario). Takjub banget pokoknya. Kejadian berikutnya, adalah waktu saya dan diakon Matt menjumpai gadis remaja yang jatuh dari sepeda motor dan kepalanya mengeluarkan darah. Untung, waktu itu tepat juga ada Ambulance lewat, sehingga gadis ini dapat langsung di bawa ke RS Sanglah. Next, ketika panitia retret masih kekurangan peserta – dalam waktu seminggu sebelum hari H, Tuhan mencukupkan dan bahkan jumlah peserta di luar espektasi kami semula. Puncaknya, ketika Diakon Matt bercerita tentang mukjizat penyembuhan pada seorang ibu yang tuli, pada waktu misa penyembuhan di Maumere. Baru kali ini, Diakon merasa merinding ketika mendoakan seseorang, dan puji Tuhan mukjizat terjadi. God, you are very awesome !! Nothing is impossible You have done in our life. Kris 22 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 33/2012 22 Agustus 2012 : Iri Hatikah engkau Karena Aku Murah Hati? SP Maria, Ratu Yeh 34:1-11, Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6, Mat 20:1-16a Mat 20:15: Tidakkah Aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku ? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati ? Perumpamaan hari ini mengungkapkan kemurahan hati Allah dalam penyamarataan upah yang diberikan, yaitu 1 dinar , baik bagi mereka yang mulai bekerja dari pagi hari maupun bagimereka yang baru masuk pada saat-saat terkahir. Upah dalam perumpamaan ini adalah KESELAMATAN bagi siapapun dan kapanpun orang itu masuk dalam KerajaanNya. Allah tidak memperhitungkan lamanya masa bakti atau besarnya prestasi, karena yang terpenting adalah mereka semua mengerjakan pekerjaanNya dengan sikap hati yang selalu terarah dan berserah padaNya karena yakin Dia sungguh Maha Pengasih dan Penyayang, karena KerajaanNya bukan berdasarkan pada ganjaran dan masa bakti tapi lebih pada kemurahan hatiNya. Persoalannya adalah bahwa tidak semua pengikut Yesus memiliki hati yang lapang seperti Allah. Mereka yang sudah lama berbakti dan banyak berprestasi di ladang Tuhan merasa lebih berhak dari pada pendatang baru. Mereka menghitung-hitung jasa dan masa baktinya, sehingga kurang bisa turut bergembira(walaupun sesungguhnya mereka sangat beruntung karena telah terlebih dahulu mendapatkan jaminan keselamatan), mereka bahkan merasa iri hati atas anugerah yang diberikan Tuhan kepada orang yang baru bertobat. Sikap seperti ini dapat membalikkan keberuntungan yang telah dijanjikan kepada mereka.Sebab kepada orang yang sudah banyak mengorbankan diri demi Kristus dan sesama telah dijanjikan akan mendapatkan upah besar di surga. Tetapi dengan memandang dirinya lebih berjasa dan bahkan iri hati, janji itu batal. Alhasil, dalam pengadilan terakhir nanti “orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.” Doa: Allah Bapa kami yang Maha Pengasih, kami bersyukur dan berterima kasih padaMu karena Engkau telah menunjukkan KasihMu dengan memberi kesempatan kepada siapapun untuk mendapatkan keselamatan dalam Putera-Mu Yesus Kristus. Bantulah kami untuk dapat memanfaatkan sebaik mungkin setiap kegiatan, pekerjaan dan karya yang Engkau percayakan kepada kami untuk dapat melaksanakannya dengan penuh kasih karena kami melaksanakannya hanya bagiMu. Mampukan kami untuk dapat mensyukuri berkat-Mu yang telah kami terima tanpa harus merasa lebih berjasa dan iri terhadap sesama. Amin Betty Vol. 33/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 