9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Dividend 2.1.1.1 Pengertian Dividend Investasi dalam bentuk saham akan memberikan dua jenis keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend dan capital gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli. Sedangkan dividend adalah pembagian keuntungan yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Indrayoga (2008) menyatakan bahwa dividend merupakan bagian keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Jumlah dividend yang akan dibagikan diusulkan oleh dewan direksi dan disetujui di dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Dividend payout ratio adalah persentase dari pendanaan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend (Riyanto, 2001). Semakin tinggi dividend payout ratio, maka semakin kecil porsi dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan. Dividend payout ratio yang ditentukan perusahaan untuk membayar dividend kepada pemegang saham setiap tahunnya dilakukan berdasarkan besar kecilnya laba bersih setelah pajak. 10 2.1.1.2 Jenis Dividend Menurut Sundjaja dan Barlin (2010) dalam Pasadena (2013), terdapat 4 jenis dividend, yaitu: 1. Dividend tunai (kas) Dividend tunai ini dibagikan oleh perusahaan dalam bentuk uang tunai. Adapun pengertian dividend tunai adalah sumber dari arus kas untuk pemegang saham yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. 2. Dividend saham Dividend saham adalah pembayaran dividend dalam bentuk saham. Sering kali dividend saham ini digunakan sebagai pengganti dividend tunai. 3. Property dividend Property dividend merupakan dividend yang dibagikan dalam bentuk aktiva lain selain kas atau saham, misalnya aktiva tetap dan suratsurat berharga. 4. Liquiditing dividend Liquiditing dividend adalah dividend yang diberikan kepada pemegang saham sebagai akibat dilikuidasinya perusahaan. Dividend yang dibagikan adalah selisih nilai realisasi aset perusahaan dikurangi dengan semua kewajibannya. 11 2.1.1.3 Teori Kebijakan Dividend Ada tiga teori tentang kebijakan dividend (Brigham dan Huston, 2001), yaitu : 1. Dividend irrelevance theory Dividend irrelevance theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividend tidak mempunyai pengaruh, baik terhadap peusahaan maupun biaya modalnya. Teori tersebut menyatakan bahwa nilai perusahaan hanya tergantung pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya bukan pada bagaimana pendapatan itu dibagi antara dividend dan laba yang ditahan. 2. Bird in the hand theory Myron Gordon dan John Litner berpendapat bahwa keuntungan yang diisyaratkan akan meningkat sebagai akibat penurunan pembayaran dividend. Investor akan merasa lebih aman untuk memperoleh pendapatan dividend daripada capital gain. 3. Tax preference theory Tax preference theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividend dan capital gain maka para investor lebih menyukai menunda pembayaran pajak. capital gain karena dapat 12 2.1.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividend Dalam menetapkan kebijakan dividend perusahaan terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi. Menurut Indrayoga (2008), faktor-faktor tersebut diantaranya : 1. Investasi Perusahaan yang memiliki prospek baik dapat banyaknya peluang dalam melakukan investasi. tersebut akan mempengaruhi pembayaran diihat dari Peluang investasi dividend. Sehingga perusahaan akan cenderung melakukan pembayaran dividend dalam jumlah yang kecil agar proporsi internal equity yang akan digunakan untuk mendanai investasi lebih besar. Sebaliknya, bagi perusahaan yang kurang memiliki peluang investasi maka akan tersedia dana yang cukup banyak untuk membayar dividend. 2. Likuiditas Faktor penting dalam menentukan kebijakan dividend adalah posisi kas atau likuiditas suatu perusahaan. Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek karena dividend merupakan cash outflow maka semakin kuat posisi likuiditas perusahaan semakin besar juga kemampuan perusahaan untuk membayar dividend. 3. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (profit). Laba inilah yang menjadi dasar pembagian dividend 13 perusahaan. Laba tersebut dapat ditahan sebagai laba ditahan dan dapat dibagi sebagai dividend. 4. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan memungkinkan adanya kebutuhan dana yang lebih besar untuk membiayai pertumbuhannya. Pemenuhan dana tersebut dapat menyebabkan perusahaan menahan laba dan tidak membagikan dividend. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan perusahaan akan memperbesar kesempatan untuk memperoleh keuntungan. Namun pertumbuhan perusahaan akan diiringi dengan kebutuhan dana yang besar sehingga akan meningkatkan porsi pendapatan yang akan ditahan. 