peningkatan empati melalui teknik photovoice pada kelas x

advertisement
Peningkatan Empati Melalui... (Ernie Ulviatun) 340
PENINGKATAN EMPATI MELALUI TEKNIK PHOTOVOICE PADA KELAS X
INCREASE EMPATHY THROUGH PHOTOVOICE TECHNIQUES IN CLASS X
Oleh: Ernie Ulviatun, Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sikap empati melalui teknik photovoice pada siswa kelas x
jurusan kriya kulit di SMK Negeri 1 Kalasan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa jurusan kriya kulit tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 30 siswa. Penelitian ini
dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru bimbingan dan konseling melalui dua siklus penelitian tindakan.
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu skala sikap empati, observasi dan wawancara. Teknik analisis data
yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik photovoice dapat
meningkatkan sikap empati siswa. Hal tersebut terbukti dengan hasil rata-rata skor skala sikap empati pada saat
pre-test sebesar 64,8, pada siklus I meningkat menjadi 87,9, dan pada siklus II meningkat menjadi 99,9. Hasil
tersebut juga didukung dengan dengan hasil observasi dan wawancara dengan siswa dan guru. Berdasarkan hasil
observasi menunjukkan hasil yang posistif, siswa terlihat lebih bisa menunjukkan rasa kepeduliannya terhadap
siswa lainnya baik melalui verbal maupun non-verbal. Selain hasil observasi, berdasarkan hasil wawancara dengan
guru dan siswa, yang menyatakan bahwa siswa lebih bisa memahami perasaan dan kondisi orang lain.
Kata kunci: empati, photovoice
Abstract
This study aims to improve empathy through photovoice techniques in class x majoring in leather craft at
Kalasan 1 state vocational schools. The reseacrh using classroom action research. subjects in this study were
students majoring in leather craft school year 2015/2016 as many as 30 students. This research was conducted
collaboratively with guidance and counseling teacher through two cycles of action research. Data collection
methods used were a scale of empathy, observation and interviews. Data analysis technique used is quantitave
descriptive. The result of this study show that the photovoice technique can improve students empathy. This is
proved by the results of the average scale score empathy attitude during the pre-test of 64.8, the first cycle
increased to 87.9, and the second cycle increased to 99.9. These results are also supported by the results of
observations and interviews with students and teachers. Based on observations showed positive results, students
were more able to show a sense of caring towards other students either through verbal and non-verbal. In addition
to observation, based on interviews with teachers and students, stating that more students could understand the
feelings and conditions of others.
Keywords: empathy, photovoice
PENDAHULUAN
Manusia dalam kehidupan sehari-hari
hubungan dengan orang lain, mencoba untuk
mengenali dan memahami kebutuhan satu sama
tidak pernah lepas untuk melakukan kontak
lain,
membentuk
interaksi,
serta
berusaha
dengan orang lain, baik melakukan interaksi atau
mempertahankan interaksi tersebut (Sarlito W.
sekedar saling menyapa satu sama lain. Menurut
Sarwono, 2009: 67). Menjalin hubungan dengan
Pearson (1983) manusia merupakan makhluk
orang lain pada masa remaja lebih sering disebut
sosial. Ungkapan tersebut mempunyai makna
dengan hubungan persahabatan. Seorang remaja
bahwa sebagai makhluk sosial, kita tidak dapat
diharapkan memiliki sikap empati yang baik
menjalin hubungan sendiri, kita selalu menjalin
dalam hubungan persahabatannya. Sikap empati
341 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 10 Tahun Ke-5 2016
yang baik akan membawa pada hubungan
bahwa sikap empati pada remaja sekarang ini
persahabatan yang harmonis dan akan membuat
masih minim bahkan belum terlihat.
remaja saling memahami satu sama lain. Hal ini
Pada
pelaksaan
Praktik
Pengalaman
sesuai dengan pendapat C. Asri Budiningsih
Lapangan (PPL) bulan Agustus-September 2015
(2004: 48) yang menyatakan bahwa kemampuan
di SMK Negeri 1 Kalasan berdasarkan hasil
berempati sangatlah penting dalam menjalin
observasi yang telah peneliti lakukan terdapat
hubungan dengan orang lain ataupun pergaulan,
beberapa siswa yang menampakan sikap tidak
kemampuan ini bertujuan untuk memahami
empati.
