Stmik amikom Pendidikan pancasila Nama : fahri wiliansyah Nim : 07.02.6915 Kelompok : A Jurusan : D3 MI Dosen : Drs. M. khalis Purwanto, MM PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DI INDONESIA Menapaki kuartal terakhir 2010, ada hawa optimis yang berhembus dalam ruang perekonomian kita. Harian The New York Times, edisi 5 Agustus 2010 menyebut: Indonesia adalah sebuah model ekonomi, setelah melewati krisis lebih dari sepuluh tahun. Sementara Financial Times (12/08/2010) mengatakan, perekonomian Indonesia merupakan macan yang tengah terbangun. Sementara pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 ditargetkan mencapai 6 persen . Presiden mengatakan, target itu akan dirumuskan ke dalam sebuah rencana induk atau master plan . Perumusan itu dilakukan dengan memperlajari kisah sukses Negara lain yang di kombinasikan dengan pengalaman Indonesia . Negara yang dijadikan contoh diantaranya, Tiongkok dan Korea Selatan . Menurut Presiden, Indonesia dapat mempelajari pengalaman Tiongkok pada masa pemerintahan Deng Xiao Ping dalam melaksanakan reformasi tahun 1978 dan dilanjutkan pemimpin berikutnya . Saat itu, Tiongkok berubah menjadi ekonomi raksasa dunia . Kebijakan yang diambil Tiongkok kala itu, membangun area special ekonomi (special economy zone) yang ternyata menjadi model pembangunan ekonomi Tiongkok . Secara umum, prospek perekonomian Indonesia tahun 2011 sangat menjanjikan. Dan dengan demikian, potensi untuk memperolah gelar investment grade bukanlah hal yang mustahil. Tetapi, tetap saja ada persoalan-persoalan yang harus segera diatasi. Dan jika tidak, lagi-lagi kita berpotensi akan kehilangan kesempatan untuk kesekian kalinya, di berbagai bidang. Jika pemerintah gagal mendinamisir sektor produksi, melalui peningkatan kapasitas investasi riil, dikuatirkan potensi investment grade yang sudah di depan mata juga tidak bisa diraih. Lembaga pemeringkat tentu tidak bisa dikelabui dengan menutup fakta-fakta riil di lapangan. Kalaupun sekarang modal asing masuk deras, itu bukan semata-mata karena alasan fundamental ekonomi domestik, tetapi juga faktor eksternal. Pemulihan ekonomi global yang terus berlangsung tentu menjadi salah satu alasan untuk mencapai angka 6,6% tersebut. Dampak dari pemulihan ekonomi global tentunya akan terjadi perbaikan kinerja ekspor dan belanja pemerintah yang bertambah. Hal tersebut akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi 2011. PenopangPertumbuhan Derasnya arus dana asing yang masuk Indonesia, menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan, khususnya di sektor riil. Setidaknya nilai dari Mei (investor asing) lebih gandrung ke SUN daripada SBI. Kalau pegang prospek jangka panjang (SUN), maka lebih baik. Prospek ekonomi akan lebih baik karena ratingnya membaik. Perbaikan terjadi secara berkelanjutan sampai 6 tahun ke depan. Sementara untuk rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam tahun 2011 diperkirakan pada kisaran Rp 9.100-Rp 9.400 per dolar AS. Perkiraan tersebut diharapkan didukung oleh peningkatan cadangan devisa, pertumbuhan ekspor, dan kenaikan investasi dalam negeri. Bank Dunia memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011 ditargetkan bisa melampaui 6,4 persen bahkan bisa mencapai angka 7 persen apabila pemerintah Indonesia melakukan reformasi secara menyeluruh pada berbagai bidang termasuk pembenahan infrastruktur. "Angka 6,4 itu baik. Bahkan Indonesia berpotensi besar untuk tumbuh mencapai angka 7 persen," kata Ekonom Senior Bank Dunia untuk Indonesia, Enrique Blanco Armas dalam peluncuran laporan Prospek Ekonomi Global (Global Economic Prospects) dari Bank Dunia, di Jakarta, Kamis (13/01). Menurutnya, target pertumbuhan ekonomi itu bisa dicapai jika pemerintah melakukan reformasi secara menyeluruh terutama sektor infrastruktur, baik jalan tol, listrik, transportasi, telekomunikasi, minyak dan gas bumi, air minum, sanitasi, dan lainnya. Karena, jelasnya, sektor infrastruktur masih menjadi masalah yang harus lebih difokuskan oleh pemerintah, sehingga hal itu tergantung pada kebijakan pemerintah terhadap anggaran di tahun ini. Sementara itu, Direktur Prospek Pembangunan Bank Dunia, Hans Timmer dalam telekonferensi mengatakan, menurut proyeksi ekonomi global Bank Dunia, saat ini derasnya arus modal asing yang masuk dan harga komoditas yang meningkat di Indonesia bisa menguntungkan dan memperkuat pemulihan bagi pertumbuhan Indonesia. Hans menambahkan, meski ekonomi global saat ini masih labil, peningkatan dari arus modal internasional bisa memperkuat pemulihan di kebanyakan negara berkembang. Sedangkan, menurut ekonom utama Bank Dunia, Subham Chaudhuri memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2011 