psikologi evolusioner

advertisement
PSIKOLOGI EVOLUSIONER
Dalam psikologi terdapat model-model atau pendekatan yang dilakukan untuk penelitian.
Cara pendekatan yang baru mulai dipraktekkan dan pendekatan yang lama mulai
ditinggalkan. Model pendekatan lama adalah standar ilmu sosial (social science) yang
menganggap otak manusia sebagai “pundi kosong” yang memiliki kemampuan fleksibel
untuk mempelajari beragam budaya tanpa pengaruh gen dan biologi. Anggapan ini keliru
karena otak kita memiliki kemampuan mengenal obyek, mengidentifikasi perilaku,
membedakan seks, memiliki sistem persepsi warna dan komponen bahasa. Kemampuan
ini lah yang membuat manusia bisa tetap bereproduksi dan mengupayakan keturunan
serta agar keturunannya mampu bertahan hidup.
Anggapan lain yang juga keliru adalah asumsi beberapa ahli psikologi yang menganggap
bahwa perilaku manusia dapat diturunkan dan dipelajari. Padahal, perilaku manusia
banyak yang didasarkan pada insting, bukan dari proses belajar. Contohnya adalah bayi
yang dapat membuat mimik wajah tertentu ketika ia masih terlalu kecil untuk dapat
memcoba berbagai ekspresi didepan cermin. Steven Pingker, mengatakan bahwa manusia
belajar karena ia memiliki kompleksitas pikiran. Ketika kita melihat perilaku manusia,
kita tidak bisa mengukurnya jika yang dilihat hanya dari keuntungan biologis saja.
Perilaku manusia tidak hanya dipengaruhi oleh seleksi gen, namun juga dipengaruhi oleh
seleksi meme.
Untuk dapat terus bertahan dan melakukan replikasi, meme membutuhkan proses imitasi.
Dalam proses imitasi, terdapat 3 tahap; yakni (1) tahap seleksi meme, banyak meme yang
disebarkan dan hanya beberapa meme yang mampu bertahan. Tahap (2), seleksi gen
dalam kemampuan untuk mengimitasi. Kelompok masyarakat yang mengimitasi meme
dengan baik akan mendapat penerus-penerus yang juga dapat mengimitasi meme dengan
baik. Tahap (3), seleksi gen untuk bekerja sama dengan imitator terbaik. Pada tahap ini,
meme yang bertahan sudah mendominasi kelompok masyarakat yang mengimitasinya.
Konsekuensi dari proses ini adalah evolusi meme akan mempengaruhi keputusankeputusan yang diambil oleh gen. inilah yang dinamakan kendali meme (meme driving
gene).
Proses kendali meme terhadap gen dapat dilihat dari teori Dennet tentang “Tower of
Generate and Test”. Teori ini mendiskripsikan sebuah menara imajiner yang setiap
lantainya terdapat makhluk-makhluk yang mempunyai kemampuan untuk mencari
tindakan yang efisien dan cepat supaya mampu mengubah perilakunya. Dalam teori ini
terdapat 4 lantai pemikiran: Darwinian, Skinnerian, Popperian, dan Gregorian. Pada
lantai 1, terdapat makhluk-makhluk Darwinian (diambil dari nama Charles Darwin).
Makhluk terseutb harus melewati seleksi alam dan perilakunya sangat dipengaruhi oleh
Gen. Makhluk yang tidak mampu bertahan akan mati dan setiap saat muncul variasi
makhluk-makhluk hidup baru—akibat harus beradaptasi terhadap lingkungan.
Pada Lantai 2, terdapat makhluk-makhluk Skinnerian (diambil dari nama psikolog B.F.
Skinner): yang melihat modus belajar dari percobaan dan kesalahan sebagai cara
melewati seleksi alam. Jadi perilaku-perilaku yang mampu bertahan adalah perilaku yang
terus diwariskan. Contohnya, sekelompok orang mencuri dan mendapat hasil dimusuhi
makhluk lain. Mereka mencoba mencuri lagi dan ketika hasilnya merugikan, mereka
tidak mewariskan perilaku itu lagi.
Pada Lantai 3, terdapat makhluk-makhluk Popperian (diambil dari nama filsuf Karl
Popper). Makhluk Popperian ini punya kemampuan untuk membayangkan dampak dan
solusi dari suatu perilaku. Misalnya, sekelompok orang tidak perlu mencuri terlebih
dahulu, untuk mengetahui efek buruknya, karena mereka dapat membayangkan dampak
negatifnya. Dan di lantai 4, terdapat makhluk-makhluk Gregorian (diambil dari nama
psikolog Richard Gregory): yang tidak hanya mempunyai kecerdasan untuk
menghasilkan teknologi dan artefak budaya, namun mempunyai kemampuan untuk
mengembangkan kecerdasan.
Meme merupakan pengembang kecerdasan dan meme berfungsi sebagai alat pikiran. Alat
pikiran contohnya adalah kata-kata (bahasa). Dengan khazanah bahasa yang kaya dan
ekspresif, manusia lebih mudah untuk mengubah perilakunya. Otak manusia adalah
contoh kendali meme atas gen. Meme mempengaruhi gen untuk membuat otak yang
lebih baik, agar otak tersebut bisa membantu manusia menyebarkan meme. Jadi otak
tidak hanya berevolusi dari segi ukurannya saja (400 cc menjadi 1350 cc), namun juga
berevolusi dalam kemampuannya. Manusia sekarang ini berada di lantai teratas “Tower
of Generate and Test”
Download