1. Apa kemungkinan diagnosi banding pada kasus ini? a

advertisement
1. Apa kemungkinan diagnosi banding pada kasus ini?
a. Tumor tulang spinalis yang berproses cepat, cairan serebrospinalis yang berprotein
tinggi. Hal ini dapat dibedakan dengan menggunakan myelografi.
b. Spondylolisthesis
Spondylolisthesis adalah kelainan yang disebabkan perpindahan ke depan (masuk;
tergelincir) satu bodi vertebra terhadap vertebra di bawahnya. Tersering L4-L5.
c. Spondylosis
Spondylosis adalah kelainan degeneratif yang menyebabkan hilangnya suktur dan
fungsi normal spinal. Walaupun peran proses penuaan adalah penyebab utama, lokasi
dan percepatan degenerasi bersifat individual. Proses degeneratif pada regio cervical,
thorak, atau lumbal dapat mempengaruhi discus intervertebral dan sendi facet.
d. Arthiritis.
e. Anomali colum spinal. (Kalim et al, 1996)
2. Apa manifestasi klinis dari kasus ini?
Manifestasi klinis HNP tergantung dari radiks saraf yang terkena. Gejala klinis yang
paling sering adalah iskhialgia (nyeri radikuler sepanjang perjalanan nervus
iskhiadikus). Nyeri biasanya bersifat tajam seperti terbakar dan berdenyut menjalar
sampai di bawah lutut. Bila saraf sensorik yang besar terkena akan timbul gejala
kesemutan atau rasa tebal sesuai dengan dermatomnya. Pada kasus berat dapat terjadi
kelemahan otot dan hilangnya refleks tendon patella (KPR) dan Achilles (APR). Bila
mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan miksi, defekasi dan fungsi
seksual.
Sindrom kauda equina dimana terjadi saddle anasthesia sehingga
menyebabkan nyeri kaki bilateral, hilangnya sensasi perianal (anus), paralisis
kandung kemih, dan kelemahan sfingter ani. Sakit pinggang yang diderita pun akan
semakin parah jika duduk, membungkuk, mengangkat beban, batuk, meregangkan
badan, dan bergerak. Istirahat dan penggunaan analgetik akan menghilangkan sakit
yang diderita.
Keluhan awal biasanya nyeri punggung bawah (low back pain) yang onsetnya
perlahan-lahan, bersifat tumpul atau terasa tidak enak, sering intermitten, walaupun
kadang-kadang nyeri tersebut onsetnya mendadak dan berat. Nyeri ini terjadi akibat
regangan ligamentum longitudinalis posterior, karena diskus itu sendiri tidak
memiliki serabut nyeri. Nyeri tersebut khas yaitu diperhebat oleh aktivitas dan
pengerahan tenaga serta mengedan, batuk, atau bersin. Nyeri ini biasanya menghilang
bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan tungkai yang sakit difleksikan.
Sering terdapat spasme refleks otot-otot paravertebra yang menyebabkan nyeri dan
membuat pasien tidak dapat berdiri tegak secara penuh.
Ada jenis yang akut dan ada jenis yang berlangsung perlahan. Jenis yang
berlangsung perlahan kadang-kadang lebih lama sembuhnya. Nyeri bersifat tumpul
dan semakin bertambah bila pinggang bergerak, ketika berjalan pasien akan
memiringkan tubuh ke arah badan yang sehat semata-mata bertujuan untuk membuka
ruang lebih luas bagi bagian ruas tulang belakang yang bermasalah.
Setelah periode waktu tertentu, timbul nyeri pinggul dan sisi posterior atau
posterolateral paha serta tungkai sisi yang terkena, yang biasanya disebut skiatika atau
iskialgia. Ada kalanya pasien mengeluh nyeri pada tepi luar telapak kaki (S1) dan tepi
luar betis dan paha dalam (L3-L4-L5). Ini semua bergantung pada radian saraf
pinggang yang terkena dorongan dari nucleus pulposus yang merosot tersebut. Pasien
tidak tahan duduk lama apalagi bila duduk bersila. Sebentar-sebentar pasien akan
menjulurkan kaki, gejala ini sering disertai rasa baal dan kesemutan yang menjalar ke
bagian kaki yang dipersarafi oleh serabut sensorik radiks yang terkena. Kekuatan otot
tungkai pada umumnya tidak terlalu terganggu, namun sensasi raba mungkin dapat
berkurang.
Pada keadaan yang tidak lazim dimana protrusi diskus sentral terjadi dengan
adanya kanalis spinalis yang sempit pada regio lumbal, kompresi kauda ekuina dapat
timbul, dengan paraparesis dan hilangnya tonis sfingter. Sindrom klaudikasio palsu
telah dilaporkan dengan nyeri tungkai bila beraktivitas, akibat sekunder dari kompresi
intermitten kauda ekuina (Achdiat Agus, 2009; Mansjoer Arif et all).
Tanda dan gejala yang spesifik pada berbagai jenis HNP adalah (Ratih
astarida, 2009) :
a. Henia Lumbosakralis
Gejala pertama biasanya low back pain yang mula-mula berlangsung dan
periodik kemudian menjadi konstan. Rasa nyeri di provokasi oleh posisi badan
tertentu, ketegangan hawa dingin dan lembab, pinggang terfikasi sehingga kadangkadang terdapat skoliosis. Gejala patognomonik adalah nyeri lokal pada tekanan atau
ketokan yang terbatas antara 2 prosesus spinosus dan disertai nyeri menjalar kedalam
bokong dan tungkai. Low back pain ini disertai rasa nyeri yang menjalar ke daerah
iskhias sebelah tungkai (nyeri radikuler) dan secara refleks mengambil sikap tertentu
untuk mengatasi nyeri tersebut, sering dalam bentuk skilosis lumbal. Sindrom sendi
intervertebral lumbalis yang prolaps terdiri dari:
b. Hernia Servicalis
sevikobrachialis).
iceps yang menurun atau menghilang.
-otot leher spastik dan kaku kuduk.
c. Hernia thorakalis
-kadang mendadak dengan paraplegia.
3. Apa komplikasi dari kasus ini?
Komplikasi yang dapat timbul dari hernia nukleus pulposus adalah atrofi otot-otot
ekstremitas inferior. Otot-otot yang mengalami atrofi tergantung dari radix saraf yang
mengalami lesi. Lesi pada radix saraf L4 menyebabkan atrofi pada m.quadriceps
femoris, lesi pada radix saraf S1 menyebabkan atrofi pada m.gastroknemius dan
m.soleus. Atrofi yang tidak mendaptkan rehabilitasi akan menyebabkan kelumpuhan
ekstremitas inferior (Sufitni, 1996).
Download