BAB II TELAAH PUSTAKA 2.I. Defenisi Gereja Pada bagian ini akan di paparkan definisi gereja baik itu sebagai suatu kumpulan jemaat maupun sebuah organisasi, dan yang manjadi sasaran dalam penelitian dan penulisan ini adalah keberadaan gereja sebagai sebuah organisasi yang membuat sebuah perencaan strategi demi mencapai tujuan organisasinya. Gereja bisa diartikan dengan dua cara pandang menurtu Erly Amiani (2009) mengatakan bahwa gereja dilihat sebagai sekelompok orang yang percaya kepada Kristus, dengan kata lain sekelompok itu adalah ekklesia (jemaat) dan yang kedua gereja bisa diartikan sebagai organisasi intitusional, yang memerlukan manajemen yang baik, gereja sebagai organisasi juga memiliki badan hukum, visi, misi dan strategi. Akan tetapi krakterisasi organisasi gereja tidak ada loyaliti berdasarkan fakta seperti pada organisasi lainnya misalnya perusahaan namun berdasarkan pada iman sehingga anggota jemaat mudah beralih. Organisasi secara umum adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau lebih, atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama, organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Menurut Chester I. Barnard mengemukakan dalam buku beliau yang berjudul The Function Of The Executive, “organisasi adalah suatu sistem mengenai usaha usaha kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.” Sedangkan Stephen P. Robbins mengatakan bahwa “Organisasi ialah kesatuan aspek sosial yang terkordinasi secara sadar, dengan satu batasan yang cukup relatif dan bisa di identifikasi, yang bekerja secara relatif dan terus menerus untuk mencapai tujuan kelompok atau tujuan bersama.” Menurut J. William Schulze memberikan pendapat organisasi adalah suatu penggebungan dari orang-orang, benda-benda, alat-alat perlengkapan, ruang lingkup kerja dan segala hal yang berhubungan dengannya, yang disatukan dalam sebuah hubungan yang teratur dan sangat efektif untuk mencapai segala tujuan yang diinginkan.” Sir Stoner mengemukakan, ”Organisasi adalah sebuah pola yang menghubungkan orang orang di bawah arahan pimpinan (manager) untuk mencapai atau mengejar tujuan bersama.” Gerja juga merupakan sebuah organisasi dan Sitompul (2004) menyatakan bahwa gereja dalam memberikan pelayanan sesungguhnya dapat dirasakan (gounded) oleh jemaat dan masyarakat sebagai basis pelayanan sehingga memerlukan strategi dan manajemen secara baik. 2.2 Defenisi Operasional 1. Peralihan : pergantian dari keadaan yang satu kekeadaan yang lain atau pertukaran atau perubahan bentuk 2. Analisis SWOT adalah salah satu alat yang digunakan dalam sebuah strategi yang melihat Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threat (ancaman). 2.3 Perencanaan Strategis Ada empat fungsi manajemen yang lazim diketahui sekaligus diterapkan dalam pengelolaan gereja secara profesional, yaitu: Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Dari empat fungsi manajemen diatas yang dibahas dalam penulis ini yakni Planning (perencanaan) yang menjadi fokus dari penulisan ini. Planning atau Perencanaan sebagai bagian dari proses manajemen adalah penting bagi keberhasilan suatu organisasi dan hal ini berlaku secara khusus juga bagi gereja. Menurut Migliore (2010) Perencanaan adalah suatu aktivitas manajerial yang mencangkup menganalisa lingkungan, menetapkan tujuan, menentukan tindakan yang khas yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Ada banyak tipe rencana, tetapi yang kebanyakan dikategorikan sebagai perencanaan strategis dan rencana taktis. Rencana yang strategis meliputi suatu priode waktu yang panjang dan dapat disebut dengan rencana jangka panjang. Rencana jangka panjang mempunyai cangkupan yang luas. Rencana taktis meliputi suatu priode waktu yang pendek biasanya setahun atau kurang dari setahun, rencana taktis sering disebut rencana jangka pendek atau rencana operasional. Rencana ini menentukan apa yang harus