Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan

advertisement
KOMUNIKASI
NONVERBAL
Disusun: Ida Yustina, Prof. Dr.
■ Perhatian terhadap komunikasi nonverbal (body
language) menjadi penting karena variabel ini
memegang peranan dalam keseluruhan proses
komunikasi.
■ Birdwhistell (1970) menemukan, 65-70%
pemaknaan sosial dari interaksi dikirim melalui
perilaku nonverbal.
■ Mehrabian (1971) bahkan mengestimasi 93% dari
pemaknaan sebuah pesan dapat diperkirakan
bersumber dari komunikasi nonverbal.
■ Nonverbal meliputi: aspek nonlinguistik atau
ekstralinguistik dari perilaku yang memberi
kontribusi terhadap pemaknaan pesan:
gerakan tubuh, gerak-gerik, ekspresi wajah,
kontak mata, postur dan paralinguistik
tertentu yang diasosiasikan dengan kualitas
dan intonasi vokal.
Pentingnya Komunikasi Nonverbal dalam pelayanan
kesehatan (dari sisi pasien/keluarganya)
■ Pertama, pasien dan anggota keluarganya
sebenarnya sangat sensitif dengan komunikasi
nonverbal tenaga kesehatan dengan alasan yang
beragam
Suasana pelayanan kesehatan saja sudah
membangkitkan ketakutan dan ketidakpastian pada
pasien dan keluarganya. Ketika tidak mengerti
dengan jargon/istilah yang digunakan tenaga medis,
biasanya mereka fokus dengan perilaku nonverbalnya
sebagai cara untuk memahami situasi.
Pentingnya Komunikasi Nonverbal dalam pelayanan
kesehatan
■ Kedua, pasien adakalanya percaya bahwa tenaga
kesehatan tidak sepenuhnya jujur dengan
mereka. Pasien berpikir bahwa tenaga
kesehatan mencoba untuk melindungi mereka
dari berita buruk atau menyembunyikan perasaan
mereka yang sebenarnya dari pasien.
Komunikasi nonverbal menjadi penting dalam
fase ini. Banyak orang yang memercayai bahwa
kebenaran sering bocor melalui saluran
nonverbal.
Pentingnya Komunikasi Nonverbal dalam pelayanan
kesehatan
■ Ketiga, pasien dan keluarganya menggunakan
pengamatan nonverbal sebagai alat yang cepat
untuk memperoleh informasi sebelum interaksi
verbal berlangsung.
Pengamatan nonverbal ini biasanya dilakukan
dengan mengamati wajah.
Pentingnya Komunikasi Nonverbal dalam pelayanan
kesehatan
■ Keempat, pasien sering mengandalkan
komunikasi nonverbal ketika mereka
merasakan/melihat para prakstisi terlalu sibuk
atau tidak dapat didekati.
Tenaga Kesehatan dalam Komunikasi Nonverbal
■ Tenaga kesehatan dalam masa pendidikannya telah
dididik untuk menilai ekspresi wajah, postur tubuh,
dan gerak-gerik. Perawat misalnya, bahkan dituntut
untuk menuliskan/ merekam proses sebanyak
mungkin yang berfungsi menjadi input tentang
komunikasi nonverbal pasien.
■ Dalam banyak kasus pasien yang mengalami depresi,
komunikasi nonverbal menjadi cara yang efektif untuk
memperoleh informasi.
Tenaga Kesehatan dalam Komunikasi Nonverbal
■ Dalam neonatologi misalnya, bayi tentu saja tidak
dapat berkomunikasi secara verbal untuk
menyampaikan kebutuhannya kepada perawat.
Dalam situasi semacam ini tenaga kesehatan
mengandalkan komunikasi melalui ekspresi, gerak
gerik untuk memahami dan memperkirakan
kebutuhan klien.
■ Dalam komunikasi antar tenaga kesehatan, dengan
kesibukan masing-masing menyebabkan mereka
tidak memiliki waktu untuk melakukan komunikasi
secara in-depth. Biasanya komunikasi berlangsung
terbatas dan singkat.
Tenaga Kesehatan dalam Komunikasi Nonverbal
■ Dalam situasi emergency, komunikasi nonverbal juga
menjadi lebih efektif dilakukan.
■ Dengan demikian, memahami situasi, fungsi, dan
dimensi dari komunikasi nonverbal menjadi esensial
dalam efektivitas komunikasi kesehatan.
Download