perasaan orang lain, menerima sudut pandang
diantaranya
orang lain, menghargai perbedaan perasaan
diskriminasi sosial yang dilakukan siswa kelas X
orang terhadap berbagai macam hal, menjadi
tersebut.
pendengar dan penanya yang baik.
mendapatkan
Beberapa penelitian sebelumnya yang
meneliti
tentang
sebagai
Hal
ini
dilapangan
tersebut
berikut,
terdapat
terjadi
tugas
untuk
ketika
dibagi
kelas
menjadi
beberapa kelompok, namun hanya ada satu siswa
perempuan yang tidak mendapat bagian dari
menghadapi
kelompok yang ada, bahkan hal tersebut terjadi
masalah pada mahasiswa, menunjukan bahwa
tidak hanya sekali. Kasus selanjutnya dalam
kemampuan
kelas tersebut para siswa akan cenderung
dan
antara
temuan
empati,
persahabatan
hubungan
Hasil
kemampuan
empati
dan
memiliki
banyak
sahabat mendukung terbentuknya kemampuan
memberikan
untuk menghadapi masalah (Nailul Fauziah,
ketahuan mencurahkan permasalahannya kepada
2014). Penelitian yang lain menunjukkan bahwa
guru
adanya pengaruh empati dan self-control secara
berikutnya, masih banyak siswa yang saling
bersama-sama terhadap agresivitas. Hal tersebut
menyindir baik secara langsung maupun lewat
berarti bahwa siswa yang memliki sikap empati
media sosial apabila sedang mempunyai masalah
dan
adanya
dengan teman satu kelas. Masalah yang lain,
agresivitas (Lailatul Badriyah, 2013). Menurut
tidak adanya rasa saling menghormati dan
penelitian di atas dampak empati terhadap
menghargai terhadap teman sedang presentasi di
persahabatan adalah mendukung terbentuknya
depan kelas, kebanyakan siswa cenderung
kemampuan yang baik dalam menghadapi
berbicara sendiri.
masalah dan dapat mengurangi agresivitas.
adalah siswa laki-laki yang suka mengejek siswa
self-control
akan
mengurangi
cibiran
terhadap
teman
yang
BK ataupun mahasiwa PPL. Kasus
Permasalahan selanjutnya
Faktanya konflik pada remaja masih
perempuan, ejekan tersebut biasanya mengenai
sering kita jumpai sekarang ini. Konflik-konflik
kondisi fisik siswa perempuan itu, tidak jarang
tersebut yaitu masih banyaknya remaja yang
ejekan tersebut membuat siswa perempuan
berperilaku agresif, saling mencela ketika teman
sampai
yang
masalah,
selanjutnya, perilaku agresif seperti memukul
diskriminasi sosial, tidak menghargai antar
dan mencubit juga sering dilakukan siswa laki-
teman dan lain sebagainya. Hal ini menandakan
laki terhadap siswa laki-laki lainnya.
lain
sedang
mendapat
menangis.
Kemudian
permasalahan
Peningkatan Empati Melalui Teknik... (Ernie Ulviatun) 342
Beradasarkan hasil wawancara dengan
salah satu guru BK juga menyatakan bahwa,
akan menjadi masyarakat yang individualis dan
tidak memedulikan keadaan di sekitarnya.