dikerjkan pada suatu tahun tertentu untuk menggerakan organisasi menuju tujuan jangka panjang. Migliore (2010) mendefinisikan perencanaan yang strategis yaitu memberikan suatu prespektif bagi perencanaan yang sifatnya jangka panjang dan berhubungan dengan pencapain hasil akhir dengan cara khusus. Perencanaan strategis tidak bisa terlepas dari kata strategis, kata strategi berasal dari kata Yunani yatu Strategio yang berarti tata perkotaan, seni kemiliteran atau lebih luas lagi kepimpinan. Kata strategi ini telah digunakan dalm berbagai cara selama bertahun-tahun khususnya dalam konteks bisnis. Strategi juga dapat dirumuskan sebagai cara bertindak yang dilakukan suatu organisasi untuk mencapai sasarannya. Strategis merupakan katalisator dan unsure dinamis suatu perusahan untuk mencapai sasarannya. Freddy Rangkuti (2007) menjelaskan defenisis perencanaan strategis bahwa pimpinan suatu organisasi, setiap hari berusaha mencari kesesuaian antara kekuatan-kekuatan internal organisasi dan kekuatan-kekuatan eksternal. Suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi-strategi disebut perencanaan strategis. Migliore, dkk (2010), strategi sangat penting dalam gereja demi membangun pelayanan dalam mengahadapi fenomena yang terjadi, gereja dapat memperoleh keuntungan dalam proses perencanaan. a. Menentukan tujuan, sasaran, prioritas, dan strtegi yang dilengkapi dalam priode waktu tertentu, perencanaan akan memampukan gereja untuk menilai pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dan akan menolong memotivasi staf dan anggota untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. b. Mencapai komitmen dan kerja sama yang lebih besar dari pada staf dan anggota yang diarahkan untuk menghadapi tantangan dan menanggulangi masalah yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi yang berubah-ubah c. Mengarahkan sumber dayanya untuk menghadapi perubahan- perubahan tersebut melalui antisipasi dan persiapan. Tujuan utama dari perencanaan strategi menurut Freddy Rangkuty (2008) adalah agar organisasi dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga organisasi dapat mengantisipasi perubahan lingkungan internal. Menurut Migliore, dkk (2010) menyatakan jika perencanaan tidak menuju pada pelaksanaannya yang baik maka tidak akan berharga, jadi untuk menghasilkan gereja pelayanan yang memandang kedepan kemasa yang akan datang dan mencoba dan tetap hidup dan berhasil dalam lingkungan yang berubah, maka harus ada perencanaan yang aktiif, penuh semangat, berkelanjutan dan berkreatif. Dalam sebuah perencanaan strategis memerlukan sebuah analisis. Maka analisis yang digunakan yang bisa untuk mengatsi dan membantu strategi yaitu Analisis SWOT 2. 4. SWOT Agar posisi organisasi dapat diketahui dan dapat menentukan strategi yang relevan bagi organisasi, perlu dilakukan analisis terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mungkin timbul. Salah satu alat analisis yang digunakan adalah alat analisis SWOT. Menurut Freddy Rangkuti (1997) analisis SWOT adalah salah satu cara analisis yang berusaha melihat peranan sekaligus kemungkinan pengaruh dari perubahan internal dan eksternal organisasi dalam melakukan sesuatu keputusan strategis yaitu gabungan antara kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh satu unit bisnis. Hal yang sama pun di ungkapkan oleh Siagaian (2007) bahwa analisis SWOT merupakan instrument yang ampuh dalam melakukan analisis strategik, keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga sekaligus berperan sebagai alat untuk minimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan menekankan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi. Grapic Bickers berpendapat bahwa analis SWOT dapat menjadi salah satu alat dari beberapa alat analisis yang dapat gereja gunakan untuk menentukan kesempatan pelayanan gereja. Menurut Ihalauw, (1998) menyatakan bahwa perencanaan