23 23 Agustus 2012 : Pakaian Pesta Surgawi yang Pantas Rosa dr Lima, Berardus dr Offida Yeh 36:23-28, Mzm 51:12-13,14-15,18-19, Mat 22:1-14 Mat 22:14 “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih” Mungkin tidak semua dari kita pernah menikahkan anak. Tetapi pastilah kita semua yang membaca pernah berulang tahun. Senang kan rasanya kalau teman teman datang ke pesta ulang tahun kita. Tapi pastilah kita kecewa kalau teman yang diundang tidak mau datang apalagi kalau alasannya tidak meyakinkan. Pesta pernikahan itu pentingnya jauh melebihi pesta ulang tahun. Ulang tahun itu setiap tahun, tetapi pernikahan selayaknya hanya satu kali seumur hidup. Pastilah anda dan saya belum pernah mendengar bahwa di satu pernikahan, semua tamu terhormat berhalangan hadir dengan berbagai macam alasan. Kalau saya yang bikin pesta, pastilah sangat kecewa dan marah besar. Tetapi Yesus mengumpamakan kondisi kerajaan Allah seperti ini. Begitu memprihatinkan. Tuhan kan juga punya perasaan seperti kita, bahkan lebih peka dan murni adanya. Pantaslah dia murka, apalagi kalau hamba utusannya disiksa dan dibunuh. Benar benar merupakan suatu tamparan dan penghinaan. Dan ini kepada Tuhan bukan kepada manusia. Tuhan mengundang semua orang. Ini terbukti Ketika Tuhan memerintahkan hambanya untuk mengundang semua orang orang yang ada di persimpangan jalan, alias semua orang bahkan yang tidak Ia kenal. Jadi kita semua diundang olehnya, semua orang termasuk “orang orang jahat dan orang orang baik” (Mt 22:10). Jadi kita semua dipanggilnya untuk menikmati perjamuan surgawi, tidak perduli latar belakang kita, apakah kita sudah banyak berbuat baik, atau kita pendosa besar. Semua dipanggilnya. Yang penting adalah ketika Ia menemui semua tamu tamunya. Ketika kita bertemu muka denganNya. Apakah kita siap dengan pakaian pesta yang pantas, yang menghormati sang Mempelai yang menikah? Pakaian pesta ini hanya usaha kecil dari kita yang membutuhkan waktu yang relatif singkat supaya kita bisa tampil pantas. Pakaian pesta ini lambang kita mau tampil maksimal, lambang kita mau bersuka cita bersama sama Tuhan yang sudah murah hati memanggil kita untuk menikmati perjamuan kudusnya. Pakaian pesta ini lambang kita mau seirama, seharmoni dengan suasana pesta surgawi. Jadi apa itu suasana pesta surgawi? Pesta surgawi itu pesta kasih. Kasih itu menurut santo Paulus penuh sabar, lemah lembut, murah hati, mau memaafkan, tidak iri hati dan sombong, tidak pemarah dan penuh pengharapan (cf 1Kor 13). Marilah kita mau berpakaian kasih saat kita masuk pesta surgawi. Pakaian kasih kita, yang walaupun ‘last minute’ penting nilainya dimata Tuhan. Ia yang melihat pakaian kasih kita akan memilih kita. “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedilkit yang dipilih” (Mat 22:14). Fr. David, MGL 24 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 33/2012 24 Agustus 2012 : Percaya Apa Yang Tidak Kelihatan Pesta St. Bartolomues, Rasul Why 21 : 9b – 14 ; Mzm 145 : 10 – 11, 12 – 13ab, 17 – 18; Yoh 1 : 45 - 51 Yoh 1:46 “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Hari ini, kita memperingati St Bartolomeus, salah satu murid Yesus yang juga dikenal sebagai Natanael Bar-Tolmai. Seperti yang dikisahkan dalam Yohanes 1 : 45-51, bahwa pada awalnya Natanael tidak percaya akan cerita banyak orang