5. Ukuran Perusahaan Salah satu faktor penting dalam menentukan dividend payout ratio adalah ukuran perusahaan. Semakin mapan perusahaan akan menjadikan dividend payout ratio perusahaan semakin tinggi. Perusahaan yang lebih besar cenderung mempunyai akses yang lebih mudah dalam pasar modal. Sehingga mempunyai kemampuan mengumpulkan dana dalam waktu singkat. Hal ini akan mengurangi ketergantungan terhadap pemenuhan dana dari dalam perusahaan, akibatnya perusahaan mampu memberikan dividend payout ratio yang lebih tinggi. 14 2.2 Penelitian Terdahulu Suharli dan Oktorina (2005) melakukan penelitian yang berjudul “Memprediksi tingkat pengembalian investasi pada equity securities melalui rasio profitabilitas, likuiditas dan hutang pada perusahaan publik di Jakarta”. Periode penelitian dilakukan tahun 2002-2003 dengan populasi seluruh perusahaan Indonesia yang listing di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa tingkat pengembalian berupa dividend bagi investor dapat diprediksi melalui rasio profitabilitas, likuiditas dan leverage perusahaan. Dalam penelitian Indaryoga (2008) yang berjudul “Analisis pengaruh investasi, likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta”. Periode yang digunakan adalah tahun 20022006, dengan 22 perusahaan yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel. Variabel independen yang adalah rasio investasi, digunakan current ratio, return on investment, revenue growth rate dan log natural of sales dengan variabel dependen dividend payout ratio. Dari penelitian tersebut terbukti rasio investasi, return on investment dan revenue growth rate berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Khasanah “Analisis pengaruh (2009) melakukan investasi, likuiditas, penelitiannya profitabilitas yang dan perusahaan terhadap kebijakan dividend payout ratio pada berjudul ukuran perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index”. Periode yang digunakan dalam 15 penelitian tersebut adalah periode tahun 2000-2004. Variabel independen yang digunakan dalam penenelitian adalah invest, quick ratio, return on equity dan size. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah dividend payout ratio. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hanya variabel quick ratio yang bepengaruh terhadap dividend payout ratio. Pada penelitian Marpaung dan Hardianto (2009) yang berjudul “Pengaruh profitabilitas dan kesempatan investasi terhadap kebijakan dividend : studi empirik pada emiten pembentuk indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah cash ratio, return on assets, growth, size dan debt to equity ratio serta dividend payout ratio sebagai variabel dependen. Penelitian tersebut dapat membuktikan bahwa variabel return on assets, firm size dan debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Rahmawati (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh current ratio, return on assets (ROA), kebijakan hutang dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividend dengan menggunakan regresi logistik”. Menggunakan periode penelitian selama tiga tahun dimulai dari tahun 2007 hingga 2009 dengan populasi perusahan-perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI. Variabel independen yang digunakan adalah current ratio, return on assets (ROA), debt to total asset ratio (DAR) dan firm size. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah dividend payout ratio. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa 16 variabel current ratio dan return on assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividend, sedangkan varibel kebijakan hutang yang diukur menggunakan debt to total asset ratio (DAR) dan ukuran perusahaan yang diukur menggunakan firm size berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividend. Penelitian yang dilakukan Ayu (2013) berjudul “Pengaruh profitabilitas, investment opportunity set, leverage dan growth terhadap kebijakan dividend”. Periode yang digunakan adalah tahun 2008-2010, dengan jumlah sampel 86 perusahaan. Variabel independen yang digunakan adalah return on assets, sales growth, debt to equity ratio dan total assets growth terhadap dividend payout ratio sebagai variabel dependen. Dari hasil penelitian tersebut hanya return on assets yang berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Marietta dan Sampurno (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis pengaruh cash ratio, return on assets, growth, firm size, debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio : (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20082011)”. Penelitian dilakukan dengan data sebanyak 108. Variabel