strategis pada dasarnya mempunyai tiga komponen dasar yaitu: 1. Menentukan dimana organisasi berada (kondisi internal eksternal) 2. Menentukan kemana organisasi pergi (Visi, Misi,dan Tujuan) 3. Menetukan organisasi bisa sampai kesana (strategi). dan Dalam pendekatan teoritis, analsis SWOT (Strength, Weakness Opportunities and Threath) yang dikemukakan dua variabl yang dapat membantu posisi perusahan agar dapat teidentifikasi secra maksimal. Pertama varibalen internal adalah bidang-bidang yang pada dasarnya dapat dikendalikan dan berda dalam lingkungan perusahan (Weakness). Kedua, variable eksternal yaitu bidang-bidang yang tidak dapat dikendalikan dan berada di luar lingkungan perusahan variabel meliputi peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat). Berikut pengertian variabel-variabel analisis SWOT di sini adalah sebagai berikut: 1. Strength (kekuatan) adalah unsur dalam perusahan yang memiliki keunggulan kompetatif dibandingkan dengan pesaing perusahaan (Ringkuit, 1998). Pearce dan Robinson (2005) menjelaskan bahwa kekuatan adalah sebuah manfaat sumber daya yang relatif terhadap competitor dan kebutuhan pasar yang dilayani oleh perusahaan atau yang ingin dilayani. Dari kedua pengertian mengenai strength adalah keunggulan kompetatif yang memiliki sumberdaya yang tepat bagi organisasi di bandingkan dengan pesainggnya. 2. Weakness (kelemahan) adalah suatu unsure dalam organisasi yang tidak memiliki keunggulan kompetatif dibanding pesaing. Pearce dan Robinson (2005) menjelaskan pula bahwa kelemahan adalah suatu keterbatasan atau kekurangan pada satu atau lebih sumberdaya atau kemampuan perusahaan yang relative terhadap competitor yang menanggung keefektifan kinerja perusahaan. Dari kedua pengertian mengenai kelemehan dapat disimpulkan bahwa Weakness adalah tidak dimilikinya keunggulan kompetatif oleh perusahaan dan keterbatasan sumber daya yang dimiliki perusahaan dari pada perusahaan lain. 3. Opportunity (peluang) adalah kesempatan yang memberikan dampak positif pada lingkungan perusahaan (Rangkuti, 1998:45). Pearce dan Robinson (2005:166) juga menjelaskan bahwa peluang adalah situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan sekitar perusahaan. Dari kedua pengertian mengenai opportunity (peluang) dapat disimpulkan bahwa opportunity adalah situasi yang menguntungkan dan memberikan dampak positif pada lingkungan perusahaan. 4. Threat (ancaman) adalah tantangan yang memberikan dampak negatif pada lingkungan perusahaan (Rangkuti 1998:45). Pearce dan Robinson (2005:166) menjelaskan bahwa ancaman adalah sebuah situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan sekitar perusahaan. Dari kedua pengertian mengenai threat (ancaman) dapat disimpulkan bahwa threat adalah situasi yang tidak menguntungkan dan memberikan dampak negatif bagi perusahaan. 1.4.1 Lingkungan Internal Yang termasuk dalam lingkungan internal adalah kekuatan dan kelemahan dari suatu perusahaan. Analisis ini berdasarkan asumsi bahwa strategi yang efektif adalah strategi yang memanimalkan kelemahankelemahan yang dihadapi perusahaan atau organisasi. Lingkungan faktor internal perusahaan atau organisasi meliputi segalah sesuatu didalam perusahaan yang merupakan kekuatan dan kelemahan operasional, bidang organisasi, sumber daya manusia, pemasaran, penelitian, dan pengembangan serta keuangan (Timparosa, 2004) Kekuatan dan kelemahan merupakan faktor-faktor yang berasal dari internal perusahaan atau organisasi sendiri yang berhubungan dan merupakan variabel yang dapat dikendalikan. Sesuatu perusahaan atau organisasi dapat mengidentifikasi sumberdaya yang dimilikinya yang menjadi kekuatan utama bagi organisasi serta mengidentifikasi apa yang menjadi kelemahannya. Kekuatan itu sendiri merupakan faktor strategis yang dimiliki perusahaan atau organisasi dan membuat perusahaan mempunyai keunggulan kompetatif dari pesaingnya, sedangkan kelemahan diartikan sebagai kekuarangan yang dimiliki oleh perusahaan atau organisasi sehingga menghalangi, dan merintangi keefektifan perusahaan atau organisasi (Kotler, 1997). Kekuatan perusahaan menunjukan adanya beberapa strategi tertentu yang akan berhasil, sedangakan kelemahan perusahaan menunjukan bahwa terdapat hal-hal yang harus diperbaiki. Maka yang termasuk dalam lingkungan internal gereja dalam fenomena peralihan yaitu pendeta, liturgi, sumber daya manusia, gedung, dan asset lainnya. 