tentang Yesus. Namun ketidakpercayaan dari Natanael, bukan karena iman yang tidak percaya, melainkan karena kerinduan hatinya untuk bisa berjumpa dengan Yesus. Rindu untuk bertemu dengan Yesus yang diceritakan oleh banyak orang. Maka ketika Filipus mengajaknya untuk menjumpai Yesus, Natanael bersedia dan dia mengalami sebuah perjumpaan yang sangat mengesankan. Saat pertama kali bertemu , Yesus langsung mengatakan : “Lihat, inilah seorang Israel asli, tidak ada kepalsuan di dalamnya.” Natanael kaget karena Yesus telah mengenal dirinya dengan baik. Dalam ayat itu juga kita bisa mengetahui saat Yesus berkata, bahwa saat Dia mengatakan “sebelum Filipus memanggil, aku telah melihat Engkau di bawah pohon ara” dank arena itu Natanael baru percaya, tapi bukan karena Natanael tidak percaya iman, tetapi karena kerinduan untuk bertemu dengan Allah. Mungkin ada sebagian dari kita yang mempunyai sikap sok kenal, pada saat bertemu, mengatakan, : Wah, kamu hebat, aku telah mengetahui dirimu sejak lama, Engkau orang yang sangat sukses. Walau mungkin orang itu tahu karena mendengar cerita dari orang lain. Dan mengatakan itu untuk menyenangkan hati orang tersebut. Ada yang tidak asli dalam perkenalannya itu. Tidak sungguh-sungguh mengenal seperti Yesus mengenal Natanael. Kebanyakan dari kita, karena tidak pernah bertemu langsung dengan Yesus , sehingga tidak percaya bahwa Yesus sungguh mengenal kita, mengasihi kita dengan kasihNya yang sangat sempurna. Yesus tahu dengan jelas, apa yang terbaik bagi kita. Karena Tuhan itu adil dalam segala jalanNya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatanNya, seperti dalam Mzm 145 : 17. Tapi banyak yang tidak percaya akan hal itu. Bukti bahwa Yesus mengasihi kita sampai rela disalib , belum cukup untuk membuktikan hal itu? Apakah kita masih menunggu Yesus sendiri hadir di depan kita, dan berkata langsung kepada kita : Aku telah melihat kamu dan aku mengasihi kamu.. Apakah kita masih menantikan itu karena iman kita yang kurang percaya? Bukan karena kerinduan kita untuk bertemu dengan Yesus? Mari, kita belajar , untuk mempercayai Yesus, dalam ketiadaanNya alin Vol. 33/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 25 25 Agustus 2012 Kisah Orang Kudus : St. Yosef dari Calazanz Yosef dilahirkan pada tahun 1556 di kastil ayahnya di Spanyol. Ia kuliah dan menjadi seorang pengacara. Pada usia duapuluh delapan tahun, Yosef ditahbiskan sebagai imam. Pastor Yosef diserahi jabatan-jabatan penting dan ia melaksanakan tugas-tugasnya itu dengan baik. Namun demikian, ia merasa bahwa Tuhan memanggilnya untuk melakukan suatu karya istimewa bagi anak-anak miskin di Roma. Taat pada panggilan Tuhan, Pastor Yosef meninggalkan segala yang ia miliki di Spanyol dan pergi ke Roma. Di sana, hatinya tergerak oleh belas kasihan kepada anak-anak yatim piatu dan anak-anak gelandangan yang ia jumpai di mana-mana. Mereka diacuhkan serta diterlantarkan. Pastor Yosef mulai mengumpulkan mereka dan mengajarkan semua mata pelajaran umum kepada mereka, terutama tentang iman. Para imam yang lain mulai bergabung dengannya. Tak lama kemudian Pastor Yosef telah menjadi pemimpin dari suatu ordo religius baru. Tetapi, ia tak pernah membiarkan tugas-tugasnya sebagai pendiri dan pemimpin biara membuatnya berhenti mengajar anak-anak yang dikasihinya. Ia bahkan menyapu lantai kelas