pada awal semester tahun lalu kasus diskriminasi
Berkaitan dengan permasalahan di atas,
sosial terjadi pada salah satu siswanya. Kasus
penulis tertarik untuk meningkatkan sikap
tersebut berawal dari seorang siswa perempuan
empati siswa. Hal ini berguna agar diskriminasi,
yang merasa bahwa tidak nyaman berada dalam
acuh tak acuh, cibiran dan konflik dikalangan
kelas tersebut. Alasannya setiap kali kelas
siswa
mendapatkan
menjadi
ketrampilan empati juga dapat dilakukan dengan
beberapa kelompok pasti siswa tersebut yang
menggunakan teknik photovoice. Photovoice
tidak mendapatkan bagian dari kelompok-
merupakan
kelompok tersebut. Siswa tersebut semakin lama
partisipatif
semakin merasa tidak nyaman karena dikucilkan
photovoice ini sering digunakan oleh banyak
oleh teman sekelasnya. Akibatnya siswa tersebut
peneliti dalam penelitian-penelitian yang erat
tidak masuk kelas dalam waktu yang cukup
kaitannya
lama. Akhirnya Guru BK tersebut melakukan
kesadaran dan kepedulian terkait permasalahan
home visit ke rumahnya, setelah bertemu dengan
dalam kehidupan (Alfiandy Warih Handoyo,
keluarga dan siswa tersebut, akhirnya siswa
2013: 6). Teknik photovoice ini menggunakan
tersebut mau bersekolah kembali namun pada
foto/gambar yang diambil sendiri oleh partisipan
kelas yang berbeda. Menurut penuturan siswa
sebagai media dalam penelitiannya. Kegiatan
tersebut sekarang di kelas barunya merasa lebih
mengambil gambar merupakan proses yang
nyaman, setidaknya punya teman yang bisa
kreatif dan menyenangkan serta sebuah gambar
diajak kerjasama dan tidak memilah-milih dalam
akan lebih bisa bernilai dari seribu kata. Teknik
urusan pertemanan.
ini juga mudah untuk dipelajari dan hampir
tugas
untuk
dibagi
Peneliti juga telah melakukan need
Masalah
(MLM).
Angket
tersebut
berkurang.
sebuah
(PAR).
Pengembangan
penelitian
Menurut
dengan
tindakan
Wang
menumbuhkan
teknik
suatu
seluruh orang bisa menggunakannya.
assessment dengan menggunakan angket Media
Lacak
tersebut
Photovoice juga bertujuan agar orang
bisa
merekam
dan
merefleksikan
segala
bertujuan untuk mengetahui kebutuhan materi
aktivitasnya, selain itu orang mendapatkan
layanan bimbingan dan konseling yang akan
wawasan karena orang tidak hanya mengambil
diberikan kepada siswa. Berdasarkan hasil dari
foto namun juga mendiskusikannya dalam situasi
angket tersebut sebanyak 54% siswa kelas X
kelompok. Berdasarkan hasil diskusi tersebut
Jurusan Kriya Kulit merasa menjadi orang yang
akan membuat orang memiliki pemahaman atau
acuh. Prosentase tersebut cukuplah tinggi karena
pandangan yang baru dan diharapkan akan
lebih dari setengah populasi siswa mengalami
membawa
masalah yang sama, apabila masalah tersebut
tersebut (Josephine Ratna, 2009). Photovoice
tidak segera di atasi maka khawatirnya siswa
tersebut sejak awal memiliki daya tarik yang luas
perubahan
pada
kondisi
orang
sebagai cara yang efektif bagi peneliti komunitas
343 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 10 Tahun Ke-5 2016
diseluruh
dunia
dalam
mengeksplorasi
pengamatan, refleksi tindakan, dan hasil dari
pengalaman manusia yang berbeda dari biasanya
refleksi
dan hal tersebut akan berguna bagi perubahan
Variabel Penelitian
diri pribadi seseorang maupun lingkungan
sosialnya (Palibroda, dkk. 2009: 8).
Variabel-variabel dalam penelitian ini
yakni
Hal tersebut apabila dikaitkan dengan
pemberian layanan bimbingan dan konseling
variabel
bebas
(X)
adalah
teknik
photovoice dan yang menjadi variabel terikat (Y)
yaitu empati.
maka, teknik photovoice ini juga cocok diberikan
dalam layanan bidang pribadi maupun sosial
Tempat dan Waktu Penelitian
disamping itu empati juga termasuk dalam
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1
layanan bimbingan dan koseling bidang pribadi
Kalasan
yang beralamat di
Randugunting,
dan sosial. Menurut Farida Harahap (2015: 87)
Tamanmartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.
berpendapat bahwa mengenalkan photovoice
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Juli
pada siswa disekolah sangat berguna secara
2016 dan pengambilan data pada tanggal 11-21
individu maupun kelompok. Siswa bisa diajak
Juni 2016.
