Tafsiran dari kalimat Baqiyatullah

advertisement
Tafsiran dari kalimat Baqiyatullah
Tafsiran dari Kalimat Baqiyatullah
Ahmad bin Ishak berkata: Saya punya pertanyaan, apakah ada tanda dan alamat yang dapat
menenangkan hatiku? Seketika anak kecil itu berucap dengan bahasa arab yang fasih dan
bersabda: “Aku adalah baqiyatullah di muka bumi Allah dan akulah yang akan membalaskan
dendam musuh-musuhNya, oleh karena itu dengan melihat esensinya janganlah sekali-kali
mencari alamat, wahai Ahmad bin Ishak! Tafsiran dari
kalimat Baqiyatullah
Kata baqiyah diambil dari kata baqa yang memiliki arti pondasi yang kokoh dan tetapnya sesuatu seperti
asalnya, dan itu berlawanan dengan kefanaan yang berati musnah dan tidak kokoh. Begitu pula terhadap
sesuatu yang tertinggal atau tersisa biasa disebut dengan kata baqiyah, perumpamaannya adalah ketika
kita mengatakan: saya berharap dengan sisa umur yang saya miliki ini, dapat berbuat jasa bagi
kepentingan umum. Kata baqiyah adalah sebuah kata masdar yang dipergunakan sebagai pengganti dari kata
subjek dan objek.
Kata baqi memiliki dua pengertian:
Pertama: Dari kata baqi adalah bahwa kata ini merupakan salah satu sifat dari asma atau nama-nam Allah
swt, baqi adalah wajibul wujud secara zat yang kekal dan abadi. Yaitu dikarenakan secara azali Dia ada
sebelum penciptaan alam secara urut (rutbatan), oleh karena itu secara abadi tiada arti kefanaan
bagiNya.
Kedua: Kata baqi adalah jika kata ini dinisbatkan pada esensi selain Allah swt,
maka hal ini juga
akan memberikan sebuah pengertian bahwa kekokohan dan kekekalan yang dimilikinya juga adalah relatif
dan
bergantung
pada
kehendak
Ilahi.
Maka
kata
baqi
untuk
pengertian
keduapun
memiliki
dua
bagian: Bagian pertama adalah bahwa esensi wujudnya kekal, namun kekekalan itu bergantung pada Allah
swt, yaitu selama Ia menghendakinya maka kekekalan itu akan terus bersamanya. Seperti galaksi yang
berada di langit, bumi dan lautan dan adapun bagian yang lainnya adalah jenis dan macamnya kekal
seperti manusia dan hewan.Di alam akherat juga seorang insan yang mukmin mereka kekal dan abadi dan
Susunan kalimat baqiyatullah
[1]buah-buahan surgawi juga jenis dan macamnya akan kekal dan abadi.
telah pula digunakan dalam alquran dan riwayat ahlul bait. Dalam alquran istilah ini hanya sekali
digunakan ketika bercerita tentang nabi Syu’aib, setelah menyampaikan dakwahnya dengan berusaha
mencegah kaumnya untuk tidak berendah diri dan berbuat kerusakan, Allah swt berfirman:
بقية الله خير لكم ان كنتم مؤمنين
“Apa yang Allah tinggalkan (dalam menutup mata dari kenikmatan dunia yang ilegal) untuk kalian itu
lebih baik (dibandingkan dengan apa yang kalian dapatkan dari hasil kerendahan diri dan perbuatan
[2] kotor) jika kalian masih memiliki keimanan”
Sebagian ulama dalam menafsirkan ayat ini mengatakan bahwa: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan dan
mengkokohkan nikmatnya untuk kalian yang mana hal itu lebih baik dari kerendaran diri yang kalian
lakukan.”