sendiri. Seringkali ia mengantarkan anak-anak yang kecil pulang ke rumah mereka ketika jam pelajaran telah usai. St. Yosef harus mengalami banyak penderitaan karena ulah beberapa orang yang hendak mengambil alih ordonya. Mereka ingin mengelolanya sesuai dengan cara mereka. Suatu ketika ia bahkan diarak di jalan-jalan bagaikan seorang tahanan. Ia nyaris dijebloskan ke dalam penjara, meskipun imam yang baik ini tidak melakukan kesalahan apapun. Ketika umurnya sembilanpuluh tahun, Pastor Yosef menerima kabar yang sangat menyedihkan. Ordonya dilarang terus berkarya. Namun demikan, menanggapi tragedi tersebut Pastor Yosef hanya mengatakan, “Tuhan yang mem beri, Tuhan yang mengambil; terpujilah nama-Nya. Karyaku diselenggarakan semata-mata karena cinta kepada Tuhan.” Dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1648, orang kudus ini wafat dalam tenang dan damai. Usianya sembilanpuluh dua tahun. Beberapa tahun sesudah wafatnya, ordonya, Ordo Imam-imam Piarist, diijinkan untuk melanjutkan kembali karya St. Yosef yang mengagumkan. St. Yosef dinyatakan kudus oleh Paus Klemens XIII pada tahun 1767 dan dinyatakan sebagai santo pelindung sekolah-sekolah Kristen pada tahun 1948 oleh Paus Pius XII. “Siapa yang bertanggung jawab mengajar haruslah dikarunia kasih-sayang yang mendalam, kesabaran yang besar, dan terutama, kerendahan hati yang luar biasa.” ~ St. Yosef dari Calasanz “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.” 26 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 33/2012 26 Agustus 2012 : Iman Yang Teguh Yos 24:1-2a,15-17,18b,Mzm 34:2-3,16-17,18-19,20-21,22-23, Ef 5:21-32, Yoh 6:60-69 Yoh. 6:56-66 Lalu Ia berkata: “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Kita sudah mendengar banyak orang pergi dan tinggalkan pekerjaannya karena banyak alasan yang sangat mendasar. Adalah suatu kenyataan bahwa mereka pergi dan meninggalkan pekerjaan itu karena tidak cocok dengan pekerjaan itu atau dengan teman kerjanya. Ada seorang temanku yagn meninggalkan pekerjaannya karena semua orang di tempat kerja itu tidak beragama katolik. Dia sangat marah dan frustrasi mendengar komentar mereka yang tidak baik tentang Gereja Katolik. Ketika Yesus menjelaskan tentang Roti Hidup yang adalah diriNya sendiri, yang akan membawakan suatu hidup yang kekal, para pengikutnya bersungut-sungut dalam hati. Mereka tidak mengerti perkataan Yesus itu. Namun demikian Yesus telah mengetahui hati mereka. Karena itu bertanya kepada mereka, “Apakah perkataanku ini menggoncangkan hatimu?” Merekapun tidak memberikan alasan apa-apa karena Yesus dengan jelas mengetahui pikiran mereka. Seperti yagn dikatakan bahwa setelah itu banyak pengikut yang pergi meninggalkan Dia. Setelah Yesus mewartakan Injil dan membuat tanda heran, banyak orang mengikuti Dia. Seperti yang kita dengarkan bahwa jumlah pengikutnya bertambah. Namun demikan ada sesuatu yang terjadi setelah Dia mengatakan apa yang sebenarnya. Mereka meninggalkan Yesus karena tidak sanggup menerima perkataan Yesus. Mereka tidak sanggup menghadapi kenyataan ini. Mereka tidak sanggup menghadapi tantangan hidup. Mereka merasa sangat ditantang oleh Yesus. Ada beberapa hal penting di dalam kejadian ini. Di sana terjadi suatu pembelotan. Mereka memutuskan untuk mengikuti Yesus. Namun kemudian setelah mereka merasa ditantang, mereka membelot. Mereka