dependen yang digunakan adalah dividend payout ratio serta return on assets, cash ratio, debt to equity ratio, growth dan size sebagai variabel independen. Penelitian tersebut memberi kesimpulan bahwa variabel return on assets, size dan debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio, variabel cash ratio berpengaruh positif tidak 17 signifikan terhadap dividend payout ratio sedangkan variabel growth berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap dividend payout ratio. Penelitian yang dilakukan Pasadena (2013) berjudul “Pengaruh likuiditas, leverage, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividend pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Periode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah tahun 2008-2011, dengan total 124 perusahaan sebagai sampel. Variabel independen yang digunakan adalah current ratio, debt to equity ratio, return on investment dan size serta dividend payout ratio sebagai variabel dependen. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa hanya return on invesment yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Penelitian Rizaldi (2013) yang berjudul “Analisis faktor-fakor yang mempengaruhi kebijakan dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011”. penelitian tersebut sebanyak 32 perusahaan Sampel untuk setiap dalam tahunnya sehingga jumlah keseluruhan data observasi sebanyak 128 selama tahun 2008-2011. Variabel dependen yang digunakan adalah dividend payout ratio, sedangkan variabel independen yang digunakan antara lain investasi, likuditas, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan. Hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa hanya variabel pertumbuhan perusahaan ratio. yang berpengaruh terhadap dividend payout 18 Wiyatno (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011”. Variabel independen yang digunakan adalah return on assets (ROA), current ratio, debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio sebagai variabel dependen. Data yang digunakan sebagai sampel sebanyak 30 perusahaan manufaktur, dengan kesimpulan bahwa variabel return on assets (ROA) dan current ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio sedangkan variabel debt to equity ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap dividend payout ratio. 2.3 Hubungan Variabel (Hipoteis) 2.3.1 Investasi Berpengaruh Negatif terhadap Dividend Payout Ratio Pada dasarnya investasi bertujuan untuk mengembangkan perusahaan (Rizaldi, 2013). Apabila perusahaan dalam kondisi baik maka pihak manajemen akan cenderung membagikan dividend (Ayu, 2013). melakukan Dana investasi yang seharusnya dibanding digunakan untuk membayar dividend kepada pemegang saham akan digunakan untuk melakukan investasi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Indrayoga (2008), investasi mempunyai pengaruh negatif terhadap dividend payout ratio. Adanya hubungan yang negatif, berarti investasi dan dividend payout ratio menunjukkan hubungan yang berlawanan arah. Investasi yang semakin 19 meningkat mengakibatkan dividend payout ratio semakin menurun begitu pula sebaliknya. Namun, Khasanah (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa investasi tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Sehingga penurunan atau peningkatan investasi selama periode penelitian tidak berpengaruh terhadap besarnya dividend yang dibagi. Hal ini disebabkan karena perusahaan menerapkan kebijakan pemberian dividend stabil. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 : Investasi berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio. 2.3.2 Likuiditas Berpengaruh Positif terhadap Dividend Payout Ratio Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangan jangka pendek tepat waktu (Pasadena, 2013). Semakin besar likuiditas, maka perusahaan mempunyai dana likuid yang cukup besar, sehingga perusahaan dapat membayarkan dividend secepatnya dalam jumlah yang maksimal. Karena semakin kuat posisi likuiditas perusahaan, berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar rasio dividend. Dalam penelitian Suharli dan Oktorina (2005), menyimpulkan bahwa semakin tinggi likuiditas maka dividend yang dibagikan semakin 20 besar pula. Faktor likuiditas dapat digunakan untuk memprediksi tingkat pengembalian investasi berupa dividend bagi investor. Wiyatno (2013) dalam penelitiannya menggunakan current ratio sebagai rasio yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan. Semakin tinggi current ratio menunjukkan semakin tinggi dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Tingginya juga menunjukkan keyakian investor terhadap dalam membayar dividend yang dijanjikan. perusahaan current ratio kemampuan perusahaan Dengan kata lain, ada pengaruh positif antara current ratio terhadap kebijakan dividend. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H2 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. 2.3.3 Profitabilitas Berpengaruh Positif terhadap Dividend Payout Ratio Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba (Suharli dan Oktorina, 2005). Setiap perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaannya dalam rangka meningkatkan produktivitas perusahaan. Selain itu perusahaan harus dapat mengadakan efektivitas dan efisiensi dalam melakukan operasional usaha perusahaannya. Peningkatan produktivitas dan dilakukannya program efektivitas dan efisiensi merupakan langkah yang diambil perusahaan dalam rangka memperoleh keuntungan. Karena semakin besar 21 profitabilitas atau laba dengan asumsi kebutuhan perusahaan tetap, maka semakin besar sisa laba yang dapat dibagikan untuk rasio dividend. Pengaruh positif profitabilitas terhadap dividend payout ratio dinyatakan dalam beberapa penelitian terdahulu, diantaranya pada penelitian yang dilakukan oleh Suharli dan Oktorina (2005) yang menyatakan bahwa profitabilitas investee dapat memprediksi mempengaruhi kebijakan dividend suatu perusahaan. Perusahaan atau yang memiliki stabilitas keuntungan dapat menetapkan tingkat pembayaran dividend dengan yakin dan mensinyalkan kualitas keuntungan perusahaan. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin besar dividend yang dibagikan kepada investor. Marpaung dan Hardianto (2009) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Semakin tinggi laba suatu perusahaan maka semakin tinggi pula aliran kas dalam perusahaan sehingga perusahaan dapat membayar dividend yang lebih tinggi. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H3 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. 22 2.3.4 Pertumbuhan Perusahaan Berpengaruh Negatif terhadap Diviend Payout Ratio Pertumbuhan perusahaan merupakan gambaran tolak ukur perusahaan. Ketika pertumbuhan suatu perusahaan meningkat maka akan menimbulkan kebutuhan dana yang lebih besar. Untuk membiayai pertumbuhan dimasa yang akan datang perusahaan biasanya lebih senang menahan labanya dari pada dibayarkan sebagai dividend kepada para pemegang saham (Marpaung dan Hardianto, 2009). Hasil penelitian Indrayoga (2008), membuktikan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh negatif terhadap dividend payout ratio. Oleh karena itu, adanya hubungan yang negatif ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin rendah dividiend payout ratio. Hal senada juga terdapat dalam penelitian Rizaldi (2013) yang mengemukakan bahwa semakin tinggi tingkat pertumbuhan suatu perusahaan maka akan semakin besar tingkat kebutuhan dana untuk melakukan ekspansi. Sehingga semakin memungkinkan perusahaan menahan keuntungan dan tidak membayarkannya sebagai dividend. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H4: Pertumbuhan perusahaan dividend payout ratio. berpengaruh negatif terhadap 23 2.3.5 Ukuran Perusahaan Berpengaruh Positif terhadap Dividend Payout Ratio Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan besar yang sudah mapan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sedangkan perusahaan baru dan kecil akan memiliki kesulitan dalam akses ke pasar modal (Pasadena, 2013). Kemudahan akses ke pasar modal dapat menunjukkan fleksibilitas dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh dana yang besar sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividend yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Marietta dan Sampurno (2013) dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Perusahaan dengan ukuran yang relatif besar lebih memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba yang besar sehingga dapat membayar dividend kepada investor. Selain itu, perusahaan besar merupakan salah satu aspek dasar dalam melakukan investasi dikarenakan mudahnya akses informasi yang didapat di pasar modal sehingga akan memudahkan investor untuk menanamkan modalnya. Selain itu, penelitian Rahmawati (2011) menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividend payout ratio. Tujuan pembayaran dividend yang tinggi bagi 24 perusahaan dengan ukuran yang relatif besar adalah untuk menjaga reputasi perusahaan dimata investor potensial dan investor aktual. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H5 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. 2.4 Kerangka Berfikir Berdasarkan uraian di atas maka dapat diperoleh kerangka konseptual penelitian, adalah sebagai berikut : Investasi Likuiditas Profitabilitas Pertumbuhan Perusahaan Ukuran Perusahaan Dividend Payout Ratio