Adapun dalam hadis-hadis dan do’a-do’a istilah “baqiyatullah” sangat banyak digunakan dan yang
dimaksud dari kalimat tersebut adalah khalifah-khalifah Ilahi, para nabi dan para imam, yang mana
Allah swt telah menjadikan mereka untuk tinggal dan tetap di muka bumi demi memberikan petunjuk kepada
penduduknya, bahkan mereka adalah penyebab bagi kelanggengan bumi itu sendiri.Juga yang dimaksud
dengannya adalah para penerima wasiat atau para imam yang mana mereka adalah peninggalan para nabi
bagi umat manusia, sebagaimana yang ada dalam doa ziarah Imam Zaman af:
السلام عليك يا بقية الله من اوليائه Ùˆ Øججه
[3]“Salam sejahtera bagimu wahai peninggalan dari para nabi dan para hujjah Allah”
Mungkin penamaan semacam itu adalah dikarenakan para imam diciptakan dari cahaya Allah swt dan mereka
adalah cermin yang mempertontonkan sifat-sifat Nya, dan merupakan bayangan Allah yang berada di muka
bumi hingga seakan-akan mereka adalah peninggalan Tuhan yang tersisa di sana, hanya saja Dia adalah
sebagai Tuhan pencipta dan mereka adalah makhluk yang diciptakan, Dia maha suci dari sifat-sifat dan
[4]keadaan yang ada pada makhluknya.
Berikut ini adalah percontohan dari beberapa kontek hadis, doa dan ziarah yang mempergunakan susunan
kalimat baqiyatullah:
1. Amirul Mukmini Ali as ketika menjawab beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh orang-orang yang
memungkiri ayat-ayat Alquran yang salah satu diantaranya adalah ayat:
بقية الله خيرلكم
beliau bersabda: mereka adalah auliya (wali-wali) Allah swt adalah baqiyatullah, yakni Imam Mahdi yang
akan muncul pada hari akhir, maka ketika itu bumi akan dipenuhi dengan keadilan, sebagaimana bumi
sekarang ini dipenuhi dengan kezaliman dan ketidakadilan.
2. Dalam sebuah perjalanan ke negeri Syam (Syiria saat ini), dimana Imam Baqir dan Imam Shadiq as
mereka diminta untuk datang kesana, dan ketika dalam perjalanan pulang ke kota Madinah, Hisyam bin
Abdul
Malik
seorang
penguasa
dari
Bani
Umayyah
memerintahkan
untuk
menutup
seluruh
kota
dan
kesemarakan yang berada dalam perjalanan yang akan dilewati mereka berdua as beserta rombongan dan
mencegah penduduk untuk tidak menjual atau mempersilahkan mereka guna mendapatkan makanan dan minuman.
Ketika rombongan itu sampai pada sebuah kota bersejarah bernama Madyan, penduduk secara serempak
mentaati dan melaksanakan apa yang diperintahkan Hisyam, mereka menutup pintu kota sehingga para
sahabat imam kelabakan mencari makanan dan minuman yang sudah berkurang, kemudian para sahabat
mengadukan keadaan tersebut kepada imam Baqir dan Imam Shadiq as.Akhirnya Imam Bagir as berdiri
disebuah bukit yang menghadap ke rumah-rumah para penduduk dan dengan suara yang lantang bersabda:
Wahai para penduduk kota yang masyarakatnya terdiri dari orang-orang zalim, saya adalah baqiyatullah
yang mana Allah swt berfirman:
بقية الله خيرلكم ان كنتم مؤ منين وما انا عليكم بØفيظ
“Sesungguhnya peninggalan dan kenangan Allah swt untuk kalian adalah lebih baik dan tidak lah
kecuali kebaikan semata jika kalian orang-orang yang beriman dan sesungguhnya saya adalah bukan
penjaga atas kalian.”
Di kota itu ada orang tua yang usianya sudah sangat lanjut menghadap para penduduk dan berkata: “Wahai
kaumku, demi Tuhan aku bersumpah, sesungguhnya ini adalah panggilan yang pernah dilontarkan oleh Nabi
Syu’aib, demi Tuhan seandainya kalian tidak membuka pasar ini untuk mereka, niscaya dari atas kepala
kalian dan dari bawah kaki kalian akan turun dan keluar siksa dan malapetaka. Untuk kali ini
benarkanlah seruanku dan taatilah ucapanku, dan pada masa mendatang jangan dengarkan omonganku, aku
hanya menginginkan kebaikan bagi kalian. Spontan seluruh masyarakat langsung beranjak lari dan mulai
membuka pasar mereka untuk para rombongan Imam, perkataan orang tua tadi, langsung dilaporkan kepada
Hisyam dan orang tua itupun dibawa ke hadapannya , tidak seorangpun tahu akhir nasib dari orang tua
[5]tersebut.
