BAB 2 LANDASAN TEORI

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Komunikasi
2.1.1.1 Definisi Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu hal terpenting dalam kehidupan
manusia, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. Sebagai
makhluk sosial, manusia tidak terlepas dari hubungannya dengan individu
lain yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain untuk
memenuhi kebutuhan dan keperluan mereka.
Pada hakikatnya, komunikasi adalah sebuah proses penyampaian
informasi antara pengirim informasi dengan orang yang akan menerima
informasi. Dalam bahasa komunikasi, informasi yang akan disampaikan
tersebut disebut message, orang yang menyampaikan informasi disebut
komunikator, sedangkan orang yang menerima informasi disebut
komunikan.
Seperti yang dikemukakan oleh Bernard dan Steiner (Mulyana, 2007 :
68) komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan,
dan sebagainya, dengan menggunakan simbol – simbol, kata - kata,
gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau roses transmisi itulah
yang biasanya disebut komunikasi.
Sedangkan Menurut Hovland dalam (Mulyana, 2007 : 68),
komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator)
menyampaikan rangsangan (biasanya lambang - lambang verbal) untuk
10
11
mengubah perilaku orang lain (comunicate). Dapat diartikan bahwa dalam
penyampaian – penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa – bahasa
yang mudah dimengerti dapat mempengaruhi sikap dan perilaku orang
lain.
Menurut (West & Tunner, 2007 : 5), dalam buku Teori Komunikasi
Perspektif, Ragam dan Aplikasi (Rohim, 2009 : 11) memberikan batasan
bahwa komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu
menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan
makna dalam lingkungan mereka.
lingkungan
simbol
sosial
komunikasi
makna
proses
Gambar 2.1
Batasan Komunikasi
Dengan demikian, komunikasi dapat mengubah perilaku, sikap, dan
pendapat seseorang apabila komunikasi tersebut berjalan efektif.
12
2.1.1.2 Komponen Komunikasi
Berikut merupakan komponen komunikasi, meliputi 5 (lima)
komponen (Effendy, 2007) , yaitu :
1. Komunikator (Pembawa Berita)
Komunikator, yaitu pemrakarsa komunikasi (pembawa berita),
bisa individu, keluarga, maupun kelompok yang mengambil inisiatif
dalam menyelenggarakan komunikasi. Komunikasi ini berlangsung
antar individu atau kelompok lain yang menjadi sasarannya.
Komunikator dapat juga berati tempat berasalnya sumber komunikasi.
2. Message (Pesan atau berita)
Message (pesan) adalah berita yang disampaikan oleh
komunikator melalui lambang-lambang, pembicaran, gerakan dan
sebagainya. Message bisa berupa gerakan, sinar, suara, lambaian
tangan, kibaran bendera atau tanda-tanda lain, dengan interpretasi
yang tepat akan memberikan arti dan makna tertentu.
3. Channel (media atau sarana)
Channel (saluran) adalah, sarana tempat berlalunya pesan
yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Saluran
tersebut meliputi :
1. Pendengaran (lambang berupa suara).
2. Penglihatan (lambang berupa sinar, pantulan atau lambang).
3. Penciuman (lambang berupa wangi-wangian/ bau-bauan).
4. Rabaan (lambang berupa rangsangan rabaan).
Jadi secara keseluruhan saluran bisa berupa radio, televisi, telepon,
koran, majalah dan lain-lain.
13
4. Komunikan (penerima berita)
Komunikan
adalah, objek atau sasaran dari kegiatan
komunikasi atau orang yang menerima pesan atau lambang. Dapat
berupa individu, keluarga maupun masyarakat.
5. Efek (effect).
Efek adalah tanggapan, seperangkat reaksi komunikan setelah
menerima pesan.
2.1.1.3 Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi (Effendy, 2007) :
1. Menginformasikan (to inform)
Adalah memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan
kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran
dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan
orang lain.
2. Mendidik (to educated)
Adalah
komunikasi
merupakan
sarana
pendidikan.
Dengan
komunikasi, manusia dapat menyampaikan ide dan pikiranya
kepada orang lain, sehingga orang lain mendapatkan informasi dan
ilmu pengetahuan.