hanya mencapai 6,2 persen dan pada tahun 2012 akan mencapai 6,5 persen, mengingat sektor infrastruktur di Indonesia perlu dibenahi terlebih dahulu agar Indonesia bisa menjadi pasar yang potensial. Tim Ekonomi dari Bank Dunia diwakili oleh Dr. Enrique Blanco Armas yang menyampaikan paparan berjudul Indonesia 212, Economic Prospects and Strategic Issues. Pokok bahasannya adalah bahwa Indonesia dapat meningkatkan pertumbuhan ekonominya selama dua tahun kedepan, yaitu dari 6.1 persen pada tahun 2010 menjadi 6.4 persen pada tahun 2011 dan meningkat lagi menjadi 6.7 persen pada tahun 2012. Peningkatan pertumbuhan ekonomi selama dua tahun kedepan ini, menurut Tim Ekonomi Bank Dunia ini, ditopang oleh peningkatan kegiatan investasi dan peningkatan ekspor yang sejalan dengan akan semakin pulihnya ekonomi negara-negara maju tujuan ekspor Indonesia.. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat selama dua tahun kedepan ini juga dicirikan oleh semakin mengecilnya surplus transaksi berjalan yang disebabkan oleh semakin meningkatnya impor barang modal yang diperlukan untuk menopang pertumbuhan industri manufaktur. Namun, gejala peningkatan harga-harga komoditi di pasar dunia mempunyai dampak ganda, yaitu disatu pihak meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan dilain pihak meningkatkan tekanan inflasi dalam negeri. Untuk periode setelah 2012, khususnya menjelang akhir tahun 2014, Tim Ekonomi ini mengatakan bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen diperlukan upaya khusus untuk lebih meningkatkan investasi atau meningkatkan produktivitas (TFP/Total Factor Productivity). Dalam memperkirakan perkembangan ekonomi Indonesia ini, Tim Ekonomi Bank Dunia juga telah mengidentifikasi beberapa tantangan yang harus diatasi, antara lain: pertama, tingkat investasi Indonesia terhadap PDB sebesar 30 persen yang walaupun telah setara dengan berbagai negara lain, seperti China, India, dan Korea Selatan, namun daya investasi ini terhadap pertumbuhan ekonomi belum optimal; kedua, dibandingkan dengan berbagai negara ASEAN, kemajuan Indonesia dalam pembangunan infrastrukturnya masih tertinggal, ketiga, iklim usaha Indonesia masih harus lebih ditingkatkan karena ranking Indonesia di Global Rank In Doing Business, masih berada pada posisi ke-121, yang walaupun lebih baik dari Filipina dan Kambodia yang masing-masing berada pada posisi 148 dan 147, masih berada di bawah Singapura yang berada pada posisi ke-1, Thailand ke-19, dan Malaysia ke21.Untuk lebih meningkatkan peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepan, Tim Ekonomi Bank Dunia menyarankan antara lain beberapa langkah sebagai berikut : pertama, merefomasi peraturan yang memberi keluwesan lebih besar bagi pengusaha dalam penempatan dan penghentian tenaga kerja; kedua, penyempurnaan dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, ketiga, menyempurnakan kebijaksanaan subsidi BBM, yang saat ini masih sangat regresif; dan keempat, menciptakan fiscal space dan meningkatkan efisiensi penggunaannya. Mengenai Master Plan Ekonomi Indonesia yang menyangkut elemen peningkatan connectivity, maka Tim Ekonomi Bank Dunia mengatakan bahwa peningkatan ini mutlak untuk peningkatan kesatuan ekonomi Indonesia. Menteri PPN/Kepala Bappenas mengatakan bahwa dalam hal PSO, connectivity ini harus dilihat tidak hanya dari segi pembangunan infrastrukturnya, tetapi juga dari segi penyempurnaan kelembagaan aturannya untuk lebih meningkatkan daya gunanya. Selama setengah abad lebih bangsa Indonesia merdeka namun hingga saat ini pertumbuhan ekonomi masih saja belum stabil, hal ini dibuktikan masih banyaknya pengganguran, pendapatan perkapita masih kecil, tingkat inflasi yang belum stabil dan masih bankanya penduduk yang miskin yang hingga saat ini menjadi perhatian para ekonom dan politisi. Para ekonom dan politisi negara sangat mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pada setiap akhir tahun, negara selalu mengumpulkan data-data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya, dan dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang membesarkan hati. “Pengejaran pertumbuhan” merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi Negara Indonesia maupun semua negara di dunia dewasa ini. Seperti kita telah ketahui, berhasil-tidaknya program-program pembangunan di negara ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen. B. Pembahasan Pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi hanyalah merupakan salah satu aspek saja dari pembangunan ekonomi yang lebih menekankan pada peningkatan output agregat khususnya output agregat per kapita. Menurut Boediono : Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita yang