Seseorang bertanya kepada Imam Shodiq as: Apakah kita dapat memanggil [6]3. Umar bin Zahir berkata:
Imam Alqaim (Mahdi) af dengan sebutan Amirul Mukminin? Beliau menjawab: Tidak. Sesungguhnya Allah swt
mengkhususkan sebutan tersebut hanya diperuntukkan kepada Amirul Mukminin Ali as, sebelum dan sesudah
beliau tiada seorangpun yang menyandang dan meletakkan sebutan tersebut untuk dirinya kecuali ia
adalah kafir. Perawi berkata: Dan saya bertanya, kemudian bagaimana jika kita hendak menyampaikan
salam padanya, beliau bersabda: Mereka akan
berkata:
Salam sejahtera atasmu wahai baqiyatallah,
kemudian beliau membacakan ayat:
“ بقية الله خيرلكم ان كنتم مؤمنين”
4. Ali bin Maitsam meriwayatkan dari ayahnya bahwa ia berkata: Aku mendengar dari ibuku yang ia
menukil dari Najmah ibunda Imam Ridha (Ali bin Musa) as bahwa: Ketika aku sedang mengandung anakku
Ali, Aku sama sekali tidak merasakan beratnya masa kehamilan, dan ketika hendak beranjak tidur aku
mendengar suara tasbih, tahlil dan tahmid pujian-pujian kepada Allah swt dari dalam perutku, sehingga
rasa khawatir menyelimutiku, karena hal itu tidak aku rasakan ketika aku terjaga. Sewaktu anakku
lahir, aku melihatnya berada di atas tanah, seakan-akan bersyukur kepada Allah swt dengan meletakkan
kedua tangannya di atas tanah dan kepalanya menegadah ke langit sedangkan mulutnya bergerak seperti
orang yang mengucapkan sesuatu. Ketika itu masuklah ayahnya Musa bin Jakfar as, dan bersabda kepadaku:
“Selamat atasmu wahai Najmah, ini adalah karunia Allah swt, dan aku memberikan kepadanya anak tersebut
yang terbungkus dengan kain putih, kemudian beliau mengumandangkan azan di telinga sebelah kanan dan
iqamah di telinga sebelah kiri, dan meminta air furat, kemudian mengangkatnya dan mengembalikannya
[7]padaku, dan bersabda: Ambillah ia sesungguhnya ia adalah baqiyatullah di atas muka bumi ini.
5. Dalam doa Nudbah kita sering membaca:
اين بقية الله التي لا تخلو من العترة الهادية
Dimanakah sisa-sisa peninggalan Allah swt yang tidak keluar dari keluarga nabi yang memberikan
petunjuk.
6. Dalam doa ziarah Jamiah Kabirah kita sering katakan:
ألسلام علي الائمة الدعاة وبقية الله وخيرته
(sisa-sia peninggalan [8]Salam sejahtera kepada para Imam yang mengajak pada kebenaran, Baqiyatallah
Allah swt) dan pilihanNya.
Oleh
karena
itu
berikut
sebuah
hadis
sebagai
penutup
dan
jalan
selamat
dalam
mengarungi
kehidupan: Ahmad bin Ishak berkata: “Aku berhasil masuk menemui Imam ke sebelas Abu Muhammad Hasan bin
Ali al- Askari as dan aku berencana ingin menanyakan sesuatu tentang penganti setelah beliau, namun
kemudian beliau langsung berpaling menghadapku dan bersabda: Wahai Ahmad bin Ishak, sesungguhnya Allah
swt semenjak nabi Adam diciptakan hingga hari qiamat nanti, tidak akan pernah membiarkan bumi kosong
dari hujjahNya, karena dengan keberadaan hujjahNya, Ia akan menjauhkan malapetaka yang akan menimpa
penduduk bumi, dengannya hujan akan turun dan bumi akan mengeluarkan berkahnya.