3. Menghibur (to entertain)
Adalah
komunikasi
selain
berguna
untuk
menyampaikan
komunikasi, pendidikan dan mempengaruhi juga berfungsi untuk
menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.
14
4. Mempengaruhi (to influence)
Adalah fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi,
tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan
dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku
komunikan sesuai dengan yang di harapkan.
2.1.2 Komunikasi Organisasi
2.1.2.1 Definisi Komunikasi Organisasi
Organisasi adalah sebuah wadahyang menampung orang –
orang dan objek – objek; orang – orang dalam organisasi yang
berusaha mencapai tujuan bersama (Mulyana, 2010 : 17).
Komunikasi
organisasi
dapat
didefinisikan
sebagai
pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit – unit komunikasi
yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu
organisasi terdiri dari unit – unit komunikasi dalam hubungan –
hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi
dalam suatu lingkungan (Mulyana, 2010 : 31).
Komunikasi organisasi terjadi kapanpun setidak – tidaknya
satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi
menafsirkan suatu pertunjukkan.
Komunikasi organisasi cenderung menekankan kegiatan
penanganan
pesan
yang
terkandung
organisasional (organizational boundary)”.
dalam
suatu
“batasan
15
2.1.2.2 Komunikasi Organisasi Eksternal
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara
pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada
organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala
hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan
sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap
sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara
timbal balik (Sylvia, 2005 : 170) :
a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini
dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki
keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini
dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi;
press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio;
film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers.
b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari
khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai
efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh
organisasi.
2.1.3 Public Relations
2.1.3.1 Definisi Public Relations
Menurut Frank Jefkins dalam (Yadin, 2003 : 10) Public
Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu
kedalam maupun keluar, antara satu organisasi dengan semua
16
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang
berlandaskan pada saling pengertian.
Berdasarkan
definisi
diatas,
unsur
tujuannya
lebih
diperinci,yaitu tidak hanya terbatas pada saling pengertian saja,
melainkan juga berbagai macam tujuan khusus lainnya yang sedikit
banyak berkaitan berkaitan dengan salinng pengertian itu. Tujuantujuan khusus itu meliputi penanggulangan masalah-masalah
komunikasi yang memerlukan suatu perubahan tertentu, misalnya
mengubah sikap yang negatif menjadi positif.
Dalam kegiatan Public Relations, kita sering kali dituntut
untuk menjelaskan sebab-sebab terjadinya musibah atau sesuatu
yang tidak menyenangkan yang dialami perusahaan kepada orang
lain. Dalam kenyataannya, manajemen krisis telah menjadi tugas
pokok Public Relations.
Terdapat begitu banyak definisi Public Relations. Namun,
pada intinya Public Relations senantiasa berkenaan dengan
kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui
kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul perubahan
yang berdampak.
2.2 Landasan Konseptual
2.2.1 Minat
2.2.1.1 Definisi Minat
Minat merupakan suatu proses yang mendorong seseorang
untuk yakin melakukan pembelian. Intensitas seseorang dalam
17
pencarian informasi mengenai suatu hal yang ingin diketahuinya
menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki minat yang tinggi
terhadap hal tersebut. Sebelum mengambil sebuah keputusan biasanya
seseorang akan mengumpulkan informasi mengenai apa yang ia
butuhkan dengan berbagai pilihan alternatif untuk perbandingan.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan
diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semakin besar minatnya (Djaali, 2007 : 121).
Adanya hubungan seseorang dengan sesuatu di luar dirinya, dapat
menimbulkan rasa ketertarikan, sehingga tercipta adanya penerimaan.
Dekat maupun tidak hubungan tersebut akan mempengaruhi besar
kecilnya minat yang ada.
2.2.1.2 Faktor Timbulnya Minat
Minat timbul berdasarkan perasaan suka atau tidak sukanya
individu terhadap suatu objek, subjek atau aktivitas. Hal tersebut pada
akhirnya akan mempengaruhi penerimaan individu. Jika individu
tersebut menyukai objek, subjek atau aktifitas tersebut, maka individu
akan menerimanya. Namun, apabila individu tidak menyukai objek,
subjek atau aktifitas tersebut maka individu akan menolaknya.