untuk melihat dunia nyata melalui lensa kamera,
memotret berbagai sisi kehidupan yang menarik
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
menurutnya dan menyuarakannya supaya orang
Pengumpulan data dalam penelitian ini
lain bisa memahami apa yang dilihat dan sudut
menggunakan skala sikap empati, yang terdiri
pandang terhadap foto tersebut.
dari 32 butir item dengan koefisien reliabilitas
Berdasarkan uraian tersebut di atas
0,897. Selain itu, digunakan pula observasi dan
penting sekali dilakukan penelitian mengenai
wawancara yang digunakan untuk mengungkap
“Peningkatan Empati Melalui Teknik Photovoice
informasi
pada Siswa Kelas X Jurusan Kriya Kulit di SMK
photovoice dan pengaruh photovoice bagi siswa.
mengenai
proses
pelaksanaan
Negeri 1 Kalasan”.
Prosedur
Subyek penelitian mengisi identitas diri
METODE PENELITIAN
kemudian mengisi skala sikap empati sebagai pra
Jenis Penelitian
Penelitian
adalah
tindakan. Hasil pra tindakan dianalisis sehingga
penilitian tindakan kelas. Penelitian tindakan
mendapatkan jumlah skor dan dikategorisasikan,
kelas ini dilakukan dengan dua kali siklus
kemudian siswa diberikan tindakan melalui
tindakan. Pada penelitian tindakan kelas terdapat
teknik
4
harus
diberikan posttest menggunakan skala sikap
dilaksanakan, aspek tersebut yaitu, menyusun
empati, dan berlanjut hingga siklus kedua sampai
rencana tindakan, melakukan tindakan dan
kriteia keberhasilan tercapai.
aspek
pokok
yang
digunakan
tindakan
yang
photovoice,
dan
selanjutnya
siswa
Peningkatan Empati Melalui Teknik... (Ernie Ulviatun) 344
menyuruh
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini
Penentuan
kategorisasi
untuk
untuk
memotret
dan
mengembangkan gambar.
menggunakan teknik analisis data deskriptif
kuantitatif.
siswa
Hasil pelaksanaan teknik photovoice
seperti yang telah diungkapkan pada sub bab
mengetahui tingkat tingkat empati yaitu tinggi,
sebelumnya
bahwa
photovoice
dapat
sedang dan rendah.
meningkatkan sikap empati siswa dari skor pra
tindakan sebesar 64,8 poin atau setara dengan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
50,6%
menjadi 87,9 poin atau setara dengan
Teknik photovoice memang memiliki
68,6% pada siklus 1 dan meningkat lagi pada
keunikan dimana dalam satu siklus terdapat 2
siklus 2 yang mencapai 99,9 poin atau setara
putaran, yakni pencarian gambar dan diskusi
78% rata-ratanya. Berdasarkan hasil tersebut
hasil hasil karya. Siklus pertama pada penelitian
diketahui bahwa peningkatan siklus pertama
ini dilakukan diberikan dua tindakan, tindakan
lebih tinggi dibandingkan siklus kedua. Hal ini
pertama
dimungkinkan karena siklus kedua merupakan
berupa
pemberian
materi
terkait
penggunaan teknik photovoice dan tindakan
pengulangan
kedua berupa pencarian gambar yang dilakukan
demikian kriteria keberhasilan tindakan tetap
disekitar wilayah sekolah maupun diluar sekolah.
tercapai.
Berbeda dengan siklus kedua, pada siklus kedua
tetap
memberikan
tindakan
siklus
pertama,
namun
Peningkatan pada hasil skala di atas juga
dengan
didukung dengan hasil observasi dan wawancara
memberikan materi terkait sikap empati, yaitu
yang menunjukkan perubahan sikap empati.