meninggalkan Yesus. Hal yang lebih buruk adalah bahwa Yudas yang sebelumnya dipilih untuk menjadi pengikut Yesus. Namun pada akhirnya menjadi seorang pengkianat. Dia kemungkinan akan menjadi seorang pahlawan. Namun kenyataannya menjadi seorang penjahat. Dia yang sebenarnya akan dipanggil menjadi seorang kudus. Namun pada akhirnya perbuatannya mendatangkan musibah bagi dirinya. Namun demikian ada suatu tekad yang teguh. Petrus dengan imannya yang dalam menjawab Yesus ketika Ia bertanya kepada Petrus. Petrus berkata: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.” Petrus sungguh meyakini bahwa tidak ada jalan atau tempat lain selain Yesus. Yesus adalah Sabda yang hidup. Marilah kita renungkan Sabda Tuhan hari ini sambil bertanya di dalam diri kita, apakah kita sungguh yakin akan Yesus sebagai Sanda yang hidup seperti Petrus. Atau kita akhirnya harus membelot setelah menyadapi pelbagai tantangan dalam hidup. Rm. Joseph, MGL Vol. 33/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 27 27 Agustus 2012 : Never Give UP !! Monika 2Tes 1:1-5,11b-12, Mzm 96:1-2a,2b-3,4-5, Luk 7:11-17 Luk 7 : 14 “ Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Sebuah cerita menarik tentang asal mula Kentucky Fried Chicken. Ayah dari Harland meninggal saat ia baru berusia 5 tahun.Ia putus dari sekolah dasar dan melarikan diri dari rumah, lalu berkeliaran sambil menerima pekerjaan apapun yang ia dapat temukan. Untuk mendapatkan sedikit uang lebih selama masa depresi, ia membuka sebuah restoran kecil, menyediakan makanan di pom bensinnya di sebuah kota kecil di Kentucky. Restoran kecil itu menjadi populer sehingga ia harus memperluasnya ke sebuah gedung diseberang jalan. Kebakaran menghancurkan tempat itu beberapa tahun kemudian, tetapi Harland tidak menyerah. Ia membangunnya kembali. Ayam goreng Kentucky-nya yang dibuat dari resep rahasia yang terdiri dari sebelas tanaman dan rempah menjadi begitu terkenal, sehingga Gubernur negara bagian menjadikan Harland seorang Kolonel kehormatan Kentucky. Tetapi tidak ada kehidupan yang santai bahkan bagi sang Kolonel. Ia telah berusia 60 tahun, mendekati masa pensiunnya saat sebuah jalan raya baru mengalihkan lalu lintas keluar dari kota kecilnya. Bisnisnya jatuh. Ia terpaksa menutup restorannya. Sebagian besar orang pada usianya mungkin akan menyerah dan pensiun. Tetapi tidak demikian dengan Kolonel Sanders. Ia tahu bahwa Tuhan yang memulihkan. Ia tahu bahwa Tuhan masih mempunyai suatu cara untuk mewujudkan impian-impiannya. Setelah menjual bisnisnya dan membayar hutang-hutangnya, Kolonel Sanders hanya mempunyai 105 dolar. Ia pergi satu kota ke kota yang lain dengan penggorengan ayamnya di belakang mobil trucknya sambil menjual ayamnya ke beberapa restoran. Tersebarlah berita dengan cepat bahwa ayam Kolonel Sanders sangat enak!! Pada saat ia berusia 70 tahun, Kolonel Sanders memiliki beberapa restoran Kentucky Fried Chicken di seluruh Amerika Serikat dan Kanada. Hari ini lebih dari 11.000 KFC diseluruh dunia. Tidak diragukan lagi bahwa anda telah merasakan sepotong ayam goreng Kolonel Sanders.Bila suatu waktu anda makan sepotong KFC, pikirkanlah tentang kuasa pemulihan Tuhan. Sesuatu hal yang nampaknya mustahil ketika Tuhan Yesus membangkitkan anak muda di Nain yang telah meninggal. Demikian pula ketika kita melihat usia Kolonel Sanders