Faktor timbulnya minat menurut Crow and Crow (1982), terdiri
dari 3 faktor (Sarwono S.W, 2003: 76) :
a. Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan
untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini
18
dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik,
melakukan penelitian ilmiah, atau aktifitas lain yang menantang.
b. Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan diri
dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat
untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat
untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.
c. Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan
emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan
dapat
meningkatkan
minat,
sedangkan
kegagalan
dapat
menghilangkan minat seseorang.
2.2.1.3 Dimensi Minat
Swastha (2008 : 87) membagi minat menjadi 4 dimensi, yaitu :
1. Attention : Dilihat sebagai bentuk perhatian dari
individu
yang
motivasional dan
ditangkap
oleh
memiliki
dampak
faktor-faktor
pada
suatu
perilaku.
2. Interest : Menunjukkan kemauan seseorang terhadap
suatu barang atau jasa.
3. Desire : Upaya yang direncanakan seseorang untuk
dilakukan dalam memiliki suatu barang atau jasa
tertentu.
4. Action : menunjukkan perilaku selanjutnya yang
dilakukan oleh seorang individu ( memilih atau tidak
memilih, membeli atau tidak membeli)
19
2.2.2 Citra
2.2.2.1 Definisi Citra
Menurut Frank Jefkins (Yadin, 2003), citra diartikan sebagai
kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai
hasil dari pengetahuan dan pengalamanya.
Citra sendiri dibentuk oleh perusahaan agar khalayak mampu
menerima pesan yang disampaikan oleh perusahaan dan sesuai
dengan maksud dari perusahaan itu sendiri. Dengan citra yang
dibentuk oleh perusahaan, diharapkan khalayak mampu memberikan
kepercayaan atas produk yang ditawarkan perusahaan.
Sedangkan menurut Kotler (2000 : 338) dalam buku Crisis
Public Relations, Firsan Nova (2011 : 298) citra adalah persepsi
masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Citra dipengaruhi
oleh banyak faktor di luar kontrol perusahaan.
Adapula pendapat lain mengenai definisi citra yaitu menurut
Djaslim Saladin (2006 : 97) dalam buku Crisis Public Relations,
Firsan Nova (2011 : 298) citra merupakan salah satu perbedaan yang
dapat dibanggakan oleh pelanggan, baik citra produk maupun citra
perusahaan.
2.2.2.2 Peran Citra Bagi Perusahaan
Citra yang baik dari suatu organisasi merupakan aset yang
sangat penting karena citra mempunyai suatu dampak persepsi
konsumen dan operasi organisasi dalam berbagai hal. Dalam buku
Crisis Public Relations, Firsan Nova (2011 : 302 – 303) menjelaskan
20
pendapat
Groonroos
mengidentifikasikannya
peran
citra
bagi
perusahaan, yaitu :
a. Citra menceritakan harapan, bersama dengan kampanye
pemasar eksternal, seperti periklanan, penjualan pribadi, dan
komunikasi dari mulut ke mulut. Citra yang positif
memudahkan bagi organisasi untuk berkomunikasi secara
efektif dan membuat orang-orang lebih mengerti dengan
komunikasi dari mulut ke mulut. Citra yang netral atau tidak
diketahui mungkin tidak menyebabkan kehancuran, tetapi hal
itu tidak membuat komunikasi dari mulut ke mulut berjalan
lebih efektif.
b. Citra adalah sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi
kegiatan perusahaan.
c. Citra adalah fungsi dari pengalaman dan harapan konsumen.
d. Citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen.
Setiap perusahaan harus mempunyai citra di masyarakat, dan
citra itu sendiri dapat berperingkat baik, sedang, atau buruk. Dampak
peringkat citra yang berlainan tersebut terhadap keberhasilan kegiatan
bisnis dan pemasaran produk berlainan. Citra buruk melahirkan
dampak yang negatif bagi operasi bisnis perusahaan dan juga dapat
melemahkan kemampuan perusahaan untuk bersaing.