dengan memberikan beberapa foto yang diberi
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi
tanggapan oleh siswa. Tindakan kedua dalam
perubahan yang nampak pada siswa setelah
siklus kedua yakni memberi kesempatan kepada
diberikan tindakan yakni, siswa terlihat lebih
siswa untuk mencari atau memilih gambar/foto
peduli dengan siswa yang lain baik secara verbal
yang sudah ada di handphone, namun tetap
maupun non-verbal dan bisa lebih memahami
dikaitkan dikaitkan dengan tema agar foto yang
orang lain. Maksud dari memahami disini
dipilih tetap tepat dalam kaitannya dengan
merupakan lebih mengenal sifat dan kepribadian
empati. Pada siklus kedua didesain lebih
temannya, sehingga dapat meminimalisir konflik
sederhana, hal ini berkaitan dengan waktu
yang biasanya sering terjadi. Siswa lebih bisa
penelitian
menjaga perasaan orang lain karena sudah lebih
yang
dua
dari
dilakukan
pada
saat
classmeeting. Menurut Farida Harahap (2015:
mengenalnya.
92) untuk kegiatan yang simple dimana konselor
menjelaskan bahwa empati juga berhubungan
sekolah harus menyelesaikan suatu kegiatan
negatif dengan perilaku agresif. Semakin baik
dalam waktu terbatas dengan biaya minimal
akurasi empati maka akan semakin kecil
untuk
terjadinya perilaku agresif.
siswa,
konselor
dapat
memberikan
serangkaian foto untuk kelas tersebut daripada
Taufik
(2012:
59)
juga
345 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 10 Tahun Ke-5 2016
Hasil wawancara selanjutnya, menurut
fenomena sosial dari kacamata orang yang
siswa penggunaan teknik photovoice dalam
mengambil
meningkatkan
tepat,
sebagai sarana untuk memfasilitasi diskusi
alasannya dengan teknik tersebut semua siswa
kelompok, refleksi kritis, dan dialog, pendidik
akan mengetahui kekurangan dan kelebihan
dapat mengadaptasi ini untuk tugas kurikuler,
temannya. Teknik photovoice dapat membantu
seperti
teman yang memiliki sifat tertutup untuk
(Farida Harahap, 2015: 92). Photovoice juga
mengekspresikan dirinya sehingga teman yang
terbukti efektif dalam mengangkat komunitas
lain akan dapat dengan mudah memahami teman
termajinalkan atau menguatkan pemahaman serta
yang tertutup tersebut. Perubahan yang siswa
kepedulian suatu komunitas terhadap masalah
rasakan setelah menggunakan teknik photovoice
disekelilingnya, Alfiandy Warih Handoyo (2013:
yaitu lebih mengenal secara mendalam teman
22).
yang
lain,
sikap
rasa
empati
empati
sudah
yang
bertambah,
foto
tersebut.
pengembangan
Photovoice
ketrampilan
juga
empati
Secara keseluruhan penelitian ini sudah
mengurangi keegoisan dan siswa juga mulai
dilaksanakan
sesuai
memikirkan apa yang orang lain pikirkan dan
semaksimal mungkin. Selain itu berdasarkan
merasakan yang orang lain rasakan. Hal ini
hasil dari data-data penelitian dapat disimpulkan
sejalan dengan pendapat Davis yang menyatakan
bahwa,
bahwa proses empati dalam diri yaitu adanya
meningkatkan sikap empati siswa kelas X
keselarasan antara yang kita rasakan dengan
jurusan kriya kulit di SMK Negeri 1 Kalasan.
teknik
dengan
photovoice
teori
ini
dan
dapat
yang dirasakan atau dialami oleh orang lain
(Taufik, 2012: 57).
SIMPULAN DAN SARAN
Perubahan selanjutnya yakni, munculnya
Simpulan
pemahaman baru mengenai empati, menurut
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
penjelasan dari salah satu siswa kelas X kriya
dilakukan dapat disimpulkan bahwa sikap empati
kulit empati adalah dimana seseorang bisa
siswa kelas X jurusan Kria Kulit dapat
merasakan yang orang lain rasakan sehingga
ditingkatkan melalui teknik photovoice. Hal ini
tumbuh emosi yang sama, dengan emosi yang
dapat dilihat melalui perbandingan hasil rata-rata
sama akan tumbuh rasa simpati untuk saling
antara pra tindakan dengan hasil rata-rata siklus
menolong. Davis (1966) juga menjelaskan
satu dengan kedua yang mengalami peningkatan
bahwa salah satu bentuk dari proses empati
hingga mencapai target sesuai dengan kriteria
terhadap orang lain adalah munculnya perilaku
keberhasilan. Skor rata-rata pada hasil pra
menolong (Taufik, 2012: 59)
tindakan sebesar 64,8 setelah dilakukan tindakan
Berdasarkan
mulai
pada siklus 1 skor rata-rata hasil sebesar 87,9
menunjukkan bahwa teknik photovoice terbukti
dan pada siklus 2 menjadi 99,9, skor tersebut
efektif dalam meningkatkan sikap empati siswa.