saat bisnisnya jatuh disaat usianya sudah tidak muda lagi. Namun Tuhan memulihkan membangkitkan kembali bisnis itu dengan kuasa yang adikrodati yang sama dialami oleh pemuda di Nain. Untuk waktu yang lama, kehidupan tampaknya memperlakukan Harland Sanders dengan keras. Ia dapat saja dengan mudah menyerah selama masamasa sukar itu. Tetapi Tuhan tahu kapan waktu yang tepat memulihkan membangkitkan kembali bisnisnya. Jika kita tetap tinggal dalam iman, menjaga hati kita supaya tidak menjadi tawar hati. Tuhan tidak hanya membawa kita keluar dari masalah itu. Ia juga kan memutar balik waktu. Tuhan akan mengembalikan sukacita, damai sejahtera kita sehingga kita bertumbuh menjadi lebih kuat, lebih bahagia dan lebih diberkati dibandingkan sebelumnya.Janganlah fokus terhadap “betapa besarnya masalah kita”, tetapi fokus “betapa besarnya Tuhan kita”.Nyatakanlah itu sebagai tekad kita dalam iman. Hal ini tidak akan mengalahkanku. Terimalah yang terbaik dari Tuhan..Never Give Up.. God bless us. Lulu 28 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 33/2012 28 Agustus 2012 : Dipilih Untuk Diselamatkan Agustinus 2Tes 2:1-3a,13b-17, Mzm 96:10,11-12a,12b-13, Mat 23:23-26 2Tes 2:13b “sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai” Setelah setahun lebih lamanya tidak melayani di retret, akhirnya bisa kembali ikut melayani pada bulan Juli kemarin di Bedugul. Ada suatu kerinduan dalam hati saya untuk bisa melayani pekerjaan Tuhan dalam sebuah acara retret. Lega rasanya setelah bisa melayani, apalagi kalau pelayanan itu membuahkan hasil pertobatan bagi orang lain. Satu orang bertobat seluruh isi surga bersukacita, itulah yang diharapkan Tuhan dan yang akan dirasakan dalam hati setiap pelayanNya. Menjadi pelayan Tuhan itu tidak mudah, saya boleh mengalami dulu jatuh dan bangunnya kehidupan rohani. Mengalami juga menjadi bayi rohani yang harus banyak diisi supaya siap bila ada tantangan dan cobaan hidup. Saya bersyukur kalau boleh mengalami berbagai macam masalah dalam kehidupan rohani, karena itu yang membuat pengalaman yang nantinya akan bisa saya sharekan untuk menguatkan orang lain yang mengalaminya. Dalam bacaan hari ini dikatakan “untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami berikan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita.” Ayat itu boleh menguatkan saya sebagai pelayan Tuhan. Saya percaya setiap kita sudah dipanggil sesuai rencanaNya untuk melayani Dia, untuk membantu orang lain menemukan Kasih Allah melalui pertobatan. Dia sudah terlebih dulu memberikan KemulianNya pada kita sebagai pelayanNya. Maka dari itu marilah kita jangan ragu ragu untuk bisa menjadi pelayan Tuhan. Karena sudah dijelaskan dan diteguhkan pula dengan ayat berikutnya “berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran - ajaran.” Ya saya percaya dan yakin dengan menjadi pelayan Tuhan Ia akan mengasihi kita karena Ia menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan yang baik kepada kita. Maka dari itu marilah kita benar - benar mencintai dan terus merindukan pelayanan supaya banyak jiwa - jiwa merasakan jamahan Tuhan dan mengalami pertobatan. Ingat kita semua dipilih untuk diselamatkan dan menyelamatkan banyak orang untuk bisa merasakan Kasih Allah. Bapa yang ada di dalam surga, kami mohon kuatkan kami untuk benar - benar siap menjadi