2.2.2.3 Proses Pembentukan Citra
Proses pembentukan citra yang dituliskan dalam buku Crisis
Public Relations, Firsan Nova (2011 : 304-305) proses pembentukan
21
citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem
komunikasi dijelaskan oleh John S. Nimpoeno dalam laporan
penelitian tentang tingkah laku konsumen, seperti yang dikutip
Danasaputra sebagai berikut :
Kognisi
Stimulus
Persepsi
Sikap
Perilaku
Motivasi
Gambar 2.2
Model Pembentukan Citra
PR digambarkan sebagai input – output. Proses dalam model
ini adalah pembentukan citra sedangkan input adalah stimulus yang
diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu
sendiri digambarkan melalui persepsi – kognisi – motivasi – sikap.
2.2.3 Persepsi Harga
Setiap individu juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Penilaian yang dirasakan setiap konsumen terhadap suatu barang atau jasa
tidaklah sama, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya. Persepsi
konsumen terhadap suatu harga dapat mempengaruhinya dalam mengambil
keputusan pembelian. Oleh sebab itu, produsen akan berusaha memberikan
persepsi yang baik terhadap produk atau jasa yang mereka tawarkan.
Dalam memandang suatu harga konsumen memiliki beberapa
pandangan yang berbeda – beda. Harga yang ditetapkan diatas harga pesaing
dipandang mencerminkan kualitas yang lebih baik atau mungkin juga
dipandang sebagai harga yang terlalu mahal.
22
Harga memiliki peranan utama dalam proses pengambilan keputusan
para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi.
1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam
membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh
manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan
daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat
membantu para pembeli memutuskan cara mengalokasikan
daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli
membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia,
kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki
2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam
‘mendidik’ konsumen mengenai faktor – faktor produk, seperti
kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi di mana
pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau
manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku
adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang
tinggi.
Tujuan penetapan harga :
1. Tujuan Berorientasi pada Laba
Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap
perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan
laba paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah
maksimisasi laba.
23
2. Tujuan Berorientasi pada Volume
Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan
yang
menetapkan
harganya
berdasarkan
tujuan
yang
berorientasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal
dengan istilah volume pricing objectives.
3. Tujuan Berorientasi pada Citra
Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui
strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga
tinggi
untuk
membentuk
atau
mempertahankan
citra
prestisius.
4. Tujuan Stabilisasi Harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap
harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka
para pesaing harus menurunkan pula harga mereka.
5. Tujuan – tujuan Lainnya
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah
masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan,
mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan
pemerintah.
Menurut Freddy Rangkuti (2009 : 104) persepsi mengenai harga dapat
diukur berdasarkan persepsi pelanggan yaitu dengan cara menanyakan
kepada pelanggan variabel – variabel yang menurutnya paling penting dalam
memilih sebuah produk.
24
Persepsi harga dibentuk oleh dua dimensi utama yaitu :
1) Persepsi Kualitas
Konsumen cenderung lebih menyukai produk yang harganya
mahal ketika informasi yang didapat hanya harga produknya.
Persepsi konsumen terhadap kualitas produk dipengaruhi oleh
persepsi mereka terhadap nama, merek, nama toko, garansi
yang diberikan dan negara yang menghasilkan produk
tersebut.
2) Persepsi Biaya yang Dikeluarkan
Secara umum konsumen menganggap bahwa harga merupakan
biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan sebuah produk.
Tetapi konsumen mempunyai persepsi yang berbeda – beda
terhadap biaya yang dikeluarkan meskipun untuk produk yang
sama. Hal ini tergantung situasi dan kondisi yang dialami
konsumen.
2.2.4 Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang mencerminkan pola kehidupan orang tersebut
yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari mereka, bagaimana mereka
menilai suatu hal, dan minatnya terhadap hal tertentu. Gaya hidup
mempunyai dampak yang utama pada pembelian dan perilaku konsumsi dari
konsumen.
Gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu
bagaimana dia hidup dalam menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu
yang dimilikinya dalam kehidupan sehari – harinya. Gaya hidup memiliki arti
25
yang berbeda dengan kepribadian. Karena gaya hidup mempunyai
karakteristik yang lebih spesifik dibandingkan dengan kepribadian.
Sedangkan kepribadian lebih menggambarkan karakteristik yang ada pada
dalam diri manusia. Namun, dalam definisinya yang berbeda, kepribadian
dan gaya hidup saling berhubungan.