berarti sudah mencapai kriteria keberhasilan atau
Photovoice
setara dengan 78%.
dapat
uraian
tersebut
mengungkapkan
berbagai
Peningkatan Empati Melalui Teknik... (Ernie Ulviatun) 346
Peningkatan hasil skala di atas juga
menigkatkan sikap empati siswa SMK
Photovoice pada Siswa Ekstrakurikuler
Fotografi SMA N 11 Yogyakarta.
Skripsi. FIP-UNY.
C. Asri Budiningsih. (2004). Pemebelajaran
Moral. Jakarta: Rineka Cipta
Farida Harahap. (2015). Teknik-Teknik Inovatif
dalam Bimbingan (Guidance) di Sekolah.
Yogyakarta (belum diterbitkan).
Josephine Ratna. (2009). Pelatihan Asesmen
Photovoice.
Diakses
dari
http://forum.detik.com/pelatihanphotovoice-t550266.html. pada tanggal
17 Februari 2016 pukul 10:50 WIB.
Lailatul Badriyah. (2013). Pengaruh Empati dan
Self-Control
terhadap
Agresivitas
Remaja SMA Negeri 3 Kota Tangerang
Selatan. Jakarta: Skripsi. FPSI-UIN
Syarif Hidaytullah.
Diunduh dari
https://psikoche2009.files.wordpress.com
/2014/06/lailatul-badriah109070000137.pdf.
Nailul Fauziah. (2014). Empati, Persahabatan,
dan Kecerdasan
Adversitas pada
Mahasiswa yang sedang Skripsi. Jurnal
Psikologi UNDIP (Vol. 13 No. 1 April
2014, 78-92).
Pralibroda, Beverly, et al. (2009). A Pratical
Guide to Photovoice. Canada: Winnipeg,
Manitoba.
Sarlito W. Sarwono. (2009). Psikologi Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika.
Taufik. (2012). Empati Pendekatan Psikologi
Negeri 1 Kalasan.
Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada
didukung dengan hasil observasi dan wawancara
yang menunjukkan perubahan pada sikap empati,
diantaranya: siswa terlihat lebih peduli baik
secara verbal maupun non-verbal, siswa lebih
mengenal sifat dan karakter temannya, siswa
mengetahui kekurangan dan kelebihan teman
dan siswa mulai memikirkan apa yang dipikirkan
dan dirasakan temannya.
Saran
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan,
maka terdapat saran sebagai berikut :
1.
Bagi guru apabila SMK Negeri 1 Kalasan
mengalami
permasalahan
pada
sikap
empati, guru dapat menggunakan teknik
photovoice sebagai layanan bimbingan dan
konseling.
2.
Bagi siswa agar dapat menerapkan sikap
empati dalam kehidupan sehari-hari dan
juga dapat melanjutkan teknik photovoice
untuk mengatasi masalah yang lainnya.
3.
Bagi
sekolah
menerapkan
4.
agar
teknik
mendukung
untuk
photovoice
dalam
Bagi Peneliti Selanjutnya, penelitian ini
dapat menjadi pertimbangan bagi peneliti
selanjutnya yang mengambil tema yang
sama.
Peneliti
selanjutnya
mempertimbangkan
waktu
juga
dapat
pelaksanaan
penelitian pada hari efektif pembelajaran
disekolah, sehingga penelitian akan lebih
maksimal lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Alfiandy Warih Handoyo. (2013). Peningkatan
Sensitivitas Gender dengan Teknik
Download