Kemudian aku bertanya: Wahai anak cucu Rasulullah! Siapakah Imam dan Khalifah setelahmu? Beliau dengan
segera beranjak bangkit dan masuk ke dalam rumahnya dan kemudian kembali keluar sedangkan di atas
pundaknya seorang anak kecil berumur tiga tahun yang raut wajahnya bagaikan bulan purnama di hari
keempat belas, ketika itu beliau bersabda: Wahai Ahmad bin Ishak, seandainya engkau disisi Allah dan
para hujjahNya tidak memiliki kemuliaan dan kelayakan niscaya aku tidak akan menunjukkan anak ini
padamu, ia memiliki nama dan laqab panggilan yang sama dengan Rasululllah saww, ia akan memenuhi bumi
ini dengan keadilan sebagaimana bumi dipenuhi dengan kezaliman, wahai Ahmad bin Ishak, perumpaan dia
dalam umat ini bagaikan perumpamaan nabi Khidir dan Dzul Qarnain as, demi Allah aku bersumpah ia akan
mengalami keghaiban yang mana seorang pun tidak akan selamat dari kehancuran kecuali ia beritikad dan
membuktikan dirinya dengan keimamahan dan kepemimpinannya, dan berdo’a demi mempercepat kemunculannya.
Ahmad bin Ishak berkata: Saya punya pertanyaan, apakah ada tanda dan alamat yang dapat menenangkan
hatiku? Seketika anak kecil itu berucap dengan bahasa arab yang fasih dan bersabda: “Aku adalah
baqiyatullah di muka bumi Allah dan akulah yang akan membalaskan dendam musuh-musuhNya, oleh karena
itu dengan melihat esensinya janganlah sekali-kali mencari alamat, wahai Ahmad bin Ishak!Ahmad bin
Ishak berkata: Aku keluar dengan penuh rasa senang dan hari berikutnya aku kembali datang menemui Imam
Hasan Askari, dan aku katakan padanya: Wahai anak cucu Rasulullah! Aku sangat senang atas segala
sesuatu yang engkau berikan padaku, maka beritahukanlah padaku cara manakah yang akan dijalani olehnya
(Imam Mahdi)? Beliau menjawab: Panjang umur, aku bertanya lagi: Apakah keghaibannya pasti akan
berkepanjangan? Beliau menjawab:
ya, Aku bersumpah demi Allah, sehingga seorang yang sebelumnya
berkeyakinan dengan perkara ini, ia akan kembali perpaling darinya, kecuali orang-orang yangberjanji
kepada Allah dengan berpegang teguh kepada wilayahnya dan keimanannya telah tertulis di dalam hatinya
dan didukung dengan ruh dariNya. Wahai Ahmad bin Ishak! Perkara ini adalah dari perkara-perkara Tuhan
dan rahasia dari rahasia-rahasiaNya, dan keghaibannya adalah dari keghaibanNya, maka ambillah segala
sesuatu yang telah engkau pelajari dari kami dan sembunyikanlah dan jadilah engkau dari orang-orang
[9]yang bersyukur yang mana engaku akan bertemu dan berkumpul bersama kami di tempat yang tinggi.
[haidaryusuf.wordpress.com]
(Dinukil dari syarah doa ziarah Alu Yasin)
Mojam Maqayis Al-Lugah 1/276; Almufradat: 57 [1]
QS Hud 86. [2]
.Kitab Salom Bar Parcame Afrosyteh: 93 [3]
.Kitab Raudotul Muttaqin: 5/466 [4]
.Alkafi: 1/471-472 [5]
.Alkafi: 1/411-412 [6]
Uyun Akhbar Arridha as: 1/20. [7]
Baqiyatullah juga berartikan rahmat, jadi para Imam adalah rahmat Allah yang diletakkan diatas muka[8]
bumi bagi hamba-hambanya.
Mikyalul Makarim: 1/199-200, dinukil dari kitab Kamaluddin: 2/384. [9]
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Download