terus-menerus dalam jangka panjang. Ukuran Pertumbuhan Ekonomi Menurut M. Suparko dan Maria R. Suparko ada beberapa macam alat yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yaitu 1. Produk Domestik Bruto PDB adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam harga pasar. Kelemahan PDB sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi adalah sifatnya yang global dan tidak mencerminkan kesejahteraan penduduk. Pertumbuhan ekonomi 2009 sebesar 4,3 persen yang sebagian besar didorong oleh pertumbuhan konsumsi. Hal ini dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada Triwulan III-2009 meningkat sebesar 3,9 persen terhadap Triwulan II-2009. Peningkatan terjadi hampir pada semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pertanian 7,3 persen dan terendah di Sektor Jasa-jasa yaitu minus 0,3 persen. Tingkat inflasi tahun kalender periode Januari hingga Desember 2009 dan laju inflasi year on year pada Desember 2009 terhadap Desember 2008 masing masing terjadi sebesar 2,78 persen yaitu kelompok Bahan Makanan, Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau, Perumahan, Sandang, Kesehatan, Pendidikan dan Olah Raga dan Kelompok Transportasi dan Komunikasi (berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose - COICOP). Sehingga pada tahun 2009 devisa Indonesia pada tahun 2009 sebesar US$66 miliar atau dengan kurs rupiah ditutup di level Rp9,400. Penambahan devisa berasal dari hasil penjualan ekspor minyak bumi dan gas pemerintah. Kemudian pada tahun 2010 Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang dipatok oleh pemerintah tahun ini sebesar 5,5 persen diperkirakan akan tercapai. Taimur Baig selaku Ekonom Senior Deutsche Bank menyatakan, pertumbuhan ekonomi global yang mulai pulih sejak akhir tahun 2009 akan memengaruhi Indonesia untuk membangun ketahanan ekonominya terhadap dampak krisis ekonomi global. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan pasar keuangan domestik yang kuat membuat Indonesia relatif kebal terhadap krisis keuangan global dan Ini menjadi landasan kuat bagi perekonomian yang stabil dan pertumbuhan yang berkelanjutan di 2010. Adapun tingkat inflasi diperkirakan mencapai rata-rata 6 persen tahun ini atau berada pada kisaran yang ditargetkan Bank Indonesia (BI), yaitu 4-6 persen Nilai cadangan devisa Indonesia per Desember 2010 mencapai 95 miliar dollar AS. Cadangan ini dapat dipakai untuk berjaga-jaga jika terjadi penarikan tiba-tiba yang dilakukan masyarakat. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2010 diperkirakan mencapai enam persen. Peningkatan cadangan devisa tersebut merupakan cermin kekuatan ekonomi Indonesia yang didukung kinerja sektor eksternal. Kemudian neraca pembayaran pada tahun 2010 juga diperkirakan akan mencatat surplus US$ 27,4 miliar Sepanjang 2010 kondisi perekonomian Indonesia terus membaik disertai dengan kestabilan makro dan sistem keuangan. Perkiraan pertumbuhan ekonomi 2010 mencapai 6%. “Nilai tukar rupiah bergerak stabil dan cenderung menguat, didorong oleh besarnya arus masuk modal asing sejalan dengan kuatnya fundamental ekonomi, besarnya imbal hasil, dan positifnya persepsi resiko masyaraka Indonesia Peningkatan kegiatan ekonomi 2010 juga ditopang oleh kinerja sektor perbankan yang terlihat dari meningkatkan fungsi intermediasi dan terjaganya stabilitas sistem keuangan. Hal tersebut tercermin dari ekspansi kredit yang diperkirakan mencapai 22% dan indeks stabilitas keuangan Indonesia mencapai 1,79 per November 2010. 2. PDB per Kapita atau Pendapatan Perkapita PDB per kapita merupakan ukuran yang lebih tepat karena telah memperhitungkan jumlah penduduk. Jadi ukuran pendapatn perkapita dapat diketahui dengan membagi PDB dengan jumlah penduduk. Pada tahun 2009 angka PDB per kapita diperkirakan mencapai Rp24,3 juta (US$ 2.590,1) dengan laju peningkatan sebesar 12,0% dibandingkan dengan PDB per kapita tahun 2008 yang sebesar Rp21,7 juta atau ( US$ 2.269,9). Dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5% di 2009, maka nilai PDB Indonesia secara keseluruhan pada tahun 2009 mencapai Rp 2.177 triliun, sedangkan pada tahun 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp 2.082,3 triliun dan Rp 1.964,3 triliun Kemudian Pada tahun 2010 endapatan per kapita penduduk Indonesia di 2010 adalah US$ 3.000 C. Kesipulan Dari pembahasan diatas bahwa pengukuran pertumbuhan ekonomi dapat diukur dari Produk Domestik Bruto, PDB per Kapita atau Pendapatan Perkapita danPendapatan. Dari data yang ada pada tahun 2009 PDB 4,3 persen dan PDB perkapita Rp24,3 juta (US$ 2.590,1) dan pada tahun 2010 PDB 5,5 persen dan PDB perkapita US$ 3.000. Sehingga kesimpulannya Negara Indonesia megalami peningkatan dari segi Ekonomi