1.4.2 Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal bisa dikatakan sebagai komponen atau variabel lingkungan yang berada atau berasal dari luar organisasi/ perusahaan. Komponen tersebut cenderung berada diluar jangkawan organisasi, artinya organisasi tidak bisa melakukan intervensi terhadap komponen tersebut. komponen itu diperlukan sebagai sesuatu yang given atau sesuatu yang mau tidak mau harus diterima, tinggal bagaimana organisasi berkompromi atau menyiasati komponen-komponen tesebut (Dirgantoro, 2001). Maka yang dihadapi gereja dalam lingkungan eksternalnya adalah munculnya denominasi-denominasi lain. Dari konsep-konsep analisis SWOT diatas maka Analisa SWOT dalam dunia sekuler dan dunia bisnis dipakai sebagai teknik analisa terhadap posisi persaingan sebuah perusahaan/organisasi dalam sebuah industri. Dalam konteks pelayanan gerejawi, analisa SWOT dapat juga digunakan untuk Memetakan kondisi dan situasi faktor-faktor lingkungan gereja yang berdampak terhadap pelayanan gereja merumuskan rencana strategis dalam mencapai tujuan dan MISI pelayanan yaitu Diakonia, Koinonia, dan Marturia. Migliore, dkk (2010) Ada dua kata kunci disini mengenai Analisa SWOT, yaitu “memetakan” dan “merumuskan”. Dalam hal “memetakan”, Analisa SWOT ibarat sebuah peta yang memberikan gambaran mengenai situasi dan kondisi suatu daerah, dengan membaca peta kita dapat mengetahui arah dan tujuan. Kemudian kita perlu “merumuskan” atau menentukan bagaimana cara kita mencapai tujuan itu. Perlu diingat bahwa tipe Analisa SWOT yang akan di disesuaikan dengan konteks pelayanan gerejawi. Bukan bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya Ataupun untuk melumpuhkan pesaing. Freddy Rangkuti (2008) menyatakan bahwa setelah mengumpulkan semua informasih yang berpengaruh terhadap sebuah perusahaan atau organisasi tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi dalam sebuah model kuantitatif perumusan strategis maka dikenal salah satu model metriks yaitu metriks SWOT. Metriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strtegis. Metriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan atau organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Tabel 2.1 Metriks SWOT EVALUASI EKSTERNAL EVALUASI INTERNAL PELUANG (O) KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W) ISU-ISU STRATEGI ISU-ISU STRATEGI STRATEGI SO ISU-ISU STRATEGI STRATEGI WO ISU-ISU STRATEGI STRATEGI ST STRATEGI WT ANCAMAN (T) Matriks SWOT ada empat kelompok strategi yaitu: Strategi ‘SO’ menggunakan kekuatan yang dimliki untuk merebut peluang yang ada. Strategi ‘WO’ memperbaiki atau mengatasi kelemahan agar dapat merebut peluang yang ada. Strategi ‘ST’ memanfaatkan atau menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menghndari ancaman yang dihadapi menjadi peluang baru. Strategi ‘WT’ meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman. Dirumuskan dengan matriks SWOT ini mempertimbangkan semua komponen yang berpengaruh baik dari luar maupun dari dalam organisasi. Strategi yang dirumuskan dengan mencangkup semua peluang yang ada dan memperhitungkan kekuatan yang dimiliki, serta kelemahan dan ancaman yang dihadapi. SWOT bertujuan memberikan informasi penting bagi proses perencanaan strategis dan menyediakan gambaran yang jelas bagaimana organisasi mau melangkah kedepan. 1.5 Kerangka Konsep Peneliti Gambar 2.1 Konsep Penelitian