pelayanMu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik. Semoga semua pelayanan yang akan kami lakukan berkenan kepadaMu dan memenangkan banyak jiwa mengenal dan mengalami pertobatan. Kami percaya kita semua sudah dipilih untuk diselamatkan. Amin Yudi Vol. 33/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 29 29 Agustus 2012 : Kebenaran Wafat St. Yohanes Pembaptis Yer 1:17-19, Mzm 71:16, 15ab, 17, Mrk 6:17-29 Mrk 6:20 “… Yohanes adalah orang yang benar dan suci …” Kehidupan para nabi pada masa perjanjian lama seperti nabi Yeremia sudah mengalami banyak tantangan dan rintangan bahkan sampai mengurbankan diri mereka hingga mati mengenaskan. Karena mereka diutus oleh Allah untuk mewartakan kebenaran sabda Allah di tengah umat dan para penguasa. Terkadang pewartaan mereka tidak didengarkan bahkan mereka dianiaya, namun mereka tidak putus asa karena iman mereka kuat dan kokoh serta percaya bahwa Tuhan selalu menyertai mereka. Begitu pula St. Yohanes Pembaptis yang kita peringati wafatnya hari ini. Ia diutus Allah untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan dengan menyerukan pertobatan karena kerajaan Allah telah dekat (bdk. Mrk 1:4). Figur nabi besar ini menunjukkan kapasitas iman yang berani menyatakan kebenaran tanpa takut dinilai buruk atau dijauhi orang. Kepada Herodes ia dengan keras menegur “Tidak halal engkau mengambil istri saudaramu” (Mrk 6:18). Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan berusaha membunuhnya. Mencintai kebenaran berarti menyangkal diri dari cinta diri (egoisme) yang sering bersembunyi di dasar hati kita. Sikap hati ini dapat dibangun hanya dengan melatih diri setiap hari dengan tekun. Ketika kita telah terbiasa memberi ruang pada kebenaran dan mempraktekkannya dalam perilaku kita, hidup keseharian akan menjadi saksi kebenaran yang berseru lebih lantang daripada banyak kata. Pewartaan Sabda Allah sering mendapat tantangan baik dari lingkungan Gereja sendiri maupun yang datang dari kepercayaan yang lain. Namun apakah kita mau bertahan dan setia pada iman kita? Di hadapan banyak tantangan apakah kita masih sanggup untuk memberikan kesaksian tentang kebenaran walaupun harus berakhir dengan mengorbankan nyawa? Ataukah kita takut dan bersembunyi dari semuanya itu? Semoga dengan kekuatan Roh Kudus kita dapat mengikuti teladan St.Yohanes Pembaptis yang berani memberi kesaksian tentang kebenaran. Sr. M. Grazia, OSB 30 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 33/2012 30 Agustus 2012 : Bersyukur Ghebre Michael, Eustaqio van Lieshout 1Kor 1:1-9, Mzm 145:2-3,4-5,6-7, Mat 24:42-51 1 Kor 1:4 Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus. Ada sebuah cerita tentang si pengemis buta yang sedang menanti uluran tangan orang – orang di pinggir jalan. Dia menaruh topi untuk tempat orang melemparkan koin – koin sumbangannya dan sebuah papan bertuliskan “SAYA BUTA, TOLONG BANTU SAYA”. Kemudian lewat seorang pemuda, dia merogoh kantung celana dan memberikan uang ke dalam topi si pengemis buta tadi. Tapi tidak hanya itu, dia mengambil papan tulisan si buta tadi, membaliknya, dan menulis kata – katanya sendiri kemudian menaruhnya kembali di samping topi si pengemis tadi agar orang – orang lain yang lewat bisa melihatnya. Lalu dia beranjak pergi. Selepas dia pergi, sepanjang hari banyak orang yang melemparkan koin ke dalam topi si