Menurut
Sumarwan
(2004
:
56)
kepribadian
mereflesikan
karakteristik internal dari konsumen, sedangkan gaya hidup menggambarkan
manifestasi eksternal karakteristik tersebut, yaitu perilaku seseorang.
Gaya hidup mempunyai sifat yang tidak permanen atau cepat berubah.
Sumarwan (2004 : 57) mengatakan gaya hidup sering kali digambarkan
dengan kegiatan, minat, dan opini dari seseorang (activities, interests and
opinions). Dari definisi tersebut, gaya hidup mempunyai pengaruh dibidang
pemasaran.
Gaya hidup menggambarkan seseorang mulai dari sikap, cara
berpenampilan dan kegiatan sehari – hari yang dilakukan yang menentukan
kepribadian seseorang tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan pembelian. Karena
gaya hidup merupakan salah satu karakteristik kepribadian konsumen dalam
memenuhi kebutuhan mereka dan hal itu harus menjadi perhatian para
pemasar untuk menentukan langkah – langkah yang akan digunakan oleh
perusahaan dalam menentukan strategi pemasaran.
26
2.3 Penelitian Terdahulu
a. Bambang Pujadi (2010)
Bambang Pujadi (2010) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh
Citra Merek Terhadap Minat Beli Melalui Sikap Terhadap Merek (Kasus
pada Merek Pasta Gigi Ciptadent di Semarang). Penelitian tersebut
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi citra merek sebagai upaya
mempengaruhi sikap terhadap merek untuk peningkatan minat beli.
Permasalahan riset bersumber pada 2 (dua) hal yaitu pertama adalah research
gap dari Knight and Kim (2007), dengan Sutantio (2004) dan Aaker (1991).
Permasalahan kedua bersumber dari research problem yaitu ditemukan pada
kinerja produk personal tahun 2008-2009 (Swa, Agustus 2009). Dari
permasalahan diataslah yang mendasari dilakukan penelitian ini, yaitu untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi citra merek yang nantinya
mempengaruhi sikap terhadap merek dan akhirnya pada terbentuknya minat
beli. Dalam penelitian ini dikembangkan suatu model teoritis dengan
mengajukan enam hipotesis yang akan diuji dengan menggunakan Structural
Equation Model (SEM) dengan menggunakan software AMOS 16.
Responden yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari responden yang
berrminat beli pasta gigi ciptadent berjumlah 102 responden. Hasil dari
pengolahan data SEM untuk model penuh telah memenuhi kriteria goodness
of fit sebagai berikut, nilai chi-square = 121,214; probability = 0,260; GFI =
0,889; AGFI = 0,849; TLI = 0,988; CFI = 0,990; CMIN/DF = 1,082; RMSEA
= 0,029. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model ini layak untuk
digunakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa citra merek dapat
ditingkatkan dengan meningkatkan persepsi kualitas dan kualitas pesan iklan.
27
Selanjutnya, citra merek yang semakin tinggi akan mempengaruhi sikap
terhadap merek dan selanjutnya meningkatkan minat beli.
b. Comaeni Enril Ferdinan (2013)
Comaeni Enril Ferdinan (2013) melakukan penelitian dengan judul
Analisis Pengaruh Persepsi Harga, Persepsi Kualitas Produk, Dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Suzuki (Studi Pada Pembeli –
Pengguna Sepeda Motor Suzuki di Kota Solo). Dalam penelitian tersebut data
dikumpulkan melalui metode kuesioner terhadap 100 orang responden
pembeli sekaligus pengguna sepeda motor Suzuki di Kota Solo dengan
metode aksidental.Metode ini digunakan untuk mengetahui tanggapan
responden terhadap masing – masing variabel. Hasil perhitungan didapat
bahwa faktor yang paling mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian adalah promosi. Persepsi harga juga
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Faktor persepsi tentang kualitas produk mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian. Penilaian bahwa kualitas produk
yang bagus akan meningkatkan keputusan pembelian.
28
2.4 Kerangka Pikir
Minat Pengunjung dalam
Menyelenggarakan
Resepsi Pernikahan
Citra Perusahaan
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
Download