pengemis buta itu, hampir penuh sampai batas topi itu. Kemudian sang pemuda yang tadi mengganti tulisan di papan si pengemis itu kembali untuk melihat apa yang terjadi, si pengemis mengenali langkah kaki sang pemuda itu dan kemudian bertanya apa yang dia tuliskan di papan sehingga banyak orang melemparkan koin padanya. Jawab sang pemuda “Aku hanya menuliskan kebenaran, tapi dengan cara yang berbeda.” Tulisan yang dia tulis adalah “HARI INI BEGITU INDAH, DAN SAYA TIDAK DAPAT MELIHATNYA”. Kadang kita seperti orang – orang yang lewat setelah sang pemuda tadi. Harus disadarkan akan sesuatu terlebih dulu sebelum benar – benar merasa bersyukur. Harus melihat penderitaan orang lain terlebih dulu baru merasa bahwa kita jauh lebih beruntung daripada mereka. Padahal hal – hal yang sering kita anggap kecil setiap harinya, seperti bangun di pagi hari, menghirup udara, itu berkat Tuhan yang harus selalu disyukuri kan? Bukan cuma saat kita memperoleh rejeki atau ketika kita memenangkan sebuah hadiah. Belajar untuk selalu bersyukur itu bukan pekerjaan yang mudah memang, bersyukur untuk hal – hal baik saja kadang masih sering kita lupakan, apalagi bersyukur ketika Tuhan boleh membiarkan kita merasakan sedikit penderitaanNya. Tapi pekerjaan yang sulit bukan berarti pekerjaan yang tidak bisa dilakukan. Ayo mulai sekarang sama –sama belajar bersyukur buat berkat dan pencobaan yang boleh Tuhan berikan di dalam hidup kita. ^^ maia Vol. 33/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 31 31 Agustus 2012 : Berjaga - Jaga 1Kor 1:17-25, Mzm 33:1-2,4-5,10ab,11, Mat 25:1-13 Mat 25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya Terkadang dalam mempersiapkan suatu acara, seringkali terjadi suatu hal yang di luar dugaan kita. Walaupun kita sudah berusaha tuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik dan matang. Apalagi kalau acara tersebut tidak dipersiapkan dengan baik oleh kita. Misalnya, kita tidak memperhitungkan hal terburuk yang akan terjadi. Kita terlalu percaya diri dengan apa yang sedang kita persiapkan dan tidak menyiapkan plan B kalau plan A tidak berjalan sesuai dengan harapan. Demikianlah dalam kehidupan rohani kita, ada orang yang begitu percaya bahwa dia akan masuk ke Kerajaan Surga kalau sudah dibaptis. Sehingga orang tersebut tidak melakukan hal yang baik dalam kehidupannya, tidak menjalankan sabda Tuhan, tidak berusaha membawa teladan Yesus itu sendiri dalam kehidupan kita. Yang kita lakukan hanya sebatas di perkataan saja. Padahal yang dibutuhkan dari kita adalah lebih dari itu supaya Salib Kristus tidak menjadi sia-sia (1Kor 1:17 Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia). Marilah kita bersama-sama selalu siap berjaga-jaga dalam kehidupan kita seperti halnya kelima gadis bijaksana yang membawa serta minyak dan pelita dalam menunggu pengantin. Sumber minyak yang kita butuhkan supaya pelita kita dapat menyala dengan terang ialah Allah sendiri. Karena itu hubungan kita dengan Allah harus selalu ada dan dipelihara. Kita harus selali siap dan siaga mendengarkan dan melaksanakan sabda-Nya. Perbuatan-perbuatan baik kita kepada sesama, itulah pelita terang yang menunjukkan kita kedatangan Kristus sebagai Mempelai Gereja dalam hati kita, bagaikan dalam pesta pernikahan. Santo-Kuala Lumpur 32 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 33/2012